Makalah PAI

27
Laporan Makalah Agama Transformasi Pendidikan Islam Kelompok 3 Oleh Alviera Wilma F Hasna Amatullah H Melani Ismayasari M. Hanief Aulia L Rizka Rismayani S Weni Widyastuti Kelas 1A Teknik Kimia Produksi Bersih Jurusan Teknik Kimia Prodi D-IV Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik Negeri Bandung

description

transformasi pendidikan agama islam

Transcript of Makalah PAI

Laporan Makalah AgamaTransformasi Pendidikan Islam

Kelompok 3

OlehAlviera Wilma FHasna Amatullah HMelani IsmayasariM. Hanief Aulia LRizka Rismayani SWeni Widyastuti

Kelas 1A Teknik Kimia Produksi Bersih

Jurusan Teknik KimiaProdi D-IV Teknik Kimia Produksi BersihPoliteknik Negeri Bandung2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Pertanyaan

BAB IILANDASAN TEORIPengertian PendidikanPedidikan diambil dari kata dasar didik yang berimbuhan pe- -an. Mendidik berarti memelihara latihan mengenal akhlak dan kecerdasan fikiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.Pendidikan dalam bahasa Inggris dikenal dengan education yang berasal dari kata educare yang artinya menggiring keluar. Dalam konteks ini, sesuatu yang digiring keluar adalah potensial-potensial manusia. Sedangkan dalam Islam dikenal dengan kata tarbiyyah yang bermakna meningkatkan atau membuat sesuatu lebih tinggi. Dengan demikian, pendidikan pada dasarnya mengandung pra anggapan bahwa dalam diri manusia terdapat bibit-bibit kebaikan yang harus digiring keluar atau ditingkatkan.

