Makalah Mikrobiologi Air
-
Upload
septian-jefry-cn -
Category
Documents
-
view
580 -
download
57
description
Transcript of Makalah Mikrobiologi Air
MAKALAH MIKROBIOLOGI AIR
MAKALAHMIKROBIOLOGI AIR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugasMata Kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengajar : Nur Siyam
A. PENDAHULUAN
Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan, sebagian besar
tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel
hewan. Dari sejumlah 40 juta milkubik air yang berada di permukaan dan di dalam
tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta
mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena
dari jumlah 40 juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain yang
berkadar-garam tinggi, 2,5% berbentuk salju dan es-abadi yang dalam keadaan
mencair baru dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia. Kebutuhan air untuk
keperluan sehari-hari, berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan.
Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan
air. Di Indonesia, berdasarkan catatan dari Departemen Kesehatan, rata-rata
keperluan
air adalah 60 liter per kapita, meliputi (Tabel 2.) :
Tabel 2 Kebutuhan air per kapita di Indonesia
Air untuk keperluan Jumlah ( liter )
Mandi 30
Mencuci 15
Masak 5
Minum 5
Lain-lain 5
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan
air selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-
sumber air baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan:
1) Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau.
2) Mengolah dan menawarkan air laut.
3) Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar seperti
air sungai, air danau.
B. ISI
a) Air Domestik
1. Pengertian
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroorganisme, yang uniseluler atau sel-cluster
organisme mikroskopis. Oleh karena itu mikrobiologi air mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air, atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang
lain dengan air. Ada dua jenis utama dari air :
-Air Tanah
Ini berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Ini adalah hampir bebas dari
bakteri karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu Namun, mungkin
menjadi terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
-Permukaan air
Ini ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang melewati
hujan selalu mencemari air Sumber lain adalah berbagai jenis perusahaan dan
pertanian,peternakan oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba
dari tubuh air tanah dan limpasan pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah
industri, buangan dari instalasi pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah
kota.
2. Pencemaran Air
Air dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme. Sebagai contoh,
kegiatan kimia ragi strain tertentu menghasilkan bir dan roti. Selain itu, pertumbuhan
beberapa bakteri dalam air yang terkontaminasi dapat membantu mencerna racun
dari air. Namun, keberadaan penyakit lainnya yang disebabkan mikroba dalam air
adalah tidak sehat dan bahkan mengancam kehidupan. Kontaminasi yang mencemari
air digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan –
kontaminan tertentu dalam setiap kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata
terhadap kualitas air.
3. Pemurnian Air
Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman untuk
diminum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan.
Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat – zat kimia berarti air tersebut
mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemurnian terhadap air yang telah tercemar pada umumnya dilakukan oleh pabrik
pemurnian air dengan tujuan dapat menghasilkan air dengan kualitas yang aman
untuk dikonsumsi manusia.
Cara – cara utama yang digunakan (proses) dalam pemurnian air yaitu :
- Sedimentasi
Berlangsung didalam reservoir besar, yaitu tempat disimpannya air untuk sementara
sehingga memungkinkan partikel – partikel mengendap ke dasarnya. Sedimentasi
dipercepat dengan menambahkan tawas (al2so4) yang menghasilkan endapan yang
lengket dan keruh.
-Filtrasi
Air dilewatkan melalui lapisan saringan dan pasir
-Klorinasi
Air diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme yang tertinggal, serta meyakinkan
bahwa air itu aman untuk diminum. Dosis klor yang digunakan harus cukup untuk
meninggalkan residu sebanyak 0,2 sampai 1,0 mg klor bebas per liter air.
-Desinfektan
Untuk menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari air. Contoh desinfektan adalah
kaporit , UV, ozon (O3) dan klorin dioksida (ClO2). Proses pemurnian dapat disertai
prosedur – prosedur tambahan seperti menghilangkan mineral yang menyebabkan air
menjadi sadah, menetralkan ph air bila terlampau asam atau basa, menghilangkan
warna atau rasa yang kurang enak, dam menambahkan fluoride untuk mengendalikan
karies gigi (busuk gigi).
4. Mikroorganisme Sebagai Indikator Kualitas Air
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman /
tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan
hanya terhadap mikroorganisme patogenik, karena:
Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena tidak
dapat bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air
yang dikirim ke laboratorium. Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka
besar kemungkinan patogen - patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur
laboratorium yang digunakan. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui
setelah 24 jam atau lebih. Apabila ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu
tentunya banyak orang telah mengkonsumsi air tersebut dan telah tereksposi terhadap
infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
a. Mikroorganisme indikator
Istilah “mikroorganisme indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut
tercemar oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat
peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogen, yang secara berkala terdapat
di dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air tersebut.
