TUGAS AKHIR INDIVIDU
MATA KULIAH PEMASARAN JASA AGRIBISNIS
Semester Ganjil 2014/2015
Judul Tugas : Pembahasan Jurnal
Tugas ke : 1
Kelas : Agribisnis c
Dosen : Dr.Ir.Hj. Yosini Deliana, MS..
Disusun Oleh :
Maya Nordian
150610120151
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini, yang
berjudul Pembahasan jurnal mengenai The Impact of Total Quality Management Practices
towards Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in
South Sulawesi Province of Indonesia .
. Dan adapula tujuan menyusun makalah ini yakni dalam rangka pemenuhan tugas akhir
individu Pemasaran Jasa agribisnis.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.Ir.Hj. Yosini Deliana, MS.
2. Rekan-rekan Agribisnis D angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan, semangat,
dan persahabatan yang indah selama di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca khususnya mengenai perkembangan komoditas kakao di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Jatinangor, Desember 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ............................................................................................................................ iii
Daftar Gambar ......................................................................................................................... iv
Daftar Lampiran ....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian TQM ..3
2.2 Sejarah TQM ...3
2.3 Unsur-Unsur TQM ..3
2.4 Elemen Kunci TQM 7
2.5 Manfaat dari Implementasi TQM ...7
2.6 faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM ...8
2.7 Analisis Jurnal .9
2.7.1 Kerangka Penelitian dan Hipotesis ........................................................... 9
2.7.2 Metode penelitian .................................................................................. 10
2.7.3 Hasil dan diskusi ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan .17
3.2 Saran ...17
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 19
Lampiran ........................................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL
No Judul Gambar Halaman
1 Tabel 1 Hasil untuk Mean Nilai Penelitian Variabel / Indikator 5
2 Tabel 2 Hasil untuk model path 6
iii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
1 Gambar 1 Kerangka Penelitian 2
2 Gambar 2 Hasil dari Jalan Model (Standar) 6
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
1 Lampiran 1 The Impact of Total Quality Management Practices towards
Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of
Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia
2 Lampiran 2 The Effects of Total Quality Management Practices on Performance
and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey
3 Lampiran 3 Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang
Makassar)
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Total Quality Management adalah suatu approach dalam menjalankan sebuah perusahaan atau
organisasi dengan melakukan peningkatan kualitas pada proses, produk, dan pelayanan untuk
mengoptimalkan daya saing perusahaan atau organisasi tersebut. Tujuan dari Total Quality
Management ini adalah untuk memastikan konsumen puas dengan barang atau jasa yang
diberikan, serta memastikan tidak ada pihak yang mengalami kerugian.
Total Quality Management merupakan suatu sistem management modern yang berusaha
memperbaiki kualitas dengan mengikuti arus perkembangan zaman yang berefek terhadap
perubahan. Dasar dari TQM sangatlah sederhana, yaitu mencari cara terbaik agar dapat bersaing
terdepan dalam persaingan global dengan mengeluarkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu,
Total Quality Management (TQM) merupakan sebuah teori ilmu manajemen yang menuntut
seorang yang tergabung didalam perusahaan atau organisasi untuk melakukan gugus kendali
mutu secara continue dan tertujun pada pencapaian kepuasan konsumen atau pelanggan. Menurut
sebuah blog yang kutipannya diambil dari sebua buku, definisi TQM adalah: sistem manajemen
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang
diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous
improvement) dan memotivasi karyawan (Kid Sadgrove, 1995)
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, apabila akan dilakukan perubahan secara komprehensif
dalam hal manajerial perusahaan maka harus melakukan tahapan-tahapan evaluasi yang meliputi
proses perencanaan, analisis internal dan eksternal, menganalisis kebutuhan bisnis dan
menentukan strategi bisnis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Melalui beberapa tahapan
ini, akan dihasilkan suatu Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang berguna untuk
mendukung proses bisnis, mengatasi kendala yang ada, memanfaatkan peluang dan menghadapi
pendatang baru dalam bisnis bagi suatu organisasi dan perusahaan.