Pengertian Pendidikan IslamA. Dari Segi Bahasa1. Al-TarbiyahKata tarbiyah berasal berasal dari kata rabba, yarubbu, rabban yang berarti mengasuh, memimpin, mengasuh (anak). Pada kata Al-Tarbiyah tersebut mengandung cakupan tujuan pendidikan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi; dan proses pendidikan, yaitu memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengaturnya.2. Al-TalimKata al-Ta'lim dalam al-Quran menunjukan sebuah proses pengajaran, yaitu menyampaikan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, hikmah, kandungan kitab suci, wahyu, sesuatu yang belum diketahui manusia, keterampilan membuat alat pelindung, ilmu laduni (yang langsung dari tuhan), nama-nama atau simbol-simbol dan rumus-rumus yang berkaitan dengan alam jagat raya, dan bahkan ilmu yang terlarang seperti sihir. Ilmu-ilmu baik yang disampaikan melalui proses at-Talim tersebut dilakukan oleh Allah Ta'ala, malaikat, dan para Nabi. Sedangkan ilmu pengethuan yang berbahya diajarkan oleh setan.3. At-TadibKata At-Tadib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta'diban yang berarti pendidikan. Kata At-Tadib berasal dari kata adab yang berarti beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika. Kata At-Tadib dalam arti pendidikan, sebagimana disinggung diatas, ialah kata yang dipilih oleh Naquib al Attas. Dalam hubungan ini, ia mengartikan At-Tadib sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.4. At-TahdzibKata At-Tahdzib secara harfiah berarti pendidikan akhlak, atau menyucikan diri dari perbuatan akhlak yang buruk, dan berarti pula terdidik atau terpelihara dengan baik, dan berarti pula yang beradab sopan. Dari pengertian tersebut, tampak bahwa secara keseluruhan kata At-Tahdzib terkait dengan perbaikan mental spiritual, moral dan akhlak, yaitu memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran atau norma; memeperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat, serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinyaagar menjadi berakhlak mulia.5. Al- Wa'dz atau al-Mau'idzohAl- Wa'dz berasal dari kata wa'adza yang berarti mengajar, kata hati, suara hati nurani, memperingatkan atau mengingatkan, mendesak dan memperingatkan. Inti Al- Wa'dz atau al-Mau'idzoh adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin, agar timbul kesadaran untuk menjadi orang yang baik.6. Ar-RiyadhahAr-Riyadhah berasal dari kata raudha, yang mengandung arti penjinakan, latihan, melatih. Dalam pendidikan, kata Ar-Riyadhah diartikan mendidik jiwa anak dan akhlak mulia.Kata Ar-Riyadhah selanjutnya banyak digunakan dikalangan para ahli tasawuf dan diartikan agak berbeda dengan arti yang digunakan para ahli pendidikan dikalangan para ahli tasawuf Ar-Riyadhah diartikan latihan spiritual rohaniah dengan cara khalwat dan uzlah (menyepi dan menyendiri) disertai perasaan batin yang takwa.7. Al-TazkiyahAl-Tazkiyah berasal dari kata zakka, yuzakki, tazkiyyatan yang berarti pemurnian atau pensucian. Kata Al-Tazkiyah atau yuzakki telah digunakan oleh para ahli dalam hubunganya dengan mensucikan atau pembersihan jiwa seseorang dari sifat-sifat yang buruk (al-Takhali), dan mengisinya dengan akhlak yang baik (al-Tahali), sehingga melahirkan manusia yang memiliki keahlian dan akhlak yang terpuji. Dalam hubungan ini, Ibnu Sina dan al Ghazali menggunakan istilah Al-TazkiyahAlannafs (menyucikan diri) dalam arti membersihkan rohani dari sifat-sifat yang tercela. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa kata Al-Tazkiyah ternyata juga digunakan untuk arti pendidikan yang bersifat pembinaan mental spiritual dan akhlak mulia.8. Al-TalqinKata al-Talqin berasal dari laqqana yulaqqinu talqinan yang dapat berarti pengajaran atau mengajarkan perkataan. Abuddin Nata menyebutkanbahwa kata tersebut dijumpai dalam hadits sebagai berikut: "ajarilah (orang yang hampir neminggal dunia) kalimat laa ila haillallah (tiada tuhan selain Allah)."Perintah mengajarkan kalimat tauhid (lailaha illallah) sebagaimanatersebut selalu dipraktikkan umat Islam pada setiap kali menyaksikan keluarga, teman, tetangga atau lainya yang sesama muslim, pada saat mereka menjelang datangnya ajal atau sakaratul maut.Dari penjelasan tersebut terlihat, bahwa kata al-Talqin digunakan pula untuk arti pendidikan dan pengajaran.9. Al-TadrisKata al-Tadris berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan, yang dapat berarti pengajaran atau mengajarkan. Selain itu, kata al-Tadris berarti Baqa' atsaruha wa baqa' al Atsar yaqtadli inmihauhu fi nafsihi, yang artinya: sesuatu yang pengaruhnya membekas, menghendaki adanya perubahan pada diri seseorang. Intinya, kata al-Tadris berarti pengajaran, yaknimenyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada dirinya. Kata al-Tadris, termasuk yang sudah banyak digunakan para ahli pendidikan, bahkan pada perguruan tinggi Islam. kata al-Tadris digunakan untuk nomenklatur jurusan atau program studi yang mempelajari ilmu-ilmu umum, seperti matematika, biologi, ilmu pengetahuan sosial, ilmu budaya dan dasar, dan fisika.10. Al-TafaqquhKata al-Tafaqquh berasal dari kata tafaqqoha yatafaqqohu tafaqquhan, yang berartimengerti dan memahami. Kata al-Tafaqquh selanjutnya lebih digunakan untuk menunjukan pada kegiatan pendidikan dan pengajaran ilmu agama Islam. masyarakat yang mendalami ilmu agama di pesantren-pesatren di Indonesia misalnya, sering menyebut sedang melakukan al-Tafaqquhfi al ddin, yakni mendalami ilmu agama, sehingga ahli ilmu agama yang mumpuni yang selanjutnya disebut ulama, kiai, ajengan, buya, syaikh, dan sebagianya.11. Al-TabyinKata al-Tabyin berasal dari kata bayyana yubayyinu tabyinan, yang mengandung arti mengemukakan, mempertunjukan,berarti pula menyatakan atau menerangkan. Di kalangan para ahli, belum ada yang menggunakan Al-Tabyin sebagai salah satu arti pendidikan. Namun dengan alasan tersebut Abuddin Nata memberanikan dirinya untuk memasukkan kata Al-Tabyin sebagai salah satu arti pendidikan.Di dalam al Quran, kosakata at-Tabyin dengan derifasinyadisebutkan sebanyak 75 kali, diantaranya: Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia supaya mereka bertakwa(QS. al Baqarah [2] : 187)Dari penjelasan ayat tersebut terlihat, bahwa pada umumnya, kata al-Tabyin diartikan menerangkan atau menjelaskan tentang ayat-ayat Allah Ta'ala sebagaimana terdapat di dalam al Quran dan kitab-kitab lainnya yang diwahyukan Tuhan. Penerangan dan penjelasan tersebut dilakukan oleh para nabi atas perintah Tuhan. Dengan demikian para nabi bertugas sebagai al Mubayyin, yaitu orang yang menjelaskan atau orang yang menerangkan.12. Al-TadzkirahKata al-Tadzkirah berasal dari kata dzakkaraa yudzakkiru tadzkirotan, yang berarti peringatan, mengingatkan kembali.[20]Selain itu, juga berarti sesuatu yang perlu diperingatkan yang sifatnya lebih umum dari pada indikasi (addilalah) atau tanda-tanda ( al imarah ). Dari beberapa arti kata altadzkirah tersebut ternyata ada arti yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran, yaitu mengingatkan kembali atau memberikan peringatan, karenadidalam kegiatan pendidikan dan pengajaran terdapat kegiatan yang bertujuan mengingatkan peserta didik agar memahami sesuatu atau mengingatkan agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang keji.13. Al-IrsyadKata al-Irsyad dapat mengandung arti menunjukan, bimbingan, melakukan sesuatu, menunjukan jalan. Dari pengertian al-Irsyad ini, terdapat pengertian yang berhubungan dengan pengajaran dan pendidikan, yaitu bimbingan, pengarahan, pemberian informasi, pemberitahuan, nasihat, dan bimbingan spiritual. Dengan demikian kata al-Irsyad layak dipertimbangkan untuk dimasukkan kedalam arti kata pendidikan dan pengajaran.

