makalah psikologi kelompok 8

26
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bunuh Diri (Suicide)” Makalah ini berisikan tentang kasus bunuh diri yang dilatar belakangi oleh masalah ekonomi, dan bagaimana teori psikologi dihubungkan dengan kasus bunuh diri tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bunuh diri. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Tanggal, 25 mei 2012

Transcript of makalah psikologi kelompok 8

Page 1: makalah psikologi kelompok 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Bunuh Diri

(Suicide)”

Makalah ini berisikan tentang kasus bunuh diri yang dilatar belakangi oleh

masalah ekonomi, dan bagaimana teori psikologi dihubungkan dengan kasus

bunuh diri tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada

kita semua tentang bunuh diri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanggal, 25 mei 2012

Penulis

Page 2: makalah psikologi kelompok 8

DAFTAR ISI

SAMPUL ……………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

LATAR BELAKANG ………….…………………………………………… 1

A. Data Faktual…..…………………………………………………….. 1

B. Data Jurnal ………..………………………………………………... 3

KAJIAN TEORI ............................................................................................... 3

A. Teori Humanistik……………………………………………………… 5

B. Teori Psikoanalisis Freud..…….………………………………………. 7

C. Teori Psikodinamik………………..………………………………….. 7

D. Teori Kognitif ……………………..……………………………….… 8

E. Teori Eksistensial……………………………………………………... 9

PEMBAHASAN……........................................................................................ 10

A. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Humanistik……………. 10

B. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Kognitif….……………. 11

C. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Psikoanalisis Freud…… 12

D. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Psikodinamik…………. 12

E. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Eksistensial………...…. 13

PENUTUP……................................................................................................. 14

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 14

B. Saran…………………....…….………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

Page 3: makalah psikologi kelompok 8

LATAR BELAKANG

A. Data Faktual

TRIBUNNEWS.COM, BOJONGSOANG (Sabtu, 3 Maret 2012 02:44 WIB)

Warga Kampung Cijagra, Desa/Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten

Bandung, dibuat gempar dengan ditemukannya jasad seorang wanita dengan

urat nadi di pergelangan tangan kirinya terputus. Mayat itu tergeletak di

sebuah selokan di pinggir jalan kampung tersebut, Jumat (2/3) sekitar pukul

10.00.

Warga pun semakin geger karena sekitar 50 meter dari tempat

ditemukannya mayat wanita itu, masih di saluran selokan yang sama

ditemukan bocah laki-laki juga sudah tak bernyawa. Wajah dan tubuh bocah

itu pucat dan membiru. Diduga tubuhnya sudah nyungsep di selokan sedalam

1 meter itu sejak Jumat (2/3) dini hari.

Belakangan diketahui wanita itu bernama Herawati (37) dan bocah

laki-laki itu adalah Andika (4), anak keempat sekaligus anak bungsu Herawati.

Ibu dan anak ini adalah warga Kampung Cigebar, Desa Bojongsari,

Kecamatan Bojongsoang. Rumahnya berjarak sekitar 700 meter dari lokasi

ditemukannya mayat mereka.

Berdasarkan penyelidikan polisi, Herawati nekat bunuh diri dengan

mengiris urat nadinya sendiri menggunakan sebilah pisau. Sebelumnya,

wanita berkulit gelap itu secara keji membunuh Andika, anak bungsunya,

dengan menenggelamkan tubuhnya di selokan tersebut.

Diduga lokasi penenggelaman anaknya, sama persis di tempat

Herawati bunuh diri. Namun karena sebelumnya turun hujan sehingga arus

selokan selebar satu meter itu cukup deras dan menghanyutkan tubuh bocah

malang tersebut. Tak heran, lokasi penemuan jasad keduanya pun berjarak

sekitar 50 meter.

Kapolres Bandung AKBP Sandi Nugroho melalui Kapolsek

Bojongsoang AKP Sutarman mengatakan, polisi berkesimpulan korban

Page 4: makalah psikologi kelompok 8

terlebih dulu membunuh anaknya lalu bunuh diri setelah melakukan olah

tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi.

