Makalah PBL Blok 11

download Makalah PBL Blok 11

of 29

Transcript of Makalah PBL Blok 11

Ginjal Sebagai Pengatur Sistem Cairan TubuhPriscila Ratna Suprapto*NIM : 10201026226 September 2011Mahasiswa Fakultas kedokteran UKRIDA

*Alamat KorespodensiPriscila Ratna SupraptoFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510.No. Telp (021-8476756) email: [email protected]

PendahuluanDalam sehari-hari tubuh mengunkan energy yang berasal terutama dari glukosa yang berasal dari bahan makanan yang mengandung kabohidrat.Sebagian besar jaringan tubuh memiliki paling tidak kebutuhan minimal terhadap glukosa.Kebutuhan minimal terhadap glukosa ini besar pada beberapa jaringan,seperti misalnya otak, sementara pada jaringan lain, misal, eritrosit, hampir total.Glikolisis merupakan lintasan utama bagi pemakaian glukosa dan berlangsung di dalam sitosol semua sel.Lintasan glikolisis merupakan lintasan yang unik karena dapat menggunakan oksigen bila memang tersedia melalui rantai respirasi di dalam mitokondria (aerob), atau bisa pula bekerja dalam keadaan sama sekali tanpa oksigen (anaerob).Meskipun demikian, untuk mengoksidasi glukosa di luar atau sesudah stadium akhir piruvat pada glikolisis, diperlukan bukan hanya molekul oksigen tetapi juga sistem enzim mitokondrial seperti kompleks piruvat dehidrogenase, siklus asam sitrat, dan rantai respirasi.1GlikolisisGlukosa memasuki lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa6-fosfat, yang diselenggarakan oleh enzim heksokinase. Meskipun demikian, dalam sel parenkim hati dan sel pulau Langerhans pankreas, fungsi tersebut dilaksanakan oleh enzim glukokinase, yang aktivitasnya di dalam hati dapat dipicu dan dipengaruhi oleh perubahan status gizi.ATP diperlukan sebagai donor fosfat, dan seperti pada banyak reaksi yang melalui proses fosforilasi, ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP.Heksokinase,yang pada dasarnya terdapat di dalam semua sel ekstrahepatik, memiliki afinitas tinggi (Km yang rendah) terhadap glukosa. Enzim ini berfungsi menjamin pasokan glukosa bagi jaringan,sekalipun pada konsentrasi glukosa darah yang rendah,dengan demikian akan mempertahankan gradien konsentrasi glukosa yang besar antara darah dengan lingkungan intra-sel.Heksokinase bekerja pada anomer-a dan -p' glukosa, dan juga akan mengatalisis reaksi fosforilasi jenis-jenis heksosa lain sekalipun pada kecepatan yang jauh lebih rendah dibandingkan glukosa.Glukokinase berfungsi mengeluarkan glukosa dari dalam darah setelah makan. Berbeda dengan heksokinase, enzim ini mempunyai nilai Km yang tinggi terhadap glukosa dan bekerja secara optimal pada konsentrasi glukosa darah di atas 5 mmol/L.Glukokinase merupakan enzim yang spesifik untuk glukosa.1,2Glukosa 6-fosfat merupakan senyawa penting yang dijumpai pada titik temu antar berbagai lintasan metabolik (glikolisis, glukoneogenesis, lintasan pentosa fosfat, glikogenesis, dan glikogenolisis).Dalam glikolisis, senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosaisomerase, yang melibatkan suatu reaksi isomerisasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada anomer glukosa 6-fosfat.Reaksi ini diikuti oleh reaksi fosforilasi lain dengan ATP,yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1) untuk memproduksi fruktosa 1,6-bisfosfat. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa diinduksi, yang aktivitasnya dianggap memiliki peran penting dalam regulasi laju glikolisis.Reaksi fosfofruktokinase merupakan reaksi bentuk lain yang secara fungsional bisa dianggap ireversibel dalam keadaan fisiologik.2Fruktosa 1,6-bisfosfat selanjutnya akan dipecah oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bisfosfat aldolase) menjadi dua senyawa triosa fosfat, gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat mengalami interkonversi dengan bantuan enzim fosfotriosa isomerase.Glikolisis berlangsung melalui oksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksiaseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bisfosfogliserat lewat gliseraldehid 3-fosfat. Enzim yang bertanggung jawab atas proses oksidasi tersebut, yaitu gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase, merupakan enzim yang bergantung pada NAD pada proses ini kaan menghasilkan tiga ATP melalui rantai pernafasan.21,3-bisfosfogliserat selanjutnya akan dikatalis oleh enzim fosfogliserat kinase,menjadi senyawa 3-fosfogliserat. molekul glukosa yang menjalani glikolisis pada tahap ini akan menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa, suatu contoh peristiwa fosforilasi pada tingkat substrat.Jika terdapat arsenat, senyawa ini akan bersaing dengan fosfat anorganik (P;) dalam reaksi di atas untuk menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliserat, yang mengalami hidrolisis spontan sehingga menghasilkan 3-fosfogliserat dan panas, tanpa memproduksi ATP.Selanjutnya Senyawa 3-fosfogliserat yang terbentuk dari reaksi di atas diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.Tahap berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase dan melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi-tinggi, sehingga terbentuk fosfoenolpiruvat(PEP). Enolase dihambat oleh fluorida,suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa.Enzim enolase ini juga bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.Fosfat berenergi-tinggi pada PEP dipindahkan kepada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa teroksidasi pada tahap ini. Enolpiruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan menjadi bentuk keto piruvat. Peristiwa tersebut merupakan reaksi nonekuilibrium lain yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas, dan harus dianggap sebagai reaksi yang secara fisiologis tidak reversibel.Status redoks jaringan kini menentukan lintasan mana di antara kedua lintasan tersebut yang akan diikuti. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi melalui rantai respirasi kepada oksigen akan dicegah.Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat, dan reaksi ini dikatalisis oleh laktat dehidrogenase.Reoksidasi NADH lewat pembentukan laktat memungkinkan berlangsungnya glikolisis dalam keadaan tanpa oksigen melalui penghasilan kembali NAD dalam jumlah yang memadai bagi suatu siklus lain dari reaksi tersebut yang dikatalisis oleh enzim gli-seraldehid-3-fosfat dehidrogenase. Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA,oleh enzim piruvat dehidroginase akan dioksidasi menjadi C02 lewat siklus asam sitrat. Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari dua reaksi ulang-alik {shuttle).Oksidasi piruvatSebelum piruvat memasuki siklus asam sitrat, senyawa ini harus diangkut terlebih dahulu ke dalam mitokondria menggunakan sebuah transporter piruvat khusus yang membantu pelintasannya melewati membran interna mitokondria. Proses ini melibatkan suatu mekanisme simport dengan satu proton yang mengalami kotransportasi.Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-KoA. Reaksi ini dikatalisis oleh berbagai enzim berbeda yang bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran interna mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks a-ketoglutarat dehidrogenase pada siklus asam sitrat. Piruvat dehydrogenase ini dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADK.Sistem enzim ini diatur melalui proses fosforilasi tiga residu serin pada komponen piruvat dehidrogenase dalam kompleks multienzim dengan melibatkan enzim kinase spesifik-ATP yang menyebabkan penurunan aktivitas dehidrogenase, dan melalui defosforilasi oleh fosfatase yang menyebabkan peningkatan aktivitas dehidrogenase tersebut. Enzim kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-KoA]/[KoA], dan [NADH]/[NAD+]. Dengan demikian, piruvat dehidrogenase dan glikolisis diinhibisi bukan saja oleh potensial energi yang tinggi, tetapi juga di bawah kondisi oksidasi asam lemak, yang menyebabkan meningkatnya semua rasio ini.Jadi, pada kelaparan, ketika terjadi peningkatan konsentrasi asam lemak bebas(pengaruh dari lipolysis), proporsi enzim dalam bentuk aktif akan menurun sehingga pemakaian karbohidrat dapat dihemat.Setelah pemberian insulin, terjadi suatu peningkatan dalam aktivitas jaringan adiposa tetapi tidak di dalam hati.Siklus asam sitratKoA membawa gugus asetil dua-karbon ke dalam siklus asam sitrat, tempatnya bereaksi dengan asam oksaaloasetat empat-karbon untuk membentuk asam sitrat enam-karbon.KoA dilepas untuk berikatan dengan gugus asetil lain dan satu molekul air untuk digunakan dalam sintesis asam sitrat.Asam sitrat enam-kaarbon tersusun ulang membentuk asam isositrat.Isositrat teroksidasi dan melepas dua elektron hidrogen untuk menjadi molekul berentang hidup pendek, asam oksalosuksinat. Hidrogen-hidrogen yang ditarik oleh NAD membentuk NADH ditambah H+ (NADH2).Asam oksalosuksinat melepaskan satu karbon yang masuk ke dalam proses pembuatan dua molekul CO2 pertama, dilepas dalam siklus sebagai produk sisa. Molekul lima-karbon yang tersisa, asam alfa ketoglutarat, teroksidasi. NADH2 lain terbentuk saat duaa elektron hidrogen ditarik oleh NAD dan molekul CO2 yang lain juga terbentuk.Pada reaksi selanjutnya, yang dikatalis oleh berbagai kompleks enzim, asam alfa-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif. CO2 kedua terlepas, NAD tereduksi menjadi NADH2, senyawa empat-karbon yang tersisa berkaitan dengan KoA sebagai suksinil KoA. Ikatan ini merupakan ikatan tidak stabil yang berenergi tinggi; ikatan ini memiliki cukup energi memfosforilasi ADP.Energi dalam ikatan suksinil-KoA dilepas ke ikatan fosfat kaya energi dalam guanosin trifosfat (GTP) oleh guanosin difosfat (GDP). Dari GTP, gugus fosfat berenergi tinggi dilepaskan ke ADP untuk membentuk ATP melalui fosforilasi tingkat substrat.Asam suksinat teroksidasi menjadi asam fumarat, tetapi hidrogen tidak dilepaas ke NAD, melainkan diambil oleh koezim lain, FAD (flavin adenine dinukleotida) yang mengandung vitamin riboflavin.Jika ditambahkan air, asam fumarat akaan berubah menjadi asam malat. Asam malat melepaskan hidrogen dan diubah menjadi asam oksaloasetat dapat berikatan dengan molekul KoA lain untuk memulai siklus kembali.1,2Proses oksidasi lengkap satu molekul glukosa menunjukan proses glikolisi menghasilkan 2 ATP. Proses siklus asam sitrat menghasilkan 2ATP dan fosforisasi oksidatif melalui transport elektron menghasilkan 32ATP.2Glikogenesis dan glikogenolisisGlikogenesis dan glikogenolisis erat hubungannya dengan kestabilan kadar gula darah dalam tubuh seseorang.Glukosa-6P merupakan senyawa intermediate jalur EM yang menjadi titik temu antara jalur EM dengan jalur glikogenesis dan jalur glikogenolisis.GlikogenesisGlikogenesis adalah proses anabolic pembentukan glikogen untuk simpanan glukosa saat kadar gula darah tinggi,seperti setelah makan.Glikogenesis ini terjadi terutama di dalam sel-sel hati,dan sel otot rangka,tetapi tidak terjadi pada sel otak yang sangat berpengaruh pada persediaan konstan gula darah untuk energi.1Awal reaksi sama dengan jalur EM yaitu reaksi pembentukan glukosa-6P dari glukosa yang dikatalisis oleh enzim heksoskinase atau enzim glukokinase, dan reaksinya bersifat irreversibel. Selanjutnya gugus fosfat C6 dimutasi intramolekuler ke C1 molekul glukosa menghasilkan glukosa-1 P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yang bersifat irreversibel. Berikutnya, glukosa-1P dengan dikatalisis oleh enzim UDPG pirofos-forilaseyang bersifat irreversibelmenghasilkan UDPG (Uridin Di Phosphat Glukosa) yang dikenal pula sebagai "glukosa aktif".Kemudian, dengan dikatalisis oleh enzim glikogen sintase, atom karbon-1 molekul glukosa dari molekul UDPG membentuk ikatan glukosidat dengan atom karbon-4 residu glukosa terminal dari molekul glikogen primer (yang sudah tersedia sebelumnya); ini merupakan reaksi awal dari reaksi pembentukan molekul glikogen seutuhnya. Apabila rantai glukosida tersebut telah mencapai panjang rantai yang minimal terdiri dari 11 residu glukosa, maka dibentuklah titik percabangan yang dikatalisis oleh "branching enzyme" (amilo-1,4- 1,6 transglukosidase). Cabang yang baru ini memperpanjang rantai glukosida seperti cara yang pertama tadi; dan cabang baru inipun mengalami percabangan baru lagi apabila panjang rantai telah mencapai minimal yang terdiri dari 11 residu glukosa. Ini berlangsung terus menerus sampai pada akhirnya pohon molekul glikogen terbentuk secara tuntas.2,3GlikogenolisisGlikogenolisis adalah pengurain glikogen menjadi glukosa,yang nantinya akan dilepas ke aliran darah oleh hati saat tubuh membutuhkan energi.Jalur glikogenolisis bukan merupakan jalur balik glikogenesis yang disebabkan kerja enzim yang bersifat reversibel melainkan masing-masing mempunyai jalur sendiri dengan macam enzim yang berbeda.Pemecahan ikatan glukosida -1,4- yang dimulai dari bagian terminal setiap rantai cabang yang mengarah ke pangkal percabangan rantai sam-pai dicapai 4 residu glukosa tersisa dari titik percabangan rantai. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosforilase spesifik dan dihasilkan glukosa -1P.Unit trisakarida dari residu 4 molekul glukosa yang tersisa tadi dipin-dahkan ke rantai cabang lainnya. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim glukan transferase; akibatnya titik cabang -1,6- menjadi tefbuka.Selanjutnya titik cabang -1,6-glukosida yang terbuka ini dihidrolisis oleh "debranching enzyme yang bersifat spesifik", yang berupa enzim amilo-1,6-glukosidase.Selanjutnya gugus fosfat pada atom C-1 dari molekul glukosa-1P dimutasi intramolekuler membentuk glukosa-6P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yang bersifat ireversibel.2,3Enzim adenilat siklase mempengaruhi Glikogenesis dan glikogenolisis secara tidak langsung adenilat siklase hanya mengkatalisis pembentukan AMP-siklis dari ATP yang bersifat merangsang fosforilase dan menekan glikogen sintase.GlukoneogenesisGlukoneogenesis adalah reaksi pembentukan glukosa yang berasal dari senyawa-senyawa non-karbohidrat misalnya asam-asam amino, senyawa-senyawa intermediate yang dijumpai di jalur-jalur metabolisme.glukoneogenesis terutama berlangsung pada keadaan tubuh yang sedang mengalami kekurangan glukosa untuk memenuhi energi yang diperlukan oleh tubuh.Pada jalur glikolisis anerob, yang berlangsung di sitosol, terdapat satu kendala yang sangat tidak mungkin untuk membalikkan reaksi glikolisis anerob secara langsung dari laktat membentuk kembali glukosa; karena enzim piruvat-kinase, yang mengkatalisis perubahan PEP menjedi keto-piruvat, bersifat irreversibel dan tidak dijumpai enzim lain yang membalikkan secara langsung reaksi yang dikatalisisnya itu. Tetapi hal ini dapat di-atasi dengan cara di mana asam piruvat dari sitosol memasuki mitokondria terlebih dahulu. Selanjutnya di dalam mitokondria, asam piruvat membentuk oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.Kemudian oksaloasetat yang dihasilkan tadi membentuk malat yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase dengan Ko-DH-ase NADH.Selanjutnya malat keluar rnenembus mitokondria ke dalam sitosol. dan di dalam sitosol, malat membentuk oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat DH-ase dengan Ko.DH-ase NAD+.Akhirnya, di sitosol oksaloasetat membentuk fosfoenolpiruvat(PEP) yang dikatalisis oleh enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase dengan GTP, sebagai sumber gugus fosfat yang terikat dalam molekul PEP.Dengan demikian untuk selanjutnya jalur glikolisis anerob EM dapat dikembalikan sampai terbentuknya glukosa yang diperlukan.Tetapi hal ini tidak berlaku untuk glukoneogenesis didalam otot, karena setelah terbentuknya glukosa-6P dari reaksi balik glikolisis anerob EM, glukosa-6P tidak dapat membentuk glukosa, karena otot tidak mengandung enzim glukosa-6-fosfatase, yang mengkatalisis perubahan Glukosa-6P menjadi glukosa. Akibatnya, bila produk asam laktat di otot akan diubah menjadi glukosa, harus ditransfer Iebih dahulu ke hati, baru kemudian di hati terjadi pembentukan glukosa dari asam laktat melalui jalur glukoneogenesis tadi. Perjalanan laktat dari otot melalui sirkulasi darah menuju ke