Makalah Mikrobiologi Ani

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh diibaratkan sebagai sebuah negara. Jika negara itu tidak memiliki pertahanan yang kuat, akan mudah mendapatkan perlawanan baik dari dalam maupun dari luar, sehingga lambat laun negara itu akan hancur. Begitupun halnya tubuh kita. Jika kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi pada akhirnya tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sistem kekebalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawan serangan apapun baik dari dalam maupun dari luar. Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita. Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru. 1

Transcript of Makalah Mikrobiologi Ani

Page 1: Makalah Mikrobiologi Ani

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh diibaratkan sebagai sebuah negara. Jika negara itu tidak memiliki pertahanan yang kuat, akan mudah mendapatkan perlawanan baik dari dalam maupun dari luar, sehingga lambat laun negara itu akan hancur. Begitupun halnya tubuh kita. Jika kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi pada akhirnya tubuh kita akan jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sistem kekebalan tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawan serangan apapun baik dari dalam maupun dari luar.

Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri.

Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.

Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.

Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan kelenjar yang membesar dibandingkan pada umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe sedang berperang melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

1

Page 2: Makalah Mikrobiologi Ani

2

B. Ruang Lingkup Bahasan

Mengenal dan mengetahui imunologi

Mempelajari jenis-jenis penyakit ang berhubungan dengan sistem imun.

C. Tujuan

Agar pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya sistem imun

Mahasiswa mampu mempelajari dan lebih mengerti arti dari imunologi dalam

kehidupan.

2

Page 3: Makalah Mikrobiologi Ani

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunologi

Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup

kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme.

Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam

keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi

(penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft);

karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in

vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai

disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.

B. Tahap-tahap dalam imunologi

o Tahap empiric

Mithridates Eupatoris VI seorang raja dari pontis yunani yang hidup antara

tahun 132-63.S.M Mungkin dapat dianggap sebagai seorang ahli imunologi

pertama di dunia, karena beliau telah menemukan cara agar seseorang kebal

terhadap racun. Cara yang dipakai tidak lain dasar-dasar imunologi yang pada

saat ini tidak dipakai.Bahkan dalam tahun 430 S.M oleh sejarawan yunani :

Thucydides telah mengamati adanya fenomena dalam wabah penyakit sampar

dieropa pada waktu itu, yaitu mereka yang sembuh dari penyakit sampar akan

terhindar dari kejangkitan penyakit tersebut dikemudian hari. Perlu diketahui

bahwa pada jaman itu belum terungkap bahwa penyakit dapat disebabkan oleh

mikroorganisme, sehingga azas-azas imunologi telah diamati sebelum

mikrobiologi lahir.

Dalam abad ke-12, bangsa cina telah mengetahui dari pengalamannya

bagaimana caranya umtuk menanggulangi seorang agar tidak terjangkit cacar

yang pada jaman itu merupahkan wabah yang mengerikan sama seperti wabah

sampar di eropa. Mereka dengan senggaja menggunakan cairan atau kerak

yang berasal dari penderita cacar yang tidak begitu parah, untuk dioleskan

3

Page 4: Makalah Mikrobiologi Ani

4

pada kulit orang lain yang masih sehat agar diharapkan nantinya terlindung

dari seranggan penyakit cacar.

Menyusul peristiwa ditimur tengah yang dilanda wabah cacar pada abad ke-

18. Para orang tua khawatir gadis-gadisnya akan cacat pada kulit wajahnya

oleh penyakit cacar, dengan senggaja mereka menggores kulit gadisnya

membubuhkan bubuk yang bersal dari penderita cacar yang tidak parah. Cara

yang dipakai oleh kedua bangsa untuk mencegah terjangkitnya penyakit

dinamakan variolasi. Sebenarnya cara demikian sangat berbahaya, karena

kadang-kadang dapat menyebabkan kematian orang tersebut. Cara ini sempat

pula meluas ditanah inggris, oleh karena diperkenalkan oleh Lady mary

Wortley Montagu(1721) istri duta besar inggris di turki saat itu.

Untunglah di inggris kemudian ditemukan cara yang lebih aman dan efektif

untung penanggulangan penyakit cacar. Berbeda dengan cara yang digunakan

di cina atau timur tengah, jenner menggunakan bibit penyakit cacar dari sapi

untuk ditularkan kepada manusia. Cara jenner tersebut didasarkan pada

pengamatannya bahwa gadis-gadis memeras susu yang terjangkit cacar sapi

melalui tangannya di samping tidak menderita cacar yang parah juga terbebas

dari serangan penyakit cacar manusia yang gans itu.

o Tahap ilmiah

Pendekatan melalui penggalaman dikembangkan menjadi pendekatan ilmia

barulah seabat kemudian berkat kepeloporan Louis Pasteur (1822-1895) dan

kawan-kawan sekerjanya dalam meneliti kemungkinan pencegahan seseorang

terhadap terjangkitnya oleh penyakit infeksi dengan cara vaksinasi.

