Makalah Ok

21
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk miskin di Provinsi Riau pada tahun 2009 tercatat 527,49 ribu atau 9,48 % (BPS, 2009) dan sekitar 57,23 % berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian yang 80% nya memiliki luas lahan di bawah satu hektar. Permasalahan mendasar sektor pertanian di pedesaan selain pemilikan lahan yang relatif sempit adalah terbatasnya akses petani kepada sumber permodalan, lemahnya pemanfaatan sumberdaya alam lokal spesifik, pasar, teknologi, dan organisasi tani yang masih lemah, sehingga mengakibatkan lambatnya perkembangan usaha agribisnis sebagai penggerak ekonomi perdesaan. Kemiskinan di pedesaan merupakan masalah utama nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah telah menetapkan Program Pembangunan Jangka Menengah (2005 – 2009) yang fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan pengembangan usaha agribisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan melalui pemanfaatan sumberdaya alam lokal spesifik. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan tersebut, maka Departemen Pertanian melaksanakan Program Pengembangan

Transcript of Makalah Ok

Page 1: Makalah Ok

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penduduk miskin di Provinsi Riau pada tahun 2009 tercatat 527,49 ribu

atau 9,48 % (BPS, 2009) dan sekitar 57,23 % berada di perdesaan dengan mata

pencaharian utama di sektor pertanian yang 80% nya memiliki luas lahan di

bawah satu hektar. Permasalahan mendasar sektor pertanian di pedesaan selain

pemilikan lahan yang relatif sempit adalah terbatasnya akses petani kepada

sumber permodalan, lemahnya pemanfaatan sumberdaya alam lokal spesifik,

pasar, teknologi, dan organisasi tani yang masih lemah, sehingga mengakibatkan

lambatnya perkembangan usaha agribisnis sebagai penggerak ekonomi

perdesaan. Kemiskinan di pedesaan merupakan masalah utama nasional yang

penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan pembangunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah

telah menetapkan Program Pembangunan Jangka Menengah (2005 – 2009) yang

fokus pada pembangunan pertanian perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui

pendekatan pengembangan usaha agribisnis dan memperkuat kelembagaan

pertanian di perdesaan melalui pemanfaatan sumberdaya alam lokal spesifik.

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan

kerja di perdesaan tersebut, maka Departemen Pertanian melaksanakan Program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan secara

terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

(PNPM-M) yang dicanangkan Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu,

Sulawesi Tengah. Tujuan PUAP tersebut adalah :

a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis sesuai dengan potensi

wilayah

b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus

Gabungan Kelompok Tani (gapoktan), Penyuluh dan Penyelia Mitra

Tani (PMT) sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing

c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan agribisnis berdasarkan potensi wilayahnya

Page 2: Makalah Ok

2

d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring

atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan

masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri melalui peningkatan

kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha

agribisnis di pedesaan. Program dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat

ini harus didukung dengan ketersediaan modal usaha selain inovasi pertanian,

karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak inovasi pertanian yang dinyatakan

dan diminati petani tidak dapat diadopsi karena faktor keterbatasan modal dan

kesulitan mengakses lembaga permodalan (Kushartanti, dkk., 2005).

Program PUAP merupakan salah satu alternatif upaya untuk menjawab

dan memenuhi kebutuhan petani dalam permodalan petani di Indonesia, karena

itulah salah satu entry point yang dilakukan dalam program PUAP adalah

memberikan bantuan penguatan modal sebesar 100 juta rupiah per desa yang

disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengembangan

dan peningkatan usaha agribisnis. Upaya pengembangan usaha agribisnis tersebut

perlu memperhatikan dan menekankan keberpihakan pada petani sebagai pelaku

utama kegiatan. Menurut Slamet (1994), program yang diterapkan untuk

memberdayakan masyarakat pedesaan harus bersifat partisipatif, dengan alasan

agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.

