Makalah PBL 2 Blok 30

40
Pembunuhan Anak Sendiri Jessicca Susanto 102011032 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 e-mail : [email protected] Kasus: Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporjan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut. Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar smeua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan mebriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa. Pendahuluan Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa yang unik sifatnya. Unik dalam arti si pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena si ibu takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak; 1

description

blok 30

Transcript of Makalah PBL 2 Blok 30

Page 1: Makalah PBL 2 Blok 30

Pembunuhan Anak Sendiri

Jessicca Susanto

102011032

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

e-mail : [email protected]

Kasus:

Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat

melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporjan bahwa semalam melihat seorang

perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup

lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.

Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai

dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang

dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus

mengatur segalanya agar smeua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan mebriefing para

dokter yang akan menjadi pemeriksa.

Pendahuluan

Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap

nyawa yang unik sifatnya. Unik dalam arti si pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya

sendiri, dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena si ibu

takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak; oleh karena anak tersebut umumnya adalah

hasil hubungan gelap.1,2

Selain kedua hal tadi keunikan lainnya adalah saat dilakukannya tindakan

menghilangkan nyawa si anak, yaitu pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian;

yang dalam hal ini patokannya adalah sudah ada atau belum ada tanda-tanda perawatan,

dibersihkan, dipotong tali pusatnya atau diberi pakaian. Saat dilakukannya kejahatan tersebut

dikaitkan dengan keadaan mental emosional dari si ibu, dimana selain rasa malu, takut, benci

serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya itu dianggap dilakukan

tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar serta dengan perhitungan yang matang. Inilah

yang menjelaskan mengapa ancaman hukumn pada kasus pembunuhan anak lebih ringan bila

dibandingkan dengan kasus-kasus pembunuhan lainnya.1

1

Page 2: Makalah PBL 2 Blok 30

Cara yang paling sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan

asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan.DiJakarta

dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukandengan cara

asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul dikepala (5-10%) dan

kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun).2

PROSEDUR MEDIKOLEGAL

1. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan

Pasal 133 KUHAP

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban

baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang

merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan

ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada

rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan

terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak

dengan cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan

mayat.3

Penjelasan Pasal 133 KUHAP

2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut

keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli

kedokteran kehakiman disebut keterangan.3

Pasal 179 KUHAP

1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman

atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang

memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan

sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan

sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.3

2

Page 3: Makalah PBL 2 Blok 30

2. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya

Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila

dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa

suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukannnya.3

Pasal 184 KUHAP

1) Alat bukti yang sah adalah:

a. Keterangan saksi

b. Keterangan ahli

c. Surat

d. Pertunjuk

e. Keterangan terdakwa

2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.3

Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.3

Pasal 180 KUHAP

1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di

sidang pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat

pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat

hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.

3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian

ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).

4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

oleh instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain

yang mempunyai wewenang untuk itu.3

3. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter

Pasal 216 KUHP

1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi

3

Page 4: Makalah PBL 2 Blok 30

kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula

barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau

menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana

penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak

sembilan ribu rupiah.

2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut

ketentuan undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi

tugas menjalankan jabatan umum.

3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya

pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka

pidanya dapat ditambah sepertiga.3

Pasal 222 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau

menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara

paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus

rupiah.3

Pasal 224 KUHP

Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi,

ahli atau jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut

undang-undang ia harus melakukannnya:

1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9

bulan.

2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6

bulan.3

Pasal 522 KUHP

Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau

jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda

paling banyak sembilan ratus rupiah.3

ASPEK HUKUM

Dasar Hukum Pembunuhan Anak Sendiri (PAS)

4

Page 5: Makalah PBL 2 Blok 30

Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia adalah

pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak

berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.2

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak

dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam

karena membunuh anaknya sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.1,3

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan

ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat akan dilahirkan atau tidak lama

kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri

dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.1,3

Pasal 343 KUHP

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang

turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.

Dari undang-undang di atas kita dapat melihat terdapat 3 unsur yang penting yaitu:1,3

1. Ibu. Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak

sendiri. Tidak dipersoalkan apa si ibu sudah kawin atau belum. Sedangkan bagi orang

lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena

pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu:

penjara 15 tahun (pasal 338: tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman

mati (pasal 339 dan 340: dengan rencana).3

2. Waktu. Dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi

hanya dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tiidak lama kemudian”. Sehingga boleh

dianggap pada saat belum timbul rasa kasih saying seorang ibu terhadap anaknya.

Bila rasa kasih saying sudah timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan

membunuh anaknya.

3. Psikis. Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui

orang telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dibunuh tersebut didapat dari

hubungan yang tidak sah. Bila ditemukan bayi di tempat yang tidak semestinya,

misalnya tempat samapah, got, sungai , dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin

adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341,342), pembunuhanm lahir mati

kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308).

