Makalah TB
Transcript of Makalah TB
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan mycobacterium tuberkolosis yang sering
dijumpai pada paru, dan juga dapat terjadi pada organ di
seluruh tubuh antara lain usus, kelenjar getah bening
(kelenjar limfe), tulang kulit, otak, ginjal dan lain-lain.
Mempunyai kemampuan untuk menyebar ke seluruh
tubuh. Penularan kuman ini terutama melalui udara dapat
juga melalui makanan (terutama melalui susu sapi segar)
yang terkontaminasi dengan dahak penderita TB.
Orang yang terkena dalam kondisi padat penduduk
dan berventilasi buruk memiliki kemungkinan paling besar
terinfeksi tergantung pada daya tahan tubuh seseorang,
kecuali pada umur yang tergolong dan seseorang rentan
seperti pada balita (bayi-bayi dibawah 5 tahun) dan
seseorang yang mempunyai kondisi tubuh yang lemah
misalnya manula, kurang gizi, pengidap AIDS, peminum
alcohol, penyakit gula (diabetes militus) dan lain-lain, akan
lebih mudah sakit dan penyakitnya akan berkembang serta
akan menyebarkan kuman ke lingkungan.
Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak
mempengaruhi kehamilan dan persalinan nifas, kecuali
penyakitnya tidak terkontrol, berat, dan luas yang di sertai
sesak nafas dan hipoksia.Walaupun kehamilan
menyebabkan sedikit perubahan pada sistem
pernafasan,karena uterus yang membesar dapat
mendorong diafragma dan paru-paru ke atas serta sisa
1
udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut
tidak selalu menjadi lebih parah .Penyakit paru-paru yang
dalam keadaan aktif akan menimbulkan masalah bagi ibu ,
bayi dan orang-orang sekelilingnya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka
penulis membuat makalah dengan judul:
“TUBERKULOSIS”.
1.2 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok mata
kuliah Mikrobiologi.
Tujuan Khusus
Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai
Tuberkulosis.
1.3 Metode Penulisan
Dalam pembuatan dan penyelesaian makalah ini,
penulis menggunakan metode kepustakaan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
BAB I berisi latar belakang, tujuan penulisan, metoda
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II berisi
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Definisi
Tuberkolosis (TB) merupakan infeksi akut atau kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, dan
ditandai dengan infiltrasi pulmoner, pembentukan
granulomadi sertai caseation (proses pengeringan dan
pembentukan substansi mirip kasein), fibrosis dan kavitasi.
Tuberkulosis atau TBC adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh kuman atau baksil TBC.
Biasanya TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya, seperti selaput otak,
kelenjar getah bening (kelanjar limfe), usus, tulang, kulit,
ginjal, dan lain-lain.
2.2 Etiologi
Penyakit Tuberkulosis ini disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain, sebagai berikut:
1. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
2. Kurangnya gizi dalam tubuh
3. Kontak dengan anggota keluarga yang terkena
tuberkolosis
4. Disebabkan infeksi kuman Mycobacterium
Tuberculosis tipe Humanus (sering) dan tipe Bovines
(jarang) yang tedapat pada sapi yang ditularkan oleh
droplet nuclei. Yang berbentuk batang dan basil
tahan asam (BTA) yang mempunyai ukuran 0,3-0,6
mikro dan 0,5-4 mikro. Kuman ini akan mati jika
terpapar sinar matahari karena salah satu sifat
kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultraviolet.
2.3 Patofisiologi
3
Penyakit Tuberkolosis paru bisa terjadi pada saat
dahak yang mengandung kuman mycobacterium
tuberkulosis tersebut hinggap disaluran pernafasan yang
agak besar, misalnya trakhea dan broncus, droplet nuclei
akan segera dikeluarkan oleh gerakan silia selaput lendir
saluran pernafsan. Tetapi bila berhasil masuk sampai
kedalam alveolus dan menempel pada membran glukosa
bronkiolus, droplet nuclei akan menetap akhirnya basil-
basil tuberkulosis akan berkembang biak maka terjadilan
infeksi tuberkulosis. Sebagian besar orang yang telah
terinfeksi (80-90%), belum tentu menjadi sakit
tuberkulosis. Untuk sementara waktu kuman yag ada
didalam tubuh mereka tersebut bisa dalam keadaan
dormant (tidur) dan keberadaan kuman tersebut dapat
diketahui hanya dengan tes tuberkulin. Mereka yang
menjadi sakit tersebut disebut penderita tuberklosis.
Biasanya dalam waktu paling cepat sekitar 3-6 bulan
setelah terinfeksi. Mereka yang tidak menjadi sakit tetap
mempunyai resiko untuk menderita tuberkulosis sepanjang
hidup mereka.
2.4 Tanda-tanda dan gejala
1. Tanda dan gejala
Seseorang yang terkena infeksi akan menunjukan
gejala, walaupun ada yang tidak mengeluhkannnya. Secara
umum TB memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
1) Suhu menigkat sedikit (sumeng), serta diikuti
keringat pada malam hari
2) Merasa lelah dan merasa tidak enak badan
(malaise)
4
3) Nafsu makan berkurang (anak kecil sering rewel)
berat badan menurun
4) Berkeringat malam tanpa disertai kegiatan.
