Skripsi Pendidikan (151)

83
HUBUNGAN ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN, LINGKAR LENGAN ATAS, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI TAHUN 2005 JURNAL Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : Nama : Susiana Iud Winanti Setianingrum NIM : 6450401096 Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Transcript of Skripsi Pendidikan (151)

Page 1: Skripsi Pendidikan (151)

HUBUNGAN ANTARA KENAIKAN BERAT BADAN, LINGKAR

LENGAN ATAS, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL

TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI

PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI TAHUN 2005

JURNAL

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

Nama : Susiana Iud Winanti Setianingrum

NIM : 6450401096

Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Skripsi Pendidikan (151)

SARI

Susiana Iud Winanti Setianingrum. 2005. Hubungan Antara Kenaikan Berat

Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan

Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun 2005. Skripsi UNNES

Berat bayi lahir dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya faktor

internal, faktor eksternal, faktor pengguna kesehatan.

Berdasarkan catatan persalinan di Puskesmas Ampel I

Boyolali tahun 2004 terdapat 2,87% kasus bayi berat lahir

rendah. Permasalahan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) yaitu

(1) adakah hubungan kenaikan berat badan dengan berat bayi

lahir, (2) adakah hubungan lingkar lengan atas dengan berat

bayi lahir, dan (3) adakah hubungan kadar hemoglobin

dengan berat bayi lahir. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan kenaikan berat badan dengan berat

bayi lahir, mengetahui hubungan lingkar lengan atas dengan

berat bayi lahir, dan mengetahui hubungan kadar hemoglobin

dengan berat bayi lahir. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan metode survei serta

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil

trimester III yang memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Ampel I

Boyolali. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah Purposive

Sampling. Sampel berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner,

timbangan injak, pita LLA, timbangan bayi, Hb metode Sahli, dan KMS Ibu hamil.

Data terdiri dari data primer diperoleh dengan wawancara, pengukuran, dan data

sekunder diperoleh dari gambaran umum Puskesmas Ampel I, catatan persalinan dan

KMS Ibu hamil. Data diolah dengan statistik uji Chi Square Test dan Coefficient

Contingency dengan derajat kemaknaan 0,05.

Hasil penelitian, ada hubungan antara kenaikan berat badan dengan berat bayi

lahir dimana χ2 = 28,194, p = 0,001 (p < 0,05), dan nilai C = 0,668. Ada hubungan

antara lingkar lengan atas dengan berat bayi lahir dimana χ2

= 16,852, p = 0,001 (p <

0,05) nilai C = 0,570. Serta ada hubungan antara kadar hemogobin dengan berat bayi

lahir diman χ2 = 5,509, p = 0,019 (p < 0,05), nilai C = 0,369.

Disimpulkan (1) ada hubungan yang kuat antara kenaikan berat badan dengan

berat bayi lahir, (2) ada hubungan yang cukup kuat antara lingkar lengan atas dengan

berat bayi lahir, (3) ada hubungan yang lemah antara kadar hemoglobin dengan berat

bayi lahir. Disarankan kepada Puskesmas, menurunkan prevalensi KEK dan anemia

Page 3: Skripsi Pendidikan (151)

agar tidak terjadi BBLR dan memberikan bantuan PMT dan tablet Fe bagi ibu hamil

KEK dan anemia, serta diharapkan Ibu hamil menjaga kesehatan kehamilan dan

menaikankan BB dan ukuran LLA serta mengkonsumsi makanan yang mengandung

zat besi agar tidak anemia.

Kata kunci: Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, Kadar Hemoglobin dan

Berat Bayi Lahir

iii

Page 4: Skripsi Pendidikan (151)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Pengkhotbah 3 ayat 11 berbunyi: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Lembaga

Alkitab Indonesia, 2003:714)

“Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, dan besok adalah harapan

yang penuh sejuta kemungkinan” (Penulis)

“Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan” (Penulis)

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

� Ayah dan Ibu tercinta, hanya inilah yang bisa saya berikan atas semua cinta

dan kasih sayang Ayah dan Ibu.

� Kakak-kakakku yang tercinta: Mas Bowo, Mas Danang, Mbak Susi, Mbak

Dyah, dan Mbak Ari

� Mas Widi yang tersayang, terima kasih buat kesabaran dan perhatianmu

selama ini

� Keponakanku yang manis: Sandra dan Dita

� Adik-adik kost “Wisma Kita” (Lusi, Rina, Natalia, Dewi, Fitri, Diah, Lia,

Nita, Santi, Ira, Yuni, dan Diah)

Page 5: Skripsi Pendidikan (151)

� Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES angkatan

2001 dan Almamater FIK UNNES

v

Page 6: Skripsi Pendidikan (151)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan

rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Hubungan

Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun

2005”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi

ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES Drs Sutardji, M. S, yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Jurusan IKM FIK UNNES dr. Oktia Woro Kasmini Handayani, M. Kes,

yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Pembimbing I dr. Oktia Woro Kasmini Handayani, M. Kes yang telah

memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing II dr. Mahalul Azam, yang telah memberikan petunjuk dan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen IKM UNNES atas ilmu dan saran yang berarti bagi penulis.

vi

Page 7: Skripsi Pendidikan (151)

6. Kepala Puskesmas Ampel I Boyolali dr. Endang Sri Rejeki, yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Bidan-bidan di wilayah kerja Puskesmas Ampel I Boyolali, atas bantuannya yang

tak terkira dalam penelitian ini.

8. Petugas Laborat Puskesmas Ampel I Boyolali, Ester A.Md, atas kesediaannya

membantu dalam penelitian ini.

9. Saudara-saudara mahasiswa Universitas Negeri Semarang atas bantuannya dalam

penelitian ini.

10. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang

berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan

adanya saran dan kritik di semua pihak dan semoga bisa

bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, September 2005

Penulis,

vii

Page 8: Skripsi Pendidikan (151)

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ....................................................................................... i

SAMPUL DALAM ...................................................................................... ii

SARI ........................................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Permasalahan .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.4 Batasan Operasional ................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori ........................................................................... 10

2.1.1 Berat Bayi Lahir ...................................................................... 10

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir ................ 12

1. Usia Ibu Hamil ................................................................... 12

2. Jarak Kehamilan ................................................................ 13

3. Paritas ................................................................................ 13

4. Kadar Hemoglobin ............................................................. 14

5. Status Gizi Ibu Hamil ......................................................... 14

6. Pemeriksaan Kehamilan ..................................................... 15

7. Penyakit pada Saat Kehamilan ........................................... 16

2.1.3 Status Gizi Ibu Hamil .............................................................. 17

1. Kenaikan Berat Badan ......................................................... 18

2. Lingkar Lengan Atas ........................................................... 20

2.1.4 Kadar Hemoglobin .................................................................. 21

2.1.5 Ibu Hamil Trimester III ............................................................ 23

2.1.6 Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Trimestr III

dengan Berat Bayi Lahir .......................................................... 23

2.1.7 Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Trimestr III

dengan Berat Bayi Lahir ......................................................... 25

2.1.8 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimestr III

Page 9: Skripsi Pendidikan (151)

dengan Berat Bayi Lahir .......................................................... 25

2.1.9 Kerangka Teori......................................................................... 27

2.2 Hipotesis .................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 29

3.2 Populasi Penelitian ................................................................... 29

3.3 Sampel Penelitian ..................................................................... 29

3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 30

3.5 Rancangan Penelitian................................................................ 31

3.6 Teknik Pengambilan Data......................................................... 31

3.7 Prosedur Penelitian ................................................................... 33

3.8 Instrumen Penelitian ................................................................. 34

3.9 Faktor yang Mempengaruhi Penelitian...................................... 34

3.10 Pengolahan Data dan Analisis Data......................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian......................................................................... 37

4.1.1 Karakteristik Responden ........................................................ 37

4.1.1.1 Umur Ibu Hamil ................................................................. 37

4.1.1.2 Umur Kehamilan ............................................................... 37

4.1.1.3 Kenaikan Berat Badan ........................................................ 38

4.1.1.4 Lingkar Lengan Atas........................................................... 39

4.1.1.5 Kadar Hemoglobin.............................................................. 40

4.1.1.6 Berat Bayi Lahir ................................................................. 41

4.1.2 Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan

Berat Bayi Lahir .................................................................... 42

4.1.3 Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan

Berat Bayi Lahir .................................................................... 43

4.1.4 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat

Bayi Lahir.............................................................................. 44

4.2 Pembahasan.............................................................................. 46

4.2.1 Kenaikan Berat Badan .......................................................... 46

4.2.2 Lingkar Lengan Atas ............................................................. 46

4.2.3 Kadar Hemoglobin................................................................. 47

4.2.4 Berat Bayi Lahir ................................................................... 48

4.2.5 Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan

Berat Bayi Lahir .................................................................... 49

