Makalah Studi Sastra Edit

download Makalah Studi Sastra Edit

of 25

description

Sastra Islam

Transcript of Makalah Studi Sastra Edit

Studi Sastra Islam Daftar IsihalamanPengertian Studi Sastra2Pengertian Adab, Prosa, dan Syi`r3Bahasa dan Budaya Arab Sebagai Akar Kajian Sastra dalam Islam....5Beberapa Tokoh dan Karya Utama Kajian Adab.6Sastra Islam dalam Bahasa-Bahasa Utama Islam: Arab, Persia, Turki, Urdu, Melayu8Kajian Sastra Islam Kontemporer17Kesimpulan...18Daftar Pustaka

Pengertian Studi SastraSastra artinya bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). [footnoteRef:2] Dalam bahasa Arab disebut adab. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa latin, yakni littera yang berarti tulisan, dimana istilah sastra ini dapat dipakai untuk menunjukkan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan. Namun jika dilihat dari sisi hubungan antara seni dan tulisannya, maka sastra dapat dikategorikan sebagai kegiatan antara ekspresi dan penciptaan. Oleh karena alasan inilah maka sastra mengandung banyak unsur kemanusiaan, khususnya perasaan, semangat, kepercayaan dan keyakinan yang diungkapkan, sehingga mampu membangkitkan kekaguman. Ciri khas pengungkapan bentuk dalam sastra adalah bahasa. Bahasa bisa disampaikan dalam berbagai wujud, misalnya wujud warna, suara, bunyi dan gambar. Sastra juga berarti ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra merupakan kegiatan kreatif sebuah karya seni. Hal inilah yang mengharuskan sastra untuk mampu memunculkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia dan tidak hanya merupakan media. [2: Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-3 h. 1001-1002]

Sedangkan istilah ilmu sastra dalam bahasa Inggris disebut general literature atau literary study. Di Indonesia istilah ilmu sastra dipadankan dengan studi sastra, kajian sastra, pengkajian sastra, telaah sastra.Yang dimaksud ilmu sastra atau ilmu adab di sini bukan ilmu-ilmu bantu seperti ilmu s}arf, nah{wu, bala>gah, `arud{; bukan pula suatu ilmu yang secara definitif mempunyai objek kajian tersendiri (independen). Tetapi yang dimaksud dengan ilmu sastra adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan kajian sastra. Apakah ilmu tersebut membicarakan teori-teori sastra, macam-macam sastra, aliran sastra, sejarah sastra, atau menjelaskan perkembangan sastra.Ilmu sastra atau kajian adab mencakup bidang yang luas meliputi: 1) teori sastra /, 2) sejarah sastra/ , 3) kritik sastra/ . Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang menjelaskan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang dinamakan sastra.Pengertian Adab, Prosa, dan Syiir1. Pengertian adabKata adab berasal dari bahasa Arab. Adab secara bahasa adalah , , . , : . . , , , ....[footnoteRef:3] [3: Ibn al Manz}u>r,Lisa>n al `Arab, (Kairo: Da>r al Ma`a>rif, tt) Jilid I, h.43 ]

Orang yang berbudi luhur, sopan santun dan jauh dari perilaku tercela. Dapat pula diartikan ajakan atau do`a, atau mengajak kepada kebaikan atau jamuan pesta. Arti yang lain, jiwa terdidik, dan terpelajar. Bisa juga diartikan sastra.Adab artinya kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak; peradaban: kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin/ hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayan suatu bangsa. Sementara budaya artinya pikiran, akal budi; kebudayaan: hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.[footnoteRef:4] [4: Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke 3,Jakarta balai pustaka, 2005, h. 170]

: , . : . : , :1. 2. 3.

Makna adab ada dua macam, yaitu makna umum dan makna khusus. Secara umum adalah semua perilaku yang mulia, seperti jujur dan amanah. Sedangkan secara khusus adalah ucapan yang baik yang dapat difahami, Syarat-syaratnya adalah pertama, lafaz-lafaznya mudah dan indah; kedua, bermakna; ketiga, dapat diketahui orang banyak.

2. Pembagian adabProsa , adalah perkataan yang indah yang tidak berwazan dan tidak berima, di antaranya: teks pidato, surat, wasiat, hikmah, perumpamaan, dan kisah.Syi`ir , adalah perkataan yang indah yang berwazan dan berima, contoh: Belajarlah karena seseorang itu dilahirkan dalam keadaan tidak berilmuDan tidak sama orang yang berilmu itu dengan orang yang tidak berilmuDi antara tujuan syi```ir ini adalah untuk mensifati sesuatu, memuji dan mencela, ungkapan perasaan, mengungkapkan hikmah sesuatu. , , , , , , , : , . [footnoteRef:5] [5: Nu>ri> H{umawwidiy al Qaisiy, Syu`ara>' Isla>miyyu>n, (Beiru>t: Maktabah an Nahd}ah al `Arabiyyah, 1984) Cet. II h. 11- 12]

