262871211 Klpk 1 Makalah Promkes Di Sekolah Docx

31
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan mengenai “ Promosi Kesehatan di Sekolah ” Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindunganNya. Oktober 2015 Penulis i

description

promosi kesehatan

Transcript of 262871211 Klpk 1 Makalah Promkes Di Sekolah Docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Makalah ini

penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan mengenai “

Promosi Kesehatan di Sekolah ”

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindunganNya.

Oktober 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah ……....................................... 3

B. Arti Penting Promosi Kesehatan di Sekolah.................................. 3

C. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah................................................. 4

D. Strategi Promosi Kesehatan.................................................................. 4

E. Ciri “ Sekolah Promosi Kesehatan “..................................................... 5

F. Program Promosi Kesehatan di Sekolah............................................... 7

G. Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMAS di sekolah......................... 9

H. Alat dan Media Promosi Kesehatan di Sekolah.................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Menyadari hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju Indonesia Sehat 2010” pada tanggal 1 Maret 1999.

Dengan kebijaksanaan dan strategi ini, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disemua sektor harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun masyarakat. Disektor kesehatan sendiri upaya kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.

Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembinaan dan pengembangan program promosi kesehatan di sekolah ialah :

Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap murid sekolah masih cukup tinggi dengan adanya penyakit endermis dan kekuarangan gizi.

Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara lain :

1

Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air bersih

Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok Kesehatan reproduksi remaja Peningkatan sumberdaya manusia Kurangnya guru yang menangani program promosi kesehatan di sekolah Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan

pelayanan kesehatan Terbatasnya sarana dan prasarana program promosi kesehatan di sekolah Pencatatan dan pelaporan yang masih lemah Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi Dukungan kelembagaan dan program terutama dalam hal perlunya institusi

yang jelas menangani program kesehatan di sekolah dan pentingnya penetapan standar pelayanan minimum.

Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka.

B. Rumusan Masalah1. Apa arti penting promosi kesehatan di sekolah ?2. Apa tujuan promosi kesehatan di sekolah ?3. Bagaimana strategi promosi kesehatan ?4. Bagaimana ciri “Sekolah Promosi Kesehatan “ ?5. Apa saja progam promosi kesehatan di sekolah ?6. Bagaimana kegiatan promosi kesehatan PAMSIMAS di sekolah ?7. Apa contoh alat dan media promosi kesehatan di sekolah ?

C.TUJUAN

Tujuan UmumSetelah penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang promosi kesehatan di sekolah .Tujuan Khusus Setelah penulisan makalah ini penulis dapat : Memahami arti penting promosi kesehatan di sekolah Memahami tujuan promosi kesehatan di sekolah Memahami strategi promosi kesehatan Memahami ciri “Sekolah Promosi Kesehatan “ Memahami progam promosi kesehatan di sekolah Memahami kegiatan promosi kesehatan PAMSIMAS di sekolah Memahami contoh alat dan media promosi kesehatan di sekolah

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Promosi Kesehatan di Sekolah

Kesehatan di bentuk oleh kehidupan sehari-hari ( Health is created within the setting everday life, WHO 2003). Dalam kehidupan sehari-hari manusia, menghabiskan waktunya di tempat atau tatanan (setting), yakni di dalam rumah (keluarga) , di sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi orang dewasa). Oleh sebab itu , kesehatan seseorang juga di tentukan oleh tantanan tersebut.

Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana program pendidikan dan kesehatan di kombinasikan untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan kesehatan, dimana sekolah bukan hanya tempat kegiatan belajar tetapi juga sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat.

B. Arti Penting Promosi Kesehatan di Sekolah

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :

(a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan.

Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan

kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007).

Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hampir 100 juta populasi masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.

Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan

3

kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.

Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2 aspek yaitu : sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah

(support side) sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi

kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side). Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali

akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid. Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan kampanye perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rrumah.

C. Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah

Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan Promosi Kesehatan di sekolah antara lain sebagai berikut :1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat di

sekolah2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat

sekolah pada khususnya dan masyarakat umum secara keseluruhan 3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah

D. Strategi Promosi Kesehatan

WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

a. Advokasi Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh

dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan

4

b. Kerjasama Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi

jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.

Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu : 1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah

yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat

2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :• Sanitasi dan air yang cukup• Bebas dari segala macam bentuk kekerasan • Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya • Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya

• Pekarangan sekolah yang aman • Dukungan masyarakat yang sepenuhnya

3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan : • Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik

yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial

• Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua

4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :

• Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana • Kerjasama dengan Puskesmas setempat • Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan

“keamanan” makanan

5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu :

• Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah

• Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa

5

• Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.

6. Berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :

• Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi • Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.

Pada dasarnya, setiap sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

E. Program Promosi Kesehatan di Sekolah

Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya ( health promoting school ). Oleh sebab itu, program promosi kesehatan sekurang-kurangnnya mencakup 3 usaha pokok, yakni :1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living)

Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan fisik.

a. Aspek non-fisik ( mental-sosial)Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen

komunitas sekolah(murid, guru, pegawai, dan orang tua murid). Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif di antara komponen pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.

b. Lingkungan fisik terdiri dari Bangunan sekolah dan lingkungan yang terdiri dari :- Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau

keramaian misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.- Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid

yang ditampungnya.- Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah

6

- Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara disetiap ruang kelas

- Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar cahaya matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas

- Sistem pembuangan air limbahmaupun air hujan dijamin tidak menimbulkan genangan (harus mengalir)

- Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas dan teras sekolah

- Tersedianya kantin atau warung sekoalh, sehingga kebersihan dan keamanan dapat diawasi

- Tersedianya air bersih yang memadai dan mudah didapat- Tersedianya tempat pembuangan air besar atau kecil (jamban

sekolah) yang bersih dan sehat

Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkunganPemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang

sangat penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan

perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah :- Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga dan hidung- Kebersihan mulut dan gigi- Kebersihan dan kerapian pakaian- Memakai alas kaki ( sepatu atau sandal )- Cuci tangan sebelum memegang makanan dan sebagainya

Keamanan umum sekolah dan lingkungannya

2. Pendidikan kesehatan (Health Education)Pendidikan kesehatan , khususnya bagi murid utamanya untuk

menannamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungan serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.

3. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah (Health Service in School)

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khusunya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan disekolah ini mencakup :a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,

misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainyab. Periksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan

7

c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain dengan imunisasi

d. Usaha perbaikan gizie. Usaha kesehatan gizi sekolahf. Mengenal kelaina

F. Kegiatan Promosi kesehatan PAMSIMAS di Sekolah

1. Jenis Kegiatan Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS (Penyediaan

Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) adalah membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.

Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai.

Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM bidang

8

kesehatan.

Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah: Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk

pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah Penggalakan cuci tangan dengan sabun Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan

individu, dan kesehatan masyarakat Program pemberantasan kecacingan Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL Pelatihan guru dan murid tentang PHAST Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”

Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencaku ppengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah dan Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya

2. Proses Perencanaan dan Pelaksanaan a. Perencanaan

Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah TFM bersama TKKc melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan Kecamatan untuk mendiskusikan tentang perencanaan penyusunan rencana kegiatan promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan orientasi awal sebelum memulai diskusi dengan masyarakat di desa sasaran.

Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di fasilitasi oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) dengan mengajak masyarakat sekolah untuk melakukan proses mulai dari identifikasi masalah, pemilihan opsi dan kegiatan, sampai dengan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Masyarakat sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid, penjaga sekolah, dan pemilik kantin/warung sekolah. Identifikasi masalah yang dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah

untuk mengidentifikasi beberapa hal seperti : Sarana air bersih yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah lainnya

untuk buang air besar dan buang air kecil Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi terlebih

dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan mencuci tangan di sekolah) Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat

pembuangan sampah

9

Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering dilakukan oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik kantin/warung/penjual makanan tidak menutup makanan jajanan, kebiasaan buruk lainnya

Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya. Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan sampah Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll

Seluruh masyarakat sekolah akan diikutsertakan pada proses-prosesidentifikasi masalah dan potensi, pengambilan keputusan untuk opsi teknis sarana air bersih dan sanitasi, pengambilan keputusan penempatan sarana di sekolah sampai dengan rencana kegiatan kesehatan dan perubahan perilaku dan rencana untuk memeliharanya. Setelah teridentifikasi masalah dan potensi, LKM unit kesehatan akan difasilitasi oleh TFM untuk menyusun rencana kegiatan Promosi Kesehatan di sekolah, terdiri atas rencana kegiatan pembelajaran, rencana pembangunan/pengembangan sarana air bersih dan sanitasi di sekolah serta sarana cuci tangan dan tempat sampah dan kegiatan lainnya.