4.2.6 Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan

Berat Bayi Lahir .................................................................... 50

4.2.7 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat

Bayi Lahir.............................................................................. 51

4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 52

viii

Page 10: Skripsi Pendidikan (151)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................. 53

5.2 Saran ........................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 57

ix

Page 11: Skripsi Pendidikan (151)

DAFTAR TABEL

2.1 Kenaikan Berat Badan Selama Proses Kehamilan .................................. 20

2.2 Batasan Anemia (Menurut Depkes RI) ................................................... 22

4.1 Distribusi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir .... 42

4.2 Distribusi Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir ...... 44

4.3 Distribusi Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir ......... 46

Page 12: Skripsi Pendidikan (151)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Teori ...................................................................................... 25

2. Kerangka Konsep ................................................................................... 36

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .......................................... 37

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kehamilan ........................ 38

5. Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil ........................... 39

6. Distribusi Frekuensi Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil ............................. 40

7. Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin Ibu Hamil ................................ 41

8. Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir .................................................... 42

x

Page 13: Skripsi Pendidikan (151)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner penjaringan

Lampiran 2 : Kuesioner penelitian

Lampiran 3 : Daftar Nama Rsponden

Lampiran 4 : Distribusi hasil penelitian

Lampiran 5 : Distribusi variabel bebas dan terikat

Lampiran 6 : Hasil perhitungan variabel kenaikan berat badan

Lampiran 7 : Hasil perhitungan variabel lingkar lengan atas

Lampiran 8 : Hasil perhitungan variabel kadar hemoglobin

Lampiran 9 : Deskripsi variabel berat bayi lahir

Lampiran 10 : Nilai Chi Square

Lampiran 11: SK Pembimbing skripsi

Lampiran 12: SK Penguji skripsi

Lampiran 13 : Surat ijin penelitian dari FIK UNNES

Lampiran 14 : Surat rekomendasi dari KESBANGLINMAS

Lampiran 15 : Surat keterangan ijin penelitian dari Puskesmas Ampel I

Lampiran 16 : Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 17 : Surat keterangan pengujian alat (timbangan injak)

Lampiran 18 : Surat keterangan pengujian alat (timbangan bayi)

Lampiran 19: Dokumentasi penelitian

Page 14: Skripsi Pendidikan (151)

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 14 September 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Sutardji, M. S Drs. Herry Koesyanto, M. S

NIP. 130 532 506 NIP. 131 571 549

Dewan Penguji,

1. Dra. E.R. Rustiana, M. Si ( Ketua)

NIP. 131 472 346

2. dr. Oktia Woro Kasmini Handayani, M. Kes (Anggota)

NIP. 131 695 159

xii

Page 15: Skripsi Pendidikan (151)

3. dr. Mahalul Azam (Anggota)

NIP. 132 297 151

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus

mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat

akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan ibu adalah gizi ibu (Depkes RI, 2000:4).

iv

Page 16: Skripsi Pendidikan (151)

Masa hamil adalah masa di mana seorang wanita memerlukan berbagai unsur

gizi yang jauh lebih banyak daripada yang di perlukan dalam keadaan biasa.

(Sjahmien Moehji, 2003:15). Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya

sendiri berbagai zat gizi itu juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin yang ada dalam kandungannya, sebab defisiensi gizi selama kehamilan dapat

memberikan efek yang merugikan ibu maupun anaknya. (Courtney Moor Marie,

1997:25). Kebutuhan akan gizi tambahan sangat kentara pada usia trimester III

kehamilan, artinya pada usia ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang

tinggi dan memadai untuk mencukupi segala kebutuhan (Sitorus, 1999:140).

Menurut Solihin Pudjiadi dkk (2002:8), status gizi ibu pada waktu pembuahan

dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan,

apabila status gizi ibu buruk sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) (I Dewa Nyoman S, dkk, 2003:29).

Menurut Samsudin dan Arjatmo Tjokronegoro (1986:27), kenaikan berat

badan dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil.

Higgins (1974) dalam Solihkin Pudjiadi (2002:8) telah menemukan asosiasi yang

positif antar berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu, jadi ukuran antropometri

ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Penambahan berat

badan yang terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai

jaringan reproduksi, adanya pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak

dalam tubuh ibu.

Page 17: Skripsi Pendidikan (151)

Resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang

selama kehamilan (Courtney Moor Marie, 2002:15). Untuk menghindari terjadinya

kelahiran bayi BBLR atau di bawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi

fisiknya dengan mencukupkan kebutuhan gizinya. Di samping itu harus berusaha

menaikkan berat badannya sedikitnya 11 Kg (bertahap sesuai dengan usia kehamilan)

(MC Widjaya,2003:8).

Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kalori

(KEK) dan anemia gizi. Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil

menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 23,5

cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau kurang gizi dan berisiko melahirkan

bayi dengan BBLR. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia

Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan

menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada bayi dengan

BBLR (Depkes RI, 2002:7).

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia (I Dewa Nyoman S, 2002:169). Pada ibu hamil terjadi penurunan

kadar Hb karena penambahan cairan tubuh yang tidak sebanding dengan massa sel

darah merah. Penurunan ini terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu sampai 32 minggu

(Sitorus, 1999: 64), sehingga ibu hamil itu mengalami anemia. Selain itu anemia

kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan besi untuk

kebutuhan janin.

Page 18: Skripsi Pendidikan (151)

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70 %, ini berarti 7 dari

10 wanita hamil menderita anemia (Ali Khomson, 2002:29). Anemia gizi besi dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Data Depkes

RI diketahui bahwa lebih dari 50 % ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu

hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko

perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian

ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI,

2002:31).

Menurut Sjahmien Moehji (2003:19) pada usia kehamilan trimester III laju

pertumbuhan janin pesat dan kenaikan berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan 90%

daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan

janin, plasenta, dan bertambahnya cairan amnion. Terjadinya anemia pada ibu hamil

disebabkan karena pengenceran darah menjadi semakin nyata dengan lanjutnya umur

kehamilan terutama pada kehamilan trimester III.

WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju

terbesar antara 3 – 7 % dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38 %. Untuk

Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya perkiraan WHO pada

tahun 1990 adalah 14 % dari seluruh koheren hidup (Sjahmien Moehji, 2003:20).

Puskesmas Ampel I merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan

Ampel. Menurut catatan persalinan di Puskesmas Ampel I Boyolali tahun 2003 bayi

yang dilahirkan BBLR sebanyak 3,83 %, dan pada tahun 2004 kelahirkan bayi BBLR

sebesar 2,87 %, angka terbesar ditunjukkan pada Desa Urutsewu yaitu dari 123

Page 19: Skripsi Pendidikan (151)

kelahiran 8,13 % lahir dengan BBLR. Disamping itu ibu hamil yang mengalami KEK

pada tahun 2004 sebesar 25,94 %. Sementara dari hasil laporan seksi gizi Dinas

Kesehatan dan Sosial (DKS) kabupaten Boyolali tahun 2003 menyebutkan bahwa

prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Boyolali sebesar 47,06 %.

Berdasarkan latar belakang di atas dan dari hasil pengamatan sementara masih

ditemukan adanya status gizi kurang KEK pada ibu hamil dan banyak kejadian

anemia serta Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Ampel I

Boyolali, maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut sejauhmana hubungan antara

kenaikan berat badan, lingkar lengan atas dan kadar hemoglobin ibu hamil trimester

III dengan berat bayi lahir dengan mengadakan penelitian berjudul “Hubungan

Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin

Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I

Boyolali Tahun 2005”.

1.2. Permasalahan

Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil trimester III dengan

berat bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun 2005.

2. Adakah hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil trimester III dengan berat

bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun 2005.

3. Adakah hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat

bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun 2005.

Page 20: Skripsi Pendidikan (151)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil trimester III

dengan berat bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

2. Untuk mengetahui hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil trimester III

dengan berat bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

3. Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III

dengan berat bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

1.4. Batasan Operasional

1.4.1 Kenaikan Berat Badan

Ukuran antropometri paling sering digunakan untuk melihat laju pertumbuhan

fisik maupun status gizi. Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan

mineral dalam tulang (I Dewa Nyoman S, dkk, 2002:39). Kenaikan berat badan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kenaikan berat badan ibu hamil.

Kenaikan berat badan normal selama kehamilan berkisar 11-12,5 Kg atau

20% dari berat badan sebelum hamil, dengan pola kenaikan sekitar 0,5 Kg pada

trimester I dan 0,5 Kg setiap minggu pada trimester berikutnya, dan memasuki

minggu ke 30 sekitar 8,5 Kg (Elizabeth Tara, 2001:56). Menurut Depkes RI (2000:7)

ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan sebesar 7-12 Kg, jadi di harapkan

pada saat memasuki usia kehamilan trimester III sudah mencapai 7 Kg.

