MUDUL SPSS
Embed Size (px)
Transcript of MUDUL SPSS

MODUL 16 (Modul Tambahan)
PENGGUNAAN SPSS UNTUK ANALISIS
A. Uji Questionare: Reliabilitas dan Validitas
Sebelum questinare benar-benar dibagikan kepada
responden dengan sampel yang besar, hendaknya diuji coba
kepada sampel yang lebih kecil. Hal bertujuan untuk
memperbaiki questinare jika ternyata item pertanyaan yang
disusun tidak dapat mengukur perilaku yang ingin diukur,
atau tidak konsisten.
CONTOH DATA DARI TABULASI Uji Coba Lapangan
Misalnya kita memiliki data dari 11 responden berikut.
Penelitian memodel untuk menjelaskan kinerja dengan dua
variabel penjelas, yaitu, kepuasan terhadap upah (UPAH),
dan motivasi dari dalam (MOTIV). Masing masing variabel
diberi nilai kuantitatif dengan 5 pertanyaan.
Skala Likert digunakan dengan skala 5 (sangat
tinggi/sangat setuju dengan pernyataan), 4, 3, 2, dan 1
(sangat rendah/sangat tidak setuju pernyataan). Skala
tersebut menggambarkan aspek-aspek tertentu yang
diobservasi dari kinerja, kepuasan upah, maupun memberi
motivasi. Dari questionare yang dikirim ke responden
misalnya diperoleh data berikut.

KINERJANo.resp. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Skore
KINERJA1. 4 3 4 5 3 192. 3 3 3 4 5 183. 5 4 4 5 4 224. 3 2 2 3 2 125. 5 5 4 4 3 216. 4 3 3 3 4 177. 3 4 4 3 2 168. 4 3 5 5 4 219. 4 4 4 5 3 20
10. 3 4 5 5 3 2011. 5 5 5 5 4 24
Kepuasan UPAHNo.resp. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Skore
Upah1. 5 4 5 5 4 232. 4 3 3 4 5 193. 4 4 4 4 3 194. 2 3 2 3 2 125. 4 5 3 4 3 196. 5 5 3 3 2 187. 4 4 3 3 2 168. 5 4 5 4 5 239. 5 5 5 5 4 24
10. 3 4 4 3 2 1611. 5 5 5 4 4 23

Skore Motivasi No.resp. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Skore
MOTIVASI1. 5 4 4 3 4 202. 4 3 3 4 5 193. 4 4 4 5 3 204. 2 3 3 4 2 145. 4 5 4 3 3 196. 5 5 4 4 2 207. 4 4 4 5 2 198. 5 4 5 5 5 249. 5 5 4 5 4 23
10. 3 4 4 4 2 1711. 5 5 5 4 4 23
Sekarang bagaimana menggunakan data di atas dengan alat bantu SPSS.
1. Hidupkan program SPSS
2. Klik variable (lihat tanda lingkaran pada gambar di
bawah) pada data editor, beri nama item sesuai urutan
q1, q2. q3. q4, q5, dst. Pada kolom decimal set nol
desimal. (lihat chart).
3. Masukkan tabulasi data hasil penelitian ke dalam chart
data SPSS.

Di layar SPSS susunan data akan terlihat sebagai berikut.
Kolom paling kiri isi dengan nama variabel (q1, q2, dst )
Type: Numeric – untuk variabel yang berisi angk-angka skala
– klik string untuk variabel kategori (laki-wanita, besar-kecil,
nama orang dst).
Width: set untuk banyaknya digit/lebar kolom yang diinginkan.
Decimal: set untuk berapa angka di belakang koma, SPSS
akan langsung set 2 decimal,

CARA MEMBUAT VARIABEL BARU dari variabel yang sudah ada.
Jika total skore untuk variabel KINERJA, UPAH, dan
MOTIVASI belum dijumlah, SPSS bisa digunakan dengan
prosedur berikut.
1. Klik: Transform
2. Klik: Compute
3. Masukkan nama variabel target: KINERJA

4. Kemudian jumlahkan nilai q1 + q2 + q3 + q4 + q5
dalam box numeric expression (lihat contoh dalam
box berikut);
5. Kemudian klik OK (lihat panah).
Pada data editor akan muncul variabel baru yang merupakan
skore variabel KINERJA yang berasal dari jumlah nilai-nilai
dari pertanyaan 1 sampai 5 (jumlah q1 ---- s.d. ….q5).