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi

Kesehatan Sekolah, adalah: oPenyuluhan kelompok di kelas

oPenyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)

oPemutaran film/video

oPenyuluhan dengan media panggung boneka

oPenyuluhan dengan metode demonstrasi

oPemasangan poster, Pembagian leaflet

oKunjungan/wisata pendidikan

oKunjungan rumah

oLomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid

o Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat

o Lomba cepat tepat

o Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah

o Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah

o Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air

o Pelatihan guru UKS

oPelatihan siswa/kader UKS

Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana rinci kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan sasaran kegiatan, tujuan, metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media yang digunakan. Dari analisis

10

media yang dibutuhkan maka didapat jumlah biaya yang diperlukan untuk promosi kesehatan di sekolah. Semua perencanaan tersebut akan masuk ke dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

b. Pelaksanaan i. Persiapan Pelaksanaan

LKM Unit Kesehatan dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun jadwal ulang apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam RKM tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.

Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila ada).

ii. Fasilitasi oleh TFM TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan pelatihan

kepada LKM (unit kesehatan) melalui pelatihan sambil bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi.

TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM unit kesehatan dan guru sekolah dasar dalam melaksanakan kegiatan promosi higiene sanitasi di sekolah.

TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang pemberdayaan masyarakat melakukan pemicuan CLTS terhadap murid sekolah dasar.

iii. Implementasi Kegiatan Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene sanitasi

seperti pelatihan Guru, atau pelatihan yang direncanakan oleh DPMU, menggunakan dana yang ada.

Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di sekolah sesuai rencana yang tercantum dalam RKM.

Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah dan tempat cuci tangan, di sekolah sesuai rencana dalam RKM.

iv. Bantuan Teknis TKKc Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga merupakan

anggota TKC, memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan promosi higiene sanitasi secara partisipatif di sekolah.

Monitoring dan Evaluasi

3. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala kepada siswa

untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku kesehatan baik di sekolah

11

maupun di rumah. Perilaku-perilaku seperti perilaku buang air besar, perilaku kebersihan tangan/cuci tangan, kebiasaan mandi dengan air bersih dan sabun dan perilaku kesehatan lainnya dapat terus di monitoring untuk mengetahui apakah perilaku tersebut berubah ke arah yang lebih baik atau tidak. Misalnya sebelum ada bangunan jamban di sekolah, siswa sering buang air besar di sawah/kebun di belakang sekolah. Apakah setelah ada jamban si sekolah siswa buang air besarnya menjadi di jamban, atau masih di tempat terbuka. Kegiatan monitoring dapat dilakukan tidak hanya kebiasaan/perilaku di sekolah, tetapi juga perilaku kesehatan di rumah.

Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama siswa secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan untuk mengajak siswa mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing. Seperti metode berbaris dan angkat tangan atau metode dengan kartu sehat siswa. Metode baris dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai dengan kebiasaan yang akan dimonitoring. Sehingga siswa dapat saling melihat siapa saja teman-temannya yang masih buang air di sungai, misalnya.

Kegiatan monitoring juga bisa dilakukan menggunakan kartu sehat siswa. Setiap siswa dibekali sebuah kartu. Pada halaman depan terdapat nama siswa, nama sekolah dan kelas.

Pada halaman belakang terdapat pesan untuk melakukan beberapa perilaku, dengan pertanyaan besar , “Sudahkan anda melakukan perilaku ..........?”, Misal perilaku yang dimaksud antara lain : buang air besar di jamban, cuci tangan setelah buang air besar, cuci tangan sebelum makan, dan mandi dengan air bersih dan sabun. Pada setiap pagi sebelum pelajaran mulai, guru kelas bisa memulai kegiatan pembelajaran dengan menanyakan siswa apakah sudah melakukan perilaku-perilakui yang terdapat pada kartu sehat siswa. Siswa bisa diminta untuk mengangkat tangan bagi yang melakukan perilaku- perilaku kesehatan yang dimaksud.