Page 21: Skripsi Pendidikan (151)

Kenaikan berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak dengan

ketelitian 0,5 kilogram.

Skala : Nominal

Kategori : Gizi kurang < 7 Kg

Gizi baik > 7 Kg

1.4.2 Lingkar Lengan Atas (LLA)

Lingkar lengan atas adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran secara

praktis yang bisanya untuk memeriksa patologi dari besarnya lingkar lengan atas atau

ukuran lingkar lengan atas (I Dewa Nyoman S,dkk, 2002:47). Yang dimaksud lingkar

lengan atas dalam penelitian ini adalah lingkar lengan atas Ibu hamil.

Menurut I Dewa Nyoman S (2002:48) pengukuran LLA adalah salah satu cara

deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk

mengetahui kelompok beresiko KEK (Kekurangan Energi Kronis).

Depkes RI (2000:15) menetapkan nilai ambang batas LLA WUS dan Ibu

hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

Skala : Nominal

Kategori : KEK < 23,5 cm

Non KEK > 23,5 cm

1.4.3 Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk

menetapkan prevalensi anemia (I Dewa Nyoman S, dkk, 2002:145). Yang dimaksud

dengan kadar hemoglobin dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin Ibu hamil.

Page 22: Skripsi Pendidikan (151)

Menurut Sitorus (1999:63) seorang Ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar

hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl.

Kadar Hb diukur dengan menggunakan pemeriksaan hemoglobin metode

Sahli yang dilakukan oleh petugas laborat.

Skala : Nominal

Kategori : Anemia < 11 gr / dl.

Tidak Anemia > 11 gr / dl.

1.4.4 Berat Bayi Lahir

Angka yang ditunjukkan dari hasil penimbangan segera setelah lahir + 24 jam

dengan menggunakan alat penimbang bayi (Abdul Bari S, 2000:132).

Berat badan bayi diukur dengan timbangan bayi dengan ketelitian 0,1 gram

atau dilihat pada KMS/BKIA.

Skala : Nominal

Kategori : BBLR < 2500 g

BBLN ≥ 2500 g

1.4.5 Ibu Hamil Trimester III

Ibu yang usia kehamilannya dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan, atau usia

kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu (Abdul Bari S, 2000:89).

Page 23: Skripsi Pendidikan (151)

1.5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilaksanakan semestinya mempunyai manfaat yang

jelas dan terarah. Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi peneliti

Manfaat yang dicapai oleh peneliti adalah peneliti dapat mengetahui hubungan

kenaikan berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin Ibu hamil

trimester III dengan berat bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

2. Manfaat bagi Puskesmas

Manfaat penelitian ini bagi instansi Puskesmas Ampel I adalah:

a) Puskesmas dapat mengetahui hubungan kenaikan berat badan, lingkar lengan

atas, dan kadar hemoglobin Ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir di

Puskesmas Ampel I Boyolali.

b) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada kepala

Puskesmas untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan Ibu

hamil terutama masalah gizi kurang, KEK, anemia, serta kejadian BBLR.

3. Manfaat bagi Ibu hamil

Hasil penelitian ini di harapkan bisa memberikan informasi kepada ibu hamil

untuk lebih meningkatkan gizi agar tidak mengalami gizi kurang dan anemia saat

hamil, sehingga tidak akan membahayakan dirinya dan kandungannya.

Page 24: Skripsi Pendidikan (151)

4. Manfaat bagi pemerintah

Khususnya Dinas Kesehatan dan Sosial (DKS) hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan kajian dalam rangka menentukan kebijakan dan langkah-langkah dam upaya

penanggulangan gizi kurang, KEK, anemia, dan BBLR.

Page 25: Skripsi Pendidikan (151)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Berat Bayi Lahir

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu

dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan

panjang badan 50 cm (Solihin Pudjiadi, 2003:11). Secara umum berat bayi lahir yang

normal adalah antara 3000 gr sampai 4000 gr, dan bila di bawah atau kurang dari

2500 gr dikatakan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Menurut Jumiarni dkk

(1995:73), BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran

kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini diakatakan prematur

kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah

(BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi

dapat cukup bulan maupun lebih bulan.

Menurut Jumiarni dkk (1995:74) klasifikasi bayi menurut umur kehamilan

dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa

kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan

masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293 hari), dan bayi

lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih. Dari

Page 26: Skripsi Pendidikan (151)

pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

Prematur murni dan Dismaturitas.

1). Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Penyebabnya

berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan.

2). Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan berat

badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini

karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan

merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam pengelolaannya

karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran

mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi

dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu

seperti ikterus, hipoglikomia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi

berat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena

pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih

tinggi dengan berat bayi lahir cukup.

WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju terbesar

antara 3 – 7 % dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38 %. Untuk Indonesia

belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya perkiraan WHO pada tahun 1990

adalah 14 % dari seluruh koheren hidup (Sjahmien Moehji, 2003:20).

10

Page 27: Skripsi Pendidikan (151)

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu

proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan Internal

Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status

gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.

2. Faktor Lingkungan Eksternal

Yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu

hamil.

3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan

kehamilan atau antenatal care (ANC) (Sri Kardjati. 1985:21).

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir

antara lain sebagai berikut :

1. Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20

tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan

dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999:13). Pada umur yang

masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum

Page 28: Skripsi Pendidikan (151)

optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat

kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan

sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang

dilahirkan akan semakin ringan.

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia

35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering

muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif

pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35

tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan

bayi lahir dengan membawa kelainan (Sitorus, 1999:15). Dalam proses persalinan

sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya

kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah.

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat

kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya merencanakan

kehamilan pada usia antara 20-30 tahun.

2. Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana

(BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran

yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi

tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab

kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus, (1999:16),

Page 29: Skripsi Pendidikan (151)

bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2

tahun.

3. Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlah

kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau

banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita

melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga

anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering

mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi

sungsang ataupun melintang.

4. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang

dilahirkan. Menurut Sitorus, (1999:63), seorang ibu hamil dikatakan menderita

anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Data Depkes RI diketahui bahwa

lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia.

Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir

rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia

berat (Depkes RI, 2002:31). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi

akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap

janin.

5. Status Gizi Ibu Hamil

Page 30: Skripsi Pendidikan (151)

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Solihin Pudjiadi, 2003:8). Selain itu gizi

ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil

sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara

untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling

sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan

atas (LLA) selama kehamilan.

Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di

lihat dari kenaikan berat badannya (Sitorus, 1999:41). Ibu yang kurus dan selama

kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg,

mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu

hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat

badan sebelum hamil.

Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang dapat

menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko

Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran

Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR

(Depkes RI:15). Pengukuran LLA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibu

hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah dibawa kemana saja, dan dapat

dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang ekstrim.

6. Pemeriksaan Kehamilan

Page 31: Skripsi Pendidikan (151)

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi

masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat

terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat

sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera

mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2000:7).

Menurut Sitorus (1999:7) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara

berkala, yaitu :

1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa

melahirkan.

Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri

apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.

7. Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir

diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH.

Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula

sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup produksi

insulin/tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya

diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi

Page 32: Skripsi Pendidikan (151)

mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar,

menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi (Sitorus, 1999:88).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu

Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama

bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi

yang dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia

(gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga

mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang

selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sitorus, 1999:97).

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung /

eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta

ketinggian tempat tinggal.

2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu hamil.

2.1.3 Status Gizi Ibu Hamil

Menurut Sunita Almatsier (2001:3), status gizi dapat diartikan sebagai

keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.

Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat

konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil

sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu

buruk sebelum dan selama kehamilan akan menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah

Page 33: Skripsi Pendidikan (151)

(BBLR) (I Dewa Nyoman S, dkk, 2003:29). Disamping itu akan mengakibatkan

terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir

mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya.

Menurut Sitorus dkk (1999:141), kelebihan atau kekurangan zat gizi harus

sebisa mungkin dihindari, karena hal ini akan bisa mengakibatkan kelainan-kelainan

yang tidak diharapkan. Maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah perlu dilakukan.

Dengan pengukuran antropometri dapat diketahui keadaan status gizi ibu hamil.

Pengukuran antropometri ini selain sangat mudah karena alat ukurnya sederhana,

murah dan serta praktis bisa dibawa kemana saja. Antropometri ibu hamil yang

sering diukur adalah kenaikan berat badan ibu selama hamil dan lingkar lengan atas

(LLA) ibu hamil.

Menurut Samsudin dan Arjarmo Tjokronegoro (1986:27), kenaikan berat

badan dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil.

