makalah promkes lansia

61
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan 1

Transcript of makalah promkes lansia

Page 1: makalah promkes lansia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan

pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan

kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam

melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat.

Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin

sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan

kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif

(pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus

menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,

fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan

tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai

gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut

menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,

gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut

dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti

suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima

ide baru.

Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia

tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang

bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta

menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?

1.2.2 Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?

1.2.3 Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1

Page 2: makalah promkes lansia

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia

1.3.2 Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia

1.3.3 Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4 Manfaat

Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan

pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu – isu,

strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan

terhadap orang yang terlibat merawat lansia.

2

Page 3: makalah promkes lansia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari

kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna

(DEPKES RI, 2000)

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang

akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain.

(DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau

gangguan/kesehatan.

2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas

mental yang mendukung.

3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.

4. Melakukan pengobatan yang tepat.

5. Memelihara kemandirian secara maksimal.

6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya

berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).

2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.

3. Diagnosis secara terpadu.

4. Team work (koordinasi).

5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru

berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar

3

Page 4: makalah promkes lansia

para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban

bagi keluarga dan masyarakat.

2.2 Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

Masalah kehidupan sexual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang adalah

mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada

suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan

aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan,

dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing.

Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan

sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara

pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih

mampu melaksanakan.

Perubahan perilaku

Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat

menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,

timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering

menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber

banyak masalah.

Pembatasan fisik

Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran

terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya

gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan

ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.

Palliative care

Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut

ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena

polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek

samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin

diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume

darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama

mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping

4

Page 5: makalah promkes lansia

Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan

ketidaknyamanan pada lansia.

Penggunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan

persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama

dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat

efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak

praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih

kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia

sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka

membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan

adalah :

a. Bingung

b. Lemah ingatan

c. Penglihatan berkurang

d. Tidak bisa memegang

e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.

Kesehatan mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran

mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan

dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

Hukum dan etik dalam perawatan gerontik

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada :

1. Pasal 27

Segala W.N. bersama kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan dan

wajib menjunjungnya hokum dan pemerintahannya itu dengan tidak ada

kecualinya.

Tiap-tiap W.N. berhak atas pekerjaannya dn penghidupannya yang layak

bagi kemanusiaan

2. Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

5

Page 6: makalah promkes lansia

Berpedoman pada hokum tersebut, sebagai perawat kesehatan masyarakat

bertanggung jawab dalam mencegah penganiayaan. Penganiayaan yang

dimaksud dapat berupa : penyia-nyiaan, penganiayaan yang disengaja dan

eksploitasi. Sedangkan pencegahan yang dapat dilakukan adalah berupa :

perlindungan dirumah, perlindungan hokum dan perawatan dirumah. Berkaitan

dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :

Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memeperhatikan

suku, ras, golongan, pangkat, jabatan, status social, masalah kesehatan.

Menjaga rahasia klien

Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,

praktek illegal

Perawat berhak menerima jasa dari hasil konsultasi dan pekerjaannya

Perawat menjaga kompetensi keperawatan

Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetensi individu

serta kualifikasi dalam memberikan konsultasi

Berpartisipasi aktif dalam kelanjutannya perkembangan body of knowledge

Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan standar professional

Berpartisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah

dan misinterpretasi dan menjaga integritas perawat.

Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli

dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhakan oleh

masyarakat termasuk pada lansia.

JPKM lansia

Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada

dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga lansia.

Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga

yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang khusus. Perkembangan yang

terjadi tersebut tentunya menuntut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara

professional. Tuntutan ini tentunya tidak berlebihan sebab hal ini sesuai dengan

kebijakan pemerintah dibidang kesehatan untuk membangun “Indonesia Sehat 2010”

yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

(JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang baik dan

perhatian yang selayaknya

6

Page 7: makalah promkes lansia

2.3 Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

Masyarakat sehat 2010 dan lansia

Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan

kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika ( USDHHS,

1998 ). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek terpenting dalam promosi

kesehatan lansia adalah mempertahankan kesehatan dan kemandirian fungsional.

Banyak tujuan yang ditetapkan untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang

dicakupkan ke dalam tujuan Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan program

promosi kesehatan untuk komunitas lansia perawat komunitas harus memasukkan

area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat 2010. Salah

satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah

meningkatkan setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau lebih yang

telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi

kesehatan terorganisasi.

2.3.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan

primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah

gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan

fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan

memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik

toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep

kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi

promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia

sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat

serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap

maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan

kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi

mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan

kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku

beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama

menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia

memiliki tiga tujuan

1. Meningkatkan kemampuan fungsional

2. Memperpanjang usia hidup

3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney, 1994 )

7

Page 8: makalah promkes lansia

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas

dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah

pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

2.3.2 Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau

keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan

kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang

memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya

adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan

yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi

kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :

a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )

d. Konseling

e. Kelompok pendukung

f. Pelayanan kesehatan primer

g. Imunisasi

h. Keamanan di rumah

i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau

bantuan rumah tangga )

j. Makanan yang dikirimkan ke rumah

k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )

l. Manajemen kasus

m. Bantuan pemeliharaan di rumah

2.3.3 Intervensi berfokus pada komunitas

Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan

pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di

komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan

ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang

sesuai dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status

fungsional lansia di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi

tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia

di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

8

Page 9: makalah promkes lansia

Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan pada

masyarakat lansia

Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai older

American Month ( bulan lansia Amerika )

Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti pengembangan

pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet

Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti mempertahankan

atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan di rumah

Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek

pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk

memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia

Aktivitas pencegahan kejahatan

Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

2.3.4 Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan

berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan

kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat

kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia

yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan

aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap

kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa

kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja

dengan lansia di komunitas antara lain:

1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,

senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.