Cara Melakukan Analisis Regresi Dengan
SPSS
Setelah data yang tidak valid dibuang, dan reliabilitas
questionare dapat dihandalkan, maka skore total dari variabel
UPAH, MOTIVASI, dan KINERJA dapat digunakan untuk
analisis regresi.
Untuk ini akan digunakan simulasi data sebagaimana yang
terdapat dalam modul sebelumnya. Sekarang, masukkan
contoh data dari modul tersebut ke dalam chart data editor
SPSS.
1. Regresi Linear (Lihat Modul 3).
Contoh: Misalkan kita memiliki data berikut.
Y X1 X2
10 2 1.212 2.2 1.414 2.3 215 2.2 2.316 2.4 2.616 2.8 2.817 2.7 3.518 3 418 3 4.220 3.4 4
∑ 156 26 28
Dimana: Y = KinerjaX1 = MotivasiX2 = Upah

Langkah-langkah analisis Regressi:
1. Masukkan data di atas ke dalam chart data editor SPSS
Di layar akan nampak susunan berikut.
2. Klik Analyze pilih Regression
pilih Linear, dan isikan kolom Dependent
dengan variabel Y dan kolom Indenpendent
dengan variabel X1 dan X2 sehingga seperti

2. Klik Statistics
3. Klik Continue
4. Ok
Hasil output SPSS adalah sebagai berikut (Hasil – hasil
penting yang akan ditampilkan diberi lingkaran)

Regression
Variables Entered/Removedb
X2, X1a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Yb.
a Predictors: (Constant), X2, X1b Dependent Variable: Y
Model Summaryb
.958a .917 .893 .97737 .917 38.583 2 7 .000 1.010Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
ANOVAb
73.713 2 36.857 38.583 .000a
6.687 7 .955
80.400 9
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficients(a)
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 5.449 2.969 1.835 .109 X1 1.865 1.836 .281 1.016 .343 .156 6.423 X2 1.893 .754 .693 2.509 .040 .156 6.423
a Dependent Variable: Y

Coefficient Correlations(a)
Model X2 X11 Correlations X2 1.000 -.919
X1 -.919 1.000
a Dependent Variable: Y
Dari hasil output SPSS di atas, ambil informasi yang
diperlukan (lihat yanda lingkaran) untukdisajikan dapat dalam
bentuk tabel atau persamaan :
Interpretasi dan Uji Statistik
a. Parameter Estimate. Apabila motivasi meningkat 1
skor, maka kinerja meningkat 1,865 skor, dan
apabila kepuasan upah meningkat 1 skor maka
kinerja meningkat 1,893 skor. Nilai konstanta
sebesar 5,449 menunjukkan nilai rta-rata Y apabila
X1 dan X2 nol.
b. R2 = 0,917 . Artinya, 91,7 % variabel yang
dipilih/masuk kedalam model sudah tepat, yaitu
variasi variabel Motivasi dan Upah dapat
menerangkan variasi variabel Kinerja. Sisanya 8,3
% diterangkan oleh variabel residualnya.
Kinerja = 5,449 + 1,865 X1 + 1,893 X2
(1,835) (1,016) * (2,509)**
R2 = 0,917 F = 38,5
D.W = 1,01

c. F = 38,583 Nilai F hitung > 4, maka model cukup
baik yaitu pemilihan variabel Motivasi dan Upah
sudah tepat.
d. t1 = 1,016 Nilai t1 < 2, dapat disimpulkan bahwa
pengaruh variabel Motivasi sebenarnya tidak
berbeda dari nol /tidak nyata. t2 = 2,509 Nilai t2 > 2,
maka pengaruh variabel Upah ada/nyata/bukan
nol.