Pendekatan ilmia bearti melakukan percobaan-percobaan di laboratorium.

Walaupun pada jaman itu orang sudah berasil menerapkan imunologi untuk

mencegah penjangkitan suatu penyakit, namun orang belum jelas benar

bagaimana mekanismenya. Elie Metchnikoff ( 1845-1916 ) mecoba

4

Page 5: Makalah Mikrobiologi Ani

5

mengungkapkan bagaimana mekanisme efektor bekerja dalam tubuh terhadap

benda asing. Ia mengamati peran sel-sel yang dapat bergerak-gerak dalam

seekor binatang laut terhadap serangan dari luar.

Teori imunitas seluler dari Metchnikoff yang bekerja di institute Pasteur mulai

tahun 1887, pada saat itu dapat diterima oleh masyarakat ilmuan dengan

sangat antusias. Namun oleh beberapa ilmuan lain, teori Metchnikoff

ditentang, terutama oleh mereka yang dalam penelitiannya tidak melihat

sendiri adanya sel-sel yang terlibat dalam imunitas. Hal tersebut tentu saja

mempunyai alasannya sendiri.

Fodor dealam tahun 1886 merupakan seorang ilmuan pertama yang

mengamati pengaruh langsung dari serum imun terhadap mikroba tanpa

campuran tangannya komponen seluler. Penemuan ini dikukuhkan oleh

Behring dan Kitasato (1890) yang menunjukan bahwa serum dapat

menetralkan aktifitas tetanus dan difeteri. Lebih mencengangkan lagi

penemuan seorang ilmuan muda bangsa Belgi, Jules Bordet (1870-1961)

bahwa untuk lisis diperlukan 2 komponen yang terdapat dalam serum imun.

Sebuah diantaranya bersifat termostabil yang dikemudian hari ternyata adalah

antibody, sedang komponen lainnya bersifat termolabil yang dinamakan

komplemen.

Dalam periode perkembangan inilah diperkenalkan istilah anti gen untuk

memberikan nama bagi semua substansi yang dapat menimbulkan reaksi

dalam tubuh terhadapnya. Sekaligus diperkenalkan pula istilah antibody untuk

substansi dalam serum yang mempunyai aktifitas menanggulangi terhadap

antigen yang masuk tubuh.

Dua teori mekanisme efektor-teori humoral dan teori seluler-nampaknya

saling bertentangan walaupun masing-masing mempunyai segi kebenarannya

sendiri. Pada saat itu bahan yang diduga dikandung dalam serum dinamakan

opsonin dan peristiwanya sendiri dinamakan opsonisasi.

5

Page 6: Makalah Mikrobiologi Ani

6

Pada awal PD II, oleh Felton ditemukan fenomena lain dalam imunologi yang

banyak dalam tubuh yang mungkin dapat timbul tidak adanya respons imun

terhadap suatu substansi atau antigen tertentu. Fdenomena Felton ini sekarang

disebut Toleransi Imunologik.

o Tahap modern

Periode perkembangan imunologi sebagai suatu disiplin ilmu sebenarnya

dimulai beberapa saat sebelum pecahnya perang dunia II. Hal tersebut ditandai

oleh munculnya begitu banyak data baru mengenai imunologi. Suatu tonggak

lain yang menandai dengan jelas kepesatan kemajuan bidang ilmu ini telah

dipancagkan oleh J.F.A.P. Miller di London dengan diungkapnya peran sentral

kelenjar Timus yang sebelumnya diabaikan begitu saja atau keliru memahami

fungsinya. Tonggak itu pula dan bersama tonggak-tonggak lainnya

memberikan arah perkembangan imunologi dan selanjutnya memungkinkan

munculnya cabang-cabang baru ilmu imunologi seperti : imunopatologi,

imunogenetika, imunologi tumor, imunologi transplantasi, imunokimia dan

pengetahuan yang secara lkhusus mempelajari penyimpangan-penyimpangan

system imun seperti alergi dan otoimunitas. Bahkan sekitar tahun 1980 Dr.

Robert Ader dari universitas Rochester mempelopori suatu cabang terbaru

yang disebut Psikoneroimunologi.

C. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh

Tubuh diibaratkan sebagai sebuah negara. Jika negara itu tidak memiliki

pertahanan yang kuat, akan mudah mendapatkan perlawanan baik dari dalam maupun

dari luar, sehingga lambat laun negara itu akan hancur. Begitupun halnya tubuh kita.

Jika kita tidak memiliki pertahanan tubuh yang tinggi pada akhirnya tubuh kita akan

jatuh sakit dan mungkin akan berujung kepada kematian. Dibutuhkan sistem kekebalan

tubuh untuk menjaga agar tubuh kita bisa melawan serangan apapun baik dari dalam

maupun dari luar.