Kenaikan normal yang dianjurkan oleh Depkes RI yaitu 7-12 Kg, sebaiknya sebelum

mulai hamil seorang wanita beratnya tidak kurang dari 40 kg. Dan untuk mengetahui

sejak dini apakah ibu hamil berisiko KEK (Kekurangan Energi Kalori) atau gizi

kurang dapat dilakukan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LLA). Bila LLA < 23,5

cm maka ibu hamil tersebut berisiko KEK (Depkes RI, 2000:15).

1. Kenaikan Berat Badan (BB)

Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di

lihat dari kenaikan berat badannya (Sitorus, 1999:41). Pertambahan berat badan ibu

merupakan pencerminan dari status gizi ibu hamil. Bertambahnya berat badan ibu

Page 34: Skripsi Pendidikan (151)

sangat berarti sekali bagi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita

kekurangan energi dan protein (status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran

plasenta lebih kecil dan suplai nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi

reterdasi perkembangan janin intra utera dan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) (Samsudin dan Arjatmo Tjokronegoro, 1986:24).

Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan menggambarkan laju

pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada usia kehamilan trimester I laju

pertambahan berat badan ibu belum tampak nyata karena pertumbuhan janin belum

pesat, tetapi memasuki usia kehamilan trimester II laju pertumbuhan janin mulai

pesat dan pertambahan berat badan ibu juga mulai pesat (Sjahmien Moehji, 2003:19).

Menurut Solihin Pudjiadi (2003:9), seorang ibu yang sedang mengandung mengalami

kenaikan berat badan sebanyak 10 – 12 kg. Pada trimester pertama kenaikan itu

hanya kurang dari 1 kg, pada trimester kedua kurang lebih 3 kg, sedang pada

trimester ketiga kira-kira 6 kg. Pada trimester kedua kira-kira 50 %, dan pada

trimester ketiga kira-kira 90 % daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen

janin, seperti pertumbuhan janin, placenta, dan bertambahnya cairan omnion.

Elizabeth Tara (2001:56) menyatakan bahwa, kenaikan berat badan selama

kehamilan berkisar 11 kg – 12,5 kg atau 20 % dari berat badan sebelum hamil,

penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama dan 0,5 kg setiap

minggu pada trimester berikutnya. Depkes RI (2000:7), menganjurkan kenaikan

normal bagi ibu hamil sebesar 7-12 Kg. Yang perlu diketahui bahwa bertambahnya

berat karena hasil konsepsi yaitu janin, plasenta, dan cairan omnii. Selain itu alat-alat

Page 35: Skripsi Pendidikan (151)

reproduksi ibu seperti rahim dan payudara membesar, volume darah bertambah selain

lemak tubuh yang meningkat. Semua ini diperlukan untuk persiapan pada saat

melahirkan dan setelah melahirkan seperti memproduksi air susu ibu (ASI ).

Page 36: Skripsi Pendidikan (151)

Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan

Pertambahan berat badan (gram) pada Minggu Komponen

Ke 10 Ke 20 Ke 30 Ke 40

Feetus

Plasenta

Amnion

Uterus

Gland mamae

Darah Ibu

Lain-lain

5

20

30

135

34

100

326

300

170

250

585

180

600

1915

1500

430

600

810

360

1300

350

3300

650

800

900

405

1250

5195

Total 650 4000 8500 12500

Sumber : WHO Nutritional and Pregnancy, Tehnical Report. Series No. 302 tahun

1995.

2. Lingkar Lengan Atas (LLA)

Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu

LLA (Lingkar Lengan Atas) pengukuran LLA Adalah salah satu cara untuk

mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS).

Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,

masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :

1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis

wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam

pencegahan dan penanggulangan KEK.

Page 37: Skripsi Pendidikan (151)

3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan

kesejahteraan ibu dan anak

4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang

menderita KEK

5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita

KEK.

Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.

Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian pita LLA artinya wanita tersebut

mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan

dan gangguan perkembangan anak (I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002:48-49).

2.1.4 Kadar Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia (I Dewa Nyoman S, 2002:169). Seorang ibu hamil dikatakan

menderita anemia bila kadar hemoglobinnya (Hb) di bawah 11 gr/dl (Sitorus,

1999:63). Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar Hb karena penambahan cairan

tubuh yang tidak sebanding dengan massa sel darah merah. Penurunan ini terjadi

mulai sejak usia kehamilan 8 minggu sampai 32 minggu (Sitorus, 1999: 64). Selain

itu anemia kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan besi

untuk kebutuhan janin.

Anemia yang sering di temukan di Indonesia adalah anemia kekurangan zat

besi. Anemia gizi besi merupakan masalah gizi yang utama bagi semua kelompok

Page 38: Skripsi Pendidikan (151)

umur dengan prevalensi paling tinggi pada kelompok ibu hamil yaitu sebesar 70%

dan pekerja berpenghasilan rendah 40% (I Dewa Nyoman S, 2002:169)

Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan

dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena Hbnya rendah bukan hanya membahayakan

jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta

membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrisi dan

oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi placenta terhadap janin.

Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia

berat (Depkes RI, 2002:31). Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia

atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Salah satu cara cara

yang dapat digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin metode Sahli, metode ini

masih banyak digunakan di laboratorium dan paling sederhana.

Tabel 2.2 Batasan Anemia (menurut Depkes RI)

Kelompok Batas Normal

Anak Balita

Anak Usia Sekolah

Wanita Dewasa

Laki-laki Dewasa

11 gram %

12 gram %

12 gram %

13 gram %

gram %

Page 39: Skripsi Pendidikan (151)

Ibu Hamil

Ibu Mnyusui > 3 bulan

gram %

Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, (2002:169). Penilaian Status Gizi.

Buku Kedokteran.

Page 40: Skripsi Pendidikan (151)

Ibu Hamil Trimester III

Ibu yang usia kehamilannya dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan, atau usia

kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu (Abdul Bari S, 2000:89).

Pada tahap trimester III terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding

trimester sebelumnya. Maka kekurangan makanan dalam periode ini dapat

menghambat pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang yang

kurang daripada seharusnya (Solihin Pudjiadi, dkk, 2003:8).

Menurut Sjahmien Moehji (2003:19) kenaikan berat badan Ibu semasa

kehamilan menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kehamilan. Pada usia

kehamilan trimester III laju pertumbuhan janin pesat dan penambahan berat badan ibu

juga pesat. Diperkirakan 90% daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen

janin, seperti pertumbuhan janin, placenta, dan bertambahnya cairan amnion.

Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar Hb karena penambahan cairan tubuh

yang tidak sebanding dengan massa sel darah merah. Penurunan ini terjadi mulai

sejak usia kehamilan 8 minggu sampai 32 minggu (Sitorus, 1999: 64). Selain itu

anemia kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan besi untuk

kebutuhan janin.

Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Trimester III

dengan Berat Bayi Lahir

Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti sekali bagi kesehatan ibu dan

janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein (status gizi kurang)

Page 41: Skripsi Pendidikan (151)

maka akan menyebabkan ukuran placenta lebih kecil dan suplai nutrisi dari ibu ke

janin berkurang, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin intra utera dan bayi

dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Samsudin dan Arjatmo Tjokronegoro,

1986:24).

Perbandingan tinggi badan dan berat badan berkaitan erat dengan tingginya

angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan kelahiran dini

(prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan ibu lebih besar

pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan Ibu (Sitorus, 1999:129).

Higgins (1974) dalam Solihkin Pudjiadi (2002:8) telah menemukan asosiasi yang

positif antar berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu, jadi ukuran antropometri

ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan.

Menurut Courtney Moor Marie (2002:15) berat badan ibu sebelum dan selama

kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut. Wanita yang berat

badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat

(prematur) dan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan resiko melahirkan

BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan.

Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat

badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan

berat badan selama kehamilan (Courtney Moor Marie, 2002:26). Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kenaikan berat badan ibu

hamil dengan berat bayi lahir.

Page 42: Skripsi Pendidikan (151)

Hubungan lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Trimester III

dengan Berat Bayi Lahir

Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak

bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut

dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data

menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK,

masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin

sehingga menimbulkan resiko pada bayi dengan BBLR (Depkes RI, 2002:7).

Burke, dkk (1943) dalam Solihkin Pudjiadi (2003:8), pada observasi terhadap

216 wanita dari klinik prenatal Boston menunjukan bahwa mereka dengan gizi

kurang dan buruk dapat melahirkan bayi dengan kondisi fisik yang kurang. Semua

bayi lahir mati, yang meninggal dalam beberapa hari setelah lahir, kebanyakan bayi

dengan kelainan bawaan, semua prematur dan semua bayi “flunctionally immature”

dilahirkan oleh ibu yang makanan sehari-harinya sangat tidak adekuat. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Lingkar Lengan Atas (LLA)

ibu hamil dengan berat bayi lahir.

