Makalah Fartok Dm Klpk 6

46
Kelompok 6 Wahyu 150 2012 0295 Nugraha alif prasetyo 150 2012 0296 Rahma qurnia Kashmir Iin Fatimah ahmad Qasim zainuddin Hilda trisnawati Ayu wariska Wiranti nurazizah Hajri hasanuddin

description

diabetes melitus

Transcript of Makalah Fartok Dm Klpk 6

Page 1: Makalah Fartok Dm Klpk 6

Kelompok 6

Wahyu 150 2012 0295Nugraha alif prasetyo 150 2012 0296Rahma qurnia KashmirIin Fatimah ahmad Qasim zainuddinHilda trisnawatiAyu wariskaWiranti nurazizahHajri hasanuddin

Page 2: Makalah Fartok Dm Klpk 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas berkat Rahmat dan

Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas makalah mata kuliah farmakologi dengan

membahas “Diabetes melitus ”. Yang mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfa’at bagi kita

semua.

Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun saya

menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan

dan bimbingan oraibu dosen, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dosen bidang studi farmakologi toksikologi yang telah memberikan tugas, petunjuk,

kepada saya sehingga saya dapat termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Teman-teman kelompok 6 yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi

berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh kami sebagai

mahasiswa. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini

Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang

telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa

Robbal ‘Alamiin.

Page 3: Makalah Fartok Dm Klpk 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang bersifat kronik yang

dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat, Protein dan lemak. Diabetes Militus

disebabkan oleh sebuah ketidakseimbangan atau ketidakadanya persedian insulin atau

tidak sempurnanya respon seluler terhadap insulin yang ditandai dengan tidak

teraturnya metabolisme.

Dalam melakukan aktifitas, kita akan memerlukan energi baik itu berupa aktifitas

fisik maupupun psiologik. Energi yang ada pada manusia sebagian besar dan hampir

seluruhnya berasal dari glukosa yang dikomsumsi dan dimetabolisme oleh tubuh. Tapi

kadang Karbohidrat yang di konsumsi yang seharusnya menjadi sumber energi,

berubah menjadi musuh dalam tubuh yang mengganggu sistem kestabilan organ. Ini

disebabkan berbagai faktor, diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan

dalam metabolisme tersebut. Glukosa yang tidak dimetabolisme tersebut dapat

mengganggu kerja fisiologis tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit akibat

kerusakan organ yang dapat ditimbulkannya.

Page 4: Makalah Fartok Dm Klpk 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau

mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau

madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine

yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit

hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan

relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai

kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi

kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis

dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007).

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan

suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan

toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008).

DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat

kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

Page 5: Makalah Fartok Dm Klpk 6

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang sampai sekarang belum

dapat disembuhkan.Istilah DM dapat menimbulkan ketakutan bagi individu yang

menderitanya (diabetisi), kecemasan berkelanjutan dan akhirnya menimbulkan

depresi.Depresi yang dirasakan oleh diabetisi dapat berupa kemurungan, keputusasaan,

ketidakberdayaan, pikiran yang berulang tentang kematian, terutama pada diabetisi

dengan komplikasi yang terus berkembang. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Golden

seorang doktor dari RS Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, yang menyatakan bahwa

diabetisi terutama yang telah mendapatkan pengobatan akan meningkatkan risiko

terjadinya gejala depresi (McWright, 2008).

Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan

glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa

bertumpuk didalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya dieksresikan lewat kemih tanpa

digunakan (glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus

kencing, merasa amat haus, berat badan menurun dan berasa lelah. (Tjay,2002).

Insulinmerupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang

dihubungkan oleh ikatan disulfida. Disintesis sebagai protein prekursor (pro-insulin) yang

mengalami pemisahan proteolitik untuk membentuk insulin pada peptida C, keduanya

disekresi oleh sel-β pankreas(Mycek dkk,2001).

Depresi memang telah dihubungkan dengan ketidakpatuhan terhadap

rekomendasi pengobatan. Ketidakpatuhan terhadap program pengobatan pada diabetisi

Page 6: Makalah Fartok Dm Klpk 6

diakibatkan oleh faktor stresor, yaitu perubahan gaya hidup yang lama dengan gaya hidup

yang baru dalam kurun waktu yang lama. Perubahan yang terjadi sesuai dengan anjuran

dokter, untuk menjaga kadar gula darah tetap normal, salah satunya yang menjadi

terpenting adalah dengan patuh dalam mengatur pola makan (diit). Prinsip pengaturan

makanan yang banyak dikenal/popular di masyarakat kita adalah prinsip 3 J, yaitu jadwal

makan, jumlah makan dan jenis makanan.Dalam praktek masyarakat masih banyak

diabetisi yang belum dapat melaksanakannya dengan benar sesuai program yang telah

diberikan (Darmono, 2005).