2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok

4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan

tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan

makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang

adekuat.

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk

berespons

6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat

8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1

9

Page 10: makalah promkes lansia

9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman

pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi

baru atau informasi yang masih meragukan mereka

10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat

11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta

kebijakan yang memengaruhi lansia

2.3.5 Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas

a. Pelayanan Kesehatan

Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan

primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit

kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan

promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi keperawatan komunitas

meliputi :

1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )

2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan

diabetes.

3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan

kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).

4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk

biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care,

asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.

5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia

pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan,

pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang

ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan

perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber

yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).

6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta

advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.

7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan,

kalender, dan sebagainya ).

8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.

9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.

10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

10

Page 11: makalah promkes lansia

b. Nutrisi

Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat

perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu lansia

meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan

membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat membantu. Daftar

Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist ) yang dibuat oleh

American Academy of Family Physicians, American Dietetic Association, dan

National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat

pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan

dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

c. “Makan sehat dan enak!”

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi

dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah

gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula

khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan

bentuk kelompok menurut ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi

akan lebih efektif jiak penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-

mencicipi dan berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan

memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang

besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah yang tepat.

Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang membicarakan dan

menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda lansia yang

menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan yang

tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual

bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia

untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau

kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

d. Olahraga dan Kebugaran

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan

manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan

status fungsionalnya. Di bawah ini adalah beberapa bentuk program olahraga

kebugaran.

“DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK

LANSIA”

11

Page 12: makalah promkes lansia

Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat

nutrisi lansia, perawat mengobservasi bahwa pengunjung sering kali

datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka mengisi waktu dengan duduk-

duduk sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka

bermain permainan meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas

fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat

menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan

memperoleh informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman

untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum

mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan

terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di

kursi,suatu program dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih

sebagai instruktur olahraga. Rogram tersebut dinamakan “Duduk,

Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”. Dengan bimbingan

sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan secara

nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.

Pencegahan jatuh

Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin

hendak membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan

ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh pada lokasi

tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin saja anda tidak

dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri kelas ini

yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di

rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar).

Beberapa individu dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian

jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes keseimbangan,

mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh dan

memberikan konseling individual mengenai hal – hal yang dapat

menyebabkan jatuh. Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat

berdampak sangat besar terhadap masalah yang terkadang

mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat

membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek

ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,

demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir

pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes keseimbangan pada

setiap kejadian jatuh.

12

Page 13: makalah promkes lansia

Keamanan komunitas

Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap

kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu bekerja

sama dengan lembaga penegak hukum setempat untuk

mengembangkan program komunitas. Prototipe program meliputi

neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program

keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan

pendidikan yang mencakup program pertahan diri, baik secara fisik

maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat harus

berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia

terhadap tipe – tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk

frekuensi dan waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan

untuk menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.

Keamanan berkendara

Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika,

jumlah pengendara lansia juga semakin banyak. Derekomendasikan

agar pengendara lansia belajar mengemudi kembali untuk

mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan sensorik yang

terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk

mengevaluasi kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam

mengemudi, termasuk pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan

evaluasi perubahan fisik lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam

berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving

Program untuk membantu pengendara yang berusia lanjut

meningkatkan kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan

kendaraan dan menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) .

AARP juga menerbitkan Older Driver Assesment and Resource Guide

( panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang disediakan

secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu kepada

sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.

LEGISLASI SIGNIFIKAN DAN LANSIA AMERIKA

Akhirnya, beberapa bagian legislasi yang penting patut

untuk didiskusikan. Dua bagian penting dari legislasi yang

mempengruhi kehidupan lansia di amerika adalah Social Security Act

tahun 1935 dan Older Americans Act (OAA) tahun 1965. Social

Security Act berisi banyak program bagi para lansia, termauk bantuan

13

Page 14: makalah promkes lansia

finansial dan pelayana kesehatan. Ketentuan utamanya adalah

meningkatkan sistem tunjangan bagi lansia dan memungkinkan

negara untuk memberikan santunan kepada tunanetra, masyarakat

yang sudah tua, serta anak – anak cacat dan terlantar. Undang –

undang ini membentuk Social Security Board (badan pengaman

social) dan mekanisme untuk meningkatkan uang pensiun dan

tunjangan kesejahteraan. Satu amandemen paling signifikan muncul

pada tahun 1965, yang ditandai dengan berdirinya program asuransi

kesehatan Medicare dan Medicaid. OAA mengarahkan atensi negara

kepaa kebutuhan lansia dan mengesahkan the Administration On

Aging Within The Department Of Health And Human Services. OAA

mendanai riset serta pelatihan gerontologi dan memfasiltasi program

lokal, negara, dan nasional guna meningkatkan kualitas hidup lansia.

Selama bertahun – tahun, OAA telah menetapkan bermacam – macam

pelayanan untuk lansia, termasuk lembaga yang melayani lansia,

pusat multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program relawan,

pendidikan kesehatan, pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan

dirumah, dan aktivitas kesehatan preventif. Legislasi lain yang

membantu peningkatan kualitas hidup lansia adalah The Age

Discrimonation Act tahun 1974 yang mencegah diskriminasi pada

lansia dalam pekerjaan dan mencegah pensiun yang dipaksakan ;

research on aging act tahun 1974, yang membentuk National Institute

Of Aging dalam The National Institute Of Health dan American

Disabilities Act tahun 1990 yang menjamin hak – hak warga amerika

yang mengalami kecacatan.

2.3.6 Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada

saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia –

penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang

sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia

yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru

seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk

beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya

penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap

akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal

14

Page 15: makalah promkes lansia

yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.

Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang

berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen

penting dalam perawatan kesehatan.