6

Page 7: Makalah Mikrobiologi Ani

7

Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri

sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing

yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka

terjadilah proses pertahanan diri.

Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral

dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin)

dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll).

Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil

beredar di dalam tubuh kita.

Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai

macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem

limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh

yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.

Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan kelenjar

yang membesar dibandingkan pada umumnya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe

sedang berperang melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Organ limfoid seperti thymus sendiri mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan

sel T dan penting bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus, bayi yang baru lahir

akan mempunyai sistem imun yang buruk. Leukosit (sel darah putih) dihasilkan oleh

Thymus, lien dan sumsum tulang. Leukosit bersirkulasi di dalam badan antara organ

tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun

bekerja terkoordinasi baik memonitor tubuh dari kuman ataupun substansi lain yang

bisa menyebabkan problem bagi tubuh.

Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan organisme

yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang

masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka. Sedangkan sel

lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar netrofil meningkat,

7

Page 8: Makalah Mikrobiologi Ani

8

maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya.

Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit dihasilkan

oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi limfosit sel B, atau

meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan menjadi limfosit sel T. Limfosit

B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfost B berfungsi untuk mencari

target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan mereka. Sedangkan sel T

merupakan tentara yang bisa menghancurkan ketika sel B sudah mengidentifikasi

keberadaan mereka.

Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka

beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu siapa mereka dan memberikan

respons. Sel-sel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein

khusus yang mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antibodi sendiri bisa

menetralisir toksin yang diproduksi dari berbagai macam organisme, dan juga antibodi

bisa mengaktivasi kelompok protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian

dari sistem imun dan membantu menghancurkan bakteri, virus, ataupun sel yang

terinfeksi.

D. Gambaran Singkat Sistem Imun

Sistem Limfoid (Imun)

Sistem limfoid terdiri dari berbagai sel, jaringan dan organ yang merupakan tempat

prekursor dan turunan limfosit berasal, berdiferensiasi, mengalami pematangan dan

tersangkut. Semua sel darah berasal dari prekursor bersama, yaitu sel bakal

pluripotensial. Sel bakal pluripotensial adalah sel-sel embrionik yang dapat membentuk

bermacam-macam sel hematopoetik dan dapat membelah diri. Sel-sel ini ditemukan

dalam sumsum tulang dan jaringan hematopoetik lain serta menghasilkan semua

komponen darah (misalnya, eritrosit, trombosit, granulosit, monosit dan limfosit).

Organ Limfoid Primer

Walaupun terdapat di semua bagian tubuh, namun limfoid cenderung terkonsentrasi

di beberapa organ limfoid, termasuk sumsum tulang, timus, limpa, kelenjar getah

bening dan jaringan limfoid terkait organ. Sumsum tulang dan timus dianggap sebagai

organ limfoid primer.8

Page 9: Makalah Mikrobiologi Ani

9

Organ Limfoid Sekunder

Organ limfoid sekunder mencakup limpa, kelenjar getah bening dan jaringan tidak

berkapsul. Contoh-contoh jaringan tidak berkapsul adalah tonsil, adenoid dan bercak-

bercak jaringan limfoid di lamina propria (jaringan ikat fibrosa yang terletak tepat di

bawah epitel permukaan selaput lendir) dan di sub mukosa saluran cerna.

Imunitas Selular

Peran sel T dapat dibagi menjadi dua fungsi utama : fungsi regulator dan fungsi

efektor. Fungsi regulator terutama dilakukan oleh salah satu subset sel T, sel T

penolong (CD4). Sel-sel CD4 mengeluarkan molekul yang dikenal dengan nama sitokin

(protein berberat molekul rendah yang disekresikan oleh sel-sel sistem imun) untuk

melaksanakan fungsi regulatornya. Sitokin dari sel CD4 mengendalikan proses imun

seperti pembentukan imunoglobulin oleh sel B, pengaktivan sel T lain dan pengaktifan

makrofag. Fungsi efektor dilakukan oleh sel T sitotoksik (sel CD8). Sel-sel CD8 ini

mampu mematikan sel yang terinfeksi oleh virus, sel tumor dan jaringan transplantasi

dengan menyuntikkan zat kimia yang disebut perforin ke dalam sasaran ”asing”. Baik

sel CD4 dan CD8 menjalani pendidikan timus di kelenjar timus untuk belajar mengenal

fungsi

E. Fungsi utama imunitas selular adalah :

› Sel T CD8 memiliki fungsi sitotoksik.

› Sel T juga menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat saat menghasilkan

berbagai limfokin yang menyebabkan peradangan.

› Sel T memiliki kemampuan untuk mengingat.

› Sel T juga memiliki peran penting dalam regulasi atau pengendalian sel.

