Makalah Munakahat (Nikah)

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar hukum syariat ter bagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Hukum  I’tiqad , yaitu segala hukum yang berkaitan dengan  pembinaan aqidah yang benar, penanaman keimanan kepada Allah SWT, keimanan kepada hari akhir, dan segala berita ghaib. Semua itu disampaikan kepada kita melalui wahyu Tuhan dan kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para Nabi dan Rasul. 2. Hukum syaraatau hukum amaliah menurut tradisi ualama fiqh, yaitu hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dan segala tindakannya, tidak dalam ibadah maupun muamalat. Hukum ini dimaksudkan dilakukan oleh manusia dalam perbuatan praktis dan dipedomani dalam segala urusan agama dan dunia secara bersama- sama. Hukum ini dibagi dua macam dan masing-masing mempunyai karakter khusus, yaitu sebagai berikut. a. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur interaksi antara manusia dan Tuhan. Jika seorang manusia melaksanakan hukum-hukum ibadah dengan baik dan mematuhi perintah-  peritnah Allah, maka bertambah pula kedekatan kepada-Nya. Ia  juga akan selalu mengikuti segala apa yang diwajibkan Allah kepada para hambanya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Hukum ibadah ini adalah hukum asasi yang sudah dimaklumi kepastiannya dalam agama.  b. Hukum mualmalat, adalah hukum yang berlaku antara sesame manusia. Hukum muamalat mengatur segala interaksi dan komunikasi antar individu satu dengan yang lain, antar masyarakat terhadap umat dan bangsa lain, seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai, transaksi perjanjian, dan lain-lain. Hukum ini berarti meliputi segala aktivitas manusia dan segala tindakannya. Dari sini tampak bahwa muamalat dalam fiqh Islam dapat dipahami secara umum menyangkut segala permasalahan yang akan dipelajari seperti pernikahan, talak, persusunan, nafkah, pemberian/hibah, wasiat, wakaf, dan harta warisan. Semua itu tidak lepas dari sisi hukum yang mengatur hubungan interaksi hubungan antarindividu dan masyarakat. Bagian ini ditetapkan ulama ahli fiqh (  fuqaha’ ) dalam Islam. Pada masa kontemporer ini timbul pembagian baru bahwa hukum0hukum yang berkaitan dengan pernikahan, talak, nafkah, keturunan, dan lain-lain disebut al-ahwal asy-syakhshiyah (hukum keluarga, perorangan, dan harta waris) sebagai perbandinagn hukum madaniyah (mengatur hubungan manusia dalam bidang kekayaan dan  pembelanjaan) dan hukum jinayah (criminal) dengan segala macamnya, di antaranya berkaitan dengan jiwa, kehormatan, harta, dan agama.

Transcript of Makalah Munakahat (Nikah)

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    1/30

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSecara garis besar hukum syariat terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

    1. Hukum Itiqad, yaitu segala hukum yang berkaitan denganpembinaan aqidah yang benar, penanaman keimanan kepada Allah

    SWT, keimanan kepada hari akhir, dan segala berita ghaib. Semua

    itu disampaikan kepada kita melalui wahyu Tuhan dan kitab-kitab

    yang diturunkan-Nya kepada para Nabi dan Rasul.

    2. Hukum syara atau hukum amaliah menurut tradisi ualama fiqh,yaitu hukum yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dan segala

    tindakannya, tidak dalam ibadah maupun muamalat. Hukum inidimaksudkan dilakukan oleh manusia dalam perbuatan praktis dan

    dipedomani dalam segala urusan agama dan dunia secara bersama-

    sama. Hukum ini dibagi dua macam dan masing-masing

    mempunyai karakter khusus, yaitu sebagai berikut.

    a. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur interaksi antaramanusia dan Tuhan. Jika seorang manusia melaksanakan

    hukum-hukum ibadah dengan baik dan mematuhi perintah-

    peritnah Allah, maka bertambah pula kedekatan kepada-Nya. Ia

    juga akan selalu mengikuti segala apa yang diwajibkan Allah

    kepada para hambanya, seperti shalat, zakat, puasa dan haji.

    Hukum ibadah ini adalah hukum asasi yang sudah dimaklumikepastiannya dalam agama.

    b. Hukum mualmalat, adalah hukum yang berlaku antara sesamemanusia. Hukum muamalat mengatur segala interaksi dan

    komunikasi antar individu satu dengan yang lain, antar

    masyarakat terhadap umat dan bangsa lain, seperti jual beli,

    sewa-menyewa, gadai, transaksi perjanjian, dan lain-lain.

    Hukum ini berarti meliputi segala aktivitas manusia dan segala

    tindakannya.

    Dari sini tampak bahwa muamalat dalam fiqh Islam dapat dipahami

    secara umum menyangkut segala permasalahan yang akan dipelajariseperti pernikahan, talak, persusunan, nafkah, pemberian/hibah, wasiat,

    wakaf, dan harta warisan. Semua itu tidak lepas dari sisi hukum yang

    mengatur hubungan interaksi hubungan antarindividu dan masyarakat.

    Bagian ini ditetapkan ulama ahli fiqh (fuqaha) dalam Islam.

    Pada masa kontemporer ini timbul pembagian baru bahwa

    hukum0hukum yang berkaitan dengan pernikahan, talak, nafkah,

    keturunan, dan lain-lain disebut al-ahwal asy-syakhshiyah (hukum

    keluarga, perorangan, dan harta waris) sebagai perbandinagn hukum

    madaniyah (mengatur hubungan manusia dalam bidang kekayaan dan

    pembelanjaan) dan hukum jinayah (criminal) dengan segala macamnya, di

    antaranya berkaitan dengan jiwa, kehormatan, harta, dan agama.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    2/30

    2

    Pembandingan baru ini sebagai produk perkembangan ilmu-ilmu

    dan bidang-bidangnya, perkembangan pembahasan, studi fiqh, dan

    perundang-undangan di era modern yang disebut dengan era berbagi idangilmu dan berbagai jurusan.

    Dengan demikian, al-ahwal asy-syakhshiyah dimaksud adalah

    segala sesuatu yang berkaitan denagn seseorang sebagai pribadi, seperti

    pernikahan. Pernikahan ini sesungguhnya bersifat pribadi, tidak ada

    hubungan dengan harta, tidak ada hubungan dengan permusuhan dan tidak

    ada hubungand engan Negara, dan seterusnya. Diantaranya adalah hal

    yang berkaitan dengan inikah. Talak, masa menunggu (iddah), kembali

    nikah (ruju), dan sesamanya.

    Termasuk pemahaman al-ahwal asy-syakhsyiyah adalah nasab

    (keturunan) dan ahli waris. Misalnya, seseorang berstatus sebagai bapak,

    anak, saudara, dan lain-lain. Seseorang berstatus sebagai ahli waris yangberhak menerima harta warisan atau terhalang (mahjub) tidak mendapat

    harta warisan. Adapun pemberian (hibah) dan wasiat tidak tampak banyak

    masuk dalam al-ahwal asy-syakhshiyah. Keduanya hanya dipersamakan

    dengannya karena keduanya tergolong tindakan mandiri dalam harta.

    Atau dapat dikatakan bahwa wasiat dan waris adalah sari satu jenis,

    karena masing-masing memiliki tambahan serta kematian. Hibah transaksi

    kebaikan seeprti wasiat dimaksdukan seperti wasiat dimasukkan ke dalam

    wilayah al-ahwal asy-syakhshiyah. Namun yang utama, hibah termasuk

    kategori muamalat seperti utang piutang dan pinjam-meminjam.1

    B.

    Rumusan Masalah1. Apa pengertian nikah ?2. Apa syarat, rukun, dan hukum nikah ?3. Bagaimana cara dan bentuk pernikahan ?4. Apa syarat dan rukun talak ?5. Apa macam-macam dan proses perceraian ?6. Apa saja masalah-masalah perkawinan yang berkembang di

    masyarakat ?

    C. Tujuan PembahasanTujuan pembahasan dari makalah ini:1. Untuk mengetahui pengertian dari nikah.2. Untuk mengetahui apa saja syarat dan rukun dari nikah dan talak.3. Untuk mengetahui bagaimana cara dan bentuk dari pernikahan.4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dan proses perceraian.5. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah perkawinan yang

    berkembang di masyarakat.

    1Syaikh Abd. Rahman Taj, Ahkam Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    3/30

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian NikahNikah diambil dari bahasa arab yang artinya bisa mengumpulkan,

    menggabungkan, menjodohkan, atau bersenggama ( wath'i ). Sedangkan

    nikah menurut akad merupakan pengertian yang bersifat majazy,

    sementara Imam Safi'i berpendapat nikah hakiki adalah akad. Tarif

    pernikahan ialah akadyang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak

    dan kewajiban serta tolong-menolong antara seorang laki-laki dan seorang

    perempuan yang bukan mahram.

    Dan arti nikah menurut terminologi (istilah) didefinisikan sebagai

    ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri,dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Karena nikah

    merupakan sendi pokok pergaulan manusia.

    Firman Allah Swt: (

    4) Artinya:maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua,

    tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat

    berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja. (An-Nisa: 3)Nikah adalah salah satu asa pokok hidup yang paling utama dalam

    pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Penikahan itu bukan saja

    merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah

    tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai satu jalan

    menuju pintu perkenalan antara suatu kaum dengan kaum lain, dan

    perkenalan itu akan menjadi jalan untuk menyampaikan pertolongan

    antara satu dengan lainnya.

    Sebenarnya pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh-teguhnya

    dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami istri dan

    keturunannya, melainkan antara dua keluarga. Betapa tidak ? dari baiknya

    pergaulan antara si istri dengan suaminya, kasih-mengasihi, akanberpindahlah kebaikan itu kepada semua keluarga dari kedua belah

    pihaknya, sehingga mereka menjadi satu dalam segala urusan bertolong-

    tolongan sesamanya dalam menjalankan kebaikan dan mencegah segala

    kejahatan. Selain itu, dengan pernikahan seseorang akan terpelihara dari

    kebinasaan hawa nafsunya.