Beberapa ciri penting suatu mikroorganisme indikator ialah:
1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik - teknik laboratorium yang sederhana
b. Escherichia coli dan bakteri koliform lain
Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan
berdarah panas. Biasanya tidak patogenik. Anggota lain kelompok koliform ialah
Klebsiella pneumoniae dan Enterobacter aerogenes, yang terdapat dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan, juga di dalam tanah, air, padi – padian dan produk –
produk dari. koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35°C. Kelompok koliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh
anggota – anggota genus Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai
spesies – spesies enterik patogenik. Namun, ada perbedaan biokimia utama yang nyata
yaitu bahwa koliform dapat memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan
gas, sedangkan Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose. Fermentasi
laktose merupakan reaksi kunci di dalam prosedur laboratorium untuk menentukan
potabilitas air.
c. Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air
Metode – metode pemeriksaan bakteriologis terhadap air disajikan di dalam buku
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, yang disusun dan
diterbitkan sebagai usaha bersama antara American Public Health Association,
American Water Works Association, dan Federation of Sewage and Industrial Wastes
Associations. Merupakan standar dan harus diikuti jika hasilnya ingin dianggap resmi.
Hal – hal yang harus diperhatikan bila mengirimkan contoh air untuk analisis
bakteriologis :
1. Contoh air harus ditempatkan di dalam botol yang steril.
2. Contoh tersebut harus dapat mewakili sumbernya.
3. Contoh air tidak boleh terkontaminasi selama dan setelah pengambilan.
4. Contoh tersebut harus diuji segera setelah pengambilan.
5. Apabila ada penundaan pemeriksaan maka contoh tersebut harus disimpan pada
suhu antara 0 sampai 10°C.
d. Pengujiaan untuk mendeteksi bakteri koliform
Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha
pemeriksaan air guna mendeteksi organisme koliform. Pemeriksaan tersebut terdiri
dari 3 langkah berurutan :
1. Uji dugaaan (presumptive test)
2. Uji yang diperkuat (confirmed test)
3. Uji lengkap (complete test)
e. Mikroorganisme selain bakteri koliform
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karen menimbulkan
masalah bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan persenyawaan tak
dapat larut di dalam pipa – pipa sehingga mengurangi atau menyumbat aliran air.
Algae juga dapat menimbulkan bau, mengubah warna, dan ciri – ciri lain yang tidak
dikehendaki. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme adalah sebagai berikut :
-Bakteri pembentuk lendir
Menghasilkan keadaan berlendir.
-Bakteri besi
Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk yang tak dapat larut.
Pengendapan persenyawaan besi yang tak dapat larut akan menghambat aliran air
dalam pipa.
-Bakteri sulfur
Membentuk asam sulfat dan hidrogen sulfide, yang dapat membuat air menjadi asam
dan berbau tidak enak.
-Algae
Menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, serta bau dan rasa tak enak.
b) Air Limbah
1. Pengertian
Air limbah ialah kumpulan air bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang
terdiri dari :
a. Limbah domestik (rumah tangga) termasuk kotoran manusia dan air cucian.
b. Limbah industri seperti asam, minyak, minyak pelumas, sisa – sisa hewan dan sayur
– sayuran yang dibuang oleh pabrik.
c. Air tanah, permukaan, dan atmosfer yang masuk ke dalam sistem pembuangan. Air
buangan dari kota dikumpulkan melalui sistem yang membawa air bekas tersebut
menuju tempat pembersihan dan pembuangan.
Ada tiga macam sistem pembuangan yaitu :
1. Saluran pembuangan sanitasi
Untuk membawa limbah domestik dan industri.
2. Saluran pembuangan banjir
Untuk mengalirkan air permukaan dan air banjir.
3. Saluran pembuangan gabungan
Yang membawa saluran air limbah industri melalui suatu sistem pembuangan tunggal.
2. Pembersihan air limbah
Air limbah tidak dapat dibuang tanpa diberi perlakuan untuk membersihkannya
karena dapat menimbulkan akibat yang gawat. Dibuangnya air limbah yang menerima
perlakuan kurang sempurna dapat menimbulkan keadaan yang tidak dikehendaki
sebagai berikut :
1. Memperbesar kemungkinan bagi penyebaran mikroorganisme patogenik.
2. Meningkatkan bahaya penggunaan air alamiah untuk suplai air minum.
3. Kontaminasi tiram dan kerang – kerangan lain akibat polusi, menjadikan bahan
pangan itu tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
4. Populasi unggas air akan sangat berkurang akibat polusi tempat makannya.
5. Meningkatnya bahaya berenang dalam air tercemar dan berkurangnya nilai air
tersebut bagi tujuan – tujuan rekreasi lainnya.
6. Habisnya suplai oksigen dalam air karena adanya zat organik yang tidak stabil
dalam air limbah, sehingga mematikan kehidupan dalam air.
7. Terciptanya rupa – rupa keadaan yang tidak dikehendaki seperti bau busuk dan
penumpukan sampah sehinnga menurunkan nilai lingkungan tempat yang
bersangkutan.