Imunitas Humoral

Sel B memiliki dua fungsi esensial : berdiferensiasi menjadi sel plasma yang

menghasilkan imunoglobulin dan merupakan salah satu kelompok APC. Sel B mengalami

pematangan dalam dua tahap, tetapi tidak seperti sel T, tidak matang di timus. Fase

pertama pematangan sel B bersifat independen-antigen. Dan fase kedua adalah fase

9

Page 10: Makalah Mikrobiologi Ani

10

dependen – antigen, sel B berinteraksi dengan suatu imunogen, menjadi aktif dan

membentuk sel plasma yang mampu mengeluarkan antibodi.

Imunoglobulin

Imunoglobulin (antibodi) , yang membentuk sekitar 20% dari semua protein dalam plasma

darah, adalah produk utama sel plasma. Selain di plasma darah, imunoglobulin juga

ditemukan di dalam air mata, air liur, sekresi mukosa saluran napas, cerna dan kemih-

kelamin, serta kolostrum.

Fungsi imunoglobulin adalah :

Menyebabkan sitotoksisitas yang diperantarai oleh sel yang dependen antibodi.

Memungkinkan terjadinya imunisasi pasif

Meningkatkan opsonisasi (pengendapan komplemen pada suatu antigen sehingga

kontak

lekat dengan sel fagositik menjadi lebih stabil).

Mengaktifkan komplemen (kumpulan glikoprotein serum)

Menyebabkan anafilaksis.

Imunitas : Alami Dan Didapat

Ada dua tipe umum imunitas, yaitu : alami (natural) dan didapat (akuisita). Imunitas alami

yang merupakan kekebalan non spesifik sudah ditemukan pada saat lahir. Sedangkan

imunitas di dapat atau imunitas spesifik terbentuk sesudah lahir.

Imunitas alami akan memberikan respon nonspesifik terhadap setiap penyerang asing

tanpa memperhatikan komposisi penyerang tersebut. Dasar pertahanan alami semata-mata

berupa kemampuan untuk membedakan antara sahabat dan musuh atau antara ”diri

sendiri” dan ”bukan diri sendiri”. Mekanisme alami semacam ini mencakup sawar (barier)

fisik dan kimia, kerja sel-sel darah putih dan respon inflamasi.

Imunitas di dapat biasanya terjadi setelah seseorang terjangkit penyakit atau mendapatkan

imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif. Beberapa minggu atau 10

Page 11: Makalah Mikrobiologi Ani

11

bulan sesudah seseorang terjangkit penyakit atau mendapatkan imunisasi akan timbul

respon imun yang cukup kuat untuk mencegah terjadinya penyakit atau jangkitan ulang.

Ada dua tipe imunitas yang di dapat, yaitu aktif dan pasif.

Pada imunitas yang didapat aktif, pertahanan imunologi akan dibentuk oleh tubuh orang

yang dilindungi oleh imunitas tersebut. Imunitas ini umumnya berlangsung selama

bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.

Imunitas didapat yang pasif merupakan imunitas temporer yang ditransmisikan dari

sumber lain yang sudah memiliki kekebalan setelah menderita sakit atau menjalani

imunisasi.

Mekanisme Eliminasi Antigen

Fungsi akhir dari sistim imun adalah mengeliminir bahan asing. Hal ini dilakukan melalui

berbagai jalan:

1) Sel Tc dapat menghancurkan antigen asing seperti sel kanker dan sel yang mengandung

virus secara langsung melalui penglepasan sitotoksin.

2) Antibodi berfungsi dalam respons imun melalui beberapajalan

a)Neutralisasi toksin

Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) untuk toksin bakteri atau bisa serangga/ular dapat

mengikat antigen dan menginaktif-kannya. Kompleks ikatan tersebut selanjutnya

akan dieliminir oleh sistim fagosit makrofag.

b)Neutralisasi virus Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) ter-hadap epitop pada

permukaan virus akan mencegah ikatan virus dengan sel mukosa sehingga mencegah

infeksi, Sel NK dapat menghancurkati sel yang diinfeksi virus.

c) Opsonisasi bakteri

Antibodi (IgG, IgM) dapat menyelimuti permukaan bakteri sehingga memudahkan

eliminasi oleh fagosit (yang memiliki reseptor untuk Fc dari Ig). Ikatan dengan

makrofag tersebut memudahkan fagositosis (opsonin).

d)Aktivasi komplemen

Beberdpa kelas antibodi (IgG, IgM, IgA) dapat mengaktif-kan komplemeti. Bila

epitop ada pada permukaan sel misalnya bakteri, maka komplemen yang diaktifkan

11

Page 12: Makalah Mikrobiologi Ani

12

dapat menghancurkan sel tersebu melalui efek enzim. Beberapa komponen kom-

plemen (C3b, C4b) juga memiliki sifat opsonin. Opsonin terse-but berikatan dengan

kompleks antigen- antibodi dan akhirnya dengan·reseptor pada permukaan makrofag

sehingga memu- dahkan fagositosis. Ada komponen komplemen yang berupa

kemotaktik (C3a, C5a) untuk neutrofil dan ada yang mengaktif-kan mastositdan basofil

(anafilatoksin) untuk melepas histamin.