hati untuk membentuk glukosa dikenal sebagai siklus asam laktat (siklus Con). Pada mammalia, glukoneo genesis terutama berlangsung di hati dan ginjal.Seberapa jauh keterlibatan siklus Krebs dan jalur glikolisis anerob EM terhadap proses glukoneogenesis, khususnya yang berasal dari asam-asam amino di dalam jaringan tubuh Tampak jelas bahwa beberapa senyawa intermediate dari siklus asam sitrat terkait di dalam reaksi glukoneogenesis sebagai tempat masuknya asam amino ke dalam siklus tersebut, misalnya asam aspartat melalui reaksi transminasi menghasilkan oksaloasetat.Hal yang serupa dialami oleh asam glutamat melalui reaksi trans-aminasi menghasilkan aifa-ketoglutarat. Asam amino lain yang juga membentuk alfa-ketoglutarat adalah histidin, prolin, glutamin, arginin. Begitu pula asam amino tirosin dan fenilalanin membentuk fumarat; isoleusin, metionin, valin dan propionat membentuk suksinil-SKoA.Asam amino OH-prolin, serin, sistein, treonin, glisin, triptofan dan alanin membentuk asam piruvat, yaitu satu senyawa intermediate glikolisis anerob EM, bukan dari siklus Krebs.Untuk Gliserol,griserol akan membentuk dihidroksiaseton-fosfat yang juga salah satu senyawa intermediate glikolisis anerob EM. Asam lemak dengan jumlah atom C genap, lebih dahulu dioksidasi beta akan menghasilkan sejumlah molekul asetil-SKoA; ditambah satu molekul asam propionat apabila asam lemak mempunyai jumlah atom C yang ganjil.Asetil-SKoA selain memasuki jalur glikolisis aerob dan glukoneogenesis, memasuki juga jalur pembentukan sterol,misalnya; kolesterol,hormon kortikosteroid, hormon seks; dan jalur pembentukan benda keton,misalnya;aseton, aseto-aseta dan beta-hidoksibutirat.untuk propionat akan terlebih dahulu membentuk suksinil-SKoA, yaitu satu senyawa intermediate siklus Krebs, yang sebelumnya lebih dahulu membentuk senyawa intermediate berupa metil-malonil-SKoA.3Glukoneogenesis ini distimulasi oleh konsentrasi kabohidrat intrasel dan penurunan gula darah.Glukoneogenesis ini juga distimulasi secara hormonal oleh glukagon,epinefrin,dan glukortikoid.1Metabolisme lemakLemak merupakan nutrien utama kedua yang terpenting setelah kabohidrat.Lemak yang mempunyai arti penting dalam tubuh mammalia adalah triasilgliserol, fosfolipid, steroid serta metabolitnya dari masing-masing lemak tersebut.Lemak di dalam tubuh selalu mengalami pergantian yang lama dengan yang baru, dengan kata lain lemak tubuh dalam keadaan yang dinamis.Sebenarnya banyak diantara karbohidrat yang terdapat di dalam makanan manusia mengalami perubahan lebih dahulu ke dalam lemak sebelum mereka dioksidasi sebagai penghasil energi di dalam tubuh.Lemak sebagai bentuk simpanan energi yang utama di dalam tubuh adalah triasilgliserol. Hal ini memberikan beberapa keuntungan bila dilihat pada aspek:Nilai kalorinya,Triasilgliserol mempunyai nilai kalori yang tinggi.Kadar air yang dikandungnya, Triasilgliserol mempunyai kadar air yang kecil, sehingga lebih tahan lama bila disimpan di dalam tubuh.Jumlah air oksidasinya,bila triasilgliserol dioksidasi, komponen asam lemaknya menghasilkan air oksidasi dalam jumlah yang banyak.3Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam lemak bebas, dan lipoprotein. Kilomikron terbentuk dalam mukosa usus dari asam lemak dan gliserol, diabsorpsi dalam lacteal, dan masuk ke sirkulasi darah. Kilomikron terdiri dari 90% trigliserida, ditambah kolesterol, fosfolipid, dan selubung tipis protein. Dalam waktu empat jam setelah makan (tahap postabsorbtif), sebagian besar kilomikron dikeluarkan dari darah oleh jaringan adipose dan hati.Enzim lipoprotein lipase, yang ditemukan dalam hati dan kapilar jaringan adiposa, mengurai trigliserida dalam kilomikron untuk melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol berkaitan menjadi trigliserida (lemak netral) untuk disimpan dalam jaringan adiposa. Sisa kilomikron yang kaya kolesterol dimetabolis oleh hati.Simpanan lemak akan ditarik dari jaringan adiposa jika diperlukan untuk energy. Enzim lipase sensitif-hormon mengurai trigliserida kembali menjadi asam lemak dan gliserol.Jumlah simpanan lemak bergantung pada total asupan makanan. Jaringan adipose dan hati dapat menyintesis lemak dari asupan lemak, karbohidrat, atau protein yang berlebihan.Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terikat pada albumin, salah satu protein plasma. Bentuk bebas ini adalah bentuk asam lemak yang ditranspor dari sel-sel jaringan adiposa untuk dipakai jaringan lain sebagai energy.Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa kilomikron. Lipoprotein terutama disentesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk transpor lemak antar jaringan dan bersirkulasi dalam darah pada tahap postabsorbtif setelah kilomikron dikeluarkan dari darah. Lipoprotein terbagi menjadi tiga belas sesuai dengan densitasnya.VDL (very low density lipoprotein) mengandung kurang lebih 60% triliserida dan 15% kolesterol dan memiliki mass terkecil. VSDL mentranspor triglisedra dan kolesteror menjauhi hati menuju jaringan untuk disimpan atau digunakan.LDL (low densiny lipoprotein) mengandung 50% kolesterol dan membawa 60%-70% kolestelor plasma yang disimpan dalam jaringan adiposa dan otot polos. Konsentrasinya bergantung pada banyak faktor, tetapi terutama pada faktor asuoan makanan yang mengandung kolestelor dan lemak jenuh. Konsentrasi LDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung coroner.HDL (high density lipoprotein) mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting dalam pembersihan trigserida dan kolesterol dari plasma karena HDL membawa kolesterol kembali ke hati untuk proses metabolisme bukan untuk disimpan dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi rendah penyakit jantung coroner.1Triasilgliserol dihidrolisis menjadi gliserol dan asam-asam lemak.Gliserol dapat memasuki jalur glikolisis anerob Embden-Meyerhof dengan perantaraan pembentukan senyawa intermediate dihidrok-siaseton-P atau gliseraldehid-3P.Sedangkan asam lemak diaktifkan oleh enzim tiokinase yang didampingi oleh KoA-SH dan ATP yang menghasilkan asil-SKoA.Asil-SKoA dapat melanjutkan reaksi berikutnya ke arah Pembentukan sfingomielin dan fosfolipid lainnya atau ke Deretan reaksi oksidasi beta (Knoop) sehingga pada akhirnya dihasilkan :sejumlah molekul asetil-SKoA yang berasal dari oksidasi Asil-SKoA dengan rantai yang jumlah atom karbonnya genap,selain sejumlah molekul asetil-SKoAjuga 1 molekul propionil-SKoA yang berasal dari oksidasi Asil-SKoA dengan rantai yang jumlah atom karbonnya ganjil. Triasilgliserol yang berada dalam bentuk kilomikron atau VLDL (very low density lipoprotein) tidak dapat diambil begitu saja dalam bentuk utuh oleh jaringan tubuh dan darah melainkan harus mengalami hidrolisis lebih dahulu oleh enzim lipoprotein lipase (LL).. Enzim L.L. ini dijumpai di dalam lapisan endotel kapiler jaringan ekstrahepatik.Setelah itu komponen asam lemaknya diambil oleh jaringan tubuh. Di jaringan tubuh tersebut di atas, asam lemak mengalami metabolisme berupa Reesterifikasi menjadi triasilgliserol atau Dioksidasi untuk pengadaan energi.Jaringan adiposa melepaskan Asam lemak bebasnya ke dalam darah dan asam lemak bebas ini diambil oleh hati maupun jaringan lainnya untuk keperluan reesterifikasi menjadi triasilgliserol, atau dioksidasi untuk pengadaan energi.Di hati terdapat jalur tambahan yang berupa jalur pembentukan badan keton (ketogenesis),badan keton ini selanjutnya akan didistribusikan ke jaringan ekstrahepatik melalui sirkulasi darah untuk selanjutnya dioksidasi menjadi karbon dioksida.Asam-asam lemak yang masuk ke dalam sistem sirkulasi darah,berasal dari : Kilomikron, berupa triasilgliserol makanan yang terserap dari saluran pencernaan,dan Sintesis de novo asam lemak yang berlangsung di hati dan jaringan adiposa.Esterifikasi dan lipolisis yang berlangsung di jaringan tubuh, keduanya menentukan kecepatan pengeluaran asam lemak oleh jaringan adiposa.Di jaringan adiposa, esterifikasi dan lipolisis berlangsung secara terus menerus.Esterifikasi dan lipolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor gizi, hormon pengatur, serta kelangsungan metabolisme.Lipolisis dan esterifikasi keduanya menentukan pool asam lemak bebas di jaringan adiposa, dengan kata lain menjadi faktor penentu besarnya kadar asam lemak bebas yang dijumpai di dalam sirkulasi darah, dan bahkan berakibat pula pada kelangsungan metabolisme lemak di jaringan tubuh lainnya, terutama di hati dan otot.Oksidasi asam lemakOksidasi asam lemak melalui cara oksidasi-beta akan menghasilkan molekul asetil-SKoA sebagai produk pemecahan rantai yang terletak diantara atom karbon alfa dan beta.Diawali dengan reaksi pengaktifan asam lemak oleh enzim asil-SKoA sintetase (sering dikenal sebagai enzim tiokinase).Enzim ini ditemukan baik di dalam maupun di luar mitokondria dan dijumpai lebih dari satu macam, di antaranya:Enzim asil-SKoA sintetase yang memerlukan ATP sebagai sumber energi yang diperlukannya.Reaksi ini selain KoASH, juga memerlukan ATP sebagai sumber energi. Energi diperoleh dari hasil pemecahan ATP menjadi AMP + PPi. Reaksi ini menghasilkan asil-SKoA (asil aktif),dan Enzim asil-SKoA sintetase yang memerlukan GTP sebagai sumber energi yang diperlukannya,enzim ini selain membutuhkan KoASH juga memerlukan GTP sebagai sumber energi.Energi diperoleh dari hasil pemecahan GTP menjadi GDP + Pi. Reaksi ini menghasilkan asil-SKoA (asil aktif).Tersebar di banyak jaringan tubuh, terutama otot, dijumpai senyawa karnitin atau B-hidroksi-gammatrimetilammonium-butirat. Senyawa tersebut bersifat merangsang oksidasi asam lemak rantai panjang di mitokondria.Oksidasi tersebut di mana asil-SKoA bereaksi dengan karnitin menghasilkan asil-karnitin + KoASH.Reaksinya dikatalisis oleh enzim karnitin asil transferase.Asil-karnitin ini dapat menembus membran dan masuk ke dalam mitokondria, serta berhubungan langsung dengan sistem oksidasi-beta.Dengan demikian asil-SKoA siap untuk melakukan oksidasi-beta.Oksidasi beta dikatalisis oleh "kumpulan enzim oksidase asam lemak". Kumpulan enzim oksidase tersebut dijumpai di dalam bagian matriks mitokondria yang letaknya berdekatan dengan Rantai Pernafasan yang dijumpai pada membran bagian dalam mitokondria.Kumpulan enzim oksidase tersebut terdiri dari komponen :1. Asil-SKoA Dehidrogenase dengan KoDH-ase Fp. Reaksi yang dikata-lisisnya menghasilkan A -Asil-SKoA yang tidak jenuh.2. A -enoil KoA hidratase mengkatalisis reaksi perubahan 2-asil-SKoA yang tidak jenuh menjadi B-hidroksiasil-SKoA.3. L(+), B-hidroksi-asil-SKoA dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+ mengkatalisis perubahan B OH asil-SKoA menjadi B-ketoasil-SKoA.Tiolase (B-ketoasiltiolase) mengkatalisis reaksi perubahan B- keto-asil-SKoA menjadi asetil-SKoA dan asil-SKoA dengan panjang rantai gugus asil yang memiliki dua atom karbon kurang dari jumlah atom karbon gugus asil asam lemak yang semula. Selanjutnya, Asil SKoA tersebut kembali memasuki deretan reaksi oksidasi beta yang dikatalisis oleh "kumpulan enzim oksidase asam lemak" yang serupa dengan yang tersebut di atas.Hal ini. berlangsung terus menerus sampai dicapai perputaran akhir yang menghasilkan 2 molekul asetil-SKoA bila yang mengalami oksidasi adalah asam lemak dengan rantai yang jumlah atom karbonnya genap sedangkan 1 molekul asetil-SKoA dan 1 molekul propionil-SKoA yang dihasilkan pada perputaran akhir dari oksidasi asam lemak dengan rantai yang jumlah atom karbonnya ganjilSelanjutnya asetil-SKoA dan propionil-SKoA memasuki jalur oksidasi siklus Krebs masing-masing melalui pembentukan senyawa intermediate asam sitrat dan suksinil-SKoA. Dengan demikian asam lemak dioksidasi secara tuntas sampai menghasilkan karbondioksida, air dan sejumlah molekul ATP.Selain oksidasi-beta masih dijumpai oksidasi tipe lainnya, tetapi tidak merupakan jalur oksidasi yang utama dari asam lemak yaitu:Oksidasi-alfa yang merupakan proses pengeluaran 1 atom karbon gugus karboksil terminal molekul asam lemak. Tipe ini telah ditemukan di jaringan otak.Dan jenis yang kedu adalah Oksidasi-w,Proses ini melibatkan sitokrom P-450 di dalam mikrosom. Tahap awal gugus metil-w dikonversi menjadi gugus hidroksi-metil (- CH2OH), berikutnya dikonversi menjadi gugus karboksil (-COOH) sehingga dihasilkan suatu asam dikarboksilat,biasanya asam dikarboksilat mengalami oksidasi lebih Ianjut, antara lain menghasilkan asam adipat yang ditemukan dalam urin penderita ketosis.Sumber asam dikarboksilat berupa asam monokarboksilat dengan panjang rantai C10-C14 yang dijumpai dalam jaringan adiposa akan dimobilisasi ke hati pada keadaan ketosis.Asam lemak tidak jenuh dalam keadaan yang aktif (unsat-asil-SKoA) dioksidasi-B dibawah pengaruh sejumlah enzim oksidasi-beta yang bekerja pada oksidasi asam lemak Jenuh sampai ke tahap di mana dihasilkannya senyawa A3-sis-asil-SKoA atau A2-sis-asil-SKoA; yang dihasilkan oleh asam lemak tidak jenuh dengan jumlah atom karbon ganjil atau genap yang terletak diantara ikatan rangkap dengan gugus karboksil molekul asam lemak tidak jenuh tadi.Selanjutnya, asam A3-sis- A6-sis-Dienoil-SKoA mengalami isomeri-sasi menjadi A2-trans- A6-sis-Dienoil-SKoA pada stadium yang sesuai. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim A -sis- A -trans enoil-SKoA isomerase.Kemudian A2-trans- A6-sis-Dienoil-SKoA mengalami oksidasi Beta dan dihasilkan 2 asetil SKoA + A2-sis-enoil-SKoA. A2-sis-enoil- SKoA dikatalisis oleh enzim A2-enoil-SKoA hidratase dan menghasilkan D(-)-B(OH)-asil-SKoA. Senyawa D(-)-B(OH)-asil-SKoA yang dikatalisis oleh enzim D(-)-B-Hidroksiasil epimerase menghasilkan L(+)-B(OH) asil SKoA. Pada akhirnya dihasilkan 4 molekul asetil-SKoA dari oksidasi Beta L(+)-B(OH) asil SKoA. Selanjutnya molekul asetil-SKoA memasuki jalur oksidasi erob siklus asam sitrat sehingga dihasilkan karbon dioksida, air dan sejumlah molekul ATP atau energi.LipogenesisSeperti pada glikogenesis dan glikogenolisis, biosintesis dan biokatalisis asam lemak bukanlah merupakan reaksi kebalikan yang satu dari yang lainnya, melainkan mempunyai jalur sendiri.Pembentukan asam lemak di mitokondria, jelas hanya merupakan perpanjangan rantai dari molekul asam lemak yang sudah ada;sedangkan pembentukan asam lemak yang berasal dari molekul asetil-SKoA dijumpai di dalam ekstra-mitokondria.Biosintesis asam lemak jenuh di ekstra-mitokondria,biosintesis ini berlangsung di dalam sitosol sel beberapa jaringan tubuh, misalnya hati, ginjal, otak, paru-paru, kelenjar mammae,dan jaringan adiposa.Biosintesis ini mengkaitkan kodehidrogenase NADPH,Kofaktor Mn ,bikarbonat HC03' sebagai sumber CO2, dan ATP.reaksi ini membutuhkan Asetil-SKoA sebagai substratnya dan palmitat bebas sebagai produk akhirnya.Bikarbonat HC03" bertindak sebagai sumber CO2 pada reaksi awal, yang berupa reaksi karboksilasi asetil-SKoA yang membentuk malonil-SKoA. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim asetil-SKoA karboksilase yang membutuhkan ATP dan biotin, masing-masing berfungsi sebagai sumber energi dan kokarboksilase.Dijumpai dua jenis enzim sintase asam lemak yang berbeda di dalam sitosol sel:Dijumpai pada bakteri, tumbuh-tumbuhan dan makhluk yang lebih rendah,yaitu Molekul enzim sintase mempunyai dua komponen yaitu berupa radikal dan ACP (Acyl Carrier Protein) dan kedua komponen tersebut terpisah.Dijumpai pada ragi, burung dan mammalia,Kedua komponen molekul enzim sintase,yaitu radikal dan ACP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dimana ACP merupakan bagian molekul multienzim. Molekul multienzim tersebut mempunyai dua gugus-SH yaitu:Gugus -SH molekul sistein dari residu molekul multienzim, yang dinamakan sebagai gugus -SH perifer.Dan Gugus-SH molekul pantetein dari residu molekul multienzim,yang dinamakan sebagai gugus -SH sentral.Molekul asetil-SKoA yang pertama (priming molecule) bergabung dengan gugus -SH perifer membentuk komplek multi enzim-asetil.Reaksi ini dikatalisis oleh enzim asetil tranasilase.Molekul malonil-SKoA bergabung dengan gugus -SH sentral membentuk komplek multi enzim-asetil-malonil. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim malonil-transasilase.Gugus asetil molekul komplek multi Enzim-asetil-malonil akan menyerang gugus metilen residu malonil intra molekuler dan dihasilkan komplek multi Enzim-B ketoasil (B ketoasii terikat pada SH sentral sedangkan SH perifer bebas kembali) dan CO2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim B-ketoasil sintase.Selanjutnya residu B-ketoasil molekul komplek multienzim-B ketoasil berturut-turut mengalami proses reduksi, dehidrasi dan reduksi kembali sehingga dihasilkan komplek Enzim-S-asil yang jenuh di mana residu asil mempunyai panjang rantai dengan jumlah atom karbon dua lebih banyak dari rantai semula.Sebelum memulai lagi reaksi perpanjangan rantai asil, asil-jenuh yang terikat pada gugus -SH sentral berpindah tempat ke gugus -SH perifer molekul komplek multienzim, sehingga gugus -SH sentral molekul komplek multienzim menjadi bebas kembali dan siap menerima gugus malonil yang baru untuk mengulangi deretan reaksi tersebut di atas. Dan setiap kali mengulangi deretan reaksi, akan dihasilkan gugus asil dengan panjang rantai yang memiliki 2 atom C lebih banyak. Dan pada akhir reaksi dihasilkan komplek muiti Enzim-S-asil jenuh yang panjang rantai gugus asilnya memiliki jumlah atom karbon 16 (palmitil),Selanjutnya gugus palmitil dibebaskan dari molekul komplek multi-enzim, dan reaksi ini dikatalisis oleh enzim tioesterase (deasilase).Ketogenesis Molekul asetil dapat berkondensasi untuk membentuk asam asetoasetat yang diubah menjadi asam hidroksibutirat-beta dan aseton .Molekul-molekul ini disebut badan-badan keton.Badan keton adalah produk normal oksidasi asam lemak. Kadar badan keton dalam darah biasanya rendah karena sebagian besar jaringan, kecuali hati, dapat memetabolisnya kembali menjadi asetil KoA secepat terbentuknya.Jika laju katabolisme tinggi dan banyak asetil KoA yang terbentuk, maka hati akan memproduksi dan melepas lebih banyak keton dibandingkan yang dapat diterima jaringan. Keton yang berlebihan berakumulasi dalam aliran darah (ketosis). Pada kondisi ketosis yang parah, asidosis dan pH lebih rendah yang terbentuk akan menyebabkan koma dan kematian.Ada tiga alasan utama untuk penurunan persediaan glukosa dan laju oksidasi asam lemak dan produksi keton yang berlebihan.Kelaparan mengakibatkan oksidasi-beta asam lemak berlebihan karena kurangnya glukosa untuk energi.Diet rendah karbohidrat, tinggi lemak menigkatkan kadar keton dalam darah karena tidak ada jalur biokimia untuk mengubah lemak menjadi karbohidrat dan asam lemak menjadi sumber energi utama.Dalam diabetes mellitus tidak terkontrol, kekurangan insulin yang merangsang pemasukan dan penyimpanan glukosa dalam sel tubuh, mengakibatkan oksidasi asam lemak berlebihan sebagai pengganti glikolisis.Ketogenesis berhubungan erat dengan enzim yang terdapat di dalam mitokondria. Asetoasetil-SKoA yang mengawali reaksi ketogenesis, sedangkan asetoasetat merupakan benda keton yang pertama dibentuk dan dua benda keton lainnya, dibentuk dari asetoasetat. Pembentukan asetoasetat berlangsung melalui dua cara, yaitu:Asetoasetil-SKoA secara langsung membebaskan KoASH, dan terbentuklah asetoasetat. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim deasilase.Cara kedua melalui Asetoasetil-SKoA berkondensasi dengan 1 molekul asetil-SKoA yang dikatalisis oleh enzim HMG-SKoA sintetase dan dihasilkan senyawa intermediate HMG-SKoA (B-OH,B-CH3-Glutaryl-SKoA),selanjutnya,HMG-SKoA dipecah kembali menjadi asetoasetat dan asetil-SKoA. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim HMG-SKoA liase. Cara ke 2 adalah cara yang utama dari pembentukan asetoasetat.Asetoasetat dapat menghasilkan kedua senyawa benda keton lainnya. Perubahan asetoasetat menjadi badan keton lainnya melalui reaksi:spontan, di mana asetoasetat dengan melepaskan CO2 membentuk aseton ataupun melalui cara dikatalisis oleh enzim D(-), B(OH) butirat dehidrogenase dengan Koenzim-NADH+H+, asetoasetat menghasilkan D(-), B(OH)- butirat.3Bila kadar benda keton dalam darah meningkat (ketonemia) sedemikian rupa, sampai pada tingkat dimana oksidasi ini tidak lagi seimbang dengan kadarnya di dalam darah, dan mengakibatkan jumlah benda keton dalam urin meningkat pula (ketonuria). Keadaan di mana ditemukan ketonemia dan ketonuria, dinamakan:ketosis.Karena senyawa badan keton bersifat asam, maka ketosis akan menggeser pH darah ke arah keasaman. Keadaan ini dinamakan tubuh mengalami Asidosis.Pengaturan metabolisme lemakHormon mengendalikan keseimbangan antara penguraian dan penyimpangan lemak.Insulin adalah faktor pengendali terpenting,Insulin meningkatkan aliran glukosa ke dalam sel sehingga glukosa dapat dipakai sebagai energy.Insulin juga mencegah penguraian lemak dalam sel-sel adiposa melalui penghambatan enzim lipase sensitif hormon yang mengkatalis proses hirolis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.Sekresi insulin dan glucagon diatur oleh kadar glukosa darah.Dengan demikian, glukosa juga berperan sebagai salah satu regulator metabolisme lemak.Epinefrin,Glucagon,hormon pertumbuhan,ACTH, dan tiroksin merangsang penguraian dan pelepasan asam lemak dari simpanan trigliserida dalam jaringan adipose.Kendali saraf pada metabolisme lemak berlangsung melalui stimulasi parasimpatis yang meningkatkan simpanan lemak, dan melalui stimulasi simpatis yang mempercepat penguraian asam lemak dari simpanan lemak.1Metabolisme protein-asam amino alfaProtein merupakan nutrient utama ketiga bagi manusia, dan sangat erat kaitannya dengan asam amino alfa karena asam amino alfa adalah uni tterkecil dari molekul protein. Oleh karenanya, metabolisme protein erat kaitannya dengan metabolisme asam amino alfa di dalam tubuh manusia.Asam-asam amino alfa, baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik dijumpai di bagian dalam sel (intraseluler) dan juga di bagian luar sel (eks-traseluler). Asam-asam amino alfa ekstraseluler adalah asam amino alfa jaringan yang mempunyai hubungan yang erat dengan produk spesifik, metabolisme karbohidrat dan lemak. Turnover rate protein jaringan tubuh manusia sebesar 1.2 gram/Kg. berat badan/24 jam.Berdasarkan metabolisme Nitrogen asam amino alfa, maka dikenal 2 macam kelompok hewan yaitu kelompok hewan urikotilik dan ureotilik. Pada kelompok hewan urikotilik dijumpai asam urat sebagai produk akhir metabolisme N asam amino alfa, sedangkan pada kelompok hewan ureo-litik, dijumpai urea sebagai produk akhir metabolisme N. asam amino alfa. Manusia termasuk kelompok hewan ureotilik, sedangkan burung termasuk kelompok hewan urikotilik.Klasifikasi asam amino alfa dapat dilihat dari beberapa aspek, misalnya melalui aspek struktur kimianya, aspek kepentingannya dalam tubuh dan aspek jalur metabolisme yang ditempuhnya di dalam tubuh.Dilihat dari aspek struktur kimianya, asam-asam amino alfa diklasifi-kasi ke dalam Asam amino alfa yang bersifat netral,yaitu asam amino alfa yang mengandung 1 gugus amino (-NH2) dan 1 gugus karboksil (-COOH) dalam molekulnya.Kedua yaitu Asam amino alfa yang bersifat asam,dan Asam amino alfa yang bersifat basa.yaitu asam amino alfa yang mengandung 2 gugus amino (-nh2) dan 1 gugus karboksil (-COOH) dalam molekulnya.Dilihat dari aspek kepentingannya di dalam tubuh, asam amino alfa diklasifikasi ke dalam Asam amino alfa essensial,yaitu asam amino alfa yang sangat diperlukan keberadaannya dalam tubuh tetapi tubuh tidak dapat mensintesis asam amino alfa tersebut.Kedua yaitu Asam amino alfa semiesensial,yang merupakan asam amino alfa yang walaupun dapat disintesis dalam tubuh namun jumlahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut.Yang terakhir adalah Asam amino alfa yang non-essensial,yaitu asam amino alfa yang diperlukan tubuh serta disintesis dalam tubuh dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut.Dilihat dari aspek jalur metabolisme yang ditempuhnya, asam amino alfa diklasifikasi ke dalam :Asam amino alfa ketogenik,yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh jalur oksi-dasi lemak saja.Asam amino alfa glikoketogenik,yang merupakan asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh jalur oksi-dasl karbohidrat maupun lemak.Dan yang terakhir Asam amino alfa glikogenik,yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh jalur oksidasi karbohidrat saja.Metabolisme komponen Nitrogen asam amino alfa.Reaksi dasar yang terkait dalam metabolisme komponen Nitrogen adalah reaksi deaminasi. Dari hasi) reaksi deaminasi asam amino alfa, komponen Nitrogen diubah menjadi ammonia (NH3).Di hati ammonia didetoksikasi menjadi urea, selanjutnya urea dieks-kresi melalui ginjal. Pembentukan urea dari ammonia ini berlangsung melalui siklus urea (siklus Krebs Hensenleit)Mula-mula NH3 bereaksi dengan C02 + ATP, yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P sintetase, membentuk karbamoil-P.Selanjutnya, sebagai reaksi awal "siklus urea ialah karbamoil-P ber-kondensasi dengan ornitin, yang dikatalisis oleh enzim transkarbamoilase, membentuk sitrulin.Berikutnya, dibentuk senyawa arginosuksinat dari hasil kondensasi sitrulin dengan aspartat yang dikatalisis oleh "Condensing enzyme" dan ATP.Selanjutnya, arginosuksinat yang dikatalisis oleh enzim arginosuk-sinase dipecah menjadi arginin dan fumarat.Akhirnya arginin yang dikatalisis oleh enzim arginase dipecah menjadi urea dan ornitin. Selanjutnya, ornitin dipergunakan kembali untuk pembentukan urea berikutnya.Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein ynag mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai energy atau disimpan oleh lemak.Deaminasi asam amino yang merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk ammonia (NH3).Pembentukan urea oleh hati. Ammonia diubah menjadi urea melalui siklus urea (siklus ortinin) oleh hati. Urea diekskresi oleh ginjal ke dalam urine.Oksidasi asam amino terdeaminasi. Bagian asam amino nonnitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa (gluconeogenesis) atau lemak (lipogenesis).Karbohidrat dan lemak adalah cadangan-protein dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Saat kelapran, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian memulai mengkatabolis protein.Sintesis protein dari asam amino berlangsung di sebagian besar sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptide pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen.Transaminasi yang berlangsung di hati,merupakan sintesis asam amino nonesensial melaui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino (NH2)dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.Asam amino esensial dan nonesensial. Ada 9 asam amino (fenilalanin, valin, tripofan, treonin, lisin, leusin, isoleusin, metionin, dan histadin) yang merupakan asam amino esensial. Asam amino tersebuttidak dapat disintesis oleh sel dan harus didapat dari makanan . 11 asam amino lainnya dapat disintesis dan tersebut asam amino nonesensial.Protein hewani mengandung semua asam amino esensial dan disebut protein lengkap.Protein nabati tidak memiliki beberapa asam amono esensial dan disebut protein tidak lengkap. Protein nabati dapat dikombinasikan dalam diet untuk memperoleh semua asam amino esensial.Keseimbangan nitrogen terjadi jika jumlah nitrogen yang hilang melalui ekskresi sama dengan kandungan nitrogen dalam protein yang dimakan. Jumlah minimum protein yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan ekuilibrium ini kurang lebih 0,8 g per kg berat badan.Keseimbangan nitrogen positif (jumlah protein yang dimakan lebih besar dibandingkan jumlah yang hilang) normalnya, terjadi pada anak dalam masa pertumbuhan, saat perbaikan bagian tubuh yang cedera, dan selama kehamilan serta laktasi.Keseimbangan nitrogen negative (jumlah penguraian dan ekskresi protein jaringan melebihi jumlah yang dimakan) terjadi saat kelaparan, demam tinggi, atau penyakit pelisutan.Pengaturan metabolisme protein, seperti metabolisme karbohidrat dan lemak, dilakukan terutama dengan hormon.Hormone pertumbuhan merangsang transpor aktif asam amino ke dalam sel, terutama sel otot, dan merangsang sintesis protein.Testoteron, hormon kelamin laki-laki, menstimulasi sintesis protein dan meningkatkan simpanan protein dalam jaringan. Estrogen, hormon kelamin perempuan, juga menstimulasi sintesis protein pada derajat yang lebih kecil.Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme semua sel dan penting untuk sintesis protein dan pertumbuhan.Glukokortikoid menstimulasi katabolisme protein dalam sel selain sel hati dan meningkatkan penggunaan asam amino oleh hati dalam proses glukoneogenesis.Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan menstimulasi sintesis protein.1,2,3Kelenjar endokrin Dalam perkembangan evolusi, terdapat tiga mekanisme pengintegrasian fungsi berbagai jaringan dalam organism multisel. Diperkirakan bahwa mekanisme pertama yang muncul adalah difusi sinyal kimiawi dari suatu kelompok sel ke kelompok lain pada jarak terbatas dari sumbernya. Mekanisme primitive ini terlalu lamban dan tidak terkendali, untuk memenuhi kebutuhan metazoan yang lebih besar, dan di dukung oleh perkembangn system sel-sel saraf yang mampu berespon terhadap rangsang luar dan mengantar sinyal melalui cabang sel panjang (akson). Kemudian lagi, dengan berkembangnya system sirkulasi pada hewan yang lebih besar, kedua system integrasi tadi di bantu oleh terbentuknya kelenjar tanpa saluran (kelenjar endokrin) yang menghasilkan sinyal kimiawi ( hormone) yang diangkut darah menuju organ sasaran jauh. Sinyal kimiawi demikian memiliki masa laten lebih panjang karena berada dalam darah, tetapi ada keunggulannya karena dapat menghasilkan efek yang lebih lama di banding sinyal yang melalui saraf. Meskipun berkembangnya satu demi satu, ketiga mekanisme integrastif itu terdapat pada mamalia jaman sekarang; difusi jarak pendek bagi sinyal kimiawi (sitokinin); distribusi sinyal kimiawi dalam darah (hormone) dan pengantaran aksi potensial melalui akson saraf panjang.2Kebanyakan kelenjar endokrin terbentuk dalam embrio sebagai envaginasi tubular atau pemnumbuhan padat keluar dari epitel pelapis rongga, tetapi dalam perkembangan selanjutnya, hubungan kelenjar ini dengan permukaan asalnya terputus. Sekitar deretan atau folikel sel-sel endokrin terbentuk anyaman padat kapiler darah. Hubungan erat antara kapiler dan sel-sel itu memudahkan penyampaian hormonnya ke dalam darah. Kelenjar endokrin biasanya berupa organ terpisah , tetapi dua organ terdapat dalam kelenjar eksokrin besar. Pulau langerhans, unsur endorkin pancreas, merupakan kelompok kecil sel-sel yang tersebar dalam bagian eksokrin kelenjar itu. Hati termasuk unik, karena sel-selnya memiliki fungsi endokrin maupun eksokrin. Empedu disekresi ke dalam cabang-cabang intersel dari system saluran, dan produk lain dilepaskan kedalam darah yang mengalir melalui sinusoid organ itu.2Kelenjar endokrin utama adalah hipofisis, tiroid, paratiroid, pamkreas, adrenal, pineal, testis, ovarium, dan plasenta. Kelenjar ini mempunyai susunan jaringan yang sangat berbeda sehingga tidak dapat di golongkan berdasarkan susunan histologisnya. Meskipun tidak memiliki cirri sitologi yang sama. Kelenjar-kelenjar endokrin ini dapat di golongkan berdasarkan sifat kimiawi hormornnya, seperti asam amino yang dimodifikasi, peptide, protein, glikoprotein, dan steroid.2Hipofisis Hipofisis, atau kelenjar pituitaria, terdapat di dalam sella tursika dari tulang sfenoid, dan menghasilkan 9 hormon. Pada manusia, hipofisis terdiri atas dua bagian besar, yaitu neurohipofisis dan adenohipofisis. Neurohipofisis berasal dari otak dan adenohipofisis berasal dari mukosa mulut (kantung ranthke). Hipofisis berhubungan dengan hipotalamus melalui traktus hipotalamo-hipofisialis. Hipotalamus mensekresi hormon yang di timbun di neurohipofisis.Dari neurohipofisis dapat diekstrak dua jenis hormon, yaitu ADH (Antidiuretik hormon) dan oksitosin, yang keduanya dihasilkan oleh hipotalamus, yaitu oleh nukleus supraoptikus dan nukleus paraventricular. Jadi neurohipofisis sendiri tidak menghasilkan hormon, dan hanya menampung hormon-hormon itu. ADH mempengaruhi keseimbangan air tubuh, karena mengatur diuresis (produksi urine). Ia menghambat pembentukan urine di ginjal, dengan meningkatkan reabsorpsi air di tubuli ginjal. Oksitosin merangsang kontraksi uterus dan mengawali partus; di kelenjar mamae membantu mengeluarkan susu.2Hipofisis serebri secara histologiDalam pars anterior hopifisis di dapatkan kelompokan dan deretan sel yang tidak beraturan dengan sinusoid di antaranya. Bentuk selnya bulat, lonjong atau polygonal dengan inti bulat dan kromatin padat. Di sini dapat dibedakan 3 macam sel yaitu :1. Sel . Sel ini disebut sel asidofil, sitoplasmanya mempunyai granula merah. Intinya biru dan biasanya bulat. Bentuk sel bulat, lonjong atau polygonal dan biasanya tampak berkelompok.2. Sel . Sel ini disebut sel basofil, sitoplasmanya mempunyai granula biru. Inti dan bentuk selnya seperti sel . Biasanya sel ini terdapat di antara kelompokan sel. Ada juga yang membentuk kelompokan sel sendiri.3. Sel kromofob. Sel ini mempunyai sitoplasma pucat, kelihatan seakan-akan tanpa granula. Biasanya terdapat di antara kelompokan sel dan .4Hipofisis pars intermedia. Terletak di antara pars anterior dan pars nervosa hipofisis. Bagian ini merupakan sisa kantong rathke, yang berupa sebuah kista, ruangannya berisi subtansi merah homogeny di dalamnya.Hopifisis pars anterior. Bagian ini terlihat paling pucat karena terdiri atas serat saraf tidak bermielin. Pada bagian ini kadang-kadang dapat terlihat badan herring yang berupa bangunan bulat atau lonjong, biasanya terletak dekat pembuluh darah dan berwarna merah. Bangunan ini sebenarnya merupakan pelebaran setempat ujung serat saraf yang mengandung neurosekret. Juga tampak pituisit, merupakan sel penyokong dalam pars nervosa hipofisis yang sebenarnya neuroglia.4Hormone pada hipotamalus dan kelenjar hipofisisKelenjar hipofisis, yang dikontrol langsung oleh otak melalui hipotalamus, memberikan control endokrin pada berbagai fungsi fisiologi utama. Hipotalamus dibagi lagi menjadi beberapa nuclei dan secara samar-samar disebt sebagai area yang mengelilingi ventrikel ketiga pada dasar bagian medial otak depan. Subbagian hipotalamus yang paling penting untuk fungsi endokrin adalah nucleus paraventrikel, periventrikel, supraoptik, dan arkuata, serta hipotalamus ventromedial. Hipofisis terletak di luar tengkorak, tepat di bawah hipotalamus dan terdiri dari tiga bagian; hipofisis anterior, lobus intermediet (pada manusia hampirvestigial), dan hipofisis posterior. Kelenjar posterior merupakan pertumbuhan hipotalamus itu sendiri ke arah bawah, dan disebut sebagai neurohipofisis. Semua hormone hipofisis dapat berupa peptide maupun protein. Karena menyesuaikan dengan asala perkembangannya, adenohipofisis dan neurohipofisis ini di control dalam cara berbeda-beda. Namun demikian, sifat utama dari regulasi hormone-hormon ini adalah bahwa neuron hipotalamus yang mengontrol hormone-hormon ini adalah bahwa neuron hipotalamus yang mengontrol hormone-hormon hipofisis diaktivasi oleh sinyal ini dilepaskan ke dalam aliran darah dan bukan ke celah sinaps.5Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon yang sudah diketahui, yang banyak diantaranya bersifat tropic bagi kelenjar endokrin.

Hipofisis anterior dan lobus intermedietHormon-hormon ini dilepaskan di bawah pengaruh sinyal kimia (hormon hipofisiotropik) yang berasal dari neuron-neuron kecil (parvoselular) dengan badan selnya di dalam sel hipotalamus. Hormon hipofisiotropik merupakan peptide atau protein yang dilepaskan ke dalam darah pada eminensia mediana ketika neuron-neuron parvoselular yang sesuai menjadi aktif secara listrik. Pasokan darah untuk hipofisis anterior berasal dari arteri hipofisis superior, dalam bentuk pembuluh darah porta hipofisis. Pembuluh darah porta membawa sinyal hipofisiotropik secara langsung menuju hipofisis anterior untuk menstimulasi atau menginhibisi pelepasan hormon hipofisis melalui aktivasi resptor pada kelompok sel hipofisis spesifik. Harus diperhatikan bawha beberapa hormon hipofisiotropik mengontrol lebih dari satu hormon hipofisis. 5 Hipofisis posterior Kelenjar posterior menyekresi dua hormon peptide; oksitosin dan hormon antidiuretik (antidiuretik hormon, ADH; sering juga disebut vasopressin). Hormon-hormon ini diproduksi di badan sel neuron besar (magnoselular) di nucleus supraoptik dan nucleus paraventrikel hipotalamus, kemudian ditranspor menuruni akson sel-sel ini menuju titik akhir (terminal)-nya pada kapiler yang berasal dari arteri hipofisis inferior di dalam kelenjar hipofisis posterior. Ketika teraktivasi , neuron-neuron menoselular ini melepaskan oksitosin atau ADH ke sirkulasi umum, dimana hormon-hormon ini kemudia dapat mencapai jaringan target yang relevan untuk menghasilkan efek yang diinginkan. Sinyal yang mendorong pelepasan hormon kelenjar posterior, seluruhnya adalah sinyal neuronal, sehingga hormon-hormon terbsebut dikatakan terlibat dalam reflex neuroendokrin. Hormon-hormon ini bekerja dalam waktu yang lebih singkat (beberapa menit) dari pada sebagian besar peristiwa endokrin (beberapa jan hingga hari ). Pelepasan ADH dikontrol oleh mekanisme umpan balik negative konvensional berdasarkan osmolalitas plasma. Namun demikian, oksitosin terlibat dalam mekanisme umpan balik positif.5PankreasBagian eksokrin pankreas (bagian terbesar pankreas) menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan bagian endokrinnya, berupa pulau-pulau Langerhans (selitar 1 juta pulau), menghasilkan hormon. Pulau langerhans terdiri atas sel-sel alfa, yang menghasilkan glukagon, sel-sel beta yang menghasilkan insulin. Glukagon dan insulin mengatur kadar gula darah: insulin adalah hormon hipoglikemik (menurunkan gula darah) sedangkan glukagon bersifat hiperglikemi (meningkatkan gula darah).3 Selain ini ada sel delta yang menghasilkan somatostatin, yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon; sel F menghasilkan polipeptida pankreatik, yang berperan mengatur fungsi eksokrin pankreas.3Pancreas adalah organ putih-kemerahan yang terletak retroperitoneal pada dinding posterior rongga abdomen, setinggi vertebra lumbal kedua dan ketiga. Umumnya dikatakan ia memiliki kaput, korpys, dan kauda. Kaput terletak dalam cekungan duodenum berbentuk-C dan korpus serta kaudanya yang lebih langsing meluas transversal melintasi dinding posterior abdomen ke hilus limpa. Pada orang dewasa, ia berukuran 20-25 cm panjang, dengan berat 100 sampai 150 g. Ia di bungkus selapis tipis jaringan ikat yang tidak memberuk simpai opak. Kelenjar itu berlobul dan garis-bentuk lobules yang lebih besar dapat dilihat dengan mata telanjang.2Pancreas adalah kelenjar terbesar kedua yang berhubungan dengan saluran cerna. Ia terdiri atas (1) bagian eksokrin yang mensekresi sekitar 1200 ml cairan kaya enzim setiap harinya, yang diperlukan untuk mencerna lemak, karbohidrat dan protein makanan dan (2) bagian endokrin yang mensekresi hormone-hormon yang penting untuk mengatur metabolism karbohidrat.2Pancreas secara histology Sepintas kelenjar ini mirip kelenjar parotis. Kelenjar pancreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas kelenjar eksokrin yang terpulas lebih gelap dan bagian endokrin yang lebih pucat. Bagian eksokrin kelenjar pancreas mirip dengan kelenjar parotis karena pars terminalisnya berupa asinus. Dalam asinus sering dapat di jumpai sel sentroasinar yang membatasi lumen asinus. Sel ini merupakan awal dinding duktus interkalaris yaitu saluran keluar kelenjar yang terkecil. Saluran ini pada awalnya, dindingnya berupa epitel selapis kubis atau kubis rendah. Duktus sekretorius (interlobular) lebih sedikit jumlahnya dari pada yang terdapat dalam kelenjar parotis. Adanya sel sentroasinar dan sedikitnya duktus sekretorius pada kelenjar pancreas dapat digunakan untuk membedakan dari kelenjar parotis.3Bagian endokrin disebut juga pulau langerhans, terdiri atas kelompokan sel yang terpulau lebih pucat dari pada asinus sekitarnya (bagian eksokrin). Sel-sel pulau langerhans juga lebih kecil dari pada asinus. Pada umumnya sel kelihatan bulat dan dinding selnya tidak mudah dilihat. Di