Makalah Kb Ok

59
KEBUTUHAN PENGATURAN KEHAMILAN (KELUARGA BERENCANA) Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Kebutuhan Seksualitas Koordinator : Ns. Dwi Susilowati, S.Kep. M.Kep. Sp. Mat Disusun oleh Kelompok 1: 1. Murti Ayu Rosyono 22020111150004 2. Sukardi 22020111150009 3. Sunardi 22020111150014 4. Sio Andi 22020111150020 5. Agustin Ayu Setyaningsih 22020111150030

description

ok

Transcript of Makalah Kb Ok

Page 1: Makalah Kb Ok

KEBUTUHAN PENGATURAN KEHAMILAN

(KELUARGA BERENCANA)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Kebutuhan Seksualitas

Koordinator : Ns. Dwi Susilowati, S.Kep. M.Kep. Sp. Mat

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Murti Ayu Rosyono 22020111150004

2. Sukardi 22020111150009

3. Sunardi 22020111150014

4. Sio Andi 22020111150020

5. Agustin Ayu Setyaningsih 22020111150030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Makalah Kb Ok

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1992

(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)

adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. (Arum, 2008)

Adanya program Keluarga Berencana diharapkan ada keikutsertaan dari

seluruh pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB

yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga kecil sejahtera yang

serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kebijakan

operasional dikembangkan berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu

pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga dan peningkatan kesejahteran keluarga, yang selanjutnya secara garis

besar dapat diklasifikasi menjadi pelayanan kesehatan reproduksi, pemberdayaan

ekonomi keluarga dan ketahanan keluarga gerakan KB Nasional (Depkes RI,

1999).

Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujudkan keluarga

berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara terencana dalam upaya

mewujudkan keluarga kecil. Keluarga berencana memiliki peranan dalam

menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda

kehamilan, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak sudah

dianggap cukup. Dengan demikian pelayanan keluarga berencana merupakan

upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama.

Page 3: Makalah Kb Ok

Salah satu cara yang dipakai dalam mengendalikan angka kelahiran dan

pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan memakai alat kontrasepsi,

termasuk didalamnya adalah kontrasepsi hormonal (suntik, pil kombinasi dan

susuk). Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan efek samping

yang merugikan akseptornya, antara lain adalah terjadinya peningkatan berat

badan. (Maryani, 2003)

Di Indonesia, sasaran program Keluarga Berencana dibagi menjadi 2

yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang

ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang

bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan

kontrasepsi secara berkelanjutan. Sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana

dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui

pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

B. Rumusan Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak

penduduk, hal ini disebabkan karena tidak terkontrolnya pengaturan kehamilan

yang menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat. Salah satu program

yang ditetapkan dalam Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 adalah tentang

pengaturan kehamilan, yaitu melalui Program Keluarga Berencana.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi tentang kebutuhan pengaturan kehamilan (Keluarga

Berencana) yang dapat dilakukan oleh individu.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami tentang keluarga berencana

b. Mengidentifikasi tujuan dari keluarga berencana

c. Mengidentifikasi sasaran program keluarga berencana

Page 4: Makalah Kb Ok

d. Mengidentifikasi manfaat keluarga berencana

e. Mengidentifikasi akseptor keluarga berencana

f. Memahami Jenis-jenis akseptor keluarga berencana

g. Memahami tentang Kontrasepsi

h. Mengidentifikasi syarat-syarat kontrasepsi yang dapat digunakan

i. Mengidentifikasi metode, jenis, cara kerja, indikasi, kontra indikasi,

kekurangan dan kelebihan, serta cara penggunaan alat kontrasepsi.

Page 5: Makalah Kb Ok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997,

keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri

untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri

serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992

(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)

adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Arum, 2008).

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha

yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak

positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan

merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar

dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008).

2. Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan

diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate)

Page 6: Makalah Kb Ok

dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak

terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber

daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan

penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini

diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.

b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan

anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama

serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah

lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini

memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan

yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk

keluarga yang bahagia dan berkualitas.

e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,

pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun,

2008).

3. Sasaran program KB

a. Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara

15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif

melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat

mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi

Page 7: Makalah Kb Ok

peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan

fertilisasi (Suratun, 2008).

b. Sasaran Tidak Langsung

1) Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan

merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung

tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan

seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga

program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk

mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian

aborsi.

2) Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-

instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim

ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan

dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).

3) Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

(Prawirohardjo, 2005 A).

4. Manfaat KB dipandang dari segi kesehatan

Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan

salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang

semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).

B. Akseptor Keluarga Berencana

1. Pengertian

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur

(PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

2. Jenis-jenis Akseptor KB

a. Akseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah

satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kesuburan.

Page 8: Makalah Kb Ok

b. Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Usia Subur yang telah

menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi

suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik

dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat

kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.

c. Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan

alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi

setelah melahirkan atau abortus.

d. Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu cara

kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.

e. Akseptor Langsung : Para Istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi

dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

f. Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan pemakaian

kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).

C. Kontrasepsi

1. Pengertian

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra

berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk

itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan

kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-

duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan

(Suratun, 2008).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan

kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo,

Page 9: Makalah Kb Ok

2005). Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk

mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan.

2. Akseptor KB menurut sasarannya

Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu

a. Fase menunda kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh

pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur

dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu

karena berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu

kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya

kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini

pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi

yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.

b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling

baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara

kelahiran adalah 2–4 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah

usia antara 20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu :

efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih

mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak

kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu

(ASI). Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu :

AKDR, suntik KB, Pil KB atau Implan

c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi

Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih

dari 30 tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat

menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika

terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan

resiko tinggi bagi ibu dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor tidak

Page 10: Makalah Kb Ok

mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan

disarankan adalah metode kontap, AKDR, Implan, Suntik KB dan Pil KB

(Suratun, 2008).

3. Syarat-Syarat Kontrasepsi

Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

b. Efek samping yang merugikan tidak ada

c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan

e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama

pemakaiannya

f. Cara penggunaannya sederhana

g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas

h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.

4. Cara-Cara Kontrasepsi

Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :

a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai

1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)

Cara atau alat yang dipakai oleh pria yaitu kondom,

pengendalian hubungan seks (pantang berkala dan senggama terputus),

pemakaian hormon, penutupan vasdeferen reversible dengan karet

silikon (silikon rubber), dan metode operasi vasektomi.

(a) Kondom

Cara kerja kondom adalah menghalangi tertumpahnya sperma ke

dalam vagina dengan cara menampung kedalam kondom.

Beberapa keuntungan dari penggunaan kondom antara lain

adalah sebagai berikut:

(1) Murah

(2) Mudah didapatkan/gratis

Page 11: Makalah Kb Ok

(3) Tidak memerlukan pengawasan medis

(4) Berfungsi ganda

(5) Dipakai dikalangan masyarakat berpendidikan

Beberapa kerugian dari penggunaan kondom antara lain adalah

sebagai berikut:

(1) Kenikmatan terganggu

(2) Alergi terhadap karet dan jelli yang mengandung spermiside

(3) Sulit dipasarkan di masyarakat yang berpendidikan rendah

(4) Angka kegagalan cukup tinggi karena karet bocor

(b) Pantang berkala

Metode kontrasepsi ini adalah tidak melakukan hubungan seks

selama masa usia subur. Syarat utama metode pantang berkala

adalah siklus mentruasi yang teratur dan kerja sama dengan suami

yang baik. Metode pantang berkala dikenal 2 sistem, yaitu:

(1) Pantang berkala dengan sistem kalender. Metode ini

memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga dapat

memperhitungkan masa subur. Sistem ini dikenal dengan nama

Ogino-Knaus, yang memperhitungkan terjadinya ovulasi

sekitar 12 sampai 16 hari sebelum menstruasi. Sehingga 3 hari

sebelum masa subur pasangan usia subur sudah tidak boleh

melakukan hubungan seks karena masa hidup spermatozoa

adalah 72 jam di dalam tubuh wanita.

(2) Pantang berkala dengan sistem suhu basal. Penurunan suhu

basal terjadi sebanyak ½ sampai 10 C pada hari ke 12 sampai ke

13 mentruasi, dimana ovulasi terjadi pada hari ke 14. Setelah

mentruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal yang disertai

ovulasi yang terdapat temperatur bifasik. Kelemahan sistem ini

adalah pengukuran suhu basal merepotkan dan tidak akurat,

Page 12: Makalah Kb Ok

hanya dapat digunakan oleh mereka yang terdidik, dan hanya

pada siklus menstruasi 20-30 hari.