Untuk lebih memahami mengenai praktek TQM ini mahasiswa di tuntut untuk dapat
menganalisis sebuah jurnal, dan jurnal yang akan saya analisis adalah The Impact of Total
1
Quality Management Practices towards Competitive Advantage and Organizational
Performance: Case of Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia
2
BAB II
2.1 Pengertian TQM
Pengertian TQM menurut beberapa orang ;
1. TQM merupakan usaha terintegrasi total untuk mendapatkan manfaat kompetitif
secara terus menerus memperbaiki budaya organisasional (Tobing 1990, dalam
Andie, 2010).
2. TQM merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi. (Santosa, 1992)
3. Pengertian TQM dapat dibedakan dalam 2 (dua) aspek. Aspek pertama mnguraikan
apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.
4. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
2.2 Sejarah TQM
1946 1950, periode perintisan dan penelitian. Dr.W.E.Deming menyampaikan
seminar 8 hari mengenai kualitas pada para ilmuwan, insinyur, dan para eksekutif
perusahaan Jepang.
1951 1954, periode pengendalian mutu statistik (Statistical Quality Qontrol)
1955 1960, periode pengendalian mutu sistematik. Diperkenalkan istilah CWQC (
Company Wide Quality Control )
1961sekarang, periode pemantapan dan pengembangan. Prof.DR.KaoruIshikawa
memperkenalkan Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle)
2.3 Unsur-unsur TQM
10 unsur utama (Goetch dan Davis, 1994)
Fokus Pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan
driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam
3
menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan
produk atau jasa.
Obsesi terhadap Kualitas
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan
internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus
terobsesi untuk memulai atau melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini
berarti bahwa semua karywan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap
aspek pekerjaannya berdasarkan perspektifbagaimana kita dapat melakukannya
dengan lebih baik? bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku
prinsipgood enough is never good enough.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,terutama untuk
mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tesebut. Dengan
demikian data di perlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga
(benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka
panjang sangat penting guna mengadakan perubahan agar penerapan TQM dapat
berjalan dengan sukses.
KerjaSama Tim (Teamwork)
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali diciptakan
persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya
saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan internal tersebut cenderung
hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang seharusnya dipusatkan pada
upaya perbaikan kualitas, yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing
eksternal.Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim,
kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan
maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat
4
sekitarnya.
Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu
didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu system yang ada perlu
diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
Pendidikan dan Pelatihan
Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup[ mata terhadap pentingnya
pendidikan dan pelatihan. Perusahaan-perusahaan seperti itu hanya akan
memberikan pelatihan-pelatihan yang sekedarnya kepada karyawannya. Hal ini
menyebabkan perusahaan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan
lainnya.Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan dan
pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Dalam hal ini berlaku prinsip
bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal
batas usia.
Kebebasan yang Terkendali
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan
keputusandan pemecahan masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan unsure tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan
tanggungjawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur
ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang
diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak.
Kesatuan Tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang
sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada
persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah
dan kondisi kerja.
Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam
penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa 2 manfaat utama.
5
Pertama, hal ini akan meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang
baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga
mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung
berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga
meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.Pemberdayaan bukan
sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan
memberikan pengaruh yang sungguh-sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada
karyawan untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya
dalam parameter yang ditetapkan dengan jelas.
2.4 Elemen Pendukung dalam TQM
Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,
menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali
siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika
memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen,
peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa
diremehkan.
Pendidikan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua
karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin
perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.
Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan
yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian mutu.
Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara
berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai
6
suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha
peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para
karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan
menjawab pertanyaan dari setiap karyawan
2.5 Elemen Kunci dalam TQM
1. Foundation, termasuk di dalamnya ethics, integrity, and trust.
2. Building Bricks, termasuk di dalamnya training, teamwork, and leadership.
3. Binding Mortar, termasuk di dalamnya adalah communication.
4. Roof adalah recognition.
2.6 Manfaat dari Implementasi TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
1. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.
1. Manfaat TQM bagi institusi adalah:
1) Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2) Staf lebih termotivasi
3) Produktifitas meningkat
4) Biaya turun
5) Produk cacat berkurang
6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
1. Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
1) Pemberdayaan
2) Lebih terlatih dan berkemampuan
3) Lebih dihargai dan diakui
Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di
masa yang akan datang adalah:
1) Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar
pengikut (follower)
7
2) Membantu terciptanya tim work
3) Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
2.7 Faktor faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM
TQM merupakan suatu pendekatan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang
membutuhkan perubahan total atas paradigama manajemen tradisional, komitmen jangka
panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus.
