Sampling Air Analisa Mikrobiologi
-
Upload
chikanatsu -
Category
Documents
-
view
463 -
download
6
Transcript of Sampling Air Analisa Mikrobiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada
kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat
didambakan oleh manusia, untuk dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, keperluan
industri, kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya. Air dalam keadaan normal tidak akan berwarna, sehingga tampak bening
dan bersih.
Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan pasokan air yang berada di atas maupun
di bawah permukaan tanah. Jika air tersebut terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya
maka proses kehidupan serta berbagai kegiatan akan terganggu. WHO memperkirakan
80% penyakit di dunia bersinggungan dengan sanitasi dan air yang tidak layak.
Sumber air alami yang berupa air permukaan dan air tanah pada dasarnya hanya dapat
diperoleh kalau lingkungan alamnya tidak terganggu atau berubah fungsi. Jadi
ketersediaan dan keberlangsungan sumber air itu juga amat tergantung pada
kesungguhan dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya yang berkaitan dengan
keberadaan sumber air bersih. Sumber air bersih yang baik, yaitu yang dapat memenuhi
persayaratan air besih (kualitas) dan lainnya yaitu kuantitasnya (debit air perdetik). Oleh
karena itu, perlu adanya analisa kualitas air tersebut. Agar analisa terbukti secara akurat,
perlu adanya tata cara pengambilan sampel yang baik dan benar.
Pada praktikum sampling air perpipaan ini mempelajari tata cara pengambilan sampel
yang baik dan benar. Selain itu, juga akan diketahui apa saja jenis pengambilan
sampelnya. Dengan adanya praktikum ini, diharapkan kedepannya mahasiswa dapat
menganalisa kualitas air dengan akurat, karena diawali dengan teknik pengambilan
sampel yang tepat.
Oleh karena itu, dilakukanlah sampling air analisis mikrobioligi ini agar dapat
mengetahui pencemaran mikrobial yang terjadi pada air kran dan badan air dan agar
paham terhadap cara pengambilan sampel air yang tepat.
1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui apa saja teknik pengambilan sampel di dalam air
Mengetahui jenis-jenis pengambilan air sampel
Mengetahui maksud dan tujuan cara-cara pengambilan air sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain
juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh manusia bisa mneyebabkan
dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air
sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air
sebagai sistem penyimpanan lemak (Totok, 2006).
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, berasa, dan berbau. Air
minumpun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang membahayakan
kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak
dapat diterima secara estesis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya,
tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh air. Atas
dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi
petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada di
dalam air minum (Totok, 2006).
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut:
- Sumber daya air adalah air dan daya air yang terkandung didalamnya.
- Air adalah semua air yang terdapat di atas ataupun dibawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
- Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan langsung diminum
- Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
- Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah
- Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada,
diatas ataupun dibawah permukaan tanah.
Dalam referensi lain disebutkan bahwa air adalah zat kimia yang penting bagi semua
bentuk mahluk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tapi tidak diplanet
lain. Air menutupi hampir 71% pemukaan bumi (Totok, 2006).
Saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia memprihatikan. Kepadatan
penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitas sumber daya air sangat
berpengaruh pada kualitas air. Pemerintah telah mengeluarkan Kepmenkes No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Syarat
air minum sesuai Permenkes yaitu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik.
Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah
berbahaya dan lain sebagainya (Totok, 2006).
Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai
dengan Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri
E.coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik,
fluorida, kromium, kadmium, nitrit, sianida, dan selenium. Sedangkan parameter yang
tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah
zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa
alumunium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor, dan amonia
(Totok, 2006).
Penyediaan air bersih hendaknya memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya.
Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus
diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya. Sedangkan kualitas merupakan
hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan
air bersih (Totok, 2006).
Air dari PDAM adalah yang termasuk bisa dikonsumsi secara langsung untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti masak, mandi, mencuci. Air PDAM yang akan diminum
harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia diberbagai tempat
Peraturan pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi
beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut
peruntukannya adalah sebagai berikut: (Totok, 2006)
1. Golongan A, yaitu air yang dipergunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, dan pembangkit listrik tenaga air.