Depresi juga membuat pasien menjadi lebih sulit menerima pengobatan yang

diperlukan.Secara psikodinamik, depresi merupakan agresivitas yang dibalik, dimana

rasa sesal dan kemarahan karena “kehilangan”itu dibalikkan pada diri sendiri.Penderita

depresi cenderung merusak diri sendiri dengan menolak untuk makan, menolak obat,

melakukan tindakan yang berbahaya bahkan bunuh diri.Penderita depresi cenderung

mencintai keadaan depresinya sebagai satu “defence mechanisme" yang dibutuhkan

karena itu mereka sering menolak bantuan atau upaya pengobatan dari siapapun

(Wicaksana, 2008).

Gejala klinis

Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus

apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :

1. Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing dan penururnan berat badan.

2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

3. Kadar glukosa darah dua jama sesudah makan lebih dari 200 mg/ml.

Page 7: Makalah Fartok Dm Klpk 6

Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita

Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun,

Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.

KLASIFIKASI

Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert Committee

on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 kategori utama

diabetes, yaitu: (Corwin, 2009).

1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung

insulin (DMTI)Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I.

Sel-sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh

proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.

Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.

2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak

tergantung insulin (DMTTI)Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik

adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin

(resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan

pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap,

suplemen dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat

oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang

berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.

3. DM tipe lainKarena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat,

infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan

endokrin.

Page 8: Makalah Fartok Dm Klpk 6

4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)Diabetes yang terjadi pada

wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.

Komplikasi

Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah

a.) Akut

b.) Hipoglikemia dan hiperglikemia

Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner

(cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler)

Penyakit mikrovaskuler,  mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.

Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh

pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).

c.) Komplikasi menahun Diabetes Mellitus

Neuropati diabetik

Retinopati diabetik

Nefropati diabetik

Proteinuria

Kelainan koroner

Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 37)

PATOFISIOLOGI

Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak

tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor

insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada

keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya

Page 9: Makalah Fartok Dm Klpk 6

(insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang

masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan

glukosa di dalam pembuluh darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama

dengan pada DM tipe 1. Perbedaannya adalah DM tipe 2 disamping kadar glukosa

tinggi juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin.

( Suyono, 2005, hlm 3).

Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dihubungkan dengan efek utama

kekurangan insulin yaitu :

a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, yang mengakibatkan peningkatan

konsentrasi glukosa darah sampai setinggi 300 sampai 1200 mg per 100 ml.

b. Peningkatan mobilisasi lemak dan daerah penyimpanan lemak sehingga menyebabkan

kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler.

c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

Keadaan patologi tersebut akan berdampak :

1. Hiperglikemia

Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi daripada

rentang kadar puasa normal 80-90 mg/100 ml darah, atau rentang non puasa sekitar 140-

160 mg/100 ml darah. (Corwin, 2001).

Dalam keadaan insulin normal asupan glukosa atau produksi glukosa dalam tubuh

akan difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk ke dalam sel tubuh. Glukosa itu kemudian

diolah untuk menjadi bahan energi. Apabila bahan energi yang dibutuhkan masih ada

sisa akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot (sebagai massa

sel otot). Proses glikogenesis (pembentukan glikogen dari unsur glukosa ini dapat

Page 10: Makalah Fartok Dm Klpk 6

mencegah hiperglikemia). Pada penderita diabetes melitus proses ini tidak dapat

berlangsung dengan baik sehingga glukosa banyak menumpuk di darah (hiperglikemia).

(Long, 1996).

Secara rinci proses terjadinya hiperglikemia karena defisit insulin tergambar

pada perubahan metabolik sebagai berikut :

a. Transport glukosa yang melintasi membran sel-sel berkurang.

b. Glukogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) berkurang dan

tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.

c. Glikolisis (pemecahan glukosa) meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang, dan

glukosa “hati” dicurahkan dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.

d. Glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari unsur non karbohidrat) meningkat dan

lebih banyak lagi glukosa “hati” yang tercurah ke dalam darah hasil pemecahan asam

amino dan lemak.