    Pernikahan bisa disebut juga sebagai tiang keluarga yang teguh dan

    kokoh. Di dalamnya terdapat hak-hak dan kewajiban yang sakral dan

    religius. Seseorang merasa adanya tali ikatan suci yang membuat tinggi

    sifat kemanusiaannya, yaitu ikatan ruhani dan jiwa yang membuat

    ketinggian derajat manusia dan menjadi mulia daripada tingkat

    kebinatangan yang hanya menjalin cinta syahwat antara jantan dan betina.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    4/30

    4

    Bahkan hubungan pasangan suami istri sesungguhnya adalah ketenangan

    jiwa, kasih sayang, dan memandang.

    Ghazali menjelaskan beberapa faedah nikah, di antaranya: nikahdapat menyegarkan jiwa, hati menjadi tenang, dan memperkuat ibadahnya.

    Jiwa itu bersifat pembosan dan lari dari kebenaran jika bertentangan

    dengan karakternya. Bahkan ia menjadi durhaka dan melawan, jika selalu

    dibebani secara paksa yang menyalahinya. Akan tetapi, jika ia

    disenangkan dengan kenikmatan dan kelezatan disebagian waktu, ia

    menjadi kuat dan semangat. Kasih sayang dan bersenang-senang dengan

    istri akan menghilangkan rasa sedih dan menghibur hati. Demikian

    disampaikan bagi orang yang bertakwa, jiwanya dapat merasakan

    kesenangan dengan perbuatan mubah ini (nikah) sebagaimana firman

    Allah: Agar ia tenang kepadanya. (QS. Ar-Rum (30): 21)

    Demikianlah maksud pernikahan yang sejati dalam islam.

    Singkatnya, untuk kemaslahatan dalam rumah tangga dan keturunan, juga

    untuk kemaslahatan masyarakat. Oleh sebab itu, syariat islam mengadakan

    beberapa peraturan untuk menjaga keselamatan pernikahan ini. Tetapi

    belum menerangkan syarat-syarat dan rukunnya, begitu juga kewajiban

    dan hak masing-masing antara suami istri, terlebih dahulu akan diuraikan

    tujuan pernikahan dalam anggapan yang berlaku dalam kehedak manusia.

    Telah berlaku anggapan kebanyakan pemuda dari dahulu sampai sekarang,mereka ingin menikah karena beberapa sebab, di antaranya:

    1. Karena mengharapkan harta benda.2. Karena mengharapkan kebangSawanannya.3. Karena ingin melihat kecantikannya.4. Karena agama dan busi pekertinya yang baik.Yang pertama karena harta. Kehendak ini datang baik dari pihak

    laki-laki maupun dari pihak perempuan. Misalnya ingin menikah dengan

    seorang hartawan, sekalipun dia tahu bahwa pernikahan itu tidak akan

    sesuai dengan keadaan dirinya dan kehendak masyarakat, orang yang

    mementingkan pernikahan disebabkan harta benda yang diharap-harapnya

    atau yang akan dipungutnya. Pandangan ini bukanlah pandangan yangsehat, lebih-lebih kalau hal ini terjadi dari pihak laki-laki, sebab hal itu

    sudah tentu akan menjatuhkan dirinya di bawah pengaruh perempuan dari

    hartanya. Hal yang demikian adalah berlawanan dengan sunnah alam dan

    titah Allah yang menjadikan manusia. Allah telah menerangkan dalam

    AL-Quran cara yang sebaik-baiknya bagi aturan kehidupan manusia, yaitu

    sebagai berikut:

    Firman Allah SWT. :

    (

    45) Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. (An-

    Nisa:34)

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    5/30

    5

    Yang kedua, karena mengharap kebangSawanannya, berarti

    mengharapkan gelar atau pangkat. Ini juga tidak akan memberi faedah

    sebagaimana yang diharapkannya, bahkan dia akan bertambah hina dandihinakan, karena kebangSawanan salah seorang di antara suami istri itu

    tidak akan berpindah kepada orang lain.

    Sabda Rasulullah Saw:

    . Artinya: Barang siapa menikahi seorang perempuan karena

    kebangSawanannya, niscaya Allah tidak akan menambah

    kecuali kehinaan.

    Yang ketiga, karena kecantikannya. Menikah karena hal ini sedikit

    lebih baik dibandingkan dengan karena harta dan kebangSawanannya,

    sebab harta dapat lenyap dengan cepat, tetapi kecantikan seseorang dapatbertahan sampai tua, asal dia jangan bersifat bangga dan sombong karena

    kecantikannya itu.

    Yang keempat, karena agama dan budi pekerti. Inilah yang patut

    dan baik menjadi ukuran untuk pergaulan yang akan kekal, serta dapat

    menjadi dasar kerukunan dan kemaslahatan rumah tangga serta semua

    keluarga.

    Firman Allah SWT.:

    ( 45) Artinya: Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah

    lagi memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah telahmemelihara (mereka). (An-Nisa : 34)

    Jadi jelaslah bahwa hendaknya agama dan budi pekerti itulah yang

    menjadi pokok yang utama untuk pemilihan dalam pernikahan. Dari

    keterangan-keterangan di atas, hendaklah wali-wali anak jangan

    sembarangan menjodohkan anaknya, sebab kalau tidak kebetulan di jalan

    yang benar, sudah tentu dia seolah-olah menghukum atau merusak akhlak

    dan jiwa anaknya yang tidak bersalah itu. Pertimbangkanlah lebih dahulu

    dengan sedalam-dalamnya antara manfaat dan mudaratnya yang bakal

    terjadi di hari kemudian, sebelum mempertalikan suatu pernikahan.

    B. Hukum NikahKata hukum memiliki dua makna, yang dimaksud di sini adalah:

    Pertama, sifat syara pada sesuatu seperti wajib, haram, makruh dan

    sunnah, dan mubbah.

    Kedua, buah dan pengaruh yang ditimbulkan sesuatu menurut

    syara, seperti jual beli adalah memindahkan pemilikan barang terjual

    kepada pembeli dan hukum sewa-menyewa (ijarah) adalah pemilikan

    penyewa pada manfaat barang yang disewakan. Demikian juga hukum

    perkawinan atau pernikahan berarti penghalalan masing-masing dari

    sepasang suami istri untuk bersenang-senang kepada yang lain, kewajiban

    suami terhadap mahar dan nafkah terhadap istri, kewajiban istri untuk taat

    terhadap suami dan pergaulan yang baik.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    6/30

    6

    Dalam tulisan ini dimaksudkan hukum makna yang pertama, yaitu

    sifat syara. Maksudnya hukum yang ditetapkan syara apakah ditutut

    mengerjakan atau tidak, itulah yang disebut dengan hukum taklifi (hukumpembebanan) menurut ulama ushul fiqh. Menurut ulama Hanafiyah,

    hukum nikah itu adakalanya mubah, mandub, wajib, fardu, makruh, dan

    haram. Sedangkan ulama mazhab-mazhab lain tidak membedakan antara

    wajib dan fardu.

    Secara personal hukum nikah berbeda di sebabkan perbedaan

    kondisi mukallaf, baik dari segi karakter kemanusiaannya maupun dari

    segi kemampuan hartanya. Hukum nikah tidak hanya satu yang berlaku

    bagi seluruh mukallaf. Masing-masing mukallaf mempunyai hukum

    tersendiri yang spesifik sesuai dengan kondisinya yang spesifik pula, baik

    persyaratan harta, fisik, dan atau akhlak.

    1. FarduHukum nikah fardu, pada kondisi seseorang yang

    mampu biaya wajib nikah, yakni biaya nafkah dan mahar dan

    adanya percaya diri bahwa ia mampu menegakkan keadilan

    dalam pergaulan dengan istri yakni pergaulan dengan baik.

    demikian juga, ia yakin bahwa jika tidak menikah pasti akan

    terjadi perbuatan zina, sedangkan puasa yang dianjurkan Nabi

    tidak akan mampu menghindarkan dari perbuatan tersebut.

    Nabi bersabda:

    Artinya: Wahai para pemuda barang siapa di antara

    kalian ada kemampuan biaya nikah, maka nikahlah. Barang

    siapa yang tidak mamapu hendaknya berpuasalah,

    sesungguhnya ia sebagai perisai baginya.

    Pada saat seperti di atas,seorang dihukumi fardu untuk

    menikah, berdosa meninggalkannya dan maksiat serta

    melanggar keharaman. Meninggalkan zina adalah fardu dan

    caranya yaitu menikah dengan tidak mengurangi hak seseorang

    maka ia menjadi wajib. Menurut kaidah ulama ushul: Sesuatu

    yang tidak fardu kecuali dengan mengerjakannya, maka ia

    hukumnya fardu juga. Fardu wajib dikerjakan dan haram

    ditinggalkan.2. Wajib

    Hukum nikah menjadi wajib bagi seseorang yang

    memiliki kemampuan biaya nikah, mampu menegakkan

    keadilan dalam pergaulan yang baik dengan istri yang

    dinikahinya, dan ia mempunyai dugaan kuat akan melakukan

    perzinahan apabila tidak menikah. Keadaan seseorang seperti di

    atas wajib untuk menikah, tetapi tidak sama dengan kewajiban

    pada fardu di atas. Karena dalam fardu, dalilnya pasti atau

    yakin (qathi) sebab-sebabnya pun juga pasti. Sedangkan dalam

    wajib nikah, dalil dan seba-sebabnya adalah atas dugaan kuat

    (zhanni), maka produk hukumnya pun tidak qathi tetapi

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    7/30

    7

    zhanni.2 Dalam wajib nikah hanya ada unggulan dugaan kuat

    (zhann) dan dalilnya wajib bersifat syubhat atau samar. Jadi,

    kewajiban nikah pada bagian ini adalah khawatir melakukanzina jika tidak menikah, tetapi tidak sampai ke tingkat yakin.