B. Dari Segi IstilahIstilah atau terminologi pada dasarnya merupakan kesepakatan yang dibuat para ahli dalam bidangnya masing-masing terhadap pengertian tentang sesuatu. Dengan demikian dalam istilah tersebut terdapat visi, misi, tujuan yang diinginkan oleh yang merumuskannya, sesuai dengan latar belakang pendidikan, keahlian, kecenderungan, kepentingan, kesenangan dan sebagainya. Berikut pengertian menurut para ahli; Menurut Ahmad Fuad al Ahwaniy : Pendidikan adalah pranata yang bersifat sosial yang tumbuh dari pandangan hidup tiap masyarakat. Pendidikan senantiasa sejalan dengan pandangan falsafah hidup masyarakat tersebut, atau pendidikan itu pada hakikatnya mengaktualisasikan falsafah dalam kehidupan nyata.Menurut Ali Khalil Abul Ainain : Pendidikan adalah program yang bersifat kemasyarakatan, oleh karena itu, setiap falsafah yang dianut oleh suatu masyarakat berbeda dengan falsafah yang dianut masyarakat lain sesuai dengan karakternya, serta kekuatan peradaban yang memengaruhinya yang dihubungkan dengan upaya menegakkan spiritual dan falsafah yang dipilih dan disetujui untuk memperoleh kenyamanan hidupnya. Makna dari ungkapan tersebut ialah bahwa tujuan pendidikan diambil dari tujuan masyarakat, dan perumusan operasionalnya ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan disekitar tujuan pendidikan tersebut terdapat atmosfer falsafah hidupnya. Dari keadaan yang demikian itu, maka falsafah pendidikan yang terdapat dalam suatu masyarakat lainnya, yang disebabkan perbedaan sudut pandang masyarakat, serta pandangan hidup yang berhubungan dengan sudut pandang tersebut.Menurut Muhammad Athiyah al Abrasyi : Pendidikan Islam tidak seluruhnya bersifat keagamaan, akhlak, dan spiritual, namun tujuan ini merupakan landasan bagi tercapainya tujuan yang bermanfaat. Dalam asas pendidikan Islam tidak terdapat pandangan yang bersifat materialistis, namun pendidikan Islam memandang materi, atau usaha mencari rezeki sebagai masalah temporer dalam kehidupan, dan bukan ditujukan untuk mendapatkan materi semata-mata, melainkan untuk mendapatkan manfaat yang seimbang. Di dalam pemikiraan al Farabi, Ibnu Sina, Ikhwanul as Shafa terdapat pemikiran, bahwa kesempurnaan seseorang tidak akan tercapai, kecuali dengan mensinergikan antara agama dan ilmu.Menurut rumusan Konferensi Pendidikan Islam sedunia yang ke-2, pada tahun 1980 di Islamabad: Pendidikan harus ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan personalitas manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikain pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya ; spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok serta dorongan seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. tujuan akhir pendidikan diarahkan pada upaya merealisasikan pengabdian manusi kepada Allah taala, baik pada tingkat individual, maupun masyarakat dan kemanusiaan secara luas.