(c) Senggama terputus

Konsep metode senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan

menjelang ejakulasi. Kekurangan metode ini mengganggu kepuasan

kedua belah pihak, dan dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua

belah pihak, serta seringnya terlambat mengeluarkan kemaluan.

(d) Pemakaian hormon

Penggunaan spermizide dapat melumpuhkan sampai mematikan

spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks.

Kekurangan dari pemakaian hormon adalah merepotkan, nilai,

kepuasan berkurang, dan menimbulkan iritasi atau alergi.

(e) Penutupan vasdeferen reversible dengan karet silikon

(f) Metode operasi vasektomi

2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)

Cara atau alat yang dipakai oleh wanita yaitu Hormonal (pil KB,

suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit), AKDR (alat kontrasepsi

dalam rahim), kontrasepsi Mantap atau sterilisasi (tubektomi)

b. Menurut pelayanannya

1) Cara medis dan non-medis

2) Cara klinis dan non-klinis

c. Pembagian menurut efek kerjanya

1) Tidak mempengaruhi fertilitas

2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)

3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap

d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi

1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu

badan dll

2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,

Page 13: Makalah Kb Ok

3) Memakai obat kimiawi : spermisida

4) Kontrasepsi intrauterina : IUD

5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit

(AKBK)

6) Operatif : tubektomi dan vasektomi

e. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah

1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama,

perpanjangan masa laktasi

2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan

spermisida

3) Metode moderen

a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi bawah

kulit.

b) Kontrasepsi intrauterina : IUD

4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi pada

pria (Mochtar, 1998).

Secara garis besar ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara

kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi modern (metode efektif) :

a. Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan

kontrasepsi dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat

dilakukan dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan

kontrasepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan

kondom, diafragma atau cup, cream, jelly atau tablet berbusa (vaginal

tablet).

b. Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif

Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan

kontrasepsi permanen. Kontrasepsi tidak permanen dapat dilakukan dengan

pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan dan implant.

Page 14: Makalah Kb Ok

Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode

mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan

vasektomi (sterilisasi pada pria).

Beberapa cara kontrasepsi modern, baik permanen maupun tidak

permannen adalah sebagai berikut:

1) Kontrasepsi Pil KB

a) Pengertian

Microginon adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21

tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progesteron dalam dosis

yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (Sarwono, 2003)

b) Kriteria Pil KB

(1) Efektif dan reversibel

(2) Harus diminum setiap hari

(3) Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan

perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.

(4) Efek samping serius jarang terjadi

(5) Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi baik yang sudah

punya anak/belum

(6) Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.

c) Cara Kerja

(1) Menekan ovulasi

(2) Mencegah implantasi

(3) Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

(4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

d) Manfaat

(1) Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas

tubektomi), 1 kehamilan / 1000 wanita dalam tahun pertama

penggunaan.

(2) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil

Page 15: Makalah Kb Ok

(3) Tidak mengganggu hubungan sex

(4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang

(5) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

(6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause

(7) Mudah digunakan setiap saat

(8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

(9) Dapat digunakan kontrasepsi darurat

e) Keterbatasan

(1) Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari

(2) Mual, terutama pada 3 bulan pertama

(3) Spotting

(4) Pusing

(5) Nyeri payudara

(6) BB naik

(7) Amenorhea (jarang)

(8) Depresi

(9) Tidak mencegah IMS

f) Indikasi

Pada prinsipnya hampir semua boleh menggunakan:

(1) Usia reproduksi

(2) Telah memiliki anak atau belum

(3) Gemuk atau kurus

(4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(6) Pasca keguguran

g) Kontra Indikasi

(1) Hamil atau dicurigai hamil

(2) Menyusui eksklusif

(3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

Page 16: Makalah Kb Ok

(4) Hepatitis

(5) Perokok dengan usia > 35 tahun

(6) Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi, DM

(7) Kanker payudara

(8) Epilepsi/riwayat epilepsi

(9) Tidak bisa menggunakan pil secara teratur setiap hari

h) Waktu Mulai Menggunakan

(1) Setiap saat selagi haid untuk meyakinkan kalau perempuan

tersebut tidak hamil

(2) Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

(3) Setelah melahirkan

(a) Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif

(b) Setelah 3 bulan dan tidak menyusui

(c) Pasca keguguran (seberapa atau dalam waktu 7 hari)

(d) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi infeksi dan ingin

menggantikan dengan pil, pil dapat segera diberikan tanpa

perlu menunggu haid.

