Makalah PBL Cardiovascular-1
description
Transcript of Makalah PBL Cardiovascular-1
Pembentukan serta Peran dari Sel Darah Merah
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
Tahun Ajaran 2014/2015
Abstrak
Darah merupakan cairan yang dimiliki oleh manusia. Di dalam darah terdapat berbagai
macam kandungan, salah satunya yaitu kandungan protein dalam darah yang dibagi menjadi
protein sederhana dan gabungan. Darah juga memiliki komponen tersendiri seperti eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Di samping itu darah juga dapat diamati melalui struktur
mikroskopiknya. Darah mengandung hemoglobin yaitu gabungan dari heme dan globin. Darah
sangat penting peranannya karena memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai alat transport
bagi oksigen dan pengatur stabilitas suhu tubuh.
Kata Kunci: darah, eritrosit, heme, hemoglobin
Abstract
Blood is a liquid that is possessed by humans. In the blood, there are different kinds of content, one of
them is protein in the bloods that are divided into simple protein and combined protein. Blood also has
its own components such as erythrocytes, leukocytes, and platelets.In addition, blood can also be
observed through the microscopic structure. Blood contains hemoglobin which is a combination of heme
and globin. Blood is very important role because it has a variety of functions, such as a transport for
oxygen and temperature stability of the regulatory body.
Key Words: blood, erythrocytes, heme, hemoglobin
Pendahuluan
Darah adalah suatu cairan yang dimiliki oleh semua makhluk hidup di dunia ini (kecuali
tumbuhan) yang berfungsi sebagai alat transportasi dalam mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia yang merupakan hasil dari
metabolisme, dan juga dapat berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap virus maupun bakteri.
Berdasarkan uraian singkat di atas, serta dengan berdasarkan pada skenario masalah dimana
seorang pasien perempuan muda mengeluh cepat lelah dan lemas. Dari pemeriksaan laboratorium darah
diperoleh gambaran sel darah merah mikrositik hipokrom. Perempuan tersebut didiagnosis mengalami
anemia defisiensi besi, maka disusunlah makalah ini dengan judul “Pembentukan serta Peran dari Sel
Darah Merah” dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui pengaruh dari zat besi itu sendiri dalam
proses pembentukan sel darah merah.
Protein Darah
Darah merupakan suatu jenis dari jaringan ikat yang terdiri dari beberapa jenis sel yang
tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma. Tubuh manusia pada umumnya
mengandung 4-6 liter darah. Plasma darah mengandung sekitar 90% air. Di antara berbagai jenis zat
yang larut dalam air terdapat garam-garam anorganik yang disebut sebagai elektrolit darah dan terdapat
di dalam plasma dalam bentuk ion terlarut. Konsentrasi dari ion-ion ini sangat penting dalam
pemeliharaan keseimbangan osmotik darah. Beberapa ion juga mempunyai kemampuan untuk
menyangga pH darah pada manusia yang nilai normalnya adalah 7,4. Kemampuan otot dan saraf dalam
berfungsi secara normal juga bergantung pada konsentrasi ion-ion kunci dalam cairan interstisial, yang
mencerminkan konsentrasi ion-ion tersebut dalam plasma. 1
Protein dalam plasma dibedakan menjadi protein sederhana dan protein campuran. Albumin,
Globulin, dan Fibrinogen merupakan contoh dari protein sederhana. Sedangkan, protein campuran
seperti glikoprotein, lipoprotein, dan hemoglobin.