5

Page 6: Makalah PBL 2 Blok 30

Pasal 181 KUHP

Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat

dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana

penjara selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 308 KUHP

Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak

lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya

dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya, maka maksimum pidana tersebut dalam

pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.

Adapun bunyi pasal 305 dan 306 tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 305

Barangsiapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan

atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, diancam

dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.

Pasal 306

(1) Jika saalah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu mengakibatkan luka-

luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun 6

bulan.

(2) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 9 tahun.1-3

Pemeriksaan Medis Pada Bidang Tanatologi

Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos

(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian

dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan

tersebut.2

Tanda kematian tidak pasti, antara lain :

1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi).

2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba.

3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi

spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.

4. Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit

menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi tampak lebih muda.

6

Page 7: Makalah PBL 2 Blok 30

Kelemasan otot sesaat setelah kematian disebut relaksasi primer. Hal ini mengakibatkan

pendataran daerah-daerah yang tertekan, misalnya daerah belikat dan bokong pada mayat

yang terlentang.

5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. Segmen-

segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap.

6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat

dihilangkan dengan meneteskan air.2

Tanda pasti kematian, antara lain :

1. Lebam mayat (livor mortis)

Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya

tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan venula, membentuk bercak berwarna merah ungu

(livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.

Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh

darah. Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama

intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum

waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan dapat berpindah jika

posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan sempurna apabila

penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan dalam 6 jam pertama setelah

mati klinis. Tetapi, walaupun setelah 24 jam, darah masih tetap cukup cair sehingga

sejumlah darah masih dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah

yang baru. Kadang-kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna biru kehitaman akibat

pecahnya pembuluh darah. Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-

sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi. Selain itu, kekakuan

otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut.2

Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian; memperkirakan sebab

kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN, warna

kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal; mengetahui perubahan posisi

mayat yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap; dan memperkirakan

saat kematian.

Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat belum menetap

dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka setelah beberapa saat akan terbentuk

lebam mayat baru di daerah dada dan perut. Lebam mayat yang belum menetap atau masih

7

Page 8: Makalah PBL 2 Blok 30

hilang pada penekanan menunjukkan saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum saat

pemeriksaan.2

Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan

ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).

Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan air, maka warna

merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah

tidak menghilang.2

2. Kaku mayat (rigor mortis)

Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat

seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan

energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat

ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis,

maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.2

Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak

kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah

dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bahwa kaku mayat ini menjalar

kraniokaudal. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan

selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Kaku mayat umumnya

tidak disertai pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada

dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot.2

Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum

mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan suhu

lingkungan tinggi. Kaku mayat dapat dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti

kematian dan memperkirakan saat kematian.2

Terdapat kekakuan pada mayatyang menyerupai kaku mayat, antara lain :

a) Cadaveric spasm (instantaneous rigor), adalah bentuk kekauan otot yang terjadi pada

saat kematian dan menetap. Cadaveric spasm sesungguhnya merupakan kaku mayat

yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer.

Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat

setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum

meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering terjadi dalam masa

perang. Kepentingan medikolegalnya adalah menunjukkkan sikap terakhir masa

8

Page 9: Makalah PBL 2 Blok 30

hidupnya. Misalnya, tangan yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus

tenggelam, tangan yang menggenggam senjata pada kasus bunuh diri.

b) Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. Otot-otot

berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek). Keadaan ini dapat dijumpai

pada korban mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek

sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, membentuk sikap petinju.

Perubahan sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa hidup,

intravitalitas, penyebab atau cara kematian.

c) Cold stiffening, yaitu kekauan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi

pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan

dan otot, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga

sendi.2

3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke

benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.

Grafik penurunan suhu tubuh ini hamper berbentuk kurva sigmoid atau seperti huruf

S. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban

udara, bentuk tubuh, posisi tubuh dan pakaian. Selain itu, suhu saat mati perlu diketahui

untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada

suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang

kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang

tua serta anak kecil.2

Penelitian akhir-akhir ini cenderung untuk memperkirakan saat mati melalui

pengukuran suhu tubuh pada lingkungan yang menetap di Tempat Kejadian Perkara

(TKP). Caranya adalah dengan melakukan 4-5 kali penentuan suhu rectal dengan interval

waktu yang sama (minimal 15 menit). Suhu lingkungan diukur dan dianggap konstan

karena faktor-faktor lingkungan dibuat menetap, sedangkan suhu saat mati dianggap 37oC

bila tidak ada penyakit demam. Penelitian membuktikan bahwa perubahan suhu

lingkungan kurang dari 2oC tidak mengakibatkan perubahan yang bermakna. Dari angka-

angka di atas, dengan menggunakan rumus atau grafik dapat ditentukan waktu antara saat

mati dengan saat pemeriksaan. Saat ini telah tersedia program komputer guna

penghitungan saat mati melalui cara ini.2

4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)

9

Page 10: Makalah PBL 2 Blok 30

Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja

bakteri. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan

steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan

hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.2

Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk

ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh.

Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii.

Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, serta asam amino

dan asam lemak.2

Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada

perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri

serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulf-

met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan

dada, dan bau busuk pun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti

melebar dan berwarna hijau kehitaman.2

Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan

kemerahan berbau busuk. Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung

dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari

mulut dan hidung. Gas yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan

terabanya derik (krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh,

tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan longgar, seperti skrotum dan

payudara. Tubuh berada dalam sikap seperti petinju (pugilistic attitude), yaitu kedua

lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di

dalam rongga sendi.2

Selanjutnya, rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah

mengembung dan warna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembam, bibir

tebal, lidah membengkak dan sering terjulur di antara gigi. Keadaan seperti ini sangat

berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi dikenali oleh keluarga.2

Hewan pengerat akan merusak tubuh mayat dalam beberapa jam pasca mati, terutama

bila mayat dibiarkan tergeletak di daerah rumpun. Luka akibat gigitan binatang pengerat

khas berupa lubang-lubang dangkal dengan tepi bergerigi.2

Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira

36-48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca

10

Page 11: Makalah PBL 2 Blok 30

mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung dan di antara bibir. Telur lalat tersebut

kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Dengan identifikasi spesies,

lalat dan mengukur panjang larva, maka dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat

dipergunakan untuk memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasanya

secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal (dan tidak lagi dapat mengusir

lalat yang hinggap).2

Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda.

Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus, menjadi ungu

kecoklatan. Mukosa saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima pembuluh

darah juga kemerahan, akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung empedu

mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi

berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian alat dalam akan

mengerut. Prostat dan uterus non-gravid merupakan organ padat yang paling lama

bertahan terhadap perubahan pembusukan.

Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal (26.5oC hingga sekitar

suhu normal tubuh), kelembaban dan udara yang cukup, banyak bakteri pembusuk, tubuh

gemuk atau menderita penyakit infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat juga

berperan. Mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan

yang terdapat dalam air atau dalam tanah. Bayi baru lahir umumnya lebih lambat

membusuk, karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnya panas

tubuh yang cepat dan bayi akan menghambat pertumbuhan bakteri.2

5. Adiposera atau lilin mayat.

Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau

berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu

disebut sebagai saponifikasi, tetapi istilah adiposera lebih disukai karena penunjukan sifat-

sifat di antara lemak dan lilin.2

Adiposera terutama terdiridari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh

hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca

mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi

dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial. Adiposera terapung di air, bila

dipanaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut dalam alkohol dan eter.2

Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan di dalam hati, tetapi

lemak superficial yang pertama kali terkena. Biasanya perubahan berbentuk bercak, dapat

11

Page 12: Makalah PBL 2 Blok 30

terlihat di pipi, payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh lemak

tubuh berubah menjadi adiposera.2

Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga

bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih

dimungkinkan.2

Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembaban dan

lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang meghambat adalah air yang mengalir yang

membuang elektrolit.2

Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang hangat akan

mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan pasca mati juga akan

mempercepat pembentukannya.2

Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dan

dehidrasi jaringan bertambah. Lemak segar hanya mengandung kira-kira 0.5% asam lemak

bebas, tetapi dalam waktu 4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20% dan setelah 12

minggu menjadi 70% atau lebih. Pada saat ini, adiposera menjadi jelas secara makroskopik

sebagai bahan berwana putih kelabu yang menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian

lunak tubuh. Pada stadium awal pembentukannya sebelum makroskopik jelas, adiposera

paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat.2

6. Mummifikasi

Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup

cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan

pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput dan

tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.

Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh

yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 minggu). Mummifikasi jarang dijumpai pada

cuaca yang normal.2

Pemeriksaan medis yang dilakukan juga yaitu pemeriksaan luar dan pemeriksaan

dalam.1

Pemeriksaan luar

Pada pemeriksaan tubuh mayat sebelah luar, untuk kepentingan forensic, pemeriksaan

harus dilakukan dengan cermat meliputi segala sesuatu yang terlihat, tercium, maupun teraba,

baik terhadap benda yang menyertai mayat, pakaian, perhiasan, sepatu, dll. Juga terhadap

tubuh mayat sendiri.1

12

Page 13: Makalah PBL 2 Blok 30

Sistematika pemeriksaan adalah:

1. Label mayat

2. Tutup mayat

3. Bungkus mayat

4. Pakaian

Pakaian mayat dicatat dengan teliti, mulai dari pakaian yang dikenakan pada bagian

tubuh sebelah atas sampai tubuh sebelah bawah, dari lapisan yang terluar sampai

lapisan yang terdalam.

Pencatatan meliputi bahan, warna dasar, warna dan corak /motif dari tekstil,

bentuk /model pakaian, ukuran, merk /penjahit, cap binatu, monogram /inisial serta

tambahan atau tisikan bila ada. Bila terdapat pengotoran atau robekan pada pakaian,

maka ini juga harus dicatat dengan teliti dengan mengukur letaknya yang tepat

menggunakan koordinat, serta ukuran dari pengotoran dan atau robekan yang

ditemukan.