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III

dengan Berat Bayi Lahir

Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan

dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena kadar hemoglobinnya rendah bukan hanya

membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

serta membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrisi

Page 43: Skripsi Pendidikan (151)

dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi placenta terhadap

janin.

Besarnya prevalensi anemia pada ibu hamil disebabkan karena pengenceran

darah menjadi semakin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan dan konsumsi

makanan yang buruk. Anemia terjadi karena kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah

rendah, yaitu untuk ibu hamil kurang dari 11 gr/dl. Data Depkes RI diketahui bahwa

lebih dari 50 % ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah

risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan

pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika

ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2002:31). Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar Hemoglobin (Hb) ibu

hamil dengan berat bayi lahir.

Page 44: Skripsi Pendidikan (151)

Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka teori

Keterangan :

• Kotak yang bergaris tebal adalah yang variabel diteliti

• Kotak yang bergaris putus-putus adalah variabel tidak diteliti

Faktor Internal:

- Usia Ibu hamil

- Jarak kehamilan

- Paritas

- Kadar Hb

- Status gizi Ibu hamil (kenaikan

BB dan LLA)

- Pemeriksaan kehamilan

- Penyakit saat kehamilan

Faktor Eksternal:

- Kondisi lingkungan

- Pekerjaan Ibu hamil

- Pendidikan Ibu hamil

- Pengetahuan gizi

- Sosial ekonomi

Faktor Pengguna Yankes:

- Frekuensi ANC

Berat Bayi Lahir

Page 45: Skripsi Pendidikan (151)

2.3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Soekidjo

Notoatmojo, 2002 : 72). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil trimester III dengan berat

bayi lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

2. Ada hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil trimester III dengan berat bayi

lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

3. Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan berat bayi

lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali.

Page 46: Skripsi Pendidikan (151)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka konsep

3.2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2002:55) yang dimaksud dengan populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu

hamil pada usia kehamilan trimester III yang memeriksakan

kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Ampel I Boyolali.

3.3. Sampel Penelitian

Variabel bebas:

1) Kenaikan Berat Badan

2) Lingkar Lengan Atas

3) Kadar Hemoglobin

Variabel terikat:

Berat Bayi Lahir

Page 47: Skripsi Pendidikan (151)

Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002:56).

Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2002:60).

Pertimbangan karakteristik dari populasi agar dapat dijadikan

sebagai sampel penelitian, adalah sebagai berikut:

1) Ibu hamil dengan usia 20-35 tahun.

2) Tinggi badan > 145 cm

3) Memiliki KMS Ibu hamil

4) Jarak kehamilan terakhir ≥ 24 bulan

5) Paritas tidak lebih dari 4 kali

6) Abortus kurang dari 2 kali.

7) Bukan mengandung anak kembar

8) Tidak memiliki penyakit kronis (jantung, asma, hipertensi, diabetes, dan infeksi

TORCH).

9) ANC/K4 murni > 4 kali

Dari pertimbangan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebesar 35 orang.

3.4. Variabel Penelitian

29

Page 48: Skripsi Pendidikan (151)

Yang dimaksud dengan variabel adalah gejala yang menjadi fokus

peneliti untuk diamati (Sugiyono, 2002:2). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas

dalam penelitian ini adalah:

1) Kenaikan Berat Badan (BB).

2) Lingkar Lengan Atas (LLA).

3) Kadar Hemoglobin (Hb).

Sedangkan yang variabel terikat (dependent variable) adalah variabel

yang terpengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah Berat Bayi Lahir.

3.5. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai

tingkat kenaikan berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar

hemoglobin serta berat bayi lahir pada Ibu hamil trimester III

di Puskesmas Ampel I Boyolali. Jenis penelitian ini adalah

Page 49: Skripsi Pendidikan (151)

Explanatory Research yang menjelaskan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat melalui pengujian

hipotesis (Masri Singarimbun & Sofian Effendi, 1989:5).

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan

pendekatan cross sectional.

3.6. Teknik Pengambilan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis

data, antara lain sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer yaitu pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti

(Eko Budiarto, 2001:5). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara

sebagai berikut:

a) Wawancara (interview)

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara langsung kepada responden

(Ibu hamil trimester III di Puskesmas Ampel I Boyolali) dengan tujuan untuk

mengetahui identitas responden yang meliputi; riwayat kehamilan, lama

pendidikan formal, dan pekerjaan.

b) Pengukuran

Page 50: Skripsi Pendidikan (151)

Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data antropometri responden

yaitu kenaikan Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LLA), serta kadar

Hemoglobin (Hb).

1. Data sekunder

Data sekunder adalah bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh dari

orang lain atau tempat lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko

Budiarto, 2001:5). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum

Puskesmas Ampel I Boyolali, data catatan persalinan Puskesmas Ampel I

Boyolali, data kohort Ibu hamil dan KMS Ibu hamil.

Page 51: Skripsi Pendidikan (151)

3.7. Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, peneliti melakukan

persiapan-persiapan diantaranya:

1) Mengajukan surat ijin penelitian pada Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK

UNNES, selanjutnya surat ijin dari Jurusan tersebut dibawa ke Kesbanglinmas

Kabupaten Boyolali. Kemudian ijin dari Kesbanglinmas dibawa ke Dinas

Kesehatan dan Sosial Kabupaten Boyolali, yang selanjutnya ijin dari DKS dibawa

ke Puskesmas Ampel I sebagai tempat penelitian.

2) Setelah mendapat ijin dari Puskesmas, kemudian melakukan tera ulang alat yang

akan digunakan untuk penelitian di Deperindag Balai Metrologi wilayah

Surakarta.

3) Menyiapkan dan menyediakan kuesioner penjaringan dan diberikan pada populasi

untuk mencari dan menetapkan calon sampel penelitian.

3.7.2 Pelaksanaan Penelitian

Sampel yang telah didapat dari kuesioner penjaringan, dilakukan

langkah selanjutnya yaitu:

1) Melakukan wawancara kepada sampel mengenai identitas

responden, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, ANC.

Page 52: Skripsi Pendidikan (151)

2) Mengukur berat badan dan lingkar lengan atas yang dilakukan

oleh Bidan serta pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode

Sahli yang dilakukan petugas laborat Puskesmas.

3) Mengambil dokumentasi data dari bidan berupa catatan

persalinan, kohort ibu hamil dan BKIA (Buku Kesehatan Ibu dan

Anak) atau KMS Ibu hamil yang diteliti.

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, serta sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Suharsimi Arikunto, 2002:136). Instrumen penelitian ini

adalah:

1) Kuesioner untuk memperoleh data tentang identitas responden, identitas bayi,

riwayat kehamilan, dan antenatal care (ANC).

2) Timbangan injak (bathroom scale) merk Airlux dengan ketelitian = 0,5 gram

3) Timbangan bayi merk Misaki Japan dengan ketelitian = 0,1 gram

4) Pita LLA keluaran Depkes RI

5) KMS ibu hamil

Page 53: Skripsi Pendidikan (151)

6) Pemeriksaan kadar Hb dengan metode Sahli

3.9. Faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam pengambilan data sering terjadi beberapa kesalahan yang

tidak disengaja, baik sampel penelitian atau pada instrumen

yang digunakan. Kesalahan itu dapat terjadi dalam penelitian

ini. Faktor pengaruh yang dimungkinkan terjadinya

kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor kesungguhan dan kejujuran responden dalam menjawab

pertanyaan saat dilakukan wawancara.

2) Faktor ketepatan dan ketelitian dalam pengukuran.

3) Faktor keterbatasan waktu dan kesibukan dari bidan, petugas

laborat, dan responden.

3.10. Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Pengolahan Data

1. Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar

pengukuran yang telah dilakukan. Editing ini meliputi kesesuaian

pengisian, kesalahan penghitungan dan pengisian, ketepatan

pengukuran.

Page 54: Skripsi Pendidikan (151)

2. Coding. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat

pendek atau panjang. Untuk memudahkan analisa maka

jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Mengkode jawaban

adalah menaruh angka pada tiap-tiap jawaban.

3. Tabulasi data adalah kelanjutan dari editing pada proses

pengolahan data. Hal ini dilakukan agar lebih mudah menyajikan

data dalam bentuk distribusi frekuensi.

4. Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik distribusi

frekuensi.