Albumin merupakan protein plasma kecil yang diproduksi di hepar dan bekerja secara osmotic
untuk membantu menahan volume intravaskular di dalam ruang vaskular serta sebagai transpor
bilirubin, hormone steroid dan obat-obatan. Penurunan albumin serum (hipoalbuminemia) dapat
menimbulkan terjadinya edema oleh karena gerakan air yang keluar dari vaskular dan masuk ke dalam
ruangan interstisial. Edema terlihat pada malnutrisi protein yang terjadi karena penurunan produksi
albumin. Berat molekul albumin adalah sekitar 65.000-68.000 Da.2
Globulin adalah kelompok protein yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam larutan
garam yang encer. Globulin yang terdapat dalam darah terdiri atas alfa globulin, beta globulin, dan
gamma globulin. Globulin berfungsi sebagai pengangkut lemak, vitamin, hormon, dan mineral. Gamma
globulin berperan sebagai antibodi. Globulin berguna untuk membentuk fibrinogen, musculin,
crystallin, dan antibodi. . Berat molekul dari globulin adalah sekitar 90.000-156.000 Da.3
Fibrinogen merupakan faktor penggumpalan yang membantu menyumbat kebocoran ketika
pembuluh darah mengalami luka.1 Fibrinogen mengalami pembentukan pada organ hati dan memiliki
berat molekul yang paling besar dibandingkan albumin dan globulin, yaitu sekitar 340.000 Da.
Sintesis Heme
Dalam reaksi pada pembentukan heme yang dikatalisis oleh δ-ALA dehidratase, 2 molekul δ-
ALA menyatu untuk membentuk pirol porfobilinogen. Empat dari cincin-cincin pirol ini akan
berkondensasi dan membentuk sebuah rantai linear dan kemudian serangkaian porfirinogen. Rantai-
rantai sisi porfirinogen ini mula-mula mengandung gugus asetil (A) dan propionil (P). Gugus asetil
akan mengalami dekarboksilasi guna membentuk gugus metal. Kemudian dua rantai sisi proprionil
yang pertama mengalami dekarboksilasi dan teroksidasi ke gugus vinil, membentuk protoporfirinogen.
Jembatan metilen kemudian akan mengalami oksidasi untuk membentuk protoporfirin IX dalam reaksi
yang dikatalisis oleh ferokelatase.
Hem mengatur sintesisnya sendiri melalui mekanisme yang mempengaruhi enzim pertama dalam
jalur, δ-ALA sintase. Hem akan menekan pembentukan enzim ini, dan juga secara langsung
menghambatnya . seiring dengan peningkatan kadar heme, kecepatan sintesis heme akan berkurang.
Heme juga mengatur sintesis hemoglobin dengan merangsang pembentukan protein globin. Heme
mempertahankan kompleks inisiasi ribosom dalam keadaan aktif.4
Komponen Darah
Darah terdiri atas 2 bagian, yaitu unsur yang berbentuk atau sel-sel darah dan plasma,
cairan dimana sel-sel darah itu terendam. Unsur yang berbentuk dari darah antara lain seperti eritrosit,
leukosit dan trombosit (Gambar 1).
Gambar 1. Komponen Darah
Sumber: google.com
Plasma darah yang merupakan cairan dimana sel-sel darah terendam, selain terdapat sel-
sel darah, plasma juga menjadi wadah berbagai bahan organik dan anorganik. Bahan anorganik yang
terdapat pada plasma sebagai besar dalam wujud ion, seperti Na+ dan K+ yang merupakan ion yang
paling banyak dalam plasma.
Komponen lain dari darah ialah eritrosit atau sel darah merah yang memiliki fungsi
primer untuk mengangkut oksiden dan karbondioksida serta sari-sari makanan. Secara umum, eritrosit
memiliki bentuk cakram bikonkaf tanpa inti. Bagian tengahnya berbentuk cekung. Bentuk bikonkaf
pada sel darah merah menjadikan sel ini memiliki luas membran yang lebih luas untuk difusi oksigen
dibanding bentuk bulat. Kemampuan eritrosit untuk membawa oksigen disebabkan adanya kandungan
protein pembawa oksigen atau hemoglobin di dalam eritrosit. Hemoglobin pada sel darah merah juga
memiliki kemampuan untuk mengikat karbondioksida dan karbonmonoksida, bahkan afinitas
hemoglobin terhadap karbonmonoksida lebih tinggi daripada afinitas oksigen dengan hemoglobin.
Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen akan berwarna kemerahan, sedangkan hemoglobin yang
mengalami deoksigenisasi akan berwarna keunguan. Eritrosit akan bersirkulasi dalam tubuh kurang
lebih 120 hari. Lebih dari itu, eritrosit akan rusak dan akan mengakhiri hidupnya di limpa. Eritrosit
akan dibentuk kembali di sumsum tulang yang terdapat di rongga tulang. Proses pembentukan sel darah
merah baru disebut eritropoiesis yang kecepatannya menyamai kecepatan kerusakan sel darah merah
tua.5
Selain eritrosit, dikenal pula leukosit atau sel darah putih yang menjadi satuan mobile dari
sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini bukan merupakan komponen tetap pada darah, karena ia akan
bermigrasi ke jaringan untuk melakukan fungsinya. Leukosit dibedakan atas 2 kelas, yaitu granulosit
atau leukosit bergranula dan agranulosit atau leukosit tidak bergranula. Macam-macam granulosit
ialah antara lain neutrofil, basofil dan eosinofil dengan afinitas granulanya terhadap zat warna yang
berbeda-beda. Neutrofil bersifat netral, basofil memiliki afinitas terhadap warna biru basa dan
eosinofil memiliki afinitas terhadap warna merah eosin. Agranulosit terdiri atas 2 jenis yaitu monosit
dan limfosit (Gambar 2). Kesemua jenis leukosit ini memiliki fungsinya masing-masing dan pada
dasarnya ialah untuk sistem imunitas tubuh.
Gambar 2. Leukosit
Sumber: google.com
Neutrofil, berfungsi untuk memfagositosis mikroorganisme atau sebagai mikrofag, seperti
bakteri sehingga neutrofil menjadi sangat penting untuk menghadang invasi bakteri.
Eosinofil, berfungsi dalam pertahanan tubuh terhadap parasit internal, seperti cacing. Protein utama
yang terdapat pada eosinofil dapat mematikan cacing-cacing parasitik.
Basofil, berfungsi dalam sintesis dan penyimpanan histamin dan heparin. Pelepasan histamin penting
untuk reaksi alergi, sedangkan heparin dapat mempercepat pembersihan lemak dari darah. Heparin
juga memiliki sifat anti-koagulan atau mencegah pembekuan darah.
Monosit, memiliki fungsi yang hampir sama dengan neurofil namun ia memfagositosis molekul yang
lebih besar atau sebagai makrofag.
Limfosit, memiliki fungsi yang sangat penting membentuk pertahanan imun tubuh terhadap lawan-
lawan dari limfosit yang spesifik. Limfosit ada 2 jenis yaitu limfosit B yang bertanggung jawab untuk
imunitas humoral atau imunitas dengan perantaraan antibodi. Limfosit B mengalami pematangan di
sumsum tulang dan limfosit T yang bertanggung jawab untuk imunitas selular atau imunitas tanpa
perantaraan antibodi dan biasanya akan langsung menghancurkan antigen dengan zat-zat kimia.
Limfosit T mengalami pematangan di timus.5,6
Komponen terakhir dari darah yang tidak kalah pentingnya ialah trombosit atau keping-
keping darah. Trombosit ialah fragmen sel mirip cakram, tidak berinti dan merupakan fragmentasi dari
megakariosit yang merupakan tepi luar sel sumsum tulang yang sangat besar. Trombosit berperan
penting dalam proses pembekuan darah dan membentuk sumbat untuk pembuluh darah yang robek.
Mikroskopik Darah
Darah dapat diamati secara mikroskopik dengan menggunakan mikroskop. Seperti telah dibahas
pada komponen darah bahwa darah tersusun atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Kemudian leukosit
akan digolongkan lagi menjadi netrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit.
