Makalah protein

18
MAKALAH PROTEIN PLASMA ( Dosen Pengampu:Dr.Saryono, M.Sc) Disusun oleh: Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B) 1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033) 2. Buntar handayani (141540134030006) 3. Deni farih utami (141540134050008) 4. Eti yuliana lestari (141540134210024) 5. Fitri lestari (141540134290032) 6. Rinigianti (141540134570060) 7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070) 8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Transcript of Makalah protein

Page 1: Makalah protein

i

MAKALAH

PROTEIN PLASMA

( Dosen Pengampu:Dr.Saryono, M.Sc)

Disusun oleh:

Kelompok 2 (DIII kebidanan 1B)

1. Fitriana laelatunni’mah (141540134300033)

2. Buntar handayani (141540134030006)

3. Deni farih utami (141540134050008)

4. Eti yuliana lestari (141540134210024)

5. Fitri lestari (141540134290032)

6. Rinigianti (141540134570060)

7. Suci yayu febriana ambarwati (141540134670070)

8. Umi ma’rifah khasanah (141540134720075)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Page 2: Makalah protein

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha

pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Allah SWT,

dan semua pihak dari kelompok kami.Kami menyadari bahwa dalam proses

penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara

penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan

dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai. Kami dengan rendah

hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna

penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya.

Purwokerto, 25 November 2014

Penyusun

Page 3: Makalah protein

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau

utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel

hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,

maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama

dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat

berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi

sebagai biokatalis.

Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau

tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani,

sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan,

beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein

berdasarkan daya kelarutannya :

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan

dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam,

dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut

dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut

dalam air atau etanol absolute.

Page 4: Makalah protein

2

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kima dasar.

2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein Naabati.

3. Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein nabati berdasarkan

kelarutannya.

C. Rumusan Masalah

1. Pengertian protein Nabati

2. Pengklasifikasian protein Nabati berdasarkan kelarutannya

Page 5: Makalah protein

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Protein Nabati

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau

utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel

hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,

maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama

dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat

berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi

sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari

hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein

hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan,

beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan

membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang

memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani.

Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat

digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat

dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah

sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%,

Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen

sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu

bahan makanan.

Nama Bahan Makanan Kadar Protein (%)

Daging Ayam 18,2

Daging Sapi 18,8

Telur Ayam 12,8

Susu Sapi Segar 3,2

Keju 22,8

Bandeng 20,0

Udang Segar 21,0

Kerang 8,0

Page 6: Makalah protein

4

Beras Tumbuk Merah 7,9

Beras Giling 6,8

Kacang Ijo 22,2

Kedelai Basah 30,2

Tepung Terigu 8,9

Jagung Kuning (Butir) 7,9

Pisang Ambon 1,2

Durian 2,5

Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi

antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh

enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang

mudah larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan

kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah

bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi.

B. Karakteristik Protein

1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah

(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.

2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5

maka akan terjadi pengendapan atau salting out.

3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.

4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan

kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.

5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun

gel.

Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH

yang agak tinggi, tetapi kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih

rendah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

Page 7: Makalah protein

5

C. Klasifikasi Protein

Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum

memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:

Kelarutan

1. Bentuk keseluruhan

2. Peranan biologis

Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.

1. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi :

a. protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia

b. protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis

c. protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi

penting

d. protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

2. Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi :

a. protein globular

b. memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks

c. struktur tersier dengan bentuk yang tidak teratur

d. Protein serabut, memanjang, lipatan sederhana, umum dijumpai pada

protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan

bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

1) Protein globular

Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan

berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin,

globulin plasma, dan kebanyakan enzim.

2) Protein fibrosa

Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit

dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan

Page 8: Makalah protein

6

disulfide dan hidrogen. Rasio

aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

3. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein

Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat

kuat yaitu ikatan peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah,

yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.

a. Ikatan peptide

Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-

karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino

yang lain.

Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut

dipeptida; bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida;

dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut

polipeptida.

b. Ikatan disulfide

Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2

bagian rantai polipeptida melalui residu sistein.

c. Ikatan hydrogen

Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam

ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida

mungkin membentuk ikatan

hidrogen.

d. Interaksi hidrofobik

Rantai samping non polar asam amino netral pada protein

cenderung bersekutu.

e. Interaksi elektrostatik

Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan

berlawanan pada rantai samping asam amino.

Page 9: Makalah protein

7

Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan

dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam,

dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut

dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut

dalam air atau etanol absolute.

Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya.

1. Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup.

2. Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur

biologi kekuatan.

3. Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan

kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah

bentuk atau gerak.

4. Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul tertentu dan

melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah.

5. Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur aktivitas

seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon.

6. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan

makanan.

7. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang

dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri,

virus atau protein asing dari spesies lain.

8. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism

dalam tubuh.