Bahasa dan budaya Arab sebagai akar kajian sastra dalam IslamPenemuan arkeologis di Jazirah Arabi dan Sabit Subur abad 18 dan 19 Masehi, menunjukkan adanya masyarakat dan bahasa yang oleh ahli Perjanjian Lama disebut Semit. Dewasa ini, apa yang disebut bahasa Semit dapat digolongkan: Setengah kawasan bagian utara, Timur: Akkad atau Babylonia, Assyiria, Utara: Aram dengan ragam timurnya dari bahasa Syiria, Mandaea, dan Nabatea, serta ragam baratnya dari Samaritan, Aram Yahudi, dan Palmira, Barat: Foenisia, Ibrani Injil, dan dialek Kanaan. Setengah kawasan bagian selatan, Utara: Arab, Selatan: Sabea atau Himyari, dengan ragam dari dialek Minaea, Mahri, dan Hakili, dan Geez atau Etiopik, dengan ragamnya dari dialek Tigre, Amharik, dan Harari.Hampir semua bahasa ini kini sudah punah, hanya bahasa Arab yang masih Hidup. Bahasa Arab kini menjadi alat komunikasi bagi sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara: 22 negara yang menjadi anggota Liga Negara-Negara Arab. Di bawah pengaruh Islam, bahasa ini menentukan bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu, Hausa, dan Sawahili. Bahasa Arab menyumbang 40- 60 persen kosakata untuk bahasa-bahasa ini, dan kuat pengaruhnya pada tata bahasa: ilmu nahwu, dan kesusastraannya. Bahasa Arab merupakan bahasa religius 1 milyar Muslim di seluruh dunia, yang diucapkan dalam ibadah sehari-hari. Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua Muslim. Beribu-ribu sekolah di luar dunia Arab, dari Sinegal sampai Filipina, bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan dan pemikiran di bidang sejarah, etika, fiqh, teologi, dan kajian kitab. Bahasa Arab merupakan bahasa al Quran. [footnoteRef:6] [6: Ismail R. al Faruqi dan Lois Lamya al Faruqi, Atlas Budaya Islam, penerjemah Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 2003), h. 58-59]

Bahasa Melayu, Turki, Hausa, dan Sawahili, bahasa ini semata-mata verbal, dan tak memiliki sastra tertulisnya. Islam memberikan abjad kepada mereka, menjadikannya mewarisi warisan besar sastra Arab, menghubungkannya dengan arus intelektual dunia. Di sepanjang dunia Muslim maupun sejarah Muslim, al Quran menjadi ideal sastra yang tertandingi. Sebelum zaman kolonialisme, ketika kekuatan asing memaksakan penggantian tulisan Arab dengan Latin dan mulai mempengaruhi selera sastra masyarakat Muslim, mula-mula melalui system pendidikan Barat kemudian melalui media massa terbaratkan, hamper semua sastra karya Muslim merefleksikan karakteristik tradisi al Quran. [footnoteRef:7] [7: Ibid, h. 377]

Pada Abad Pertengahan, selama ratusan tahun bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia yang beradab. Antara abad ke- 9 dan ke- 12 semakin banyak karya filsafat,kedokteran, sejarah, agama, astronomi, dan geografi ditulis dalam bahasa Arab dibandingkan dengan bahasa- bahasa lain. Bahkan hingga kini, bahasa-bahasa Eropa Barat masih memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Arab dalam berbagai kata serapannya. Di samping aksara Latin, alfabet Arab merupakan sistem yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Sistem alfabet itu digunakan dalam bahasa Persia, Afganistan, Urdu, sejumlah bahasaTurki, Berber, dan Melayu. Dulu, bahasa ini juga digunakan oleh orang-orang Babilonia, Kaldea, Hitti, dan Phoenisia meski kini tidak lagi. Meski demikian, orang Arab dan orang-orang yang berlisan Arab masih dan akan tetap ada, selamanya. Seperti halnya di masa lalu, kini mereka mendiami wilayah geografis paling strategis yang meliputi salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia. Belakangan, posisi mereka di tingkat internasional berada di tengah kancah perang dingin antara Barat dan Timur.[footnoteRef:8] [8: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, History of The Arabs terj., (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006) h. 6 ]

Beberapa tokoh dan karya utama kajian adabLayaknya hadis, ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab juga menggunakan rangkaian ra>wi, isna>d,untuk menetapkan kredibilitas para penyampai ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab. Ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab misalnya, ilmu nahwu memiliki rangkaian para ahlinya, mulai dari para perintisnya hingga para penerusnya,seperti: Ali ibn Abi T{alib (w. 40 H/ 661 M, sepupu dan menantu Nabi Muhammad saw.), beliau adalah peletak dasar ilmu gramatika bahasa Arab, Abu> al Aswad al Du'a>li> (w. 69 H/ 688 M). Anbasa ibn Ma`dan (w. 120 H/ 738 M), Maymu>n ibn Aqra>n (w. 125 H/ 743 M), Abdullah (Ibn Abi> Ish}}a>q) al H{adrami> (w. 127 H/ 745 M), Isa> ibn `Umar (w. 149 H/ 766 M), al Khali>l ibn Ah}mad (w. 160 H/ 776 M). Si>bawaih} (w. 180 H/ 796 M), al Akhfasy (al Awsat}, w. 215 H/ 830 M),[footnoteRef:9] Asy Syarif Abu as Sa``a>da>t Habbatulla>h ibn `Ali ibn Muh}ammad ibn H{amzah al H{usna, terkenal dengan Ibn asy Syajari al baghda>di>,beliau dilahirkan pada bulan Ramadan 450 H, meninggal pada hari Kamis 26 Ramadan 542 H di Baghdad. Beliau adalah imam dalam ilmu nahwu, bahasa, syair-syair Arab dan menguasai benar seluk-beluknya. Kitabnya yang terkenal adalah Mukhta>ra>t Ibn asy Syajari>, berisi tentang qasidah/ bait-bait syair yang menjelaskan ilmu nahwu, bahasa dan sya`ir. [9: A. Syamsu Rizal dan Nur Hidayah, Cita Humanisme Islam, ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005) h. 153]

