Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

46
BAKTERI PADA TANAMAN Nata De Casava Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Mikrobiologi Oleh : Bangun Ambar Ekowati (1006572) Firman Rian Triyanto (1000205) Rere Garet (1000732) Tedy Tarudin (1000684) JURUSAN PENDIDIKAN teknologi agroindustri FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

description

mikrobiologi pengan

Transcript of Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Page 1: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

BAKTERI PADA TANAMAN

Nata De Casava

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar

Mikrobiologi

Oleh :

Bangun Ambar Ekowati (1006572)

Firman Rian Triyanto (1000205)

Rere Garet (1000732)

Tedy Tarudin (1000684)

JURUSAN PENDIDIKAN teknologi agroindustri

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010

Page 2: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

segala rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Dan tak lupa shalawat serta salam kita tunjukan kepada nabi kita

Muhammad SAW berserta keluarga sahabat dan para pengikutnya sampai akhir

zaman.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ai Nurhayati, M.SI.

sebagai dosen mata kuliah “Mikrobiologi” yang telah membimbing dan

membantu dalam menyelesaikan tugas ini, serta kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan masukan serta memberikan dukungan kepada kami.

Penyusunan makalah dengan judul “Bakteri ” ini dimaksudkan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak

kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.

Penyusun juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi institusi

pendidikan maupun pihak lainnya, khususnya bagi penyusun.

Bandung, Oktober 2010

Penyusun

Page 3: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

1.1 Latar belakang ..........................................................................................

1.2 rumusan masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan ......................................................................................................

1.4 Sistematika Penulisan ...............................................................................

BAB II ISI .....................................................................................................................

2.1 Bakteri ......................................................................................................

2.2 Peranan Bakteri dalam Kehidupan Sehari-Hari di Bidan Agroindustri .....

2.3 Fermentasi ................................................................................................

2.4 Nata de Cassava .........................................................................................

2.5 Singkong ...................................................................................................

2.6 Cara Pengolahan Nata de Cassava ............................................................

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Nata de Cassava ............................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................

3.1 Penutup .....................................................................................................

3.2 Kesimpulan ...............................................................................................

3.3 Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir 4 abad yang lalu Antony van Leeuwenhoek menemukan adanya

mikroorganisme. Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya,

kerusakkan dan adapula yang menguntungkan. Mikroorganisme terdiri dari

bakteri, virus, fungi, alga, dan protozoa.

Salah satu mikroorganisme yang akan kita angkat yaitu bakteri. Bakteri

adalah mikroorganisme bersel tunggal, yang tidak terlihat oleh mata, tetapi

dengan bantuan mikroskop. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya

dengan mahluk hidup yang lain.

Tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berinteraksi

dengan bakteri. Baik itu bakteri yang menguntungkan maupun yang

merugikan. Bakteri yang menguntungkan, salah satu caranya yaitu dengan

cara fermentasi. Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara

modern. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab

fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Sebagai contoh makanan hasil

fermentasi adalah nata de coco dari kelapa, nata de cassava dari tapioka, nata

de pina dari nanas, dan lain-lainnya.

Salah satu kreasi dari hasil olahan nata/ produk nata yang merupakan

makanan hasil fermentasi adalah nata de cassava. Nata de cassava adalah nata

yang dihasilkan dari limbah padat singkong/ ketela pohon/ ubi kayu. Selama

ini orang hanya memanfaatkan daging singkong sebagai bahan pangan, namun

limbahnya tidak diolah kembali. Bagi kebanyakan orang limbah tapioka

hanyalah sampah dan polutan yang mencemari lingkungan. Limbah tapioka

oleh para petani hanya digunakan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu

saja ke sungai atau parit-parit. Hal tersebut dapat membahayakan lingkungan

karena dapat merubah kandungan oksigen di air menjadi berkurang.