Belajar dari pengalaman, salah satu faktor kunci keberhasilan program

yang sudah diidentifikasi adalah melakukan pembinaan, pendampingan dan

penyeliaan yang sistematis dan intensif. Apabila tidak dilakukan pendampingan,

pelaksanaan kegiatan pada umumnya tidak fokus, tidak ada rasa memiliki,

dilaksanakan apa adanya, dan rawan penyimpangan (Badan Litbang Pertanian,

2007). Kegiatan tersebut disusun secara sistematis dengan menerapkan sitem

manajemen yang baik melalui perencanaan yang matang, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan yang baik. Penanganan tersebut harus dilakukan

semua pihak terkait secara bersama, berkelanjutan, dan terkoordinasi. Dalam

rangka kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan PUAP, Departemen Pertanian

telah menyusun struktur organisasi, dan mekanisme pembinaan, pengendalian,

pendampingan pelaksanaan PUAP dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa

Page 3: Makalah Ok

3

dalam Pedoman Umum Pelaksanaan PUAP tahun 2010 ditetapkan dengan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 29/Permentan/OT.140/3/2010.

Program PUAP mulai dilaksanakan pada tahun 2008 di 10.504 desa, tahun

2009 dilaksanakan di 10.000 desa dari 33 provinsi di Indonesia termasuk di

Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, dan pada tahun 2010 ditambah

sekitar 10.000 desa lagi se-Indonesia. Pelaksanaan Program PUAP Tahun 2008 di

lingkungan BPTP Riau melibatkan 181 Gapoktan yang tersebar di 10

kabupaten/kota di Provinsi Riau dan 47 Gapoktan tersebar di 4 kabupaten di

Provinsi Kepulauan Riau.

Pada tahun 2009 Provinsi Riau mendapatkan alokasi 208 Gapoktan yang

tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau ditambah 11 Gapoktan Kota

Dumai yang berasal dari APBN perubahan dan 62 Gapoktan tersebar di 4

Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.

Alokasi kegiatan PUAP tersebut yang ditujukan untuk pemberdayaan

masyarakat dengan melakukan usaha pengembangan agribisnis pada wilayah

desa masing-masing perlu didukung oleh semua pihak terutama dari pengambil

kebijakan pada wilayah tersebut. Peranan pengambil kebijakan di daerah

diperlukan terutama untuk mendorong percepatan pengembangan usaha yang

telah dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.

Page 4: Makalah Ok

4

II. PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAAN (PUAP)

II.1. Identifikasi Potensi Desa

Desa adalah wilayah administratif terkecil dalam sistem pemerintahan

yang berkembang di Indonesia. Penduduk di desa diindasikan dengan tingkat

pengetahuan yang rendah, kehidupan sosial tinggi, minus teknologi dalam

pemanfaatan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam dipedesaan yang

dijadikan sebagai penyangga kehidupan masyarakatnya adalah pertanian yang

dikelola dengan cara tradisional.

Untuk melakukan usaha pengembangan agribisnis dipedesaan langkah

awal yang perlu dilakukan adalah perencanaan melalui identifikasi potensi desa.

Identifikasi wilayah desa adalah upaya pengenalan secara menyeluruh potensi

pengembangan usaha tani ataupun peluang-peluang lainnya pada suatu wilayah

tertentu. Hasil indentikasi tersebut akan menghasilkan data dan informasi yang

akan digunakan dalam pengambilan keputusan bidang usaha tani yang akan

dilakukan. Selanjutnya dari data tersebut akan dirumuskan pilihan pola usaha tani

disuatu wilayah yang mendasarkan kepada kesesuaiannya dengan kondisi lahan

dan iklim, aspirasi petani, aspek sosial-ekonomi dan keterkaitannya serta

keterpaduanya dengan program pembangunan pertanian.