Beberapa bakteri seperti E. coil dan S. aureus dapat mengaktif-kan komplemen

langsung melalui jalur alternatif. Respons me-lalui komplemen sangat kompleks dan

penting dalam inflamasi yang juga merupakan mekanisme pertahanan. Sistim enzim

lain yang berperanan pada inflamasi ialah sistim kinin, clotting dan fibrinolitik.

e) ADCC

Antibodi utama IgG dapat diikat Killer cell (sel K) (atau sel lain seperti eosinofil,

neutrofil, yang memiliki reseptor untuk Fc dari IgG). Sel yang dipersenjatai olch IgG t

ersebut dapat mengikat sel sasaran (bakteri, sel tumor, penolakan transplan,penyakit

autoimun dan parasit) dan membunuhnya. Beda sel K dari sel Tc ialah karena sel K

tidak memiliki petanda CD8 dan memerlukan antibodi dalam fungsinya.

3) Inflamasi dan hipersensitivitas lambat (Delayed Type Hypersensitivity, DTH)

Menyusul presentasi antigen oleh sel APC, sel Th melepas limfokin yang mengerahkan

dan mengaktilkan makrofag dan menimbulkan reaksi inflamasi. Respons inflamasi ini

disebut.

lambat atau hiperreaktivitas lambat oleh karena memerlukan 24-28 jam sedang respons

inflamasi yang terjadi melalui antibodi terjadi dalam beberapa menit-jam. Kedua respons

inflamasi tersebut juga berbeda dalam jenis sel yang dikerahkan: pada respons lambat sel

mononuklear dan pada inflamasi antibodi-komplemen, terutama sel polimorfonuklear.

Inflamasi mempunyai efek baik dan buruk oleh karena di samping eliminasi bahan asing,

juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan.

4)Eliminasi protozoa

Baik imunitas humoral maupun selular (makrofag dan sel T yang diaktifkan) berperanan

pada eliminasi P. carinii, Giardia dan T

5). Eliminasi jamur

12

Page 13: Makalah Mikrobiologi Ani

13

Respons imun terhadap jamur adalah kompleks; yang penting antara lain mekanisme

selular clan efek toksik melalui neutrofil. Dinding sel jamur dapat mengaktifkan

komplemen (jalur alternatif) yang menghasilkan opsonin dan memudahkan fagositosis.

Kekebalan Dan Hipersensitivitas

Hubungan Antara Keduanya

Dahulu, reaksi hipersensitivitas yang diperan-tarai oleh imunoglobulin kadang-kadang

disebut sebagai reaksi hipersensitivitas tipe cepat, sedangkan yang diperantarai oleh

mekanisme kekebalan seluler dinamakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat. (kadang-

kadang reaksi yang terakhir ini juga disebut sebagai reaksi hipersensitivitas tipe

tuberkulin atau reaksi hipersensitivitas bakteri, karena contoh-contoh prototipe).

Meskipun istilah ini kadang-kadang masih digunakan akan tetapi oleh karena banyak

sekali reaksi yang kecepatannya saling bertumpang tindih maka istilah ini menjadi kurang

cepat. Suatu klasifikasi kelainan-kelainan imunologis yang lebih berguna telah diusulkan

oleh Gell dan Coombs.

F. Jenis Penyakit

a.Lupus

Penyakit lupus ini memiliki tiga bentuk, yaitu:

Cutaneus Lupus

Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Drug Induced Lupus (DIL). Cutaneus Lupus sering disebut discoid.

Penyakit lupus ini mempengaruhi kulit. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

menginfeksi organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh

darah,ginjal, jantung, hati, otak, dan syaraf. Drug Induced Lupus (DIL) terjadi

karena penggunaan obat-obatan tertentu.Penderita penyakit lupus sering disebut

odipus (orang hidup dengan lupus). Para penderita penyakit lupus akan

menghidari hal-hal yang mengakibatkan penyakitnya kambuh. Berikut ini hal-hal

yang dihindari para odipus.

13

Page 14: Makalah Mikrobiologi Ani

14

Menjaga tubuh agar tidak terkena matahari secara langsung.

Mengurangi beban kerja.

Menghindari penggunaan obat tertentu.

Para penderita penyakit lupus dapat memeriksakaan diri ke dokter-dokter

pemerhati penyakit lupus. Khususnya, dokter spesialis penyakit hematologi,

rheumatologi, ginjal, hipertensi, alergi imunologi. Penyakit lupus dapat di

tanggulangi dengan berobat dengan secara teratur dan minum obat teratur yang

diberikan oleh dokter (biasanya, obat diminum seumur hidup) sehingga odipus dapat

hidup layaknya orang normal.