2.2 Sampling Air
Teknik sampling air kran terbagi atas dua cara yaitu cara pengambilan contoh untuk
pengujian kualitas air secara umum dan cara pengambilan contoh untuk pengujian
kandungan oksigen terlarut. Untuk cara pengambilan contoh untuk pengujian kualitas
air secara umum dibutuhkan alat pengambil sampel sesuai dengan jenis air yang akan
diuji. Sedangkan untuk cara pengambilan contoh untuk pengujian kandungan oksigen
terlarut diperlukan sarung tangan lateks yang harus terus dipakai (tidak boleh
mengggunakan sarung tangan plastik atau sintetis). Dalam pengambilan sampel untuk
analisa kandungan oksigen terlarut, sampel tidak boleh terkocok untuk menghindari
aerasi yang akan menyebabkan kandungan oksigen terlarut menjadi bertambah sehingga
hasil analisa tidak representatif (Rozaini, 2003).
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri
secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
"statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut (Rozaini, 2003) :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
Jenis-jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut (Rozaini,
2003):
1. Sampel sesaat (Grab Sample)
Yaitu sampel yang diambil secara langsung dari bahan air yang sedang dipantau.
Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel.
2. Sampel Komposit (Composite Sample)
Yaitu sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel
komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan
menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu dan
sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel secara otomatis hanya
dilakukan jika ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas air secara
terus-menerus.
3. Sampel gabungan tempat (Integrated Sample)
Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan
volume yang sama.
2.3. Mikroba Dalam Air
Parameter mikrobiologis untuk air minum adalah dengan menggunakan bakteri coli
form dan E coli. Apabila dalam pemeriksaan air minum dan ditemukan adanya bakteri
tersebut, maka dapat dipastikan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh tinja
manusia dan hewan berdarah panas (Syamsunir, 1992).
Menurut National Academy of Sciences USA dalam bahwa bakteri indikator adalah
bakteri yang memenuhi persyaratan berikut (Syamsunir, 1992):
1. Dapat diterapkan untuk semua jenis perairan
2. Selalu ditemukan bila di dalam perairan tersebut terdapat bakteri patogen
3. Jumlahnya sebanding dengan tingkat pencemaran perairan tersebut
4. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bakteri patogen
5. Tidak mengalami pertumbuhan selama berada di perairan
6. Daya tahan hidupnya lebih lama daripada bakteri patogen
7. Tidak ditemukan di dalam perairan yang tidak mengalami pencemaran
8. Relatif mudah dideteksi di laboratorium
9. Mempunyai ciri-ciri yang tetap
10. Tidak berbahaya atau menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, bakteri yang memenuhi syarat sebagian besar
persyaratan adalah kelompok bakteri koli (Coliform). Kelompok bakteri koli termasuk
famili Enterobacteriaceae. Bakteri Enterobacteriaceae mempunyai 4 marga yaitu
marga Excherichia, Citrobacter, Enterobacter/Aerobacter dan Klebsiell (Syamsunir,
1992).
Ciri-ciri utama mikroba yang termasuk dalam kelompok Enterobacteriaceae, yaitu
bersifat gram negatif, anaerobik fakultatif, berbentuk batang, oksidase negatif, tidak
membentuk spora, fermentatif dan biasanya bergerak. Kelompok bakteri ini terdiri dari
bakteri yang bersifat patogen dan non patogen dan merupakan flora normal dalam usus.
Penyebaran kelompok bakteri koli (Coliform) di alam sangat luas, diantaranya adalah
hidup dan berkembang di dalam usus manusia dan binatang berdarah panas. Bakteri
yang terdapat dalam suatu perairan dapat dibedakan menurut tempat asalnya, yaitu ada
yang berasal dari usus manusia dan binatang (yang keluar bersama tinja) dan yang
bukan berasal dari usus manusia (Syamsunir, 1992).