Tahapan yang dilakukan dalam menyusun identikasi potensi desa antara

lain adalah :

1. Pengumpulan data primer dan sekunder

2. Mengolah dan menganalisis data potensi wilayah.

3. Mengidentifikasi dan menetaplan potensi wilayah.

4. Merumuskan hasil identifikasi potensi wilayah

Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara partisifatif dimana keterlibatan

masyarakat sangat penting sebagai sumber data maupun pengguna dari hasil

identifikasi yang telah dilakukan.

Hasil dari identifikasi potensi desa berupa data dan informasi yang sangat

dibutuhkan sebagai data perencanaan untuk membangun suatu usaha agribisnis

pedesaan yang berbasis sumberdaya alam. Data dan informasi yang harus

didapatkan antara lain :

Page 5: Makalah Ok

5

a. Data Biofisik : deskripsi umum wilayah (luas wilayah, tata guna lahan),

karakteristik tanah (jenis tanah, pH, kemiringan) dan iklim (curah hujan,

hari hujan, suhu, kelembaban), pola usaha tani.

b. Data Penduduk : jumlah penduduk menurut umur. jumlah penduduk

menurut jenis pekerjaan, karakteristik kelompok tani, kelas kelompok,

jumlah anggota, luas garapan, status kepemilikan lahan usaha.

c. Data Sosial Ekonomi: penerapan teknologi ditingkat petani, kelembagaan,

sarana dan prasarana, prospek pasar (trend komoditas, segmen pasar,

rantai pemasaran dan nilai usaha tani).

Tahapan identifikasi wilayah menghasilkan sekumpulan data tentang

keragaman komponen potensi wilayah. Komponen data tersebut perlu dianalisis,

sehingga gambaran potensi wilayah tersebut dapat terdefinisikan.

Potensi wilayah amatlah mungkin berbeda dengan wilayah lainnya.

Bahkan untuk suatu wilayah pun amatlah mungkin potensinya beragam sekali.

Penentuan jenis komoditas apa yang akan dikembangkan harus memper-

timbangkan kesesuaian dengan kondisi lahan dan iklim yang ada.

II.2. Penentuan Usaha Agribisnis Desa Berdasarkan Potensi Wilayah

Setelah melaksanakan tahapan perencanaan melalui identifikasi potensi

desa maka perlu dilakukan pengorganisasian masyarakat yang berperan serta

dalam Program PUAP.

Gapoktan (gabungan kelompok tani) sebagai pelaksana Program PUAP

merupakan penggabungan dari beberapa kelompok tani dalam satu kawasan desa.

Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain:

a. Memiliki Sumber Daya Manusia yang mampu mengelola usaha agribisnis

b. Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif

c. Dimiliki dan dikelola oleh petani.

Untuk kepentingan keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan

berfungsi sebagai executor dalam penyaluran dana BLM-PUAP.

Mekanisme pengambilan keputusan dalam Gapoktan dilakukan secara

bersama-sama melalui Rapat Anggota. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh

pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok tani, Penyuluh Pendamping dan Komite

Page 6: Makalah Ok

6

Pengarah. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan

anggota. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan :

• RUB (Rencana Usaha Bersama)

• Mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana PUAP

• Pola pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom

Gapoktan

• Tata tertib rapat anggota

• Pengesahan pertanggungjawaban pengurus

Rencana Usaha Bersama (RUB) disusun oleh GAPOKTAN (gabungan

keompok tani) berdasarkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana Usaha

Anggota (RUA). RUB disusun oleh Gapoktan harus memperhatikan kelayakan

usaha produktif petani, yaitu : 1) budidaya di sub sektor tanaman pangan,

hortikultura, peternakan, perkebunan, 2) usaha non budidaya meliputi usaha

industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala kecil/bakulan, dan usaha lain

berbasis pertanian.