Kewajiban Pedidikan bagi Umat IslamSurat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril adalah surat Al-Alaq. Sejarah menceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad bertahannuts (berdiam diri di tempat sepi) di Gua Hiro, malaikat Jibril datang dan menyuruh Beliau membaca, padahal Nabi Muhammad tidak dapat membaca, sehingga Jibril mendekap Beliau hingga Nabi Muhammad mengalami kepayahan. Kejadian itu terjadi hingga tiga kali, dan kemudian Jibril melanjutkan dengan membacakan pada Muhammad Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.(1) Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.(3) Yang mengajarkan dengan kalam.(4) Ia telah mengajarkan manusia terhadap apa yang tidak ia ketahui.(5)Ayat pertama, Allah menyuruh Nabi agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia. Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk-Nya dari tidak ada kepada ada, sanggup menjadikan Nabi Nya pandai membaca tanpa belajar.Ayat kedua, Allah mengungkapkan cara bagaimana ia menjadikan manusia; yaitu manusia sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya.Ayat ketiga, Allah SWT memerintahkan kembali Nabi Nya untuk membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada jiwa seseorang kecuali dengan mengulang-ngulangi dan membiasakannya, maka seakan-akan perintah, demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa Nabi sesuai dengan maksud firman Allah dalam ayat yang lain pada surat Al'Ala ayat 6 yang artinya :Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.Nabi saw dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta kepada Nya, maka dengan limpahan karunia Nya dijadikan Nabi Nya pandai membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi saw yang beliau kemukakan kepada Jibril ketika menyuruh beliau membaca.Ayat keempat, kemudian dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Kalam sebagai benda pada yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadi Nabi Nya sebagai manusia pilihan Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.Allah menyatkan bahwa Dia menjadikan manusia dari Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantaraan kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan-akan dikatakan kepada mereka, Perhatikanlah hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Nya.Ayat kelima, Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang manjadikan Nabi Nya pandai membaca. Dia lah Tuhan yang mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang-binatang, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa.Dengan wahyu ini, teranglah bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan hal pokok yang menjadi bekal setiap manusia dalam menjalankan tugasnya. Rasulullah SAW juga pernah bersabda :menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslimKata muslim bermakna menyeluruh yakni pemeluk Islam bagi laki-laki maupun perempuan.Dalam hadits lain disebutkan pula bahwa Nabi pernah berkhutbah : Mengapa ada orang-orang yang enggan memberi pemahaman kepada orang lain, tidak mau mengajari mereka, tidak berusaha mencerdaskan mereka, tidak pernah menganjurkan mereka untuk berbuat baik, dan tidak mau mencegah mereka dari perbuatan munkar? Selain itu mengapa ada juga orang yang enggan belajar kepada orang lain, tidak mau mencari pemahaman dari orang lain, serta enggan menjadi orang cerdas dengan belajar dari orang lain? Demi Allah, suatu kaum hendaknya mengajari kaum yang lain, memberi mereka pemahaman, mencerdaskan mereka, menganjurkan mereka berbuat baik dan mencegah mereka dari berbuat munkar. Selain itu, hendaknya suatu kaun mau belajar dari kaum yang lain, berusaha mencari pemahaman dari mereka dan membangun kecerdasan diri dengan belajar kepada mereka. Karena jika suatu kaum enggan melaksanakan anjuran-anjuran tersebut, maka sama halnya mereka mengharapkan agar aku (memohon pada Allah supaya) menyegerakan hukuman bagi mereka di dunia. Dari hadits di atas, teranglah perintah pendidikan antar sesama manusia, yaitu proses belajar-mengajar yang dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun tidak terikat pada sistem pendidikan yang dibatasi oleh Negara maupun sistem yang dibuat manusia.Rasulullah SAW sebagai Teladan Para PendidikRasulullah SAW adalah sang educator (pendidik, pengajar, guru) bagi seluruh manusia. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Jumuah ayat 2 : Dialah tuhan yang telah mengutus kepada kaum ummy (buta huruf) seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, (berjuang) menyucikan mereka, serta mengajar mereka kitab dan hikmah (Sunnah). Sesungguhnya mereka sebelum diutusnya Muhammad benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.Dan Rasulullah juga pernah bersabda : Sungguh aku telah diutus (oleh Allah) sebagai seorang pengajar. (HR. Ibnu Majjah)Rasulullah memperoleh kesuksesan yang gemilang dalam mendidik dan mengajar ummat manusia dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat terwujud karena kepiawaiannya dan kapabilitas beliau dalam menciptakan suasana pembelajaran yang sinergis, serta membebaskan mereka dari kebodohan dan menganjurkan mereka untuk senantiasa bersikap tegas dan konsisten dalam merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan. Selain itu, hal penting yang menyebabkan kesuksesan pendidikan beliau adalah karena akhlak (perangai) beliau yang sangat agung, Aisyah ra pernah berkata bahwa akhlak Rasul adalah Al-Quran.Meskipun beliau seorang yang ummy namun Allah SWT telah menganugerahinya dengan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Allah menyempurnakan akhlak beliau dengan kepribadian tunggal, inklusif dan tidak dimiliki orang lain seperti disebutkan dalam nukilan surat An-Nisa ayat 113 yang artinya : dan Dia (Allah) telah mengajarimu (Muhammad) tentang apa yang tidak engkau ketahui. Sungguh, karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadamu sangat besar.Dalam kitab Sirah Nabawiyyah karya Dr. Musthafa As-Sibai dapat penulis simpulkan beberapa aspek yang dimiliki oleh Rasulullah SAW sehingga beliau dapat memperoleh kesuksesan dalam membawa masyarakat dari gelapnya kebodohan menuju pada terangnya cahaya Islam dalam waktu singkat, diantaranya adalah :a. Aspek Nashab / KeturunanBeliau berasal dari