Makalah Seminar 2 GEH

38
SeorangLaki-LakiBerusia 26 TahunDenganBuang Air BesarSelaluBerdarah KELOMPOK 7 03007116 Indah Ramadhani 03007124 Janice Hastiani 03009116 I.G.A Sattwika Pramita 03009118 Ida Udhiah 03009122 Irina Aulianisa 03009123 Irmawati Marlia Rohim 03009124 ItaIndriani 03009128 Katherine Rinova 03009130 Khrisna Paramaartha 03009134 Lailil Indah Seftiani FakultasKedokteranUniversitasTrisakti Jakarta,16 Juni 2011

description

geh

Transcript of Makalah Seminar 2 GEH

SeorangLaki-LakiBerusia 26 TahunDenganBuang Air BesarSelaluBerdarahKELOMPOK 7

03007116Indah Ramadhani03007124Janice Hastiani03009116 I.G.A Sattwika Pramita03009118Ida Udhiah03009122Irina Aulianisa03009123Irmawati Marlia Rohim03009124ItaIndriani03009128Katherine Rinova03009130Khrisna Paramaartha03009134Lailil Indah Seftiani

FakultasKedokteranUniversitasTrisaktiJakarta,16 Juni 2011

BAB IPENDAHULUANHemoroid memiliki sinonim piles, ambeien, wasir atau southern pole disease dalam istilah di masyarakat umum. Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid eksterna timbul di sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Keluhan penyakit ini antara lain: rasa sakit dan sulit saat buang air besar, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur, perdarahan melalui dubur dan lain-lain. Hemoroid memiliki faktor resiko cukup banyak, diantaranya adalah: kurang mobilisasi, lebih banyak tidur, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum air, kurang makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika/ keturunan, kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus).Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman

BAB IILAPORAN KASUSSeorang laki-laki umur 26 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bila buang air besar selalu berdarah. Tidak ada nyeri hebat di daerah anus dan tidak ada nyeri perut. Darah yang keluar adalah merah segar. Bila BAB keluar benjolan yang tidak bisa masuk sendiri, karena didorong baru bisa masuk.Tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan rectal toucher: tidak teraba benjolan, tonus sphincter ani normal, tidak ada nyri tekan, di sarung tangan terdapat darah, lendir, dan faeces. Lab : pemeriksaan darah rutin semua normal, kecuali Hb 9 gr%.Pemeriksaan anuskopi: tempat ada bagian rektum yang mengeluarkan darah dan terlihat beberapa tonjolan yang berwarna pucat merah kebiru-biruan. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi: tidak tampak kelainan di daerah sigmoid. Pemeriksaan radiologis:barium enema dan foto abdomen 3 posisi tidak ada kelainan.

BAB IIIPEMBAHASAN KASUS

STATUS PASIEN 1. IdentitasNama: -Usia: 26tahunJenis kelamin: laki-lakiPekerjaan: -Alamat: -Agama: -Status Pernikahan: -Namaorangtua: -2. History taking (anamnesis)A. Keluhan Utama: 1. Buang air besarselaluberdarah

B. Keluhan Tambahan: 1. Tidak ada nyeri hebat didaerah anus2. Tidak ada nyeri perut3. Darah yang keluar darah segar4. Bila BAB keluar benjolan yang tidak bisa masuk sendiri,karena didorong baru bisa masuk

C. Riwayat Penyakit Sekarang

D. Riwayat Penyakit Dahulu

E. RiwayatPenyakitLain

F. Kondisisosial, ekonomi, serta mata pencaharianG. Riwayat Penyakit Keluarga

H. Riwayat Kebiasaan

I. RiwayatPengobatan

PEMERIKSAAN FISIKa. Status Generalis Keadaan umum: Baik Kesadaran: Compos mentis Tanda vital: TD: - RR: 56x/menit Suhu: 39oC HR: 152x/menit Antropometri: BB: 6,5 kg TB: 75 cm Status gizi: -

Kulit: - Kepala: - Mata : - Telinga: - Hidung: - Mulut:- Leher JVP Massa Tiroid Limfonodi Kelenjar Getah Bening Thoraks Paru-paru: - Jantung: - Abdomen : - Ekstremitas Ekstremitas atas Ekstremitas bawah

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS KERJAHemoroid Interna Derajat IIIDasar diagnosis: Gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri karena tidak terdapat serabut nyeri pada daerah ini. Pemeriksaan rectal toucher pada pasien tidak ada nyeri tekan dan di sarung tangan terdapat darah. Bila pasien BAB keluar benjolan yang tidak dapat masuk sendiri, karena didorong baru bisa masuk. Hal ini menandakan adanya hemoroid interna derajat III.