Gapoktan menyusun RUB melalui rapat anggota. RUB disusun

berdasarkan kebutuhan petani anggota yang tergambar dalam RUK. RUK

disusun berdasarkan RUA oleh petani anggota yang didasarkan pada informasi

hasil identifikasi potensi ekonomi desa yang telah dilakukan

Rincian RUK diajukan oleh kelompok tani kepada pengurus Gapoktan

meliputi : a) rincian nama petani anggota, b) usaha produktif sesuai dengan

Pedum PUAP, c) volume usaha dan biaya, d) nilai usaha dan ditandatangani

petani anggota.

Rencana usaha bersama tersebut dibuat berdasarkan sumberdaya alam

pertanian yang paling dominan memiliki tingkat keberhasilan. Pemilihan

komoditas pertanian yang akan diusahakan tersebut harus berakar kepada

masyarakat dalam pengertian merupakan usaha yang selama ini digeluti ataupun

sudah pernah diterapkan oleh masyarakat. Perencanaan usaha bersama ini harus

disetujui oleh seluruh anggota Gapoktan sehingga didapatkan kesepakatan

bersama yang menjadi salah satu modal pokok keberhasilan. Kesepakatan tersebut

didokumentasikan dengan baik sebagai naskah perjanjian pada Gapoktan.

Perjanjian tersebut akan mengikat seluruh anggota Gapoktan sehingga jelas

Page 7: Makalah Ok

7

kewajiban dan hak dari anggota dalam penggunaan dana pengembangan usaha

yang diberikan.

2.3. Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan.

Tahapan lanjutan dari perencanaan adalah pelaksanaan program.

Pelaksanaan Program PUAP dilaksanakan secara bersama-sama dalam Gapoktan

dengan memanfaatkan dana yang digulirkan sesuai dengan Rencana Usaha

Anggota yang telah dibuat.

Masyarakat yang melaksanakan usaha agibisnis sesuai dengan komoditas

lokal spesifik yang dibudidayakan dibimbing oleh Penyelia Mitra Tani serta

pembinaan oleh Tim Teknis Pembina Program PUAP tingkat Kabupaten/Kota.

Dalam mengembangkan usaha pertanian yang dilakukan oleh masyarakat

menggunakan teknologi yang tepat dibawah bimbingan penyuluh pendamping

pada program PUAP ini. Penerapan teknologi yang tepat diharapkan akan

meningkatkan produktivitas sehingga pada akhirnya terjadi peningkatan

pendapatan masyarakat.

Sebagai program yang terkait dengan Program Nasional Pemberdayaaan

Masyarakat (PNPM) bidang pertanian maka pelaksanaan Program PUAP

dilaksanakan dibawah koordinasi tim. Pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat

yang menerima bantuan penguatan modal melalui Gapoktan.

Bantuan penguatan modal yang diberikan sebesar Rp. 100.000.000,- per

desa harus dapat dikembangkan oleh masyarakat dengan baik. Pengembangan

modal dapat dilakukan dengan penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)-

Agribisnis. Penumbuhan tersebut akan menjadikan pergerakan ekonomi desa

sehingga sumber daya alamnya termanfaatkan secara baik.

Penggunaan dana penguatan modal yang telah diberikan kepada

masyarakat harus dikembalikan kepada Gapoktan setelah ditambah dengan

keuntungan Gapoktan. Dana yang kemudian berputar diantara anggota Gapoktan

akan menghasilkan penambahan modal Gapoktan sehingga LKM-A yang telah

dibentuk dapat berkembang dengan baik.

Masyarakat dibimbing dan dikawal secara penuh oleh Penyelia Mitra Tani

yang bekerjasama langsung dengan masyarakat terutama dalam membangun

sistem usaha agribisnis yang baik maupun pengembangan LKM-A.

Page 8: Makalah Ok

8

Permasalahan yang timbul dalam proses pemanfataan bantuan penguatan

modal yang ada diselesaikan secara bersama-sama antara masyarakat dengan

Penyelia Mitra Tani serta dengan Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota.