antara sel-sel itu terdapat kapilar darah. Kelompokan sel ini pun tidak mempunyai simpai jaringan ikat yang jelas.3Glukagon Sasaran utama glukagon adalah hati, dengan (1) merombak glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis); (2) sintesis glukosa dari asam laktat dan dari molekul non-karbohidrat seperti asam lemak dan asam amino (glukoneogenesis); dan (3) pembebasan glukosa ke darah oleh sel-sel hati, sehingga gula darah naik.3 Sekresi glukagon dirangsang turunnya kadar gula darah, juga naiknya kadar asam amino darah (setelah makanan banyak proein). Sebaliknya dihambat oleh kadar gula darah yang tinggi dan oleh somatostatin.3Insulin Efek insulin yang paling jelas adalah setelah makan. Efek utamanya adalah menurunkan kadar gula darah, juga mempengaruhi metabolisme protein dan lemak. Penurunan kadar gula darah terjadi karena transpor membran terhadap glukosa ke dalam sel meningkat, khususnya ke dalam sel-sel otot. Insulin menghambat perombakan glikogen menjadi glukosa dan konversi asam amino atau lemak menjadi glukosa; jadi menghambat aktivitas metabolik yang dapat meningkatkan glukosa darah. Setelah glukosa masuk ke dalam sel-sel sasaran, insulin mempengaruhi (1) oksidasi glukosa menghasilkan ATP, (2) menggabungkan glukosa membentuk glikogen, dan (3) mengkonversi glukosa menjadi lemak. Kebutuhan energi didahulukan, baru deposit glikogen; bila masih ada glukosa, terjadi deposit lemak. Sekresi insulin dirangsang naiknya kadar gula darah, juga kadar asam amino dan asam lemak darah.3KESIMPULAN Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus yang berbeda, hipofisis posterior dan hipofisis anterior. Hipotalamus, yaitu bagian dari otak, mengeluarkan Sembilan hormon peptide; dua di simpan di hipofisis posterior dan tujuh di simpan di hipofisis anterior, tempat hormon-hormon itu merangsang atau menghambat pengeluaran hormon hipofisis anterior tertentu.Hipofisis posterior pada dasarnya adalah perluasan hipotalamus. Dua hormon peptide kecil, vasopressin dan oksitosin, di sintesis di dalam badan sel neuron-neuron neurosekretorik yang berada di hipotalamus. Kemudian kedua hormon tersebut dialurkan melalui akson untuk di simpan di ujung-ujung akson yang berada di hipofisis posterior. Hormon-hormon ini secara bebas dikeluarkan dari hipofisis posterior ke dalam darah sebagai respons terhadap potensial aksi yang berasal dari hipotalamus.Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptide berlainan yang diproduksinya sendiri. Kecuali prolaktin, yang merangsang sekresi susu, kelima hormon hipofisis anterior lainnya merangsang dan memelihara jaringan endokrin lain; jadi, hormon-hormon tersebut bersifat tropic. Satu-satunya fungsi thyroid-stimulating hormone (TSH) adalah merangsang sekresi hormon tiroid, sedangkan adrenocorticotropik hormone (ACTH) adalah untuk merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal. Hormon-hormon gonadotropin-folicle-stimulating hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) merangsang pembentukan gamet ( sel telur dan sprema) serta sekresi hormon-hormon seks. Hormon pertumbuhan merangsang pertumbuhan dan juga memiliki efek metabolic.Hipofisis anterior mengeluarkan hormon-hormonnya ke dalam darah setelah mengikat hormon pelepas dan penghambat dari hipotalamus yang sesuai. Hipotalamus, pada gilirannya, di pengaruhi oleh berbagai masukan pengontrol dari system saraf dan hormon. Baik hipotalamus maupun hipofisis anterior keduanya dihambat melalui mekanisme umpan-balik negative oleh produk organ sasaran di sumbu hipotalamus/hipofisis anterior/organ-sasaran.1Metabolism intermediet atau bahan bakar secara kolektif mengacu pada sintesis (anabolisme), penguraian ( katabolisme), dan transformasi ketiga kelas nutrient organic kaya energy- karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh. Glukosa dan asam lemak yang masing-masing berasal dari karbohodrat dan lemak di gunakan terutama sebagai bahan bakar metabolic, sedangkan asam amino yang berasal dari protein digunakan terutama untuk sintesis protein structural dan enzimatik.Selama keadaan absorptive setelah makan, kelebihan nutrient yang diserap yang tidak segera diperlukan untuk menghasilkan energy atau sintesis protein disimpan dalam jumlah terbatas sebagai glikogen di hati dan otot, tetapi sebagian besar sebagai trigeliserida di jaringan adipose. Selama keadaan pasca-absorptif di antara waktu makan sewaktu tidak ada nutrient baru yang masuk ke dalam darah, simpanan glikogen dan trigliserida di katabolisasi untuk membebaskan molekul-molekul nutrient ke dalam darah. Apabila diperlukan, protein tubuh diuraikan untuk membebaskan asam-asam amoni untuk diubah menjadi glukosa. Konsentrasi glukosa darah perlu dipertahankan di atas ambang kritis bahkan selama keadaan pasca absoptif, karena otak bergantung pada glukosa darah sebagai sumber energinya. Jaringan-jaringan yang tidak bergatung pada glukosa mengalihkan bahan bakar metabolic mereka ke asam lemak sehingga glukosa dapat dihemat hanya untuk otak.Pergeseran jalur-jalur metabolic antara keadaan absorptive dan pasca absorptive ini dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon terpenting dalam hal ini adalah insulin. Insulin disekresikan oleh sel-sel pulau langerhans, yaitu bagian endokrin pancreas. Hormon pancreas utama lain, glucagon, disekresikan oleh sel-sel pulau langerhans. Insulin adalah suatu hormon anabolic; hormon ini meningkatkan penyerapan glukosa, asam lemak, dan asam amino oelh sel dan meningkatkan perubahan mereka masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein. Dalam melakukan hal itu, insulin menurunkan konsentrasi molekul-molekul organic kecil tersebut di dalam darah. Sekresi insulin meningkat selama keadaan absorptive, terutama melalui efek langsung peningkatan glukoa darah pada sel-sel , dan terutama berperan mengarahkan lalu lintas organic ke dalam sel selama keadaan ini.Selama keadaan pasca-absorptif, glucagon memobilisasi molekul-molekul kaya-energi dari tempat penyimpanan. Glucagon, yang disekresikan sebagai respons terhadap efek langsung penurunan glukosa darah pada sel-sel pancreas, secara umum melawan efek-efek insulin.1Penyakit diabetes mellitus disebabkan karena kegagalan fungsi sel B, baik karena serangan autoimun, di mana system imun salah mengenali sel tubuh sebagai benda asing dan memusnahkannya, maupun karena keadaan patologis, seperti obesitas, yang mengganggu pelepasan insulin. Diabetes jenis pertama umumnya terjadi pada usia muda dan diterapi dengan insulin ( diabetes tergantung insulin), sedangkan diabetes jenis kedua terjadi pada usia yang lebih tua dan bias diterapkan dengan obat-obatan yang menstimulasi pelepasan insulin (diabetes tidak tergantung-insulin). Jika tidak ditangani, keadaan ini menyebabkan kadar glukosa plasma menjadi tinggi secara kronik (hiperglikemia), suatu gejala awal yang akan memberi beban berlebih pada transporter glukosa ginjal sehingga gulai mulai terlihat di urin. Efek osmotic glukosa menyebabkan produksi urin secara berlebihan (poliuria) dan urin terasa manis (dulu hal ini merupakan uji diagnostic diabetes, sehingga penyakit ini disebut juga kencing manis; berasal dari bahasa latin mellitus = manis). Hiperglikemia jangka panjang mendorong lipolisis secara berlebihan oleh sel hati, menyebabkan badan keton menumpuk, dan keadaan ini disebut ketoasidosis. Hal ini mengganggu fungsi otak, menyebabkan koma, dan akhirnya kematian. Penurunan kadar glukosa darah yang tajam (hipoglikemia) yang disebabkan bahan bakar metaboliknya dan, suatu ironi yang menyedihkan, juga bias menyebabkan koma dan kematian.5Daftar Pustaka1. Ikhtisar UH. Biokimia dasar B. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2007.h.24-1302. Murray RK. Hartono A, alih bahasa. Biokim harper. Jakarta: EGC;2003.h.178-953. Safitri A.Physiology at a glance.Jakarta: Penerbit Erlangga.2009.h.84-54. Eroschenko, Victor P.Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional.Edisi 9.Jakarta: EGC;20035. Sherwood.Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.2001