UJI ASUMSI KLASIK
Uji Asumsi klasik yang umumnya disertakan dalam
menilai kehandalan model adalah Normalitas,
Multikolinearitas, Otokorelasi, dan Heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas Jarque Berra
Lihat Modul 6. Kita akan menguji apakah error
(residual) berdistribusi normal. Caranya adalah
sebagai berikut.
Ulangi langkah regresi di atas kemudian tambahkan
perintah SAVE (lihat tanda panah), pilih
Unstandardized Residual dan Unstandadized
Predicted. Artinya, kita menghitung error/residual dan
menghitung nilai Y predicted atau Y topi pada modul 4.
Di layar akan muncul variabel res_1 dan Pred_1.

Klik Descriptive. Masukkan variabel res_1 ke dalam
box Variables
Klik Option dan pilih/klik SKWENESS dan KURTOSIS

Klik Continue dan klik OK. SPSS akan
menampilkan output berikut

Descriptive StatisticsN Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error RES_1 10 -.238 .687 -.791 1.334
Valid N (listwise) 10
Nilai Skewmess = -0,238 dan Kurtosis -0,791. Masukkan
ke dalam rumus JB (modul 6). Nilai JB = 6,08, karena
nilai JB lebih kecil dari 9,2 yang merupakan nilai kritis
tabel Chi Square maka variabel residual/error dari data
yang diuji beridstribusi normal. Uji normal merupakan
syarat berlakunya uji t dan F.
2. Uji Multikolinearitas (lihat modul 10)
Uji multikolinearitas dalam printout regresi sudah dihitung
secara rutin. Perhatikan print out regresi di atas. Di sana
disajikan collinearity diagnosis, dan coefficient
correlation.
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF(Constant) 5.449 2.969 1.835 .109X1 1.865 1.836 .281 1.016 .343 .156 6.423X2 1.893 .754 .693 2.509 .040 .156 6.423
Coefficient Correlations(a)

Model X2 X11 Correlations X2 1.000 -.919
X1 -.919 1.000
a Dependent Variable: Y
Ternyata nilai koeffisien korelasi X1 dan X2 sebesar -0,919
yang mendekati angka 1, menunjukkan adanya
multicollinearitas. Demikian nilai toleransi mendekati nol.
Atau nilai inflasi variance (VIF) cenderung besar (mendekati
10). Kedua hal tersebut menggambarkan kolinearitas X1 dan
X2.
3. Uji Otokorelasi (Durbin Watson/Lihat Modul 8)
Untuk menguji otokorelasi Durbin Watson dapat dilakukan
secara rutin, dengan klik Durbin Watson.

Pada tabel Model Summary, akan muncul Durbin
Watson adalah 1,010.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .958 .917 .893 .97737 1.010 a Predictors: (Constant), X2, X1b Dependent Variable: Y
Karena nilai DW < 1,5 maka data memperlihatkan
adanya gejla otokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas LM test (Lihat
Modul 7)
Model yang akan diuji dalam heteroskedastisias
adalah,
= a + b + v
Variabel e dan y estimate sudah disimpan dalam
data editor dengan perintah SAVE dengan nama
Res_1 dan Pred_1.
Kuadratkan Res_1 dan Pred_1 dengan perintah
TRANSFORM.
Klik Transform
Klik Compute. Pada layar akan muncul
window berikut.
Beri nama variabel baru dengan Res_kua
(singkatan residual kuadrat).
Masukkan res_1 ke dalam box kemudian
beri perintah dua binting dan angka 2 (itu
adalah perintah mengkuadratkan).
Klik OK
Ulangi perintah untuk membuat Pred_kua
(predicted kuadrat).
Pada data editor sekrang kita memiliki
varaibel res kuadarat dan pred kuadrat.

Kemudian lakukan regressi dengan
dependen res kuadrat dan independen pred
kuadrat.