    3. HaramHukum nikah haram bagi seseorang yang tidak

    memiliki kemampuan nafkah danyakin akan terjadi

    penganiayaan jika menikah. Keharaman nikah ini karena nikah

    dijadikan alat mencapai yang haram secara pasti, sesuatu yang

    menyampaikan kepada yang haram secara pasti, maka ia

    haram juga. Jika sesorang menikahi wanita pasti akan terjadi

    penganiayaan dan menyakiti sebab kenakalan laki-laki itu,

    seperti melarang hak-hak istri, berkelahi dan menahannya untuk

    disakiti, maka menikahnya menjadi haram.Sesungguhnya keharaman nikah pada kondisi tersebut,

    karena nikah disyariatkan dalam Islam untuk mencapai

    kemaslahatan dunia dan akhirat. Hikmah kemaslahatan ini tidak

    tercapai jika tidak tercapai jika nikah dijadikan sarana mencapai

    bahaya, kerusakan, dan penganiayaan. Nikah orang tersebut

    wajib ditinggalkan dan tidak memasukinya, dengan maksud

    melarang perbuatan haram dan inilah alternatif yang paling

    utama, yakni harapan meninggalakan nikah.3

    4. MakruhNikah makruh bagi seseorang yang dalam kondisi

    campuran. Seseorang mempunyai kemampuan harta biaya

    nikah dan tidak dikhawatirkan terjadi maksiat zina, tetapi

    dikhawatirkan terjadi penganiayaan istri yang tidak sampai ke

    tingkat yakin.

    Terkadang orang tersebut mempunyai dua kondisi yang

    kontradiktif, yakni antara tuntutan dan larangan. Seperti

    seseorang dalam kodisi yakin atau diduga kuat akan terjadi

    perzinahan jika tidak menikah, berarti ia antara kondisi fardu

    dan wajib nikah. Di sisi lain, ia juga diyakini atau diduga kuat

    melakukan penganiayaan atau menyakiti istrinya jika ia

    menikah. Dalam hal ini, apa yang dilakukan terhadap orangtersebut? Apakah sisi keharaman nikah yang lebih kuat atau sisi

    fardu dan wajib nikah?

    Pada kondisi seperti di atas, orang tersebut tidak

    diperbolehkan menikah agar tidak terjadi penganiayaan dan

    kenakalan, karena mempergauli istri dengan buruk tergolong

    maksiat yang berkaitan dengan hak hamba. Sedangkan khawatir

    atau yakin akan terjadi perbuatan zina tergolong maksiat yang

    berkaitan dengan hak hamba. Sedangkan khawatir atau yakin

    2

    Abi Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah, Qismu Az-Zawaj, hlm. 21.3M. Anis Ubadah, Nizham Al-Usrah fi Asy-Syariah Al-Islamiyah, hlm. 45

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    8/30

    8

    akan terjadi perbuatan zina tergolong maksiat yang berkaitan

    dengan hak Allah. Hak hamba di dahulukan jika bertentangan

    dengan hak Allah murni. Kami maksdukan di sini, bahwa jikaseseorang dikhawatirkan berselingkuh atau bermaksiat dengan

    berzina jika tidak menikah dan di sisi lain dikhawatirkan

    mempergauli istri dengan buruk jika menikah. Di sini terdapat

    dua kekhawatiran yang sama, maka yang uatam adalah lebih

    baik tidak menikah4 karena khawatir terjadi maksiat

    penganiayaan terhadap istri.

    Analisis di atas lebih kuat karena maksiat penganiayaan

    tidak ada obat atau jalan untuk mencari keselamatan.

    Sedangkan meyakini akan terjadinya perselingkuhan dan hanya

    merasa khawatir, ada tetapi yang mengobatinya seperti

    petunjuk Nabi SAW dalam haditsnya tentang perintah menikagbagi orang yang ada kemampuan biaya nikah. Jika tidak ada

    kemampuan, diperintahkan berpuasa. Dalam kondisi seperti ini,

    seseorang diperintahkan berpuasa agar menjadi tetapi baginya,

    di mana berpuasa dapat mematahkan syahwat. Dikarenakan

    dengan lapar ini keringat menjadi kering, darah menjadi minim,

    dan kecintaan seksual menjadi berkurang, Nabi SAW bersabda:

    Sesungguhnya setan berjalan bersama aliran darah diseluruh

    urat anak Adam, maka persempitlah tempat alirannya dengan

    lapar.5 Tidak ada asumsi bahwa diperbolehkan berzina bagi

    seseorang dalam kondisi seperti di atas dan hal ini tidak

    mungkin pernah terlintas dalam hati seorang ahli syariah. Hal

    tersebut dimaksudkan mencegah kejahatannya terhadap istri

    dan melemahkannya agar memelihara dirinya dengan cara

    berpuasa sebagaimana sabda Nabi SAW bahwa berpuasa itu

    sebagai perisai baginya dan lain-lain.

    5. Fardu, Mandub, dan MubahSeseorang dalam kondisi normal, artinya memiliki

    harta, tidak khawatir dirinya melakukan maksiat zina sekalipun

    membujang lama dan tidak dikhawatirkan berbuat jahat

    terhadap istri. Para ulama dalam hal ini berbeda pendapat

    tentang hukum nikahnya:Pendapat pertama, fardu menurut kaum Zhahriyah,

    dengan alasan:

    Pertama, zhahirnya teks-teks ayat maupun hadis

    mengenai perintah nikah seperti firman Allah SWT.: ( 43)

    4

    M. Muhyi Ad-Din Abd Al-Hamid, Bitasharruf min Al-Ahwal Asy-Syakhshirah, hlm. 395Nizham Al-Authar, juz 6, hlm 7

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    9/30

    9

    Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,

    dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba

    sahayamu yang lelaki san hamba-hamba sahayamu yangperempuan. (QS. An-Nur (24): 32)

    Dan hadis Nabi SAW: Wahai para pemuda, siapa yang

    mampu di antara kalian akan biaya nikah, hendaklah

    menikah

    Allah dan Rasul-Nya memerintahkan menikah dan lahirnya

    perintah menunjukkan wajib. Pendapat ini diperkuat dengan praktik Nabi

    SAW dan para sahabat yang melakukannya dan tidak ada yang

    memutuskannya. Andaikata mandub atau sunnah tentu ada yang

    meninggalkannya.6

    Kedua, Nabi SAW melarang beberapa sahabat yang membujang

    dan tidak menikah secara berlebih-lebihan. Sebagaimana dalam hadisshahih Al-Bukhari dan Muslim. Bahwa ada tiga golongan datang ke rumah

    para istri Nabi SAW seraya bertanya tentang ibadah mereka. mereka

    berkata: Di mana posisi kita dari Nabi SAW padahal beliau telah

    diampuni segala dosa yang telah lalu maupun yang akan datang? Salah

    satu di antara mereka berkata: Adapun aku sungguh akan melaksanakan

    shalat malam selamanya. Berkata yang lain: Saya akan berpuasa

    sepanjang masa dan tidak berbuka. Dan berkata yang lain: Saya akan

    menjauhi wanita dan tidak akan menikah selamanya. Datanglah

    Rasulullah SAW dan bersabda:

    Artinya: Kalian yang berkata begini dan begini. Demi Allah

    sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut di antara

    kalian kepada Allah dan yang paling taqwa kepada-Nya, tetapi

    aku berpuasa dan berbuka, shalat, tidur dan mengawini beberapa

    istri. Barangsiapa yang benci sunnahku maka tidak tergolong

    mengikuti petunjukku.

    Dalam hadis di atas Rasulullah SAW menolak kemauan sebagai

    sahabat dengan penolakan yang kuat sampai beliau lepas tenggung jawab.

    Hal ini menunjukkan bahwa Nabi SAW melarang membujang. Larangan

    membujang menunjukkan haram karena meninggalkan yang wajib

    (menikah). Dalil inilah yang menunjukkan kewajiban menikah.Ketiga, seseorang, walaupun dalam keadaan normal atau tidak akan

    melakukan maksiat zina. Akan tetapi yang menjadi wajib adalah berhati-

    hati terhadap dirinya dan memeliharanya dengan menikah. Nikah ini

    dituntu dengan tuntutan yang kuat seperti melihat aurat wanita lain

    hukumnya haram, karena terkadang mendatangkan perbuatan zina dan

    mendorong nafsu untuk mencarinya. Dalam hal ini hukumnya sama, yaitu

    fardu atau wajib.7

    6

    Abi Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syakhsiyah, Qismu Az-Zawaj, hlm. 237Abi Zahrah, Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah, Qism Az-Zawaj, hlm 23

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    10/30

    10

    C. Rukun NikahRukun adalah bagian dari hakikat sesuatu. Rukun termasuk dalam

    substansinya. Adanya sesuatu itu karena adanya rukun dan tidak adanyakerena tidak ada rukun.

    Rukun nikah di antaranya :

    1. Sigat (akad), yaitu perkataan dari pihak wali perempuan ataugabungan ijab salah satu dari dua pembicara seta penerimaan

    yang lain. Ijab dan qabul yang mempunyai keterkaitan satu

    dengan yang lain. Keduanya mempunyai arti membantu

    maksud berdua dan menunjukkan tercapainya ridha secara

    batin.8 Maksud ijab dalam akad nikah seperti ijab dalam

    berbagai transaksi lain, yaitu pernyataan yang keluar dari salah

    satu pihak yang mengadakan akad atau transaksi, baik berupa

    kata-kata, tulisan, atau isyarat yang mengungkapkan adanyakeinginan terjadinya akad, baik salah satunya dari pihak suami

    atau dari pihak istri. Sedangkan qabuladalah pernyataan yang

    datang dari pihak kedua baik berupa kata-kata, tulisan, atau

    isyarat yang mengungkapkan persetujuan dan ridhanya. Seperti

    kata wali, Saya nikahkan engkau dengan anak saya

    bernama9 Jawab mempelai laki-laki, saya terima

    menikahi10 boleh juga didahului oleh perkataan dari pihak

    mempelai, seperti: Nikahkanlah saya dengan anakmu. Jawab

    wali, Saya nikahkan engkau dengan anak saya karena

    maksudnya sama. Tidak sah nikah kecuali dengan lafadz nikah,

    tazwij, atau terjemahan dari keduanya.

