Munakahat (pernikahan)

19
MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)

Transcript of Munakahat (pernikahan)

Page 1: Munakahat (pernikahan)

MUNAKAHAT (PERNIKAHAN)

Page 2: Munakahat (pernikahan)

PENGERTIAN PERNIKAHAN

• Pernikahan merupakan jalan terbentuknya institusi keluarga.

Melalui keluarga terwujud pilar kokoh kehidupan. Dalam

menempuh kehidupan, seseorang memerlukan pendamping

sebagai tempat mencurahkan suka maupun duka. Hidup

berpasangan (nikah) adalah kebijaksanaan Allah SWT terhadap

seluruh makhluknya.

• Ada empat pengertian yang disebut dalam al-Qur’an berkaitan

dengan pernikahan:

UQDATUN NIKAHI = Bentuk perjanjian yang kuat dalam

ikatan pernikahan (surat ke 2 : 237)

ZAOJUN = Pasangan (surat ke 2 : 230)

MITSAAQON GHOLIIZHON = Ikatan yang kokoh (surat ke 4 :

21)

MAWADDTAN WAROHMATAN = Bentuk kasih sayang yang

dirahmati (surat ke 30: 21)

Page 3: Munakahat (pernikahan)

Berikut dinyatakan beberapa ayat Al-Quran Al-

Karim mengenai perkawinan dan tujuan-tujuan di

syariatkannya.

Allah berfirman dalam surah An-Nisaa’ ayat 3,

اط و ىف انكحوام تقسطوافيالي ت ام و إنخفتمأ لا ث ثل ثن ىو الن س اءم ل كممن رب اع اب

ا ل ك تأ يم ام احد ةأ وم ت عدلواف و ت عولواف إنخفتمأ لا أ دن ىأ لا لك نكمذ

Artinya :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil

terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu

mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang

kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu

takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)

seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang

demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”

Page 4: Munakahat (pernikahan)

TUJUAN MENIKAH

1. Tercapainya ketentraman hati dan ketenangan pikiran karena

kehidupan yang diliputi cinta, mawaddah warahmah lahir dan batin

antara suami-istri

2. Untuk memperoleh keturunan yang sah

3. Sebagai alat kendali bagi manusia agar tidak terjerumus ke dalam

jurang kemaksiatan

4. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera (keluarga

sakinah)

“Hai para pemuda barangsiapa yang sudah mampu nikah, hendaklah

ia nikah karena sesungguhnya pernikahan itu akan mampu

mengendalikan mata dan menjaga syahwat, namun bila ada yang

belum mampu menikah, maka berpuasalah, karena dengan puasa

dapat dijadikan benteng terhadap godaan nafsu.” (HR. Jama’ah).

5. Memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan suci

Page 5: Munakahat (pernikahan)

HUKUM MENIKAH

1. Mubah/jaiz; dibolehkan menikah asal terpenuhi syaratnya.

2. Sunnah; siapa saja yang mampu memenuhi syarat nikah,

namun tidak khawatir berbuat zina, maka ia disunnahkan

menikah.

3. Wajib; hukum ini dikenakan bagi yang sudah memenuhi syarat

sehingga dikhawatirkan terjadi perzinaan maka ia wajib

menikah.

4. Makruh; mempunyai keinginan menikah, tetapi belum mampu

memberi nafkah (sandang, pangan dan papan).

5. Haram; hukum ini dikenakan bagi siapa saja yang menikah

namun mempunyai maksud yang buruk/jahat, baik untuk

pasangannya maupun diri sendiri.

Page 6: Munakahat (pernikahan)

RUKUN NIKAH

Ada calon suami, dengan syarat: laki-laki yang sudah dewasa

(19 tahun), islam, tidak dipaksa/terpaksa, tidak dalam ihram

haji atau umroh, dan bukan mahram calon istrinya.

Ada calon istri, dengan syarat: sudah cukup umur (16 tahun),

islam, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain,

bukan mahram calon suami dan tidak dalam ihram

haji/umrah.

Ada wali nikah, dengan syarat: laki-laki beragama islam,

baligh, dan berakal, merdeka, adil, tidak fasik, dan tidak

ihram haji atau umrah.

