MAKALAH Promkes New

33
MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DENGAN SASARAN REMAJA OLEH : KELOMPOK 4 1. FITRI DWI KAYANTI 2. MARIA ANDRINAYANTA 3. RARA ATLANTIKA 4. TITIN ANDRIYANI YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

description

makalah promkes

Transcript of MAKALAH Promkes New

Page 1: MAKALAH Promkes New

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DENGAN SASARAN REMAJA

OLEH :

KELOMPOK 4

1. FITRI DWI KAYANTI

2. MARIA ANDRINAYANTA

3. RARA ATLANTIKA

4. TITIN ANDRIYANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG D.III

MATARAM

2014

Page 2: MAKALAH Promkes New

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, karena atas rahmat-Nyalah

saya dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan Remaja. Makalah ini

ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan. Tidak lupa saya

ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah promosi kesehatan ini:

1. Ns. Agus Supinganto, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram

2. Irni Setyawati, M.Keb., selaku Ketua prodi DIII Kebidanan

3. Misroh Mulyaningsih, M.ph, selaku Dosen Promosi Kesehatan

Dalam penyusunan makalah Promosi Kesehatan ini masih terdapat banyak

kekurangan, dan oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga Makalah

Promosi Keseahatan ini bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Maret 2014

Penyusun

ii

Page 3: MAKALAH Promkes New

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Tujuan............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................... 5

A. Pengertian Remaja ......................................................................... 5

B. Pengertian Promosi Kesehatan ...................................................... 6

C. Metode Promosi Kesehatan ........................................................... 8

D. Media / Sarana Promosi Kesehatan ............................................... 10

E. Sasaran Promosi Kesehatan ........................................................... 12

F. Promosi Kesehatan Pada Remaja .................................................. 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 19

A. Kesimpulan .................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

iii

Page 4: MAKALAH Promkes New

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 1 miliar manusia atau setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah

remaja. Sebanyak 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di

Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara

tahun 1970 dan 2000, kelompok umur 15 – 24 jumlahnya meningkat dari 21

juta menjadi 43 juta atau 18% menjadi 21 % dari total jumlah populasi

penduduk Indonesia (Kusmiran, 2011).

Seiring dengan meningkatnya populasi remaja di Indonesia, masalah gizi

remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi

dewasa (Pudjiadi, 2005). Remaja memiliki pandangan tersendiri mengenai

tubuhnya (body image) yang seringkali salah (Notoatmodjo, 2010).

Bagi sebagian besar remaja putri tubuh ideal merupakan impian. Untuk

mendapatkan impian tersebut, biasanya banyak remaja putri yang melakukan

diet ketat (yang menyebabkan remaja kurang mendapatkan makanan yang

seimbang dan bergizi), mengkonsumsi minuman atau obat pelangsing, minum

jamu, dsb. Bila tidak dilakukan dengan benar, upaya tersebut dapat berakibat

pada penurunan status gizi (Sayogo, 2011).

Pada umumnya remaja putri mempunyai pola dan kebiasaan makan

yang homogen dimana asupan energi dan zat gizi kurang dari angka

kecukupan gizi (AKG) yang sudah dianjurkan. Hal ini juga terlihat bahwa

hampir separuh remaja putri mempunyai berat badan rendah dan tinggi badan

yang kurus, serta sepertiga dari mereka kurus, yang menunjukkan adanya

hambatan pertumbuhan (Sayogo, 2011).

Untuk kelompok umur 13-15 tahun penilaian status gizi berdasarkan

TB/U dan IMT/U. prevalensi nasional kurus pada remaja umur 13-15 tahun

adalah 11,1 persen terdiri dari 3,3 persen sangat kurus dan 7,8 persen kurus.

Prevalensi sangat kurus terlihat paling rendah di Bangka Belitung (1,4 %) dan

1

Page 5: MAKALAH Promkes New

2

paling tinggi di Nusa Tenggara Timur (9,2%). Sedangkan di NTB mencapai

15,0%. prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional

sebesar 9,4 persen (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus). Sedangkan di NTB

mencapai sekitar 16,0%. prevalensi risiko KEK wanita usia subur (tidak

hamil). Secara nasional prevalensi risiko KEK WUS sebanyak (20,8) persen.

Prevalensi di NTB mencapai sekitar (28,8%). Pada wanita tidak hamil

kelompok umur 15-19 tahun prevalensinya naik (15,7%). Remaja usia 15-19

tahun risiko kekurangan energi kronik pada tahun 2007 (30,9%) dan pada

tahun 2012 naik menjadi (46,6%). Data ini menunjukan bahwa banyak remaja

Indonesia dan khususnya di NTB yang mengalami masalah gizi. (Riskesdas

RI, 2013)

Remaja putri mempunyai risiko tinggi untuk anemia karena pada usia

ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan, adanya

menstruasi, sering membatasi konsumsi makan, serta pola konsumsinya sering

menyalahi kaidah-kaidah ilmu gizi (Arisman, 2009).