Pihaknya, kata Sutarman, juga menemukan sebuah surat wasiat dari

korban yang ditulis tangan dalam bahasa Sunda. Surat itu ditulis diatas secarik

kertas dan disimpan diatas meja. Isi surat itu menyebutkan, korban meminta

maaf kepada keluarganya karena sudah tidak tahan hidup di dunia.

"Motif bunuh dirinya karena terhimpit persoalan ekonomi. Keluarga

ini banyak utang, terutama utang suaminya. Korban juga sakit hati kepada

suaminya karena sering diperlakukan kasar. Rumah tangganya sering cekcok.

Karena sudah tak tahan dengan kondisi seperti itu, korban memilih bunuh

diri," kata Sutarman di Bojongsoang, kemarin.

Menurut penuturan Agus (35), warga setempat, korban diketahui

meninggalkan rumah dengan menggendong anaknya pada Jumat (2/3) sekitar

pukul 02.00. Diduga eksekusi pembunuhan sekaligus bunuh diri itu terjadi

setengah atau satu jam setelah korban meninggalkan rumahnya.

Suami korban, Ade Rusli (43) dan tiga anaknya yang lain, kemarin belum bisa

dimintai keterangan. Mereka masih syok dan berduka dengan kejadian ini.

Polisi kata Sutarman, segera akan memintai keterangan dari Ade Rusli dan

anak-anaknya.

Karena permintaan keluarga dan tokoh masyarakat setempat, kedua

jenazah tidak diautopsi. Untuk itu pihak keluarga telah membuat surat

pernyataan diatas segel yang ditujukan untuk polisi. Setelah dimandikan dan

disalatkan, kedua jenazah kemudian dimakamkan di TPU Kampung Cibeber,

Desa Bojongsoang.

"Keluarga telah menanggap ini sebuah musibah, makanya mereka

membuat surat pernyataan meminta agar jenazahnya tidak diautopsi. Kedua

jenazah langsung dimakamkan sore harinya," ujar Sutarman.1

1 Maulana,Prawira. 2012. Hera Bunuh Anak, Lalu Bunuh Diri. http://m.tribunnews.com

Page 5: makalah psikologi kelompok 8

B. Data Jurnal

Bunuh diri atau mengambil nyawa diri sendiri oleh sebagian orang

seringkali dianggap sebagai suatu solusi jitu atas suatu dilema yang sedang

dihadapi, baik itu dilema fisik maupun psikologis. Secara ilmu psikologis,

bunuh diri berakar dari depresi. Depresi itu sendiri tidak memilih usia, ia bisa

menyerang tua dan muda, laki-laki dan wanita.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia

atau World Health Organization yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya

50 ribu orang Indonesia bunuh diri. Penyebab banyaknya angka bunuh diri

disebabkan oleh kemiskinan dan tekanan ekonomi.  Dari jumlah tersebut, 

41% bunuh diri dilakukan dengan cara gantung diri dan 23% dengan cara

meminum racun serangga. Sementara pada tahun 2009 marak diberitakan aksi

bunuh diri dengan melompat dari pusat perbelanjaan dan gedung bertingkat.

Yang mengherankan, latar belakang kemiskinan bukan lagi menjadi pemicu

utama bunuh diri karena rata-rata korban berasal dari keluarga mampu.2

Orang kulit putih memiliki resiko bunuh diri paling tinggi diantara

semua kelompok budaya sebesar 72%, yang diikuti penduduk Amerika asli,

orang Amerika-Afrika, Amerika-Hispanik, dan Amerika-Asia pada urutan

selanjutnya. Individu yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki angka bunuh

diri paling tinggi. Angka bunuh diri pada remaja meningkat, mencapai angka

yang mengkhawatirkan. Bunuh diri saat ini menjadi penyebab kematian kedua

untuk remaja.3

PERBANDINGAN ANTARA ORANG-ORANG YANG BERUPAYA

DAN BERHASIL BUNUH DIRI

KarakterisitikOrang-orang yang

Berupaya Bunuh Diri

Orang-orang yang

Berhasil Bunuh Diri

Gender Mayoritas perempuan Mayoritas Laki-laki

Usia Terutama berusia muda Risiko meningkat

2 Effendi, Ima. 2009. Bunuh diri-Solusi Masalah anda?. http://www.e-psikologi.com3 Viedebeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC hal 430