Secara khusus, tanda dan gejalanya bergantung
pada tempat yang terkena antara lain :
1.)Batuk lama dan pada sebagian penderita
berdahak/berlendir serta kadang-kadang
bercampur darah
2.)Nyeri dada dan kadang-kadang diikuti sesak yang
makin lama makin berat
3.) Pembesaran kelenjar getah bening dileher yang
sakit bila diraba
4.)Nyeri tulang, gangguan pencernaan yang kronis
disertai penurunan berat badan
5.) Pada anak timbul panas badan tinggi disertai
kejang yang maki lama makin memburuk, karena
mengenai otak.
2. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat disebabkan oleh
penyakit ini adalah:
1.)Kerusakan paru dan menyebabkan cacat
2.) Penyumbatan usus
3.) Infeksi otak, ginjal dan tulang
4.)Kematian
3. Faktor Resiko Terinfeksi TB dan perkembangannya
1.) Lingkungan yang terlalu padat
2.) Infeksi TBC sebelumnya
3.)HIV
4.)Diabetes
5
5.) Terapi steroit
6.)Kanker kepala dan leher
7.) Penyakit ginjal
8.) Sindrom malabsorpsi
9.)Gastrektomi, pintas usus
10.) Malnutrisi , berat badan rendah
11.) Alkoholisme
12.) Penyalahgunaan zat
2.5 Penanganan
Terdiri dari beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
1. Penangananan secara umum
Dengan cara mengkomsumsi obat secara teratur dan
Cara mengkomsumsi obatnya adalah:
Obat TBC harus di minum secara teratur
sampai pasien di nyatakan sembuh
Lama pengobatan umumnya berlangsung
selama 6-8 bulan
Selama 2 bulan pertama, 8 tablet di minum
sekaligus tiap hari
Pada 4 bulan berikutnya, 3 tablet sekaligus di
minum seminggu 3x
Obat di minum satu persatu dan harus habis
dalam 2 jam
Sebaiknya obat di munum sebelum makan pagi
atau sebelum tidur malam
2. Pada ibu hamil
Memberikan konseling mengenai pengaruh TB
terhadap kehamilan. Pengobatan TBC dengan
isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid.
6
Pengobtan TBC dengan amino-glikosida yang
merupakan kontraindikasi pada kehamilan karena
dapat menyebabkan ototoksik pada janin. perbaikan
keadaan umum dan gizi ibu .
3.saat persalinan
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa.
Penderita di beri masker untuk menutupi hidung dan
mulutnya agar tidak terjadi penyebatran kuman di
sekitarnya. Ibu di beri oksigen yang adekuat dan
rindakan pencegahan infeksi. Dan apabila terjadi
indikasi obstertrik maka di lakukan tindakan
ekstraksi vakum atau forseps.
4.pasca perslinan
Setelah pasca persalinan di lakukan observasi
kemudian penderita dapat langsung diu pulangkan ,
tetapi apabila tidak dapat di pulangkan penderita
harus di rawat di ruang isolasi. Perawatan bayi harus
di pisahkan dari ibunya sampai tidak terlihat tanda
proses aktif lagi dngan di lakukan pemeriksaan
sputum sebanyak 3x dengan hasil selalu negatif
2.6 Pencegahan
Untuk mengatasi pentakit TB, dapat dilakukan pencegahan
yakni:
1. Memberi imunisasi BCG bagi bayi yang baru lahir pada usia
sekitar 2-3 bulan, dan diulang pada umur 12 atau 16 bulan
kemudian, bila diperlukan.
2. Memberikan imunisasi keluarga yang terdekat bila
pemeriksaan tes tuberculin negatif.
3. Tidak meminum susu sapi mentah melainkan harus
dimasak terlebih dahulu.
7
4. Memberi penerangan pada penderita untuk menutup mulut
dengan sapu tangan bila batuk serta tidak mengeluarkans
dahak disembarangan tempat dan menyediakan tempat
ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan
dokter dan untuk mengurangi aktifitas kerja serta
menenangkan pikiran.
5. Ingatkan pasien untuk banyak beristirahat dan
mengkomsumsi makanan yang seimbang. Jika pasien
mengalami anoreksia, dorong ia makan sedikit sepanjang
hari. Catat berat badanya setiap minggu.
2.7 Penatalaksanan
Tuberkulosis diatur oleh penyedia pelayanan
kesehatan selain bidan, dan setiap pasien yang dicurigai
infeksi TB pada penapisan harus segera di rujuk. Pada
beberapa tempat, bidan bisa meminta sinar X dada dan
merujuk wanita, untuk mempercepat terapi.
2.8 Asuhan Kebidanan
1. Dalam kehamilan
1.) Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan
di campurkan dengan wanita hamil lainya pada
pemeriksaan antenatal.