Remaja merupakan calon pemimpin di masa datang, calon tenaga kerja

yang akan menjadi tulang punggung produktivitas nasional, serta sebagai

calon ibu yang akan memasuki usia reproduksi sehat yaitu 20-30 tahun dan

akan melahirkan generasi penerus serta merupakan kunci perawatan anak di

masa datang. Oleh karena itu, kualitas remaja khususnya remaja putri perlu

mendapat perhatian khusus (Nursari, 2010).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui dan memahami masalah promosi kesehatan

pada remaja.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mengetahui pengertian remaja

b. Mahasiswa mengetahui definisi pengertian promosi kesehatan

c. Mahasiswa mengetahui metode promosi kesehatan

Page 6: MAKALAH Promkes New

3

d. Mahasiswa mengetahui media/sarana promosi kesehatan

e. Mahasiswa mengetahui sasaran promosi kesehatan

f. Mahasiswa memahami masalah promosi kesehatan pada remaja

Page 7: MAKALAH Promkes New

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu

(Notoatmodjo, 2007). Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan

masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang

kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat

berpengaruh terhadap perilaku.

Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai

dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya

konfrensi Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada

pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang di

dalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion.

Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer

seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah

penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan populer istilah-

istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social

Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu

kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari

sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan

penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap

program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit

menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi

lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan

lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi

kesehatan.

Page 8: MAKALAH Promkes New

5

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau

pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi

dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi

kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai

promosi kesehatan :

“Health promotion is the process of enabling people to increase

control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical,

mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify

and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the

environment” (Ottawa Charter,1986).

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut di atas bahwa Promosi

Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai

derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka

masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,

kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya

(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain

pada promosi kesehatan sebagai berikut :

“Health promotion is programs are design to bring about “change”

within people, organization, communities, and their environment ”.

Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan

yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam

masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi

berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan

peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang

menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi kesehatan

merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari,

Page 9: MAKALAH Promkes New

6

oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut

dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan

semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan

dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses

pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi

lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturan

perundangan.

B. Metode Promosi Kesehatan

Metode promosi kesehatan berdasarkan teknik komunikasi dapat

dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Metode penyuluhan langsung

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap

muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain; pertemuan diskusi,

pertemuan di sekolah.

2. Metode yang tidak langsung

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara

tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan

perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak,

melalui pertunjukan film, dsb.

Metode promosi kesehatan berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai

dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

a. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and counceling)

Dengan cara ini kontak antar klien dengan petugas lebih

intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan

dibantu penyelesaiannya.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk

menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,

apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui

Page 10: MAKALAH Promkes New

7

apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai

dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

2. Metode Pendidikan Kelompok.

a. Kelompok Besar

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Ceramah akan berhasil apabila penceramah

menguasai materi yang akan diceramahkan serta menggunakan

alat-alat bantu pengajaran semaksimal mungkin.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar

dengan pendidikan menengah ke atas.

b. Kelompok Kecil

1) Diskusi Kelompok

2) Curah Pendapat (Brain storming)

3) Bola salju (Snow balling)

4) Kelompok – kelompok kecil (Buzz group)

5) Memainkan peranan (Role play)

6) Permainan simulasi (Simulation game)

3. Metode Pendidikan Massa

a. Ceramah Umum (Public speaking)

b. Pidato

c. Sinetron

d. Tulisan di majalah atau Koran

e. Billboard

Metode promosi kesehatan berdasarkan indera penerimanya dapat

dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Metode melihat / memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran

melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan

Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film

Page 11: MAKALAH Promkes New

8

2. Metode pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui

indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah,

dll

3. Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat,

didengar, dicium, diraba dan dicoba)

C. Media / Sarana Promosi Kesehatan

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan

sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar,

diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan

penyebarluasan informasi.

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya

menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam

menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun

tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran

2. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh

sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-

keuntungan :

1. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan

contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah

tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.

2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah

ditangkap.

3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.

4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang

dianjurkan.

Page 12: MAKALAH Promkes New

9

Alat-alat peraga yang digunakan sebagai media promosi kesehatan

dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok besar yaitu :

1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal,

mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini

kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat

bantu mengajar.

2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan

bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan.

Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal

ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat

dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik

dan lain-lain.

3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.

a. Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar

dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya,

tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang

lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat

yangmudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai

desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam

poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo.

Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak,

memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus

menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan

saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal

lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong

untuk bertindak.

b. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-

kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar

yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet

digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah,

Page 13: MAKALAH Promkes New

10

misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi

tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat

diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan

seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan

lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana

seperti di photo copy.

