MAKALAH SPSS

download MAKALAH SPSS

of 10

description

kedokteran

Transcript of MAKALAH SPSS

Prizilia [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731 1. Pendahuluan1.1 Latar BelakangKolesterol adalah zat yang fungsinya sangat penting bagi tubuh. Sebenarnya zat ini merupakan zat lemak yang dikenal sebagai lipid. Produsen utama zat ini adalah hati, namun lipid juga bisa berasal dari makanan. Kadar lipid yang terlalu tinggi, disebut dengan hiperlipidemia, dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Meski kolesterol tinggi tidak menyebabkan gejala apa pun, tapi tetap bisa membahayakan kesehatan. Kolesterol yang berlebihan dapat mengendap pada dinding arteri yang akan menyebabkan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa terhambat. Kolesterol yang tinggi ini meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu,stroke, baik kecil dan besar, danserangan jantung. Pada usia lanjut, resiko terkena kolesterol yang tinggi atau yang disebut hyperlipidemia sangat besar. Selain pengaruh faktor usia, ada jugan banyak factor lain yang dicurigai memiliki hubungan dengan penyakit kolesterol tinggi atau hiperlipidemi, seperti jenis kelamin, kadar hemoglobin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang faktor faktor yang mempengarui total kadar kolesterol berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan.

1.2 Rumusan MasalahHubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kadar hemoglobin, pekerjaan dan penghasilan/gaji dengan kadar kolesterol.

1.3 Hipotesis

2. Isi2.1 Kolesterol2.1.1 Pengertian KolesterolKolesterol berasal dari bahasa Yunani chole-(empedu) dan stereo (padat), dan akhiran-ol kimia untuk alkohol. Poulletier Franois de la Salle kolesterol diidentifikasi terlebih dahulu dalam bentuk padat di batu empedu, pada tahun 1769. Namun, itu hanya tahun 1815 yang ahli kimia bernama Eugne Chevreul pondok "cholesterine". Kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks. Mayoritas kolesterol dalam tubuh, yaitu kira-kira 80% dihasilkan dari dalam tubuh (di hati). Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Banyak orang menganggap semua kolesterol jahat, padahal kegunaannya juga banyak, di antaranya membuat hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain. Kolesterol adalah molekul prekursor penting bagi sintesis Vitamin D dan hormon-hormon steroid, termasuk kortisol hormon kelenjar adrenal dan aldosteron serta hormon seks progesteron, estrogen, dan testosteron, dan turunannya. Kolesterol dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kolesterol yang tinggi tidak hanya dialami oleh orang yang bertubuh gemuk, tapi orang yang kurus tidak berarti kolesterolnya rendah. Ini juga dapat menimpa orang-orang yang masih muda. Berbagai kalangan umur, harus berusaha menjalani pola hidup yang sehat agar dapat menjaga kolesterol dalam darahnya tetap normal. Kolesterol adalah lemak yang terutama diproduksi dalam hati yang didapat dari makanan, penting untuk menjaga fungsi tubuh supaya tetap baik seperti fungsi hormon dan berperanan penting pada produksi asam empedu. Produksi akan meningkat jika terdapat kandungan lemak yang banyak dalam.

2.1.2 Jenis Jenis Kolesterola. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol di dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan factor resiko utama dalam penyakit jantung coroner, sekaligus target utama dalam pengobatan. Kadar yang baik dari kolesterol ini adalah < 100 mg/dL, untuk ukuran normal antara 100 129 mg/dL, ukuran yang cukup antara 130 150 mg/dL, untuk ukuran yang tinggi antara 160 180 mg/dL, dan ukuran yang palig tinggi mencapai angka 190 mg/dL.b. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL. Dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pebuluh darah arteri kembali ke hati, untuk di proses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah). Kadar normal dari kolesterol ini adalah, 40 50 mg/Dl, serta antara 20 60 mg/dL.

c. TrigliseridaSelain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah jenis jenis kolesterol trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah factor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti, kegemukan, konsumsi alkahol, gula dan makanan berlemak. Kadar normal dari kolesterol ini adalah < 150 199 mg/dL, kadar tinggi antara 200 499 mg/dL, dan kadar paling tinggi adalah mrncapai angka 500 mg/dL