2.3.7 Promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan

Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan

dan banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi

kesehatan daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku

apakah yang mereka inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan

kesehatannya lansia menyebutkan hal – hal seperti tetap aktif dan memelihara

pandangan positif terhadap kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi

memantau tekanan darah dan pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk

melakukan sesuatu yang tidak terlalu berat. Hal – hal tersebut sebenarnya mewakili

suatu kombinasi perilaku promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan

( pencegahan ) Menurt pender promosi kesehatan adalah pola multidimensional dari

tindakan dan persepsi yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat membantu

memelihara atau meningkatkan kesehatan aktualisasi diri dan pemenuhan kebutuhan

individu. Perilaku – perilaku tersebut misalnya melakukan aktivitas fisik dan mental

secara teratur memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang adekuat dan memelihara

jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku promosi kesehatan karena

dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau

ketidakmampuan terapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Promosi

kesehatan berusaha untuk memaksimalakan potensi lansia dan meminimalkan efek

penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat untuk lansia adalah aktifitas

fisik, mental, dan sosial secara teratur, nutrisi adekuat, pengendalian berat badan dan

menejemen stres.

Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi keperawatan.

Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan dalam porsi yang

penting bagi populasi dengan menggunakan kerangaka kerja promosi kesehatan untuk

mengorganisasikan dan memberikan asuhan keperawatan bagi lansia. Pendekatan ini

mendorong perawat untuk memandang lansia secara positifuntuk mengidentifikasi

dan membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah.

Periilaku perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi

resiko individu terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan

15

Page 16: makalah promkes lansia

kesehatan secara teratur dan penggunaan obat – obatan secara tepat merupakan

perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi

kesehatan dan perlindungan kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan

perilaku untuk melindungi kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko

seseorang menderita penyakit kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat

dewasa akibat obesitas dan osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah

kolesterol atau diet tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan

melawan penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya

tentang perlindungan kesehatan terhadap masalah – masalah yang sering terjadi pada

lansia

2.3.8 Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis

pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azaz

a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been

Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi,

perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.

b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the

Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan

mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan

memperpanjang usia.

2. Pendekatan

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Menikmati hasil pembangunan.

b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.

c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.

d. Lansia turut memilih kebijakan.

e. Memberikan perawatan dirumah.

f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.

g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.

h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.

i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.

16

Page 17: makalah promkes lansia

j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.

3. Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya

kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),

diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a. Promotif

Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan

tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah

penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan

untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan

masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-

norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-

orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan

kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang

untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:

Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh,

mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan

penggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan

makanan atau zat kimia.

Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk

mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan

menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.

Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,

bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan bahan-

bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan

pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta

mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.

Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara

kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan

maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

17

Page 18: makalah promkes lansia

Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan

rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai

kemampuan.

Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.

Olahraga ringan setiap hari.

Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan

banyak minum (sebaiknya air putih).

Berhenti merokok dan meminum minuman keras.

Meminum obat sesuai anjuran dokter.

Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.

Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.

Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

B-Berat badan berlebihan harus dihindari.

A-Atur makanan yang seimbang.

H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi

menegangkan.

A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan

kegiatan atau hobi yang bermanfaat.

G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.

I-Ikuti nasihat dokter.

A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif

Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada

lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan

promosi kesehatan.

Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.

- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.

- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.

- Dukungan nutrisi.

- Exircise.

- Keamanan didalam dan disekitar rumah.

- Manajemen stress.

18

Page 19: makalah promkes lansia

- Penggunaan medikasi yang tepat.

Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan

terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga

terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan

mengidap factor resiko.

Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah

sebagai berikut.

- Control hipertensi.

- Deteksi dan pengobatan kanker.

- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear,

gigi mulut dan lain-lain.

Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat

gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan

ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan

di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3)

perawatan jangka panjang.

Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.

- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi

rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat

kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia

urine/fekal.

- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan

berfungsi.

2.4 Sosial Worker

Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak orang yang memandang rendah pekerja

sosial. Padahal di negara-negara maju, pekerja sosial telah dianggap sebagai sebuah profesi

yang serius. Menjadi seorang pekerja sosial tidak semata-mata tanpa mempunyai modal

ketrampilan. Pekerja sosial sebagai pekerja profesional harus membekali diri mereka dengan

ketrampilan dan keahlian khusus. bahkan telah ada lembaga atau sekolah yang khusus didirikan

untuk memberikan pelajaan tentang ketrampilan dan keahlian bagi para pekeja sosial

2.4.1 Definisi Sosial Wolker

Berikut ini adalah pengertian dan definisi pekerja sosial menurut para ahli:

Yayasan obor indonesia

19

Page 20: makalah promkes lansia

Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional

dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan formal atau

pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui

secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan

sosial.

Endang moertopo

Pekerja sosial adalah seseorang yang memiliki dasar pengetahuan,

ketrampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial yang bertujuan untuk memberikan

pelayanan kesejahteraan sosial

Kementrian sosial republik indonesia

Pekerja sosial adalah  orang yang memiliki profesi pertolongan

Tara kuther, ph.d

Pekerja sosial adalah seorang profesional, yang paling sering  bekerja dengan

orang dan membantu mereka mengelola kehidupan sehari-hari mereka,

memahami dan beradaptasi dengan penyakit, cacat, kematian, dan memberikan

pelayanan sosial, seperti perawatan kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan

hukum.

Jack claridge

Pekerja sosial adalah sorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-

orang dalam masyarakat yang  tidak mampu atau kesulitan dalam menangani

masalah kehidupan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat melakukan tugas

mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sektor publik lainnya.

Princeton

Pekerja sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka membantu

orang yang emmpunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau

bahkan masalah keuangan

Pincus dan Anne Minahan

Pekerjaan Sosial adalah suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung jawab

untuk memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi antara orang/sekelompok

orang dengan lingkungan sosial mereka sehingga memiliki kemampuan untuk

melaksanakan tugas-tugas kehidupan, mengatasi kesulitan dan mewujudkan

aspirasi serta nilai-nilai mereka.