3. Pengolahan Air
Pada pabrik – pabrik pembersih air melakukan tiga tahap dalam mengolah air yaitu :
1. Perlakuan pertama (penyingkiran fisik)
a. Penyaringan
Memisahkan benda – benda padat berukuran paling besar, seperti kotak, peti dan
sebagainya.
b. Ruang pasir
Menyingkirkan benda – benda padat yang lebih kecil, seperti kerikil.
c. Sedimentasi (pengendapan primer)
Memisahkan bahan partikulat (lumpur), seperti tinja dan kertas
2. Perlakuan kedua (hayati)
a. Saringan cucuran (trickling filter)
Limbah disemprotkan ke atas lapisan karang yang mengandung bakteri yang
menguraikan limbah yang mencucur melewatinya.
b. Proses lumpur teraktivasi (activated – sludge process)
Limbah yang bergabung (hasil dari proses sebelumnya) menjadi partikel – partikel
yang penuh dengan mikrobe pengurai aerobik. Terjadi di dalam tangki – tangki dan
diikuti dengan sedimentasi selanjutnya.
c. Peruraian lumpur (sluge digestion)
Terjadinya perombakan lumpur oleh anaerob dan menghasilkan metan, karbon
diokside, nitrogen serta hidrogen dalam jumlah sedikit.
3. Perlakuan lanjutan
Merupakan usaha untuk menghilangkan polutan yang masih tertinggal setelah
perlakuan kedua. Air limbah berkualitas tinggi dapat dihasilkan, yang kemudian dapat
dipergunakan kembali untuk banyak keperluan. Perlakuan lanjutan ini yaitu :
a. Flokulasi kimiawi
Menyingkirkan sebagian besar bahan partikulat yang masih tertinggal.
b. Flokulasi filtrasi akhir
Produk flokulasi disaring , dikeringkan dan dibakar. Dapat berfungsi sebagai pengisi
tanah atau pupuk
c. Menyingkirkan / mengurangi jumlah persenyawaan yang mengan dung fosfat dan
nitrogen
Mikroorganisme dapat digunakan untuk menguraikan kontaminan dalam air limbah.
Jenis pengolahan air disebut pengolahan air biologis. Selama pengolahan air biologis
mikroorganisme memecah bahan organik, nitrat dan fosfat.
d. Klorinasi
Cairan yang keluar setelah mengalami banyak perlakuan tersebut diatas akhirnya
diklorinasi untuk mematikan mikroorganisme, yang beberapa diantaranya mungkin
patogenik.
c) Mikroorganisme Penyebab Penyakit
Ada berbagai macam bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit ketika
mereka berada di permukaan air. Bakteri tidak hanya diketahui menyebabkan
penyakit ketika mereka memasuki tubuh manusia melalui makanan, air permukaan
juga dapat menjadi sumber penting dari infeksi bakteri. Dalam tabel ini, Anda dapat
melihat berbagai bakteri yang dapat ditemukan dalam air permukaan, dan penyakit
yang disebabkan jika tertelan dalam jumlah besar, bersama dengan gejala.
- Bakteri Penyakit / infeksi Gejala
1. Aeromonas Radang usus Sangat tipis diare, darah dan lendir yang mengandung
Campylobacter jejuni Campilobacteriose Buang, diare, kepala dan sakit perut, demam,
kejang dan mual.
2. Escherichia coli Infeksi saluran kencing, meningitis neonatal, penyakit usus Diare
berair, sakit kepala, demam, Uremia homiletik, kerusakan ginjal.
3. Plesiomonas shigelloides Plesiomonas-infeksi Mual, sakit perut dan diare berair,
kadang-kadang demam, sakit kepala dan muntah.
4. Salmonella Demam tipus Demam
Salmonellosis Penyakit, kram usus, muntah, diare dan kadang-kadang demam ringan
5. Streptococcus (Gastroesofagus) penyakit usus Sakit perut, diare dan demam, kadang-
kadang muntah
6. Vibrio El Tor (air tawar) (Light bentuk) Kolera Diare berat
Protozoa dapat menumpuk di bagian-bagian tubuh tertentu, setelah mereka menembus
tubuh manusia. Para akumulasi disebut kista. Karena sifat mereka parasit, protozoa
dapat menyebabkan berbagai penyakit. Dalam tabel ini, Anda dapat melihat berbagai
protozoa yang dapat ditemukan dalam air permukaan, dan penyakit yang
menyebabkan jika tertelan dalam jumlah besar, bersama dengan gejala.
- Mikroorganisme Penyakit Gejala
1. Amoeba Disentri, Amuba parah diare, sakit kepala, nyeri perut, menggigil, demam,
jika tidak diobati dapat menyebabkan abses hati, perforasi usus dan kematian
2. Cryptosporidium parvum Cryptosporidiosis, Rasa sakit, diare berair, muntah,
kurang nafsu makan
3. Giardia Giardiasis, Diare, kram perut, perut kembung, sendawa, kelelahan
4. Toxoplasm gondii Toksoplasmosis, Pembengkakan kelenjar getah bening. Dengan
halus ibu hamil aborsi dan infeksi otak.
C. DAFTAR PUSTAKA
1) Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI,
IMSTEP ( diakses Rabu, 13 Maret 2013 )
2) J. Pelczar, Michael dan E.C.S. Chan, 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jilid 2.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press) ( diakses Rabu, 13 Maret 2013 )
3) http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/29/mikroorganisme-sebagai-indikator-
baik-buruknya-kualitas-lingkungan-alam/ ( diakses Sabtu, 16 Maret 2013 )