4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll

a. Photo

Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :

1) Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,

menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan

dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan

kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan.

2) Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan

tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok

persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk

bahan brosur, leaflet, dll

b. Slide

Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup.

Slide ini sangat efektif untuk membahas suatu topik tertentu, dan

peserta dapat mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena

slide sifatnya dapat diulang-ulang

c. Film

Film lebih ke arah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun

bernuansa edukatif.

D. Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran

dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :

Page 14: MAKALAH Promkes New

11

1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan

menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan

menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak

sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini

sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki

kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,

dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat

tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan

promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan

diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat

untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan

adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan

(policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-

kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan

memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun

sasaran primer dari usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

E. Pengertian Remaja

Pendapat tentang rentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli,

organisasi, atau lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi

perkembangan dan masa anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun.

Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa” Definisi

remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah

periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa

Page 15: MAKALAH Promkes New

12

Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24

tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services

Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21

tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-l4 tahun); remaja

menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini

kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang

mencakup usia 10-24 tahun.

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dan tiga sudut pandang, yaitu

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12

tahun sampai 20-21 tahun;

2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan flsik

dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa di mana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, di

antara masa anak-anak menuju masa dewasa.

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi

eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari

masa anak-anak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri

abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri

dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi

perbandingan sosial. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah

sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan

di sekitarnya. Di samping itu, remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan

seksual, dimana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat

bervariasi (Kusmiran, 2011).

F. Promosi Kesehatan Pada Remaja

1. Ruang Lingkup

Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi,

sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.

Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata

Page 16: MAKALAH Promkes New

13

kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor

perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina

kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis

diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran

remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat

menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan

kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka.

Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan.

Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.

Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat,

keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku

remaja yang positif dan sebagainya.

2. Pengetahuan Dasar Bagi Remaja

Pengetahuan Dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar

mereka mempunyai kesehatan reproduksi yang baik, antara lain :

a. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek

tumbuh kembang remaja)

b. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana

merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan

pasanganya

c. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap

kondisi kesehatan reproduksi

d. Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

e. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual

f. Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya

g. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat

kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif

h. Hak-hak reproduksi

3. Masalah kesehatan pada remaja :

a. Masalah jerawat 85% dialami remaja dan diketahui merupakan

masalah kesehatan yang serius yang menyertai remaja.

Page 17: MAKALAH Promkes New

14

b. Rokok

c. Penggunaan obat dan kekerasan (penggunaan obat-obat medis,

perangsang, obat tidur, dan penenang)

d. Penggunaan psikotropika

e. Nutrisi (kekurangan nutrisi atau kegemukan)

f. Gangguan makan (anoreksia nervosa, bulimia nervosa, fitnes dan

latihan fisik)

g. Stress (gejala fisik yang dapat mempengaruhi pada keadaan kronik

atau stress yang extrem. Gejala psikologik misalnya cemas, sedih,

gangguan makan, depresi, insomnia,)

h. Pelaksanaan aktivitas seksual.

4. Bimbingan terhadap remaja

Promosi kesehatan pada remaja juga mencakup promosi kesehatan

pranikah yang merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang

ditujukan pada masyarakat reproduktif pranikah. Bimbingan terhadap

remaja antara lain mencakup :

a. Perkawinan yang sehat

Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan,

menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan

bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan

memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang dilahirkan

juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.

b. Keluarga yang sehat

Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara

mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah

kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera.

Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga

bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan

kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial

ekonominya mendukung kehidupan anggota keluarganya.dan mampu

Page 18: MAKALAH Promkes New

15

menabung untuk persiapan masa depan. Selain itu keluarga sejahtera

juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga

lain.

c. Sistem reproduksi dan masalahnya

Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia.

Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan

remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa

kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan. Penjelasan juga

diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang

dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi

dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti

penyakit-penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.

d. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan pada

masa remaja.

Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui

penyakit-penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau

juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau

persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.

Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu

mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal,

hipertensi, DM, anemia, tumor.

e. Sikap dan perilaku remaja pada masa kehamilan dan persalinan

Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa

kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan

mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi

gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau

benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan

perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa

mungkin terjadi.

Page 19: MAKALAH Promkes New

16

5. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan

Pencegahan dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa

sakit usaha tersebut adalah :

a. Masa sebelum sakit

1) Promosi  kesehatan (health promotion)

Dalam hal ini pendidikan kesehatan diberikan kepada perorangan,

kelompok atau masyarakat agar dapat mencegah terjadinya

penyakit. Misalnya agar sasaran para remaja meningkatkan gizi

sehat dari apa yang dikonsumsinya setiap hari dan melakukan

kebiasaan hidup sehat, agar para remaja tidak menggunakan

narkoba dan sejenisnya.