Hiperglikemia akan mengakibatkan pertumbuhan berbagai mikroorganisme

dengan cepat seperti bakteri dan jamur. Karena mikroorganisme tersebut sangat cocok

dengan daerah yang kaya glukosa. Setiap kali timbul peradangan maka akan terjadi

mekanisme peningkatan darah pada jaringan yang cidera. Kondisi itulah yang membuat

mikroorganisme mendapat peningkatan pasokan nutrisi. Kondisi itulah yang membuat

mikroorganisme mendapat peningkatan pasokan nutrisi. Kondisi ini akan

mengakibatkan penderita diabetes melitus mudah mengalami infeksi oleh bakteri dan

jamur. (Sujono, 2008, hlm. 76).

2. Hiperosmolaritas

Page 11: Makalah Fartok Dm Klpk 6

Hiperosmolaritas adalah adanya kelebihan tekanan osmotik pada plasma sel

karena adanya peningkatan konsentrasi zat. Sedangkan tekanan osmosis merupakan

tekanan yang dihasilkan karena adanya peningkatan konsentrasi larutan pada zat cair.

Pada penderita diabetes melitus terjadinya hiperosmolaritas karena peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah (yang notabene komposisi terbanyak adalah zat cair).

Peningkatan glukosa dalam darah akan berakibat terjadinya kelebihan ambang pada

ginjal untuk memfiltrasi dan reabsorbsi glukosa (meningkat kurang lebih 225 mg/

menit). Kelebihan ini kemudian menimbulkan efek pembuangan glukosa melalui urin

(glukosuria). Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmosis menyebabkan

kehilangan sejumlah besar air (diuresis osmotik) dan berakibat peningkatan volume air

(poliuria).

Akibat volume urin yang sangaat besar dan keluarnya air yang menyebabkan

dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel

akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang

hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH dan

menimbulkan rasa haus. (Corwin,2001, hlm.636).

Glukosuria dapat mencapai 5-10% dan osmolaritas serum lebih dan 370-380

mosmols/ dl dalam keadaan tidak terdapatnya keton darah. Kondisi ini dapat berakibat

koma hiperglikemik hiperosmolar nonketotik (KHHN). (Sujono, 2008, hlm. 77).

3. Starvasi Selluler

Starvasi Selluler merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena

glukosa sulit masuk padahal di sekeliling sel banyak sekali glukosa. Ada banyak bahan

Page 12: Makalah Fartok Dm Klpk 6

makanan tapi tidak bisa dibawa untuk diolah. Sulitnya glukosa masuk karena tidak ada

yang memfasilitasi untuk masuk sel yaitu insulin.

Dampak dari starvasi selluler akan terjadi proses kompensasi selluler untuk tetap

mempertahankan fungsi sel. Proses itu antara lain :

a. Defisiensi insulin gagal untuk melakukan asupan glukosa bagi jaringan-jaringan

peripheral yang tergantung pada insulin (otot rangka dan jaringan lemak). Jika tidak

terdapat glukosa, sel-sel otot memetabolisme cadangan glikogen yang mereka miliki

untuk dibongkar menjadi glukosa dan energi mungkin juga akan menggunakan asam

lemak bebas (keton). Kondisi ini berdampak pada penurunan massa otot, kelemahan

otot, dan rasa mudah lelah.

b. Starvasi selluler juga akan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein dan asam

amino yang digunakan sebagai substrat yang diperlukan untuk gluko neogenesis dalam

hati. Hasil dari gluko neogenesis akan dijadikan untuk proses aktivitas sel tubuh.

Protein dan asam amino yang melalui proses glukoneogenesis akan dirubah menjadi

CO2 dan H2O serta glukosa. Perubahan ini berdampak juga pada penurunan sintesis

protein.

Proses glukoneogenesis yang menggunakan asam amino menyebabkan penipisan

simpanan protein tubuh karena unsur nitrogen (sebagai unsur pemecah protein) tidak

digunakan kembali untuk semua bagian tetapi diubah menjadi urea dalam hepar dan

dieksresikan dalam urine. Ekskresi nitrogen yang banyak akan berakibat pada

keseimbangan negative nitrogen.

Depresi protein akan berakibat tubuh menjadi kurus, penurunan resistensi terhadap

infeksi dan sulitnya pengembalian jaringan yang rusak (sulit sembuh kalau cidera).