C Walter A. Fried Kandar

1. Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan

utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan

masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya (Siporin, 1975;

20

Page 21: makalah promkes lansia

Morales dan Sheafor, 1989; Suharto, 1997). Para pekerja sosial, memiliki

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pertolongan yang

diperoleh melalui pendidikan (perguruan tinggi).

2. Pekerja Sosial Profesional

Adalah mereka-mereka yang melakukan peran sebagai pekerja sosial dalam

berbagai segmennya, baik di masyarakat (pekerja sosial masyarakat), di

ranah industri (pekerja sosial industri), maupun di ranah kesehatan (pekerja

sosial medis) secara profesional, didasarkan pada latar belakang keilmuan

yang diperoleh melalui jalur pendidikan tinggi bidang pekerjaan sosial. Atas

hal ini, maka seluruh aktivitasnya mulai dari perencanaan, pentahapan,

metode, teknik, pendekatan, dan yang lainnya yang digunakan didasarkan

pada kaidah-kaidah ilmiah yang, tentu saja, bisa dipertanggungjawabkan.

Walter A. Friedlander

Pekerjaan sosial medis adalah “pelayanan yang bercirikan pada bantuan sosial

dan emosional yang mempengaruhi pasien dalam hubungannya dengan penyakit

dan penyembuhannya.“ “Medical social work  : the social work practice that

occurs in hospital and others health care setting to facilitate good health, prevent

illness, and aid physically patients and their families to resolve the social and

psychological problems related to the illness. “

Rex A. Skidmore dan Trackery (1994 : 146) :

“Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan sebagai praktik kerjasama

pekerja sosial dalam bidang kesehatan dan dalam program-program pelayanan

kesehatan masyarakat. Praktik pekerjaan sosial dalam bidang pelayanan

kesehatan mengarah pada penyakit yang disebabkan atau berhubungan dengan

tekanan-tekanan sosial yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan dalam

pelaksanaan fungsi relasi-relasi sosial.“

Istilah pekerjaan sosial medis pada perkembangan lebih lanjut diganti dengan

istilah pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan (Social Work in Health

Care).

Istilah pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan dianggap lebih fleksibel

dan lebih luas dibanding dengan istilah Pekerjaan sosial medis  yang hanya

berkonotasi penyembuhan (Medicine).Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan

kesehatan  meliputi : pekerjaan sosial di rumah sakit (Social Work in Hospital),

Pekerjaan sosial  dalam keluarga (Social Work in Family) dan pekerjaan sosial 

dalam kesehatan masyarakat (Social Work in Public Health).

21

Page 22: makalah promkes lansia

2.4.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Sosial Medis

a. Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor

yakni :

1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /

anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme)

dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).

2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.

3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan

kecacatan, rehabilitasi,

4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil

kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu

kesehatannya”.

Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi

ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/

masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,

mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja serta terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini

semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja

melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam

melakukan pekerjaannya.

b. Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :

1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang

di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya

akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.

2. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :

Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

Peralatan dan bahan yang dipergunakan

Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

Proses produksi

Karakteristik dan sifat pekerjaan

22

Page 23: makalah promkes lansia

Teknologi dan metodologi kerja

3. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan

hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.

4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut

bertanggung jaab atas keberhasilan usaha hyperkes

2.4.3 Asumsi – Asumsi Pekerjaan Sosial

a. Brach & Spech.

1. Status kesehatan masyarakat, pola-pola penyakit dan reaksi orang terhadap

penyakit, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya dan ekonomi

masyarakat setempat.

2. Sakit dan penyakit sangat berkaitan erat dengan perilaku manusia.

3. Akses orang terhadap sumber pelayanan kesehatan merupakan masalah yang

endemik.

4. Penanganan medis yang dilakukan oleh dokter saja sering tidak

komprehensif dan tuntas.

5. Penanganan medis yang dilakukan secara inter disipliner, seringkali

menunjukkan hasil yang lebih efektif.

b. Isu Umum Yang terjadi Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan menurut Brach and

Spech

1. Permasalahan efisiensi manajemen program pelayanan kesehatan.

2. Pemberian pelayanan kesehatan tidak komprehensif dan kurang terkoordinasi

dengan baik.

3. Distribusi ahli kesehatan dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan lain yang

tidak seimbang antara desa dan kota.

4. Proses perencanaan pelayanan kesehatan kurang dilakukan dalam koordinasi

yang lebih baik dengan pelayanan-pelayanan sosial dalam tingkat komunitas.

5. Keterlibatan konsumen dalam pemberian pelayanan belum dapat dicapai.

Isu umum yang terjadi di Indonesia

1. Peningkatan tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jauh melebihi

kemampuan sistem pelayanan kesehatan

2. Ketidaktahuan masyarakat tentang cara pemeliharaan kesehatan

3. Ketidaktahuan tentang sumber pelayanan

4. Ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau sumber pelayanan dan

pemenuhan fisik/kesehatan (biaya perawatan)

23

Page 24: makalah promkes lansia

5. Masalah relasi interpersonal pasien, pemberi pelayanan kesehatan dan keluarga

6. Responsivitas masih rendah thdp kebutuhan pasien/masyarakat termasuk

berbagai perubahan pola penyakit.

7. Gaya hidup yang membahayakan masyarakat

8. Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga dalam proses penyembuhan

9. Sistem nilai masyarakat yg kurang mendukung kesehatan

10. Kepedulian dan tingkat partisipasi masyarakat yang kurang

2.4.4 Karakteristik Pekerjaan Sosial

Karakteristik yang membedakan profesi pekerjaan sosial deng aprofesi lain adalah

sebagai berikut :

1. Fokus pekerjaan sosial adalah orang secara keseluruhan dan secara totalitas,

yaitu mencakup faktor orang, tingkah laku, dan lingkungannya.

