MAKALAH KECEMASAN EDIT

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan ini merupakan respon emosi tanpa objek terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut salah satu pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung. Kecemasan dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan dalam memelihara keseimbangan. Kecemasan terjadi akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaaan individu. Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau resah), maupun respon fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan adanya kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan Durand, 2006). Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). 1

Transcript of MAKALAH KECEMASAN EDIT

Page 1: MAKALAH KECEMASAN EDIT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan ini merupakan respon emosi tanpa objek terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-

hari. Hal tersebut salah satu pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat

diobservasi secara langsung. Kecemasan dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan

motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara

keseimbangan hidup.

Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan dalam memelihara keseimbangan.

Kecemasan terjadi akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat

mendasar bagi keberadaaan individu. Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan

gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau

resah), maupun respon fisiologis tertentu.

Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi

pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan adanya kekhawatiran karena tidak

dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan Durand,

2006). Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu

segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005).

Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar. Diperkirakan 20% dari populasi

dunia menderita kecemasan (Gail, 2002) dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa

cemas (Haryadi, 2007). Mahasiswa pun tidak luput dari kecemasan. Salah satu yang

menjadi stresor dalam kehidupan mahasiswa adalah tuntutan dalam pendidikan.

Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang baik, tetapi juga untuk

memahami, mendalami, dan mampu mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya.

Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu. 2 faktor pencetus kecemasan pada

mahasiswa. Dalam menyelesaikan kecemasan tiap individu tergantung dengan pola

koping yang dimiliki oleh tiap individu tersebut sehingga akan menimbulkan tingkatan

kecemasan dan respon kecemasan yang berbeda-beda pula.

1

Page 2: MAKALAH KECEMASAN EDIT

B. Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar kecemasan

2. Mengetahui proses keperawatan pada klien dengan kecemasan dari pengkajian sampai

dengan evaluasi.

2

Page 3: MAKALAH KECEMASAN EDIT

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Pengertian Menurut Para Ahli

a. Sigmound Freud menyatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang terjadi

pada diri individu tanpa tujuan atau objek, tidak disadari dan berkaitan dengan

kehilangan self image.

b. Sulivan menyatakan bahwa kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap

self esteem oleh orang terdekat. Pada orang dewasa kecemasan terjadi bila pretige

dan dignity diri terancam oleh orang lain.

c. Peplau menyatakan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi hubungan

interpersonal. Disamping itu kecemasan merupakan respon terhadap bahaya yang

tidak diketahui dan terjadi bila ada hambatan pemenuhan kebutuhan.

Jadi, kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan adanya bahaya yang

mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk mengatasi

ancaman. Kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti /tidak berdaya, keadaan

emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

2. Teori-teori kecemasan

Teori-teori kecemasan antara lain :

a. Teori Psikodinamik

Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik

psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk

mengambil aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan

menurun dan rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan,

maka kecemasan ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami

sebagai simptom, seperti phobia, regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep

psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan timbul

pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang pertama kali.

Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum mampu memberikan respon

3

Page 4: MAKALAH KECEMASAN EDIT

terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan pertama.

Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id untuk

menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka

terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi

dari super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan

dalam alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu,

sering tidak realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke

permukaan melalui tiga peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id

meningkat dan adanya stress psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan

berikutnya (Prawirohusodo, 1988).

b. Teori Perilaku

Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus

khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi

untuk stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi,

sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di

inginkan.

c. Teori Interpersonal

Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar

individu, sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.

d. Teori Keluarga

Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat

adanya konflik dalam keluarga.

e. Teori Biologik

Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses

fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau

keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan

sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).

3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Townsend,

1996).

a. Kecemasan ringan

4

Page 5: MAKALAH KECEMASAN EDIT

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari

dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah

kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk

belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

b. Kecemasan sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang penting dan

mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang

selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi

pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan

pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan

yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa,

marah dan menangis.

c. Kecemasan berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan kecemasan berat

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak

dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan

untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada

tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur

(insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau

belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk

menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

d. Panik

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena mengalami

kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu

walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini

adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan

inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,

menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.

5

Page 6: MAKALAH KECEMASAN EDIT

6

Page 7: MAKALAH KECEMASAN EDIT

4. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

a. Kardio vaskuler

Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi meningkat,

tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

b. Respirasi

Napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

c. Kulit

Perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh, rasa

terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.

d. Gastro intestinal

Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di epigastrium, nausea,

diare.

e. Neuromuskuler

Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kejang,

wajah tegang, gerakan lambat.

5. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

a. Perilaku

Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik diri,

menghindar.

b. Kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir, bloking,

bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan, kawatir

yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan lain-lain.

c. Afektif

Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan

lain-lain.