2) Kontrasepsi Suntik

a) Pengertian

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal

jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena

kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif

murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk

memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam

keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai

persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang

Page 17: Makalah Kb Ok

tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB

hormonal selama maksimal 5 tahun.

b) Jenis-jenis KB suntik

(1) Suntikan per 1 bulan / Kombinasi : contoh : cyclovem

(a) Kandungan

Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen

dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali. jenis

suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat

yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclovem).

(b) Cara kerja

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan

pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga

mencegah pematangan dan pelepasan sel telur.

Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya

aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya

haid setiap bulan.

(c) Efektifitas

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara,

macam-macam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat

baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100

wanita selama tahun pertama penggunaan.

(d) Keuntungan & Kerugian

Keuntungan dari KB suntik 1 bulan diantaranya

adalah sangat efektif (99,6%), risiko kesehatan kecil, tidak

berpengaruh terhadap hubungan suami isteri, periksa dalam

tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal, klien tidak

perlu menyimpan obat suntik, tidak mempengaruhi

pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem, reaksi suntik

Page 18: Makalah Kb Ok

sangat cepat (<24 jam), dapat digunakan oleh wanita tua

(>35 tahun) kecuali Cyclofem, mencegah kehamilan

ektopik, jangka panjang, sangat efektif walaupun klien

terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan,

dan sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi,

tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi

(tubektomi).

Kerugian KB suntik 1 bulan diantaranya adalah

kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian, harus kembali ke sarana pelayanan,

tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikutnya, permasalahan berat badan merupakan efek

samping tersering, dapat menyebabkan ketidakteraturan

masalah haid, tidak menjamin perlindungan terhadap

penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi

HIV, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan

seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga,

efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan

obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis, dapat terjadi efek

samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,

bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan

timbulnya tumor hati, dan kemungkinan terlambat

pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

(e) Indikasi & kontraindikasi

Indikasi dari KB suntik 1 bulan diantaranya adalah

sebagai berikut:

((1)) Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka

panjang atau telah mempunyai cukup anak sesuai

keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum

bisa ikut tubektomi saat ini.

Page 19: Makalah Kb Ok

((2)) Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak

perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama.

((3)) Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang

mengandung esterogen, atau kalau meminumnya maka

akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian

esterogen.

((4)) Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

yang sesuai.

((5)) Usia reproduksi, telah memiliki anak, ataupun yang

belum memiliki anak, ingin mendapatkan kontrasepsi

dengan efektivitas yang tinggi.

((6)) Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan,

pascapersalinan dan tidak menyusui.

((7)) Anemia, nyeri haid hebat, haid teratur, riwayat

kehamilan ektopik, dan sering menggunakan pil

kontrasepsi.

Kontraindikasi KB suntik 1 bulan diantaranya adalah

sebagai berikut:

((1)) Hamil atau diduga hamil

((2)) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan

((3)) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

((4)) Penyakit hati akut

((5)) Usia lebih dari 35 tahun yang merokok

((6)) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan

darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg).

((7)) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit

kepala atau migraine.

((8)) Keganasan payudara

Page 20: Makalah Kb Ok

(f) Waktu pemberian

((1)) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari

siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.

((2)) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7

siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan

seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi

lain untuk 7 hari.

((3)) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan

setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak

hamil.

((4)) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta

belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal

saja dapat dipastikan tidak hamil.

((5)) Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui,

serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama

diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.

((6)) Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan

menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.

((7)) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui,

suntikan kombinasi dapat diberi.

((8)) Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal

yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi

hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut

menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar,

suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu

menunggu haid

((9)) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi

hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya

dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi

Page 21: Makalah Kb Ok

tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi

sebelumnya.

(g) Manfaat kesehatan

((1)) Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan,

menurunkan nyeri perut.

((2)) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah

akibat kekurangan zat besi.

((3)) Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid

((4)) Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang

panggul dan kanker indung telur karena progestin

menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga

memepersulit penularan infeksi dari liang senggama

atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan

ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi

dari sel epitel ovarium).

((5)) Mencegah terjadinya kanker endomertrium

((6)) Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai

penyakit darah sickle cell anemia.

((7)) Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang

menyusui.