Klik OK
Pada layar akan muncul print-out. Berikut.
Model SummaryModel R R
SquareAdjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .322 .104 -.008 .71038 1.911 a Predictors: (Constant), PRED_KUAb Dependent Variable: RES_KUA
Nilai R Square yang dilaporkan adalah 0,104
(lihat tanda lingkaran).
Gunakan kalkulator kalikan n sampel dengan
nilai R square = 10 x 0,104 = 10,04. Karena

nilai perkalian tersebut lebih besar dari nilai
kritis Tabel Chi Square = 9,2, maka gejala
heteroskedastisitas ada atau signifikan.
Model memerlukan transformasi sebagaimana
dibahas pada modul 7. Untuk mentranformasi data
gunakan perintah TRANSFORM dan Compute, yaitu
untuk perintah Logaritma, pembagian, dan perkalian.
Setelah data ditransformasi, kemudian lakukan
kembali regresi dengan prosedur di atas, sampai
heteroskedastisitas menghilang.
Hanya uji normal yang tidak mengalami masalah,
sedangkan ketiga uji asumsi klasik mengalamai
Hasil regresi selengkapnya sekarang dapat disajikan sebagai berikut.
Kinerja = 5,449 + 1,865 X1 + 1,893
X2
(1,835) (1,016) * (2,509)**
R2 = 0,917 F = 38,5
Uji Asunsi Klasik:
Normalitas (uji JB) = 6,08
Otokorelasi (uji D.W) = 1,01
Heteroskedastisitas (uji LM) = 10,04Multikolinerity (Toleransi)X1 = 0,156X2 =0,156

masalah. Oleh karena itu data perlu ditransformasi
untuk mengatasi masalah ketidak sesuaian asumsi
dan formula regresi.

REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN
VARIABEL DUMMY (Lihat Modul 12)
Contoh data dari modul 12.
Industri Kode Industri UpahPangan 31 500Sandang 32 520Sandang 32 530Pangan 31 520Peralatan logam 38 600Peralatan logam 38 640Pangan 31 540Pangan 31 520Sandang 32 580Sandang 32 570
Langkah-langkah membuat Variabel Dummy Industri:
Di sini kita akan membuat tiga variabel dummy untuk
industri pangan (dpangan), industri sandang
(dsandang) , dan industri peralatan (dalat).
1. Klik Transform Recode Into Different
Variable
2. Masukkan variabel yang akan didummy, misalnya kode
industri pada kolom Numeric Variable dan isikan pada

box Name pada Output variable dengan nama baru,
dpangan (dummy pangan) klik change.
3. Klik Old and New Value
4. Tuliskan nilai dalam old value untuk kode 31. Tulis
pada Value 31.
5. Tuliskan pada new value 1. Klik add.
6. Klik pada box all other value.
7. Klik pada newe value berikan nilai 0. klik add.
(lihat chart berikut)
8. Klik continue
9. Ok
Lakukan langkah di atas untuk pembuatan variabel
dummy selanjutnya sandang (kelompok 32 dan
peralatan kelompok 38) sehingga hasilnya akan
tampak seperti layar berikut,


LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT REGRESI DENGAN
VARIABEL DUMMY:
Model: Upah = a + b1 Dsandang + b2
Dalat + e
1. Klik Analyze Regression Linear
2. Masukkan variabel upah pada kolom Dependent
dan variabel dummy pada box Independent
(lihat modul 12). Kita hanya bisa memasukkan n-1
variabel dummy.
3. Ok
Hasil output SPSS adalah sebagai berikut:

Variables Entered/Removedb
DALAT,DSANDANG
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
Tolerance = .000 limits reached.a.
Dependent Variable: UPAHb.
Model Summaryb
.872a .761 .692 24.49490 .952Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), DALAT, DSANDANGa.
Dependent Variable: UPAHb.
ANOVAb
13360.000 2 6680.000 11.133 .007a
4200.000 7 600.000
17560.000 9
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DALAT, DSANDANGa.
Dependent Variable: UPAHb.
Coefficientsa
520.000 12.247 42.458 .000
30.000 17.321 .351 1.732 .127
100.000 21.213 .955 4.714 .002
(Constant)
DSANDANG
DALAT
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: UPAHa.

Excluded Variablesb
.a . . . .000DPANGANModel1
Beta In t Sig.Partial
Correlation Tolerance
CollinearityStatistics
Predictors in the Model: (Constant), DALAT, DSANDANGa.
Dependent Variable: UPAHb.
Regresi di atas mnunjukkan bahwa upah industri
sandang berada 30 di atas upah industri pangan
(industri yang tidak masuk menjadi independent
menjadi patokan bench mark). Nilai upah rata-rata
industri pangan tidak lain adalah konstanta = 520.
Demikian juiga, nilai upah industri alat 100 di atas
upah industri pangan = 620.

3. REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN LOGIT (lihat modul 13).
Model Ln = b0 + b1 X
m+eContoh Data logist:
Y X1 41 61 80 20 41 50 30 51 80 2
Langkah-langkah:
1. Masukkan file data di atas ke dalam data editor
SPSS
2. Pilih menu Analyze Regression Binary
Logistics, sehingga tampak layar,

3. Pada Kotak Dependen isi dengan variabel Y
4. Pada Kotak Covariate, isi dengan variabel X

5. Klik Options dan aktifkan semua Statistics and
Plots. Abaikan yang lain.
6. Klik Continue
7. Klik Ok.
Hasil output SPPS adalah sebagai berikut,
Logistic Regression
Case Processing Summary
10 100.0
0 .0
10 100.0
0 .0
10 100.0
Unweighted Casesa
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Selected Cases
Unselected Cases
Total
N Percent
If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.
a.

Dependent Variable Encoding
0
1
Original Value.00
1.00
Internal Value

Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
13.863 .000Iteration
1Step 0
-2 Loglikelihood Constant
Coefficients
Constant is included in the model.a.
Initial -2 Log Likelihood: 13.863b.
Estimation terminated at iteration number 1 becauseparameter estimates changed by less than .001.
c.
Classification Tablea,b
0 5 .0
0 5 100.0
50.0
Observed.00
1.00
Y
Overall Percentage
Step 0.00 1.00
Y PercentageCorrect
Predicted
Constant is included in the model.a.
The cut value is .500b.
Variables in the Equation
.000 .632 .000 1 1.000 1.000ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equation
5.344 1 .021
5.344 1 .021
XVariables
Overall Statistics
Step 0Score df Sig.
Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d
7.789 -3.349 .713
6.842 -5.163 1.127
6.622 -6.512 1.438
6.603 -7.077 1.566
6.602 -7.144 1.581
6.602 -7.145 1.581
Iteration1
2
3
4
5
6
Step1
-2 Loglikelihood Constant X
Coefficients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 13.863c.
Estimation terminated at iteration number 6 becauseparameter estimates changed by less than .001.
d.
Omnibus Tests of Model Coefficients
7.261 1 .007
7.261 1 .007
7.261 1 .007
Step
Block
Model
Step 1Chi-square df Sig.
Model Summary
6.602 .516 .688Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Hosmer and Lemeshow Test
.892 4 .926Step1
Chi-square df Sig.
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
2 1.963 0 .037 2
1 .917 0 .083 1
1 1.388 1 .612 2
1 .636 1 1.364 2
0 .088 1 .912 1
0 .008 2 1.992 2
1
2
3
4
5
6
Step1
Observed Expected
Y = .00
Observed Expected
Y = 1.00
Total

Classification Tablea
4 1 80.0
1 4 80.0
80.0
Observed.00
1.00
Y
Overall Percentage
Step 1.00 1.00
Y PercentageCorrect
Predicted
The cut value is .500a.
Variables in the Equation
1.581 1.062 2.218 1 .136 4.862
-7.145 4.826 2.192 1 .139 .001
X
Constant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: X.a.
Correlation Matrix
1.000 -.980
-.980 1.000
Constant
X
Step1
Constant X
Step number: 1
Observed Groups and Predicted Probabilities 4 F R 3 E Q U E 2 0 1 1 1N 0 1 1 1C 0 1 1 1Y 0 1 1 1