DIAGNOSIS BANDINGPENATALAKSANAAN HEMOROIDPenatalaksanaa hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah. Pentalaksanaan medis terdiri dari non farmakologis, farmakologis, dan tindakan minimal invasive. Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai dengan III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau pasien menolak operasi. Sedangkan penatalaksanaan bedah ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna, atau semua derajat hemoroid yang tidak respon terhadap pengobatan medis.Penatalaksanaan medis non farmakologisPenatalaksanaan ini berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaiki pola atau cara defekasi.Penatalaksanaan medis farmakologis1. Obat memperbaiki defekasi : Ada 2 obat yang diikutkan dalam BMP yaitu suplemen serat (fiber supplement) dan pelincir atau pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji Plantago ovata yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran cerna bubuk ini agak menyerap air dan bersifat sebagai bulk laxative, yang bekerja membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltis. Efek samping antara lain kentut, kembung dan konstipasi, alergi, sakit perut dan lain lain. Untuk mencegah konstipasi atau obstruksi saluran cerna dianjurkan minum air banyak. Obat kedua yaitu obat laksan atau pencahar antara lain natrium dioktil sulfosuksinat (R/laxanide), dulcolax, microlax. Natrium dioktil sulfosuksinat bekerja sebagai anionic surfactant, merangsang sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja. Dosis 300 mg/ hari.2. Obat menghentikan pendarahan: pendarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya hemoroid yang dindingnya tipis. Pemberian serat komersial psyllium setelah 2 minggu pemberian ternyata dapat mengurangi pendarahan hemoroid yang terjadi dibandingkan plasebo. Yang digunakan pada pengobatan hemoroid yaitu campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%) dalam bentuk micronized, dengan nama dagang Ardium atau Daflon3. Obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroid: Biomintesferidin bisa mencegah inflamasi, kongesti, oedem dan prolaps supaya tidak kambuh. Penatalaksanaan Minimal Invasive. Penatalaksanaan hemoroid ini dilakukan bila pengobatan non farmakologis dan farmakologis tidak berhasil. Pelaksanaan ini antara lain tindakan:1. Skleroterapi hemoroid Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri.Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau prolaps.2. Ligasi Hemoroid Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Pada satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu 2 4 minggu.Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan infeksi. Perdarahan dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7 10 hari.3. Terapi laser untuk Hemoroid interna yang mengeras4. Eksisi (hemeroidectomy) untuk Hemoroid derajat III dan IV.PENCEGAHANYang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu mempertahankan tinja tetep lunak sehingga mudah ke luar, di mana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan dan mengosongkan usus sesegera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul. Latihan olahraga seperti berjalan dan peningkatan konsumsi serat diet juga membantu mengurangi konstipasi dan mengedan. Komplikasi1. Anemia. Kehilangan darah yang kronik dari hemoroid dapat menyebabkan anemia. 32. Hemoroid strangulasi. Merupakan hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. Hal ini dapat menyababkan nyeri yang hebat dan terjadinya nekrosis. 3

PROGNOSISBAB IVTINJAUAN PUSTAKAAnatomi Cavum oris

Batas : anterior(bibir), lateral(pipi),superior(palatum),inferior(lidah) Vestibulum Palatum merupakan atap(bagian atas) mulut Palatum keras(anterior) Palatum lunak(posterior) Gigi : insisivus, caninus, premolar, molar Lingua : radiks linguae, corpus linguae, apex linguae kelenjar ludah : glandula parotis, glandula submadibularis, glandula lingualis

Esofagus

Panjangnya 25 cm, dengan diameter 2 cm Di bagi 3 : pars cervicalis, pars thorarica, pars abdominalis Gaster