(2) Suntikan per 3 bulan : contoh : Depo provera, Depogeston

(a) Kandungan

((1)) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA),

mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3

bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah

bokong). Depo provera atau depo metroxy

progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang

mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh

wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk

Page 22: Makalah Kb Ok

mengobati abortus habitualis dan endometriosis

ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali

terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo

provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata

cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga

berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat

menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara

pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat

bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.

((2)) Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang

mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan

setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler.

Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot).

1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore

enenthate dalam larutan minyak. Larutannya

merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil

dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama

mencegah masuknya sperma melalui lender cervix.

Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas

biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu.

Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi

perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu

diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon

akseptor akan kemungkinan hal ini.

(b) Cara kerja

Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas

yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100

perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai

jadwal dan secara teratur. Cara kerjanya antara lain:

((1)) Mencegah ovulasi

Page 23: Makalah Kb Ok

((2)) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma.

((3)) Menjadikan selaput lendir rahim tipis

((4)) Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba

((5)) Efektifitas

(c) Keuntungan & kerugian

Keuntungan KB suntik 3 bulan, diantaranya sebagai

berikut: sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka

panjang, tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual,

tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan

darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek

samping, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat

digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai

perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium

dan kehamilan ektopik, menurunkan kajadian penyakit jinak

payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang

panggul, dan menurunkan krisis anemia bulan sabit.

Kerugian KB suntik 3 bulan antara lain sebagai

berikut: sering ditemukan gangguan haid (siklus haid yang

memendek atau memanjang, perdarahan yang banayk atau

sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak,

tidak haid sama sekali), klien sangat bergantung pada tempat

sarana pelayanan kesehatan, idak dapat dihentikan sewaktu-

waktu sebelum suntikan berikutnya, permasalahan berat

badan merupakan efek samping tersering, tidak menjamin

perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,

hepatitis B, atau infeksi virus HIV, terlambatnya kembali

kesuburan setelah penghentian pemakaian, dan terlambatnya

kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau

Page 24: Makalah Kb Ok

kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum

habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.

(d) Indikasi & kontraindikasi

Indikasi KB suntik 3 bulan antara lain adalah usia

reproduksi, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan

memiliki efektivitas tinggi, menyusui dan membutuhkan

kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak

menyusui, setelah abortus atau keguguran, perokok, tekanan

darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah

gangguan pembekuan darah atau anemia, menggunakan obat

untuk epilepsi atau obat tuberklosis, tidak dapat

menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen,

sering lupa menggunakan pil kontrasepsi, dan mendekati

usia menopause.

Kontraindikasi KB suntik 3 bulan antar lain adalah

hamil atau dicurgai hamil, perdarahan pervaginam yang

belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya

gangguan haid, menderita kanker payudara, dan diabetes

mellitus.

c) Cara pemberian KB suntik 1 bulan dan 3 bulan

(1) Waktu pemberian

(a) Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin

(b) Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau

30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)

(c) Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

(2) Lokasi penyuntikan IM sampai daerah glutus

(a) Daerah bokong/pantat

(b) Daerah otot lengan atas

Page 25: Makalah Kb Ok

d) Cara penggunaan

(1) Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik

diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikannonsterat

untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu mulai

dengan injeksi kelimadiberikan setiap 12 minggu.

(2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit

kering sebelum disuntik.

(3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-

gelembung udara, kontrasepsi tidak  perlu di dinginkan. Bila

terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan

menghilangkannyadengan cara menghangatkannya.

e) Peringatan bagi akseptor

(1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan

kehamilan. 

(2) Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala

kehamilan ektopik tergantung.

(3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.

(4) Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya

penglihatan.

(5) Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2

kali lebih banyak dalam waktu1 periode masa haid.

Page 26: Makalah Kb Ok

3) Intrauterine device (IUD)

a) Pengertian

Intrauterine device (disingkat IUD) adalah alat kecil

berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawah-nya terdapat

tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD

dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus

berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi.

Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim

terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya

konsepsi atau kehamilan (BKKBN, 2003).

b) Manfaat

IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan

cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh

sperma. Terdapat2 jenis IUD : IUD dengan tembaga dan IUD dengan

hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga

(copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan

sedangkan IUS melepaskan hormon pregestin.

c) Jenis-jenis IUD

Jenis IUD yang ada di Indonesia antara lain :

(1) Cooper - T

Berbentuk T terbuat dari bahan polyethelen dimana

dibagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan

ini mempunyai efek anti fertilisasi (anti pembuahan) yang cukup

baik.