Page 13: Makalah Fartok Dm Klpk 6

c. Starvasi sel juga berdampak peningkatan mobilisasi dan metabolisme lemak (lipolisis)

asam lemak bebas, trigliserida, dan gliserol yang akan meningkat bersirkulasi dan

menyediakan substrat bagi hati untuk proses ketogenesis yang digunakan sel untuk

melakukan aktivitas sel. Ketogenesis mengakibatkan peningkatan kadar asam organik

(keton), sementara keton menggunakan cadangan alkali tubuh untuk buffer pH darah

menurun. Pernafasan kusmaull dirangsang untuk mengkompensasi keadaan asidosis

metabolik. Diuresis osmotik menjadi bertambah buruk dengan adanya ketoanemis dan

dari katabolisme protein yang meningkatkan asupan protein ke ginjal sehingga tubuh

banyak kehilangan protein.

Adanya starvasi selluler akan meningkatakan mekanisme penyesuaian tubuh untuk

meningkatkan pemasukan dengan munculnya rasa ingin makan terus (polifagi). Starvasi

selluler juga akan memunculkan gejala klinis kelemahan tubuh karena terjadi penurunan

produksi energi. Dan kerusakan berbagai organ reproduksi yang salah satunya dapat

timbul impotensi dan orggan tubuh yang lain seperti persarafan perifer dan mata

(muncul rasa baal dan mata kabur). Diabetes mellitus jangka panjang member dampak

yang parah ke sistem kardiovaskular, terjadi kerusakan di mikro dan makrovaskular.

MIKROVASKULAR

Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penebalan membran basal  pembuluh-

pembuluh kecil. Penyebab penebalan tersebut tampaknya berkaitan langsung dengan

tingginya kadar glukosa darah.  Penebalan mikrovaskular tersebut menyebabkan

iskemia dan penurunan penyaluran oksigen dan zat gizi ke jaringan. Selain itu, Hb

terglikosilasi memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih tinggi sehingga oksigen

Page 14: Makalah Fartok Dm Klpk 6

terikat lebih erat ke molekul Hb. Hal ini menyebabkan ketersediaan oksigen untuk

jaringan berkurang.

Hipoksia kronis juga dapat menyebabkan hipertensi karena jantung dipaksa

meningkatkan curah jantung sebagai usaha untuk menyalurkan lebih banyak oksigen ke

jaringan. Ginjal, retina, dan sistem saraf perifer, termasuk neuron sensorik dan motorik

somatic sangat dipengaruhi  oleh gangguan mikrovaskular diabetik.

Sirkulasi mikrovaskular yang buruk juga akan menganggu reaksi imun dan

inflamasi karena kedua hal ini bergantung pada perfusi jaringan yang baik untuk

menyalurkan sel-sel imun dan mediator inflamasi. (Chang, 2006, hlm. 110).

1. Kerusakan ginjal (Nefropati)

Diabetes mellitus kronis yang menyebabkan kerusakan ginjal sering dijumpai, dan

nefropati diabetic merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal. Di ginjal,

yang paling parah mengalami kerusakan adalah kapiler glomerolus akibat hipertensi dan

glukosa plasma yang tinggimenyebabkan penebalan membran basal dan pelebaran

glomerolus. Lesi-lesi sklerotik nodular, yang disebut nodul Kimmelstiel-Wilson,

terbentuk di glomerolus sehingga semakin menghambat aliran darah dan akibatnya

merusak nefron. (Corwin, 2001, hlm. 637)

2. Kerusakan sistem saraf (Neuropati)

Penyakit saraf yang disebabkan diabetes mellitus disebut neuropati diabetic.

Neuropati diabetic disebabkan hipoksia kronis sel-sel saraf yang kronis serta efek dari

hiperglikemia.

Pada jaringan saraf terjadi penimbunan sorbitol dan dan fruktosa dan penurunan

kadar mioinositol yang menimbulkan neuropati selanjutnya timbul nyeri, parestesia,

Page 15: Makalah Fartok Dm Klpk 6

berkurangnya sensasi getar dan propoioseptik, dan gangguan motorik yang disertai

hilangnya refleks-refkeks tendon dalam, kelemahan oto-otot dan atrofi. Neuropati dapat

menyerang saraf-saraf perifer, saraf-saraf kranial atau sistem saraf otonom.

Terserangnya sistem saraf otonom disertai diare nokturnal, keterlambatan pengosongan

lambung, hipotensi dan impotensi. (Corwin, 2001, hlm. 637).