Gejala Penyakit Lupus

Gejala-gejala penyakit lupus dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik

(LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan, sedangkan sistemik bermakna

menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-

gejala penyakit lupus yang umum dijumpai adalah:

1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan

pencernaan.

2. Gejala umum penyakit lupus penderita sering merasa lemah, kelelahan yang

berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif,

sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.

3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-

kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa

muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat

banyaknya gejala penyakit lupus, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih

gejala saja, harus dicurigai mengidap Penyakit Lupus.

4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit

lupus ini

5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan

14

Page 15: Makalah Mikrobiologi Ani

15

Penyakit Lupus bisa dicegah dengan cara :

Mengurangi kontak dengan sinar matahari

Menerapkan hidup sehat dan menghindarkan diri dari stres

Tidak merokok

Berolahraga secara teratur

Melakukan diet nutrisi

Penyebab Penyakit Lupus lainnya

Hingga saat ini penyebab Penyakit Lupus belum diketahui secara pasti. Ada beberapa

kemungkinan penyebab penyakit lupus yaitu :

Faktor lingkungan. Misalnya : infeksi, cahaya ultraviolet (matahari), stres dll.

Faktor genetik. Kemungkinan penyakit lupus diturunkan sangatlah kecil.

Faktor hormon. Belum diketahui jenis hormon penyebab penyakit lupus pada

perempuan, tetapi risiko timbulnya penyakit lupus pada perempuan dewasa usia subur

adalah delapan kali lebih tinggi dibanding laki-laki dewasa.

Faktor sinar matahari. Diperkirakan sinar matahari yang memancarkan sinar

ultraviolet dapat merangsang peningkatan hormon estrogen sehingga mempermudah

terjadiya reaksi autoimmun. Teriknya sinar matahari merupakan salah satu faktor

pencetus penyakit lupus.

B. Asma Bronkial

Masalah utama asma adalah sering tak terdiagnosis atau pengobatan tak adekuat.

Pasien mengobati sendiri, pemahaman dan pengetahuan mengenai asma yang kurang

serta beberapa mitos atau salah persepsi mengenai asma.

Tak jarang dijumpai rasa sesak disangka penyakit jantung, atau batuk-batuk kronis

yang disebabkan penyakit bronkitis atau sukar tidur karena insomnia. Keluhan batuk

15

Page 16: Makalah Mikrobiologi Ani

16

mengi atau sesak saja bukan monopoli penyakit asma. Beberapa penyakit atau

keadaan dapat menyerupai asma, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

bronkitis kronik dan emfisema; infeksi paru; sinusitis paranasal; tuberkulosis; refluks

gastroesofageal dan penyakit jantung seperti gagal jantung. Diagnosis tepat

mengarahkan pengobatan yang tepat.

Dalam praktiknya sering dijumpai pasien mengobati dirinya sendiri. Mereka

menggunakan obat semprot pelega (inhaler) untuk mengatasi gejala asmanya. Dalam

jangka panjang, kondisi ini justru akan memperburuk gejala asma dan akan makin

sering mendapat serangan asma.

Hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan penderita obat anti

inflamasi,menghindari faktor pencetus serangan, dan mendapatkan edukasi. Edukasi

bertujuan agar pemahaman dan pengetahuan pasien mengenai asma dan penyebabnya

menjadi lebih baik. Pengetahuan inilah yang akan mempermudah komunikasi dengan

dokter, dan memahami mitos-mitos yang berkembang di masyarakat.

Beberapa mitos yang dijumpai di masyarakat, diantaranya, obat semprot berbahaya

untuk jantung, dan hanya dipakai untuk asma yang berat. Pemakaian obat asma secara

teratur akan menyebabkan kecanduan (adiksi). Mitos-mitos itu tidak benar.

Apakah asma bisa sembuh? Sejujurnya, tak ada obat yang dapat menyembuhkan

asma. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat penderita asma dapat menjalani

hidup dengan normal (pasien harus mematuhi instruksi, dan kontrol dokter. Ia pun

wajib memakai obat pengontrol secara teratur. Jangan pergi ke dokter saat asma

menyerang saja).

Mitos lainnya yang juga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya adalah:

mengobati asma jika muncul gejala saja. Asma akan hilang dengan sendirinya

menjelang dewasa. Penderita asma masih boleh merokok. Stress penyebab asma.

Penderita asma tak boleh berolah raga, dan lain-lain.

Layaknya penyakit hipertensi, atau diabetes tak dapat disembuhkan, manajemen

penyakit asma saat ini berdasarkan Kontrol Asma. Panduan manajemen asma

internasional berdasarkan Global Initiative for Asthma (GINA) menekankan

16

Page 17: Makalah Mikrobiologi Ani

17

pentingnya kontrol asma. Sekali asma terkontrol, kecil kemungkinan untuk mendapat

serangan asma, apalagi sampai memerlukan perawatan rumah sakit. Meskipun pandu-

an GINA tersebut telah diedarkan secara luas, kenyataannya, sebagian besar pasien

asma belum atau bahkan tidak terkontrol. Oleh karenanya peran dokter yang

mengobati asma sangat penting dalam memberikan edukasi kepada pasien. Tak hanya

itu. Dokter pun memberikan pengobatan yang profesional sehingga pasien dapat

secara optimal menikmati hidupnya.