Di dalam kitab Syuara`>`' Isla>miyyu>n: Tercatat beberapa tokoh penyair Islam kenamaan:al Qa``qa>`` ibn `Amru at Tami>mi> dan saudaranya `Ami> (dua penyair dari pejuang Qadisiyah). Dua penyair ini adalah sahabat Rasul saw. dan hidup sampai khalifah `Ali ibn abi T{alib; ikut berjuang menyebarkan Islam dalam kondisi aman dan kondisi perang, Na>fi` ibn al Aswad terkenal dengan abi Naji>d, Abu> Mufzir al Aswad ibn Qut}bah, Zai>d al Khai>l at} T{a>i>, Rabi>`ah ibn Maqru>m ad} D{abi>, An Namiru ibn Taulab, Khafa>f ibn Nudbah as Sulami>, Abu Zubai>d at} T{a>i>.Tercatat pula beberapa tokoh, di antaranya: H{asan ibn S|abit (54 H/ 674 M), penyair yang selalu menggubah syair-syairnya untuk membela agama Islam; Qais Majnun (80 H/ 700 M), penyair Iran dan Urdu , penasehat masa Bani Abbasiyah; [footnoteRef:10] Abu Nawas (146- 198 H/ 763- 814 M) seorang penyair lirik; Abu Atahiyah (130 H- 211 H/ 748- 828 M) kumpulan puisinya, az Zuhdiyyah; Abu al Ala` al Ma`arri (363- 449 H/ 973-1057 M) penyair, cendikiawan, dan pemikir. Karya-karyanya: al Fus}u>l wa al Gayat berisi tentang etika, kritik sastra dalam bentuk novel eskatologi, Risa>lah al gufra>n berisi tentang suasana di akhirat, surga dan neraka; Abu al Majd Majdud Sanai (462- 534 H/ 1070- 1140 M) karyanya yang terpenting: Hadi>qat al H{aqi>qah yang oleh ar Rumi disebut Ila>hi Namah sebuah karya puisi filsafat akhlak dan agama terdiri dari 11.000 bait dan bersifat deduktif ; Ibnu Tufail (500- 581 H/ 1106- 1185 M) dokter dan sastrawan, karya sastranya H{ayy ibn Yaqzan (si Hidup Anak Sadar); Fariduddin Attar (513- 627 H/ 1118- 1230 M) penyair sufi, karyanya yang terkenal: Mantiq at} T{air ( Musyawarah Burung) sebuah karya sajak alegori yang mengisahkan pengalaman religious sufi; Ibn al Farid (576- 632 H/ 1182- 1235 M) karyanya Ta>'iyat dengan irama akhir huruf ta>' dalam bentuk qasidah terdiri dari 761 bait; Jalaluddin al Rumi (604- 672 H/ 1210- 1278 M) karyanya dalam bentuk prosa Tazkirat al Auliya>' mempunyai 33.000 bait puisi.[footnoteRef:11] [10: Omar Amin Husain, Kultur Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), h. 570] [11: Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), h. 347]

Yang dimaksud ilmu sastra atau ilmu adab di sini bukan ilmu-ilmu bantu seperti ilmu s}arf, nah{wu, bala>gah, `arud{; bukan pula suatu ilmu yang secara definitif mempunyai objek kajian tersendiri (independen). Tetapi yang dimaksud dengan ilmu sastra adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan kajian sastra. Apakah ilmu tersebut membicarakan teori-teori sastra, macam-macam sastra, aliran sastra, sejarah sastra, atau menjelaskan perkembangan sastra.Ilmu sastra atau kajian adab mencakup bidang yang luas meliputi: 1) teori sastra /, 2) sejarah sastra/ , 3) kritik sastra/ . Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang menjelaskan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang dinamakan sastra.Sejarah sastra adalah bagian ilmu sastra yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh-tokohnya, dan cirri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Di dalamnya juga terlihat karya-karya yang menonjol, aliran-aliran yang mendasari suatu karya, situasi sosial masyarakat dan ideologinya yang kesemuanya berpengaruh terhadap perkembangan karya sastra. Sedangkan kritik sastra adalah bagian ilmu sastra yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Ketiga bagian ilmu sastra tersebut saling berkaitan, masing-masing saling ketergantungan satu dengan yang lain.[footnoteRef:12] [12: Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2006), h. 25- 26 ]

Sastra Islam dalam bahasa-bahasa utama Islam: Arab, Persia, Turki, Urdu, Melayu1. Bahasa ArabMenurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Di sebelah barat, Jazirah Arab dibatasi Laut Merah dan Gurun Sinai; di sebelah timur, dibatasi Teluk Arab dan sebagian besar negara Irak Selatan; di sebelah selatan, dibatasi Laut Arab bersambung dengan Lautan India; di sebelah utara, dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil Negara Irak. Luasnya antara 1 juta mil sampai 1 juta 300 ribu mil. Dilihat dari kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di segala sudutnya. Keadaan seperti inilah yang menjadikan tempat ini kokoh layaknya benteng pertahanan yang kokoh.Para sejarawan membagi kaum-kaum bangsa Arab menjadi 3 bagian: (1) Arab Ba>idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti `Ad, T{asm, Jadi>s, dan `Imla>q; (2) Arab ``Ani> al Isla>miyyah, 1428 H/ 2007) h. 15-16]