2.4. Pemantauan, Monitoring dan Evaluasi Program PUAP

Gapoktan PUAP di Provinsi Riau telah berjalan sejak tahun 2008 dan

bertambah dengan Gapoktan yang baru lagi setiap tahunnya. Dengan demikian,

kegiatan Monitoring dan Evaluasi (monev) dilaksanakan untuk memantau

perkembangan penggunaan dana oleh gapoktan penerima BLM-PUAP pada setiap

tahunnya. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan meliputi penggunaan dan

pelaksanaan perguliran dana BLM. Monev dilakukan juga untuk melihat aktivitas

persiapan pencairan dana, rencana usaha anggota sebagai dasar penggunaan atau

distribusi penyaluran dana dari gapoktan kepada anggota. Monev ini dilakukan

terhadap beberapa Gapoktan yang dipilih secara sengaja dengan

mempertimbangkan daya jangkau tim yang melaksanakan monev. Selain

memonitor dan mengevaluasi kondisi Gapoktan, tim monev juga menggali data

terkait penilaian kinerja PMT.

Monev yang dilakukan didampingi oleh Stakeholder/Kepala Dinas

Tanaman Pangan di wilayah Program PUAP sebagai Sekretaris Tim Teknis

Kabupaten. Informasi awal disampaikan secara garis besar oleh Sekretaris Tim

Teknis Kabupaten yang telah memetakan kondisi Gapoktan PUAP kedalam 3

kategori: baik, sedang dan kurang baik. Kegiatan tersebut dilakukan sebelum

kunjungan ke lapangan/lokasi Program PUAP.

Kunjungan yang dilakukan ke Gapoktan akan memperoleh informasi

bahwa dana BLM PUAP yang diterima Gapoktan sebesar 100 juta rupiah pada

tahun sebelum dilakukan monitoring dan evaluasi telah berkembang melalui

usaha anggota Gapoktan hingga tercapai peningkatan modal Gapoktan.

Pada saat monitoring dan evaluasi bila terdapat kemungkinan

pengembangan usaha yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk usaha otonom

Gapoktan, maka dapat didiskusikan bersama antara Gapoktan dan Tim Monev.

Tim Monev kemudian akan menyarankan agar ditindaklanjuti dan disusun

rencana usahanya dengan baik serta dikoordinasikan dengan pihak terkait,

terutama penyuluh pertanian yang telah ditugaskan sebagai pendamping

Page 9: Makalah Ok

9

Gapoktan. Sedangkan kendala yang dihadapi Gapoktan yaitu adanya beberapa

orang anggota yang lalai memenuhi kewajiban membayar angsurannya. Untuk

mengatasinya, pengurus telah merespon dengan mengirimkan surat teguran

kepada yang bersangkutan. Pada akhir kunjungan disarankan kepada Gapoktan

agar dapat mempercepat proses perguliran dana BLM kepada anggota yang lain,

untuk beberapa jenis usaha yang memungkinkan, dapat dilakukan waktu

pembayaran angsuran secara harian/pekanan. Dengan demikian waktu

pembayaran angsuran tidak terpaku per bulan, tetapi dapat lebih cepat dari itu.

Sehingga dana yang telah terkumpul dari angsuran dapat segera digulirkan kepada

anggota lain yang akan meminjam. Selain itu disarankan juga agar lebih

menggiatkan pertemuan dan melengkapi administrasi yang diperlukan, seperti

buku data anggota yang dilengkapi foto anggota.

Kegiatan pemantauan merupakan salah satu unsur manajemen yang

penting untuk melihat dan mengevaluasi suatu program pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan. Hasil pemantauan, monitoring dan evaluasi dapat

dijadikan informasi awal untuk merencanakan kegiatan yang akan datang ataupun

memperbaiki kegiatan yang sudah berjalan. Monitoring dan evaluasi yang

dilakukan ke lapangan disisi lain dapat menyelesaikan permasalahan ataupun

kondisi buruk dari Program PUAP yang sedang berjalan.

Pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang dilakukan masyarakat

merupakan proses menuju peningkatan pendapatan sehingga penerapan unsur-

unsur manajemen sangat diperlukan. Unsur manajemen pemantauan, monitoring

dan evaluasi dapat berfungsi sebagai pengawasan Program PUAP apakah sudah

berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Kapasitas dan kemampuan Tim

Monitoring dan Evaluasi yang melakukan kegiatan pemantauan ini sangat

menentukan hasilnya sehingga dibutuhkan Tim yang kompeten. Saran dan

rekomendasi dari Tim sangat dibutuhkan dan harus ditindaklanjuti oleh Gapoktan,

Penyelia Mitra Tani maupun Penyuluh Pendamping.

Page 10: Makalah Ok

10

III. ANALISIS KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PROGRAM PUAP SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya menempatkan masyarakat

selaku pelaku pembangunan dan bukan sebagai obyek dari pembangunan.

Masyarakat diberdayakan melalui program – program untuk meningkatkan

kualitas dan taraf hidupnya.

Program PUAP sebagai salah satu instrumen pemicu peningkatan

kehidupan petani melalui usaha agribisnis telah dan sedang dikembangkan di

seluruh wilayah Indonesia. Sasaran program tersebut adalah pengentasan

kemiskinan di wilayah pedesaan yang diintegrasikan ke dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat. Kehidupan mandiri yang didambakan adalah pada

kondisi masyarakat mampu melakukan kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan taraf kehidupannya.

Peningkatan kesejahteraan hidup hanya dapat tercapai dengan kegiatan

produktif yang menghasilkan barang dan jasa. Aktivitas kegiatan yang dilakukan

pada bidang pertanian tidak terkecuali membutuhkan dana operasional untuk

usahatani.

Pengembangan usaha agribisnis pedesaan dimaksudkan untuk

mengantispasi kondisi demikian. Pelaksanaan PUAP selama ini sudah berjalam

dengan baik. Keunggulan PUAP sebagai program pemberdayaan masyarakat

ditunjukkan oeleh beberapa indicator seperti :

a. Pemetaan dan potensi sumberdaya lokal spesifik

Kondisi sumberdaya desa yang dimiliki dijadikan sebagai dasar untuk

merancang usahatani yang dilakukan. Hal ini memungkinkan tingkat

keberhasilan lebih tinggi

b. Peran serta aktif masyarakat

Untuk merancang, mengelola dan mengembangkan usahatani peran

serta masyarakat sangat tinggi yang diwadahi dalam Gapoktan

c. Program berkesinambungan

Kegiatan PUAP berlangsung selama usahatani berjalan sehingga

merupakan penopang kehidupan masyarakat. Penguatan modal yang

diberikan berkembang sehingga masyarakat mampu membangun

Lembaga Keuangan Mikro pada tingkat desa

Page 11: Makalah Ok

11

d. Pembelajaran masyarakat tentang kelembagaan permodalan

Penumbuhan Lembaga Keuangan Mikro merupakan wadah

pembelajaran bagi masyarakat dalam mengelola permodalan.

Terjadinya peningkatan kemampuan masyarakat menjadi hal penting

untuk jangka ke depan sehingga tidak tergantung pada tengkulak

ataupun pengusaha lainnya.

Peningkatan kesejahteraan hanya dapat dicapai dengan melakukan

usaha/aktivitas eknomi yang produktif. Usaha yang dilakukan masyarakat untuk

menghasilkan produksi tersebut harus memiliki modal usaha. Keberhasilan

pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang telah tercapai antara lain adalah di

daerah Kabupaten Kuantan Singingi,

Gapoktan Bahagia di Desa Ujung Tanjung Kecamatan Benai Kabupaten

Kuantan Singingi telah menerima dana PUAP yang diterima Gapoktan sebesar

Rp. 100.000.000,- pada tahun 2009 telah berkembang melalui usaha anggota

Gapoktan hingga saat ini total dana bergulir sejumlah Rp. 222.000.000,-.