F. Alat dan Media Promosi Kesehatan di Sekolah

1. Ular TanggaTujuan :

Memberikan informasi dan pemahaman tentang perilaku kesehatan Media yang dibutuhkan :

Papan/lembar ular tangga Dadu berikut wadah untuk mengocoknya Biji/sesuatu yang bisa digunakan sebagai penanda masing- masing

pemain Kartu Informasi Kertas Plano dan Spidol

Aturan main :

12

Permainan bisa dilakukan di masyarakat (pada saat kegiatan Posyandu, atau kegiatan pengajian) atau di sekolah

Jumlah pemain antara 3-10 orang, tergantung ketersedian biji. Sebelum memulai permainan, buat urutan permainan terlebih dahulu

siapa yang pertama, siapa yang kedua, dan seterusnya sampai yang terakhir. Urutan sebaiknya ditentukan secara demokratis, bisa dengan “hompimpah” atau undian.

Letakkan biji semua pemain pada kotak bertanda “Start”. Pemain giliran pertama memulai dengan mengocok dadu. Setiap pemain

tidak bisa menjalankan bijinya sebelum mendapat angka 6 terlebih dahulu. Selama ia belum mendapat angka 6, bijinya harus tetap di kotak “Start”. Dan sebaliknya, pemain akan menjalankan bijinya bila sudah mendapat angka 6 terlebih dahulu

Setiap pemain akan menjalankan bijinya sesuai dengan angka yang di dapat.

Setiap biji pemain yang berhenti pada tempat yang bertanda kepala ular, maka ia harus membaca dengan keras tulisan yang terdapat pada kotak tersebut. Tulisan yang di baca adalah sebuah perilaku buruk bagi kesehatan. Kemudian ia harus turun ke kotak dimana buntut ular tsb berada. Kemudian ia harus mengambil kartu informasi dan membacanya dengan keras. Kartu tersebut berisikan informasi tentang dampak yang bisa dirasakan bila melakukan perilaku buruk di atas.

Sebaliknya, bila biji pemain sampai pada kotak yang ada gambar tangganya. Ia harus membaca dengan keras tulisan yang ada di kotak tersebut. Tulisan yang dibaca adalah sebuah perilaku baik bagi kesehatan. Kemudian ia diperbolehkan naik sampai pada kotak dimana ujung tangga berada. Kemudian ia harus mengambil kartu informasi dan membacanya dengan keras. Kartu tersebut berisikan informasi tentang dampak yang bisa dirasakan bila melakukan perilaku baik di atas.

Catat pada kertas plano siapa pemain yang terkena kotak kepala ular dan tangga. Serta cantumkan pula perilaku buruk atau baik-nya.

Demikian seterusnya permainan ini dilakukan. Siapa pemain yang lebih dulu sampai pada kotak “Finish” maka ia pemenangnya.

Sebelum mengakhiri permainan, fasilitator bisa mengajak peserta permaainan untuk sedikit membahas dan mendiskusikan arti dari permainan. Diskusi bisa menggunakan catatan pada kertas plano tentang siapa saja yang terjena kotak kepala ular dan tangga beserta perilaku baik atau buruknya. Tanyakan kepada peserta siapa saja yang masih melakukan perilaku buruk dan siapa yang sudah melakukan perilaku baik. Perlebar diskusi tentang dampak yang akan dirasakan.