Pada masa jahiliyah sastra terutama dalam bentuk puisi dan orasi sangat subur dan terkenal. Bentuk utama puisi saat itu adalah ode dan qas}idah. Para pujangga beradu kebolehan dalam menggubah puisi di pasar-pasar, seperti pasar Ukaz. Penyair wanita juga telah muncul pada saat itu seperti al Khansa yang terkenal dengan puisi eleginya.[footnoteRef:14] Para sahabat seperti Hasan ibn S|a>bit, Abdullah ibn Rawahah, dan Ka`ab ibn Malik mendapat tugas melawan pujangga-pujangga yang mendeskritkan Islam dengan puisi-puisinya. Sastra dengan munculnya Islam pun mempunyai haluan baru, dan temanya meluas hingga hal-hal mistis dan puji-pujian terhadap Nabi saw..[footnoteRef:15] [14: John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva dkk, (Bandung: Mizan, 2002), jilid I, h. 153] [15: Baharuddin Ahmad, Sastra Sufi, (Pulau Pinang: Sinaran Bross, 1992), h. 1 ]

Dengan meluasnya wilayah-wilayah Arab-Islam pada masa Khalifah, menghasilkan khazanah sastra yang kaya. Banyak tokoh setuju bahwa sastra mulai berkembang pesat pada masa Bani Umayyah. Di Syiria, Irak, dan Mesir penaklukan Muslim membawa kemenangan bahasa Arab sebagai medium dalam budaya tinggi dan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak terjadi di Iran. Selama dua abad setelah penaklukan, dan lebih lama lagi di beberapa wilayah, bahasa Arab adalah bahasa administrasi kerajaan. Ia juga merupakan bahasa religious dan wacana filosofis. Tetapi, ia bukanlah bahasa kehidupan sehari-hari. Ketika Dinasti Iran independen menyatakan kemandirian mereka dari kekuasaan Khalifah pada abad ke- 9 dan ke- 10, bahasa mereka adalah bahasa Persia. Bahasa Persia Baru ini ditulis dalam skrip bahasa Arab dan berisi sejumlah kata pinjaman bahasa Arab, tetapi tata bahasa dan kosakata dasarnya jelas merupakan bahasa Persia, bahasa Indo-Eropa yang kontras dengan bahasa Arab Semitik. Hal ini berbeda dengan di Mesir, pada 600 M tidak seorang pun berbicara dalam bahasa Arab, pada ke- 12 semua orang menggunakan bahasa Arab hingga zaman modern, Mesir dipandang sebagai pusat utama budaya Arab. Di Iran, pada tahun 600 M, tidak seorang pun berbahasa Arab; hingga di abad ke- 12 pun mereka masih tidak berbahasa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa wacana intelektual tertentu, sama dengan bahasa Latin di Eropa Tengah. Di zaman modern, Iran secara empati bukanlah Negara Arab.Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab, di antaranya: (1) Lugah Arabiyyah, untuk mengetahui syarah kata-kata tunggal. Kata Mujahid: Orang yang tidak mengetahui seluruh bahasa Arab, tidak boleh menafsirkan al Quran,[footnoteRef:16] (2) Gramatika bahasa Arab, mengetahui ilmu tas}rif dan ilmu nah}wu. Ilmu tas}rif/ s}araf disebut induk segala ilmu, sebab ilmu ini melahirkan bentuk setiap kalimat, sedangkan kalimat itu menunjukkan bernacam-macam ilmu. Kalau tidak ada kalimat atau lafaz}, tentu tidak aka nada tulisan. Tanpa tulisan, sukar mendapatkan ilmu. Adapun ilmu nahwu disebut bapak ilmu, sebab ilmu nahwu itu untuk membereskan setiap kalimat dalam susunannya, i``rabnya, dan atau kaidah-kaidah untuk mengenal bentuk kata-kata dalam bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya di kala berupa kata lepas atau di kala tersusun dalam kalimat. Dan kalimat itu adalah kata-kata mufrad yang mempunyai arti. Susunan kata-kata yang telah mengandung pengertian sempurna, disebut kalam atau jumlah. Kata-kata dalam bahasa Arab hanya ada 3 macam: fi`il, isim, huruf,[footnoteRef:17] (3) Ilmu Ma`ani, Bayan, dan Badi`; dengan ilmu ma`ani dapat diketahui kekhasan susunan pembicaraan dari segi memberi pengertian. Dengan ilmu bayan, dapat diketahui kekhasan susunan perkataan yang berlain-lainan. Dan dengan ilmu badi`, diketahui jalan-jalan keindahan pembicaraan, (4) Ilmu balagah, ilmu yang mempelajari sifat bagi kalimat, kalam/ jumlah, dan pembicara,[footnoteRef:18] (5) Seni Sastra: kaligrafi, kaligrafi Arab berasal dari tulisan Mesir Kuno: Hieroglyph (3.200 SM) yang hanya berkembang menjadi tulisan Musnad dan Nabt}i> yang benar-benar dianggap sebagai tulisan Arab Kuno. Seiring berjalannya waktu, tulisan jenis Musnad tidak lagi digunakan, tergantikan oleh tulisan Nabt}i> . Sebelum al Quran turun, tulisan indah Arab ini lambat berkembang, tatkala al Quran diwahyukan, jenis tulisan yang dominan adalah Ku>fi> (merujuk pada kota Kufah yang didirikan pada 640 M) yang diturunkan dari tulisan h}ijazi> dan tergolong dalam bentuk mabsu>t}. Semenjak al Quran diturunkan sampai sekarang, berarti selama 14 abad, kaligrafi Arab berkembang pesat hingga 500 jenis atau gaya tulisan. Sementara 16 abad sebelum al Quran diwahyukan, hanya memunculkan 11 jenis atau gaya tulisan. Berdasarkan realita ini, tentu mudah dinalar bahwa kehadiran al Quran menjadi tonggak penting yang memisahkan antara kelambanan perkembangan kaligrafi Arab, dan sekaligus menjadi penyebab kecepatan kemajuannya,[footnoteRef:19] (6) Ilmu Qira>a>t, teks kalimat al Quran disampaikan kepada kita sesuai menurut aslinya sebagaimana yang telah diwahyukan kepada Rasulullah saw. dan disampaikan kepada kita cara membacanya sebagaimana Rasulullah saw. melafaz}kannya sesuai yang diajarkan Jibril as., cara membaca sebagian lafaz}-lafaz} al Quran itu terdapat perbedaan menurut versi masing-masing perawi yang menyampaikannya, namun masing-masing mereka menerimanya dengan sanad yang sahih dari Rasulullah saw.[footnoteRef:20] [16: M. Hasbi as} S{iddiqi, Sejarah Pengantar Ilmu al Quran dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000) h. 183] [17: Moch. Anwar, Ilmu S}araf, terj. (Bandung: sinar baru algensindo, 2004) h. iii] [18: Chatibul Umam, kaidah tata bahasa Arab,terj. (Jakarta: Darul Ulum Press, 1993) h. 13] [19: Ilham Khoiri R.,Al Quran dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci dalam Transpormasi Budaya, ( Jakarta: Logos, 1999), h. 56- 84] [20: Said Agil Husin Al Munawwar, Mengenal Qira>'a>t al Quran, (Semarang: CV. Toha Putra, 1993) h. 24]