keluarga yang mulia dan terhormat diantara masyarakat sekitarnya.b. Aspek EmotionalBeliau memiliki kesabaran, keadilan dalam berperilaku serta rasa simpati dan empati terhadap sesama.c. Aspek SosialBeliau senatiasa menjaga kehormatan diri, dengan tidak menceburkan diri dalam kemaksiatan, dan menjaga pergaulan dengan sesame manusia serta tidak mengenal pamrih dalam sabilillah.d. Aspek SpiritualBeliau selalu mendekatkan diri kepada Allah, bermuhasabah pada sepertiga malam terakhir dengan mendirikan sholat tahajjud. Beliau juga memiliki fitrah yang suci.e. Aspek IntelektualBeliau adalah seorang yang ummy, namun beliau memiliki kecerdasan yang lebih dalam berfikir.Sembilan Tantangan Pendidikan IslamBerikut akan diuraikan 9 masalah yang dihadapi sekolah atau pendidikan Islam. Sembilan masalah tersebut adalah :1. Membangun imej : memperbaiki persepsi publik terhadap sekolah Islam. Akhir-akhir ini, membangun imej positif bagi sekolah Islam menjadi penting, tidak hanya untuk memperbaiki persepsi masyarakat luas tehadap institusi Islam, tetapi juga persepsi masyarakat muslim sendiri.Tantangan-tantangan :a. Persepsi masyarakat muslim : Sekolah-sekolah Islam tidak bisa menjadi baik Kurang dipercaya Pengaruh orang tua lebih dihargai disbanding guru Orang tua menyelahkan sekolah karena kelemahan anak-anaknya Tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ekspektasi sekolahb. Persepsi masyarakat umum : Takut tidak terkenal/dikenal Imej negatif Islam yang berkembang di media Akibat tragedi 9 November.2. Menjaga agar misi sekolah Islam tetap hidupTantangan-tantangan : Visi dan misi sekolah Islam tidaklah jelas bagi setiap konstituennya Orang-orang yang berbeda mengharapkan hal-hal yang berbeda dari sekolah Islam Sekolah Islam dinilai memberikan ekspektasi-ekspektasi yang berbeda Visi dan misi sekolah tidak mencerminkan sekolah tersebut Visi dan misi sekolah tidak realistic3. Stabilitas keuanganKualitas pendidikan pada setiap sekolah membutuhkan pendanaan yang cukup, melalui pengumpulan dana SPP, sumbangan rutin, investasi, dan simpanan-simpanan.Tantangan-tantangan : Kualitas pendidikan itu mahal Harapan yang tinggi dengan pendanaan yang rendah Mengharapkan program banyak dengan dana pas-pasan Dana para donator tersedot untuk projek-projek Islam lainnya Tidak ada simpanan dana untuk waktu-waktu krisis finansial Tidak ada penggalangan dana Kurangnya bantuan keuangan yang cukup4. KepemimpinanKurangnya kepemimpinan yang qualified di sekolah-sekolah Islam cukup mengejutkan.Tantangan-tantangan : Berkurangnya sumberdaya kepemimpinan Kompensasi yang tidak kompetitif Pergantian yang cukup sering dalam kepemimpinan Kurangnya latar belakang professional yang relevan Tugas dan beban yang luar biasa kompleks Berhubungan dengan ketidakmenentuan Kita tidak menilai dan memelihara, kita berharap banyak, kita mengkritik banyak hal dan kemudian kita bakar dan kehilangan para pemimpin5. Menarik, melatih dan menyewa guru-guru qualifiedTantangan-tantangan: Kompetisi yang kuat untuk sekolah negeri dan swasta Supply dan demand : banyak sekolah Islam, namun gurunya tidak cukup Miskonsepsi negatif tentang pengajaran Sistem kompensasi yang tidak cukup Beban yang berat, tidak adanya penghormatan dan tidak adanya kepercayaan6. Membangun kepengurusan sekolah yang efektifTantangan-tantangan : Kecenderungan yang berpusat pada manajemen ketimbang perintah Banyak sekali yang ingin jadi pengurus tetapi kurang terlatih dalam kepemimpinan dan organisasi Kurang menekankan kepengasuhan dalam mengurus sekolah Kurangnya kesadaran tanggungjawab7. Wali murid beragamTantangan-tantangan : Kelebihan akademik Hafal Al-Quran Memahami Al-Quran Menjadikan siswa hidup dengan Al-Quran Bisa berbahasa Arab Bisa membaca kitab klasik arab Nilai-nilai Islam Niali-nilai orang tua Harapan-harapan budaya Mendengar dari teman tentang sekolah lain dan mengharapkan praktik yang sama dengan sekolah tersebut8. KurikulumTantangan-tantangan : Subjek-subjek standar : kebanyakan sekolah Islam meminjam kurikulum dari sekolah umum Bahasa Arab, kajian keislaman, Al-Quran banyak usaha untuk membangun kurikulum sendiri EQ (Emotional Quotient) lebih penting dari pada Intelegence Quotient (IQ), namun kita terus mengajar yang terkait dengan IQ dari pada EQ Pembelajaran berpusat pada siswa dan pembelajaran berasis projek menghasilkan ingatan dan penguasaan yang lama dari pada pembelajaran yang berpusat pada guru Tidak punya banyak untuk menawarkan pencapaian yang tinggi dan pembelajaran yang berjuang Sekolah-sekolah masih sangat tradisional dan tidak terbuka pada ide-ide yang progresif Menjembatani gap antara subjek-subjek yang sekuler dan kajian keagamaan dengan mengintegrasikan wilayah kurikulum9. Membangun networkingTantangan-tantangan : Sekolah-sekolah Islam terpinggirkan Kebanyakan sekoalh Islam memiliki satu kelas pertingkatan, yang tidak memberikan sebuah kesempatan bagi guru-guru untuk membagi keahlian dan tantangannya Setia orang berjuang untuk survive di atas diri mereka sendiri Tidak memanfaatkan energi dari wali murid Tidak menyadap bisnis untuk bekerjasama5. PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKATUntuk mewujudkan pendidikan Islam berbasis masyarakat, paling tidak harus ada dua hal berikut ini:1. Wilayah yang luas dan lingkungan yang berfariasi, tidak memungkinkan adanya pendekatan pendidikan yang seragam, baik dalam tujuan khususnya maupun di dalam implementasinya.2. Pendidikan yang bersifat konstektual hanya dapat diciptakan apabila situasi dan kondisi masyarakat yang sangat berbeda-beda dimanfaatkan sepenuhnya sebagai unsure yang paling penting di dalam pengembangan pendidikan.6. PENDIDIKAN ISLAM DAN TEKNOLOGIDalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi pengertian sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat member pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada disekitarnya. Jadi, teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.Manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan sebagai berikut :1. Meningkatkan motivasi siswa2. Digital portofolio efekif dan efisien3. Menambah wawasan dan cakrawala berpikir4. Menumbuhkan jiwa kebersamaan 5. Menjadi alat ukur konsep pembelajaran yang kita lakukan dengan sekolah dari Negara lain.