2. Pekerjaaan sosial menekankan kepada pentingnya keluarga didalam

membentuk dan mempengaruhi tingkah laku anggota keluarga.

3. Pemanfaatan sumber – sumber masyarakat untuk membantu orang

memecahkan masalahnya.

4. Penggunaan proses supervisi dapat memberikan petunjuk dan bimbingan bagi

pekerja sosial yang belum berpengalaman agar nanti tumbuh dan berkembang

menjadi pekerja sosial yang berpengalaman.

5. Pekerjaan sosial mempunyai program pendidikan yang unik karena memadukan

antara pengetahuan, nilai dan ketrampilan yang diperoleh didalam kelas dengan

pengalaman praktek di lapangan/masyarakat.

6. Pekerjaan sosial tradisional menekankan pada tiga proses dasar yaitu case work,

group work, community organisation.

7. Pekerjaan sosial mempunyai badan profesi seperti NASW. CSWE, IPPSI

8. Relationship merupakan kunci didalam proses pekerjaan sosial.

9. Pekerjaan sosial berorientasi kepada konsep – konsep psikiatri dan lebih

menekankan kepada pemahaman tentang orang.

10. Istilah di dalam pekerjaan sosial adalah social fungtioning, social interaction,

dan malfungtioning.

11. Pekerjaan sosial mengakui bahwa permasalahan sosial dan tingkah laku

manusia berada di dalam institusi – institusi sosial menusia.

12. Banyak pekerja sosial yang bekerja pada badan – badan sosial, baik badan milik

pemerintah, swasta atau privat.

24

Page 25: makalah promkes lansia

13. Tujuan paling dasar dari pekerja sosial adalah membantu klien atau masyarakat

agar mereka membantu diri mereka sendiri.

14. Sejak pekerja sosial dipekerjakan didalam badan – badan sosial dan mendapat

upah, maka bayaran dari klien dipergunakan untuk kesejahteraan badan sosial,

bukan untuk meningkatkan penghasilan pekerja sosial.

15. Seorang pekerja sosial agar lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya, maka

dapat menggunakan dan mengembangkan pendekatan team, sehingga mampu

mengkoordinasi kegiatan pelayanan yang diberikan.

2.4.5 Tujuan Pekerjaan Sosial

1. Tujuan pekerjaan sosial menurut Allen Pincus & Anne Minahan sebagai

berikut :

a. Enhance the problem solving and coping capacities of people

Meningkatkan kemampuan orang untuk melaksanakan tugas kehidupan

dan kemampuandalam memecahkan masalah

b. Link people with systems that provide them with resources, service and

opportunities

Mengkaitkan orang dengan sistem yang dapat menyediakan sumber,

pelayanan dan kesempatan yang dibutuhkannya

c. Promote the effective and human operation of these systems

Meningkatkan kemampuan pelaksanaan sistem secara efektif dan

berperikemanusiaan

d. Contribute to the development and improvement of social policy

Memberi sumbangan bagi perubahan, perbaikan dan perkembangan

kebijakan serta perundang-undangan sosial

2. Tujuan pekerjaan sosial menurut Dean H. Hepworth & Jo Ann Larsen sebagai

berikut :

“ The purpose of social work is to promote or restore a mutually

benefir interaction betwen individuals and society in order to improven the

quality of life for everyone. “ Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

kegiatan untuk meningkatkan atau memulihkan interaksi secara timbal balik

antara individu dengan masyarakat merupakan tujuan yang hendak dicapai,

agar tercipta kehidupan yangn berkualaitas tinggai. Pekerja sosial didalam

mencapai tujuan diatas harus mempunyai keyakinan bahwa:

a) Lingkungan ( lingkungan fisik, sosial dan organisasi) hendaknya :

25

Page 26: makalah promkes lansia

- Memberikan kesempatan dan sumber – sumber agar setiap

individu dapat merealisasikan segenap potensi dan aspirasinya

secara maksimal.

- Memberikan kesempatan dan sumber – sumber guna

memenuhi kebutuhan semua manusia dan untuk mengurangi

tekanan dan penderitaan yang dialami.

b) Individu – individu hendaknya memberikan kontribusi atau sumbangan

yang efektif, sehingga dapat memberikan kebahagiaan dan

kesejahteraan kepada orang lain di lingkungan terdekat sampai pada

masyarakat luas.

c) Transaksi individu dengan individu lain didalam masyarakat hendaknya

dapat meningkatkan pengakuan bahwa setiap manusia mempunyai

harkat dan martabat, individu yang unik, menentukan diri sendiri.

Mereka lebih lanjut memperinci tujuan pekerjaan sosial sebagai

berikut:

- Membantu orang memperluas kompetensinya dan

meningkatkan kemampuan mereka menghadapi serta

memecahkan masalah.

- Membantu orang memperoleh sumber – sumber

Banyak orang yang memiliki sedikit pengetahuan tentang sistem

sumber yang ada di masyarakat. Oleh karena itu pekerja sosial berperan

sebagai broker (perantara) mengkaitkan orang dengan sistem sumber

yang ada seperti pelayanan kesejahteraan anak, kesehatan, kesehatan

mental dan sebagainya.

- Membuat organisasi – organisasi yang responsif dalam

memberikan pelayanan kepada orang.

- Memberikan fasilitas interaksi antar individu dengan

individu lain didalam lingkungan mereka. Kualitas hidup

seseorang ditentukan oleh kualitas interaksinya dengan orang lain

dilingkungan sosialnya.

- Mempengaruhi interaksi antara organisasi – organisasi

dengan institusi – institusi

- Mempengaruhi kebijakan sosial maupun kebijakan

lingkungan

2.4.6 Fungsi Pekerjaan Sosial

26

Page 27: makalah promkes lansia

1. Membantu orang untuk meningkatkan dan menggunakan secara lebih efektif

kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas kehidupan dan memecahkan

masalah mereka.