3.10.2 Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu

simpulannya. Adapun data dianalisis dengan menggunakan

bantuan program Komputer, yang meliputi:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mengetahui tingkat kenaikan

berat badan, lingkar lengan atas, kadar hemoglobin dan berat

Page 55: Skripsi Pendidikan (151)

bayi lahir yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mencari hubungan variabel bebas dan

variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan dengan

skala data yang ada. Uji statistik yang digunakan adalah uji

Chi-Square. Taraf signifikan yang digunakan adalah 95%

dengan nilai kemaknaan 5%. Kriteria hubungan berdasarkan

nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan

dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria sebagai

berikut:

a) Jika p value > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha

b) Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak menerima Ha

(Singgih Santoso, 2000:236)

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat, digunakan uji Contingency Coefficient

dengan landasan pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) 0,00 – 0,19 : hubungan sangat lemah

Page 56: Skripsi Pendidikan (151)

b) 0,20 – 0,39 : hubungan lemah

c) 0,40 – 0,59 : hubungan cukup kuat

d) 0,60 – 0,79 : hubungan kuat

e) 0,80 – 0,99 : hubungan sangat kuat

(Sugiyono, 2004:216)

Page 57: Skripsi Pendidikan (151)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

4.1.1.1 Umur Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 35 responden, rata-rata umur Ibu hamil

adalah 27 tahun, umur Ibu hamil terendah adalah 20 tahun dan umur Ibu hamil

tertinggi adalah 35 tahun sebagaimana terlihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil

4.1.1.2 Umur Kehamilan

Page 58: Skripsi Pendidikan (151)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 35 responden, rata-rata umur kehamilan

Ibu adalah 34 minggu, umur kehamilan Ibu terendah adalah 30 minggu dan umur

kehamilan Ibu tertinggi adalah 38 minggu sebagaimana terlihat pada gambar 4

berikut

Gambar 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kehamilan

4.1.1.3 Kenaikan Berat Badan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 35 responden, rata-rata kenaikan berat

badan (BB) Ibu hamil adalah 9,23 kg, kenaikan berat badan terendah sebesar 5 kg dan

kenaikan berat badan tertinggi sebesar 13 kg. Sedangkan ibu hamil yang dijadikan

dalam sampel penelitian memiliki kenaikan berat badan < 7 kg dikategorikan gizi

kurang sejumlah 6 orang (17,14%). Sedangkan yang memiliki kenaikan berat badan ≥

37

Page 59: Skripsi Pendidikan (151)

7 dikategorikan gizi baik sejumlah 29 orang (82,86%). Untuk mengetahui kenaikan

berat badan secara lengkap dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5

Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan (BB) Ibu Hamil

4.1.1.4 Lingkar Lengan Atas

Dari hasil pengukuran lingkar lengan atas terhadap 35 responden diperoleh

data, rata-rata ukuran lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil trimester III adalah sebesar

24,74 cm. Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil terendah adalah 20,5 cm, sedangkan

ukuran lingkar lengan atas tertinggi adalah 29 cm. Ibu hamil yang ukuran lingkar

lengan atas < 23,5 cm dan dikategorikan KEK (kekurangan energi kalori) berjumlah

9 orang (25,71%), dan ibu hamil ukuran lingkar lengan atasnya ≥ 23,5 cm sehingga

dikategorikan non KEK sejumlah 26 orang (74,29). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar 6 berikut.

Page 60: Skripsi Pendidikan (151)

Gambar 6

Distribusi Frekuensi Lingkar Lengan Atas (LLA) Ibu Hamil

4.1.1.5 Kadar Hemoglobin (Hb)

Menurut hasil pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dari ibu hamil yang

dijadikan sampel penelitian, rata-rata memiliki kadar Hb sebesar 10,33 gr/dl. Untuk

ukuran kadar hemoglobin Ibu hamil yang terendah adalah 8,2 gr/dl, sedangkan kadar

hemoglobin Ibu hamil tertinggi adalah sebesar 12 gr/dl. Ibu hamil yang kadar

Hemoglobinnya (Hb) < 11 gr/dl dan dikategorikan anemia sejumlah 18 orang

(51,43%). Sedangkan ibu hamil yang memiliki kadar hemoglobin ≥ 11 gr/dl dan

dikategorikan tidak mengalami anemia, berjumlah 17 orang atau 48,57%. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 7 berikut

Page 61: Skripsi Pendidikan (151)

Gambar 7

Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil

4.1.1.6 Berat Bayi Lahir

Dari hasil penelitian terhadap berat bayi pada saat dilahirkan, rata-rata berat

bayi lahir dari ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Ampel I Boyolali

memiliki berat saat dilahirkan sebesar 3,05 kg. Berat bayi lahir terendah yang

dilahirkan di wilayah Puskesmas Ampel I Boyolali adalah 2,3 kg, sedangkan tertinggi

adalah seberat 4 kg. Dari 35 responden yang diteliti, sejumlah 5 orang bayi (14,29%)

yang dilahirkan memiliki berat lahir < 2,5 kg dan dikategorikan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR). sedangkan sejumlah 30 orang bayi (85,71%) dilahirkan dengan

berat ≥ 2,5 Kg atau memiliki berat normal (BBLN). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar 8 di bawah ini.

Page 62: Skripsi Pendidikan (151)

Gambar 8

Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir (BBL)

4.1.2 Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan Ibu yang mengalami gizi kurang

melahirkan bayi dengan berat rendah (BBLR), lebih banyak dibanding dengan Ibu

yang gizinya baik. Hal ini dapat diartikan bahwa kenaikan berat badan Ibu hamil

berhubungan atau mempengaruhi berat bayi lahir. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam

tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1

Distribusi kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir

BBL

BBLN BBLR Total

Kenaikan BB

N % N % N %

Gizi baik

Gizi kurang

29

1

82,86

2,85

0

5

0

14,29

29

6

82,86

17,14

Page 63: Skripsi Pendidikan (151)

30 85,71 5 14,29 35 100

Untuk mengetahui adanya hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil

dengan berat bayi lahir, dalam hal ini dilakukan uji Chi-Square Test dengan bantuan

komputer.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square Test diperoleh nilai χ2 hitung =

28,194 dengan df = 1, sehingga nilai χ2 tabel = 3,481, dan nilai p = 0,001. Ini

menunjukkan bahwa nilai χ2

hitung > χ2 tabel dan p < 0,05. Sehingga hipotesis yang

menyatakan, “Ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat

bayi lahir”, diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel kenaikan

berat badan dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik

Coefficient Contingency diperoleh nilai C = 0,668, dengan demikian hubungan antara

variabel kenaikan berat badan dengan berat bayi lahir menunjukkan tingkat hubungan

yang kuat (0,668 atau 66,8% ).

4.1.3 Hubungan Lingkar Lengan Atas ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa Ibu yang beresiko KEK

melahirkan bayi dengan berat rendah (BBLR) lebih besar dibandingkan dengan Ibu

yang tidak beresiko KEK. Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran lingkar lengan atas

Page 64: Skripsi Pendidikan (151)

(LLA) Ibu hamil berhubungan atau mempengaruhi berat bayi lahir (BBLR). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir

BBL

BBLN BBLR Total

LLA

N % N % N %

Non KEK

KEK

26

4

74,29

11,42

0

5

0

14,29

26

9

74,29

25,71

Jumlah 30 85,71 5 14,29 35 100

Untuk mengetahui adanya hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil

dengan berat bayi lahir, dalam hal ini dilakukan uji Chi-Square Test dengan bantuan

komputer.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square Test diperoleh nilai χ2 hitung =

16,852 dengan df = 1, sehingga nilai χ2 tabel = 3,481, dan nilai p = 0,001. Ini

menunjukkan bahwa nilai χ2

hitung > χ2 tabel dan p < 0,05. Sehingga hipotesis yang

Page 65: Skripsi Pendidikan (151)

menyatakan, “Ada hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi

lahir”, diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel lingkar

lengan atas dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik

Coefficient Contingency diperoleh nilai C = 0,570, dengan demikian hubungan antara

variabel lingkar lengan atas dengan berat bayi lahir menunjukkan tingkat hubungan

yang cukup kuat (0,570 atau 57% ).

4.1.4 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu hamil dengan Berat Bayi Lahir

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa Ibu yang mengalami anemia

defisiensi besi melahirkan bayi dengan berat rendah (BBLR) lebih besar

dibandingkan dengan Ibu yang tidak mengalami anemia. Hal ini dapat diartikan

bahwa ukuran kadar hemoglobin (Hb) Ibu hamil berhubungan atau mempengaruhi

berat bayi lahir (BBLR). Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut

Tabel 4.3

Distribusi kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir

BBL

BBLN BBLR Total

Hb

N % N % N %

Tidak anemia

Anemia

17

13

48,57

37,14

0

5

0

14,29

17

18

48,57

51,43

Jumlah 30 85,71 5 14,29 35 100

Page 66: Skripsi Pendidikan (151)

Untuk mengetahui adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil

dengan berat bayi lahir, dalam hal ini dilakukan uji Chi-Square Test dengan bantuan

komputer.