Page 6: makalah psikologi kelompok 8

berkaitan dengan usia

Metode

Tingkat kefatalan

rendah ( pil, memotong

urat nadi )

Lebih keras ( dengan

senjata api, melompat )

Diagnosis umum

Gangguan distimik

Gangguan kepribadian

ambang skizofrenia

Gangguan mood mayor

Alkoholisme

Emosi dominanDepresi disertai

kemarahan

Depresi disertai

keputusasaan

Motivasi

Perubahan kondisi

Mengharapkan

pertolongan (cry for

help)

Depresi disertai

keputusasaan

Kematian

Riwayat rumah sakitKesembuhan singkat

dari disforia

Sikap terhadap

upaya bunuh diri

Lega karena dapat

selamat

Berjanji untuk tidak

mengulangi

Sumber : Diadaptasi dari Fremouw dkk, 19904

KAJIAN TEORI

4 Pengertian Bunuh Diri | Analisa | Penyebab. 2012. http://jinggasuci.blogspot.com

Page 7: makalah psikologi kelompok 8

A. Teori Humanistik

Dalam teori psikologi humanistik, manusia diciptakan baik. Rasa

permusuhan yang terkadang muncul dari dalam dirinya, disebabkan karena

adanya kesulitan yang dihadapinya dalam hidup yang penuh dengan kekerasan

dan ketidakadilan. Manusia memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan

yang berkaitan langsung dengan kehidupannya.5

1. Teori Humanistik Abraham Maslow

Abraham maslow menyimpulkan ada lima jenis kebutuhan manusia

sebagai berikut:

a) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis ( Physiological needs )

Adalah kebutuhan yang bersifat biologis guna memenuhi aspek

jasmaniah, seperti makan, minum, tidur, istirahat, rekreasi, dan

seksual.

b) Kebutuhan rasa aman ( safety Needs )

Adalah kebutuhan akan rasa aman. Hal itu ditandai dengan keinginan

terhindar dari rasa takut, was-was atau ancaman yang membahayakan

diri sendiri. Misalnya jaminan rasa aman terhadap nyawanya terhindar

dari pembunuhan dan harta bendanya aman dari pencurian

c) Kebutuhan sosial ( Social needs )

Adalah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Individu diberikan kesempatan dan kebebasan tanpa diskriminasi

untuk menjalin interaksi sosial. Mereka dapat bergaul dengan semua

orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, status sosial,

pendidikan, jenis kelamin, dan warna kulit.

d) Kebutuhan penghargaan (esteem needs)

Adalah kebutuhan untuk menghargai dan dihargai orang lain. Dalam

hal ini, termasuk kebutuhan untuk mencintai ataupun dicintai. Secara

operasional, dapat digambarkan adanya kebebasan untuk memberikan

5 Taufik, Muhammad Izzudin. 2006. Panduan lengkap dan praktis psikologi islam. Jakarta: gema insani press. Hal 277

Page 8: makalah psikologi kelompok 8

penghargaan kepada siapa saja. Demikian pula ia pun berhak untuk

memperoleh penghargaan dari siapa saja tanpa pandang bulu. Hal ini

berarti individu berhak untuk menikah dan hidup bersama keluarga

dengan siapa saja.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)