Tugas yang dapat dilaksanakan pekerja sosial :

a. Mengidentifikasi dan mengadakan kontak dengan orang lain yang

membutuhkan pertolongan dalam melaksanakan tugas kehidupan.

b. Memberikan pemahaman, dorongan dan dukungan kepada orang yang

mengalami krisis.

c. Memberikan kesempatan kepada orang untuk mengutarakan kesulitan yang

dialaminya.

d. Membantu orang untuk menguji berbagai alternative pemecahan masalah dan

memberikan informasi untuk membantu mengambil keputusan.

e. Mengkonfrontasikan orang dengan realitas situasi yang mereka hadapi dengan

jalan memberikan keterangan yang dapat mengganggu keseimbangan pribadi

orang untuk selanjutnya diberikan motifasi guna terjadinya perubahan.

f. Mengajarkan keterampilan untuk membantu individu merealisasikan aspirasi

mereka dan melaksanakan tugas kehidupannya.

2. Menciptakan jalur hubungan pendahuluan diantara orang dengan sistem untuk

memperoleh sumber.

Tugas2 yang dapat dilaksanakan pekerja sosial :

a. Membantu mengidentifikasi orang yang membutuhkan sistim sumber atau

orang yang tidak berhak mendapatkan keuntungan / tidak mampu

memanfaatkannya, tetapi tidak menyadari bahwa mereka memenuhi

persyaratan untuk menerima pelayanan sistem sumber.

b. Memberikan informasi tentang adanya sumber yang dapat dimanfaatkan,

hak mereka untuk memanfaatkannya, dan menjelaskan prosedur yang

perlu dilakukan untuk memanfaatkan sumber tersebut.

c. Membantu orang mengatasi masalah praktis dalam memanfaatkan sumber

tertentu.

d. Membuat referral dalam membantu orang untuk mengatasi kesulitan dalam

memanfaatkan sumber maupun negosiasi terhadap suatu sistem.

e. Memberikan informasi dan bertindak sebagai advokat dapat memberikan

stimulasi kepada sistim sumber kemasyarakatan untuk menguji kebijakan

pelayanan yang diberikan kepada kelompok.

27

Page 28: makalah promkes lansia

f. Membantu orang untuk bertindak sebagai sumber bagi orang lain melalui

pembentukan sistim baru.

3. Mempermudah interaksi, merubah dan menciptakan hubungan baru di antara

orang dengan sistem kemasyarakatan. Tugas yang bisa dilakukan pekerja sosial :

a. Memberikan informasi kepada sistim sumber kemasyarakatan untuk

menjelaskan masalah yang terjadi sebagai akibat sistem sumber tersebut.

b. Bertindak sebagai seorang konsultan terhadap suatu sumber

kemasyarakatan dan memberikan rekomendasi mengenai berbagai cara

pemberian pelayanan.

c. Mengkonsultasikan sistem informal untuk membantu mereka memperoleh

pelayanan.

d. Mengkaitkan orang ke dalam salah satu sistem sumber kemasyarakatan

dengan sistem sumber kemasyarakatan yang lain.

e. Mengorganisasi penerima pelayanan untuk menjadi anggota organisasi

yang baru

f. Menjadi penengah dalam memecahkan masalah yang terjadi di antara

sistem sumber informal, anggota organisasi, maupun sistem sumber

kemasyarakatan.

4. Mempermudah interaksi, merubah dan menciptakan hubungan baru di antara

orang dengan lingkungan sistim sumber. Tugas yang dapat dilakukan pekerja

sosial :

a. Menyalurkan informasi.

b. Menjadi penengah yang netral

c. Membantu mengorganisasi bagian dari suatu sistem

d. Bertindak sebagai konsultan dari anggota suatu sistem.

e. Mengajarkan keterampilan kepada anggota suatu sistem untuk

memungkinkan mereka melaksanakan suatu peranan.

f. Memasukkan anggota baru ke dalam suatu sistem.

g. Melibatkan anggota suatu system untuk mengadakan pengungkapan dan

pemahaman masalah.

5. Memberikan sumbangan bagi perubahan, perbaikan, dan perkembangan

kebijakan perundang-undangan sosial.

Tugas yang dapat dilakukan pekerja sosial :

28

Page 29: makalah promkes lansia

a. Mengumpulkan dan menganalisa informasi mengenai masalah dan kondisi

yang dapat menunjukkan perlu diadakannya perubahan dalam kebijakan dan

perundang-undangan sosial.

b. Mendorong badan sosial tempat ia bekerja, atau sistem sumber

kemasyarakatan lainnya serta organisasi formal agar menentukan sikap

terhadap berbagai persoalan dalam masyarakat.

c. Membuat sistem baru untuk melaksanakan perubahan pada kebijakan

sosial.

d. Mendorong yang lainnya untuk menjadi advokat yang secara langsung

berhubungan dengan pembuat kebijakan untuk mengadakan perubahan.

e. Menyusun pelayanan, program, konsep peraturan dan proposal guna

mengubah kebijakan dan menciptakan pelayanan yang dibutuhkan..

6. Meratakan sumber dalam arti sumber material dibagikan secara adil

Tugas yang bisa dilakukan pekerja sosial :

a. Menentukan kebutuhan dan ketepatan sumber serta menentukan orang

yang memenuhi persyaratan untuk menggunakan sumber tersebut.

b. Membentuk suatu sumber informal yang baruuntuk orang tertentu.

c. Menentukan tempat adanya sumber atau persyaratan untuk memanfaatkan

sumber.

d. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang yang akan

bertindak sebagai sumber.

e. Mempersiapkan orang untuk menggunakan sumber dan menggunakan

sumber secara efektif.

f. Memonitor dan mensupervisi penggunaan sumber.