3.   Gangguan penglihatan (Retinopati)

Retinopati disebabkan memburuknya kondisi mikro sirkulasi sehingga terjadi

kebocoran pada pembuluh darah retina. Hal ini bahkan bisa menjadi salah astu

penyebab kebutaan. Retinopati sebenarnya merupakan kerusakan yang unik pada

diabetes karena selain karena gangguan mikrovaskular, penyakit ini juga disebabkan

adanya biokimia darah sehingga terjadi penumpukan zat-zat tertentu pada jaringan

retina.

Gangguan awal pada retina tidak menimbulkan keluhan-keluhan sehingga penderita

kebanyakan tidak mengetahui telah terkena retinopati. Hal ini baru terdeteksi oleh ahli

mata dengan ophtalmoskop.jika gangguan ini dibiarkan dan kerusakan menjadi sangat

progresif serta menyerang daerah penting (makula) maka penderita dapat kehilangan

penglihatannya. Katarak dan glaukoma (meningkatnya tekanan pada bola mata) juga

merupakan salah satu dari komplikasi mata pada pasien diabetes. Oleh karenanya, selain

mengontrol kadar gula darah, mengontrol mata pada dokter mata secara rutin juga

mutlak dilakukan oleh pasien diabetes. (Mahendra & Tobing, 2008, hlm 23).

Page 16: Makalah Fartok Dm Klpk 6

MAKROVASKULAR

Komplikasi makrovaskular terutama terjadi akibat aterosklerosis. Komplikasi

makrovaskular ikut berperan dan menyebabkan gangguan aliran darah, penyulit

komplikasi jangka panjang, dan peningkatan mortalitas.

Pada diabetes  terjadi kerusakan pada lapisan endotel arteri dan dapat disebabkan

secara langsung oleh tingginya kadar glukosa darah, metabolit glukosa, atau tingginya

kadar asam lemak dalam darah yang sering dijumpai pada pasien diabetes. Akibat

kerusakan tersebut, permeabilitas sel endotel meningkat sehingga molekul yang

mengandung lemak masuk ke arteri. Kerusakan sel-sel endotel akan mencetuskan reaksi

imun dan inflamasi sehinga akhirnya terjadi pengendapan trombosit, makrofag, dan

jaringan fibrosis. Sel-sel otot polos berproliferasi. Penebalan dinding arteri meyebabkan

hipertensi, yang semakin merusak lapisan endotel arteri karena menimbulkan gaya

merobek sel-sel edotel.

Efek vascular dari diabetes kronis adalah penyakit arteri koroner, stroke, dan

penyakit vascular perifer. Pasien diabetic yang menderita infark miokard memiliki

prognosis yang buruk dibandingkan pasien diabetes tanpa infark miokard. Penyakit arteri

koroner merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi pengidap

diabetes. (Chang, 2006, hlm. 110).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang

berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit

ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara.

Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk

pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat,

Page 17: Makalah Fartok Dm Klpk 6

terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi

(Anonim, 2008).

Saat ini upaya penanggulangan penyakit Diabetes Mellitus belum menempati

skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif

yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung

kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal (Anonim, 2008).

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya

kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria) (Anonim, 2008).

Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan

oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan

hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali

sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya

kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas (Anonim, 2008).

Page 18: Makalah Fartok Dm Klpk 6

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Diabetes Militus

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria) (Anonim, 2008).

Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin

baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif

berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin

dibuat dalam pancreas (Anonim, 2008).

·           Ada 2 jenis tipe utama dalam penyakit diabetes yaitu :

1. Penyakit Diabetes ipe 1          

     Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon

insulin. Sehingga penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam

mengatur gula darahnya. Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah anak-anak &

remaja.

Ø  Perawatan Penyakit Diabetes Tipe 1

          Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap

hari. Umumnya dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak

bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung  bila dimasukkan lewat mulut.

Page 19: Makalah Fartok Dm Klpk 6

          Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali

berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan

tubuh.

2. Penyakit Diabetes tipe 2

            Penyakit diabetes ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang

mencukupi atau karena insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin).

Tipe penyakit diabetes ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90% lebih), sering terjadi

pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat penyakit diabetes

dalam keluarga.

ü Perawatan Penyakit Diabetes Tipe 2

                    Perawatan penyakit diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas

sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang

dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi

energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling tidak pada awalnya, untuk

merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.

                     pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik

untuk mengatasi penyakit diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat

badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.