Page 5: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Dengan inovasi teknologi yang diterapkan, limbah tapioka ini dapat diolah

lebih lanjut dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan produk nata yang

berbahan dasar ampas singkong. Dimana Indonesia merupakan penghasil

singkong terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun). Sehingga untuk

ketersediaan bahan baku, nata dari ampas singkong ini tidak akan menjadi

masalah. Seperti nata de coco, yang selama ini telah beredar di pasaran dan

banyak digemari masyarakat, diharapkan produk nata dari ampas singkong ini

dapat menjadi sumber alternative bahan pangan untuk masyarakat dengan

penciptaan nilai tambah pada limbah tapioca yang sangat berlimpah daripada

hanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau hanya digunakan sebagai pakan

ternak saja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah:

a. Bagaimanakah cara memanfaatkan bakteri pada tumbuhan?

b. Dapatkah limbah tapioka dijadikan alternatif lain dalam pembuatan nata?

c. Bagaimanakah proses pembuatan nata dari limbah tapioka ?

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

a. Memanfaatkan limbah tapioka menjadi nata.

b. Untuk mengetahui dapatkah limbah tapioka dijadikan sebagai alternatif

lain dalam pembuatan nata.

c. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan nata menggunakan

limbah tapioka.

Page 6: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini kami membagi sistematika penulisannya

dalam 3 (tiga) BAB yaitu sebagai berikut:

BAB I yaitu mengenai Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan, dan bagian terakhir dari bab ini adalah Sistematika

Penulisan.

BAB II yaitu Isi yang mencakup beberapa subjudul yaitu Bakteri, Peranan

Bakteri dalam Kehidupan Sehari-hari, Fermentasi, Nata de Cassava,

Singkong, dan Cara Pengolahan Nata de Cassava serta Kelebihan dan

Kekurangan Nata De Cassava.

BAB III yaitu mengenai Penutupan yang mencakup Kesimpulan dari makalah

yang telah dibuat dan Saran.

Page 7: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

BAB II

ISI

2.1 Bakteri

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok

terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan

kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif

sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti

mitokondria dan kloroplas.

Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka

tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari

organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka

kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau

0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding

sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda

(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda

dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

a) Sejarah

Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674

dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium

diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari

kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".

b) Struktur sel

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada

umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur

bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan

menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada

perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel

yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic.

Page 8: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida -

terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada

periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik). Lihatlah pada

lamiran gambar, Gambar-1 Struktur sel prokariota.

Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan

fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa

bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan

bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki

kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan,

vakuola gas dan magnetosom.

Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka

mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.

c) Morfologi/bentuk bakteri

Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar,

yaitu:

Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan

mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:

o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua

o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar

o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus

o Staphylococcus, jika bergerombol

o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,

dan mempunyai variasi sebagai berikut:

o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai

variasi sebagai berikut:

o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran

Page 9: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,

medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran

bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih

muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua. Lihatlah pada

lampiran gambar, Gambar —2 Berbagai bentuk tubuh bakteri.

d) Alat gerak bakteri

Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua

bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang

ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki

flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan

panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah

flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

Atrik, tidak mempunyai flagel.

Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.

Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.

Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.

Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

Lihatlah pada lampiran gambar, Gambar – 3 alat gerak bakteri: A-Monotrik;

B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;

Page 10: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

e) Pengaruh lingkungan terhadap bakteri

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan

reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.

Suhu

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C,

dengan suhu optimum 15 °C.

Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C,

dengan suhu optimum 25° – 40 °C.

Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara

40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C

Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam

sumber air panas bersuhu 93° – 500 °C.

Kelembapan

Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-

kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan

metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya

cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet

dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat

menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya

terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan

bahan makanan.

Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi,

kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang

aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat

Page 11: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang

disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang

sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap

keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri

aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh

menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri

atau pada salah satu ujungnya.

2.2 Peranan Bakteri dalam Kehidupan Sehari-hari di Bidang Agroindustri

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, kita sering kali berinteraksi

dengan bakteri. Baik itu bakteri yang menguntungkan maupun bakteri yang

merugikan. Dalam bidang agroindustri juga kita menemukan bakteri yang

dapat menguntungkan dalam pengolahan pangan dan bakteri yang merugikan.