Berikut ini adalah tiga contoh gagasan teknologi pendidikan islam bebasis komputer guna mengajarkan suatu topik dalam (1) Fisika, (2) Biologi, (3) Ekonomi.(1) Untuk mengajarkan fisika-mekanika, ditunjukkan film audio-visiual berbagai peristiwa alam. Di akhir film disampaikan ayat Al-Quran atau hadist tentang alam semesta untuk menghubungakan intelektualitas dengan spiritualitas.(2) Untuk mengajarkan biologi-lingkungan ditunjukkan film audio-visual berbagai jenis makhluk hidup. Di akhir fim disampaikan ayat Al-Quran atau hadist tentang kehidupan untuk menghubungkan intelektualitas dengan spiritualitas.(3) Untuk mengajarkan ekonomi perdagangan yang berarti suatu realitas masyarakat manusia, ditunjukkan film audio-visual berbagai aktivitas manusia.7.PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL Ide-ide kreatif dan progresif untuk meredam konflik dan benturan-benturan karena keagamaan sangat ditunggu-tunggu. Salah satu ide kreatif dan progresif itu adalah pendidikan multicultural. Inti dari multiklturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperduliakan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaanannya itu mereka adalah sama di dalam ruang pubslic.

Diversitas dalam masyarakat modern bisa berupa banyak hal, termasuk perbedaan yang secara alamiah diterima oleh individu maupun kelompok dan yang dikonstruksikan secara bersama dan menjadi semacam common sense. Perbedaan menurut Bikhu Parekg dikategorikan dalam 3 hal:1. Perbedaan subkultur yaitu individu atau kelompok masyarakat yang hidup dengan cara pandang dan kebiasaan yang berbeda dengan komunitas besar dengan sistem nilai atau budaya pada umumnya yang berlaku.2. Perbedaan dalam perpektif yaitu individu atau kelompok dengan perpektif kritis terhadap mainstream nilai atau budaya mapan yang dianut oleh mayoritas masyarakat disekitarnya3. Perbedaan komunalitas yaitu individu atau kelompok yang hidup dengan gaya hidup yang genuine sesuai dengan identitas komunal mereka.

Pendidikan islam multikultural :Sebagai sistem pengajaran yang lebih memusatkan perhatian kepada ide-ide dasar islam yang membicarakan betapa pentingnya memahami dan menghormati budaya dan agama orang lain.

Landasan normatif pendidikan islam multikultural:Ada 4 isu pokok yang dipandang sebagai dasar pendidikan islam multikultural, khususnya dibidang keagamaan, yaitu:1. Kesatuan dalam aspek ketuhanan dan pesan-Nya (wahyu)2. Kesatuan kenabian3. Tidak ada paksaan dalam beragama4. Pengakuan terhadap eksistensi agam lain.

B. WAJAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKetertinggalan peradaban Islam adalah salah satu akibat dari krisis pemikiran yang berpangkal pada krisis pendidikan islam. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan Islam tidak fungsional terhadap perkembangan jaman. Keadaan pendidikan di Indonesia saat ini pun masih mengalami dualisme, yakni anatara pendidikan umum dan pendidikan agama. Kebanyakan di Indonesia kesadaran nilai-nilai agama belum tersentuh. Selain itu, pembinaan aspek afektif dan konasif-volutif (kemauan dan tekad) untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama juga masih terabaikan. Pendidikan di Indonesia masih terpaku pada ketercapaian aspek kognitif saja. Pendidikan di Indonesia belum dapat menggarap karakter manusia.Seperti yang dinyatakan oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Rektor UIN Mulana Malik Ibrahim Malang pada seminar nasional tentang Format dan Tantangan Pendidikan Muhammadiyah di depan Auditorium Universitas UHAMKA Jakarta, Saya melihat kebanyakan pendidikan masih bersifat dikotomik, yaitu membedakan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama, antara pelajaran umum dan pelajaran agama dan antara ilmu umum dan ilmu agamaKetua Ikatan Dosen Provinsi Lmpung Syaiful Anwar juga mengatakan bahwa pendidikan agama dan pembinaan keimanan dan ketaqwaan lebih banyak terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif dan kurang menjadikannya niali yang perlu diinternalisasikan pada jiwa peserta didik.Pernyataan lain juga dinyatakan oleh seorang dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung pada disertasi Doktoral by research bidang ilmu agama di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,Pendidikan agama di sekolah-sekolah perlu terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan keseluruhan mata pelajaran yang lain melalui sistem pendidikan terpadu, Menurut KH. A. Musthofa Bishri atau Gus Mus Pendidikan di Indonesia mengalami reduksi atau terjerembab menjadi sekedar pengajaran belaka, yang hanya sebagai proses talim (proses transfer pengetahuan) saja belum mencapai proses tarbiyyah. Sehingga belum dapat menciptakan manusia yang terdidik dan beradab. Padahal hal itulah yang dijadikan sebagai pembentuk bangsa yang berkarakter sehingga berpeluang memainkan masa depan.Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan datang untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia guna mengintegrasikan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Kajian keilmuan yang bersumber pada hasil observasi, eksperimen, dan penalaran logis sebagai ayat kauniyah dikaitkan dengan kitab suci Al-Quran dan As-Sunnah sebagai ayat-ayat qauliyah sebagai instrumen untuk mendapatkan kebenaran yang dicari sehingga mendapatkan keselamatan dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Muhammadiyah menamakan pendidikannya dengan pendidikan holistik yakni pendidikan yang menyangkut tiga domain yaitu domain kognitif (Intelectual Question), domain afektif (emotional Question), dan domain psikomotorik.Kurikulum pendidikan di Indonesia belum bersifat holistik, karena kecenderungannya dalam menilai peserta didik hanya dengan hasil kognitif saja seperti dilaksanakannya, Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan standar nilai yang telah ditetapkan dan bagi Negara, yang terpenting adalah mencapai target walau bagaimanapun caranya, sehingga seringkali banyak peserta didik yang mempunyai prestasi segudang tidak dapat melanjutkan pendidikan formalnya hanya karena ada satu mata pelajaran saja yang belum mencapai target kelulusan. Sedangkan ada peserta sisik yang mencapai target kelulusan dengan jalan yang dilarang oleh syariat Islam. Pendidikan yang mengalami ketimpangan kurikulum inilah yang menurut penulis dapat menjebak kepada kemunduran bangsa.