B.    Patofsiologi Diabetes Militus

                        Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga

efek utama kekurangan insuliun sebagai berikut:

1)  pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh , dengan akibat          peningkatan

konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg. Per             100ml.

Page 20: Makalah Fartok Dm Klpk 6

2)  peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,      

menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskular

yang mengakibatka aterosklerosis

3)  pengurangan protein dalam dalam jaringan tubuh (Guyton, A.C., 1990).

C. Faktor  yang menyebabkan penyakit diabetes.

1.   Faktor keterunan

2.   Kegemukan / obesitas

3.   Tekanan darah tinggi

4.   Level kolesterol yang tinggi

5.   Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi  makanan instan 

6.   Merokok dan stres

7.   Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat

8.   Kerusakan pada sel pankreas.

D. Ciri-ciri kencing manis dan Gejala

   Gangguan metabolisme karbohidrat  menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu sebabnya

penderita diabetes melitus, umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Gejalah umum yang

dirasakan oleh penderita  diabetes adalah :

1. Banyak kencing terutama pada malam hari (poliuri)

2. Gampang haus dan banyak minum (polidipsia)

Page 21: Makalah Fartok Dm Klpk 6

3. Muda lapar dan banyak makan (polyphagia)

4. Mudah lelah dan sering mengantuk

5. Penglihatan kabur

6. Sering pusing dan mual

7. Berat badan trus menurun

8. Sring kesmutan dan gatal-gatal pada bgian kaki da tangan.

          Semua gejalah ini merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi

ginjal da menghasilkan air kemih dalam jumlah banyak dan mengencerkan glukosa sehingga

penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak (poliuri) dan akibat poliuri ini maka

penderita merasakan  haus yang berlbihan sehingga banyak minum (polidipsi) . sejumlah besar

kalori hilang ke dalam air kemih,penderita mengalami penurunan berat  badan

E. Tanda  pada seorang penderita Diabetes

1.       Kadar gula dalam darah tinggi

2.       Rusaknya pankreas

3.       Urine dikerubuti semut

4.       Dll

F. Tujuan Pengobatan Penderita DM

1.         Untuk mengurangi gejala,

2.         menurunkan BB bagi yang kegemukan &

3.         mencegah terjadinya komplikasi.

a.      Diit

            Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai yang dianjurkan, yang

mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diit terus menerus baik dalam

Page 22: Makalah Fartok Dm Klpk 6

jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan juga

pada saat : undangan/pesta, melakukan

perjalanan, olah raga (OR) dan aktivitas lain (Anonim, 2008).

a.         Obat-obatan

          Tablet/suntikan anti diabetes diberikan, namun therapy diit tidak boleh dilupakan dan

pengobatan penyulit lain yang menyertai /suntikan insulin (Anonim, 2008).

b.        Olah Raga

Dengan olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga

insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga

1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama ½ - 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu.

Penderita DM sebaiknya konsultasi gizi kepada dokter atau nutritionis (ahli gizi) setiap 6 bulan

sekali untuk mengatur pola diit dan makan guna

mengakomodasikan pertumbuhan dan perubahan BB sesuai pola hidup (Anonim, 2008).

 G. Pengobatan Diabetes

Teori pengobatan pada diabetes melitus didasarkan atas pemberian insulin dalam jumlah

cukup sehingga memungkinkan metabolisme karbohidrat penderita normal. Terapi optimmum

dapat mencegah bagian terbesar efek akut diabetes dan sangat memperlambat timbulnya efek-

efek kroniknya (Guyton, A. C., 1990).

Biasanya, penderita diabetes diberi dosis tunggal salah satu preparat insulin bermasa

kerja lama setiap hari, ia meningkatkan seluruh metabolisme karbohidratnya sepanjang hari,

Page 23: Makalah Fartok Dm Klpk 6

kemudian insulin regular (suatu preparat bermasa kerja singkat yang berlangsung hanya

beberapa jam) tambahan diberikan pada setiap saat kadar glukosa darah cenderung meningkat

terlalu tinggi, seperti waktu makan. Jadi, setiap penderita diberi pengobatan rutin secara

individual (Guyton, A. C., 1990).

Diet penderita diabetes. Kebutuhan insulin penderita diabetes ditentukan oleh diet

standar penderita yang mengandung karbohidrat dalam jumlah normal dan terkontrol baik serta

perubahan jumlah masukkan karbohidrat mengubah kebutuhan akan insulin (Guyton, A. C.,

1990).