2) Perlindungan khusus (specific protection)

Pendidikan kesehatan diberikan agar mengerti/memahami akan

pentingnya perlindungan khusus terhadap serangan penyakit

contohnya pemberian imunisasi TT bagi remaja (TT WUS)

b. Pada masa sakit

1) Diagnosis  dini dan pengobatan segera (early diagnosis and promt

treatment)

Peserta didik diberikan pemahaman tentang pengenalan dan

pengertian jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan

pengobatan yang tepat seawall mungkin. Contohnya penndidikan

tentang penyakit menular seksual akibat pergaulan bebas.

2) Pembatasan kecacatan (disbability limination)

Peserta didik diberikan pengertian untuk melakukan pengobatan

sesempurna mungkin, sehingga dapat dicegah adanya gangguan

kemampuan kerja yang ditimbulkan akibat adanya dampak dari

penyakitnya, yang bisa berupa kecacatan.

Page 20: MAKALAH Promkes New

17

3) Rehabilitasi(rehabilitation)

Disini cacat terjadi. Dalam hal ini peserta didik diberi pengertian

dan dorongan tetap semangat bekerja dan berbaur ditengah

masyarakat seperti halnya sebelum terjadi kecacatan.

6. Tugas bidan pada remaja

Salah satu peran bidan adalah sebagai pendidik bagi : remaja putri,

calon ibu, WUS, ibu hamil, ibu nifas, kader dimasyarakat dalam kesehatan

ibu dan anak. Seorang bidan dalam menjalankan peran tersebut harus

mempunyai kompetensi sebagai edukator, fasilitator, advokator dan

motivator.

Pendidikan kesehatan/ promosi kesehatan yang dilaksanakan pada

remaja adalah pentingnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi

wanita dan masalah gizi pada remaja.

Tugas bidan pada sasaran para remaja antara lain :

a. Pengaturan menu seimbang/gizi seimbang untuk remaja

b. Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja

c. Konseling pada remaja mengenai :

1) Perubahan fisik/biologi sesuai dengan usia perkembangan remaja

putra/putri

2) Perubahan emosi dan perilaku pada usia remaja

3) Proses kehamilan yang mungkin dapat terjadi pada usia remaja dan

dampaknya

4) Penyalahgunaan obat dan bahan yang berbahaya, termasuk dalam

kelompok narkoba

5) Kenakalan remaja

7. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada remaja

Remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang

seksualitas untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini,

eksploitasi atau risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah

Page 21: MAKALAH Promkes New

18

kesehatan dan sosial seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit

menular seksual meliputi HIV/AIDS.

Pendidikan seksual sebaiknya menjadi kurikulum rutinitas pada

sekolah menengah pertama dan atas. Pendidikan kesehatan juga sebagai

komponen komunitas – target program dasar pencegahan pada ibu hamil,

pencegahan kekerasan, penurunan kekerasan, perkembangan anak muda.

atau pelayanan kesehatan reproduksi. Tenaga kesehatan juga bertanggung

jawab untuk memberikan pendidikan seksual pada remaja sebagai bagian

dari pencegahan penyakit. Tidak semua sekolah memiliki instruksi dasar

dan peraturan tentang kelas pendidikan seksual.

8. Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada remaja

a. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya

b. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik

tentang seks yang berhubungan issue saat ini

c. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan

mengakui pasien sebagai individu dan isu serta nilai dalam keluarga.

d. Khusus menyediakan, kepercayaan, budaya sensitif dan konseling

yang tidak ternilai tentang isu penting seksualitas (konseling umum,

pencegahan kehamilan tidak diinginkan, strategi pencegahan penyakit

menular HIV/AIDS)

e. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada

anak dan remaja dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian,

biseksual anak muda)

f. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang

menjalani perilaku seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS

akan diberikan pada perempuan yang menjalani seksual aktif.

g. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual di

sekolah, institusi keagamaan, dan komunitas lainnya.

Page 22: MAKALAH Promkes New

19

h. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk

meningkatkan strategi yang menyeluruh untuk menurunkan kejadian

perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang merugikan.

9. Level pencegahan penyakit pada remaja:

a. Primary prevention: immunisasi lanjutan (Vaksin HPV) atau

pendidikan kesehatan/konseling tentang nutrisi, rokok, sexual

education, alcohol, managemen stress.

b. Secondary prevention: Screening test ; pemeriksaan payudara sendiri

sejak anak mulai mendapatkan mestruasi, pap smear bagi remaja yang

telah melakukan hubungan seksual aktif, tes kolesterol, pemeriksaan

Hb

c. Tertiary prevention: pendidikan pada pasien untuk menurunkan

kondisi sakit dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki,

misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang menderita kanker.