    Sabda Rasulullah Saw.:

    Artinya: Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan.

    Sesungguhnya kamu ambil mereka dengan kepercayaan Allah,

    dan kamu halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah.

    (Riwayat Muslim)

    Yang dimaksud dengan kalimat Allah dalam hadits ialah Al-

    Quran, dan dalam Al-Quran tidak disebutkan selain dua kalimat

    itu (nikah dan tazwij), maka harus dituruti agar tidak salah.

    Pendapat yang lain mengatakan bahwa akad sah dengan lafadztersebut, karena asal lafadz akad tersebut maqul makna, tidak

    semata-mata taabudi.

    2. Calon suami, syarat-syaratnya ialah: beragama islam, laki-laki,jelas orangnya, dapat memberi persetujuan, dan tidak terdapat

    halangan perkawinan.

    3. Calon istri. Syaratnya ialah: Beragama islam, perempuan, jelasorangnya, dapat dimintaik persetujuannya, tidak terdapat

    halangan perkawinan.

    8Abd Ar-Rahman Taj, Ahkam Al-Ahwal Asy-Syakhsiyah, hlm 16

    9

    Hedaklah disebutkan nama pengantin perempuan itu.10Hedaklah disebutkan nama pengantin perempuan itu.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    11/30

    11

    4. Wali nikah. Syaratnya ialah: Laki-laki, dewasa, mempunyai hakperwakilan, dan tidak terdapat halangan perkawinan.

    5. Saksi nikah. Syaratnya ialah: minimal dua orang laki-laki, hadirdalam ijab kabul, dapat mengerti maksud akad, islam dan

    dewasa.

    Sabda Nabi Muhammad Saw:

    Artinya: Tidak sah pernikahan kecuali dengan hadirnya

    wali(pihak wanita) dan dua saksi serta mahar (mas kawin)

    sedikit maupun banyak. (HR.At Thabrani).11

    a. Cara dan Bentuk PernikahanMenurut hukum Islam, praktik Nikah ada tiga perkara:

    1. Nikah yang sah ialah: pelaksanaan akad nikah secara benarmenurut tata cara yang diatur dalam kitab fiqih penikahan, danmengetahui ilmunya. Nikahnya seperti ini mendapat pahal dari

    Allah SWT.

    2. Nikah yang sah tetapi haram ialah: pelaksanaan akad nikahsecara benar sesuai tata cara yang diatur dalam kitab fiqih

    pernikahan tetapi tidak mengetahui ilmunya. Praktik nikah

    seperti ini jelas berdosa.

    3. Nikah yang tidak sah dan haram ialah: pelaksanaan akad nikahyang tidak sesuai tata cara yang diatur dalam kitab fiqih

    pernikahan, karena tidak mengetahui ilmunya dan praktiknya

    juga salah. Selain tidak benar praktik nikah seperti ini

    mengakibatkan berdosa.12

    b. Nikahnya Orang BisuOrang yang bisu ketika hendak menikahkan putrinya dapat

    membuat pernyataan tertulis yang isinya mewakilkan akad nikah (ijab)

    kepada wali hakim atau wali yang agak jauh untuk menikahkan

    putrinya.Apabila orang bisu yang mau menikah maka kabulnya dengan

    isyarat yang bisa dipahami secara pasti oleh wali dan saksi serta

    menandatangani pernyataan tertulis tentang kabulnya tersebut.

    Aturannya sama dengan akad jual beli, bahkan jual-beli orang bisu

    dianggap sah apabila dapat dimengerti dengan pasti oleh mitra

    bisnisnya.Orang bisu juga bisa mewakilkan kabulnya itu kepada prialain yang dapat dipercaya dengan cara tertulis.13

    c. Suami-Istri Non Muslim Masuk IslamMenurut contoh yang terjadi mapa zaman Rasulullah SAW,

    dimana para sahabat nabi yang sebelum islam telah bersuami-istri, pada

    waktu mereka sudah menjadi muslim tidak ada yang diulangi nikahnya.

    Artinya, suami-istri nonmuslim yang bersama-sama masuk islam tidak

    perlu dinikahkan lagi. Demikian juga suami-istrimuslim yang murtad

    dan kemudian masuk islam lagi.

    11Ensiklopedi Walimah, M.Mufti Mubarak,hlm 18.

    12

    Syaikh min ahli as-Syariah wa at-Thariqah wa al Haqiqah, Tabyin al Ishlah li Muridi an-Nikah13Drs.K.H.Miftah Faridul, 150 masalah nikah dan keluarga,hlm,32

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    12/30

    12

    Yang perlu dilakukan oleh mereka adalah tobatan-nasuhah,

    yaitu bertobat dengan sungguh-sungguh kembali ke jalan yang hak,

    berhenti dari perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan Allah SWT,menyesal atas pebuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukan, berjanji

    untuk tidak mengulangi lagi dosa-dosa tersebut, serta memperbanyak

    amal kebajikan.14

    D. Talak , , ,, , , , 15

    Sesuatu yang tidak ada keraguan, bahwa Islam mengatur kehidupan

    keluarga. Rumah dipandang sebagai tempat tinggal. Didalamnya di dalam

    naunagannya segala jiwa bertemu yang didasari kecintaan, kasih sayang,

    menutup kekurangan, keindahan, pemeliharaan, dan kesucian. Dalam

    pertahanannyalah anak-anak hidup dan berkembang menjadi remaja dan

    dewasa. Dari situlah kekal keterpaduan kasinh sayang dan tanggungjawab.

    Dalam buku lain dikatakan bahwa talak ialah Talak berasal darikata ithalaq yang berarti melepaskan atau meninggalakan. Dalam istilah

    agama, talak berarti melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya

    hubungan perkawinan. 16

    1. Talak merupakan perbuatan makruhLanggengnya kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan

    yang sangat diinginkan oleh islam. Akad nikah bertujuan untuk

    selamanya dan seterusnya hingga meninggal dunia agar suami istri

    bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga tempat berlindung,

    menikmati naungan kasih sayang, dan dapat memelihara anak-

    anaknya dalam pertumbuhan yang baik. Karena itu, dikatakan

    bahwa ikatan antara suami istri adalah ikatan paling suci dan palingkokoh. Tidak ada suatu dalil yang lebih jelas menunjukkan tentang

    sifat kesuciannya yang demikian agung itu selain dari Allah sendiri

    yang menamakan ikatan perjanjian antara suami istri dengan

    mitsaqun ghalizhun (perjanjian yang kokoh).

    14Ibid, hlm 80

    15

    , , 16Fiqih sannah,jilid 3, pengantar imam hasan al-banna

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    13/30

    13

    Allah berfirman:

    ( 32)

    ...Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu

    perjanjian yang kuat. (An-Nisa [4] : (21)

    Jika ikatan suami dan istri sedemikian itu kuatnya, tidak

    sepatutnya dirusak dan disepelekan. Setiap usaha untuk

    menyepelekan hubungan perkawinan dan mengabaikannya sangat

    dibenci oleh islam karena ia merusak kebaikan dan menghilangkan

    kemaslahatan antara suami istri.

    ) ) Artinya:Perbuatan halal yang sangat dibenci Allah Azza wajalla ialah talak. (HR. Abu Dawud dan hakim yang disohihkan

    olehnya).

    Siapa saja yang mau merusak hubungan suami istri, islam

    memandangnya keluar dari islam dan tidak mempunyai tempat

    terhormat dalam islam.

    Rasulullah SAW bersabda: : Artinya:Tidak termasuk golongan kami orang yang merusak

    hubungan seorang perempuan dari suaminya.

    Istri yang meminta cerai tanpa sebab dan alasan yang benar,

    diharamkan baginya mencium bau surga. : ))

    Artinya:Tsauban berkata bahwa rasulullah SAW bersabda,

    perempuan mana saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa

    suatu sebab maka haram baginya mencium bau surga. (HR.

    Ashhabus Sunan dan di sahkan oleh Tirmidzi)17Islam mengatur keluarga dengan segala perlindungan dan

    pertanggungan syariatnya. Islam juga mengatur hubungan lain jenis

    yang didasarkan pada perasaan yang tinggi, yakni pertemuan dua

    tubuh, dua jiwa, dua hati, dan dua ruh. Dalam bahasa umum,

    pertemuan dua insan yang diikat dengan kehidupan bersama dan

    masa depan bersama untuk menggapai keturunan yang tinggi dan

    menyongsong generasi baru. Tugas ini hanya dapat dilakukan oleh

    dua orangtua secara bersama yang tidak dapat dipisahkan.

    17Fiqih Sunnah jilid 3 Imam Hasan Al-Banna, hlm 136

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    14/30

    14

    Yang pokok dalam hubungan keluarga itu adalah

    ketengangan, ketentraman dan konstinuitas. Islam mengatur

    hubungan ini dengan segala perlindungannya yang menjaminketentraman dan kontinuitas tersebut sehingga mencapai tigkatan

    taat yang tinggi. Untuk mencapai tujuan ini Islam membantu uang

    negara yang diberikan kepada fakir miskin. Islam mewajibkan adab

    yang melarang pamer perhiasan dan fitnah, agar hati menjadi

    tenang dan tidak tergoyahkan oleh fitnah dan perhiasan di pasar-

    pasar. Islam juga mewajibkan hukum bagi yang berzina dan

    penuduh zina. Islam menjadikan rumah sebagai tempat kehormatan

    dengan meminta izin antara penghuninya. Islam mengatur

    hubungan antara suami istri dengan syariat terbatas dan

    menegakkan peraturan rumah tangga atas kepemimpinan salah

    satunya, yakni suami. Karena ialah yang lebih mampu memimpin,mampu melerai dari segala keguncangan didasarkan pada

    bimbingan kasih sayang dan takwa kepada Allah.

    Akan tetapi, realita kehidupan manusia membuktikan banyak

    hal yang menjadikan rumah tngga hancur (broken home) sekalipun

    banyak pengarahan dan bimbingan, yakni kepada kondisi yang

    harus dihadapi secara praktis. Suatu kenyataan yang harus diakui

    dan tidak dapat diingkari ketika terjadi kehancuran rumah tangga

    dan mempertahankannya pun suatu perbuatan yang sia-sia dant

    idak berdasar. Islam tidak segera mendamaikan hubungan ini, tidak

    membiarkannya begitu saja tanpa ada usaha.