Adalah kebutuhan untuk mewujudkan seluruh potensi agar

berkembang secara optimal. Konsekuensi dari konsep ini,

mengingatkan adanya persamaan pada setiap individu untuk

memperoleh kesempatan mengembangkan diri melalui jalur

pendidikan formal dan nonformal. Ia pun memperoleh kebebasan

berkarya guna mewujudkan aspirasi, cita-cita, minat-bakat, kreativitas,

tanpa kekangan, dan halangan atau hambatan dari siapa saja.6

2. Teori Humanistik Karl Rogers

Rogers yakin bahwa setiap orang menjalani hidup di dunia secara berbeda

dan mengetahui pengalaman terbaiknya.7 Individu memiliki kemampuan

dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani

masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang

dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi

manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-

kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan

sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan

dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam

masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan

perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi)

seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke

psikologis. 8

6 Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Grasindo hal 123-1247 Viedebeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC hal 658 Suharmawan, Wahid. 2012. Attending : Analisis Teori (Carl R. Rogers). http://konselorindonesia.blogspot.com

Page 9: makalah psikologi kelompok 8

B. Teori Psikoanalisis Freud

Manusia didorong untuk mencari kenikmatan dan mereduksikan

tegangan. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik yang keluar dari

insting-insting.

Menurut Freud, dorongan-dorongan hidup dan dorongan-dorongan

mati menimbulkan tegangan-tegangan yang menyenangkan atau menyusahkan

individu. Kebanyakan tingkah laku yang berarti dari individu merupakan

akibat usaha-usaha untuk mereduksi tegangan itu. Dorongan-dorongan hidup

dan dorongan-dorongan mati itu dianggap tetap ada sepanjang hidup.

Selanjutnya, dorongan-dorongan itu akan bercampur dan menjadi

begitu kompleks sehingga keduanya sering kali terarah kepada objek cinta

yang sama. Fusi dorongan-dorongan hidup dan dorongan-dorongan mati

disebut sebagai ambivalensi.9

C. Teori Psikodinamik

Teori psikodinamik mendukung prinsip determinasi psikis, yakni

pandangan bahwa tingkah laku kita normal atau abnormal ditentukan oleh

hasil dari proses dinamik dan konflik-konflik intrapsikis. Dorongan-dorongan

batin ( internal ) individu, seperti seks dan agresi, dalam pandangan

psikodinamik bertentangan dengan aturan-aturan sosial (masyarakat) dan

norma-norma moral.

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari gerakan

dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku

dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

sosialnya.

Perkembangan manusia sebagai hasil dari proses konfrontasi dan

akomodasi antara pertumbuhan individual dan tuntutan sosial, antara

dorongan dasar manusia dan tuntutan masyarakat memusatkan perhatian pada

perkembangan kepribadian, perkembangan perasaan, keyakinan, dan perilaku

yg rasional maupun tidak rasional.10

9 Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius hal 128 10 Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius hal 126

Page 10: makalah psikologi kelompok 8

D. Teori Kognitif

Pandangan kognitif menjelaskan tingkah laku abnormal berdasarkan

pikiran-pikiran yang keliru dan proses-proses pikiran yang kalut. Biasanya

masalah-masalah yang berkenaan dengan pikiran dianggap sebagai simtom-

simtom dari gangguan-gangguan psikologis, tetapi dalam pandangan kognitif,

pikiran-pikiran itu dilihat sebagai penyebab dari gangguan-gangguan itu.

Bila kita memiliki informasi yang salah tentang suatu situasi, maka

respons kita terhadap situasi itu juga mungkin salah atau abnormal. Para ahli

berpendapat bahwa banyak tipe gangguan mental disebabkan oleh masalah-

masalah yang menyangkut isi kognitif.

Misalnya seorang individu mengalami depresi karena ia berpikir “aku

adalah seorang yang tidak berharga”, atau mungkin bila kita berpendapat

bahwa seekor ular kecil yang tidak berbisa adalah berbahaya, maka anda akan

mengadakan respons dengan suatu ketakutan abnormal (menderita suatu

fobia), atau bila anda berpendapat banyak intel pemerintah mengelilingi anda,

maka anda akan berpikir bahwa pemerintah akan melawan anda (menderita

suatu delusi).

Contoh-contoh ini mau menggambarkan cara-cara bagaimana isi

kognitif yang salah bisa menimbulkan suatu penilaian yang salah terhadap

suatu situasi pada akhirnya menimbulkan tingkah laku abnormal.