7. Bertindak sebagai pelaksana kontrol

Tugas yang dapat dilakukan pekerja sosial :

a. Mengadakan supervise kepada orang yang tingkahlakunya menyimpang.

b. Menyelidiki laporan tentang adanya praktek penelantaran atau penyiksaan

terhadap orang yang seharusnya memperoleh perlindungan.

c. Memberikan lisensi terhadap sumber yang memberikan fasilitas untuk

menjamin pelayanan yang memadai pada orang yang membutuhkan.

Fungsi Pokok Pekerjaan Sosial :

1. Restoratif / pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula.

a. Kuratif / menolong, menyembuhkan.

29

Page 30: makalah promkes lansia

Kegiatan kuratif mencakup : identifikasi, pengontrolan,

penghapusan atau penyembuhan terhadap ketidakmampuan

berelasi sosial

b. Rehabilitatif / Pemulihan kepada keadaan yang semula.

Kegiatan rehabilitasi mencakup upaya untuk merekonstruksi dan

mereorganisasi pola interaksi yang telah rusak dan pecah atau

membangun kembali pola interaksi yang baru. Memulihkan

kapasitas agar kembali dalam keadaan sehat dan dapat

dimanfaatkan atau dipulihkan kepada suatu kondisi yang

memuaskan. Digunakan dalam konteks membantu orang yang

telah terganggu kapasitasnya atau tidak berfungsi, digunakan di

RS, panti, klinik, sekolah, LP, dsb. Membangun kembali pola

interaksi yang baru.

2. Preventif / Pencegahan : Untuk menemukan secara awal, mengontrol

dan menghapuskan kondisi - kondisi yang menyebabkan orang tidak

berfungsi sosial.

3. Pengembangan :

a. Membantu orang meningkatkan kemampuan untuk berfungsi

sosial

b. Mengkaitkan orang dengan sistem sumber.

c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sisitim sumber.

d. Mempengaruhi kebijakan sosial.

e. Menyalurkan sumber – sumber material.

f. Memberikan pelayanan sebagai pelaksana control sosial.

2.4.7 Peranan Pekerja Sosial

a. Menurut Heru Sukoco ( 1995:22-27 )

1. Sebagai pemercepat perubahan (enabler)

Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu individu-individu,

kelompok-kelompok dan masyarakat dalam mengakses Sistem sumber

yang ada, mengidentifikasi masalah dan mengembangkan kapasitasnya

agar dapat mengatasi masalah untuk pemenuhan kebutuhannya.

2. Peran sebagai perantara (broker)

Peran sebagai perantara yaitu menghubungkan individu-individu,

kelompok-kelompok dan masyarakat dengan lembaga pemberi pelayanan

30

Page 31: makalah promkes lansia

masyarakat dalam hal ini; Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat,

serta Pemerintah, agar dapat memberikan pelayanan kepada individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang membutuhkan

bantuan atau layanan masyarakat.

3. Pendidik (educator)

Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, community worker

diharapkan mempunyai kemampuan menyampaikan informasi dengan baik

dan benar serta mudah diterima oleh individu-individu, kelompok-

kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.

4. Tenaga ahli (expert)

Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan

masukan, saran, dan dukungan informasi dalam berbagai area (individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat).

5. Perencana sosial (social planner)

Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial

yang dihadapi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat,

menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional dalam

mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan

kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.

6.   Fasilitator

Pekerja sosial sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan

menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat. Peran ini

dilakukan untuk mempermudah proses perubahan individu-individu,

kelompok-kelompok dan masyarakat, menjadi katalis untuk bertindak dan

menolong sepanjang proses pengembangan dengan menyediakan waktu,

pemikiran dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam proses tersebut

b. Menurut Jim Ife,2002, peran pekerja sosial antara lain:

1. Peranan Fasilitatif

 Peranan praktek yang dikelompokan ke dalam peranan fasilitatif merupakan

peranan yang dicurahkan untuk membangkitkan semangat atau memberi

dorongan kepada individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat untuk menggunakan potensi dan sumber yang dimiliki untuk

meningkatkan produktivitas dan pengelolaan usaha secara efisien. Melakukan

mediasi dan negosiasi, yaitu pekerja sosial memerankan diri sebagai mediator

dalam pemanfaatan lahan dengan pihak lain untuk memperluas aktivitas

kerjasama dengan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat. Memberikan 31

Page 32: makalah promkes lansia

support/dukungan, yaitu memberikan dukungan untuk memperkuat, mengakui

dan menghargai nilai yang dimiliki oleh individu-individu, kelompok-

kelompok dan masyarakat, menghargai kontribusi dan kerja mereka.

Dukungan ini dapat bersifat formal dan informal. Membangun consensus

dengan sesama pihak untuk melakukan kerjasama dalam rangka

pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat. Memfasilitasi individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat dalam meningkatkan produktivitas dan pemasaran hasil produksi.

2. Peranan Educational

Pekerja sosial memainkan peranan dalam penentuan agenda, sehingga tidak

hanya membantu pelaksanaan proses peningkatan peningkatan produktivitas

akan tetapi lebih berperan aktif dalam memberikan masukan dalam rangka

peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman bagi individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran pendidikan ini dapat

dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi,

mengkonfrontasikan, melakukan pelatihan bagi individu-individu, kelompok-

kelompok dan masyarakat.

3 Peranan-peranan Representasional

Pekerja sosial melakukan interaksi dengan badan-badan di masyarakat yang

bertujuan bagi kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat. Peranan ini dilakukan, antara lain dengan : mendapatkan sumber-

sumber dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan yang matang, seperti

bantuan modal usaha, pelatihan pengembangan potensi dan produktivitas  dari

berbagai donator. Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-

kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat seperti

mendukung upaya implementasi program dan berupaya merealisasikan

program tersebut. Memanfaatkan Media Masa untuk memperkenalkan hasil

produksi. Selain itu juga bertujuan menerima dukungan dari pihak lain yang

lebih luas; membuka jaringan kerja, dengan mengembangkan relasi dengan

berbagai pihak, kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta

dalam upaya pengembangan potensi, seperti pemerintah, pengusaha, dan

masyarakat’ selain itu pula, pekerja sosial berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan stakeholder.