1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1Predicted Prob: 0 .25 .5 .75 1 Group: 000000000000000000000000000000111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1.00 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - .00 1 - 1.00 Each Symbol Represents .25 Cases.
Uji Ketepatan Model Dalam Logistik
Pebedaan dasar dari OLS dan Logistik
A. Penilaian model dalam regressi Logistik dapat
dilihat dari -2Log Likelihood (-2LL). Prosedur
menggunakan uji -2LL
Ho : bahwa model fit/cocok dengan data
Ha : model tidak cocok dengan data
Nilai -2LL mengikuti distribusi Chi Square X2 dengan
degree of freedom n-q (n : besar sampel dan q
banyaknya parameter).
Lihat pada print out contoh di atas.
Nilai -2 Log Likelihood = 6,6.
Jika -2 LL < X2 tabel dengan df n-q (10-2) = 8, maka
Ho tidak ditolak , berarti model fit/sesuai dengan
data. Jika -2LL > X2 tabel maka Ho ditolak (Ha
diterima) yang berarti model tidak fit/sesuai dengan
data. Jika Ha diterima, peneliti perlu memasukkan
variabel penjelas baru.
Dalam contoh di atas nilai -2LL = 6,6.

Jika nilai X2 tabel dengan df = 8 dan α = 0,050
sebesar 15,5.
Karena -2LL = 6,6 < 15,5 maka Ho tidak ditolak yang
berarti model sudah sesuai/fit dengan data.
Ketetapatan model juga dapat dilihat dari nilai
Nagelkerke R2 = 0,688.
Nilai Nagelkerke R2 dapat ditafsirkan sebagimana R2
dalam metode OLS, yaitu bahwa variabel X dapat
menjelaskan variasi Y sebesar 68,82 persen.
Ketepatan model juga dapat dilihat dari Hosmer and
Lemenshow Test. Jika signikansi > 0,05 maka model
dinilai fit/sesuai dengan data.
B. Interpretasi Koefisien Logistik
Model logit mengubah variabel dependen 1-0 (terjadi-
tak terjadi) menjadi suatu probabilitas suatu event
akan terjadi atau tak terjadi. (Misalnya bangkrut-tak
bangkrut, layak-tak layak, senbuh-tak sembuh).
Prosedur model logit akan mempredikasi terjadi, jika
probabilitas > 0,5 dan memprediksi tak terjadi jika
sebaliknya
Estimate B0, B1, B2, …… Bn dengan demikian
mengukur rasio probabilitas suatu event terjadi atau
tak terjadi.
Jika koefisien positif probabilitas terjadi meningkat,
dan jika negatif sebaliknya.

Perbandingan antara suatu event terjadi dengan tak
terjadi disebut odds=
Log odds = ln = a + bX
Jadi b sekarang mengukur sejauh mana X mampu
meningkatkan/menurunkan Log probabilitas suatu
event terjadi. Misalnya log probabilitas sembuh
dibanding tidak sembuh.
Nilai koefisien b dalam contoh di atas 1,581 dan nilai
konstanta -7,145.
Karena tanda b = 1,581 positif maka semakin besar
X, semakin besar juga odds = log probabilitas Y
terjadi dibagi probabilitas tak terjadi.
Uji t
Dalam logistik uji t digantikan dengan uji Wald.
Signifiknasi Wald dilaporkan dalam print out SPSS.
Dalam contoh di atas nilai Wald untuk variabel X =
2,218 dengan signifiknasi 0,136 atau 13,6 persen.
Ini berarti kemungkinan menerima Ho sebesar 13,6
persen dan kemungkinan menerima Ha 86,4 persen.
Bisa juga dikatakan pengaruh X terhadap variabel
logistik Y tidak signifikan pada α = 10 %
C. REGRESI DENGAN MENGGUNAKAN
VARIABEL MODERATING

Contoh Data.
Y X1 X2
10 2 1.212 2.2 1.414 2.3 215 2.2 2.316 2.4 2.616 2.8 2.817 2.7 3.518 3 418 3 4.220 3.4 4
∑ 156 26 28
Model 1. Interkasi X1 dan X2 dalam bentuk perkalian.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1X2
+ e
Langkah Analisis
1. Buat dulu variabel interaksi X1X2 dengan
perintah TRANSFORM dan COMPUTE.
2. Masukkan nama variabel target X1X2
3. Masukkan X1 * X2 pad box numeric expression
(lihat contoh chart)