Terdiri atas: Ostium cardiac, cardiac , fundus, corpus ventrikuli, curvatura minor, curvatura mayor, antrum pylorus Mempunyai J shapped Ada di regio epigastric, umbilical, dan hipokondrium sinistra Bisa menampung 1.5 L makanan, maksimal 4 L Intestinum Tenue

Duodenum : Panjanganya sekitar 25cm, C shapped Merupakan yang paling terfiksasi di intestinum tenue Terdapat : papilla pancreaticoduodeni major Vateri Terdiri dari :pars superior duodeni, pars descenden duodeni, pars inferior duodeni, pars ascenden duodeni Di dinding dalam duodenum ada lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar yaitu kelenjar Brunner dan plica semicircularis duodeni. Jejunum dan Ileum Terdapat : plexura duodenujejunalis., plica, vasa recta, dan arcade Pada akhir intestinum tenue memasuki colon caecum, yaitu ileum terminalis terdapat ostium ileocaecale dan papilla ilealis.Intestinum crassum (Colon)

Terdiri dari : caecum, colon ascendens, flexura coli dextra , colon transversum, flexura coli sinistra, colon descenden , colon sigmoidRektum dan Anal

Terdiri oleh 3 sphingter, yaitu: M. Sphingter ani internus, M. Sphingter levator ani, M. Sphingter ani externus Rektum panjangnya 13cm dan Anal panjanganya 3.8cm

. ( Spalteholz W, Spanner R. Atlas Anatomi Manusia. 16th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1994.)Fisiologi Sistem PencernaanSecara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:1. Motilitas2. Sekresi3. Pencernaan4. PenyerapanProses PencernaanProses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan; (2) mencampur makanan dengan air liur; dan (3) merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:1. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.2. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas.3. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.4. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.5. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:1. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.2. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses motilitas. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:1. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter2. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.3. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.4. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa sekret lambung diantaranya: HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan. Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk. Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung. Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin B12penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12tidak dapat diserap. Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan gastrin.Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:1. Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus. Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya, kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.2. Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan menyapu bersih usus diantara waktu makan.Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum.Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, caecum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran fesces.

http://iamtiku.wordpress.com/2010/04/18/fisiologi-sistem-pencernaan/II. HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN ANATOMIHISTOLOGI

MulutMembran mukosa, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, lamina propria longgar

Oesophagus Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk Submukosa: kelenjar oesophagus penghasil mukus Lamina propria: kelenjar kardiak oesophagus (penghasil mukus) Distal oesophagus: sel otot polos Tengah oesophagus: campuran otot polos dan otot rangka Ujung proksimal: sel otot rangka

Gaster Pada peralihan dari oesophagus ke gaster ( epitel selapis torax) Terdapat sel-sel gaster yang memproduksi enzim-enzim pencernaan a. Chief cell ( sel zimogenik) memproduksi pepsinogen b. Neck cell memproduksi mukus asam c. Parietal cell memproduksi faktor intrinsik gaster dan HCl d. Sel tunas (stem cell) untuk regenerasi sel-sel mukosa e. Sel-sel enteroendokrin

Duodenum Mukosanya terdiri dari epitel selapis torax dengan sel goblet yang mempunyai micro villi Terdapat villi- villi intestinalis, yang berfungsi menyerap sari-sari makanan Dalam vilus intestinalis, terdapat juga central lacteal (pembuluh limfa), serat otot polos (T. muscularis mukosa), dan pembuluh darah Terdapat kriptus liberkunh yang di dasarnya terdapat sel paneth yang berfungsi menghancurkan dinding bakteri tertentu, agar flora normal tetap terjaga

Jejunum Epitel selapis torax dengan sel goblet, lapisan mukosanya kurang lebih sama dengan duodenum tetapi villus intestinalnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak Terdapat plica semi sirkularis kerkringi pada T. Mukosa dan T. Sub mukosa

Ileum T. mukosanya mirip dengan jejunum tetapi lebih banyak sel goblet. Terdapat plaque payeri, yang merupakan kelompokan nodulus limfatikus

Usus Besar

Membran mukosa tanpa lipatan, kecuali daerah rectum. Epitel selapis torax, dengan sel goblet Lamina propria: sel limfoid dan nodul yang menyebar sampai submukosa

Rectum Pada ujung bawah rektum, kelenjar intestinal menjadi pendek dan menghilang pada saluran anus. Membran mukosa membentuk lipatan-lipatam memanjang yang disebut kolumna rektalis Morgagni. Di daerah ini muskularis mukosa terpisah-pisah menjadi beberapa gabungan dan akhirnya lenyap sehingga batas antara lamina propria dan submukosa tidak ada lagi. 2,5 cm diatas lubang anus, epitelnya mengandung lapisan tanduk dan dibawahnya terdapat kelenjar tubulosa bercabang yang disebut kelenjar sirkumanal.