C. Rinitis Alergi

Rinitis alergi merupakan salah satu bentuk rinitis yang mekanismenya secara umum

melalui sistem imun, atau IgE secara khusus. Prevalensinya berkisar antara 10-15% dari

masyarakat. Penderitanya pun beragam, mulai dari usia anak hingga dewasa. Gejalanya

dapat berupa rinorea, hidung gatal, bersin dan hidung tersumbat. Terkadang disertai rasa

gatal di mata. Akibatnya, mengganggu kualitas hidup penderitanya. Seperti, gangguan

tidur, gangguan aktivitas, hingga absen dari sekolah atau pekerjaan. Berdasarkan lama

dan seringnya gejala rinitis dapat diklasifikasikan sebagai rinitis alergi intermiten atau

persisten. Dikatakan rinitis intermiten bila gejala berlangsung kurang dari empat hari per

minggu dan lamanya kurang dari empat minggu. Sedangkan rinitis persisten gejala

berlangsung lebih dari empat hari/ minggu dan lamanya lebih dari empat minggu.

Derajatnya dikatakan sedang atau berat bila gejalanya menggangu kualitas hidup

penderitanya. Yang perlu diwaspadai adalah komplikasi terjadinya sinusitis, polip hidung,

dan gangguan pendengaran.

Rinitis alergi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya asma. Sering pasien baru

datang ke dokter jika telah terjadi komplikasi. Dengan pengobatan yang baik, gejala

rinitis dapat terkontrol. Sehingga kualitas hidup penderitanya meningkat kembali dan

menjalani hidup layaknya orang normal.

17

Page 18: Makalah Mikrobiologi Ani

18

C. Alergi Obat

Seiring pertumbuhan obat-obat baru untuk tujuan diagnosis, terapi, dan pencegahan

penyakit maka terjadinya reaksi simpang obat pun meningkat. Reaksi simpang obat

didefinisikan sebagai respons yang tidak diinginkan pada pemberian obat dalam dosis

terapi, diagnosis, dan profilaksis. Reaksi alergi obat adalah reaksi simpang obat yang

mekanismenya melalui reaksi imunologis. Kejadian reaksi alergi obat diperkirakan 6-10%

dari reaksi simpang obat. Dalam praktek tidak mudah menentukan sistem imun terlibat.

Banyak kejadian yang gejalanya mirip atau serupa dengan gejala alergi, tetapi

mekanismenya bukan alergi seperti sesak napas atau angioderma karena aspirin atau anti

inflamasi non steroid (AINS), maka diperkenalkan istilah hipersensitivitas obat.

Alergi obat perlu dipahami oleh tenaga kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan

pemberian obat. Hal ini terkait dengan masalah mediko-legal, terutama bila kejadiannya

dianggap merugikan pasien, sehingga pasien atau keluarganya dapat menuntut dokter,

petugas kesehatan lain atau rumah sakit.

Gejala alergi obat sangat bervariasi. Gejala paling sering adalah gejala kulit, mulai dari

eritema, urtikaria, pruritus, angioedema, vesikula, bula hingga kulit melepuh. Gejala lain

yang lebih jarang, misalnya sesak nafas, pusing hingga pingsan, seperti pada anafilaksis.

Dapat juga terjadi anemia, gangguan fungsi hati atau ginjal.

Komplikasi alergi obat yang paling berbahaya adalah anafilaksis, disusul dengan Steven

Johnson Syndrome, nekrosis epidermal toksik, dan Drug Rash Eosinophilia and Systemic

Symptoms (DRESS).

Klinik Alergi RS Medistra memberikan pelayanan penyuluhan bagi pasien untuk

menghindari terjadinya reaksi alergi obat di masa mendatang, mengobati reaksi alergi

obat yang terjadi, dan uji diagnosis alergi obat.

Tes Kulit. Sebenarnya hanya sedikit jenis obat yang dapat dipakai untuk tes kulit. Hal ini

dikarenakan obat setelah masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme. Hasil

18

Page 19: Makalah Mikrobiologi Ani

19

metabolisme atau metabolit umumnya belum diketahui kecuali penisilin. Selanjutnya

metabolit akan berikatan dengan protein tubuh, untuk kemudian menimbulkan reaksi

alergi.