    Islam membisikkan kepada kaum laki-laki, Allah SWT.

    berfirman:

    ( (2 Artinya: Dan hendaklah pergauli mereka dengan cara yang

    baik, jik engkau tidak menyukai mereka maka boleh jadi engkau

    tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan kebaikan yangbanyak padanya. (QS. An-Nisa (4): 19)

    Islam mengarahkan mereka agar tetap bertahan dan sabar

    sampai dalam keadaan yang tidak ia sukai dan Allah membukakan

    bagi mereka jendela yang tidak jelas tersebut, yang ditegaskan

    dalam firman-Nya, yakni Boleh jadi engkau membenci sesuatu

    padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

    Mereka tidak bahwa pada wanita yang tidak disukai tersebut

    terdapat kebaikan dan Allah menyimpan kebaikan ini bagi mereka,

    maka tidak boleh melalaikannya. Bahkan lebih dalam daripada ini,

    yakni dalam menghidupkan perasaan kasih sayang dan

    menundukkan perasaan kecil serta mematikan kejahatan.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    15/30

    15

    Jikalau permasalahan cinta dan tidak cinta sudah dipindahkan

    kepada pembangkangan dan lari menjauh, langkah awal yang

    ditunjukkan Islam bukan talak. Akant etapi, harus ada langkahusaha yang dilakukan pihak lain dan pertolongan yang dilakukan

    oleh orang baik-baik. Sebagaimana firman Allah SWT: (

    (46 Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan

    antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-

    laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang

    hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah

    memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. An-Nisa (4): 35)

    ( 231)

    Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau

    sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi

    keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan

    perdamaian itu lebih baik (bagi mereka). (QS. An-Nisa (4): 128)Jika jalan penengah ini tidak didapatkan hasil,

    permasalahannya menjadi sangat kritis, kehidupan rumah tangga

    sudah tidak normal, tidak ada ketenangan dan ketentraman, dan

    mempertahankan rumah tangga seperti ini sia-sia. Pelajaran yang

    diterima adalah mengakhiri kehidupan rumah tangga sekalipun

    dibenci Islam, yakni talak; Sesungguhnya halal yang paling dibenci

    Allah adalah talak.18

    Jika seseorang menghendaki talak, tidak boleh disembarang

    waktu. Sunnahnya talak dijatuhkan dalam keadaan suci dan ketika

    tidak dipergauli dahulu. Dengan ditangguhkannya, ia dapat

    melepas kebuntuan sejenak setelah emosi dan marah. Ditengah-

    tengah masa ini terkadang terjadi perubahan jiwa serta ketengan

    hati dan Allah mendamaikan antara dua manusia yang berseteru

    sehingga tidak terjadi talak.

    Setelah itu ada lagi masa Iddah tiga kali suci bagi yang

    menstruasi, tiga bulan bagi yang menopause (tidak menstruasi lagi)

    dan masa kehamilan bagi yang hamil. Ditengah-tengah masa ini

    ada kesempatan introspeksi, jika tumbuh cinta dan kasih sayang di

    hati, tali pernikahan tidak akan terputus.

    18Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Muhakahat, hlm. 253

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    16/30

    16

    Akan tetapi, semua usaha ini tidak berarti melenyapkan

    bahwa di sana tidak terjadi pemisahan. Ada kondisi-kondisi yang

    harus dihadapi syariat secara praktis dan realistis. Syriat mengaturdan menertibkan posisinya serta memberikan tetapi pengaruh-

    pangaruhnya. Hukum fiqh Islam secara terperinci menunjukkan

    realita agam Islam dalam memberikan terapi atas problema hidup

    dan memberikan motivasi untuk maju dan meninggikan

    kehidupannya.

    Tidak halal bagi laki-laki meminta kembali mahar atau

    nafkah yangtelah diberikan kepada sang istri di tengah-tengah

    kehidupan rumah tangga sebagai konsesi terhadap pelepasan istri

    yang tidak layak hidup bersama. Kecuali jika sang istri yang tidak

    menyukai suami atau tidak mampu bergaul dengan baik karena

    sebab khusus yang dirasakannya secara pribadi. Istri tidak sukaatau lari dari suami yang menggiringnya untuk melakukan

    pelanggaran-pelanggaran hukum Allah, istri tidak dapat bergaul

    baik dengan suami, tidak dapat memelihara dirinya dan tidak dapat

    memelihara etika. Dalam kondisi ini boleh memohon cerai kepada

    suami dan mengganti penghancuran rumah tangga yang tanpa

    sebab, yang disengaja ini dengan mengembalikan mahar dan

    nafkah secara keseluruhan atau sebagian untuk memelihara dirinya

    dari maksiat, pelanggaran hukum-hukum Allah, dan menganiaya

    diri sendiri. Demikian Islam memelihara segala kondisi yang

    terjadi dan tidak membiarkan istri dalam kehidupan yang merana,

    satu didi segala yang dikorbankan suami tidak disia-siakan tanpa

    sengaja dengan cara khulu, di mana wanita membeli kebebasan

    dirinya dengan memberikan tebusan.

    Tarif talak menurut bahasa Arab adalah melepaskan

    ikatan. Yang dimaksud di sini ialah melepaskan atau

    membebaskan ikatan pernikahan.19 Misalnya, naqah thaliq (unta

    yang terlepas tanpa ikatan). Menurut syara, melepas tali nikah

    dengan lafal talak atau sesamanya. Menurut Imam Nawawi dalam

    bukunya Tadzhib, talak adalah tindakan orang terkuasai terhadap

    suami yang terjadi tanpa sebab kemudian memutuskan nikah.

    Definisi pertama lebih baik, karena secara lahir ada relevansi antaramakna secara etimologi dan syari sedangkan definisi kedua

    relevansinya jauh.20

    Lafal talak telah ada sejak zaman Jahiliah. Syara datang

    untuk menguatkannya bukan secara spesifik atas umat ini.21

    Penduduk Jahiliah menggunakannya ketika melepas tanggungan,

    tetapi dibatasi tiga kali. Hadits diriwayatkan dari Urwah bin Zubair

    ra. berkata: Dulunya menusia menalak istrinya tanpa batas dan

    bilangan. Seseorang yang menalak istri, ketika mendekati habis

    19H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, hlm. 401

    20

    Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Munakahat, hlm. 25521Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Muhakahat, hlm. 255

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    17/30

    17

    masa menunggu, ia kembali kemudian menalak lagi begitu

    seterusnya, kemudian kembali lagi dengan maksud menyakiti

    wanita, maka turunlah ayat:

    ( 33) Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. (QS. Al-

    Baqarah (2): 229)

    Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki pada zaman Jahiliah

    menalak istrinya kemudian kembali sebelum habis masa

    menunggu. Andaikata wanita ditalak seribu kali kekuasaan suami

    untuk kembali masih tetap ada. Maka datanglah seorang wanita

    kepada Aisyah ra. mengadu bahwa suamiya menalaknya dan

    kembali tetapi kemudian menyakitinya. Aisyah melaporkan hal

    tersebut kepada Rasulullah SAW, maka turunlah firman Allah:

    ( 33) Artinya: (yang dapat dirujuki) dua kali (QS. Al-Baqarah (2):

    229)

    Dari uraian-uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa tujuan

    pernikah itu ialah:

    1. Untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna.2. Suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan

    keturunan.

    3. Sebagai suatu tali yang amat teguh guna memperkokoh talipersaudaraan antara kaum kerabat laki-laki (suami) dengan

    kaum kerabat perempuan (istri) sehingga pertalian itu akan

    menjadi suatu jalan yang membawa satu kaum (golongan)

    untuk tolong menolong dengan kaum yang lainnya.

    Apabila pergaulan kedua suami istri tidak dapat mencapai

    tujuan-tujuan tersebut, maka hal itu akan mengakibatkan

    berpiahnya dua keluarga. Karena tidak adanya kesepakatan suami

    istri, maka dengan keadilan Allah SWT. dibukakan-Nya suatu jalan

    keluar dari segala kesuakaran itu, yaitu pintu perceraian. Mudah-

    mudahan dengan adanya jalan itu terjadilah ketertiban dan

    ketentraman antara kedua belah pihak, dan supaya masing-masingdapat mencari pasangan yang cocok yang dapat mencapai apa yang

    di cita-citakan.

    Apalagi bila perselisihan suami istri itu menimbulkan

    permusuhan, menanam bibit kebencian antara keduanya atau

    terhadap kaum kerabat mereka, sehingga tidak ada jalan lain,

    sedangkan ikhtiyar untuk perdamaian tidak dapat disambung lagi,

    maka talak (perceraian) itulah jalan satu-satunya yang menjadi

    pemisah antara mereka; sebab menurut asalnya hukum talak itu

    makruh adanya, berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw berikut

    ini:

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    18/30

    18

    Artinya: Dari Ibnu Umar. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw

    telah bersabda bahwa, sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah

    ialah talak. (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah)Oleh karena itu, itu menilik kemaslahatan atau

    kemudaratannya, maka hukum talak ada empat:

    1. Wajib. Apabila terjadi perselisihan antara suami istri,sedangkan dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah

    memandang perlu supaya keduanya bercerai.

    2. Sunnat. Apabila suami tidak samnggup lagi membayar danmencukupi kewajibannya (nafkahnya), atau perempuan tidak

    menjaga kehormatan dirinya.

    Artinya: Seorang laki-laki telah datang kepada Nabi Saw Dia

    berkata, Istriku tidak menolak tangan orang yangmenyentuhnya. Jawab Rasulullah Saw,Hendaklah engkau

    ceraikan saja perempuan itu. (Muhazzab, Juz II hlm.78)

    3. Haram (bidah) dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkantalak sewaktu si istri dalam keadaan haid. Kedua,menjatuhkan

    talak sewaktu talak yang telah dicampurinya dalam waktu suci

    itu. Sabda Rasulullah SAW:

    Artinya: Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk(kembali)

    kepada istrinya itu, kemudian hendaklah dia teruskan

    pernikahan itu sehingga ia suci dari haid, kemudian ia haid

    kembali, kemudian suci pula dari haid yang kedua itu.

    Kemudian jika menghendaki, boleh ia teruskan pernikahn

    sebagaimana yang lalu; atau jika menghendaki ceraikan ia

    sebelum dicampuri. Demikian iddah yang diperintahkan Allah

    supaya perempuan ditalak ketika itu. (Riwayat sepakat ahli

    hadits)

    4. Makruh,yaitu hukum asal dari talak yang tersebut di atas.E. Syarat Talak

    Kita mulai pembicaraan rukun pertama, yaitu perceraian (suami

    yang menceraikan). Perceraian merupakan tindakan kehendak yang

    berpengaruh dalam hukum syara. Oelh karena itu, pencerai dapat diterimaapabila memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sebagaimana berikut.

    1. MukallafUlama sepakat bahwa suami yang diperbolehkan

    menceraikan istrinya dan talknya diterima apabila ia berakal,

    baligh (minimal sampai usia belasan tahun), dan berdasarkan

    pilihan sendiri.

    Maksudnya mukallaf adalah berakal dan baligh. Tidak

    sah talak seorang suami yang masih kecil, gila, mabuk dan

    tidur, baik talak menggunakan kalimat yang tegas maupun

    bergantung. Seperti perkataan anak kecil: Jika aku baligh

    istriku tercerai, atau orang gila berkata: Jika aku sadar engkau

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    19/30

    19

    tercerai. Perceraian tidak terjadi sekalipun anak kecil menjadi

    baligh dan yang gila sudah sadar. Jika talk mereka diterima atau

    dianggap sah maka kita menerima perkataan mereka yang samasekali tidak sah. Adapun talaknya orang bodoh dan orang sakit

    sah sekalipun bercanda. Sedangkan talaknya orang minum obat

    atau dipaksa minum khamr tidak sah hukumnya.

    Ringkasnya, sesungguhya talak diterima manakala

    dilakukan oleh ahli talak, yaitu berakal, baligh, dan pilihan

    sendiri sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ashhab As-

    Sunnahdari Ali ra. dari Nabi Saw bersabda:

    Artinya: Terangkat pena dari tiga orang: Orang tidur

    sehingga bangun, anak kecil sampai bermimpi keluar air

    sperma (baligh), dan orang gila sampai berakal. (HR. At-Tirmidzi)

    Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. bersabda:

    Artinya: Setiap talak itu boleh kecuali talanya orang

    yang kurang akalnya. (HR. At-Tirmidzi dan Al-Bukhari secara

    mauquf)

    Ibnu Abbas berkata kepada orang bakhil tercela yang

    membencikan kemudian dicerai, maka tidak apa-apa. (HR. Al-

    Bukhari)

    Ada selain mukallaf yang dikecualikan, yaitu seorang

    pemabuk dengan sengaja, seperti seorang peminum khamr

    padahal ia mengerti bahwa yang diminum itu khamr dan

    mengetahui bahwa khamr itu memabukkan, maka talknya

    terjadi sekalipun ia bukan mukallaf sebagaimana disebutkan

    dalam berbagai kitab Ushul. Hukum ini dimaksudkan untuk

    memberatkan hukuman, karena kesalahannya dengan sengaja

    menghilangkan akal maka ia dijadikan seperti berakal. Hukum

    yang digunakan adalah hukum wadhi, yakni penetapan hukum

    yang berkaitan dengan sebab.

    Mereka menolak pendapat Imam Al-Juwaini, bahwa

    pemabuk itu mukallaf, berdasarkan firman Allah SWT.:( 54)

    Dan janganlah engkau mendekati shalat sedang engkau

    dalam keadaan mabuk. (QS. An-Nisa (4): 43)

    Maksdunya mabuk di sini pada permulaan mabuk yang

    masih ada akalnya. Oleh karena itu, sah segala perkataan dan

    perbuatannya yang menyangkut orang lain, seperti jual beli dan

    sewa-menyewa atau lari dari agama seperti Islam dan talak.

    Mabuk dengan sengaja berarti mengecualikan mabuk yang

    tidak sengaja, seperti dipaksa minum khamr atau tidak tahu

    bahwa yang diminum itu khamr atau minum obat yang

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    20/30

    20

    membuat kita tidak sadar karena hajat. Untuk kemabukan

    seseorang dikembalikan kepada uruf (pandangan umum).

    Sebagian pendapat mengatakan ukuran minimal mabukmanakala sudah mengacau pembicaraannya dan menyingkap

    rahasia yang seharusnya disembunyikan. Banyak ungkapan

    Imam Asy-Syafii dalam hal ini sekalipun tidak dijadikan

    ukuran minimal mabuk.22

    Jikalau pemabuk setelah sadar mengatakan bahwa aku

    minum khamr karena terpaksa atau disertai dengan bukti atau ia

    megatakan, Aku tidak tahu kalau apa yang aku minum ini

    memabukkan, pengakuan ini dibenarkan jika disertai sumpah.

    Seseorang yang makan atau minum sesuatu yang

    menghilangkan akal karena hajat seperti untuk berobat,

    hukumnya seperti orang gila sebagaimana yang dijelaskandalam kitab Al-Wajiz, Al-Muhadzdzab, dan Ashl Ar-Raudhah.

    Nanti akan ditambah penjelasannya.

    2. Pilihan SendiriTidak sah talaknya orang yang dipaksa tanpa

    didasarkan kebenaran, dengan alasan karena sabda Nabi Saw.:

    Artinya: Terangkat dari umatku kesalahan lupa, dan

    dipaksa.

    Paksaan adalah ungkapan yang tidak benar, serupa

    dengan ungkapan kufur:

    Sabda Nabi Saw:

    Artinya: Tidak ada talak sah pada orang yang

    tertutup.

    Maksudnya tertutup di sini orang yang terpaksa, nama

    itu diberikan karena orang yang terpaksa itu tertutup segala

    pintu, tidak dapat keluar melainkan harus talak.23seperti kondisi

    keharusan talak yang dipaksa oleh hakim, hukumnya sah

    karena paksaan ini dibenarkan. Selanjutnya, akan dijelaskan

    lebih terperinci.

    3. Talak itu dijatuhkan sesudah menikah yang sah. Tidak adaartinya menceraikan perempuan yang belum dinikahi.Menurut Syariat islam seorang suami yang menjatuhkan talak

    terhadap istrinya, sah talaknya apabila menurut syarat-syarat sebagai

    berikut: tidak dipaksa, sehat akal, dan tidak dalam keadaan mabuk.24Tiap-

    tiap orang yang merdeka berhak menalak istrinya dari talak satu sampai

    talak tiga. Talak satu atau dua masih boleh rujuk(kembali) sebelum

    iddahnya, dan boleh menikah kembali sesudah iddah.25

    22Mughni Al-Muhtaj, 3:279, Al-Baijarami ala Al-Khatib, juz 3: 416

    23Hasyiyah Al-Baijarami, juz 3: 413

    24

    Tinjauan Umum Tentang Perkawinan Islam di Indonesia, Dr Mardani, 2825H. Sulaiman Rasjid,fiqih islam, hlm 403

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    21/30

    21

    Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi

    dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik.(Al-

    Baqoroh:229)

    Adapun talak tiga tidak boleh rujukatau kawin kembali, kecuali

    apabila si perempuan telah menikah dengan orang lain dan telah ditalak

    pula oleh suaminya yang kedua itu.

    Firman Allah SWT: Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak

    ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk menikah

    kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-

    hukum Allah.(Al-Baqoroh:230)Memang perempuan itu boleh menikah kembali dangan suaminya

    yang pertama jika perempuan itu sudah menikah dengan laki-laki lain,

    serta sudah campur dan sudah pula diceraikan oleh suaminya yang kedua

    itu, dan sudah habis pula iddahnya dari perceraian yang kedua.Tetapi perlu

    kita in gat, hendaklah pernikahan yang kedua itu dengan benar-benar

    menurut kemauan laki-laki yang kedua, dan benar-benar dengan kesukaan

    perempuan, bukan karena kehendak suami yang pertama. Tegasnya, bukan

    dengan maksud supaya ia dapat menikah kembali dengan suami yang

    pertama, memang betul-betul dengan niat akan kekal, tetapi untung dan

    masib tidak mengizinkan pernikahan yang kedua ini kekal. Adapun kalau

    disengaja supaya dia dapat kembali kepada suami yang pertama, perbuatnseperti ini tidak diizinkan oleh agama islam, bahkan dimurkai. (

    ) Rasulallah SAW. Mengutuk Almuhallil (suami lain yang

    menghalalkan suami pertama untuk menikahi bekas istrinya yang telah

    dicerai 3 kali) dan muhallal-lah (suami pertama).(Riwayat Ahmad,

    Nasai, dan Turmuzi).26

    F. Rukun Talak1. Kata-kata talak muthlak Jumhurul fuqoha' telah sepakat bahwa kata

    talak itu ada dua macam yaitu:a. kata sharih ( jelas)

    kata talak sharih artinya lafadz yang digunakan itu jelas

    menyatakan peneraian misalnya: suami berkata kepda istri "engkau

    ku ceraikan" atau "menjatuhkan talak padamu". Imam malik

    berpendapat bahwa kata talak hanyalah kalimat thalak ( ) saja.Imam syafi'i menyatakan bahwa kata-kata talak sharih itu ada tiga

    macam:

    a) Thalak () ceraib) Firoq () pisah

    26Ibid, hlm 404

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    22/30

    22

    c) Saroh () lepasb. kata kinayah ( samaran / sindiran )

    Sindiran artinya lafadz yang tidak ditetapkan untuk penceraiantetapi bisa berarti talak dan lainnya, misalnya: " engkau terpisah "

    maka, yang selain kata shorih termasuk sindiran.

    2. Orang ( suami ) yang menjatuhkan talakSyaratnya menurut fuqoha :

    a. berakal sehat, maka tidak sah talaknya anak kecil atau orang gilab. dewasa merdekac. tidak dipaksad. tidak sedang mabuke. tidak mai-main atau bergurauf. tidak pelupag. tidak dalam keadaan bingungh. masih ada hak untuk mentalaki. Istri yang dapat dijatuhi talakMengenai ini fuqoha sependapat bahwa mereka harus :

    a. perempuan yang dinikahi dengan sahb. peremupuan yang masih dalam ikatn nikah yang sahc. belum habis masa iddahnya, pada talak raj'id. tidak sedang haid atau suci yang dicampuri.

    G. Pendapat-pendapat Tentang Talak TigaTalak tiga itu meliputi beberapa cara, seperti tersebut dibawah ini:

    a. Menjatuhkan talak tiga kali pada masa berlainan. Misalnya seorangsuami menalakn istrinya talak satu, pada masa iddah ditalak lagi talak

    satu, pada masa iddah kedua ini ditalak lagi talak satu.

    b. Seorang suami menalak istrinya dengan talak satu, sesudah habisiddahnya dinikahinya lagi, kemudian ditalak lagi, setelah habis

    iddahnya dinikahi lagi, kemudian ditalak lagi ketiga kalinya.

    Dalam kedua cara tersebut, para ulama sepakat bahwa talak itu jatuh

    menjadi talak tiga, dan berlaku hukum talak tiga seperti yang telah

    dijelaskan diatas.

    c. Suami menalak istrinya dengan ucapan,Saya talak engkau talaktiga,atau Saya talak engkau, saya talak engkau, saya talak

    engkau, diulang- ulangnya kalimat talak itu tiga kali berturut-turutDalam cara yang ketiga ini ulam berbeda-beda pendapatnya, yaitu

    sebagaimana dibawah ini:

    Pendapat pertama, jatuh talak tiga, berlaku segala hukum talak tiga

    seperti diatas.

    Sabda Rasulullah SAW:

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    23/30

    23

    .) .)

    Dari Hasan. Ia berkata,Abdullah bin Umar telah bercerita

    kepada kami bahwa ia telah menalak istrinya dengan talak satu ketika

    istrinya sedang haid, kemudian Abdullah bermaksud menjatuhkan dua

    talak lagi pada masa iddah. Ketika perkara Abdullah itu disampaikan

    orang pada Rasulullah SAW, beliau bersabda, Hai Ibnu Umar, tidaklah

    begitu perintah Allah.Sesungguhnya engkau telah menyalahi sunnah, yang

    sebaiknya ditalak waktu suci. Maka Abdullah berkata, Rasulullah

    menyuruh saya rujuk kepadanya, maka saya rujuk iistri saya. Kemudian

    Rasulullah bersabda, Apabila ia suci, talaklah diwaktu itu, atau

    teruskanlah pernikahanmu dengan baik.Abdullah bertanya, Bagaimana,ya Rasulullah, kalau saya talak istri saya dengan talak tiga? Apakah boleh

    saya rujuk kepadanya?Jawab Rasulullah SAW, Tidak boleh, ia sudah

    bain, dan engkau berbuat maksiat (melanggar hukum).(Riwayat

    Daruqutni).

    Pendapat kedua, tidak jatuh sama sekali, artinya istrinya itu belum

    ditalak.

    Sabda Rasulullah SAW:

    ) (. Barang siapa mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak sesuai

    dengan perintah kami, maka pekerjaan itu ditolak.(Riwayat Muslim).Talak tiga bukan perintah Rasulullah SAW, bahkan dilarang oleh

    beliau. Talak tiga ditolak, berarti tidak sah.

    Pendapat ketiga, jatuh talak satu. Dalam hal ini berlaku hukum

    talak satu seperti di atas, dan suami masih boleh rujuk kembali kepada

    istrinya.

    Sabda Rasulullah SAW: ) (

    Dari Ibnu Abbas, Sesungguhnya Rakanah telah menalak istrinya

    dengan talak tiga pada satu waktu, kemudian ia merasa sangat sedih atas

    perceraian itu. Maka Nabi SAW, bertanya kepadanya, Bagaimana

    caramu menalaknya? jawab Rakanah,Talak tiga pada suatu ketika

    (sekaligus). Rasulullah bersabda,Sesungguhnya talak yang demikian itu

    talak satu. Rujuklah engkau kepadanya.(Riwayat Ahmad dan Abu

    Yala. Kata Abu Yala hadis ini sahih).

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    24/30

    24

    . (,

    Dari Ibnu Abbas. Dia bercerita,Pada masa Rasulullah, masa Abu

    Bakar, dan dua tahun pada masa Khalifah Umar talak tiga itu satu. Maka

    berkata Umar, Manusia suka terburu-buru pada urusan mereka yang telah

    mereka putuskan. Kalau kita teruskan kehendak mereka, akan teruslah

    merugikan mereka.(Riwayat Ahmad dan Muslim).

    Firman Allah SWT: . Talaklah (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk

    lagi dengan cara yang makruf atau menceraikannya dengan cara yang

    baik.(Al-Baqarah:229)

    Dalam riwayat tersebut jelaslah bahwa talak itu dua kali, berarti

    terpisah antara yang satu dengan yang lain, tidak dapat diucapkan dalam

    satu perkataan unt HikmahnyaIbnu Sina berkata dalam kitab asy-Syifa,Seharusnyajalan untuk

    cerai itu diberikan dan jangan ditutup sama sekali karena menutup mati

    jalan perceraian akan mengakibatkan beberapa bahaya dan kerusaka.Di

    antaranya karena tabiat suami istri satu sama lain sudah tidak Saling

    berkasih sayang lagi.Jika terus menerus dipaksakan untuk tetap bersatu,

    justru akan tambah tidak baik, pecah, dan kehidupannya menjadi kalut.Diantaranya juga ada yang mendapatkan suami tidak sepadan, pergaulannya

    tidak baik, atau mempunyai sifat-sifat yang dibenci.Bisa jadi pula karena

    istri senang kepada lelaki lain karena sudah menjadi naluri birahi dalam

    hal demikian. Barangkali pula ketidak senangan terhadap sifat-sifat

    pasangannya menyebabkan macam-macam bahaya. Bisa jadi karena suami

    istri tidak beroleh keturunan dan jika masing-masing ganti dengan yang

    lain, barangkali bisa mempunyai anak. Karena itu, hendaknya

    perceraianny itu diberi jalan, tetapi jalannya wajib dipersulit.1. Talak Dalam Agama Yahudi

    Talak bagi kaum yahudi adalah boleh walaupun tanpa

    alasan, seperti suami ingin menikah dengan wanita lain yang

    lebih cantik dari istrinya. Akan tetapi talak tanpa alasan ini

    dipandang tidak baik. Adapun alasan-alasan talak menurut

    mereka adalah sebagai berikut:

    a. Cacat badan: rabun, juling, napasnya bau busuk,bungkuk,pincang, dan mandul.

    b. Cacat akhlak :kurang rasa malu, banyak bicara, jorok, kikir,bandel, serakah, rakus, suka jajan di warung, dan bebal.

    Menurut mereka zina adalah alasan yang paling kuat,

    sekalipun baru kabar-kabar saja dan belum ada buktinya. Akan

    tetapi, Nabi Isa as tidak mengakui semua alasan talak tersebut

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    25/30

    25

    kecuali zina saja. Adapun bagi perempuan, dia tidak berhak

    meminta cerai walau bagaimanapun cacat suaminya, bahkan

    sekalipun terbukti berzina.272. Talak di Zaman Jahiliah

    Aisyah Ummul Muminin berkata: ) ( ( )

    Laki-laki sesuka hatinya saja mencerai istrinya. Perempuantadi masih tetap jadi istrinya kalau dirujuk di waktu iddahnya,

    sekalipun sudah diceraikannya seratus kali atau lebih. Sampai-

    sampai seorang laki-laki ada yang berkata kepada

    istrinya,Demi Allah aku akan menceraikan kamu dengan arti

    betul-betulengkau lepas dariku dan akupun tidak akan tidur

    bersamamu selama-lamanya. Lalu ia bertanya,Bagaimana bisabegitu ? jawabnya,Aku ceraikan kamu.Kalau iddahmu sudah

    hampir habis, aku rujuk lagi. Begitulah seterusnya.

    Selanjutnya, perempuan itu datang ke rumah Aisyah lalu

    masuk. Lalu ia menceritakan kepadanya, tetapi Aisyah diam

    saja sampai Rasulullah saw datang. Hal ini lalu dikabarkan

    kepad beliau. Nabi diam saja sampai turunlah ayat,Talak(yang

    dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan

    cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang

    baik....(Al-Baqarah [2]:229)Aisyah berkata dikemudian hari,

    orang-orang bersikap hati-hati dalam urusan talak. Ada

    diantaranya yang bercerai dan ada yang tidakbercerai.(HR.Tirmidzi).

    3. Orang yang Sah TalaknyaPara ulama sepakat bahwa suami yang berakal, baligh,

    dan bebas memilih, dialah yang boleh menjatuhkan talak dan

    talaknya di pandang sah. Jika suaminya gila atau masih anak-

    anak atau dalam keadaan terpaksa (force mayoor), talaknya

    dipandang sia-sia, sekalipun timbul dari keputusan dirinya.

    Karena talak tergolong tindakan yang mempunyai akibat dan

    pengaruh dalam kehidupan suami istri, mau tidak mau yang

    27Nidailil jinsil Lathif, 97

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    26/30

    26

    menjatuhkan talak harus sempurna sehingga tindakan-

    tindakannya dipandang sah secara hukum.

    Sempurnanya kemampuan adalah adanya akal yangsehat, kedewasaan, dan kebebasan memilih. Abu Hurairah

    berkata bahwa Nabi saw bersabda, :) (

    Semua talak boleh kecuali oleh orang yang tidak sehat

    akalnya.(HR.Tirmidzi dan Bukhori, tetapi hadisnya mauquf). () Ibnu Abbas berkata tentang orang yang dipaksa olehpencuri untuk bercerai lalu bercerai, maka cerainya tidak sah.

    (HR Bukhari).

    Para ulama berbeda pendapat tentang masalah-masalah

    di bawah ini:

    1. Talak karena paksaan2. Talak ketika mabuk3. Talak main-main4. Talak waktu marah5. Talak waktu lalai dan lupa6. Talak ketika ia tak sadarkan diri.

    H. Macam-Macam dan Proses BerceraiPerceraian dapat terjadi dengan segala cara yang menunjukkanberakhirnya hubungan suami istri, baik dinyatakan dengan kata-kata,

    dengan surat kepada istrinya, dengan isyarat oleh orang yang bisu, maupun

    dengan mengirimkan seorang utusan.

    1. Talak dengan Kata-KataAdakalanya kata-kata yang digunakan itu terus terang,

    tetapi adakalanya dengan sindiran. Yang dengan kata terus

    terang yaitu kata-kata yang mudah dipahami artinya waktu

    diucapkan, seperti, Engkau tertalak, atau dengan segala

    kata-kata yang diambil dari kata dasar talak.

    Syafii berkata, Kata-kata talak yang terus terangartinya ada tiga: talak firaq dan siraah, dan kata-kata inilah

    yang tercantum dalam Al-Quran.

    a. Kata-kata SindiranKinayah (sindiran), yaitu kalimat yang masih ragu-

    ragu, boleh diartikan untuk perceraian nikah atau yang lain,

    sepertu kata suami, Pulanglah engkau ke rumah

    keluargamu,atau Pergilah dari sini, dan sebagainya.

    Kalimat sindiran ini bergantung pada niat, artinya kalau

    tidak diniatkan untuk perceraian nikah, tidaklah jatuh talak.

    Kalau diniatkan untuk menjatuhkan talak barulah menjadi

    talak.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    27/30

    27

    Adakalanya digunakan kata-kata sindiran yang bisa

    berarti talak dan yang lainnya, seperti,Engkau terpisah.

    Kalimat ini bisa berarti terpisah dengan suami dan bisadiartikan berpisah (terjatuh) dari kesejahteraan.Contoh lain,

    Perkaramu ada ditanganmu sendiri. Kata-kata ini bisa

    berarti istri bertanggung jawab atas dirinya sendiri, terlepas

    dari suaminya dan bisa berarti istri berhak membelanjakan

    hartanya.

    Adapun cerai dengan kata-kata sindiran tidak

    dianggap sah kecuali dengan niat. Sekalipun yang

    mengucapkan tadi berkata dengan latafadz yang jelas, tetapi

    maksudnya bukan untuk menalak, melainkan hanya pada

    makna yang lain, maka tidak benar jika diputuskan telah

    jatuh talak.Jadi yang dapat menjelaskan makna dari kata-kata sindiran adalah niat dan tujuan orang yang

    mengucapkan. Demikianlah pendapat golongan Malik dan

    Safii berdasarkan hadis Aisyah dalam kitab Bukhari dan

    lain-lainnya.

    Sesungguhnya anak perempuan Jaun ketika

    dimasukkan kerumah Rasulullah mendekatinya, berkatalah

    perempuan itu,Aku berlindung kepada Allah dari

    gangguanmu. Rasulullah lalu bersabda kepadanya Engkau

    berlindung dengan menyebut Nama yang Maha Agung.

    Karena itu, pulanglah engkau pada keluargamu.

    Adapun praktik yang berjalan di Mesir tertuang

    dalam Undang-undang No.25 Pasal 4 berbunyi ,Talak

    dengan sindiran, yaitu kata-kata yang bisa berarti talak atau

    berarti lain dan untuk sahnya menunjukkan kepada arti

    talak, hanyalah tergantung kepada maksudnya.

    b. Sarih (terang), yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagibahwa yang dimaksud adalah memutuskan ikatan

    perkawinan, seperti kata si suami,Engkau tertalak, atau

    saya ceraikan engkau. Klimat yang sarih ini tidak perlu

    dengan niat. Berarti apabila dikatakan oleh suami, berniat

    atau tidak, keduanya terus bercerai asal perkataannya itubukan berupa hikayat.

    2. Talak dengan SuratDengan surat, talak dapat dijatuhkan, sekalipun yang

    menulisnya manpu berkata-kata. Karena suami dapat menalak

    istrinya dengan lafadz(ucapan), ia pun berhak menalaknya

    melalui surat. Dalam hal ini, para ahli fiqih mensyaratkan:

    hendaknya suratnya itu jelas dan terang. Yang dimaksud

    dengan jelas disini ialah dapat dibaca atau tertulis di atas

    lembaran kertas dan sebagainya. Yang dimaksudkan terang di

    sini ialah tertulis kepada alamat istri dengan jelas,

    misalnya,Wahai, Fulanah! Engkau tertalak. Jika surat itu

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    28/30

    28

    tidak tertuju jelas kepadanya, misal di atas kertas tertulis,

    Engkau tertalak, atau, Istriku tertalak, yang seperti ini

    dianggap tidak sah talaknya kecuali dengan niat. Hal ini karenabisa jadi surat seperti ini ditulis dengan tidak sengaja

    dimaksudkan untuk menalak, tetapi sekedar berlatih menulis

    indah.

    3. Talak Isyarat Orang BisuIsyarat orang bisu merupakan alat menjelaskan maksud

    hatinya kepada orang lain. Karena itu, isyarat seperti ini

    dipandang sama nilainya dengan kata-kta yang diucapkan

    dalam menjatuhkan talak, apabila orang bisu memberikan

    isyarat yang maksudnya mengakhiri hubungan suami istri.

    Sebagian ahli fiqih mensyaratkan bahwa isyarat orang bisu itu

    dibolehkan apabila ia tidak dapat menulis dan tidak tahumenulis. Jika dia tahu dan dapat menulis, isyaratnya tidak

    diperhitungkan sebab tulisan lebih jelas maksudnya daripada

    isyarat tidak boleh digunakan kecuali kalau benar-benar sudah

    tidak mampu melakukan cara lain.

    4. Mengirimkan Seorang UtusanTalak dianggap sah dengan mengirim seorang utusan

    untuk menyampaikan kepada istrinya yang berada di tempat

    lain bahwa ia telah ditalak. Dalam hal ini, utusan tadi bertindak

    selaku orang yang menalak. Karena itu, talaknya sah.

    I.

    Adapun Termasuk Talak, Mengharamkan Berkumpul Dengan IstriSeorang suami yang mengharamkan dirinya berkumpul dengan

    istrinya maka haramnya itu bisa jadi ditujukan dengan arti haram biasa

    ataupun dengan arti bercerai, tetapi ia tidak mau menggunakan kata-kata

    cerai dan (talak) dengan terus terang. Dalam hal yang pertama tidak

    menunjukkan terjadinya talak, sebagaimana Tirmidzi pernah

    meriwayatkan.

    Aisyah berkata, :.) )

    Rasulullah pernah bersumpah karena sebagian istri-istrinya.

    Beliau lalu mengharamkan apa yang tadinya halal kemudian beliau

    membayar kafarat atas sumpahnya ini.

    Dalam riwayat Muslim bahwa Ibnu Abbas, berkata, : .)) () Apabila seseorang mengharamkan berkumpul dengan istrinya

    berarti merupakan sumpah yang wajib dibayar kafaratnyaSelanjutnya,

    ia berkata,Sesungguhnya, pada diri Rasulullah terdapat teladan yang

    baik.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    29/30

    29

    Adapun dalam keadaan yang kedua (haram dengan arti sebagai

    kata sindiran yang berarti talak), jatuhlah talaknya karena lafadz haram

    disini digunakan sebagai kata sindiran seperti kata-kata sindiran lainnya.J. Bersumpah menurut sumpah orang islam

    Barang siapa bersumpah menurut sumpah-sumpah orang islam

    kemudian ia menyesalinya (mencabut kembali), menurut golonga Syafii,

    ia wajib membayar kafarat dan tidak jatuh talak atau lain-lainnya. Tetapi

    dalam hal ini, Imam Malik diketahui tidak menyatakan pendapatnya.

    Hanya golongan Maliki belakangan yang diketahui berbeda-beda

    pendapatnya. Di antaranya ada yang berpendapat ia wajib istighfar saja,

    tetapi pendapat yang masyhur dikalangan mereka mengatakan ia wajib

    melakukan tiap-tiap keharusan menebus sumpah sebagaimana yang

    dilakukan oleh orang-orang islam.

  • 5/27/2018 Makalah Munakahat (Nikah)

    30/30

    30

    BAB III

    PENUTUPA. Kesimpulan

    Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam

    pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja

    merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah

    tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai satu jalan

    menuju pintu perkenalan antara suatu kaum dengan kaum lain, dan

    perkenalan itu akan menjadi jalan untuk menyampaikan pertolongan

    antara satu dengan yang lainnya.

    1. Hukum nikaha. Jaiz (diperbolehkan), ini asal hukumnya.

    b. Sunah, bagi orang yang berkehendak serta mampu memberinafkah dan lain-lainnya.c. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia

    takut akan tergoda pada kejahatan (zina).

    d. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.e. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan

    yang dinikahinya.

    2. Rukun nikaha. Sigat (akad), yaitu perkataan dari pihak wali perempuan.

    b. Wali (si wali perempuan).Talak menurut bahasa Arab adalah melepaskan ikatan. Yang

    disebut di sinin adalah melepaskan ikatan pernikahan.1. Hukum talak

    a. Wajib. Apabila terjadi perselisihan antara suami dan istrib. Sunah. Apabila suami tidak sanggup menafkahi

    keluarganya, atau perempuan yang tidak menjaga

    kehormatannya.

    c. Haram (bidah).d. Makruh.

    2. Syarat talaka. Mukallaf

    b. Pilihan sendiric. Talak dijatuhkan setelah menikah yang sah

    3. Rukun talaka. kata sharih ( jelas)

    b. kata kinayah ( samaran / sindiran )Cara dan bentuk pernikahan

    1. Nikah yang sah.2. Nikah yang sah tetapi haram.3. Nikah yang tidak sah dan haram.