2. Kwartet Tujuan :

13

Memberikan informasi dan pemahaman tentang perilaku kesehatan Media yang dibutuhkan : Kartu Kwartet

Kertas plano dan spidol Aturan Main : Kartu kwartet adalah kartu bergambar berjumlah 32. Setiap kartu akan bergambar sebuah perilaku baik atau perilaku buruk atau dampak dari sebuah perilaku. Kartu-kartu tersebut akan berkelompok menjadi satu topik, dimana setiap topik terdiri dari 4 kartu. Sehingga seluruhnya ada 8 topik. Topik- topik tsb termasuk 4 gambar berseri adalah :

Kebiasaan Mencuci Tangan :- Setelah BAB - Sebelum makan- Sebelum menyuapi anak - Setelah bekerja di

sawah/kebun

Perilaku baik untuk mencegah diare:- BAB di jamban - Menutup makanan dengan

tudung saji - Mencuci tangan dengan sabun

dan air bersih- Merebus air sebelum diminum

Media Penularan Penyakit Diare : - Tinja - Tangan - Lalat - Makanan

Penyimpanan air bersih di rumah :- Tong yang tertutup- Berada di dalam rumah- Tidak memasukan tangan ke

dalam tong - Kuras secara berkala

Perilaku pencegahan Kecacingan :

- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah bekerja di sawah

- Menggunakan alas kaki - BAB di jamban - Agar tinja tidak beresiko : - BAB di jamban

- Menutup jamban - Menjaga kebersihan sekitar

jamban- Mencuci tangan setelah BAB

dengan sabun dan air bersih

14

Perilaku penyebab Diare : - BAB di kebun - Tidak cuci tangan sebelum

makan - Makanan tidak ditutup - Minum air mentah

Tinja Bayi/Anak-anak : - Buang ke jamban/dikubur - Bersihkan dubur bayi dengan

air bersih - Buang/cuci bersih bahan untuk

membersihkan dubur bayi - Cuci tangan dengan sabun

dan air bersih

Permainan bisa dilakukan di masyarakat (pada saat kegiatan Posyandu, atau kegiatan pengajian) atau di sekolah.

Jumlah pemain antara 3-5 orang. Tugas setiap pemain adalah mengumpulkan kartu pada topik yang sama secepat mungkin.

Sebelum memulai permainan, buat urutan permainan terlebih dahulu siapa yang pertama, siapa yang kedua, dan seterusnya sampai yang terakhir. Urutan sebaiknya ditentukan secara demokratis, bisa dengan “hompimpah” atau undian.

Bagikan kartu kwartet sampai habis kepada seluruh pemain secara merata

Pemain yang mendapat giliran pertama, dapat meminta kartu yang dinginkan kepada pemain lain. Bila kartu yang diminta sesuai, pemain lawan harus menyerahkan kartu tersebut dan pemain yang mendapat kartu dapat melakukan permintaan kembali. Sebaliknya bila kartu yang diminta tidak ada, maka giliran permainan dapat dilakukan oleh pemain berikutnya.

Bila pemain yang telah berhasil mengumpulkan 4 kartu seri untuk satu topik, ia diminta untuk menceritakan apa makna dari kumpulan kartu-kartu tersebut. Fasilitator dapat menambahkan keterangan dan informasi.

Hitung “penghasilan” setiap pemain, berapa seri yang dapat dikumpulkan. Pemain yang paling banyak mengumpulkan seri, dia lah pemenangnya.

15

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan

sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama : (a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Strategi promosi kesehatan menurut WHO :

a. Advokasi b. Kerjasama c. Penguatan kapasitasd. Penelitian Program promosi kesehatan

Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat ( healthful school living)Lingkunga sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan fisik.

c. Aspek non-fisik ( mental-sosial)d. Lingkungan fisik terdiri dari

1. Pendidikan kesehatan ( Health Education )2. Pemeliharaan Pelayanan Kesehatan disekolah ( Health Service in

School)

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan Sekolah, adalah: o Penyuluhan kelompok di kelas

o Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)

o Pemutaran film/video

o Penyuluhan dengan media panggung boneka

o Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Pemasangan poster, Pembagian

leaflet o Kunjungan/wisata pendidikan , dll

Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.

16

SARAN

Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan di sekolah.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan . Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Heri D.J . 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : ECG.

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta akarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Promosi Kesehatan Sekolah, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Dalam Program- Program Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelatihan PHBS di Rumah Tangga, Jakarta 2008 Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta: ECG

.

18

MAKALAHPROMOSI

KESEHATAN DI SEKOLAH

DI SUSUN OLEH :

ARYES PATRICIA M

IDA ROYANI

19