Tes kulit obat-obat lainnya belum pernah divalidasi, sehingga hasilnya kurang dapat

dipercaya. Sebagai contoh, hasil tes kulit terhadap cefalosporin negatif tetapi sewaktu

diberikan, pasien mengalami anafilaksis. Ada dua jenis tes kulit untuk alergi obat, yaitu

tes tusuk, dan intra kutan untuk reaksi alergi obat fase cepat dan tes tempel untuk reaksi

alergi obat fase lambat. Tetapi kembali lagi kedua tes di atas tidak dapat dipercaya

sepenuhnya.

Tes Provokasi Obat. Tes ini merupakan baku emas untuk menentukan adanya reaksi alergi

obat. Karena dapat menyebabkan reaksi yang serius, tes ini hanya boleh dilakukan oleh

dokter yang ahli dalam bidang ini dan dilakukan di rumah sakit.

Tes Laboratorium. Sampai sejauh ini baru dalam tahap penelitian dan hanya terhadap obat

yang terbatas. Seperti halnya tes lain, tes invitro ini lebih spesifik tetapi tidak sensitif.

Sehingga banyak negatif palsu. Yang paling penting dalam reaksi alergi obat adalah

pencegahan. Jadi dalam memberikan obat indikasi pemberian harus tepat, kemudian

dipastikan tidak pernah mengalami reaksi alergi obat yang akan diberikan. Selanjutnya

selalu waspada dan siap bertindak bila terjadi alergi obat.

D. Urtikaria dan Angioderma

Urtikaria ditandai kelainan kulit berupa bentol, kemerahan, dan gatal. Dikatakan urtikaria

akut jika gejala berlangsung kurang dari enam minggu dan sebabnya jelas. Sedangkan

urtikaria kronik jika gejala berlangsung lebih dari enam minggu, bahkan bisa sampai 20

tahun. Umumnya pasien yang datang ke poli alergi adalah urtikaria kronik.

Umumnya pasien telah lama berobat ke berbagai dokter baik umum maupun spesialis,

sehingga pasien merasa jengkel karena urtikarianya tidak sembuh-sembuh. Sebagian besar

urtikaria kronik penyebabnya tidak diketahui sehingga pengobatan bisa berlangsung lama.

19

Page 20: Makalah Mikrobiologi Ani

20

Bila sebabnya diketahui, mungkin gejalanya dapat dihilangkan. Angioderma menyerupai

urtikaria, tetapi mengenai jaringan kulit yang lebih dalam. Gejala sering tidak gatal tetapi

terasa sakit. Umumnya mengenai mukosa mata, bibir atau kemaluan. Bila mengenai

daerah trakea atau bronkus, seperti pada reaksi anafilaksis dapat membahayakan nyawa

pasien.

E. Lupus Eritematosus Sistemik (LES)

LES merupakan salah satu penyakit autoimun. Karena bersifat sistemik, auto-antibodi

menyerang beberapa organ, baik secara bersamaan atau berurutan. Radang sendi

merupakan gejala yang tersering, tetapi demam yang berkepanjangan juga merupakan

salah satu gejala lupus. Gejala seperti kemerahan di wajah, sariawan, anemia, lekopeni

atau trambositopeni merupakan petunjuk ke arah LES. Proteinuria dan hematuria sampai

kepada efusi pleura atau perikard tidak jarang dijumpai. Kelainan neorologi atau psikitrik

dapat disebabkan LES. Makin dini diagnosis, dan makin cepat diobati, diharapkan

komplikasi yang serius dapat dihindari.

F. Penyakit Imunodefisiensi

Penyakit imunodefisiensi bisa didapat sejak lahir, atau setelah dewasa. Berbagai penyakit

atau keadaan seperti pemakaian obat dapat menyebabkan imunodefisiensi. Infeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyebab imunodefisiensi yang

dikenal dengan AIDS. Umumnya pasien datang dalam keadaan sudah lanjut karena infeksi

oportunistik, padahal semakin awal penyakit diketahui dan diobati semakin baik

prognosisnya. Penyakit-penyakit kronis lainnya seperti diabetes mellitus, gagal ginjal

kronis, sirosis hati, dan PPOK dapat menurunkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu,

meningkatkan daya tahan tubuh sangat diperlukan, agar terhindar dari bahaya penyakit

infeksi.

20

Page 21: Makalah Mikrobiologi Ani

21

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Ada satu hal yang harus diingat bahwa sistem imun sangatlah penting dalam tubuh manusia. Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri.

Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung, pepsin, dll). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh kita.

Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru.

B.Saran

Setelah mambaca makalah ini kami mengharapkan kita sebagai calon tenaga

kesehatan dapat memahami betul tentang sistem imunologi dan jenis penyakit yang dapat

menyerang tubuh manusia

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Makalah Mikrobiologi Ani

22

Radji Maksun.DR.2010.Imunologi dan virologi.Penerbit PT ISFI. Jakarta.

Sears w.Benjamin.20-6.Intisari mikrobiologi dan imunologi.penerbit:EGC.hal 71-78.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg (2008), Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23 hal. 121-146. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

22