makalah psikologi pendidikan

13
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap orang. Berhasil berarti terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa percaya diri, ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas atau aktivitas yang berskala besar. Namun perlu disadari bahwa pada dasarnya setiap tugas atau aktivitas selalu berakhir pada dua kemungkinan: berhasil atau gagal. Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas- tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif. Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu: memperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir. 1

description

makalah psikologi pendidikan smt 3

Transcript of makalah psikologi pendidikan

Page 1: makalah psikologi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap orang.

Berhasil berarti terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa

percaya diri, ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas

atau aktivitas yang berskala besar. Namun perlu disadari bahwa pada dasarnya setiap

tugas atau aktivitas selalu berakhir pada dua kemungkinan: berhasil atau gagal.

Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan

dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh

orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil,

tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu

persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.

Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat

terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu:

memperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas,

putus sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir.

Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas berarti rugi waktu, tenaga, dan

juga biaya. Dan tidak kalah penting adalah dampak kegagalam belajar pada rasa percaya

diri. Kerugian tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh

keluarga dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu upaya mencegah atau setidak tidaknya

meminimalkan, dan juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan

belajar siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dasar (pengertian) dari kesulitan belajar?

2. Bagaimanakah gejala-gejala kesulitan belajar?

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar?

4. Bagaimanakah efek sosio-psikologi dari kesulitan belajar?

1

Page 2: makalah psikologi pendidikan

I.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini pada dasarnya adalah untuk mngetahui konsep

dasar dari kesulitan belajar sehingga kita akan mengetahui gejala-gejala dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesulitan belajar serta efek sosio-psikologinya. Dengan demikian kita

akan bisa mendiagnosis kesulitan belajar kemudian bisa menemukan jalan keluar untuk

mengatasi kesulitan belajar tersebut. Jadi, kita tidak akan kebingungan ketika menghadapi

anak didik kita yang tengah mengalami kesulitan belajar. Selain itu, penulisan makalah ini

bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

2

Page 3: makalah psikologi pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kesulitan Belajar

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan Jones,

sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar

adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi

akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang

mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi

menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi,

ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar

sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu

untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari

oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam

proses belajarnya.

Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami

kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-

tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila: :

   1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat

keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran

tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).

   2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan

ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat

digolongkan ke dalam under achiever.

3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai

prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke

dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang

(repeater).

3

Page 4: makalah psikologi pendidikan

II.2 Gejala-Gejala Kesulitan Belajar

Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang

dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun

psikomotorik. Menurut Warkitri dkk. (1990 : 8.5 – 8.6), individu yang mengalami

kesulitan belajar menunjukkan gejala sebagai berikut.

1. Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya.

2. Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah disbanding sebelumnya.

3. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.

4. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.

5. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses

belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.

6. Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya membolos, pulang

sebelum waktunya, dst.

7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung,

suka menyendiri, bertindak agresif, dst.

II.3 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Pada dasarnya bila setiap kesulitan belajar terjadi, latar belakangnya akan bersumber

pada komponen-komponen yang berpengaruh atas berlangsungnya proses belajar-mengajar

itu sendiri. Berbagai variabel yang mempengaruhi proses belajar mengajar menurut Loree

(1970) terdiri atas; (1) Stimulus atau learning variables; (2) organisme variables; (3)

response variable.

Marilah kita mulai mencermati masing-masing variabel tersebut.

4

Page 5: makalah psikologi pendidikan

1. Learning variables, mencakup

(a) Faktor pengalaman belajar, antara lain mengenai :

i. Faktor metode , menyangkut kuat lemahnya motivasi untuk belajar, intensif

atau tidaknya bimbingan guru dan ada tidaknya kesempatan untuk praktikum.

ii. Faktor tugas , mencakup menarik atau tidaknya materi pelajaran, bermakna

atau tidaknya materi pelajaran, bermakna atau tidaknya apa yang dipelajari,

dan tersedia atau tidaknya fasilitas belajar yang memadai.

(b) Faktor lingkungan, yang menyangkut iklim belajar yaitu tersedianya waktu yang

cukup untuk belajar dan tersedianya fasilitas belajar yang memadai.

2. Organismic variables , mencakup

(a) Karakteristik pebelajar, antara lain tingkat intelegensi, usia, taraf kematangan,

jenis kelamin, dan kesiapan untuk belajar.

(b) Proses meditasi, yaitu kondisi yang lazim terdapat dalam diri siswa, antara lain

intelegensi, persepsi, motivasi, emosi seperti takut, cemas, dan tekanan batin dan

sebagainya, yang turut berperan dalam proses belajar.

3. Response variables, meliputi

(a) Tujuan-tujuan kognitif, seperti pengetahuan, konsep-konsep, dan keterampilan

pemecahan masalah.

(b) Tujuan-tujuan afektif, seperti sikap-sikap, nilai-nilai, minat, dan apresiasi.

(c) Tujuan-tujuan pola-pola bertindak, antara lain:

i. Keterampilan psikomotoris, seperti menulis, mengetik, melukis, dll

ii. Kompetensi-kompetensi untuk menyelenggarakan pertemuan, berpidato,

memimpin diskusi, pertunjukan, dsb

iii. Kebiasaan-kebiasaan, seperti kebiasaan hidup sehat, kejujuran, kerapian,

dsb5

Page 6: makalah psikologi pendidikan

Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor

yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang

berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang

berasal dari luar diri yang bersangkutan.

1. Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor

kejasmanian.

a. Faktor kejiwaan, antara lain :

1) minat terhadap mata kuliah kurang;

2) motif belajar rendah;

3) rasa percaya diri kurang;

4) disiplin pribadi rendah;

5) sering meremehkan persoalan;

6) sering mengalami konflik psikis;

7) integritas kepribadian lemah.

b. Faktor kejasmanian, antara lain :

1) keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);

2) adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;

3) adanya gangguan pada fungsi indera;

4) kelelahan secara fisik.

2. Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal

dari luar siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan

faktor lingkungan.6

Page 7: makalah psikologi pendidikan

a. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa antara lain :

1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai;

2) Kurikulum yang terlalu berat bagi siswa;

3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;

4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab

kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :

1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;

2) Lingkungan sosial sekolah yang tidak kondusif;

3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;

4) Lokasi sekolah yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.

II.4 Efek Sosio-Psikologi Dari Kesulitan Belajar

Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering

disebut ”hidden handicap”. Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru,

akibatnya anak yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang

underachiever, pemalas, atau aneh. Anak-anak ini mungkin mengalami perasaan frustrasi,

marah, depresi, cemas, dan merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).

Selain itu, siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan pola-pola

perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari seharusnya, seperti: acuh tak acuh,

melalaikan tugas, sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak

seimbang dan sebagainya.

7

Page 8: makalah psikologi pendidikan

BAB III

PENUTUP

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah

karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan

belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak

sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.  Kesulitan

belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil

belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya

dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Oleh karena itu diagnosis kesulitan belajar siswa hendaknya menjadi bagian dari

program kerja lembaga pendidikan. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik niscaya

kesulitan-kesulitan belajar siswa dapat dicegah dan diatasi.

8

Page 9: makalah psikologi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Abin, S.M. (2002) Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nursalim, Mochammad dkk. (2007) Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa

University Press.

Siti Mardiyati et al. (1994) Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.

Warkitri, H. et al. (1990) Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.

www.google.com

9