Anus Bagian dalam epitel berlapis gepeng tanpa lapisan taduk. Lapisan tanduk ini semakin ke luar, semakin menebal.

Junqueira. In: Dany F, editor. Saluran Cerna. Histology Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007.p.288-311

HEMOROIDDefinisiHemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di bagian anus yang berasal dari pleksus hemorrhoidalis. Di bawah atau di luar linea dentate pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang di bawah mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna. 1PatogenesisRectum adalah bagian terminal dari intestinum crasum yang merupakan kelanjutan dari colon sigmoideum. Rectum terletak di linea mediana sebelah anterior dari sacrum. Rectum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rectum propium dan canalis analis. Canalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ektoderm, sedangkan rectum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal inilah maka vaskularisasi, innervasi, dan pengaliran limfe berbeda juga, demikian pula epitel yang menutupinya. Canalis analis dan sekitarnya kaya akan persarafan sensoris somatik dan peka terhadap rangsang nyeri. Sedangkan mukosa rectum mempunyai persarafan otonom dan tidak peka terhadap nyeri.2 Maka dari itu pada hemoroid interna tidak timbul rasa nyeri.Rectum mendapat vascularisasi dari a. rectalis superior cabang a. mesenterica inferior, a. rectalis media cabang a. hipogastrica, dan a. rectalis inferior cabang a. pudenda interna. Sedangkan aliran darah balik rectum terdiri dari 2 vena, yaitu v. hemoroidalis superior dan v. hemoroidalis inferior. V. hemoroidalis superior berasal dari plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v. mesenterica inferior dan seterusnya melalui v. lienalis ke v. porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan rongga abdomen menentukan tekanan di dalamnya. V. hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam v. pudenda interna dan ke dalam v. iliaca interna dan sistem cava. Pembesaran vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid. Jadi Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.1 Maka, hemoroid interna terjadi apabila yang melebar adalah vena hemoroidalis superior, dan hemoroid externa terjadi apabila yang melebar adalah vena hemoroidalis inferior.2 Pada kasus hemoroid interna, mukosa anus dapat mengeluarkan sekret yang disertai perdarahan.1

daftar pustaka

1. Hemoroid . Available at: http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=278 Updated September, 2006. Accessed: June 15, 2011.2. Patofisiologi hemoroid. Available at: http://ackogtg.wordpress.com/2009/04/20/hemoroid/ Updated April 20, 2009. Accessed : June 15, 2011.

Ini juga sama patofnyaHemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan, atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko seperti:1. Faktor mengedan pada saat BAB yang sulit.2. Pola BAB yang salah (terlalu banyak memakai jamban duduk).3. Peningkatan tekanan intraabdomen (bisa karena tumor usus atau tumor abdomen).4. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. 25. Kehamilan.6. Usia tua.7. Konstipasi kronik.8. Diare akut atau kronik yang berlebihan.9. Hubungan seks peranal.10. Kurang minum air dan makan makanan yang berserat.11. Kurang berolahraga (imobilisasi).