Wali nikah ada 2 macam:

A) wali nasab : wali yang mempunyai pertalian darah dengan

mempelai wanita

b) Wali Hakim. Yaitu jika wali nasab tidak ada semua atau

ada tetapi berhalangan hadir atau ada tetapi menyerahkan

kepada hakim.

Page 7: Munakahat (pernikahan)

Dua orang saksi, dengan syarat: laki-laki, islam, baligh,

berakal sehat,dapat mendengar, dapat melihat, dapat

berbicara, adil dan tidak dalam ihram haji atau umrah.

Ijab Kabul, adalah perjanjian yang berupa perkataan dari

pihak wali (ijab) dan diterima oleh mempelai laki-laki

(Kabul), suami wajib memberikan mas kawin ( mahar)

kepada istrinya, karena merupakn syarat nikah, tetapi

mengucapkan dalam akad nikah hukumnya sunah.

Suruhan memberikan mas kawin terdapat dalam Al-Qur’an

نحل ة دق اتهنا ص آتواالن س اء و

Artinya “Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita

(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh

kerelaan.” (Q.S. An Nisaa:4)

Page 8: Munakahat (pernikahan)

MUHRIM

• Muhrim adalah wanita yang haram dinikahi

• Penyebab seorang wanita haram dinikahi ada

empat macam, yaitu:

• wanita yang haram dinikahi karena keturunan

• wanita yang haram dinikahi karena hubungan

sesusuan

• wanita yang haram dinikahi karena perkawinan

• wanita yang haram dinikahi karena punya

pertalian muhrim dengan istri

Page 9: Munakahat (pernikahan)

KEWAJIBAN SUAMI

• Menjadi pemimpin, memelihara dan membimbing keluarga

lahir dan batin serta menjaga dan bertanggungjawab atas

kesejahteraan keluarganya.

• Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri

dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang

diusahakan secara maksimal

• Bergaul dengan istri secara ma’ruf dan memperlakukan

keluarganya dengan cara terbaik.

• Masing-masing anggota keluarganya, terutama suami dan

istri bertanggung jawab sesuai dengan fungsi dan

peranannya.

• Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri

sepanjang sesuai norma Islam, membantu tugas-tugas istri

serta tidak mempersulit kegiatan istri.

Page 10: Munakahat (pernikahan)

KEWAJIBAN ISTRI

• Taat kepada suami dalam batas sesuai ajaran

Islam

• Memelihara diri serta kehormatan dan harta

benda suami

• Membantu suami dalam memimpin

kesejahteraan dan keselamatan keluarga

• Menerima dan menghormati pemberian suami

• Hormat dan sopan kepada suami dan

keluarganya

• Memelihara, mengasuh dan mendidik anak agar

menjadi anak yang soleh

Page 11: Munakahat (pernikahan)

PENYEBAB RUSAKNYA PERNIKAHAN

Talak

Pelepasan ikatan perkawinan dengan pengucapan secara sukarela ucapan

talak dari pihak suami ke istri. Hukumnya makruh.

Sabda Rasul SAW :“Sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah ialah

talak.” (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah )

Macam-macam talak :

a. Talak Roj’i ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya

kurang dari tiga kali. Pada talak ini seorang suami masih diperbolehkan

rujuk kembali tidak melalui akad nikah dan mahar baru selama masih

dalam masa iddah.

b. Talak Ba’in ; yaitu talak yang dijatuhkan suami terhadap istrinya tiga

kali atau lebih. Pada talak ini suami tidak boleh rujuk kembali kecuali

adanya muhallil.

Page 12: Munakahat (pernikahan)

Ila’

Yaitu sumpah seorang suami yang menyatakan bahwa dia

tidak akan meniduri istrinya selama empat bulan atau lebih.

Akibat dari ila’ adalah suami tidak boleh meniduri istrinya,

kecuali setelah membayar kafarat.

Li’an

Tuduhan seorang suami dengan disertai bersumpah atas

nama Allah, bahwa istrinya telah berbuat zina, sumpah

tersebut diucapkan sekurang-kurangnya empat kali,

kemudian pihak istri membela dengan mengangkat sumpah

bahwa dirinya tidak pernah melakukan seperti yang

dituduhkan suaminya. Akibat li’an suami tidak boleh

menikah kembali terhadap mantan istrinya untuk selama-

lamanya.