Selain dikarenakan usaha pelaksanaan yang setengah hati dan harapan-harapan yang
tidak realitis, ada pula beberapa kesalahan yang secara umum dilakukan pada saat
organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas. Beberapa kesalahan yang sering
dilakukan antar lain :
1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya simulai dari pihak
manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila
tanggungjawab itu didelegasikan kepada pihak laik maka peluang terjasinya kegagalan
sangat besar.
2. Team mania
Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling tidak ada dua dua hal
yang perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki
pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing. Kedua. Organisasi harus
melakukan perubahan budaya supaya kerjasama tim `tersebut dapat berhasil. Apabila
kedua hal tersebut tidak dilakukan sebelum pembentukan tim, maka hanya akan timbul
masalah, bukannya pemecahan masalah.
3. Proses penyebarluasan
Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan
mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen-elemen organisasi.
Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja,
pemasok, dan bidang produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai
struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan dan kesadaran.
8
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran,
atau Pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu.
Padahal tidak ada satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut
maupun pakar-pakar kualitas lainnya yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk
segala situasi.
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Bila hanya mengirimkan karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa
hari, bukan berarti telah membentuk waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat
karyawan sadar akan pentingnya kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang sangat lama
pula untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali
perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan tersebut memakan waktu yang
sangat lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya
saing perusahaan.
6. Emprowerment yang bersifat premature
Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian emprowerment
kepada karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi
wewenang baru dalam mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan
dapat menjadi self-directed dan meberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik,
karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh
karena itu sebenarnya mereka membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga tidak
salah dalam melakukan sesuatu.
2.8 Pembahasan Jurnal
2.7.1 Kerangka Penelitian dan Hipotesis
Gambar di bawah ini adalah kerangka penelitian yang dikembangkan dalam penelitian
ini. kerangka kerja menunjukkan bahwa praktek TQM dapat meningkatkan kinerja
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui peran keunggulan
kompetitif. Kerangka penelitian bisa dilihat sebagai berikut.
9
Gambar 1: Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian di atas menghasilkan tiga hipotesis akan diuji dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Total Quality Management (TQM) praktek berpengaruh signifikan terhadap
organisasi prestasi
H2: Total Quality Management (TQM) praktek berpengaruh signifikan terhadap
kompetitif keuntungan
H3: Keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi
2.7.2 Metode penelitian
Jurnal ini membahas mengenai bagaimana pengaruh praktek Total Quality Management
(TQM) menuju keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi. Penelitian ini memiliki
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner. Unit
analisis adalah perusahaan perikanan skala besar dan menengah. Responden dalam
penelitian adalah manajer perusahaan perikanan yang memiliki pengetahuan terbaik
tentang operasi dan manajemen mutu dalam organisasi seperti manajer kualitas, dan
10
produksi / operasi manajer. Informasi tentang perusahaan yang diperoleh dari Biro
Statistik Pusat Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Penelitian menggunakan data primer
yang diperoleh melalui kuesioner. Jumlah populasi adalah 66 perusahaan perikanan di
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Random sampling digunakan dalam penelitian ini.
55 kuesioner lengkap dikembalikan sebagai sampel akhir. Tiga hipotesis telah
dikembangkan melalui kajian literatur dan diuji dengan menggunakan Path Analysis yang
dilakukan oleh software SPSS 18.00.
Ada tiga variabel yang diteliti, yaitu: Total Quality Management (TQM) praktek,
keunggulan kompetitif, dan kinerja organisasi. Total Quality Management (TQM)
praktek diambil sebagai variabel eksogen. Sedangkan, keunggulan kompetitif, dan kinerja
organisasi adalah variabel endogen. Tujuh item yang digunakan untuk mengukur Praktek
TQM dalam organisasi berdasarkan kepemimpinan aspek, perencanaan strategis, fokus
pelanggan, informasi dan analisis, manajemen orang, manajemen proses, dan manajemen
pemasok (Sila dan Ebrahimpour, 2005). Variabel keunggulan kompetitif diukur dengan
harga / biaya, pengiriman ketergantungan, inovasi produk, dan waktu untuk pasar (Li et
al., 2006). Sementara kinerja organisasi diukur berdasarkan aspek return on investment
(ROI), pangsa pasar (Stock et al., 2000).
