Makalah Pneumothoraks Case 5 Tuan Gustav
-
Upload
putu-putri-kasari -
Category
Documents
-
view
33 -
download
16
Transcript of Makalah Pneumothoraks Case 5 Tuan Gustav
BAB I PENDAHULUAN
Kasus
Halaman 1
Saat anda sedang bertugas sebagai ko ass jaga di IGD, dating pasien diantar oleh temannya :
Tn Gustav,30 tahun. Ia mengeluhkan sakit pada dada kiri atas dan menjadi sesak saat bernapas. Keluhan ini dirasakan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri dada yang dirasakan bertambah berat dan timbul saat dia menonton pertandingan bola di televise. Dia juga mengeluhkan pusing, batuk, dan badannya terasa lemah.
Dalam anamnesa selanjutnya didapatkan Tn. Gustav sudah merokok sejak usia 13 tahun, sebanyak 10 batang per hari. Dia belum pernah merasakan keluhan ini sebelumnya.
HIPOTESIS : - penyakit pleura
-.Penyakit paru restriktif : atelektasis, pneumothoraks, Ca. Paru, fibrosis paru, kel saraf
- angina pectoris
Halaman 2
Anda pun segera melakukan pemeriksaan dan melaporkan ke dokter jaga IGD.
- Keadaan umum : tampak sakit sedang dan tampak sesak- TB/BB: 175cm/45kg- Tanda vital:
1. TD : 90/70 mmHg2. Pernapasan : 32x/menit3. Nadi 130x/menit4. Suhu : 37,3 C
- Jalan napas bebas, trakea deviasi ke kanan, tidak tampak sianosis- Thoraks :
o Inspeksi : statis dada kiri tampak menonjol, dinamis dada kiri tampak
tertinggalo Palpasi : fremitus taktil kana< kiri
o Perkusi : hipersonor pada dada sebelah kiri
o Auskultasi : suara napas dasar melemah pada dada kiri
- Abdomen dan eksremitas dalam batas normal
Sambil merencanakan untuk pemeriksaan penunjang, anda pun memberikan pasien terapi oksigen dengan kanul nasal sebanyak 4 L/menit.
Halaman 3
- Hasil pemeriksaan darah :o Darah rutin : DBN
o Analisa gas darah : pH 7.27, pCO2 71.5, pO2 80, HCO3 30 mEq, BE +2,8,
saturasi O2 90 %- Pemeriksaan rotgen thoraks :
Paru kiri kolaps dibatasi pleura line, da tidak didapatkan corakan bronkovaskular disekitarnya. Trachea dan mediatinum deviasi ke kanan. ICS agak melebar.
Halaman 4 Sesudah mendapatkan hasil dari pemeriksaan penunjang dokter jaga menegakkan diagnosis pneumothoraks spontan hemithoraks kiri untuk tuan Gustav.kemudian memberikan terapi awal sebelum pasien masuk perawatan.
Terapi : dilakukan pemasangan WSD
BAB II LANDASAN TEORI
Penyakit paru restriktif
Pulmonal
Atelektasis
1. Definisi : berkurangnya jumlah vol paru akibat tidak memadainya ekspansi rongga udara
2. Klasifikasi
brdasarkan mek yg mendasari atau distribusi kolaps alveolus, dibagi jadi 4 :
a. Atelektasis resorpsi
Terjadi karna ada sumbatan/obstruksi jalan napas karna sekresi mucus berlebihan seperti pada bronchitis kronik, asma bronchial,dll.
Dapat pula disebabkan oleh aspirasi benda asing (terutama pada anak), tumor (terutama karsinoma bronkogenik), pembengkakan KGB & aneurisme PD.
b. Atelektasis kompresi (pasif/relaksasi)
Berkaitan dengan penimbunan cairan, darah ata udara dalam rongga pleurayang secara mekanis membuat paru didekatnya kolaps.