Contoh perbedaan qira>'a>t dalam QS. Al Fa>tih}ah:: , : , , : , , : , , : ) (,,) [footnoteRef:21] [21: Jama>l ad Di>n Muhammad Syaraf, Mus}h}af as} S{aha>bah fi al Qira>'a>t al `Asyr al Mutawa>tirah min T{ari>qi asy Sya>t}ibiyyah wa ad Durrah, (T{ant}a: Da>r as} S{ahabah li at Tura>s\, 1425 H/ 2004 M) h. 1]

Imam Syafi`i berkata: perbedaan qira'at, berguna untuk memperjelas makna kandungan al Quran, dan tidak memberikan kesempatan selamanya untuk membuat-buat yang seperti al Quran itu.2. PersiaBahasa Persia sangat iri dengan bahasa Arab yang diabadikan oleh al Quran. Sementara bahasa Persia adalah bahasa nonkanonis (tidak pernah dipakai sebagai bahasa kitab suci), hal inilah yang menjadi salah satu faktor munculnya gerakan syu`u>biyyah, suatu gerakan yang ingin memurnikan budaya Persia dari budaya Arab, termasuk bahasanya. Sejak penyerbuan Arab ke Persia sudah muncul gerakan agama sinkretik yang mengklaim bahwa Persia juga memiliki al Quran dalam bahasa Persia, tapi tentu saja tidak bias berkembang luas. Kerinduan ini terus berlanjut hingga muncul Mas\nawi karya Rumi yang dianggap sebagai al Quran Persia oleh tokoh-tokoh sastra.[footnoteRef:22] [22: Mehdi Nakosteen, Konstribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat, terj. Joko, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 36 ]

Bentuk puisi pertama Persia yang paling sukses adalah penegrika, ditangan Rudaki (w. 940 M), Farrukhi (w. 1037 M), dan Manuchiri (w. 1040 M). Puisi-puisi penegrika biasanya berkisar pada puji-pujian terhadap raja dan istana, keindahan pesta, taman anggur. Masih berkaitan dengan politik puisi epik pun muncul dan mencapai manifestasi tertinggi di tangan Firdausi dengan karyanya S{ahnamah (Book of Kings), yang berisi kurang lebih 60.000 bait syair yang menceritakan pahlawan Rustam dan penghianatan Z{ahhak. Bahasa dan identitas Persia tetap hidup memasuki abad ke- 21.Abjad PersiaContoh abjad Persia dengan abjad Arab: Contoh perbedaan cara melafazkan abjad Arab dengan Persia diucapakan oleh orang Persia diucapkan Contoh kata: ( ) , , : , . : .[footnoteRef:23] [23: Muhammad Nur ad Din Abd al Mun`im, Mu`jam al Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugah al Fa>rsiyyah, (ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad ibn Su`u>d al Isla>miyyah, 1426 H/ 2005) h. 55- 56]