C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IDEAL1. Kedudukan Agama IslamDalam masalah lima (Masaailul Khoms), agama didefinisikan sebagai apa yang disyariatkan Allah SWT dengan perantaraan Nabi-nabiNya berupa perintah-perintah, larangan-larangan, serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.Sedangkan pengertian Islam menurut Ahmad Abdullah Al-Masdoosi adalah satu-satunya aturan hidup yang diwahyukan untuk segenap ummat manusia dari jaman ke jaman, dan bentuk terakhir yang sempurna adalah Islam yang ajarannya tersebut dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada Rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.Hubungan antara Islam (agama terakhir) dengan agama samawi yang diwahyukan kepada Nabi sebelumnya itu sangat erat, terutama dalam hubungan fungsional, yaitu:a. Jika agama sebelumnya berlaku untuk segenap ummat, maka Islam berlaku universal, seluruh ummat manusia dan hingga akhir jaman.b. Agama Islam adalah agama penyempurna agama-agama sebelumnya. Semua agama yang dibawa oleh Nabi sebelum Muhammad dinasikh dengan agama yang dibawa Nabi terakhir. c. Agama Islam juga merupakan agama pengoreksi terhadap penyimpangan yang terjadi pada agama sebelumnya.2.Pendidikan Ala Rosulullah SAWSecara epistemologi keilmuan, konsepsi dasar pendidikan Islam berpijak pada pendidikan seumur hidup. Pendidikan Islam tidak dipilah-pilah secara dikotomis. Baik antara pendidikan formal dengan non formal, atau pendidikan agama dengan umum maupun memilah-milah antara aspek logika, etika maupun estetika. Karena agama Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Rasulullah SAW sebagai muallim mendidik ummatnya dengan kepribadian yang luhur dan jaran yang ia ajarkan terhindar dari kesia-siaan, apa yang beliau ajarkan senantiasa selaras dengan akhlaq yang beliau tampilkan. Hal ini dapat menerangkan kepada para peserta didiknya bahwa ilmu yang telah diajarkan tidak akan sia-sia karena perlu pengamalan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membawanya pada keberhasilan ummat.Rasulullah memiliki tujuan yang sangat mulia yakni membebaskan umatnya dari kesulitan dan penderitaan hidup sebagaimana termaktub dalam QS. At-Taubah 128 yang artinya:Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Ia merasa berat melihat penderitaan kalian; dan ia sangat mengharapkan (keimanan dan keselamatan) atas diri kalian; dan ia sangat berbelas kasihan lagi menyayangi orang-orang mukmin.Sebagai muallim, beliau tidak pernah menuntut kepada ummatnya untuk memahami ajarannya dengan cepat. Beliau akan selalu mengajarkan kepada siapapun yang mau berusaha belajar tentang Islam, beliau senantiasa sabar lagi rendah hati terhadap ummatnya yang memiliki daya penalaran lemah sekalipun. Seperti hadist Rasulullah SAW berikut:Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW ketika sedang berpidato. Aku berkata kepada beliau; Wahai Rasul, seorang asing telah datang kepada engkau untuk menanyakan perihal agama. Ia tidak tahu perihal agamanya. Rasulullah SAW lalu menemuiku dan menghentikan pidatonya. Setelah beliau bersamaku, beliau diambilkan kursi yang setahuku berasal dari besi. Rasulullah kemudian duduk diatasnya dan mulai mengajariku tentang sesuatu yang telah diajarkan Allah kepadanya. Setelah itu, beliau melanjutkan pidatonya hingga selesai.Pendidikan adalah perancang kepribadian manusia, maka diperlukan adanya pemahaman tentang pribadi manusia seperti keadaan yang terpancar dari tingkah lakunya. Rasulullah telah mengajarkan pada kita dengan menjadi sosok yang sangat memahami keadaan psikologi para peserta didiknya. Sebagaimana sikap beliau dalam hadist:Kami golongan pemuda yang berumur sebaya pernah datang kepada Rasulullah SAW dan tinggal bersam beliau selama 20 malam. Kami mendapati beliau adalah seorang yang amat penyayang lagi santun. Ketika beliau mengira kami telah merindukan keluarga kami di kampong halaman, beliau menanyakan siapa saja yang kami tinggal dirumah. Kami pun menceritakannya kepada beliau dan beliau bersabda : Sekarang, silahkan kalian pulang berbuat kebajikan; dan kerjakanlah sholat sebagaimana kalian melihat aku sholat. Jika telah datang waktu sholat, hendaklah kalian mengumandangkan adzan dan hendaknya yang menjadi imam adalah orang yang paling dewasa diantara kalian.Dan dalam nukilan hadist :Beliau mudah melupakan hal-hal yang tidak berkenan dihati beliau (tidak menyimpan dendam); tidak memupuskan harapan orang lain; dan berusaha membuat orang lain punya sikap optimis.Dalam menyampaikan ajaran (proses belajar megajar), Rasulullah memiliki beberapa metode untuk mencapainya. Menurut Abdul Fattah Abu Ghuddah, ada 40 metode yang dilakukan Nabi SAW, yaitu :