Para ahli teori kognitif berpendapat bahwa masalah-masalah dengan

proses-proses kognitif disebabkan oleh masalah-masalah dengan perhatian dan

asosiasi-asosiasi. Gagasan dasarnya adalah

a) Individu-individu telah kehilangan perhatian

b) Selama kehilangan perhatian itu, mereka dikacaukan oleh pikiran-pikiran

lain

c) Mereka berputar-putar pada pikiran-pikiran baru dan bukan mengikuti

pikiran-pikiran semula. 11

E. Teori eksistensial

11 Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius hal 191-193

Page 11: makalah psikologi kelompok 8

Para ahli teori eksistensial yakin bahwa penyimpangan perilaku

terjadi ketika individu berada diluar pengaruh dirinya sendiri atau

lingkungan. Individu yang terasing dari dirinya sendiri merasa sepi, sedih,

dan tidak berdaya. Kurangnya kesadaran diri disertai kritik tajam terhadap

diri sendiri membuat individu tidak berpartisipasi dalam hubungan yang

memuaskan.

Individu tidak bebas memilih semua alternatif, yang mungkin

karena batasan yang ditetapkan pada diri sendiri. Individu tersebut

menghindari tanggung jawab personal dan menyerahkannya pada

keinginan atau tuntutan orang lain.12

Para pendukung pandangan ini tidak menerima pandangan yang

mengemukakan bahwa manusia adalah produk dari dorongan-dorongan

tak sadar, pengondisian (conditioning), fisiologi. Manusia adalah makhluk

sadar yang memilih secara bebas tidakan-tindakannya, dan karena

pilihannya yang bebas itu maka setiap manusia berkembang sebagai

seorang individu yang unik.

Untuk memahami tingkah laku seseorang sangat penting melihat

atau mengalami dunia dari segi pandangannya sendiri karena tingkah

lakunya disebabkan oleh pilihan sadarnya dan pilihannya itu dipengaruhi

oleh persepsi pribadinya tentang situasi.13

PEMBAHASAN

12 Viedebeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC hal 6713 Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius hal 222

Page 12: makalah psikologi kelompok 8

Bunuh diri menjadi pilihan, orang-orang yang berputus asa dalam menghadapi

kenyataan hidup dan kesulitan hidup. Maka dari itu, bunuh diri menjadi sebagai

sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut atau bisa dikatakan bunuh

diri sebagai pelarian diri dari masalah.

Dalam kasus ini bunuh diri dilakukan oleh seorang ibu, yang sebelum bunuh diri

terlebih dahulu membunuh anaknya sendiri dengan cara menenggelamkan

tubuhnya ke selokan. Motif pembunuhan disebabkan karena masalah kemiskinan

dan kekerasan dalam rumah tangga.

Beberapa teori yang berkaitan dengan motif pelaku melakukan bunuh diri yaitu :

A. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Humanistik

Teori humanistik menyatakan rasa permusuhan terkadang muncul dari

dalam diri manusia karna mengalami kesulitan dalam hidup yang penuh

kekerasan dan ketidakadilan.

Berdasarkan teori humanistik Abraham maslow, terdapat lima

kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia yang pertama adalah fisiologis.

Berdasarkan teori ini dapat diketahui bahwa kebutuhan fisiologis pelaku tidak

terpenuhi. Karena adanya kesulitan ekonomi, maka kebutuhan jasmani seperti

makan dan minum pun tidak terpenuhi. Ingin makan saja susah, apalagi untuk

memenuhi biaya hidup laninnya. Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi atau

kebutuhan fisiknya untuk mempertahankan hidup.

Kebutuhan manusia yang kedua adalah kebutuhan rasa aman, menurut

teori humanistic Abraham maslow. Dalam kasus ini pelaku selalu merasa

takut, karena sering mengalami kekerasan yang dilakukan suaminya, rumah

tangganya sering cekcok. Selain itu, perasaan was-was pun selalu menghantui

pelaku. Karena kesulitan ekonomi yang dihadapi, menyebabkan pelaku terlilit

hutang. Dimana sewaktu-waktu penagih hutang akan datang dan menagih

hutang.