3. TurkiSastra Turki pada masa pra-tanzimat (1839- 1879 M) didominasi oleh puisi sebagai sarana yang paling disukai di seluruh lapisan masyarakat, baik bentuk puisi biasa atau puisi yang didendangkan (aruz) atau puisi sufi (tekke). Karya-karya sastra dipergunakan oleh Daulah Us\maniyah sebagai alat legitimasi poitik, memuji para raja, dan perjamuan. Mus}t}afa `Ali (1541- 1599 M) dengan karyanya Kunh al Akhba>r adalah catatan dari masa Adam-Isa dan pendirian Daulah Us\maniyyah. Pujangga terkenal pada masa itu adalah Baki (1526- 1600 M), Nef I (1582- 1636 M), Yahya Efendi (1552- 1644 M), dan Yunus Emre. Pada masa tanzimat dan sesudahnya sastra hidup untuk pendefinisian kembali tentang diri dan negara. Mayoritas sastra mengangkat tema-tema sosial dan moral. Novel Turkipun berjudul Telemaque lahir pada masa ini, sebagai wahana pendeskripsian isu-isu kontemporer seperti perbudakan, konstitusional, patriotisme, hak wanita, persatuan Islam. Para tokoh tanzimat mempergunakan sastra sebagai sarana untuk menyampaikan konsep dan pandangan politik, seperti Ibrahim Sinasi (1826- 1871 M), Ziya Pasha (1825-1880 M), Namik Kemal (1840-1888 M) dan Ahmad Mithat Efendi (1844- 1912 M). Dalam pergulatan ideology inilah tema-tema Islam kembali muncul sebagai alternative jalan keluar bersama yang diusung oleh Mehmet Akif (1867- 1915 M), sedangkan aliran Usmanisme diusung oleh Namik Kemal, westernisme oleh Tevik Fikret (1867- 1915 M), dan Turkisme oleh Ziya Gokalp (1876- 1924 M).Pada abad 20, tema-tema sastra berubah menjadi anti-Islam, pengaruh Yakup Kadri Karosmanogolu (1889- 1974 M) yang menggambarkan bahwa pondok-pondok orang beriman adalah tempat maksiat yang sebenarnya, dalam novelnya Nur Baba (bapak ilahi), begitu juga dengan Yaban yang menggambarkan bahwa orang beragama adalah orang yang menjijikkan. Kemal at Tatturk (1880- 1938 M) adalah seorang yang beride sama walaupun tidak seekstrim itu. Akibatny muncul penolakan agama Islam sebagai agama negara, dan penekanan terhadap penganut agama. [footnoteRef:24] [24: John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva dkk., (Bandung: Mizan, 2002), jilid 6, h. 115]

Abjad dalam bahasa Turki ada 29 huruf; 21 huruf yang diucapkan dengan dialek Turki, sementara 8 huruf lagi diucapkan dengan dialek Arab.[footnoteRef:25] [25: Suhai>l S{a>ba>n ibn Syai>kh Ibra>hi>m h}aqqiyy, Mu`jam al 'Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugah al Atturkiyyah, (ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad ibn Su`u>d al Isla>miyyah, 1426 H/ 2005) h.17- 22.]

4. UrduBahasa Urdu merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk yang berada di negeri Hindustan (India, Pakistan, dan Bangladesh). Merantau untuk mencari pekerjaan ataupun melanjutkan study adalah kegemaran mereka, sehingga menyebabkan bahasa ini dapat dipergunakan di daerah-daerah yang banyak dikunjungi orang-orang Hindustan: Arab Saudi, England, Dubai, dan Afrika Selatan. Di Indonesia juga banyak yang mampu berkomunikasi dengan bahasa ini, mereka itu adalah pelajar-pelajar yang telah menyelesaikan studinya di sana.Kaidah-Kaidah Bahasa Urdu/ Istilah-istilah: Alif mamdu>dah, alif maqs}u>rah, waw ma`ru>f (waw yang dibaca jelas), dan waw majhu>l (waw yang dibaca tidak jelas). Selain mempunyai istilah-istilah dalam penggunaannya, kaidah-kaidah yang perlu diperhatihan lainnya: pembagian isim/ kata benda, isim fa>`il, isim maf`u>l; masdar dan pembagiannya; dan d}ama>ir. Banyak kata dalam bahasa Arab yang dipergunakan dalam bahasa Urdu umpamanya: / , , , , , 5. MelayuTeks sastra Islam Melayu ditulis dalam bahasa Melayu dan menggunakan huruf Arab Melayu, atau disebut juga huruf Jawi, merupakan dokumentasi kehidupan spiritual nenek moyang bangsa Indonesia serta memberikan gambaran yang memadai tentang alam pikiran dan lingkungan hidupnya. Dari pendekatan sosiologi sastra, hal ini merupakan aspek documenter sastra. Asumsinya, sastra merupakan cermin dari nilai-nilai budaya yang hidup pada zaman karya itu diciptakan.[footnoteRef:26] [26: Sapardi Djoko Damono, Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984), h.9 ]