5. Perhiasan

Perhiasan yang dipakai oleh mayat harus dicatat pula dengan teliti. Meliputi jenis

perhiasan, bahan, warna, merk, bentuk serta ukiran nama/inisial pada benda perhiasan

tersebut.

6. Benda di samping mayat

Kadangkala dalam pengiriman mayat terdapat benda di samping mayat seperti tas

atau bungkusan. Inipun dilakukan pencatatan yang teliti dan lengkap.

7. Identifikasi khusus

a. Tanda lahir

b. Jaringan parut

c. Kapalan

d. Kelainan pada kulit

e. Anomaly dan cacat pada tubuh

1. Apakah ada luka-luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian?

Oleh karena Visum et Repertum itu juga mengandung makna sebagai barang bukti

(corpus delicti), maka sudah barang tentu segala apa yang terdapat pada barang bukti dalam

hal ini tubuh anak, haruslah juga dicatat dan dilaporkan. Dengan demikian selain ketiga

kejelasan tersebut di atas, masih ada dua hal lagi yang harus diutarakan dala VR; yaitu:1

13

Page 14: Makalah PBL 2 Blok 30

Cara atau metoda yang banyak dijumpai untuk melakukan tindakan pembunuhan anak

adalah cara atau metoda yang menimbulkan keadaan mati lemas (asfiksia), seperti penjeratan,

pencekikan dan pembekapan serta membenamkan kedalam air. Adapaun cara atau metoda

yang lain seperti menusuk atau memotong serta melakukan kekerasan dengan benda tumpul

relatip lebih jarang dijumpai.1

Dengan demikian pada kasus yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak, yang

harus diperhatikan adalah:

- Adanya tanda-tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-

bintik perdarahan pada selaput bola mata (konjungtiva bulbi) dan selaput kelopak

mata (konjungtiva palpebra) serta jaringan longgar lainya, lebam manyat yang

lebih gelap dan luas, busa halus berwarna putih atau putih kemerahan yang keluar

dari lubang hidung dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan pada alat-alat

dalam.1

- Keadaan mulut dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan di bibir atau sekitarnya

yang tidak jarang berbentuk bulan sabit, memar pada bibir bagian dalam yang

berhadapan dengan gusi, serta adanya benda-benda asing seperti gumpalan kertas

korann atau kain yang mengisi rongga mulut.1

- Keadaan di daerah leher dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan yang melingkari

sebagian atau seluruh bagian leher yang merupakan jejas jerat sebagai akibat

tekanan yang ditimbulkan oleh alat penjerat yang dipergunakan, adanya luka-luka

lecet kecil-kecil yang seringkali berbentuk bulan sabit yang diakibatkan oleh

tekanan dari ujung kuku si pencekik, adanya luka-luka lecet dan memar yang

tidak beraturan yang dapa terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh ujung-

ujung jari si pencekik.1

- Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut atau bagian

tubuh lainnya, dimana menurut literatur ada satu metoda yang dapat dikatakan

khas yaitu tusukan benda tajam pada langit-langit sampai menembus ke rongga

tengkorak yang dikenal dengan nama “tusukan bidadari”.1

- Adanya tanda-tanda terendam seperti: tubuh basah dan berlumpur, telapak tangan

dan telapak kaki yang pucat dan keriput (washer woman’s hand), kulit yang

berbintil-bintil (cutis anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing

terutama di dalam saluran pernafasan (trakhea), yang dapat berbentuk pasir,

lumpur, tumbuhan air atau binatang air.1

14

Page 15: Makalah PBL 2 Blok 30

2. Apakah anak yang dilahirkan itu cukup bulan dalam kandungan?

Apakah anak tersebut cukup bulan dalam kandungan (matur) atau belum cukup bulan

dalam kandungan (prematur), dapat diketahui dari pemeriksaan sebagai berikut:1

- Pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, tinggi badan dan berat badan: dimana

yang mempunyai nilai tinggi adalah lingkar kepala dan tinggi atau panjang badan.

- Keadaan ujung-ujung jari: pakah kuku-kuku telah melewati ujung jari seperti pada

anak yang dilahirkan cukup bulan atau belum.

- Keadaan genitalia eksterna: bila telah terjadi descencus testiculoma maka hal ini

dapat diketahui dari terabanya testis pada scrotum, demikian pula halnya dengan

keadaan labia mayora apakah telah menutupi labia minora atau belum; testis yang

telah turun serta labia minora yang telah menutupi labia minora terdapat pada

anak yang dilahirkan cukup bulan dalam kandungan si ibu.