Selain itu, indikator keseluruhan dalam kuesioner penelitian menggunakan lima poin
skala yang digunakan untuk respon scoring (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 =
netral; 4 = setuju; 5 = sangat setuju). Untuk interpretasi lebih mudah dari hasil penelitian,
skala diubah menjadi kelas interval sebagai berikut: (1) 1,00-1,80 = Sangat Rendah; (2)
1.81 untuk 2.60 = rendah; (3) 2,61-3,40 = cukup tinggi, (4) 3,41-4,20 = Tinggi; dan (5)
4.21 ke 5.00 = Sangat Tinggi (Sugiyono, 2008). Instrumen validitas diuji oleh Momen
Pearson Korelasi Product. Instrument memiliki validitas yang tinggi jika nilai korelasi
masing-masing indikator terhadap total korelasi lebih dari 0,30 atau r-value> 0,30
(Cooper dan Emory, 2002). Keandalan dari konstruksi diuji dengan Cronbach Alpha.
Seperti yang disarankan oleh Hair et al. (1998), cut off point untuk Cronbach Alpha
adalah> 0,60.
11
2.7.3 Hasil dan diskusi
Responden penelitian ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Keanekaragaman
dapat dilihat dari data pribadi responden termasuk jenis kelamin, umur, posisi, dan
tingkat pendidikan di organisasi. Sebanyak 55 responden yang berpartisipasi dalam
penelitian ini. Mayoritas responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin laki-laki (84%), berusia antara 30 sampai 40 tahun (63%), memiliki posisi dalam
perusahaan sebagai manajer produksi dan operasi (53%), dan memiliki tingkat
pendidikan Sarjana (75%).
Selain itu, variabel penelitian diuji dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu
Total Quality Management (TQM) praktek, keunggulan kompetitif, dan kinerja
organisasi. Responden menjawab setiap item pada praktek TQM variabel (X),
keunggulan kompetitif (Y1), dan kinerja organisasi (Y2) dari sangat tidak setuju (skala 1)
untuk sangat setuju (skala 5). Dengan demikian, persepsi tingkat responden pada variabel
/ konstruk dapat dilihat dari nilai rata-rata dari barang atau indicator (Tabel II).
12
Tabel 1 : Hasil untuk Mean Nilai Penelitian Variabel / Indikator
Sumber: Data primer diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel 1, dapat menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) dari praktek TQM
variabel dalam tinggi / kategori baik (3,83), kepemimpinan sebagai indikator yang lebih
tinggi daripada yang lain (4.45), dan manajemen proses sebagai indikator yang lebih
rendah (3,20). Variabel kompetitif Keuntungan berada di tinggi / kategori baik (3,70),
pengiriman ketergantungan sebagai nilai tertinggi Indikator daripada yang lain (4.16),
dan waktu ke pasar sebagai indikator yang lebih rendah (3.18). organisatoris kinerja
dalam tinggi / kategori baik (3,71), Return on investment (ROI) sebagai nilai tertinggi
Indikator daripada yang lain (3,77), dan pangsa pasar sebagai indikator yang lebih rendah
(3,65).
13
Kerangka teoritis yang diilustrasikan pada Gambar 1 memiliki tiga hubungan hipotesis
antara praktek variabel TQM, keunggulan kompetitif, dan kinerja organisasi . Gambar 2
dan Tabel 3 tampilan diagram jalur yang dihasilkan dari jalan analisis dengan
menggunakan SPSS for windows.
Gambar 2. Hasil dari Jalan Model (Standar)
Tabel 2: Hasil untuk model path
Sumber: Data primer diolah oleh penulis
Hasil analisis jalur juga disajikan dalam Tabel dukungan yang menunjukkan untuk semua
hipotesis.
14
Hasil dukungan Hipotesis 1, yang menyatakan bahwa Total Quality Manajemen (TQM)
praktek berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Koefisien standar adalah
0.285, yang secara statistik signifikan pada Prob.