Fungsi sosial naskah sastra Islam Melayu sebagai media penyebaran dan sosialisasi dasar-dasar ajaran agama Islam kepada penduduk di kawasan Asia Tenggara yang berbahasa Melayu. Pembicaran tentang sastra Melayu klasik dimulai pada abad 17 M, tokohnya adalah Nuruddin ar Raniri berasal dari Ranir, India menetap di Aceh tahun 1637- 1644 M. Ia adalah seorang yang luas pengetahuannya tentang naskah Arab-Persia, ia menulis buku berbahasa Melayu seperti S{ira>t} Mustaqi>m dan Busta>n al Sala>t}i>n. Ia berseberangan ide dengan Syamsuddin Sumatrani (w. 1630 M) dan Hamzah Fansuri yang mengemukakan pendapatnya dalam syair-syairnya seperti Syair Dagang, dan Syair Burung Pingai. Bentuk-bentuk prosa yang terkenal pada masa itu adalah cerita, baik cerita asli, saduran, tunggal maupun berbingkai, seperti Hikayat Anbiya', Hikayat Nabi Bercukur, dan Bayan Budiman. Naskah Melayu pertama kali dicetak pada abad ke-16, ditulis dalam sistem alfabetis Latin. Pada awal abad ke- 17, bahasa Melayu mendominasi arena budaya hampir di semua daerah di Asia Tenggara. Bahasa Melayu telah memiliki bentuk sastra bukan saja ditulis dengan tulisan Jawi, seperti prasasti bertahun 1303 di Trengganu, tetapi telah diperkaya dengan kosakata, tatabahasa, retorika, dan filsafat bahasa Arab.[footnoteRef:27] [27: James T. Collins, Bahasa Melayu Bahasa Dunia, Sejarah Singkat, ( Jakarta: Yayasan Obor, 2005), h. 41]

Masa selanjutnya setelah 3 tokoh di atas dunia sastra Melayu mencatat nama-nama seperti Abdul Samad al Palembani, penulis Hidayat al Salikin. Juga Kemas Muhammad bin Ahmad al Palembani dan Daud bin Abdulah al Patani. Bentuk sastra pada abad 17- 18 adalah berupa sastra kitab, sastra-sastra hikayat, sastra tata Negara dan sastra sufi. Pada abad 19 dan 20 sastra Melayu berperan penting dalam dunia politik, tema-tema atas kecaman penjajahan sangatlah dikenal. Ahmad Shanon seorang pakar prosa mengatakan bahwa tugas sastrawan Muslim adalah menemukan kebenaran dan kedamaian, menulis sastra adalah ibadah bukan semata-mata seni untuk seni.[footnoteRef:28] [28: Muhammad Isa, Sastra Melayu Klasik bercorak Islam, (Malaysia: Universitas Sains, 1999), h. 27]

Penguasaan Malaka menjadi sebab penyebaran para cendikiawan dan ulama Islam, yang dulu bekerja di bawah perlindungan kesultanan Malaka. Ada beberapa tempat di Nusantara yang dipandang sebagai pusat sastra Melayu misalnya Riau, Jakarta, Palembang. Abad ke-19 merupakan masa keemasan penyalinan naskah Melayu. Pada waktu itu Riau, khususnya Pulau Penyengat, merupakan pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Melayu. Kegiatan menulis dan mengarang dilakukan di istana Pulau Penyengat oleh kerabat istana seperti Engku Haji Ahmad dan anaknya, Raja Ali Haji, yang terkenal dengan karyanya Gurindam Dua Belas.Selain kalangan istana, pemerintah kolonial juga merupakan pemrakarsa penyalinan naskah di Riau. Beberapa nama pejabat Belanda yang mempunyai peranan dalam hal ini adalah Von de Wall, Klinkert C.P.C Elout. Penyalinan naskah itu dilakukan untuk kepentingan pribadi dan pemerintah kolonial. Beberapa juru tulis yang bekerja di sana antara lain Haji Ibrahim, Encik Ismail, dan Encik Said.[footnoteRef:29] [29: Maria Indra Rukmi, Penyalinan Naskah Melayu di Palembang, ( Wacana,vol. 7, No. 2, Oktober 2005), h. 149-160]

Periodisasi Sastra Indonesia: sastra klasik Melayu, berkembang sebelum tahun 1920 an. Sastra Modern Indonesia: tonggak sastra modern Indonesia dimulai pada tahun 20-an, kemudian lahir Angkatan 30-an atau Angkatan Pujangga Baru, Angkatan `45 atau Angkatan Chairil Anwar atau Angkatan Kemerdekaan, dan Angkatan `66, dicetuskan oleh HB. Jassin melalui bukunya yang berjudul Angkatan `66, bertepatan dengan kondisi politik Indonesia yang tengah mengalami kekacauan akibat terror dan merajalelanya paham komunis. Kajian sastra Islam kontemporerSejak abad 19 hingga sekarang, upaya penempatan studi sastra sebagai kajian ilmiah belum ada hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan beberapa hal di antaranya: (a) studi tentang sastra cenderung subjektif (b) teori-teori studi sastra hanya mengadopsi dasar-dasar ilmiah dari ilmu lain (c) pemahaman sastra identik dengan omongan bertele-tele tanpa konsep yang jelas (d) sifat sastra yang imajinatif, intuitif, tentu akan menghasilkan kebenaran subjektif (e) bahkan defenisi sastra dianggap tidak memadai, tidak jelas, dan tidak memuaskan (f) kebenarannya tidak dapat diuji intersubjektif/ tidak mampu dipertahankan secara objektif (g) karya sastra sebagai objek, adalah abstraksi-abstraksi kehidupan yang sulit dirumuskan. Memang mereka yang menolak studi sastra sebagai kajian ilmiah cukup beralasan. Penolakan ini berpijak dari alasan bahwa studi sastra juga harus mengikuti tahapan hirarki, langkah, dan metode-metode yang sama seperti ilmu lainnya. Demikian menurut pandangan orang-orang formalis, yaitu orang-orang yang lebih mengedepankan struktur daripada isi. Para kritikus sastra justru berpendapat bahwa tidak mesti seluruh langkah metodologi ilmiah dalam ilmu-ilmu selain studi sastra bisa diterapkan. Hal inilah yang menjadi bukti keilmiahan yang khas studi sastra, juga ketidaksamaan hasil uji intersubjektif merupakan keilmiahan tersendiri bagi studi sastra. Sebab studi sastra tetap memiliki teori, metode, dan langkah-langkah ilmiah dalam penelitiannya, memiliki data, fakta, kesimpulan, hipotesis, pendapat, inquiry, masalah, dan pembuktian hipotesis.[footnoteRef:30] [30: Tirto Suwondo,Studi Sastra, (Yogyakarta: Hanindita, 2005), h. 39]