- Pusat-pusat penulangan: khususnya pada tulang paha (os. Femur), mempunyai arti

yang cukup penting di dalam membantu perkiraan apakah anak dilahirkan dalam

keadaan cukup bulan atau tidak; bagian distal dari os. femur serta bagian

proksimal dari os. tibia akan menunjukkan pusat penulangan pada umur

kehamilan 36 minggu, demikian pula pusat penulangan pada os. cuboideum dan

os. cuneiforme, sedangkan os. talus dan os. calcaneus pusat penulangannya akan

tampak pada umur kehamilan 28 minggu.1

Umur (bulan) Panjang Badan (cm)

1 1 x 1 = 2

2 2 x 2 = 4

3 3 x 3 =9

4 4 x 4 = 16

5 5 x 5 = 25

6 6 x 5 = 30

7 7 x 5 = 35

8 8 x 5 = 40

9 9 x 5 = 45

Tabel 1. Viabilitas Umur Bayi dalam Kandungan.4,5

15

Aspek Penilaian Keterangan

Usia gestasi >28 minggu

Berat badan > 1000 gram

Panjang badan >35 cm

Lingkar kepala >23 cm

Cacat bawaan fatal (-)

Page 16: Makalah PBL 2 Blok 30

Tabel 2. Penilaian Aspek Viabilitas pada Bayi.5

3. Apakah pada anak tersebut didapatkan kelainan bawaan yang dapat

mempengaruhi kelangsungan hidup bagi si anak?

Hal ini sebenarnya berkaitan dengan permasalahan viabilitas dari anak yang baru

dilahirkan dan dapat diketahui dari pemeriksaan yang lengkap atas dirinya; adapun keadaan

yang perlu diperhatikan antara lain:1

- Jantung: adakah kelainan seperti defek pada atrium dan ventrikel jantung (atrial

septal defect dan ventricular septal defect).

- Otak: apakah pertumbuhannya normal atau tidak sempurna seperti misalnya

anencephalus atau microcephalus.

- Saluran pencernaan: apakah ada kelainan pada kerongkongan seperti stenosis

esofagus.

Pemeriksaan dalam

1. Apakah anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati?

Pada pemeriksaan mayat bayi baru lahir, harus dibedakan apakah ia lahir mati atau

lahir hidup. Bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan

atau penelantaran anak hingga menimbulkan kematian. Pada kasus seperti ini, si ibu hanya

dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kelahiran dan kematian orang.3

Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau

dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah

kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak

bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut nadi

tali pusat atau geraka otot rangka.3

Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada

dasarnya adalah sebagai berikut:1

Adanya udara di dalam paru-paru.

Paru-paru yang sudah mengembang karena terisi udara pernafasan dapat

diketahui dari ciri-ciri seperti tersebut di bawah ini yaitu:1

- Menemui rongga dada sehingga menutupi sebagian kandung jantung, berwarna

merah ungu.

16

Page 17: Makalah PBL 2 Blok 30

- Memberikan gambaran mozaik karena adanya berbagai tingkat aerasi atau

pengisian udara.

- Tepi paru-paru tumpul.

- Pada perabaan teraba derik udara (krepitasi), yang bila perabaan ini dilakukan atas

sepotong kecil jaringan paru yang dibenamkan dalam air akan tampak gelembung-

gelembung udara.

- Bila ditimbang maka beratnyya akan sekitar 1/35 berat badan, yang berarti lebih

berat bila dibandingkan dengan berat paru-paru yang bernafas, yaitu sekitar 1/70

berat badan.

- Bila dilakukan tes apung (docimacia pulmonum hydrostatica), akan memberikan

hasil yang positif.

- Pemeriksaan mikroskopik yang hanya dilakukan pada keadaan tertentu saja

(meragukan) akan memperihatkan adanya pengembangan dari alveoli yang cukup

jelas.

Adanya udara di dalam lambung dan usus.

Adanya udara dalam lambung dan usus merupakan petunjuk bahwa si-anak

menelan udara setelah ia dilahirkan hidup, dengan demikian nilai dari pemeriksaan

udara di dalam lambung dan usus ini sekedar memperkuat saja. Seperi halnya pada

pemeriksaan untuk menentukan adanya udara di dalam paru-paru, maka pemeriksaan

yang serupa terhadap lambung dan usus baru dapat dilakukan bila keadaan si-anak

masih segar dan belum mengalami proses pembusukan serta tidak mengalami

manipulasi seperti pemberian pernafasan buatan.1

Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah.

Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah hanya dapat terjadi bila si-

anak menelan udara dan udara tersebut melalui tuba eustachius masuk ke dalam liang

bagian tengah. Untuk dapat mengetahui keadaan tersebut pembukaan liang telinga

bagian tengah harus dilakukan di dalam air, tentunya baru dilakukan pada mayat yang

masih segar.1

Adanya makanan di dalam lambung.