6. Tanda gejala ansietas

Klien datang ke pelayanan kesehatan atau ke psikiatri biasanya mengeluh trias

ansietas, yaitu :

a. rasa cemas hari depan tak menentu,

7

Page 8: MAKALAH KECEMASAN EDIT

b. over aktifitas, dan

c. perasaan tegang dan takut.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Faktor Internal

1) Pengalaman

Menurut Horney dalam Trismiati (2006), sumber-sumber ancaman yang dapat

menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan

menurut Horney, dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau

dapat terletak di dalam diri seseorang, misalnya seseorang yang memiliki

pengalaman dalam menjalani suatu tindakan maka dalam dirinya akan lebih

mampu beradaptasi atau kecemasan yang timbul tidak terlalu besar.

2) Respon Terhadap Stimulus

Menurut Trismiati (2006), kemampuan seseorang menelaah rangsangan atau

besarnya rangsangan yang diterima akan mempengaruhi kecemasan yang

timbul.

3) Usia

Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamnnya

sehingga pengetahuannya semakin bertambah (Notoatmodjo, 2003). Karena

pengetahuannya banyak maka seseorang akan lebih siap dalam menghadapi

sesuatu.

4) Gender

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, Myers (1983) dalam

Trismiati (2006) mengatakan bahwa perempuan lebih cemas akan

ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif,

eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan

bahwa laki-laki lebih rileks dibanding perempuan.

b. Faktor Eksternal

1. Dukungan Keluarga

Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan seorang lebih siap dalam

menghadapi permasalahan, hal ini dinyatakan oleh Kasdu  (2002).

2. Kondisi Lingkungan

8

Page 9: MAKALAH KECEMASAN EDIT

Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih

kuat dalam menghadapi  permasalahan, misalnya lingkungan pekerjaan atau

lingkungan bergaul yang tidak memberikan cerita negatif tentang efek negatif

suatu permasalahan menyebabkan seseorang lebih kuat dalam menghadapi

permasalahan, hal ini dinyatakan oleh.(Baso, 2000 : 6)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala

atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.

a. Faktor predisposisi (stressor pendorong )

Stresor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat

berupa :

1) Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan

dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau

situasional.

2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.

Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat

menimbulkan kecemasan pada individu.

3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir

secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.

4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil

keputusan yang berdampak terhadap ego.

5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman

terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.

6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan

mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena

pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.

7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon

individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.

9

Page 10: MAKALAH KECEMASAN EDIT

8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang

mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan

neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol

aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

b. Faktor presipitasi ( stresor pencetus )

Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat

mencetuskan tombulnya kecemaskan. Stresor presipitasi kecemasan

dikelompokan menjadi 2 bagian :

1) Ancaman terhadap integritas fisik ( ketidakamampuan fisiologi) antara lain :

a) Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,

regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).

b) Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi firus dan bakteri,

polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya

tempat tinggal.

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

a) Sumber internal : Kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan

ditempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman

terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.

b) Sumber eksternal : Kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan

status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial,budaya.

c. Perilaku

Cemas dapat diekspresikan secara langsung seperti perubahan fisiologis tubuh dan

perilaku itu sendiri, atau dalam kondisi tak langsung seperti mekanisme koping

sebagai pertahanan melawan kecemasan.

1) Respon fisiologis

Secara fisiologis respons tubuh terhadap kecemasan adalah dengan

mengaktifkan system saraf otonom (simpatis maupun parasimpatis). Respon

parasimpatis yang bertentangan dengan respon tubuh dan respon simpatis

yang mengaktifkan proses tubuh. Respon simpatis lebih menonjol untuk

mengaplikasikan tubuh mengatasi situasi emergency melalui reaksi “fight”

and “flight”.

10

Page 11: MAKALAH KECEMASAN EDIT

2) Respon psikologis

Kecamasan tinggi akan mempengaruhi kordinasi dan gerak reflex. Kecemasan

dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan dengan

orang lain.

3) Respon kognitif

Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses maupun isi

berpikir. Misalnya tidak mampu memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah

lupa dan bingung.

4) Respon afektif

Klien mengekspresikan kecemasan dalam bentuk kebingungan dan curiga

berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan tersebut.

d. Mekanisme Koping

Ketidakmampuan mengatasi stres secara konstruksi menyebabkan terjadinya

perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi

cemas apabila cemas itu sudah berat / menghebat. Cemas ringan sering di atasi

tanpa pemikira. Dua jenis mekanisme koping :

1) Orientasi tugas atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin

dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi

kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif untuk mengatasi

masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.

2) Orientasi ego atau reaksi yang berorientasi pada ego. Mekanisme ini sering

digunakan untuk melindungi diri sendiri sehingga disebut mekanisme

pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi

masalah secara realita.