Page 10: Makalah protein

8

D. Penggolongan protein

Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar,

yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud

dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-

molekul asam amino. Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri

atas protein dan gugus bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan

terdiri ats karbohidrat, lipid, asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi

dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya yaitu protein biber dan protein

globular. Protein fiber mmpunyai molekul panjang seperti serat atau serabut.

Sedangkan protein globular berbentuk bulat.

Protein Fiber

Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang

memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan

silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur

protein fiber telah banyak diteliti dengan menggunakan analisis difraksi sinar

X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa jenis protein. Yang termasuk

golongan ini adalah antara lain

1. Konfigurasi alfa helix pada kratin

2. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan

3. Helix tripel pada kolagen

Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan

oleh enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan

ikat. Kratin adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam,

rambut, kulit, kuku dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri

atas rantai polipeptida yang berbentuk alfa helix.

Protein Globular

Umunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida

yang berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut

dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis

protein globular yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

Page 11: Makalah protein

9

Protein Gabungan

Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan

dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus

prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein,

glikoprotein, lipoprotein, dan nucleoprotein.

Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan

kadar lebih dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat

ini berupa polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina

bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang

mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram dan urin

wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas

atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein,

misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri

atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.

Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan

lipid. Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf.

Gugus lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain

lesitin dan kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung

dengan asam nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.

E. Sifat-sifat Protein

1. Ionisasi

Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang

mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam molekul

protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan

membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-

beda.

2. Denaturasi

Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan

lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein

tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang

Page 12: Makalah protein

10

menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur

dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph

atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion

logam,maka aktivitas biokimiawinya akan berkurang. Perubahan

konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu

merupakan suatu proses yang disebut denaturasi.Proses denaturasi ini

kadang-kadang dapat berlangsung secara reversible,kadang-kadang

tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh proses denaturasi

yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut.

Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu

50 atau lebih.

3. V iskositas

Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara

molekul-molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein

dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar

daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas suatu

larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan

viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair

tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah

viscometer Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada

kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum

darah misalnya, mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat

dibandingkan dengan kecepatan aliran air.Apabila viskositas air diberi

harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira

antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis

protein, bentuk molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding

lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan

suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai viskositas

lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik

isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.

Page 13: Makalah protein

11

4. Kristalisasi

Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.

Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak

selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi

ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan

urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum

atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan

dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan

dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan

pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada

dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk

menurunkan kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan

protein paling kecil, sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

5. System koloid

Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam

dua kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas

perkamen dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena

yang mudah menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal,

maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak

dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu

ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot

molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila

dilarutkan dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus

membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak

dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system yang

heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan

medium atau pelarutnya. Pada umumnya partiel koloid mempunyai

ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini tidak selalu

tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah

ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan

Page 14: Makalah protein

12

ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran

per menit.

Bobot Molekul Beberapa Protein

Protein Bobot Molekul

Sitikrom c 11.600

Ribonuklease 13.500

Tripsin 24.000

Laktoglobulin 35.000

Hemoglobin 64.500

Heksokinase 96.000

Laktat dehidrogenase 150.000

Urease 483.000

Myosin 620.000

Imonoglobulin 960.000

Lipoprotein 3-20 juta

Reaksi-reaksi khas protein

1. Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam

larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah

menjadi kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada

inti benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif

untuk protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia

bila kena asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi

xantoprotein ini.

2. Reaksi Hopkins-cole

Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid

denganbantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna .

Page 15: Makalah protein

13

Larutan protein yang mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan

pereaksi Hopkins-cole yang mengadung asam glioksilat.

3. Reaksi Millon

Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat

dalam asam nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein,

akan menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh

pemanasan.

4. Reaksi Nitroprusida

Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan menghasilkan

warna merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei

yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s-

pada sistin apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

5. Reaksi Sakaguchi

Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada

dasarnya reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi

arginin atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna

merah.

6. Pemurnian protein

Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan

bahan alam yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar

protein yang terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah

mengeluarkan protein dari bahan alam tersebut.

Page 16: Makalah protein

14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel

hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,

maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam

pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat

berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi

sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari

hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein

hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Karakteristik Protein

1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah

(denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.

2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5

maka akan terjadi pengendapan atau salting out.

3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.

4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan

kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.

5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun

gel.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan,

beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein

berdasarkan daya kelarutannya

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan

dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam,

dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

Page 17: Makalah protein

15

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut

dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut

dalam air atau etanol absolute

B. SARAN

1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan

protein, agar dapat tumbuh dengan sehat.

2. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan

proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.

3. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada

masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.

4. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta menggalakkan

program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia

Sehat 2015.

Page 18: Makalah protein

16

DAFTAR PUSTAKA

http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html

http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id

http://lisadyprotein.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Protein

http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html. Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi),

Jakarta: Universitas Indonesia.