Pada orang normal, Pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah

insulin yang dihasilkan terhadap masukan karbohidrat; tetapi pada orang diabetes total, fungsi

pengaturan ini hilang sama sekali. Pada diabetes jenis awitan maturitas yang dengan obesitas,

sering penyakit ini dapat dikontrol dengan mengurangi berat badan saja (Guyton, A. C., 1990).

Hubungan pengobatan dengan arteriosklerosis. Penderita diabetes mempunyai

kecenderungan besar mengalami aterosklerosis, arteriosklerosis, serta penyakit jantung koroner

berat dan beberapa lesi mikrosirkulasi. Memang, orang yang menderita diabetes yang

pengendaliannya relatif buruk waktu anak-anak mungkin mati karena penyakit jantung pada usia

20-an tahun (Guyton, A. C., 1990).

Pada hari-hari permulaan pengobatan diabetes, ada kecenderungan banyak mengurangi

karbohidrat dalam diet sehingga kebutuhan insulin minimum. Tindakan ini mempertahannkan

kadar gula darah turun ke nilai normal dan mencegah kehilangan glukosa kedalam urina, tetapi

hal ini tidak mencegah kelainan-kelainan metabolisme lemak (Guyton, A. C., 1990).

Akibatnya, saat ini cenderung membiarkan penderita dengan diet karbohidrat normal

dan kemudian secara serentak memebrikan insulin dosis tingggi untuk memetabolisme

Page 24: Makalah Fartok Dm Klpk 6

karbohidrat. Hal ini menurunkan kecepatan metabolisme lemak dan juga membantu menurunkan

kadar kolesterol yang tinggi yang terjadi pada diabetes sebagai akibat kelainan metabolisme

lemak (Guyton, A. C., 1990).

Karena komplikasi diabetes-seperti arteroskelerosis, peningkatan kepekaan berlebihan

terhadap infeksi, retinopati diabetika, katarak,   hipertensi, dan penyakit ginjal kronik-lebih

berkaitan dengan kadar lipid darah dibandingkan dengan kadar glukosa darah, maka ia

merupakan objek pengobatan klinik diabetes untuk memberikan glukosa dan insulin dalam

jumlah cukup sehingga jumlah lipid darah menjadi normal. (Guyton, A. C., 1999)

H. Obat-obat anti diabetes

Golongan Nama generik Nama dagang Dosis

Sulfonylurea Chlorpropamide

Glibenclamid

Gliquidone

Gliclazide

Glipizide

glipmepride

Diabenese

daonil,euglucon

Glurenorm

Diamicron

minidiab,glicotrol

amaryl

250-500 mg

2,5-15 mg

30-120 mg

20-320 mg

2,5-20 mg

1-8 mg

Biguanides Metformin Glucophage,diabex 0,5-3 mg

alpha

glucosidase

Acarbose Glucobay 50-600 mg

Page 25: Makalah Fartok Dm Klpk 6

inhibitor

Meglitinides            Nateglinides

            repaglinides

Starlix

novonorm

180-540 mg

0,5-16 mg

tiazolidinediones            Pioglitazone

           rosiglitazone

Actos

avandia

15-30 mg

4-8 Mg

I. Mekanisme Kerja Obat Anti Diabet

1. SULFONYLUREA

          Obat Golongan ini digunakan Untuk menurunkan glukosa darah, obat inimerangsang

sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak  insulin. Jadi syarat pemakaian obat ini

adalah apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin, sehingga  obat ini hanya bisa

dipakai pada diabetes tipe 2.

   Efek Samping : Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila dipakai dalam 3 –

4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta

minum obat. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena lebih

mudah timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa

darah.

2. BIGUANIDES

   Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi

resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi

normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga kebutuhan insulin untuk

mengangkut glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun.

Page 26: Makalah Fartok Dm Klpk 6

ü Efek Samping

               Metformin biasanya jarang memberikan efek samping. Tetapi pada beberapa orang bisa

timbul keluhan terutama pada saluran cerna, misalnya :

* Gangguan pengecapan

* Nafsu makan menurun

* Mual, muntah

3. ALPHA-GLUCOSIDASE INHIBITORS

              Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga

pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi berkurang.

Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat,

dan  glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik.