4. Klik OK.
5. Lakukan regresi dengan tiga variabel penjelas.
6. Analysis Regression, pilih linear, masukkan Y
pada dependent, dan X1, X2, dan X1X2 pada
box indepdendent. Perintah Statistik yang
diperlukan (lihat bagian sebelumnya).
Klik continue dan OK.
CoefficientsUnstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Model B Std. Error
Beta
1 (Constant)
-6.893 7.984 -.863 .421
X1 7.401 3.756 1.113 1.970 .096X2 5.275 2.171 1.932 2.430 .051
X1X2 -1.499 .914 -2.037 -1.640 .152

a Dependent Variable: Y
Lihat hasil print out, ternyata variabel X1X2 tidak signifikan (t
= -1,64), menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi atau
moderating antara X1 dan X2.
Regresi Dengan Variabel Moderating Nilai Selisih
Absolut
Model: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3
+ e
Langkah analisis:
1. Membuat variabel baru dengan standardize
Motivasi dan standardize Upah dengan cara:
a. Klik Analyze Descriptive Statistics
Descriptive.
b. Masukkan variabel variabel X1 dan X2 ke
dalam box Varaibale(s).
c. Klik Save standardized values as variables.
d. Klik OK

Pada SPSS data editor kita telah mempunyai variabel
baru ZX1 dan ZX2.

2. Membuat variabel baru bentuk
a. Klik Tansform compute
b. Pada kotak target variable isi dengan nama
baru yang merupakan , misal
absX1_X2
c.Pada kotak Numeric Expression isi dengan
mengklik ABS(numexpr) bisa melalui perintah
Function, atau bisa juga diketik langsung:
ABS(ZX1 - ZX2).
d. Klik ok


3. Membuat regresi dengan:
a. Klik Analyze Regression Linear
b. Isi kotak dependent dengan variabel Y
(Kinerja) dan pada kotak Independent dengan
variabel X1, X2 dan absX1_X2.
c. Klik ok
Hasil Output SPSS yang penting adalah sebagai
berikut,

Model Summaryb
.964a .930 .894 .97144 .930 26.399 3 6 .001 1.326Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore(X2), Zscore(X1)a.
Dependent Variable: Yb.
ANOVAb
74.738 3 24.913 26.399 .001a
5.662 6 .944
80.400 9
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore(X2), Zscore(X1)a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficientsa
14.773 .851 17.356 .000
.367 .937 .123 .391 .709 .119 8.380
2.300 .849 .770 2.708 .035 .145 6.881
2.421 2.323 .146 1.042 .338 .597 1.675
(Constant)
Zscore(X1)
Zscore(X2)
ABSX1_X2
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Ya.
Tampilan SPSS menunjukkan bahwa nilai R2
cukup tinggi yaitu sebesar 90 %. Ini berarti
variabilitas Kinerja dapat dijelaskan oleh variabel
Zmotivasi, Zupah dan AbsX1_X2 sebesar 90% dan
sisanya 10% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model ini.
Hasil F test menunjukkan bahwa F hitung
sebesar 26,339 dengan tingkat signifikan 0,001. Hal
ini berarti bahwa variabel indenpenden Zmotivasi,

Zupah dan AbsX1_X2 secara bersama-sama atau
simultan mempengaruhi Kinerja.
Untuk menguji signifikansi parameter secara
individual ditunjukkan dengan nilai t. Hasil tampilan
SPSS menunjukkan bahwa hanya variabel Zupah
yang mempunyai probabiltas di bawah 0.05
sedangkan dua variabel yang lain tidak signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Gujarati D N, 2003. Basic Ekonoemtrics, Fourth Edition. Mc GrawHill. Singapore.
Kennedy Peter, 1992. A Guide to Econometrics, Third Edition. The MIT Press. Cambridge, Massachusetts.
Koutsoyiannis A, 1977. Theory of Econometrics, Second Edition. Macmillan Publishers LTD. Hongkong.
Pyndick R S and Rubinfeld D L. Econometrics Models and Economics Forecast, Third Edition. McGrawHill Inc. United State of America.
Sharma Subhas, 1996. Applied Multivariate Techniques. John Wiley and Sons Inc. Canada
Thomas R L, 1993. Introductory Econometrics, Second Edition. Longman Publishing. New York.
____________, 1997. Modern Econometrics an Introduction. Addison Wesley Longman. England.