1. Metode modeling dan etika mulia (keteladanan)2. Metode pengajaran graduasi (pentahapan sesuai tingkat)3. Metode situasional dan kondisional4. Metode selektif dan proporsional5. Metode interaktif dialogis (tanya jawab)6. Metode pertanyaan (berpikir logis dan rasional)7. Metode pertanyaan untuk menyelami kecerdasan dan pemahaman8. Metode analogi9. Metode tasybih (membuat persamaan antara beberapa hal yang berbeda)10. Metode menulis (menggambar)11. Metode bahasa lisan dan isyarat (anggota tubuh)12. Metode demonstrasi dengan alat peraga13. Metode pre tes14. Metode jawaban proporsional15. Metode jawaban secara panjang lebar16. Metode menjawab diluar konteks dan tema17. Metode pengulangan pertanyaan18. Metode menggunakan metode jawaban orang lain19. Metode pertanyaan dan pujian20. Metode membenarkan kasus dengan sikap diam21. Metode mimilih momentum kondusif22. Metode humor23. Metode meyakinkan dengan cara bersumpah24. Metode mengulang-ulang materi25. Metode mengubah posisi dan mengulang pertanyaan26. Metode membangkitkan perhatian dengan mengulangi penjelasan dan menunda jawaban27. Metode membangkitkan perhatian dengan memegang tangan peserta didik28. Metode membangkitkan kuriositas dengan membiarkan sesuatu tetap tidak jelas29. Metode penjelasan secara global dan detail30. Metode penyebutan bilangan secara global31. Metode nasehat dan peringatan32. Metode motivasi dan ultimatum33. Metode cerita34. Metode memberikan kata pengantar35. Metode bahasa isyarat36. Metode konsistensi dan prioritas terhadap pendidikan perempuan37. Metode menampakkan kemarahan38. Metode media teks39. Metode menggunakan bahasa asing40. Metode menampilkan kepribadian luhurDari metode-metode tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW melakukan pendidikan yang berhubungan dengan peserta didik. Komunikasi yang terbangun antara pendidik dan yang dididik sangatlah erat sehingga motivasi yang dimiliki peserta didik untuk mengamalkan ilmu lebih besar jika dibandingkan dengan pengajaran yang tidak dibekali kedekatan antara guru dan murid.Islam tidak dapat terpisah dengan pendidikan. Semoga dengan konsep kurikulum yang Al-Quran dan As-Sunnah tawarkan dapat membawa kumajuan peradaban Islam dimasa sekarang sebagaimana yang pernah menghiasi dunia Islam pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah. Wallahu alam

BAB IIIPENUTUP

Manusia adalah khalifah di muka bumi dengan membawa tugas menggantikan peran Tuhan dalam menegakkan hukum-hukumNya. Maka, manusia diciptakan dengan bentuk yang berbeda dengan makhluk lainnya dan memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu (membaca semua ayat yang Allah turunkan, yaitu ayat kauniyah dan qauliyah) dan menyebarluaskan ilmuNya dengan kalamNya.Pada khususnya, pendidikan Islam di Indonesia masih mengalami dualism yang dapat menghalangi Indonesia menuju kepada kemajuan karena tidak terbentuknya kepribadian yang mulia. Sehingga diperlukan sebuah kurikulum yang holistik yang dapat mensinergiskan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum sehingga dapat menciptakan kemaslahatan dunia dengan hidup adil, aman dan makmur, dan menciptakan kemaslahatan akhirat yaitu mendapatkan keridhoan Allah dan mendapatkan kedudukan agung disisiNya.Islam telah memberikan solusi yang terbaik pada permasalahan pendidikan di Indonesia dengan mensinergiskan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum, yakni dengan menciptakan pendidikan yang holistik serta tidak memilah-milah antara ilmu umum dengan ilmu agama, maupun antara pendidikan formal dan non formal, karena esensi pendidikan adalah membentuk sebuah pribadi, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan konsep ini diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. Beliau juga telah memberikan keteladanan dalam proses belajar mengajar dengan menawarkan 40 metode pengajaran.