Pada eritrosit secara mikroskopik akan terlihat berwarna merah dan bentuknya biasanya
bulat-bulat dengan bagian tengah yang agak pucat. Kemudian pada netrofil sel nya berukuran cukup
besar hampir 3/2 kali dari eritrosit. Kromatin pada netrofil kasar padat serta sitoplasmanya mengandung
granula halus berwarna merah muda. Eosinofil memiliki ukuran yang hampir sama dengan netrofil dan
biasanya memiliki inti dengan bentuk seperti telepon dengan kromatin yang tidak sepadat kromatin
netrofil. Sitoplasma memiliki granula yang kasar. Basofil memiliki ukuran yang hampir sama dengan
neutrofil. Basofil ini agak sukar dicari karena jumlahnya sedikit. Bentuk inti dari basofil tidak menentu,
terkadang bersegmen dan biasanya kurang jelas karena tertutup oleh granula yang berwarna biru tua.
Monosit merupakan sel yang paling besar dari leukosit. Inti dari monosit dapat berbentuk seperti batu
ginjal atau tapal kuda. Sitoplasma dari monosit berwarna biru kelabu. Limfosit memiliki ukuran yang
bervariasi intinya bulat atau seperti ginjal dengan kromatin yang sangat padat dan warnanya biru gelap.
Sitoplasma dari limfosit ini sedikit kelihatan berwarna biru langit. Trombsit atau keping darah secara
mikroskopik akan kelihatan sebagai kelompokan bangunan kecil-kecil di antara eritrosit. Bangunan-
bangunan ini tepinya akan nampak kelihatan terang dan disebut sebagai hialomer, sedangkan bagian
tengahnya nampak berwarna biru seperti inti dan disebut sebagai kromomer atau granulomer.7
A B
C
Gambar 3: (A) mikroskopik eritrosit; (B) mikroskopik leukosit; (C) mikroskopik trombosit
Sumber: google.com
Sintesis dan Katabolisme Hemoglobin
Proses sintesis hemoglobin telah dimulai pada tahap eritrosit dan akan terus berlangsung hingga
sampai pada tingkat retikulosit. Pembentukan hemoglobin akan berlangsung dalam beberapa tahap
yaitu dimulai dengan 2 suksinil KoA dan 2 glisin bergabung membentuk senyawa pirol. 4 pirol akan
membentuk senyawa protoporfirin IX yang nantinya bersama dengan Fe2+ membentuk senyawa heme.
Kemudian 4 heme akan membentuk rantai hemoglobin bersama dengan polipeptida. Rantai hemoglobin
dibagi menjadi rantai α dan rantai β. Selanjutnya rantai 2α dan rantai 2β akan bergabung dan
membentuk hemoglobin A.
Dalam keadaan normal, umur eritrosit sekitar 120 hari. Sehingga, sekitar 100-200 juta eritrosit
dihancurkan setiap jammya. Dalam 1 hari lebih kurang 6 gram hemoglobin (untuk berat badan 70 kg)
dihancurkan. Proses degradasi ini terjadi di jaringan retikulo endothelial (limpa, hati, dan sumsum
tulang), yaitu pada bagian mikrosom dari sel retikulo endothelial.
Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin. Bagian protein globin diuraikan menjadi asam
amino-asam amino pembentuknya, kemudian digunakan kembali. Besi akan dilepaskan dari heme
kemudian memasuki depot besi yang juga dapat dipakai kembali. Sedangkan porfirinnya akan
dikatabolisme dan menghasikan bilirubin.