Berdasarkan teori humanistik Rogers diketahui bahwa individu

memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan

hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya.

Page 13: makalah psikologi kelompok 8

Dalam kasus ini pelaku telah menentukan jalan hidupnya sendiri, yaitu

dengan bunuh diri. Keinginan bunuh diri ini muncul dari dalam diri pelaku itu

sendiri. Bunuh diri dianggap sebagai solusi terakhir untuk mengatasi masalah

yang saat ini dia hadapi.

Dari banyaknya permasalahan hidup yang dihadapi pelaku, akhirnya

dia mengalami stres. Dan pelaku sudah tidak mampu mengatasi stres yang

dihadapinya. Sudah tidak ada harapan dan tujuan yang pasti dalam hidup.

Karena terus menerus mendapat tekanan, masalah yang menumpuk dan pada

puncaknya memicu keinginan bunuh diri.

B. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Kognitf

Pandangan kognitif menjelaskan tingkah laku abnormal berdasarkan

pikiran-pikiran yang keliru dan proses-proses pikiran yang kalut. Dalam kasus

ini pelaku kehilangan harapan, masalah ekonomi yang dihadapinya dianggap

sebagai suatu masalah yang sangat serius dan sudah tidak mungkin teratasi.

Kekakuan dan ketidakmampuannya dalam berpikir yang menyebakan pelaku

kesulitan dalam menemukan alternatif dalam menyelesaikan masalah ekonomi

yang dihadapi.

Para ahli teori kognitif berpendapat bahwa masalah-masalah dengan

proses-proses kognitif disebabkan oleh masalah-masalah dengan perhatian dan

asosiasi-asosiasi. Kita garis bawahi di sini kata perhatian, seperti yang kita

ketahui bahwa pelaku bunuh diri sering mengalami cekcok dengan suaminya.

Dalam hal ini pelaku memandang dirinya tidak berharga, penuh kekurangan,

tidak dapat dicintai. Hal ini membuat stres pelaku meningkat, disamping

masalah ekonomi ditambah lagi sudah tidak adanya perhatian dari orang-orang

disekitarnya, pelaku sudah tidak berpikir jernih, berpikiran negatif mengenai

diri dan masa depannya dengan keluarganyalah yang mendominasi dalam

pikirannya, harga diri pelaku juga berkurang sehingga ia mengambil alternatif

yang menurutnya paling tepat yaitu bunuh diri.

Harapan pelaku terhadap masa depan hanyalah kegagalan dan

kesedihan yang berlanjutan serta kesulitan yang tidak pernah usai, pikiran

negatif seperti inilah yang menyebabkan pelaku juga membunuh anaknya,

Page 14: makalah psikologi kelompok 8

karena ia berpikir bahwa ketika anaknya masih hidup di dunia ini dia hanya

akan menderita dan tak akan mempunyai masa depan yang baik.

C. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Psikoanalisis Freud

Menurut Freud, dorongan-dorongan hidup dan dorongan-dorongan

mati menimbulkan tegangan-tegangan yang menyenangkan atau menyusahkan

individu. Kebanyakan tingkah laku yang berarti dari individu merupakan

akibat usaha-usaha untuk mereduksi tegangan itu. Dorongan-dorongan hidup

dan dorongan-dorongan mati itu dianggap tetap ada sepanjang hidup.

Pada kehidupan sehari-harinya, pelaku mengalami rasa sakit dan

derita yang tidak tertahankan dalam jiwa dan pikiranya. Rasa sakit tersebut

berasal dari jiwa pelaku itu sendiri ketika merasakan malu, rasa bersalah,

penghinaan, kesepian, ketakutan, kemarahan, kesedihan karena masalah dalam

keluarganya yang tidak dapat diselesaikan.