KesimpulanStudi sastra Islam, khususnya dalam bahasa Arab telah berakar jauh sebelum al Quran diwahyukan. Namun perkembangannya semakin meningkat disebabkan penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Bahkan perkembangan sastra dalam Islam ikut terus berkembang disebabkan kebudayaan Islam dalam setiap periodenya.Beberapa bahasa resmi dipakai umat Islam, mulai dari bahasa Arab, Urdu, Persia, Turki, dan bahasa Melayu, menjadi peluang besar untuk diteliti bahkan diharapkan akan menghasilkan nilai-nilai positif bagi umat Islam, sebab sastra dalam Islam adalah salah satu pembangun terpenting dalam kebudayaan Islam.

Daftar Pustakaal Manz}u>r, Ibn,Lisa>n al `Arab, Kairo: Da>r al Ma`a>rif, tt

al Muba>rakfu>ri>, S}afiyyu ar Rahma>n,Ar Rahi>qu al Makhtu>m, Qat}ar: Waza>ratu alAuqa>f wa asy Syu'u>ni> al Isla>miyyah, 1428 H/ 2007

al Mun`im, Muhammad Nur ad Din Abd, Mu`jam al Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugah alFa>rsiyyah, ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad ibn Su`u>d al Isla>miyyah,1426 H/ 2005 al Qaisiy, Nu>ri> H{umawwidiy, Syu`ara>' Isla>miyyu>n, Beiru>t: Maktabah an Nahd}ah alArabiyyah, 1984

al Faruqi, Ismail R. dan al Faruqi, Lois Lamya, Atlas Budaya Islam, penerjemah IlyasHasan , Bandung: Mizan, 2003

as} S{iddiqi, M. Hasbi, Sejarah Pengantar Ilmu al Quran dan Tafsir, Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2000

Anwar, Moch., Ilmu S}araf, terj., Bandung: sinar baru algensindo, 2004

Al Munawwar, Said Agil Husin, Mengenal Qira>'a>t al Quran, Semarang: CV. TohaPutra, 1993

Ahmad, Baharuddin, Sastra Sufi, Pulau Pinang: Sinaran Bross, 1992Balai Litbang Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005Collins, James T., Bahasa Melayu Bahasa Dunia, Sejarah Singkat, Jakarta: YayasanObor, 2005Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Pemikiran dan Peradaban,Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999Damono, Sapardi Djoko, Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984

Esposito, John L., Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva dkk., Bandung:Mizan, 2002Husain, Omar Amin, Kultur Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1981H\\\{aqqiyy, Suhai>l S{a>ba>n ibn Syai>kh Ibra>hi>m, Mu`jam al 'Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugahal Atturkiyyah, ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad ibn Su`u>d alIsla>miyyah, 1426 H/ 2005

Isa, Muhammad, Sastra Melayu Klasik bercorak Islam, Malaysia: Universitas Sains,1999

Lukman, Yasin, R. Cecep dan Riyadi, Dedi Slamet, History of The Arabs terj.,Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006

Muzakki, Akhmad, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2006

Nakosteen, Mehdi, Konstribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat, terj. Joko,Surabaya: Risalah Gusti, 1996Rizal, A. Syamsu dan Hidayah, Nur, Cita Humanisme Islam, Jakarta: PT. SerambiIlmu Semesta, 2005

R.,Ilham Khoiri,Al Quran dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci dalam TranspormasiBudaya, Jakarta: Logos, 1999

Rukmi, Maria Indra, Penyalinan Naskah Melayu di Palembang, Wacana,vol. 7, No.2, Oktober 2005

Syaraf, Jama>l ad Di>n Muhammad, Mus}h}af as} S{aha>bah fi al Qira>'a>t al `Asyr alMutawa>tirah min T{ari>qi asy Sya>t}ibiyyah wa ad Durrah, T{ant}a: Da>r as}S{ahabah li at Tura>s\, 1425 H/ 2004 M

Suwondo, Tirto,Studi Sastra, Yogyakarta: Hanindita, 2005Umam, Chatibul, kaidah tata bahasa Arab,terj., Jakarta: Darul Ulum Press, 1993

5