Perbedaannya terletak pada usus manusia dan binatang (yang keluar bersama tinja) dan
yang bukan berasal dari usus manusia. Perbedaannya terletak pada suhu inkubasi pada
saat analisis sampel air. Bakteri yang berasal dari usus manusia memerlukan suhu
inkubasi 44,50oC selama 24 - 48 jam, sedangkan yang bukan berasal dari usus manusia
suhu inkubasinya 35oC selama 24 - 48 jam. Kelompok bakteri yang berasal dari usus
manusia dan binatang disebut bakteri Fecal coli atau E. coli. Selain bakteri Fecal coli,
didalam usus hewan berdarah panas juga terdapat Fecal streptococcus yang termasuk
dalam famili Streptococcaceae, namun jumlahnya lebih sedikit dibanding bakteri Fecal
coli. Walaupun demikian, daya tahan hidup bakteri Fecal streptococcus dalam suatu
perairan lebih kuat bila dibandingkan dengan kelompok bakteri coli (Syamsunir, 1992).
Sumber air mempunyai kualitas yang berbeda, tergantung pada sifat fisik, kimiawi dan
bakteriologis serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan serta kegiatan manusia di
sekitarnya, misalnya kegiatan pemukiman, pertanian dan industri. Pencemaran terhadap
sumber air umumnya menyebabkan turunnya kualitas air. Untuk kualitas air dari suatu
sumber yang tidak dapat memenuhi persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologi,
kemudian disyaratkan untuk dilakukan pengolahan air bersih. Pengolahan air bersih
tersedia rancangan yang berbeda beda, sangat tergantung keadaan setempat, baik
potensi kualitas airnya maupun kandungan lainnya yang dapat ikut mempengaruhi
(Syamsunir, 1992).
Untuk mengetahui lebih lanjut kualitas air bersih, perlu ditempuh uji air tersebut ke
laboratorium yang bersangkutan. Walaupun air yang dibagikan atau dipergunakan
memenuhi persyaratan kualitas air bersih, namun tetap saja untuk dapat siap diminum
atau untuk masak memasak, air bersih yang tersedia haruslah tetap disedu hingga
mendidih (Syamsunir, 1992).
Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air minum, maka perlu dilaksanakan
kegiatan pengawasan kualitas air minum yang diselenggarakan secara terus menerus
dan berkesinambungan agar air yang digunakan oleh penduduk dari penyediaan air
minum yang ada terjamin kualitasnya, termasuk didalamnya air minum yang diproduksi
oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, didistribusikan kepada
masyarakat dengan kemasan dan atau isi ulang (Syamsunir, 1992).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Praktikum dilakukan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2012 pada pukul 08.00 WITA – 10.00
WITA
3.2.1 Tempat Pelaksanaan
Pada praktikum metode sampling pada air kran dilakukan di depan Gedung Heksagonal
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Pada praktikum metode sampling air
permukaan langsung dilakukan di kolam depan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Dan terakhir pada praktikum metode sampling metode air permukaan
tidak langsung dilakukan di parit depan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- 3 buah botol sampel steril dengan volume > 100ml
- Bunsen
- Korek Api
- Tali
- Batu (pemberat)
- Kamera
- Batang kayu
3.2.2 Bahan
- Air sampel
- Alumunium foil
- Kapas
3.3.Cara Kerja
3.3.1 Sampling Pada Air Kran
- Dipilih kran-kran yang berhubungan langsung dengan dengan sambungan
utama
- Dipastikan bahwa kran dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran
- Dilepaskan alat-alat tambahan pada kran
- Dibuka kran dan dibiarkan air keluar selama 1 - 2 menit sebelum
pengukuran dan pengambilan sampel dilaksanakan
- Ditutup kran dan dipanaskan/dibakar permukaannya secara menyeluruh,
buka lagi kran kira-kira 1 - 2 menit
- Diambil sampel mikrobiologi dengan hati-hati, hindarkan dari
kontaminasi, isilah botol sampel (sudah disterilisasi) tanpa menyentuh
permukaannya sebanyak ¾ bagian
- Disterilkan mulut botol dengan pembakaran sebelum disumbat dengan
kapan dan ditutup dengan alumunium foil.