Dana ini telah digulirkan kepada 96 orang anggota, dari jumlah awal

anggota yang meminjam sebanyak 49 orang. Total aset Gapoktan saat ini

mencapai sekitar Rp. 192.000.000,-. Potensi di Desa Ujung Tanjung dan

sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk usaha otonom Gapoktan

adalah pemasaran gula aren.

Kemampuan masyarakat akan pengelolaan usaha juga meningkat dengan

tertibnya administrasi pembukuan kelembagaan keuangan di Gapoktan tersebut

sudah baik. Setiap transaksi keuangan yang digunakan untuk melakukan aktivitas

usaha dicatat dengan baik dan benar, buku kelengkapan anggota juga sudah tertata

dengan baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan administratif usaha

pada Gapoktan tersebut sudah baik. Kelembagaan Gapoktan yang telah difasilitasi

dengan modal usaha dapat berperan untuk meningkakan kesejahtreaan

anggotanya.

Walaupun secara teknik Program PUAP sudah cukup baik namun dalam

beberapa hal dalam pelaksanaannya selama ini memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan tersebut terlihat dalam beberapa hal antara lain adalah :

a. Pemilihan desa yang ikut Program PUAP tidak sesuai dengan kondisi

sebenarnya sebagai akibat campur tangan pihak ketiga untuk

Page 12: Makalah Ok

12

memaksakan beberapa desa. Hal ini sering dijumpai karena campur

tangan kalangan legislatif di daerah yang memaksakan beberapa desa

yang menjadi wilayah basisnya.

b. Tingkat kepedulian dan kejujuran dari pengurus Gapoktan yang tidak

seragam untuk seluruh lokasi Program sehingga kondisi tersebut

menjadi penghambat perkembangan usahatani anggota Gapoktan.

c. Program PUAP secara massal untuk seluruh desa lokasi program

masih sangat tergantung pada karakter dan kepribadian Pengurus

Gapoktan, PMT dan Penyuluh Pendamping sehingga terjadi

keberhasilan pada beberpa lokasi sedang yang lainnya belum.

Kondisi kelemahan tersebut sangat spesifik sesuai dengan wilayahnya

masing-masing. Sebagai salah satu contoh pemaksaan untuk mengikutsertakan

beberapa Gapoktan terjadi di Kabupaten Pelalawan dimana ada beberpa Gapoktan

yang terbentuk hanya karena adanya Program PUAP tersebut dan bukan

merupakan kelompok Gapoktan yang berakar pada kepentingan masyarakat.

Kondisi ini menunjukkan salah satu kelemahan yang ada pada Program PUAP.

Page 13: Makalah Ok

13

IV. KESIMPULAN

Pelaksanaan Program PUAP yang sedang dan masih berlangsung sekarang

sebagai upaya untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat di pedesaan. Potensi

desa harus diidentifikasi sebagai data dan informasi yang digunakan untuk

membangun usahatani.

Usahatani yang dilakukan memerlukan penguatan modal sehingga

penggunaan inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang membutuhkan modal

teratasi dengan Program PUAP.

Pemberdayaan masyarakat dengan menguatkan usahatani dan

kelembagaan keuangan mikro berdasarkan potensi desa akan meningkatkan

produktivitas yang dicapai.

Sebagai sebuah program pemberdayaan masyarakat, PUAP mempunyai

beberapa keunggulan yang telah berhasil untuk mendukung perekonomian

masyarakat serta peningkatan kemampuan masyarakat akan kelembagaan usaha

yang baik.

Page 14: Makalah Ok

14

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. Riau Dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

______. 2008. Profil Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau Maret 2008. Berita Resmi Statistika No. 57/07/21/Th. III, 1 Juli 2008

Departemen Pertanian (Deptan). 2009a. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Departemen Pertanian. Jakarta

______. 2009b. Petunjuk Teknis Penyaluran Dana BLM-PUAP. Departemen Pertanian. Jakarta