Sering terjadi pada efusi pleura yang umumnya disebabkan oleh gejala kongestif & pneumothoraks. Atelektasis basal akibat posisi diafragma yang meninggi sering terjadi pada pasien tirah baring, asites, & pasca pembedahan.
c. Mikroatelektasis (atelektasis non obstruktif)
pulmonal
Ekstra pulmonal1. Ca paru
2. atelektasis
1. Penyakit pleura
2. Gangguan dinding dada
3. Kelemahan otot pernapasan
Berkurangnya ekspansi paru secara generalisata akibat serangkaian proses, ex: hilangnya surfaktan
Terjadi pada sindrom gawat napas akut pada neonates serta beberapa penyakit paru dengan peradangan interstisium & pada pasien pasca bedah.
d. Atelektasis kontraksi (sikatrosi)
Terjadi jika fibrosis local/generalisata, paru atau pleura menghambat ekspansi & peningkatan recoil elastic sewaktu ekspirasi.
Ekstrapulmonal
Gangguan Dinding Dada
Gangguan rangka thoraks ada 4 jenis : kifoskoliosis, pektus ekskavatus, onkilosis spondilitis, dan torakoplasti yang sudah sembuh.
1. Kifoskoliosis
a. Etiologi : 80% idiopatik, 20% poliomyelitis/ Tb tulang blakang (pott disease)
b. Kifoskoliosis berat + bentuk dada yg tidak simetris
Fungsi & posisi otot2 pernapasan abnormal
Penekanan pada paru (PD alveolar/ PD paru)
Vol paru kecil
Ketidakseimbangan ventilasi & perfusi
Ventilasi alveolar terbatas
Hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratoris
Penurunan PaO2
Gagal napas
Penekanan PD paru
Hipertensi pulmonal & kor pulmonal
2. pektus ekskavatus
deformitas congenital bag bawah sternum melekat pada tulang belakang bag thoraks lewat ikatan-ikatan fibromuscular bag bawah sternum spt gua jarang menimbulkan gejala berat, kecuali hambatan ringan pada ventilasi.
3. onkilosis spondilitis
depresi rangka toraks akibat pembedahan yang dulu dilakaukan u/ Tb efek pasca OP: disfungsi paru
4. torakoplasti yang sudah sembuh
suatu penyakit yang menyebabkan reduksi simetris pada pergerakan bag thoraks bertulang akibat penulangan sendi vertebrae & ligament
fiksasi iga & bertambahnya kekakuan dinding dada hambatan ventilasi ringan td ada gejala
Cedera lain :
1. cedera dinding dada tertutup (fraktur iga sederhana) menghambat ventilasi
nyeri dada + robekan otot keterbatasan ventilasi volume tidal, peningkatan frekuensi pernapasan, menghambat volunteer reflex batuk lansia gangguan pembersihan secret, infeksi sal pernapasan, kelaian gas darah, gagal napas
2. flail chest kerusakan hebat dinding dada akibat cedera remuk (kecelakaan mobil) + fraktur iga multiple
flail chest dinding dada tdk stabil pergerakan paradox dinding dada + gerakan pendulum isi mediastinum selama siklus pernapasan mengganggu alir balik vena ke jantung pirau bolak-balik udara ruang mati dalam paru
3. sindrom Pickwickian (sindrom hiperventilasi obese)
sekelompok gambaran klinis (hipoventilasi alveolar kronik, somnolen, polisitemia, hipoksemia, hiperkapnia) pada orang yang sangat gemuk
Intepretasi
Page 1
Tuan gustav, laki2, 30 tahun
Riwayat merokok sejak usia 13 tahun, 10 btg/ hari
Terjadi peningkatan pengeluaran tripsin
Menghancurkan jar paru
Pelebaran alveoli dan septa pecah
Membentuk suatu bula berdinding tipis
Bula/blebs rentan pecah
Udara keluar dr pleura
Penumpukan udara
FR: perokok laki2, usia 20-40thn, kurus dan tinggi
Inspirasi, udara masuk ke pleura
Aliran darah balik ke jantung menurun
Perfusi O2 menurun
O2 ke sirkulasi
menurun