3.3.2 Sampling Air Permukaan Langsung
- Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan
- Dilepaskan tutup botol dan pegang botol steril pada bagian bawah botol
dan dimasukan botol pada air permukaan sedalam ±20 cm dengan posisi
mulut botol berlawanan dengan arah aliran
- Dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja
- Disterilkan mulut botol dengan pembakaran
- Ditutup botol steril dengan kapas dan alumunium foil
3.3.3 Sampling Air Permukaan Tidak Langsung
- Disiapkan botol sampel yang telah disterilkan dan diberi pemberat pada
bagian bawahnya
- Dilepaskan tutup botol dan di turunkan tali perlahan-lahan
- Dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja
- Disterilkan mulut botol dengan pembakaran
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
REKAMAN DATA PENGAMBILAN
SAMPEL LINGKUNGAN
1. Nama Pengambilan Sampel : Pengambilan sampling air untuk analisa
mikrobiologi
2. Tanggal Pengambilan Sampel : 13 Oktober 2012
3. Jam Pengambilan Sampel : 08.56 WITA (sampling kran)
09.05 WITA (sampling air permukaan tidak
langsung)
09.41 WITA (sampling air permukaan
langsung)
4. Lokasi Pengambilan Sampel : kran air di depan Gedung Hexagonal
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
(sampling kran)
kolam di depan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman (sampling air permukaan
tidak langsung)
parit di depan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman (sampling air permukaan
langsung)
5. Uraian Sampel : air kran, air danau dan air parit
6. Tipe Sampel :
Gabungan Waktu Gabungan Tempat Sesaat
1) Interval waktu : ± 15 menit
2) Volume sub sampel :
3) Total waktu yang dibutuhkan : ± 1 jam
4) Sampel tidak diambil pada jam :
Alasan :
7. Acuan Metode Pengambilan Sampel : Metode sampling air kran
Metode sampling air permukaan langsung
Metode sampling air permukaan tidak
langsung
No.
Urut
Titik Pengambilan Sampel (bila
diperlukan gunakan koordinat)
Diagram/sketsa/foto lokasi pengambilan
sampel
1.
Pengambilan sampel pada kran,
diambil di depan Gedung
Heksagonal Fakultas Teknik
Unmul
2.
Pengambilan sampel pada
metode air permukaan langsung,
diambil di parit depan Fakultas
Teknik Unmul
3.
Pengambilan sampel pada
metode air permukaan tidak
langsung, diambil di danau depan
Fakultas Teknik Unmul
Rincian kondisi lingkungan selama
pengambilan sampel yang dapat
mempengaruhi interpretasi hasil pengujian:
1. Metode Sampling Kran
Kran yang digunakan berada di depan
gedung heksagonal fakultas Teknik.
Kran biasanya digunakan untuk
mencuci tangan.
2. Metode Sampling Air Permukaan
Langsung
Percobaan ini dilakukan di parit depan
Fakultas Teknik. Air parit tersebut
Hasil pengukuran parameter lapangan:
berasal dari pembuangan Fakultas
Teknik Unmul.
3. Metode Sampling Air Permukaan
Tidak Langsung
Percobaan ini dilakukan di danau
depan Fakultas Teknik Unmul. Di
samping danau tersebut terdapat
asrama mahasiswa Unmul.
4.2 Pembahasan
Botol sampel harus disterilkan terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi pada
sampel yang akan diambil. Karena apabila tejadi kontaminasi maka hasil sampling
yang dilakukan akan berubah dan mengurangi keakuratan data yang diambil. Pada
pengambilan air melalui kran, semua aksesoris yang melekat pada kran dilepas,
agar tidak ada kontaminasi dari kotoran yang melekat pada aksesoris ke sampel,
setelah itu mulut kran pun disterilkan dengan cara dipanaskan/dibakar untuk
menghasilkan kondisi yang benar-benar steril.
Setiap cara-cara pengambilan sampel pasti punya maksud dan tujuan tertentu agar
hasil sampel yang diambil benar-benar akurat. Pada percobaan dengan
menggunakan metode sampling air permukaan secara langsung dan tidak langsung,
botol hanya diisi ¾ bagian dari ukuran botol, ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi air sampel dengan tutup botol atau kapas penutup.
Pengambilan sampel pada air permukaan langsung yaitu berlawanan arah arus
sungai, agar bakteri E. Coli yang terlarut dalam aliran air dapat di tangkap dalam
botol sampel. Pada pengambilan air melalui kran, semua aksesoris yang melekat
pada kran dilepas, agar tidak ada kontaminasi dari kotoran yang melekat pada
aksesoris ke sampel, setelah itu mulut kran pun disterilkan dengan
dipanaskan/dibakar untuk menghasilkan kondisi yang benar-benar steril.