Adanya makanan di dalam lambung diri seorang anak yang baru dilahirkan

tentunya baru dapat terjadi pada anak yang dilahirkan hidup dan diberi makan oleh

orang lain dan makanan tidak mungkin akan dapat masuk ke dalam lambung bila

tidak disertai dengan aktivitas atau gerakan menelan.1

17

Page 18: Makalah PBL 2 Blok 30

Adanya udara di dalam paru-paru, lambung dan usus serta di dalam telinga

bagian tengah merupakan petunjuk pasti bahwa si anak yang baru dilahirkan tersebut

memang dilahirkan dalam keadaan hidup. Sedangkan adanya makanan dalam

lambung lebih mengarahkan kepada kenyataan bahwa si anak sudah cukup lama

dalam keadaan hidup; hal mana bila keadaannya memang demikian maka si ibu yang

menghilangkan nyawa anak tersebut dapat dikenakan hukuman yang lebih berat dari

ancaman hukuman seperti yang tertera pada pasal 341 dan 342.1

2. Apakah terdapat tanda-tanda perawatan?

Penentuan ada tidaknya tanda-tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus

pembunuhan anak, oleh karena dari sini dapat diduga apakah kasus yang dihadapi memang

benar kasus pembunuhan anak seperti apa yang dimaksud oleh udang-undang atau menjadi

kasus lain yang ancaman hukumannya berbeda.1

Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui

dari tanda-tanda sebagai berikut:1

- Tubuh masih berlumur darah.

- Plasenta masih melekat dengan tali pusat dan masih behubugan dengan umbilikus.

- Bila plasenta tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat

diketahui dengan meletkkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air.

- Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang

mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti lipat ketiak, lipat paha dan bagian

belakang bokong.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Golongan Darah

Bila sel darah merah sudah rusak penentuan golongan darah dapat dilakukan dengan cara

menentukan jenis aglutinin dan antigen. Antigen mempunyai sifat yang jauh lebih stabil

dibandingkan dengan aglutinin. Di antara sistem-sistem golongan darah, yang paling lama

bertahan adalah antigen dari system golongan darah ABO. 1,3

Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi atau

aglutinasi campuran. Cara yang biasa dilakukan adalah cara absorpsi elusi dengan prosedur

sebagai berikut:

2-3 helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi dengan metil alkohol

selama 15 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. Selanjutnya dilakukan

penguraian benang tersebut menjadi serat-serat halus dengan menggunakan 2 buah

18

Page 19: Makalah PBL 2 Blok 30

jarum. Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung bercak darah sebagai

kontrol negatif.

Serat benang dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama

diteteskan serum anti-A dan kedalam tabung kedua serum anti-B hingga serabut

benang tersebut teredam seluruhnya. Kemudian tabung-tabung tersebut disimpan

dalam lemari pendingin dengan suhu 4oC selama satu malam.

Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal dingin (4oC) sebanyak 5-

6 kali lalu tambahkan 2 tetes suspense 2% sel indikator (sel daram merah golongan A

pada tabung pertama dan golongan B pada tabung kedua), pusing dengan kecepatan

1000 RPM selama 1 menit. Bila tidak terjadi aglutinasi, cuci sekali lagi dan kemudian

tambahkan 1-2 tetes larutan garam faal dingin. Panaskan pada suhu 56 derajat Celcius

selama 10 menit dan pindahkan eluat ke dalam tabung lain. Tambahkan 1 tetes

suspense sel indikator ke dalam masing-masing tabung, biarkan selama 5 menit, lalu

pusing selama 1 menit pada kecepatan 1000 RPM.

Pembacaan hasil dilakukan secara makroskopik. Bila terjadi aglutinasi berarti darah

mengandung antigen yang sesuai dengan antigen sel indikator. 1,3

Pemeriksaan DNA

Satu DNA panjang dapat dipotong menjadi beberapa penggalan (fragmen) yang lebih pendek.

Fragmen DNA  dapat dipisahkan dengan teknik Elektroforesis gel. Fragmen pendek berjalan

lebih cepat, fragmen panjang berjalan lebih lambat, sehingga fragmen pendek berada di

depan pita-pita yang bergerak, terpisah dari fragmen yang lebih panjang. 1,3

Hasil elektroforesis (Elektroforetogram) berupa pola penyebaran pita-pita fragmen DNA 

yang terpisah-pisah pada gel karena perbedaan kecepatan pergerakan DNA  pada medan

listrik Elektroforesis.  Kita bisa mendapatkan elektroforetrogram dari seluruh DNA kita

(genom), maupun hanya dari gen-gen tertentu yang kita pilih.

Pemilihan, pengambilan dan penggandaan gen terpilih, dapat dilakukan dengan teknik baru

yang dikenal dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Dengan teknik ini dapat

dihasilkan gen tertentu dalam jumlah yang cukup untuk proses pemeriksaan. 1,3

Dari seluruh sifat anak yang muncul, sebagian berasal dari warisan sifat ibu, sebagian lagi

berasal dari warisan sifat ayahnya. Di dalam tubuh si anak masih terdapat sifat ibu dan sifat

ayah pada DNAnya, tetapi tidak muncul menjadi sifat yang nyata pada si anak.  Kalau si anak

dianalisis secara kimia, sifat yang tidak muncul ini dapat di analisis sebagai molekul kimia

DNA (gen). 1,3

19

Page 20: Makalah PBL 2 Blok 30

Pemeriksaan Tanda-Tanda Melahirkan

Tanda-tanda seorang ibu telah melahirkan dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang

terjadi pada masa nifas seperti sebagai berikut.