- Pusing- lemah
Iskemia pd bag apex
paru
Nyeri dada bag atas
TD menurun
Kompensasi
RR dan P meningkat
Tekanan meningkat
Saat ekspirasi, udara tdk keluar dr rongga pleura
Tekanan di pleura makin ber –
Robekan pleura mengarah ke hilus
Dr mediastinum ke atas, kearah leher
Deviasi trakea kea rah sehat
Sesak napas
- RR meningkat- batuk
Mengandung karbon CO
Akan berikatan dgn Hb
Sehingga O2 tdk terikat dgn Hb
O2 ke jaringan trun
Hipoksia jaringan
Saturasi O2 trun
Page 2
Rokok
Merusak dinding sal napas perifer (distal)
Udara terperangkap
Alveolus mengembang
Terbentuk bleb (biasa bag apex)
Pecah
Udara masuk rongga pleura (pneumothoraks)
Mendorong parenkim
Kolaps
WSD dan kanul nasal O2 4L/menit
Perkusi hipersonor
Taktil premitus dada kiri << kanan
Paru tdk mengembang saat inspirasi
Gangguan difusi
Sesak
RR meningkat
Tek intra thorakal
Penurunan aliran balik vena dan vebtrikel kanan
CO menurun
Kontraktilitas meningkat
TD trun
Pulse naik
Inspeksi
Statis dada kiri menonjol
Dinamis dada kiri tertinggal saat
inspirasi
Page 3
Pemeriksaan darah
Darah Rutin = normal tidak ada infeksi Analisa gas darah
o pH = 7,27 (↓ ) N: 7,35-7,45
o pCO2 = 71,5 (↑) N : 35-45
o pO2 = 80 (N) N:80-100
o HCO3 = 30mEq(↑) N: 21-28 kompensasi terhadap asidosis respiratorik
o BE = + 2,8 (↑) N: -2,5 s/d +2,5
o Saturasi O2 = 90% (↓) N: 95 – 100%
Pemeriksaan Rontgen Thorax
Paru kiri kolaps dibatasi pleural line
Tidak didapatkan corakan bronkovaskuler disekitarnya
Trachea dan mediastinum deviasi ke kanan
ICS agak melebar
Pada Kasus
Asidosis Respiratorik
Akut
Gejala Klinis : Air Hunger;disorientasi;pH<7,35;pCO2=50-100;HCO3-
=> 27
terjadi pada penyumbatan jalan napas mendadak. retensi CO2 yangn
akut dan parah mula-mula mengaktifkan kapasitas pendapar dari
protein intrasel dan ekstrasel . sistem pendapar bikarbonat berespon
hanya setelah pendapar ini terpakai.
dalam 10 - 15 menit , setelah kegagalan pernapasan akut, HCO3
mulai meningkat . bikarbonat meningkat sekitar 1 mEq/L untuk setiap;
10 mmHg pCO2
Kronik
gejala klinis : Hipoventilasi,hipoksemia,sianosis ; pH=<7,35;
pCO2=50-100; HCO3=>35
pada PPOK ( bronkitis kronik , fibrosis, jaringan parut paru
mengganggu ekskresi CO2 lebih parah dibandingkan pengaruhnya
pada oksigenisasi
penimbunan co2 yang lama memicu peningkatan pembentukan
bikarbonat menyebabkan peningkatan ekskresi H+ oleh ginjal
bikarbonat meningkat 3,5mEq/L untuk setiap peningkatan 10 mmHg
pCO2
Asidosis Respiratorik
Base Excess kelebihan basa
Menggunakan pengukuran ph dan pCO2 untuk memperkirakan jumlah basa
yang dibutuhkan untuk menormalkan pH cairan ekstrasel = 7,4 dan pCO2 =
40 mmHg
Untuk mengetahui defisit basa memberikan berapa banyak basa yang
dibutuhkan
Rokok CO mengikat Hb o2 menurun saturasi o2 menurun
Chest X-Ray
Bayangan udara dalam rongga pleura memberikan bayangan radiolusen tanpa struktur jaringan paru (avaskuler)
Jika pneumotoraks luas menekan jaringan paru ke arah hillus/paru menjadi kolaps mendorong mediastinum ke arah kontralateral
PNEUMOTORAKS
Peningkatan tekanan
Saat ekspirasi, udara tidak keluar dari rongga pleura
Gagal bernapas
Hiperkapnia
Pco2↑ dan pH↓
Kompensasi
Retensi CO2
Hipoventilasi
↑pCO2
↑HCO3
↑ usaha napas
Banyak udara terkumpul dalam rongga pleura
Mendesak mediastinum dan paru yang sehat
Trakea mediastinum kearah kanan
Pelebaran / penebalan pleura
Pelebaran ICS
↑HCO3