Klasifikasi dan DerajatHemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis atas:1. Derajat I: bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.2. Derajat II: pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.3. Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.4. Derajat IV: hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung mengalami thrombosis dan infark.DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid dan pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi. Untuk memastikan kelainan di usus halus diperlukan pemeriksaan rontgen usus halus atau enteroskopi karena hemoroid dapat juga disebabkan adanya tumor di dalam abdomen atau usus proksimal. Untuk melihat adanya kelainan pada kolon dapat dilakukan pemeriksaan rontgen Barium enema atau kolonoskopi total.Penatalaksanaan:Terdiri dari:1. Penatalaksanaan medis, penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi. a) Non-farmakologisPenatalaksanaan ini berupa perbaikan pola hidup perbaikan pola makan atau minum, dan perbaiki pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feces, dan perubahan prilaku BAB. Untuk memperbaiki defekasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok saat defekasi. Bersamaan dengan program BMP, biasanya juga dilakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini maka eksudat atau tinja yang lengket dapat dibersihkan, karena jika tidak dibersihkan dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal.b) Farmakologis1) Obat memperbaiki defekasiAda 2 obat yang diikutkan dalam BMP yaitu suplemen serat (fiber supplement) dan pelican tinja (stool softner). Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau isphagula Husk yang berasal dari kulit biji Plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran cerna bubuk ini agak menyerap air dan bersifat sebagai bulk laxative, yang bekerja membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik. Obat kedua yaitu obat laksan atau pencahar antara lain natrium dioktil sulfosuksinat yang bekerja sebagai anionic surfactant, merangsang sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja. Dosis: 30mg/hari.2) Obat simtomatikPengobatan simtomatik bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau karena kerusakan kilit di daerah anus. Untuk menghilangkan nyeri, tersedia sediaan anestesi lokal. Pemberian anestesi lokal tersebut dilakukan sesingkat mungkin untuk menghindarkan sensitisasi atau iritasi kulit anus. Bila perlu dapat digunakan sediaan yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi radang di daerah hemoroid atau anus. Sediaan berbentuk supositoria digunakan untuk hemoroid interna, sedangkan sediaan ointment/krem digunakan untuk hemoroid eksterna.3) Obat menghentikan perdarahanPerdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Pemberian serat komersial psyllium juga dapat menghentikan perdarahan hemroid. Citrus bioflavanoids yang berasal dari jeruk lemon (diosmin, heperidin, naringin, tangeretin, diosmetin, neohesperidin) dan paprika pada pasien hemoroid berdarah, dapat memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah. Yang digunakan untuk pengobatan hemoroid yaitu campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%) dalam bentuk micronized untuk mencegah perdarahan sekunder setelah hemoroidektomi.4) Obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroidDapat digunakan diosminthesperidin untuk memperbaiki gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.c) Tindakan minimal invasivePenatalaksanaan hemoroid ini dilakukan jika pengobatan nonfarmakologis dan farmakologis tidak berhasil. Penatalaksanaan ini antara lain tindakan skleroterapi hemoroid, ligasi hemoroid, pengobatan hemoroid dengan terapi laser.2. Penatalaksanaan bedah, ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna, atau semua hemoroid yang tidak terspon terhadap pengobatan medis. Tindakan ini terdiri dari 2 tahap yaitu pertama yang bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan kedua untuk mengangkat jaringan yang sudah lanjut.

Komplikasi3. Anemia. Kehilangan darah yang kronik dari hemoroid dapat menyebabkan anemia. 34. Hemoroid strangulasi. Merupakan hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. Hal ini dapat menyababkan nyeri yang hebat dan terjadinya nekrosis. 3PrognosisJika tidak ada perdarahan, kebanyakan orang dengan hemoroid mempunyai prognosis yang baik. Dengan mengendalikan faktor predisposisi, kekambuhan jarang ditemukan.Daftar pustaka1. Simadibrata M. Hemoroid. In: Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2009. p. 587-90.2. Price S, Wilson L. Gangguan Usus Besar. In: hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani D, Editors. Patofisiologi. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p. 467-8.3. Mayoclinic. Hemorrhoids. Available at: http://www.mayoclinic.com/health/hemorrhoids/DS00096/DSECTION=complications. Up date: Dec 23, 2010. Accessed: June 15, 2011.