(2) Cooper - 7

Berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang

Page 27: Makalah Kb Ok

vertikal 32 mm, ditambahkan gulungan tembaga yang fungsinya

sama seperti lilitan tembaga halus pada jenis Cooper - T.

(3) Multi Load

Terbuat dari plastik atau polyethelen dengan dua tangan,

kiri dan kanan terbentuk sayap yang fleksibel. Batangnya diberi

gulungan kawat tembaga untuk menambah efektifitas.

(4) Lippes Loop

Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S

bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada

ekornya. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah,

keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi

luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik (Maryani,

2004).

d) Waktu Pemasangan

IUD dipasang diluar hamil dan saat selesai menstruasi.

Pemasangan program post partum belum memuaskan karena banyak

terjadi ekspulsi dan masyarakat segan untuk kembali.

(1) IUD dapat dipasang pada saat:

(a) Bersamaan dengan menstruasi

(b) Segera setelah bersih menstruasi

(c) Pada masa akhir menstruasi

(d) Tiga bulan pasca puerperium

(e) Bersamaan dengan seksio secaria

(f) Bersamaan dengan abortus dan kuretage

(g) Hari kedua - ketiga pasca persalinan (Manuaba, 1998)

(2) Tidak dapat dipasang pada :

(a) Terdapat infeksi genetalia

(b) Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi

Page 28: Makalah Kb Ok

(c) Keadaan patologis lokal : flungkle, stenosis vagina, infeksi

vagina.

(d) Dugaan keganasan serviks

(e) Perdarahan dengan sebab yang tidak jelas

(f) Pada kehamilan : terjadi abortus, mudah perforasi,

perdarahan, infeksi (Manuaba, 1998).

e) Keuntungan

IUD memiliki banyak keuntungan antara lain adalah sangat

efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai

dibuka, pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-

10 tahun, relatif tidak mahal, nyaman (tidak perlu diingat2 seperti

kalau pakai pil), dapat dibuka kapan saja (oleh dokter), segera

berfungsi, efek samping yang rendah, dapat menyusui dengan aman,

dan tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya.

f) Efek Samping

Ada beberapa efek samping dari penggunaan IUD ini,

diantaranya:

(1) Perubahan siklus haid pada 3bulan pertama, dan akan berkurang

setelah 3 bulan.

(2) Haid akan lebih lama dan lebih banyak.

(3) Kadang-kadang terjadi pendarahan (spotting) diantara masa

menstruasi.

g) Kekurangan

Selain ketiga efek samping di atas, ada pula beberapa

komplikasi lainnya yang merupakan kekurangan dari IUD ini, yaitu:

(1) Akan terasa sakit dan kejang selama 3 hingga 5 hari setelah

pemasangan.

(2) Mungkin dapat menyebabkan anemia jika pendarahan pada saat

haid sangat banyak.

Page 29: Makalah Kb Ok

(3) Jika pemasangan tidak benar, bisa saja terjadi perforasi dinding

uterus.

(4) Tidak bisa mencegah infeksi penyakit menular seksual

(5) Tidak baik digunakan pada perempuan yang rentan terkena

penyakit menular seksual karena sering berganti pasangan

(6) Jika perempuan yang terkena IMS (infeksi menular seksual)

memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit radang

panggul.

(7) Memerlukan prosedur medis, termasuk diantaranya adalah

pemeriksaan pelvik sebelum dipasang IUD. Sedikit nyeri setelah

pemasangan, namun biasanya akan hilang dalam jangka waktu 1-

2 hari.

(8) Ada kemungkinan IUD bisa keluar dengan sendirinya dari rahim.

Hal ini biasanya terjadi pada pasien yang baru saja melahirkan

dan segera dilakukan pemasangan IUD. Selain itu, posisi IUD di

dalam rahim juga dapat mempengaruhi apakah IUD dapat

terlepas atau tidak.

(9) IUD tidak mencegah kehamilan ektopik atau kehamilan di luar

kandungan, karena IUD ini hanya mencegah kehamilan normal.

4) Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap terdiri dari kontrasepsi mantap wanita dan

kontasepsi mantap pria.

a) Kontrasepsi mantap wanita : Medis Operatif Wanita (MOW)

(1) Pengertian

MOW merupakan oklusi tuba fallopii sehingga

spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu. (Hanafi, 2004)

MOW merupakan prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang wanita. (Saifuddin,

dkk, 2006)

Page 30: Makalah Kb Ok

(2) Efektifitas

MOW sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 prempuan

selama tahun pertama penggunaan), dan efektif 6 – 10 minggu

setelah operasi.  (Hanafi, 2004, hal 322).

(3) Jenis dari MOW adalah Minilaparatomi dan Laparoskopi.

(4) Mekanisme kerja

Dengan mengoklusi tuba fallopi ( mengikat dan

memotong atau memasang cincin ) sehingga sperma tidak dapat

bertemu dengan ovum.

(5) Manfaat

(a) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

(b) Tidak bergantung pada factor senggama.

(c) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko

kesehatan yang

(d) serius.

(e) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi

lokal.

(f) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

(g) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek

pada produksi hormone ovarium) (Hanafi, 2004,)

(6) Keterbatasan

(a) Harus mempertimbangkan sifat permanen metode

kontrasepsi ini (tidak

(b) dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi

rekanalisasi.

(c) Klien dapat menyesal kemudian hari.

(d) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan

anestesi umum)

(e) Rasa sakit/ ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan.

Page 31: Makalah Kb Ok

(f) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter

(g) spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses

laparoskopi)

(h) Tidak melindungi dari IMS termasuk HIV/AIDS  (Hanafi,

2004).

(7) Indikasi MOW

(a) Usia > 26 tahun

(b) Paritas > 2

(c) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya.

(d) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan

yang serius.

(e) Pasca persalinan

(f) Pasca keguguran

(g) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

(8) Kontraindikasi MOW

(a) Sedang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

(b) Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus

di evaluasi)

(c) Infesi sistemik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu

disembuhkan atau dikontrol)

(d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

(e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa

depan.

(f) Belum memberikan persetujuan tertulis.

(9) Waktu dilakukan

(a) Setiap waktu selama silus haid apabila diyankini secara

rasional klien tersebut tidak hamil.

(b) Hari ke 6 hingga ke 13 dari siklus menstruasi (fase

proliferasi)

Page 32: Makalah Kb Ok

(c) Pascapersalinan

(d) Minilap : dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12

minggu.

(e) Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.

(f) Pacsa keguguran

(g) Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada

bukti infeksi pelvic (minilap atau laparoskopi)

(h) Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada

bukti infeksi pelvic (minilaparatomi saja)

(10)Komplikasi dan penanganan

No Komplikasi Penanganan

1. Infeksi luka. Apabila terlihat luka, obati dengan

antibiotic. Bila terdapat abses,

lakukan drainase dan obati seperti

yang terindikasi

2. Demam pasca Obati infeksi berdasarkan apa yang

ditemukan.

3. Luka pada

kandung kemih,

intestina (jarang

terjadi)

Mengacu ke tingkat asuhan yang

tepat. Apabila kandung kemih atau

usus luka dan diketahui sewaktu

operasi, lakukan reparasi primer.

Apabila ditemukan pascaoperasi,

dirujuk ke RS yang tepat bila perlu.

4. Hematoma

(subkutan)

Gunakan packs yang hangat dan

lembab tsb. Amati : hal yang

biasanya akan berhenti dengan

berjalannya waktu tetapi dapat

membutuhkan drainase bila ekstensif.

Page 33: Makalah Kb Ok

5. Emboli gas yang

diakibatkan oleh

laparoskopi

(sangat jarang

terjadi)

Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat

dan mulailah resusitasi intensif,

termasuk

Cairan intravena, resusitasi kardio

pulmunar dan tindakan penunjang

kehidupan lainnya.

6. Rasa sakit pada

lokasi

pembedahan.

Pastikan adanya infeksi atau abses

dan obati berdasarkan apa yang

ditemukan.

7. Perdarahan

superficial (tepi-

tepi kulit atau

subkutan)

Mengontrol perdarahan dan obati

berdasarkan apa yang ditemukan.

b) Kontrasepsi mantap pria : medis operasi pria (MOP).

(1) Pengertian

MOP merupakan suatu metode kontrsepsi pada pria yang

aman, sederhana dan efektif, memakan waktu operasi yang

singkat dan tidak memerlukan anestesi umum. (Hanafi, 2004)

(2) Efektifitas

MOP sangat efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan.