ü Efek Samping

              Obat ini umumnya aman dan efektif, namun ada efek samping yang

kadangmengganggu, yaitu perut kembung, terasa banyak gas, banyak kentut,

bahkan diare. Keluhan ini biasanya timbul pada awal pemakaian obat, yang kemudian berangsur

bisa berkurang

4. MEGLITINIDES

               Golongan Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secaracepat dan

dalam waktu singka.Termasuk golongan obat ini adalah Repaglinide (Novonorm)

dan Nateglinide (Starlix). Efek Samping Meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping

Page 27: Makalah Fartok Dm Klpk 6

hipoglikemia boleh dikatakan jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan

insulin hanya terjadi pada saat glukosa darah tinggi.

5. THIAZOLIDINEDIONES

                        Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja

dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin bisa

bekerja dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak diangkut masuk ke dalam sel,

dan kadar glukosa darah akan turun. Selain itu, obat thiazolidinediones juga menjaga hati

agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efekmenguntungkan lainnya adalah obat ini

biasa menurunkan trigliserida darah.

ü Efek Samping

               Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul adalah bengkak, berat badan naik, dan

rasa capai. Efek serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati

J. Contoh Obat

  1.Diabenese (klorpropamid) 250mg.

     Indikasi : diabetes melitus tanpa komplikasi tipe nonketotik ringan, sedang atau             parah.

 2. KI: diabetes melitus tipe remaja dan pertumbuhan, diabetes parah atau tidak     stabil,        

diabetes terkomplikasi dengan ketosis dan asidosis, koma diabetik.

3. ES: erupsi kulit, eritema

4. Daonil (glibenklamid) 5mg

5. Indkasi : diabetes melitus pada orang dewasa.

Page 28: Makalah Fartok Dm Klpk 6

6. KI: diabetes melitus Tipe I, diabetes penguraian metabolik, koma diabetik,           gangguan

ginjal parah, kehamilan dan menyusui.

7. Dosis : awal, sehari 2,5mg, dinaikan 2,5mg  dengan interval 3-5 hari sampai        metabolik

tercapai.

8. Glucobay (akarbose) 50mg, 100mg

9. Indikasi : terapi penambah untuk diet, penderita diabetes melitus

10.KI: hipersensitif, gangguan intenstinal kronis berkaitan dengan absorbsi dan     pencernaan,

gangguan ginjal berat dan kehamilan.

11.ES: gangguan pencernaan seperti kembung, diare, nyeri saluran cerna.

12.Dosis : awali dengan 50mg, kemudian ditingkatkan  hingga 100-200mg 3X

          sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah  4-8 minggu.

  13. Clamega (glibenklamid) 5mg

  14. I : diabetes melitus ringan atau sedang.

  15. KI: diabetes militus dengan komplikasi dan ginjal parah.

  16. ES : reaksi hipoglikemia, reaksi alergi kulit

  17. DS : ½ tablet perhari bersama makan pagi, dosis dapat di tingkatkan hingga 1 tablet, maksimum 3

tablet per hari

Page 29: Makalah Fartok Dm Klpk 6

BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik

absolut maupun relatif.

Ada dua jenis diabetes yaitu diabetes tipe l dan diatetes tipe ll .

Diabetes tipe I diakibatkan karena tejadinya kerusakan pankreas sehingga insulin harus di

datangkan dari luar. Diabates tipe II atau disebut juga DM yang tidak tergantung pada insulin

yang disebabkan karena insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik.

B.  Saran

            Bagi penderita diabetes melitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola makan dan

diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain menjaga pola makan dan

diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes seperti metformin

dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya terhadap kadar gula darah.

Page 30: Makalah Fartok Dm Klpk 6

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, K., E. Yulinah. (2004). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia L.).

Anonim. (2008). Peran DIIT Dalam Penanggulangan Diabetes

Guyton, A. C. (1990). Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.

Hal. 707-708.

Katzung, B.G. (2002). Farmakologi Dan Klinik. Edisi Kedua. Surabaya: Universitas Airlangga

Press. Hal. 125-126.

Mycek, M. J., Harvey, R.A., Champe, P. C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi

Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Hal. 261-262.

Schunak. W. (1990). Senyawa Obat. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hal. 558.

Tan, H.T. dan K. Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat,

Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Cetakan

Pertama. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Hal. 742.

Yosef. (2007). Terapi Kombinas Antidiabetika Oral Metformin Dan Glibenklamid Untuk

Diabetes Melitus Tipe-

www.yosefw.wordpress.com.