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square Test diperoleh nilai χ2 hitung =

5,509 dengan df = 1, sehingga nilai χ2 tabel, dan nilai p = 0,019. Ini menunjukkan

bahwa nilai χ2 hitung > χ

2 tabel dan p < 0,05. Sehingga hipotesis yang menyatakan,

“Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir”,

diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel kadar

hemoglobin dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji

statistik Coefficient Contingency diperoleh nilai C = 0,369, dengan demikian

hubungan antara variabel kadar hemoglobin dengan berat bayi lahir menunjukkan

tingkat hubungan yang lemah (0,369 atau 36,9% ).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Kenaikan Berat Badan

Menurut Samsudin dan Tjokronegoro (1986:27) kenaikan berat badan dapat

dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil. Untuk

menghindari terjadinya kelahiran bayi yang rendah atau dibawah 2500 gram, seorang

Page 67: Skripsi Pendidikan (151)

ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan mencukupkan kebutuhan gizinya.

Disamping itu harus berusaha menaikkan berat badan sedikitnya 11 kg (bertahap

sesuai dengan usia kehamilan) (MC. Widjaya, 2003:8).

Elizabeth Tarra (2001:56), dalam kesehatan kehamilan menyatakan kenaikan

berat badan selama kehamilan 11 – 12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil.

Penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada trimester I dan 0,5 kg setiap minggu

pada trimester berikutnya. Depkes RI, (2000:7) menganjurkan Ibu hamil harus

mengalami kenaikan berat sebesar 7 – 12 kg, jika kenaikan berat badan dibawah yang

dianjurkan maka Ibu hamil dikatakan gizi kurang.

Hasil penelitian dari 35 responden menunjukkan kenaikan berat badan Ibu

hamil trimester III yang kurang dari 7 kg atau yang gizinya kurang adalah 6 orang

(17,14%), dan Ibu yang kenaikan berat badannya diatas 7 kg atau gizi baik adalah 29

orang (82,86%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi kesehatan atau gizi

Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ampel I Boyolali baik

4.2.2. Lingkar Lengan Atas

Pengukuran lingkar lengan atas dapat digunakan untuk menilai status gizi

wanita usia subur (WUS) serta Ibu hamil.

Menurut Depkes RI (2000:15) untuk mengetahui sejak dini apakah Ibu hamil

berisiko KEK, dapat dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas (LLA). Bila LLA <

Page 68: Skripsi Pendidikan (151)

23,5 cm maka Ibu hamil berisiko KEK, sehingga diharapkan Ibu hamil memiliki

ukuran LLA diatas 23,5 cm.

Dari hasil penelitian terhadap 35 responden, diketahui ibu hamil yang lingkar

lengan atasnya memiliki ukuran kurang dari 23,5 cm adalah berjumlah 9 atau

25,71%. Hasil penelitian ini hampir sama dengan prevalensi KEK di Puskesmas

Ampel I Boyolali tahun 2004 yaitu 25,94%. Sedangkan Ibu hamil yang memiliki

ukuran LLA diatas 23,5 cm atau non KEK sebanyak 26 orang (74,29%). Ini

menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu hamil (74,29%) di wilayah kerja Puskesmas

Ampel I Boyolali dalam kondisi gizi yang baik dan terbebas dari risiko KEK.

4.2.3. Kadar Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia (I Dewa Nyoman S, dkk, 2002:145). Menurut Sitorus (1999:263)

seorang Ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya (Hb)

dibawah 11 gr/dl.

Pada Ibu hamil terjadi penambahan cairan tubuh (volume plasma) yang tidak

sebanding dengan penambahan massa sel darah merah, akibatnya kadar hemoglobin

menurun. Penurunan ini dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu sampai minggu ke-

32 kehamilan. Selain terjadi penurunan hemoglobin karena penambahan volume

plasma, anemia pada kehamilan yang dapat disebabkan oleh berkurangnya cadangan

besi untuk kebutuhan janin. Jenis anemia yang sering dijumpai pada kehamilan

Page 69: Skripsi Pendidikan (151)

adalah anemia karena berkurangnya zat besi. Keadaan akan bertambah buruk bila gizi

Ibu hamil sebelum hamil kurang baik (Sitorus, 1999:64).

Dari hasil penelitian pemeriksaan hemoglobin dengan Metode Sahli pada 35

responden, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang mengalami anemia

karena kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gr/dl adalah sejumlah 18 atau 51,43%.

Hasil penelitian ini mendukung data Depkes RI bahwa lebih dari 50% Ibu hamil

menderita anemia (Depkes RI, 2002:8).

4.2.4. Berat Bayi Lahir (BBL)

Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan

50 cm (Solihin Pudjiadi, 2003:11). Gizi Ibu hamil menentukan berat lahir bayi yang

akan dilahirkan, maka pemantauan gizi Ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Sebab

defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan Ibu maupun

anaknya (Courtney Moor Marie, 1997:25).

Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trimester terakhir kehamilan, maka

kekurangan makanan dalam periode ini dapat menghambat pertumbuhannya,

sehingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang badan yang kurang daripada

seharusnya (BBLR). Menurut Jumiarni, dkk (1995:73) berat bayi lahir rendah

(BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari

2500 gram, kelompok BBLR dapat diistilahkan dalam kelompok risiko tinggi, karena

Page 70: Skripsi Pendidikan (151)

pada bayi berat lahir rendah menunjukkan angka kematian dan kesehatan yang lebih

tinggi dengan berat bayi lahir cukup.

Dari hasil penelitian bayi yang dilahirkan kurang dari 2500 gram atau BBLR

sebanyak 5 orang (14,29%). Dan bayi yang berat lahirnya normal sebanyak 30 orang

(85,71%). Prevalensi BBLR dari penelitian ini lebih tinggi dari prevalensi di

Puskesmas Ampel I Boyolali tahun 2004 yaitu 2,47%. Selain itu prevalensi BBLR

dari penelitian ini juga diatas dari perkiraan WHO untuk Indonesia pada tahun 1990

yaitu 14% dari seluruh koheren hidup (Syahmien Moehji, 2003:20).

4.2.5. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Penambahan berat badan Ibu semasa kehamilan menggambarkan laju

pertumbuhan janin dalam kandungan. Pertumbuhan cepat terjadi pada usia kehamilan

trimester III kira-kira 90% daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen

janin, seperti pertumbuhan janin, placenta dan bertambahnya cairan amnion (Solihin

Pudjiadi, 2002:9).

Higgins (1974) dalam Solihin Pudjiadi (2002:8) telah menemukan asosiasi

yang positif antara berat badan lahir bayi maupun berat badan Ibu, pada ukuran

antropometri Ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan.

Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kenaikan

berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir, dibuktikan dengan hasil perhitungan

uji Chi-Square Test melalui bantuan komputer diperoleh nilai χ2

hitung = 28,194

Page 71: Skripsi Pendidikan (151)

dengan df = 1 maka diperoleh nilai χ2

tabel = 3,481, sehingga χ2 hitung > χ

2 tabel,

dan p = 0,001 yang berarti p < 0,05. Maka hubungannya signifikan, sehingga

hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan antara kenaikan berat badan ibu hamil

dengan berat bayi lahir”, diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel kenaikan

berat badan dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai C =

0,668, dengan demikian hubungan antara variabel kenaikan berat badan dengan berat

bayi lahir memiliki tingkat hubungan yang kuat (0,668 atau 66,8%).

Ibu hamil dengan kenaikan berat badan kurang dari 7 kg atau gizi kurang

sebanyak 6 orang (17,14%) melahirkan BBLR. Ini mendukung teori Courtney Moor

Marie (2002:26) yaitu kenaikan berat badan Ibu selama kehamilan berhubungan

langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat

dengan kurangnya kenaikan berat badan selama kehamilan.

4.2.6. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Menurut Depkes RI (2002:7) bahwa sepertiga (35,65%) wanita usia subur

(WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan

menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko pada bayi dengan

BBLR.

Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara lingkar

lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir, dibuktikan dengan hasil perhitungan uji

Page 72: Skripsi Pendidikan (151)

Chi-Square Test melalui bantuan komputer diperoleh nilai χ2 hitung = 16,852 dengan

df = 1 maka diperoleh nilai χ2

tabel = 3,481, sehingga χ2 hitung > χ

2 tabel, dan p =

0,001 yang berarti p < 0,05. Maka hubungannya signifikan, sehingga hipotesis yang

menyatakan “Ada hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi

lahir”, diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel lingkar

lengan atas dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai C =

0,570, dengan demikian hubungan antara variabel lingkar lengan atas dengan berat

bayi lahir memiliki tingkat hubungan yang cukup kuat (0,570 atau 57%).