Page 13: Munakahat (pernikahan)

• Khulu’

Gugatan seorang istri untuk minta diceraikan oleh

suaminya, dengan cara pihak istri memberikan tebusan

(iwadh) kepada suaminya. Akibat dari khuluk adalah

menjadi talak ba’in jika seluruh ganti rugi terpenuhi, dan

jika ganti rugi tidak terpenuhi maka menjadi talak biasa.

• Fasakh

pembatalan pernikahan karena sebab- sebab tertentu.

Akibat perceraian dengan fasakh, suami tida boleh rujuk

kepada bekas istrinya. Jika ingin kembali, harus melalui

akad nikah baru.

• Zihar

Ucapan suami yang menyerupakan istrinya

dengan ibunya.Jika tidak dilanjutkan dengan

menalak istrinya, suami wajib bayar kafarat.

Page 14: Munakahat (pernikahan)

IDDAH

Ikatan pernikahan antara suami-istri dinyatakan habis baik di waktu

hidupnya (yakni bercerai) maupun meninggal salah satu diantara

keduanya. Disetiap keadaan ini terdapat kewajiban masa iddah yaitu

waktu terbatas (menunggu untuk menikah lagi) secara syar’i.

Masa iddah ini terbagi atas 4 macam, yaitu :

• Iddah masa kehamilan, yaitu waktunya sampai masa kelahiran

kandungan yang dikarenakan thalaq ba’in (perceraian yang

mengakibatkan tidak kembali kepada suaminya) atau talaq

raj’i (perceraian yang dapat kembali kepada suaminya) dalam

keadaan hidup atau wafat.

• Iddah muthlaqah (masa perceraian), yaitu masa iddah yang

terhitung masa haidh, maka wanita menunggu tiga quru’ (3 kali masa

suci)

Page 15: Munakahat (pernikahan)

• Perempuan yang tidak terkena haidh, yakni ada dua jenis

perempuan yaitu perempuan usia dini yang tidak/belum

terkena haidh dan perempuan usia tua yang telah berhenti

masa haidhnya (menopause)

• Istri yang ditinggal suaminya karena wafat, Allah

menjelaskan masa iddahnya sebagai berikut :

“Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan

meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu)

menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.”

QS. Al-Baqarah ; 234

Page 16: Munakahat (pernikahan)

RUJUKRujuk adalah kembalinya suami istri pada ikatan pernikahan setelah

terjadi talak roj’i dan masih dalam masa iddah. Rujuk itu tidak

memerlukan akad nikah lagi, cukup suami menyatakan niatnya untuk

kembali kepada istrinya yang telah diceraikan.

Pada dasarnya hukum rujuk adalah jaiz (boleh). Tetapi jika dilihat

dari kondisi dan niat seseorang maka hukum rujuk dibedakan sebagai

berikut :

a. Sunah, Jika suami bermaksud memperbaiki keluarganya dan rujuk

dipandang lebih menguntungkan kedua belah pihak.

b. Wajib, bagi suami yang menceraikan istrinya sebelum dia

menyempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang

ditalaknya.

c. Makruh, apabila perceraian itu dianggap lebih baik dan bermanfaat

bagi keduanya.

d. Haram, Jika suami memiliki maksud menyakiti istrinya setelah ia

rujuk.

Page 17: Munakahat (pernikahan)

PERKAWINAN MENURUT PERUNDANG -UNDANGAN D I INDONES IA

• Pasal 2 dan 3 : Pernikahan adalah akad yang sangat kuat

untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan ibadah

• Pasal 4 : menerangkan sahnya suatu pernikahan

• Pasal 5 dan 6 : menerangkan tentang pencatatan perkawinan

• Pasal 7 ayat 1 : menerangkan akta nikah yaitu surat

keterangan yang dibuat Pegawai Pencatat Nikah yang

menerangkan tentang pelaksanaan perkawinan dan data

suami serta istri

• Pasal 53 ayat 1, 2, dan 3 tentang kawin hamil menerangkan

perkawinan seorang wanita hamil di luar nikah dengan pria

yang menghamilinya tidak dapat menghapus dosa zina yang

mereka lakukan.

Page 18: Munakahat (pernikahan)

Nurafni Anggraeny

Muh Arham Ilham

Mutmainnah

Novita Sati

Nur Aisyah

Muh. Aryo

Page 19: Munakahat (pernikahan)

WASSALAM

TERIMAKASIH