Jika praktik TQM diimplementasikan dengan baik, menghasilkan berbagai manfaat
seperti memahami kebutuhan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan,
meningkatkan intern komunikasi, pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih sedikit
kesalahan. Keberhasilan program TQM dapat meningkat bila pelaksanaannya diperluas
ke perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, efektif implementasi TQM adalah
aset berharga dalam setiap organisasi. Praktek TQM dapat menghasilkan kemampuan
kompetitif yang penting dan menjadi sumber penting keunggulan kompetitif .
Menerapkan praktek TQM sebagai senjata kompetitif dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif dan kinerja organisasi secara bertahap.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Dalam literatur, praktik TQM,
sebagian besar, telah dikaitkan langsung dengan kinerja organisasi (Terziovski dan
Samson, 1999; Sila dan Ibrahimpour 2005; Demirbag et al., 2006; Lakhal et al., 2006; Li
et al., 2006). Temuan penelitian ini juga menunjukkan adanya peran menengah
keunggulan kompetitif antara praktek TQM dan kinerja organisasi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.TQM ini di pengaruhi oleh beberapa unsur yaitu :
fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang,
teamwork, perbaikan system secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, dll. Sementara
elemen utaman dalam TQM adalah foundation, building Bricks, Binding Mortar, dan Roof.
Praktek TQM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dan keunggulan
kompetitif. Keunggulan kompetitif memiliki nilai positif dan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja organisasi.
Kesimpulan jurnal : kinerja organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh keunggulan kompetitif
dibandingkan praktik TQM. TQM praktik memberikan penjelasan terbaik dalam meningkatkan
kinerja organisasi melalui dimensi keunggulan kompetitif seperti harga atau biaya, pengiriman,
inovasi dan waktu untuk pasar. Keunggulan kompetitif yang lebih baik dapat menghasilkan
performa terbaik.
3.2 Saran
Peran manajemen puncak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan TQM dalam organisasi.
Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan dari praktek TQM implementasi dalam organisasi
merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen puncak. Program peningkatan kualitas tidak
hanya menekankan komitmen manajemen puncak, tetapi juga keterlibatan karyawan, dan lainnya
TQM praktek dimensi. Manajer harus bertanggung jawab dalam menentukan sesuai kemampuan
organisasi untuk mendukung keunggulan kompetitif mereka. Selain itu, manajer juga harus
menentukan kebijakan mutu dan mengembangkan tujuan yang spesifik dan terukur untuk
memenuhi harapan pelanggan dan meningkatkan kinerja organisasi mereka.
17
Hasil Penelitian ini menunjukkan sejumlah faktor dapat memediasi praktek TQM dan hubungan
kinerja organisasi. Meskipun studi ini menetapkan hubungan antara praktek TQM, keunggulan
kompetitif dan kinerja organisasi, Faktor-faktor lainnya seperti ukuran, budaya organisasi,
kapasitas inovatif dan orientasi pasar perusahaan sampel juga mungkin memiliki dampak pada
kinerja organisasi. Pasar orientasi, kepuasan konsumen, budaya organisasi dan tingkat inovasi
tampaknya menjadi sangat relevan dengan pelaksanaan praktik TQM dan kinerja untuk lebih
lanjut penelitian tentang perusahaan manufaktur. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan
pada manufaktur perusahaan. Jadi, penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan ke depan dengan
fokus pada layanan perusahaan untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik
18
DAFTAR PUSTAKA
Munizu, Musran.2013. The Impact of Total Quality Management Practices towards
Competitive Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in South Sulawesi Province of Indonesia. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences 2013, Vol. 7 (1), 184-197 (di akses pada tanggal 4 Desember 2014)
Sadikoglu Esain and Olcay Hilal.2014. The Effects of Total Quality Management Practices on
Performance and the Reasons of and the Barriers to TQM Practices in Turkey. Hindawi
Publishing Corporation Advances in Decision Sciences Volume 2014, Article ID 537605, 17
pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/537605 (Diakses pada tanggal 13 Desember 2014)
Munizu, Musran.2010. Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar).di kutip dalam JURNAL
MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 185-19
19