Ibu hamil yang mengalami KEK atau ukuran LLA kurang dari 23,5 cm akan

mempengaruhi kesempurnaan perkembangan janin selama dalam kandungannya,

tetapi belum tentu semua Ibu hamil yang mengalami KEK selalu melahirkan BBLR,

karena banyak faktor yang mempengaruhi kelahiran BBLR.

4.2.7. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir

Menurut Depkes RI (2002:31) bahwa anemia pada Ibu hamil akan menambah

resiko mendapatkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan

sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian Ibu dan

bayinya, jika Ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Page 73: Skripsi Pendidikan (151)

Besarnya prevalensi anemia pada Ibu hamil disebabkan karena pengenceran

darah yang menjadi semakin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan dan konsumsi

makanan yang buruk terutama makanan yang mengandung zat besi.

Sedangkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kadar

hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir, dibuktikan dengan hasil perhitungan

uji Chi-Square Test melalui bantuan komputer diperoleh nilai χ2 hitung = 5,409

dengan df = 1 maka diperoleh nilai χ2 tabel = 3,481, sehingga χ

2 hitung > χ

2 tabel,

dan p = 0,019 yang berarti p < 0,05. Maka hubungannya signifikan, sehingga

hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil

dengan berat bayi lahir”, diterima dan memiliki hubungan yang signifikan.

Sedangkan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan dari variabel kadar

hemoglobin dengan berat bayi lahir, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai C

= 0,369, dengan demikian hubungan antara variabel kadar hemoglobin dengan berat

bayi lahir memiliki tingkat hubungan yang lemah (0,369 atau 36,9%).

4.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengukuran pada variabel bebas dilakukan hanya satu kali, dan setiap

perkembangan tidak diikuti. Sehingga gambaran status gizi yang diteliti masih

kasar.

Page 74: Skripsi Pendidikan (151)

2) Banyak faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir, dan disini peneliti hanya

meneliti dari faktor internal saja, sedangkan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi berat bayi lahir tidak diteliti.

Page 75: Skripsi Pendidikan (151)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagaimana berikut:

1) Ada hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan

berat bayi lahir dan tingkat keeratan hubungan kuat, yang dibuktikan dengan p =

0,001( p < 0,05) dan nilai C = 0,668.

2) Ada hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat

bayi lahir dan tingkat keeratan hubungan cukup kuat, yang dibuktikan dengan

nilai p = 0,001 ( p < 0,05) dan nilai C = 0,570.

3) Ada hubungan signifikan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi

lahir dan tingkat keeratan hubungan lemah, yang dibuktikan nilai dan p = 0,019 (

p < 0,05) dan nilai C = 0,369.

5.2. Saran

5.2.1 Bagi Puskesmas

1) Mengurangi angka prevalensi gizi kurang, KEK dan anemia ibu hamil agar tidak

terjadi kelahiran bayi BBLR.

2) Memberikan bantuan makanan tambahan (PMT) dan tablet tambah darah bagi ibu

hamil yang mengalami KEK dan anemia.

Page 76: Skripsi Pendidikan (151)

5.2.2. Bagi Ibu Hamil

1) Menjaga kesehatan kehamilan dan berusaha menaikan berat badan dan ukuran

LLA agar tidak mengalami KEK, untuk menghindari resiko melahirkan bayi

BBLR.

2) Mengkonsumsi makanan yang bergizi saat hamil, terutama makanan yang

mengandung zat besi untuk menghindari terjadinya anemia.

53

Page 77: Skripsi Pendidikan (151)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari S. 2000. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: YBP-SP

Ali Khomson. 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Ladang Pustaka

Jakarta

Courtney Moore Marie. 1997. Buku Pedoman Diet Dan Nutrisi Edisi II. Jakarta:

Hipokrates

Depkes RI. 2000. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). Jakarta:

Departemen Kesehatan

______. 2002. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Bayi Ibu Hamil Dan Ibu

Menyusui (Pedoman Petugas Puskesmas). Jakarta: DKKS RI

Elizabeth Tara. 2001. Buku Pintar Kesehatan Kehamilan. Jakarta: Ladang Pustaka

Jakarta

Eko Budiarto. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC

I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Jumiarni, dkk. 1985. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGO

Samsudin dan Arjatmo Tjokronegoro. 1986. Gizi Ibu dan Bayi: Peningkatan Mutu.

Jakarta: FKUI

Singgih Santosa. 2000. Buku Pelatihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex

Media Komputindo

______. 2004. SPSS Versi 10.0. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta:

Elex Media Komputindo

Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metodologi Survey. Jakarta: LP3ES

Sitorus, Ronald H. Dkk 1999. Pedoman Perawatan Kesehatan Ibu dan Janin Selama

Kehamilan. Bandung: CV. Pionir Jaya Bandung.

Page 78: Skripsi Pendidikan (151)

Sjahmien Moehji. 2003. Ilmu Gizi II. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas

Sinar Sinanti Bhratara.

Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Solihin Pudjiadi. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2002a. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

_______. 2004b. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta

Sri Karjati,. 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Widjaya, MC. 2003. Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita.

Jakarta: Kawan Pustaka

Winarno, FG. 1990. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Yayah K Husnaini. dkk. 1987. Keadaan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil. KMS Ibu

Hamil. Medika.

Page 79: Skripsi Pendidikan (151)

KUESIONER PENJARINGAN

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN, LINGKAR LENGAN ATAS DAN

KADAR HEMOGLOBIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR PADA IBU HAMIL

TRIMESTER III DI PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

Tanggal Wawancara / Petugas :

I. Identitas responden

1. Nama Ibu :

2. Umur Ibu : tahun

3. Umur kehamilan : minggu

4. Tinggi badan : cm

5. Apakah ibu mempunyai KMS ibu hamil ?

1. Ya 2. Tidak

6. Berapakah jarak kehamilan sebelumnya ?

1. < 2 tahun 2. > 2 tahun

7. Berapa paritas (jumlah kelahiran) ibu hamil ?

1. < 4 kali 2. > 4 kali

8. Apakah ibu pernah mengalami keguguran ?

1. Ya 2. Tidak

9. Jika ya, berapa kali ?

1. < 2 kali 2. > 2 kali

10. Apakah ibu mempunyai penyakit kronis (jantung, asma, hipertensi, DM) saat

hamil ?

Page 80: Skripsi Pendidikan (151)

1. Ya 2. Tidak

11. Apakah juga punya riwayat sakit selama hamil (cacar air dan TORCH) ?

1.Ya 2. Tidak

12. Apakah sedang mengandung anak kembar ?

1. Ya 2. Tidak

13. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya selama hamil ini ?

1. Ya 2. Tidak

14. Jika ya, berapa kali melakukan pemeriksaan ?

1. < 4 kali 2. > 4 kali

15. Apakah ibu minum tablet tambah darah selama hamil ini ?

1. Ya 2. Tidak

Page 81: Skripsi Pendidikan (151)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN, LINGKAR LENGAN ATAS DAN

KADAR HEMOGLOBIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR PADA IBU HAMIL

TRIMESTER III DI PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

Tanggal Wawancara / Petugas :

Nomor Responden :

Identitas Responden

1. Nama Ibu :

2. Umur Ibu : tahun

3. Umur kehamilan : minggu

4. Berat badan ibu sebelum hamil : Kg

5. Berat badan ibu hamil : Kg

6. Kenaikan berat badan : Kg

7. Lingkar Lengan Atas : Cm

8. Kadar Hemoglobin : gr / dl

9. Alamat :

10. Pendidikan formal ibu :

a. ( ) Tidak lulus SD e. ( ) Tidak lulus SMU

b. ( ) Lulus SD f. ( ) Lulus SMU

c. ( ) Tidak lulus SMP g. ( ) Tidak lulus PT

d. ( ) Lulus SMP h. ( ) Lulus PT

11. Pekerjaan responden :

Page 82: Skripsi Pendidikan (151)

a. ( ) Ibu Rumah tangga d. ( ) Swasta

b. ( ) Buruh e. ( ) Pensiunan

c. ( ) Petani f. ( ) PNS / ABRI

Antenatal Care / ANC

1. Saat hamil ini berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya / K4 murni ?

1. ( ) < 4 kali 2. ( ) > 4 kali

2. Dimana ibu memeriksakan kehamilannya ?

1. ( ) Posyandu 4. ( ) Dukun bayi

2. ( ) Polindes 5. ( ) Puskesmas / Pustu

3. ( ) Rumah Sakit 6. ( ) Bidan / dokter swasta

3. Apakah ibu selama hamil minum tablet tambah darah ?

1. ( ) Ya 2. ( ) Tidak

4. Berapa kira-kira tablet tambah darah yang ibu minum selama hamil ?

Identitas Bayi

1. Tanggal lahir :

2. Berat bayi lahir : gram

3. Jenis kelamin : L / P

Page 83: Skripsi Pendidikan (151)