(Saifuddin, 2006)

(3) Jenis MOP ada 2 yaitu jenis standar dan VTP

(4) Mekanisme kerja

Dengan mengoklusi tuba fallopi ( mengikat dan memotong

atau memasang cincin ) sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum.

Page 34: Makalah Kb Ok

(5) Manfaat

(a) Efektif

(b) Aman, morbidibitas rendah dan hamper tidak ada mortalitas.

(c) Sederhana

(d) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit

(e) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi

lokal saja.

(f) Biaya rendah (Hanafi, 2004, hal 308)

(6) Keterbatasan

(a) Diperlukan suatu tindakan operatif

(b) Kadang-kadang menyebabkan kompilkasi seperti

perdarahan atau infeksi

(c) Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai

semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam system

reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan

(d) Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku

seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif

yang menyangkut system reproduksi pria.

(7) Indikasi MOP

MOP  merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di

mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau ganguan

terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan

ketahanan dan kualitas keluarga.

(8) Kontra Indikasi MOP

(a) Infeksi kulit local dan infeksi traktus genitalia

(b) Kelainan scrotum dan sekitarnya ( varicocele, hydrocele

besar, filariasis, hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut

bekas operasi hernia, skrotum yang sangat tebal)

(c)  Penyakit sistemik, riwayat perkawinan, dan psikologis atau

seksual yang tidak stabil.

Page 35: Makalah Kb Ok

(9) Komplikasi dan penanganan

(a) Komplikasi dapat  terjadi saat prosedur berlangsung atau

beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi akibat reaksi

mafilaksis yang disebabkan oleh pengguanaan lidokain atau

manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di

sekitar vasa deferensia.

(b) Komplikasi pasca tindakan dapat berupa hematoma

skrotalis, infeksi atau abses pada testis, atrofi testis,

epididimis kongestif atau peradangan kronik granuloma di

tempat insisi, penyulit jangka panjang yang dapat

mengganggu upaya pemulihan fungsi  reproduksi adalah

terjadinya antibody sperma.

Page 36: Makalah Kb Ok

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah

upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).

Tujuan Keluarga Berencana adalah mencegah terjadinya ledakan

penduduk, mengatur kehamilan, mengobati kemandulan atau infertilitas bagi

pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai

keturunan, Married Conseling, dan tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera).

Sasaran program KB terdiri dari sasaran langsung (Pasangan usia subur),

dan sasaran tidak langsung (Kelompok remaja, Organisasi-organisasi, lembaga-

lembaga kemasyarakatan, sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk

yang tinggi).

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi. Jenis-jenis akseptor KB

meliputi akseptor aktif, akseptor aktif kembali, akseptor KB baru, akseptor KB

dini, akseptor langsung, dan akseptor dropout.

Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Syarat-syarat

kontrasepsi adalah aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang

merugikan tidak ada, lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan, tidak

mengganggu hubungan persetubuhan, tidak memerlukan bantuan medik atau

kontrol yang ketat selama pemakaiannya, dan lain sebagainya.

Page 37: Makalah Kb Ok

Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode, diantaranya

menurut jenis kelamin pemakai, menurut pelayanannya (cara medis dan non-

medis, cara klinis dan non-klinis), pembagian menurut efek kerjanya, pembagian

menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi, dan pembagian umum dan banyak

dipakai. Untuk pria dapat berupa kondom, pantang berkala, senggama terputus,

pemakaian hormon, penutupan vasdeferen reversible dengan karet silikon,

metode operasi vasektomi. Wanita dapat berupa Hormonal (pil KB, suntikan KB,

dan alat kontrasepsi bawah kulit), AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim),

kontrasepsi Mantap atau sterilisasi (tubektomi). Secara garis besar ada dua

pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara

kontrasepsi modern (metode efektif)

B. Saran

Gunakan metode pemakaian alat kontrasepsi sesuai dengan persyaratan

dengan mempertimbangkan indikasi dan kontraindikasi yang ada.

Page 38: Makalah Kb Ok

DAFTAR PUSTAKA

Arum, S., Sujiyatini. 2008. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta:

Mitra Cendikia Press.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka

Harapan.

Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana.

Yogyakarta: Kanisius.

Sarwono, Purwohardjo. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Suratun., dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Trans Info Media.