Diagnosis Banding

Karsinoma Kolorektal / Carcinoma ColorectalGejala klinik tergantung dari lokasi, ukuran dan ekstensi tumor1 Gejala dan tanda karsinoma kolorektal tidak ada, umumnya gejala pertama timbulkarena penyulit yaitu gangguan faal usus, obstruksi, perdarahan atau akibat penyebaran. Gambaran klinis kolon kiri berbeda dengan kanan. Karsinoma kolon kiri, sering berbentuk skirus, lumen kolon kiri relatif lebih kecil darikanan dan konsistensi feses semi solid (padat) sehingga lebih banyak menimbulkangejala obstruksi. Karsinoma kolon kanan, jarang menimbulkan gejala obstruksi karena lumen kolon kananrelatif lebih besar dari kiri dan konsistensi feses semi fluid (cair). Karsinoma kolon kiri dan rektum, sering menyebabkan perubahan pola defekasi (change in bowel habit) seperti konstipasi atau defekasi dengan tenesmus. Makin kedistal letaktumorfeses makin menipis atau berbentuk seperti kotoran kambing atau lebih cair disertai darah dan lendir. Tenesmus merupakan gejala yang didapat pada karsinomarectum. Bila obstruksi, penderita flatus terasa lega diperut. Gambaran klinik tumorcaecum dan kolon asendens tidak khas. Dispepsi, kelemahan umum, penurunan beratbadan dan anemia merupakan gejala umum. Karena itu penderita sering datang dalam keadaan umum jelek. Nyeri pada kolon kiri lebih nyata daripada kolon kananPemeriksaan Colok Dubur Harus dilakukan pada setiap kelainan kolorektal atau abdomen Mendeteksi tumor sejauh kurang lebih 10 cm dari anal verge Tumor teraba massa, konsistensi keras, permukaan rata, mudah berdarah Harus dinilai ukuran tumor, terfiksasi / tidak, ulserasi / tidak. Dengan pemeriksaan colok dubur yang baik dan benar, dapat mendiagnosis hampir 40 % tumor kolorektal

Pada kasus ini carcinoma colorectal dapat dijadikan diagnosis karena pada anamnesis pasien mengatakan bahwa ia mengalami buang air besar disertai darah berwarna merah segar dan terdapat benjolan pada anus saat buang air besar. Untuk menyingkirkan diagnosis banding ini erlu ditanyakan apakah ada penurunan berat badan dan sejak kapan buang air besarnya berdarah serta apakah mengalami kesulitan buang air besar atau diare? Pada pemeriksaan colok dubur (rectal toucher) pasien diketahui bahwa tidak teraba benjolan ini dapat menyingkirkan diagnosis banding carcinoma colorectal karena pada carcinoma rectam akan teraba massa. Apalagi carcinoma colorectal lebih sering pada usia diatas 50 tahun.Cagir B. Rectal cancer (updated April 25,2011). Available at: http://emedicine.medscape.com/article/281237-overview#a0104. Accessed june 15,2011

Polyp ColorectalPolip berasal dari epitel mukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di kolon dan rektum. Ada polip yang bertangkai dan tidak bertangkai. Di antara polip kolon ada yang berpotensi ganas. Gejala klinis utama adalah perdarahan spontan dari rektum, kadang disertai lendir. Apabila polip bertangkai maka dapat menonjol keluar dari anus pada saat defekasi.Jenis-jenis polip yaitu polip juvenil (pada anak-anak), pseudopolip, poliposis kolon, adenoma vilosa, polip adenomatosa. Polip adenomatosa adalah polip asli yang bertangkai dan jarang ditemukan pada usia di bawah 21 tahun. Insidens meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Gambaran klinis umumnya tidak ada, kecuali perdarahan dari rektum dan prolaps polip dari anus disertai anemia. Letaknya 70% di sigmoid dan rektum. Polip ini bersifat pramaligna dan harus segera diangkat setelah ditemukan.2Pada kasus ini polip dapat dijadikan sebagai diagnosis banding karena gejalanya yang sama yaitu terdapat perdarahan yang keluar melalui rectum, dan pada polip bertangkai juga dapat menonjol keluar dari anus pada saat defekasi. Namun diagnosis banding ini dapat disingkarkan melalui pemeriksaan colok dubur yang pada polip akan ditemukan adanya massa dan akan lebih jelas lagi menggunakan pemeriksaan penunjang sigmoidodoscopy.

2. Hamami AH, Pieter J, Riwanto I, Tjambolang T, Ahmadsyah I. In: Sjamsuhidajat R, Jong W editor. Usus halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Buku ajar ilmu bedah 2th ed. Jakarta:EGC;2005.p.654-7