Proses pertama dari katabolisme heme dilakukan oleh kompleks enzim heme oksigenase. Pada
saat mencapai heme oksigenase besi umumnya sudah teroksidasi menjadi bentuk feri membentuk
hemin. Hemin kemudian direduksi dengan NADPH, besi feri dirubah kembali menjadi fero. Dengan
bantuan NADPH kembali, oksigen ditambahkan pada jembatan a metenil (antara cincin pirol I dan II)
membentuk gugus hidroksil, besi fero teroksidasi kembali menjadi feri. Heme oksigenase dapat
diinduksi oleh substrat. Selanjutnya, dengan penambahan oksigen lagi ion feri dibebaskan serta
terbentuk karbon monoksida dan biliverdin IXa yang berwarna hijau. Pada reaksi ini heme bertindak
sebagai katalisator. Pada mamalia, dengan bantuan enzim biliverdin reduktase, terjadi reduksi jembatan
metenil antara cincin pirol III dan IV menjadi gugus metilen, membentuk bilirubin IXa yang berwarna
kuning. Satu gram hemoglobin diperkirakan menghasilkan 35 mg bilirubin. Perubahan heme menjadi
bilirubin secara in vivo dapat diamati pada warna ungu hematom yang perlahan-lahan beirubah menjadi
bilirubin yang berwarna kuning. 8
Fungsi Darah
Fungsi darah dalam tubuh kita antara lain adalah sebagai alat transpor berbagai jenis bahan
kimia seperti sebagai transpor zat makanan yang telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang
membutuhkannya, zat sampah atau zat buangan produk metabolisme dari seluruh jaringan ke alat-alat
ekskretori, oksigen dari paru-paru ke jaringan, karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru, zat pengatur
atau hormon dari sumbernya ( kelenjar endokrin) ke bagian tubuh tertentu. Darah juga berfungsi
sebagai benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel darah putih dan
antibodi. Selanjutnya darah juga berfungsi untuk pengatur, sebagai contoh adalah guna mengatur
stabilitas suhu tubuh, yaitu dengan cara penyebaran panas badan. Darah juga berfungsi untuk mengatur
keseimbangan antara cairan darah dan cairan jaringan serta berfungsi untuk pemeliharaan
kesetimbangan asam basa di dalam tubuh.8
Komponen Sel Darah Merah
Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf yang memiliki diameter sekitar 7
mikron. Bikonkavitas eritrosit memungkinkan gerakan oksigen untuk dapat masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya kuning
kemerahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang disebut sebagai hemoglobin.
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom, serta sel darah merah
tidak dapat bergerak. Sel darah merah tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel,
atau pembentukan protein.
Komponen dari eritrosit adalah membran eritrosit, sistem enzim yaitu enzim G6PD (glucose 6-
phosphatedehydrogenase), serta hemoglobin. Hemoglobin memiliki komponen yang terdiri atas
heme yang merupakan gabungan protoporfirin dan besi serta globin yang merupakan bagian
protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Hemoglobin ini
berfungsi sebagai pengikat oksigen, satu gram hemoglobin akan bergabung dengan 1,34 ml
oksigen. Hemoglobin yang telah berikatan dengan oksigen dikenal sebagai oksihemoglobin.
Tugas akhir dari hemoglobin adalah untuk menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta
membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut akan dilepaskan dari hemoglobin.9
Kesimpulan
Pembentukan sel darah merah membutuhkan peranan penting dari zat besi, sehingga apabila
seseorang mengalami kekurangan zat besi maka akan mengalami gangguan pada pembentukan sel
darah merah dan mengalami kurang sel darah merah atau anemia.
Daftar pustaka
1. Campbell, Mitchell R. Biologi. 5th ed. Jakarta: Erlangga;2007.h.53
2. Horne MM, Swearingen PL. Keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. 2nd ed. Jakarta:
EGC;2005.h.46
3. Djojodibroto D. Seluk beluk pemeriksaan kesehatan. Jakarta: Pustaka Populer;2005.h.85
4. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC;2005.h.612-3
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;2011
6. Junquieria LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. 8th ed. Jakarta: EGC;1998.h.210-41
7. Penuntun praktikum Histologi. Jakarta: UKRIDA;2015.h.54