1. Involusi Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali

ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga

dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan

sebelum hamil.

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua/endometrium dan

pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan

ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia. Proses

involusi uterus adalah sebagai berikut:

a. Iskemia Miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah

pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat

otot atrofi

b. Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam

otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah

sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar

dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan

secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan hal ini disebabkan karena

penurunan hormon estrogen dan progesteron.

c. Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga

akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai

darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat

implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Penurunan ukuran uterus

yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar

dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Segera setelah proses

persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga perempat dari jalan

atas diantara simfisis pubis dan umbilicus. Kemudian naik ke tingkat

umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu atau dua hari dan

20

Page 21: Makalah PBL 2 Blok 30

kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang secara abdominal

tidak dapat terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.

2. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak

rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir

minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka

bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak

pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian

sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut.

Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya

tetapi diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.

Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar

luka.

Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6

minggu. Epitelium berproliferasi meluas ke dalam dari sisi tempat ini dan dari lapisan

sekitar uterus serta di bawah tempat implantasi plasenta dari sisa-sisa kelenjar basilar

endometrial di dalam deciduas basalis. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini

berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini pada hakekatnya

mengikis pembuluh darah yang meembeku pada tempat implantasi plasenta yang

menyebabkannya menjadi terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lochia.6

3. Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan

dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus

menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah

melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi

agak kendor.6

4. Perubahan pada Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang

terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti

corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,

sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara

korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah

21

Page 22: Makalah PBL 2 Blok 30

kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Beberapa hari setelah persalinan,

ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-

retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat

dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari

canalis cervikallis.6

5. Perubahan pada Vulva, Vagina dan  Perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,

kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol. Segera setelah

melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan

kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada

keadaan sebelum melahirkan. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan

keadaan saat sebelum persalinan pertama.6

Penyebab Kematian

Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas

(asfiksia).

Kematian dapat pula diakibatkan oleh proses persalinan (trauma lahir), kecelakaan (misalnya

bayi terjatuh, partus precipitous), pembunuhan atau alamiah (penyakit).

Trauma Lahir

Trauma lahir dapat menyebabkan timbulnya tanda-tanda kekerasan seperti:

Kaput suksedaneum. Kaput suksedaneum dapat memberikan gambaran mengenai

lamanya persalinan. Makin lama persalinan berlangsung, timbul kaput suksedaneum

yang makin hebat. Secara makroskopik akan terlihat sebagai edema pada kulit kepala

bagian dalam di daerah presentasi terendah yang berwarna kemerahan.

Sefalhematom, perdarahan setempat di antara periosteum dan permukaan luar tulang

atap tengkorak dan tidak melampaui sutura tulang tengkorak akibat molase yang

hebat. Umumnya terdapat pada tulang parietal dan skuama tulang oksipital.

Makroskopik terlihat senagai perdarahan di bawah periosteum yang terbatas pada satu

tulang dan tidak melewati sutura.

22

Page 23: Makalah PBL 2 Blok 30

Fraktur tulang tengkorak. Patah tulang tengkorak jarang terjadi pada trauma lahir,

biasanya hanya berupa cekungan tulang saja pada tulang ubun-ubun.

Perdarahan intracranial yang sering terjadi pada adalah perdarahan subdural akibar

laserasi tentorium serebeli dan falks serebri, robekan vena galena di dekat

pertemuannya dengna sinus rektus, robekan sinus sagitalis superior dan sinus

transversus dan robekan bridging veins dekat sinus sagitalis superior. Perdarahan ini

timbul pada molase kepala yang hebat atau kompresi kepala yang cepat dan

mendadak oleh jalan lahir yang belum melemas.

Perdarahan subaraknoid atau intraventrikuler jarang terjadi. Umumnya terjadi

pada bayi-bayi premature akibat belum sempurna berkembangnya jaringan-jaringan

otak.

Perdarahan epidural sangat harang terjadi karena duramater melekat dengan erat

pada tulang tengkorak bayi.

Visum et Repertum

Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik

yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun mati,

ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah

sumpah untuk kepentingan peradilan.2

Penegak hukum mengartikan Visum et Repertum sebagai laporan tertulis yang dibuat

dokter berdasarkan sumpah atas permintaan yang berwajib untuk kepentingan peradilan

tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya.