Kendala dalam percobaan kali ini, kami hanya mencoba melakukan uji sampling air
sedangkan untuk Uji mikrobiologi dari air sampel yang diambil belum bisa
terlaksana karena peralatan yang digunakan untuk uji tersebut belum tersedia. Dan
juga kondisi air buangan disekitar Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
sedang dalam kondisi surut dan airnya tidak mengalir sehingga pada metode
sampling air permukaan langsung para praktikan membuat arus sendiri.
Metode sampling air kran dilakukan dengan cara memilih kran-kran yang
berhubungan langsung dengan dengan sambungan utama. Lalu dipastikan bahwa
kran dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran. Jika suda dipastikan tidak ada
kebocoran, dilepaskan alat-alat tambahan pada kran. Kemudian dibuka kran dan
dibiarkan air keluar selama 1 - 2 menit sebelum pengukuran dan pengambilan
sampel dilaksanakan. Agar sampel yang di ambil dalam keadaan steril, ditutup kran
dan dipanaskan/dibakar permukaannya secara menyeluruh, buka lagi kran kira-kira
1-2 menit. Diambil sampel mikrobiologi dengan hati-hati, hindarkan dari
kontaminasi, isilah botol sampel (sudah disterilisasi) tanpa menyentuh
permukaannya sebanyak ¾ bagian. Disterilkan mulut botol dengan pembakaran dan
disumbat dengan kapas dan alumunium foil sebelum ditutup agar tidak terjadi
kontaminasi.
Metode pengukuran air permukaan langsung dilakukan dengan cara disiapkan botol
sampel yang telah disterilkan. Kemudian dilepaskan tutup botol dan pegang botol
steril pada bagian bawah botol dan celupkan botol pada air permukaan sedalam ±20
cm dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran. Agar air tidak
terkontaminasi oleh kapas, dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja.
Disterilkan mulut botol dengan pembakaran. Lalu disumbat dengan kapas dan
alumunium foil sebelum ditutup.
Metode pengukuran air permukaan tidak langsung dilakukan dengan cara disiapkan
botol sampel yang telah disterilkan dan diberi pemberat pada bagian bawahnya agar
bisa ditenggelamkan. Lalu dilepaskan tutup botol dan di turunkan tali perlahan-
lahan, tunggu beberapa menit hingga kira-kira botol sampel sudah terisi penuh lalu
diangkat botol sampel tersebut. Dibuang isi botol sehingga terisi ¾ bagian saja.
Disterilkan mulut botol dengan pembakaran agar tidak terjadi kontaminasi. Lalu
disumbat dengan kapas dan alumunium foil sebelum diitutup.
Sampling air kran dilakukan dengan tujuan untuk menganalisi mikroba yang ada di
dalam saluran pipa. Sampling air permukaan langsung maupun tidak langsung
dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis mikroba yang ada di badan air. Tapi
sampling air permukaan tidak langsung dilakukan dengan bantuan alat pemberat
untuk mempermudah pengambilan sampel yang sulit dijangkau dengan
menggunakan tangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teknik pengambilan sampel terdiri dari tiga macam, yaitu pengambilan air dari
kran, teknik pengambilan air permukaan secara langsung, dan teknik
pengambilan air permukaan secara tidak langsung
Jenis pengambilan sampel terdiri dari sampel sesaat, sampel komposit, dan
sampel gabungan waktu
Pada percobaan dengan menggunakan metode sampling air permukaan secara
langsung dan tidak langsung, botol hanya diisi ¾ bagian dari ukuran botol, ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kontaminasi air sampel dengan tutup
botol atau kapas penutup. Pengambilan sampel pada air permukaan langsung
yaitu berlawanan arah arus sungai, agar bakteri E. Coli yang terlarut dalam
aliran air dapat di tangkap dalam botol sampel.
5.2 Saran
Sebaiknya, praktikum tidak hanya sampai pengambilan sampel tetapi juga
menganalisis mikroba pada sampel.
Sebaiknya metode sampling dilakukan dengan menggunakan tipe sampling yang
berbeda agar lebih variatif.