2.) Untuk diagnosis pasti dan pengobatan selalu
bekerjasama dengan ahli paru-paru.
3.) Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan
batuk darah, sebaiknya di rawat di rumah sakit,
dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah
penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan
8
yang cukup, serta pengobatan yang insentif dan
teratur.
4.) Ibu hamil bias diberikan obat-obatan seperti:INH,
PAS, dan rifadin.
5.) TBC paru-paru bukan merupakan indikasi untuk
abortus buatan dan terminasi kehamilan.
2. Dalam persalinan
1.) Bila proses tenang, persalinan akan berjalan
seperti biasa dan tidak perlu tindakan apa-apa.
2.)Bila proses aktif, kala I dan II di usahakan
seringan mungkin. Pada kala I , ibu hamil di beri
obat-obatan penenang dan analgetika dosis
rendah. Kala II di perpendek dengan ekstraksi
vakum.
3.)Bila ada indikasi obstetrik untuk seksio sesarea.
Hal ini di lakukan bekerja sama dengan ahli
anestesi untuk memperoleh anestesi mana yang
terbaik.
3. Dalam masa nifas
1.)Usahakan jangan terjadi pendarahan yang
banyak, diberi uterus tonika dan koagulansia.
2.)Usahakan mencegah terjadinya infeksi tambahan
dengan memberikanan antibiotika yang cukup.
3.)Bila ada anemia sebaiknya di berikan transfusi
darah, agar daya tahan ibu lebih kuat terhadap
infeksi sekunder.
4.) Ibu di anjurkan segera memakai kontrasepsi atau
bila jumlah anak sudah cukup, segera dilakukan
tubektomi.
9
3. Perawatan bayi
Biasanya bayi akan ditulari ibunya setelah kelahiran,
dan TBC bawaan (kongenital) sangat jarang.
1.) Bila ibu dalam proses TBC aktif,
2.) Secepatnya, bayi di berikan BCG
3.) Bayi segera di pisahkan dari ibunya selama 6-8
minggu.
4.) Bila uji mantoux sudah positif pada bayi, barulah
bayi dapat di temukan lagi dengan ibunya.
5.) Menyusuhkan bayi, pada proses aktif, di larang
karena kontak langsung dari mulut ibu pada bayi.
6.) Dapat di berikan anti TBC profilaksis pada bayi
yaitu INH:25mg /kg berat badan /hari.
Bila menderita tuberculosis paru aktif dan mendapat pengobatan
kurang dari 2 blan sebelum melahirkan, atau di diagnosis TBC
setelah melahirkan maka :
- Jangan di beri vaksin BCG saat setelah lahir
- Beri profilaksis isonoazid (INH) 5mg/kg sekali sehari secara
oral.
- Pada umur 8 minggu lakukan evaluasi kembali catat berat
badan dan melakukan pemeriksaan tes mantoux dan
radiologi bila memungkinkan.
- Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu setelah
pengobatan selesai.bila vaksin BCG sudah terlanjur di
berikan ulang pemberianya 2 minggu setelah pengobatan
INH selesai
- Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh di berikan
- Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya tiap 2 minggu
untuk menilai kenaikan berat badabn bayi
10
4. TBC paru-paru dan alat reproduksi
TBC paru-paru dapat bersamaan dengan TBC alat
genitalia(Wiknjosatro H, 1959) menemukan pada 15
wanita penderita TBC-gentalis 45% sarang primernya
terdapat di paru-paru.
TBC genitalis dapat menyebabkan :
1.) Infertilitas (kemandulan)
2.) Bila terjadi kehamilan , hasil konsepsi sering
berakhir dengan abortus, kehamilan ektopik
terganggu (KET), dan partus prematurus.
3.) TBC genitalis yang sudah tenang dan pulih,
dapat skambuh lagi setelah abortus dan
persalinan.
BAB III
P E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
11
1.) Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan mycobacterium tuberkolosis yang sering
dijumpai pada paru, dan juga dapat terjadi pada organ di
seluruh tubuh antara lain usus, kelenjar getah bening
(kelenjar limfe), tulang kulit, otak, ginjal dan lain-lain.
3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya penyakit TB Paru sebaiknya ibu
harus memberikan vaksin campak sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan agar tidak terjadi penularan penyakit campak
dan Sebaiknya jika ada satu orang anak terkena campak, maka
anak lain dianjurkan untuk tidak berdekatan dengannya. Karena
virusnya yang keluar melalui napas atau semburan ludah
(droplet) bisa terisap langsung atau mlewat hidung dan mulut
akan menulari anak lain.
Daftar pustaka
Depkes RI, pedoman penyakit.TBC dan penanggulangannya, cetakan 3,
jakarta : 1997.
Adhyatma,M, penanggulangan penyakit TB paru dalam SKM,Simposium
peningkatan pelayanan dalam pengobatan TB Paru, Yogyakarta: 1989.
12
Varney helen, Jan M.Kriebs, Carolyn L.Gegor, Asuhan kebidanan EGC:
2007.
Depkes RI, pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis, cetakan ke
10, jakarta: 2006.
13