2.1.3 Efek Kolesterol Bagi TubuhRiset selama dekade menjunjukkan bahwa kolesterol hanya bersembunyi dalam sel-sel yang melapisi arteri, tidak selalu berubah menjadi plak yang menyumbat arteri. Kini diduga proses oksidasi yang membuat komponen LDL dari kolesterol menjadi begitu berbahaya. Oksidasi terjadi bila sistem antioksidan dalamtubuh tidak dapat menetralkan molekul-molekul tak stabil yang berubah secara negatif dan bernama radikal bebas. Radikal bebas terjadi secara alamiah dalam tubuh atau bisa diawali oleh paparan terhadap polutan lingkunganseperti asap rokok, bahan kimia, obat bebas dn obat resep dokter, logam berat, dan stres.Tanpa perlindungan antioksidan yang cukup, kolesterol HDL bergabung dengan oksigen dan membentuk oksi-kolesterol. Substansi ini bekerja di dalam dinding arteri radikal bebas yang sangat reaktif, di mana substansi ini mengiritasi dinding arteri, yang memulai proses peradangan, dan akhirnya turut menyebabkan pembentukan plak. Jika tidak diatasi, plak ini akhirnya akan sama sekali menutup arteri yang terkena atau pecah dan hancur, menyebabkan angina, dan mungkin, serangan jantung stroke. Karena kolesterol merupakan campuran antara kolesterolbaik (HDL) dan jahat (LDL), pemeriksaan kadar kolesterol dikelompokkan menjadi kolesterol total (jumlah LDL dan HDL yang beredar dalam darah), dan trigliserida. Semakin tinggi jumlah kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, semakin tinggi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, semakin tinggi kadar kolesterol HDL, semakin rendah risiko masalah jantung.

2.1.4 HiperlipidemiaHiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia.

2.2 Penyakit yang disebabkan oleh hyperlipidemiaSalah satu penyakit yang disebabkan oleh hiperlipidema adalah penyakit jantung coroner. Penyakit jantung koroner berkorelasi langsung dengan level TC dan LDL. Lebih dari 50% penduduk dewasa Amerika Serikat memiliki total kolesterol darah lebih dari 200 mg/dL, sehingga hampir 50% pasien penyakit jantung koroner juga menerima terapi penurunan kolesterol darah. Terapi obat penurun lemak darah telah terbukti mampu menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler/cerebrovaskuler.

2.3 Penyakit Jantung KoronerMenurut WHO, penyakit jantung koroner (Coronary Heart Disease) adalah ketidaksanggupan jantung akut maupun kronik, yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner. Dalam Internasional Classification Disease (1993) disebutkan bentuk-bentuk umum PJK adalah Angina Pectoris, Ischemic Heart Disease, Acute Miocard Infarction, dan Sudden Death.

2.3.1 Faktor Resiko Jantung KoronerPenyebab jantung koroner adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner, yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Kecanduan rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.

2.3.1.1 Faktor Resiko Yang Dapat Diubah (modifiable) . a. Hipertensi Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat, yaitu kenaikan tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg dan diastolik melebihi 90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Menurut Joint Nasional Comite on Detectin Evaluation and Ttreatment of High Blood Pressure JNC VII tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah penderita, batasan hipertensi sebagai berkut :NoTDS/TDD (mmHg)Derajat Tekanan Darah1140-159/ 90-99Hipertensi derajat 15160-179/ 100-109Hipertensi derajat 26 45 mg/dl Sedang : 35-45 mg/dl Tinggi : < 35 mg/dl Makin rendah kolesterol HDL dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semangkin meningkat. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok. Rasio Kolestrol Rasio

Kolestrol adalah rasio antara kadar kolesterol total denga kadar kolesterol HDL. Rasio kolestrol dalam darah sebaiknya < 4,5 pada laki-laki dan < 4,0 pada perempuan. Makin tinggi Rasio kolestrol total dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan semangkin meningkat. 5) Kadar Trigliserida Trigliserida dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tak jenih, dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida dalam darah dikategorikan atas : Normal : < 150 mg/dl Sedang : 150-249 mg/dl Tinggi : 250-500 mg/dl Sangat tinggi : > 500. Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadi PJK aka semakin meningkat.

c. Merokok Di USA, merokok berhubungan erat bagi sekitar 325.000 kematian premature/dini setiap tahunnya. Dari jumlah kematian tersebut terdapat kematian akibat PJK dan lebih dari satu dalam kematian PJK itu karena merokok. Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat serta meningkat tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga meningkatan kebutuhan oksigen myocardium. Penelitian Framingham mendapat kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok, perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok, pada perempuan perokok 4,5 kali lebih besar dari pada bukan perokok.m Apabila behenti merokok penurun resiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun.

d. Obesitas Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantumg koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah juga diabetes melitus. Seseorang yang mengalami kegemukan kemungkinan menjadi penderita PJK 2 kali lipat dari pada seseorang yang memiliki berat badan normal.

e. Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar glukosa darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, Gula darah (glukosa) tersebut dapat menjadi pekat, hal ini mendorong terjadinya pengendapan aterosklerosis pada arteri koroner. Pasien dengan diabetes mellitus cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda. Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Kadar gula darah waktu puasa normal tidak melebihi 120 mg/dl dan kadar gula darah 2 jam setelah makan kurang dari 200 mg/dl. Resiko terjadinya PJK pada pasien diabetes melitus dua hingga empat kali lebih tinggi. Diabetes mellitus juga berkaitan dengan abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik, dan peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan kadar fibrinogen). Pasien diabetic memilliki peningkatan mortalitas dini serta resiko stenosis berulang pasca angioplasty coroner.

f. Ketidakaktifan fisikSejumlah penelitian epidemiologi mendukung hipotesis bahwa aktifitas fisik yang giat menurunkan resiko PJK. Aktifitas fisik (exercise) dapat meningkatan kadar HDL kolestrol, memperbaikai kolesterol koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi, memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard, menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD pada pendrita DM, menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian di harvard selama 10 tahun (1962 - 1972 ) terhadap 16.936 alumni universitas Harvard USA, menyimpulkan orang dengan exercise fisik yang adekuat kemungkingan menderita PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang kurang melakukan aktifitas.g. Stres Stres, baik fisik maupun mental merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK. Pada masa sekarang, lingkkungan kerja telah menjadi penyebab utama stres, dan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stres dan abnormalis metabolisme lipid. Perilaku yang rentan terhadap penyakit koroner ( kepribadian tipe A ) antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang, keinginan untuk mencapai sesuatu.. Kepribadian tipe B antara lain orang yang lebih mudah merasa beruntung, tidak terlalu ambius, dan mudah puas memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita PJK dibandingkan mereka yang berkepribadian tipe A. Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan (spasm) arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.

2.3.1.2 Faktor resiko yang tidak dapat dirubah (non modifiable)a. Umur Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dengan kematian akibat PJK. Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 ke atas, tetapi pada usia di bawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan bertambahnya usia. Di AS gelar kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada usia 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai usia 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan biasanya meningkatkan menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki. Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kalesterol total dengan bertambahnya usia. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan, sedangkan kadar kolesterol LDL cenderung meningkat.

b. Jenis Kelamin Di AS gejala PJK sebelum berumur 60 tahun di dapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi (esterogen) dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil, besar kolesterol akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan. Esterogen dapat meningkatkan mekanisme PJK antara lain: peningkatan kolesterol serum total, peningkatan LDL, peningkatan trigliserida serum, intoleransi glukosa yang dapat menyebabkan DM yang merupakan faktor resiko PJK, kecenderungan trombositosis, peningkatan TD, peningkatan tonus otot polos arteri koronaria. Angka kematian usia muda pada laki-laki didapatkan lebih tinggi dari pada perempuan, akan tetapi setelah monopause hampir tidak didaptkan perbedaan dengan laki-laki.

c. Genetik Gillium (1978) menyatakan bahwa PJK cenderung lebih banyak pada subjek orangtuanya telah menderita PJK dini. Bila kedua orang tua penderita PJK menderita PJK pada usia muda, maka anaknya mempunyai resiko yang lebih tinggi bagi perkembangan PJK dari pada hanya seseorang atau tidak ada orang tuanya menderita PJK.

2.3.2 Gejala Penyakit Jantung KoronerGejala klinis akan timbul apabila sudah terjadi obstruksi pada arteri koronaria, dapat diakibatkan oleh plak yang sudah mentupi pembuluh darah atau plak yang terlepas dan membentuk thrombosis sehingga perfusi darah ke miokard menjadi sangat minim dan dapat menimbulkan tanda-tanda infark miokard. Tanda tanda tersebut adalah :Nyeri dadaSesak napasKelelahanJantung berdebar-debar atau palpitasiPusing dan pingsan.

2.3.3 PatofisiologiBerkurangnya kadar oksigen miokardium mengubah metabolism pada sel sel miokardium dari aerob menjadi anaerob. Hasil akhir metabolism anaerob yaitu asam laktat yang akan tertimbun dan dapat menurunkan pH sel. Berkirangnya energy yang tersedia dan keadaan asidosis dapat mengganggu fungsi ventrikel dalam memompa darah, sehingga miokardium yang mengalami ischemia kekuatannya berkurang, selain itu dinding segmen yang mengalami ischemia menjadi abnormal, bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung menyebabkan perubahan hemodinamika yang bervariasi sesuai tingkat keparahan ischemia dari miokard. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dan berkurangnya volume sekuncup. Akibatnya tekanan jantung kiri akan menungkat sehingga terjadi peningkatan ringan tekanan dara dan denyut jantung sebelum timbul nyeri.