Tiga jenis visum yang pertama adalah Visum et Repertum mengenai tubuh atau raga

manusia yang berstatus sebagai korban, sedangkan jenis keempat adalah mengenai mental

atau jiwa tersangka atau terdakwa atau saksi lain dari suatu tindak pidana. Visum et

Repertum perlukaan, kejahatan susila dan keracunan serta Visum et Repertum psikiatri

adalah visum untuk manusia yang masih hidup sedangkan Visum et Repertum jenazah adalah

untuk korban yang sudah meninggal. Keempat jenis visum tersebut dapat dibuat oleh dokter

yang mampu, namun sebaiknya untuk Visum et Repertum psikiatri dibuat oleh dokter

spesialis psikiatri yang bekerja di rumah sakit jiwa atau rumah sakit umum.2

Meskipun tidak ada keseragaman format, namun pada umumnya Visum et Repertum

memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Pembukaan:

Kata “Pro Justisia” artinya untuk peradilan

23

Page 24: Makalah PBL 2 Blok 30

Tidak dikenakan materai

Kerahasiaan

2. Pendahuluan: berisi landasan operasional ialah obyektif administrasi:

Identitas penyidik (peminta Visum et Repertum, minimal berpangkat

Pembantu Letnan Dua)

Identitas korban yang diperiksa, kasus dan barang bukti

Identitas TKP dan saat/sifat peristiwa

Identitas pemeriksa (Tim Kedokteran Forensik)

Identitas saat/waktu dan tempat pemeriksaan

3. Pelaporan/inti isi:

Dasarnya obyektif medis (tanpa disertai pendapat pemeriksa)

Semua pemeriksaan medis segala sesuatu/setiap bentuk kelainan yang terlihat

dan diketahui langsung ditulis apa adanya (A-Z)

4. Kesimpulan: landasannya subyektif medis (memuat pendapat pemeriksa sesuai

dengan pengetahuannya) dan hasil pemeriksaan medis.

5. Penutup: landasannya Undang-Undang/Peraturan yaitu UU no. 8 tahun 1981 dan

LN no. 350 tahun 1937 serta Sumpah Jabatan/Dokter yang berisi kesungguhan dan

kejujuran tentang apa yang diuraikan pemeriksa dalam Visum et Repertum

tersebut.2

Kesimpulan dan Interpretasi Temuan

Pada pemeriksaan luar didapatkan panjang badan kepala-tumit bayi 49 cm, panjang

badan kepala-tungging 32cm, berat badan 2550g dan lingkar kepala 33cm. Hasil pengukuran

ini bermakna bahwa bayi dilahirkan cukup bulan dan viable atau dapat hidup di luar

kandungan lepas dari ibunya.

Pada mayat bayi ditemukan tali pusat masih melekat dengan uri, lemak bayi dan juga

bekas-bekas darah belum dibersihkan pada bayi. Mayat bayi dijumpai dalam keadaan

telanjang tanpa pakaian ataupun penutup tubuh, menandakan bayi belum mendapatkan

perawatan. Di mulut mayat bayi dijumpai gumpalan kain yang menyumbat. Di leher dijumpai

tanda kekerasan berupa jejas jerat yang mendatar selebar 2mm, sesuai dengan ciri-ciri

penjeratan. Dada bayi sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga ke-4.

24

Page 25: Makalah PBL 2 Blok 30

Pada pemeriksaan dalam ditemukan paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi

sebagian kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang

tegang dan menunjukan gambaran mozaik yang berarti paru sudah terisi udara. Uji apung

paru memberikan hasil positif. Berat kedua paru 74 gram. Hasil pemeriksaan dengan foto

rontgen menunjukan terdapat udara di dalam usus beras yang menandakan bayi telah hidup 5-

6 jam.

Dapat disimpulkan bahwa bayi dilahirkan hidup dengan keadaan cukup bulan dan

viable, namun bayi belum mendapatkan perawatan. Bayi telah hidup 5-6 jam. Penyebab

kematian adalah asfiksia atau mati lemas. Cara kematian adalah dengan penjeratan pada

leher, menggunakan tali dengan lebar 2mm.

DAFTAR PUSTAKA

1. Idris AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta: Binarupa Aksara;

1997. Hal: 256 – 269.

2. Afandi D, Hertian S, Atmadja DS, Widjaja IR. Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) dengan

Kekerasan Multipel. Maj Kedokt Indo. [internet] 2008. [diunduh pada 4 Desember

25

Page 26: Makalah PBL 2 Blok 30

2013]. 58(1);9. Tersedia di http://dediafandi.staff.unri.ac.id/files/2010/05/Pembunuhan-

Anak-Sendiri.pdf .

3. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kedokteran. Jilid I. Jakarta : Bagian Kedokteran

Forensik Universitas Indonesia;1994.h.11-6, 37-9.

4. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im WA, Sidhi, dkk. Ilmu Kedokteran

Forensik. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 1997. Hal: 165.

5. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses

Penyidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Sagung Seto; 2008. Hal: 173.

6. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo; 2008.

26