4 Peranan Teknis

Di sini pekerja sosial melakukan pengumpulan dan analisis data,  kemampuan

menggunakan komputer, kemampuan melakukan presentasi secara verbal

32

Page 33: makalah promkes lansia

maupun tertulis, manajemen serta melakukan pengendalian finansial, dan

melakukan need assessment terhadap pengembangan potensi individu-

individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran-peran ini dapat

dilakukan  pekerja sosial bersama individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat melakukan mendapatkan informasi dan data yang dapat

digunakan baik untuk mengundang perhatian dari stakeholders untuk

mengembangkan potensi tetapi juga membantu mempromosikanDengan

demikian, pekerjaan sosial  memiliki peran yang sangat penting dalam

pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan

masyarakat.

c. Menurut Dorang Luhpuri dkk (2000) adalah

1. Fasilitato

Merupakan peranan yang bertujuan untuk mempermudah upaya pencapaian

tujuan sehat dengan cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan

fasilitas yang diperlukan klien untuk mengatasi masalahnya, memenuhi

kebutuhannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara:

1). mendampingi klien dalam setiap tindakan

2) memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien

merasa diperhatikan dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya

3)     berupaya membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya

2.  Mediator

Memberikan layanan mediasi jika klien mengalami konflik dengan pihak

lain atau orang lain agar dicapai kesesuaian antara tujuan dan

kesejahteraan diantara kedua belah pihak.

2.5 Dukungan keluarga

2.5.1 Pengertian keluarga

Badan sensus Amerika mendefinisikan keluarga secara tradisional yaitu

keluarga terdiri dari orang-orang yang tergabung karena hubungan pernikahan,

hubungan darah, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah (Friedman,

2003). Menurut Dep Kes R.I (1998, dalam Achjar, 2010) keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

33

Page 34: makalah promkes lansia

Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam

kelompoknya sendiri. Duvall dan Logan (1986) mengatakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran

yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada

didalamnya. Sedangkan Bailon dan Maglaya (1978) mengatakan keluarga adalah dua

atau lebih individu yang bergabung karna hubungan darah, perkawinan, dan adopsi

dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

2.5.2 Komponen-komponen dukungan keluarga

Dukungan dapat berarti bantuan atau sokongan yang diterima seseorang dari

orang lain. Dukungan biasanya diterima dari lingkungan sosial yaitu orang-orang

yang dekat, termasuk didalamnya adalah anggota keluarga, orang tua dan teman

(Marliyah, 2004).

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang

melindungi seseorang dari efek stress yang buruk. Menurut Friedman (1998, dalam

Wijayanto, 2008), ikatan keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya

dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan

perasaan sejahtera. Orang-orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap

supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki keluarga.

Sarafino (1994, dalam Marliyah, 2004) menjelaskan bahwa keluarga memiliki

beberapa bentuk dukungan, yaitu:

1) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi tentang suatu pengetahuan

terhadap anggota keluarga. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menahan

munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dukungan

ini berupa nasehat, usualan saran, perunjuk dan informasi.

2) Dukungan penilaian

Dapat berwujud pemberian penghargaan atau pemberian penilaian yang

mendukung perilaku atau gagasan individu dalam bekerja maupun peran sosial

yang meliputi pemberian umpan balik, informasi, atau penguatan.

3) Dukungan instrumental

34

Page 35: makalah promkes lansia

Merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya dapat berwujud

barang, pelayanan dukungan, keuangan, dan menyediakan peralatan yang yang

dibutuhkan. Memberi bantuan dan melaksanakan aktivitas, memberi peluang

waktu, serta modifikasi lingkungan.

4) Dukungan emosional

Merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kelekatan, kepedulian, dan

ungkapan simpati sehingga timbul keyakinan bahwa individu yang bersangkutan

diperhatikan.

2.5.3 Peran anggota keluarga terhadap lansia

Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya

menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja, kesempatan untuk

sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan kesehatan, memasak dan

menyediakan makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi,

melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-obatan.

Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang

dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain

melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga,

membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia, membantu dalam hal

transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati, mintalah nasihatnya untuk

peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu

mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-

kegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara teratur.

Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia,

keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi

kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :

1) Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).

2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat

lansia lebih sedikit.

3) Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan perawatan

primer adalah wanita.

4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan

keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.

5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan

konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan

antara saudara kiri.

35

Page 36: makalah promkes lansia

Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas

perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang

memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan

ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

2.5.4 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau

sesuatu tentang apa yang dilakukan keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga

menurut Friedman (2003) yaitu:

1) Fungsi afektif

Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan

kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap

kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senamg maupun

sedih, dengan melihat bagaimana keluarga mengekspresikan kasih sayang.

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,

membentuk nilai dan norma. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota

keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisisk, spiritual,

mental dengan cara merawat dan memelihara anggota keluarga serta mengenali

kondisi sakit setiap anggota kelarga.

4) Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan dan

kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.

5) Fungsi biologis

Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tapi untuk memelihara dan

membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6) Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,

keterampilan, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

7) Fungsi psikologis

Terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman,

memberikan perhatian diantara anggota keluarga (Achjar, 2010).

36

Page 37: makalah promkes lansia

2.5.5 Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia

Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga

terhadap lansia yaitu:

1) Memahami persepsi dan perasaan lansia

2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan

3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk

menerima perubahan

4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

37

Page 38: makalah promkes lansia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan

juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk

lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat

diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat

banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan

kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan

kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan

38

Page 39: makalah promkes lansia

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,Wahit Iqbal. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika

Mickey Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi

2.Jakarta:ECG

Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik.Jakarta: EGC

39