Untuk menilai mekanisme koping klien apakah adaptif atau tidak hal-hal yang

perlu dievaluasi antara lain :

1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme koping klien

2) Pengaruh tingkat penggunaan mekanisme koping diri tersebut terhadap

disorganisasi kepribadian.

3) Pengaruh penggunaan mekanisme koping terhadap kemajuan kesehatan klien

4) Alasan klien menggunakan mekanisme koping.

11

Page 12: MAKALAH KECEMASAN EDIT

e. Sumber Koping

Sumber-sumber koping diantaranya :

1) Modal Ekonomi

2) Dukungan Sosial

3) Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah

4) Mengadopsi strategi koping dari orang lain yang berhasil

5) Kayakinan /kepercayaan yang berasal dari budaya atau nilai-nilai dalam

masyarakat

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang biasa muncul antara lain :

a. Ansietas b.d :

konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai yang pokok dan tujuan hidup.

krisis situasional dan maturasional

(nyata atau dirasakan) mengancam konsep diri

(nyata atau dirasakan) mengancam kematian\

b. Ketakutan b.d :

fobia yang spesifik

berada dalam suatu tempat atau situasi dimana sulit untuk keluar dari keadaan

itu.

perkara pelecehan terhadap diri sendiri di depan orang lain.

c. Koping individu tidak efektif b.d :

ego yang tidak berkembang

takut gagal

tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan

krisis social

sistem pendukung tidak adekuat

3. Intervensi Keperawatan

No Dx Intervensi Rasional

1 1 a. Pertahankan cara yang tenang,

tidak mengancam selama

a. Pasien mengembangkan

perasaan aman dengan

12

Page 13: MAKALAH KECEMASAN EDIT

bekerja bersama klien

b. Tenangkan pasien tentang

keselamatan dan

keamanannya dengan

kehadiran perawat secara fisik

dan jangan biarkan pasien

sendirian.

c. Jaga agar lingkungan rendah

stimulus (lampu yang redup,

sedikit orang, dekorasi

sederhana)

d. Gali bersama klien

kemungkinan penyebab

terjadinya ansietas

e. Ajarkan tanda dan gejala

ansietas yang meningkat dan

cara memutus progresinya

(Misalnya teknik relaksasi,

latihan nafas dalam, latihan

fisik, jalan cepat, jogging,

meditasi)

kehadiran seorang perawat

yang tenang

b. Pasien mungkin takut terhadap

hidupnya, kehadiran seseorang

yang dipercaya memberikan

pasien rasa aman dan jaminan

keselamatan

c. Suatu stimulus dari lingkungan

dapat meningkatkan level

ansietas

d. Pengenalan faktor pencetus

adalah faktor pertama dalam

mengajarkan pasien untuk

memutus peningkatan ansietas

e. Pengetahuan tentang tanda dan

gejala, cara memutus progresi

ansietas, atau latihan relaksasi

dapat menurunkan ansietas

2 2 a. Tenangkan pasien tentang

keselamatan dan

keamanannya

b. Gali persepsi klien tentang

ancaman terhadap integritas

atau ancaman terhadap konsep

diri

c. Diskusikan situasi realistis

dengan pasien agar mengenali

aspek yang dapat dan yang

a. Pada keadaan panik pasien

mungkin saja merasa takut

terhadap kehidupannya

b. Penting sekali untuk mengerti

persepsi klien terhadap objek

atau situasi fobik supaya

membantu proses desensitisasi

c. Pasien harus menerima situasi

realitas (aspek yang tidak dapat

berubah) sebelum kerja

13

Page 14: MAKALAH KECEMASAN EDIT

tidak dapat berubah

d. Libatkan pasien dalam

pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan seleksi

alternative strategi koping

e. Dorong pasien untuk

menggali perasaan dasar yang

mungkin memperberat

ketakutan yang irasional

penurunan ketakutan dapat

dilanjutkan

d. Membiarkan pasien memilih

akan memberikan control

tindakan dan menolong

meningkatkan harga diri

e. Pengungkapan perasaan dalam

suatu lingkungan yang tidak

mengancam akan menolong

pasien sampai kepada isu-isu

yang tak terpecahkan

3 3 a. Kaji tingkat ansietan klien

b. Dorong kemandirian dan

berikan penguatan positif

untuk perilaku kemandirian

yang ditampilkan

c. Berikan jadwal kegiatan yang

struktur pada pasien termasuk

yang cukup untuk

menyelesaikan perilaku ritual.

a. Pengenalan faktor pencetus

adalah langkah pertama dalam

mengajarkan pasien untuk

memutuskan peningkatan

ansietas.

b. Penguatan yang positif

meningkatkan harga diri dan

mendorong pengulangan

perilaku yang diharapkan

c. Struktur memberikan suatu rasa

aman untuk klien ansietas

14

Page 15: MAKALAH KECEMASAN EDIT

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

15