Akhirnya pelaku mengalami depresi, dan disaat itu dorongan-dorongan

hidup dan dorongan-dorongan mati muncul dalam pikiran pelaku. Namun,

karena disaat pelaku mengalami depresi tidak ada perhatian dari keluarga,

terutama suami. Seperti kita ketahui, bahwa suami pelaku selalu

memperlakukannya dengan kasar. Maka, dorongan-dorongan mati ini lebih

mendominasi pikiran pelaku. Dorongan-dorongan hidup itu dianggap sudah

tidak ada. Bunuh diri dianggap sebagai usaha untuk mereduksi tegangan yang

dialami pelaku.

D. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Psikodinamik

Teori psikodinamik mendukung prinsip determinasi psikis, yakni

pandangan bahwa tingkah laku kita normal atau abnormal ditentukan oleh hasil

dari proses dinamik dan konflik-konflik intrapsikis.

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari gerakan

dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku

dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

sosialnya.

Berdasarkan teori ini diketahui bahwa motif bunuh diri yang dilakukan

pelaku karena adanya kemarahan pelaku terhadap dirinya sendiri. Pelaku

Page 15: makalah psikologi kelompok 8

berpikir bahwa dirinyalah yang menyebabkan semua masalah ini terjadi.

Pelaku selalu mengganggap dirinya tidak berguna dan tidak berarti lagi.

Pelaku selalu dihantui oleh perasaan bersalah.

Interaksi dalam pikiran pelaku, kemudian dituangkan dalam bentuk

perilaku-perilaku negatif. Seperti, yang dilakukan pelaku pada contoh kasus

ini yaitu dengan bunuh diri.

E. Motif Pelaku Bunuh Diri berdasarkan Teori Eksistensial

Menurut teori eksistensial manusia adalah makhluk sadar yang

memilih secara bebas tindakan-tindakannya. Tingkah lakunya disebabkan oleh

pilihan sadarnya dan pilihannya itu dipengaruhi oleh persepsi pribadinya

tentang situasi. Individu yang terasing dari dirinya sendiri merasa sepi, sedih,

dan tidak berdaya.

Bunuh diri yang dilakukan pelaku semuanya karena pilihan dari pelaku

itu sendiri. Situasi dalam lingkungan keluarga pelaku sudah tidak mendukung

buat pelaku melanjutkan hidupnya.

Pelaku sudah tidak berdaya menghadapi masalah yang selalu hadir

dalam keluarganya. Perasaan sepi dan sedih pun selalu dihadapi pelaku karena

suaminya sudah tidak memperhatikannya. Hanya perlakuan kasar yang selalu

dia terima dari suaminya. Kehangatan dalam keluarga tidak pernah pelaku

rasakan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bunuh diri adalah suatu tindakan untuk menghentikan hidup sendiri.

Bunuh diri biasanya dilakukan oleh individu yang mengalami masalah yang

Page 16: makalah psikologi kelompok 8

sangat berat, seperti masalah ekonomi. Bunuh diri dianggap sebagai solusi

dari semua masalah yang dihadapi.

B. Saran

Jika menghadapi sebuah masalah, sebaiknya masalah tersebut

dibicarakan kepada teman ataupun sahabat. Agar dapat membantu

memberikan solusi yang terbaik.

Jangan pernah berpikir bahwa bunuh diri itu adalah solusi dari semua

masalah yang dihadapi. Tapi, bunuh diri tersebut pada akhirnya akan

mendatangkan masalah buat orang yang ditinggalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, Agus. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo

Page 17: makalah psikologi kelompok 8

Effendi, Ima. 2009. Bunuh diri-Solusi Masalah anda?. http://www.e-

psikologi.com. Diakses 20 mei 2012

Maulana, Prawira. 2012. Hera Bunuh Anak, Lalu Bunuh Diri.

http://m.tribunnews.com. Diakses 20 mei 2012

.Pengertian Bunuh Diri | Analisa | Penyebab. 2012.

http://jinggasuci.blogspot.com. Diakses 20 mei 2012

Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius hal 128

Suharmawan, Wahid. 2012. Attending : Analisis Teori (Carl R. Rogers).

http://konselorindonesia.blogspot.com. Diakses tanggal 20 mei 2012

Taufik, Muhammad Izzudin. 2006. Panduan Lengkap dan praktis Psikologi

Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Hal 277

Viedebeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC