Agama- Munakahat
Transcript of Agama- Munakahat
Munakahat (Nikah)
Kelompok : 13 Bhakti Purnama Prasetyo Muhammad Agus Mauludin
Pengertian dan Dasar (dalil) Munakahat (Pernikahan)
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia
sering diterjemahkan dengan perkawinan.
Nikah menurut istilah syariat Islam. Pernikahan adalah ikatan atau
perjanjian antara seorang pria dengan wanita untuk hidup bersama sebagai
suami istri menurut ketentuan-ketentuan agama.
Pengertian perkawinan menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkumpul / bersatu, sedangkan menurut
• "Nikah itu sunnahku, maka barang siapa membenci sunnahku maka sesungguhnya ia bukan dari golonganku.“ (Hadis Riwayat Ibnu Majjah)
• Allah SWT berfirman dalam surat An – Nisa Ayat 3 sebagai berikut :
” Maka kawinilah wanita – wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan brlaku adil maka (kawinilah)
seorang saja .” (An – Nisa : 3)
• “Wahai pemuda, sesiapa sahaja daripada kamu yang mampu untuk berkahwin, hendaklah berkahwin. Sesungguhnya perkahwinan itu menutup pandangan dan menjaga kehormatan. Dan, sesiapa di antara kamu yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, kerana ia boleh menjadi perisai” (Riwayat Ibni Masa’ud)
4. Haram : Bagi Orang yang bertujuan menyakiti istri atau menganiaya baik secara fisik maupun non fisik guna melampiaskan angkara murkanya.
Hukum pernikahan dapat dibagi menjadi 5 macam
1. Wajib : Bagi orang yang berkeinginan untuk menikahi serta cukup belanja untuk nafkah keluarga dan dikhawatirkan terjerumus dalam berbuat zina
2. Sunat : Bagi orang yang berkeinginan untuk menikah serta cukup belanja untuk nafkah keluarga (tidak dikhawatirkan terjerumus dalam perbuatan zina)
3. Makruh : Bagi yang belum sanggup memberi nafkah pada istrinya.
1. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai
berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar pria
3) Tidak dipaksa
4) Bukan mahram calon istri
5) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
6) Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun
C. Syarat dan rukun munakahat
Rukun nikah ada lima macam,
yaitu :1. Calon suami
2. Calon istri
3. Wali
4. Dua orang saksi
5. Ijab dan Qabul
Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
1) Beragama Islam
2) Benar – benar perempuan
3) Tidak dipaksa,
4) Halal bagi calon suami
5) Bukan mahram calon suami
6) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7) Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
2. Calon istri
Wali nikah adalah orang yang mengijinkan pernikahan
Wali harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki
3. Wali
Tingkatan dan urutan wali adalah sebagai berikut:
a. Ayah
b. Kakek
c. Saudara laki-laki sekandung
d. Saudara laki-laki seayah
e. Anak laki-laki dari saudara laki – laki sekandung
f. Anak laki-laki dari saudara laki – laki seayah
g. Paman sekandung
h. Paman seayah
i. Anak laki-laki dari paman sekandung
j. Anak laki-laki dari paman seayah.
k. Hakim
.1. Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri (bapa kepada bapa) mempunyai kuasa mewalikan perkahwinan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya atau tidak (sebaiknya perlu mendapatkan kerelaan bakal isteri yang hendak dikahwinkan)
2. Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi wali
3. Wali ab’ad: Wali yang jauh sedikit mengikut susunan yang layak menjadi wali, jika ketiadaan wali aqrab berkenaan. Wali ab’ad ini akan berpindah kepada wali ab’ad lain seterusnya mengikut susunan tersebut jika tiada yang terdekat lagi.
Jenis-Jenis Wali
4. Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau ditauliahkan oleh pemerintah atau pihak berkuasa negeri kepada orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu
Dua orang saksi harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :
“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang
adil.” (Riwayat Ahmad.)
4. Dua orang saksi
Ijab, artinya ucapan wali dari pihak mempelai wanita, sebagai penyerahan kepada
mempelai laki-laki. Qabul, artinya ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan. Alam ijab qabul,suami wajib memberi mahar (mas kawin).
“Allah dan kamu menghalalkan mereka dengan kalimat Allah”. (HR. Muslim).
5. Ijab dan Qabul
Contoh Ijab : Wali perempuan berkata kepada pengantin laki-laki : "Aku nikahkan anak perempuan saya bernama ……. binti …… dengan ....... dengan mas kawin ……".
Contoh Qobul :Calon suamimenjawab: "Saya terimanikah dan perjodohannyadengan diri saya dengan mas kawintersebut di depan".
Hal-hal yang bersangkut paut dengan nikah
1. Talak ialah pemutusan hubungan pernikahan berdasarkan ketentuan-ketentuan agama (Talak yang sesuai dengan sunah Nabi disebut talak sumi, sedangkan talak yang tidak sesuai dengan contoh Nabi disebut talak bid’i. Talak sunni halal hukumnya)
2. Ilak ialah pernyataan suami untuk tidak mengumpuli istrinya.
3. Lian ialah kutukan suami kepada istrinya atau sebaliknya karena salah satu telah menuduh yang lain berbuat zina. Sementara yang dituduh menyangkalnya. Keduanya saling mengutuk bahwa lawannya yang salah, sementaaara dirinya benar.
4. zihar ialah pernyataan suami bahwa istrinya seperti punggung ibunya (ibu suami) Suami yang telah memnzihar istrinya tidak boleh berkumpul dengan istri tersebut. Sebagaimana ia tidak boleh mengumpuli ibunya sendiri, kecuali bila telah membayar kifarat / tebusan.
5. Khuluk ialah perceraian yang dilakuakan karena permintaan istri. Talak khuluk dapat dilaksanakan kapan saja, walau istri dalam keadaan haid. Dalam talak khuluk suami istri tidak boleh rujuk walaupun masih dalam masa iddah. Apabila suami istrimau bersatu (berumah tangga lagi) harus dengan akad nikah baru.
6. Fasakh ialah pembatalan masa tunggu bagi wanita yang habis dicerai suaminya. Istri yang habis ditalaq (tanpa akad nikah baru) selama masa iddahnya belum habis. Apabila ia mau menikah dengan pria lain, maka wajib menunggu sampai habis terlebih dahulu masa iddahnya. Lamanya masa iddah tergantung kondisi wanita saat terjadi perceraian.
7. Rujuk ialah bersatunya kembali suami istri yang telah menjalani talaq. Tujuk diperbolehkan apabila talaknya talak raj’iyah (talaq satu atau dua dan masih dalam masa iddah)
a) Kewajiban Suami
o Memberi nafkah, sandang, pangan, dan tempat tinggal.o Berlaku adil, sabar terhadap istri dan anak-anaknya.o Memberi penuh perhatian terhadap istri.o Hormat dan bersikap baik kapada keluarga istri
b) Kewajiban Istri
o Taat kepada suami sesuai dengan ajaran Islam.
o Menerima dan menghormati pemberian suami
sesuai kemampuannya.o Memelihara diri kehormatan dan harta benda
suami.o Memelihara, mengasuh, mendidik anak-anak
agar
menjadi saleh/salehao Membantu suami dalam memimpin
kesejahteraan
dan keselamatan keluarga.o Hormat kepada suami dan keluarganya.
HAK dan Kewajiban Suami dan Istri
d). Hak Istri dari Suami Memperoleh nafkah baik lahir dan batin. Memperoleh perlindungan dari suami. Memperoleh ketenangan dan kedamaian dari suami. Memperoleh cinta kasih dan sayang. Memperoleh kehangatan dan kebahagiaan dari
suami.
e). Hak Suami dari Istri Mendapat penghormatan dan kasih sayang Mendapat pelayanan yang menyenangkan. Mendapat dorongan dan bantuan dari istri. Memperoleh keturunan dari istri. Memperoleh kebahagiaan dari istri.
• Pernikahan adalah suatu lembaga kehidupan yang disyariatkan dalam agama Islam. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang menghalalkan pergaulan laki-laki dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia dan mendapatkan keturunan yang sah. Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.
• Tujuan pernikahan adalah untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, serta bahagia di dunia dan akhirat. Hukum nikah pada dasarnya adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian, hukum, nikah dapat berubah menjadi sunah, wajib,makruh,atau haram.
• Tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.
Kesimpulan