A. Bakteri yang Menguntungkan dalam Bidang Agroindustri

1. Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-

sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein,

karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan

senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan

bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini

bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.

2. Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun

senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah.

Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:

Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan

nitritasi.

Page 12: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Reaksi nitritasi

Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya

dinamakan nitratasi.

Reaksi nitratasi

Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena

menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi

sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang

berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di

permukaan air menjadi berlimpah.

3. Bakteri fiksasi nitrogen

Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari

udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh

tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri

tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok

bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang

hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum,

Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen

yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium

leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil

akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan

sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar

tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain

Page 13: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri

dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama

sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar

melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong

hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah

kesuburan tanah.

4. Bakteri pembusuk di usus

Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi

membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12,

dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ

pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu

mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga

dapat diserap oleh dinding usus.

5. Bakteri fermentasi

Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:

No.Nama produk atau

makananBahan baku Bakteri yang berperan

1. Yoghurt susuLactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophilus

2. Mentega susu Streptococcus lactis

3. Terasi ikan Lactobacillus sp.

4. Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.

5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae

6. Kefir susuLactobacillus bulgaricus dan

Srteptococcus lactis

Page 14: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

7. Nata de cassava Tapioka Acetobacter xylinum

6. Bakteri penghasil antibiotik

Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan

mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa

bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

Bacillus brevis , menghasilkan terotrisin

Bacillus subtilis , menghasilkan basitrasin

Bacillus polymyxa , menghasilkan polimixin

7. Bakteri di bidang bioteknologi

Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia

colie).

Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya

Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada

pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan

Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.

Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu

Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman

kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.

Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang

berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan

tanaman.

Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil

antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif,

Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram

positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk

pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan

Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.

Page 15: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium

acetobutylicum

Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga

menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya

methanobacterium

Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam

bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang

disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.

8. Bakteri endofit

Bakteri endofit merupakan sumber keanekaragaman genetik yang kaya

dan dapat diandalkan, dengan sumber berbagai jenis baru yang belum

dideskripsikan (Prasetyoputri & Ines, 2006). Bakteri endofit pertama kali

dilaporkan oleh Darnel et al pada tahun 1904. Sejak itu, definisi mikroba

endofit telah disepakati sebagai mikroba yang hidup di dalam jaringan internal

tumbuhan hidup tanpa menyebabkan efek negatif langsung yang nyata. Sifat

mikroba endofit yang tidak berdampak negatif pada jaringan tumbuhan

menunjukkan kemungkinan adanya hubungan simbiosis mutualisme antara

mikroba endofit dan inangnya (Stone et al, dalam Strobel & Daisy, 2003).

Mikroorganisme disebut sebagai endofit jika berada dalam tubuh

tumbuhan setidaknya satu bagian dari siklus hidupnya, sehingga

mikroorganisme ini tidak hanya numpang lewat atau menyebabkan penyakit

(patogen). Mikroba endofit yang umum ditemukan adalah berupa bakteri dan

jamur namun jamur lebih sering diisolasikan. Beberapa pihak bahkan

berspekulasi bahwa masih dimungkinkan adanya beberapa jenis bakteri

endofit lain, seperti ricketsia, dan archaebacteria. Karena tumbuh dalam

jaringan tanaman, dimana tanaman yang satu tentunya berbeda dengan

tanaman lainnya, maka tempat hidup bakteri sangat unik sifatnya. Bahkan,

fisiologi tumbuhan tinggi termasuk yang berasal dari spesies yang sama akan

beda di lingkungan yang berbeda. Karena itu keanekaragaman bakteri endofit

sangatlah tinggi. Berdasarkan pertimbangan tersebut endofit dapat menjadi

sumber berbagai metabolit sekunder baru yang berpotensi untuk

Page 16: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

dikembangkan dalam bidang medis, pertanian, dan industri (Prasetyoputri &

Ines, 2006).

Tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa bakteri endofit yang

mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga

sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (genetic recombination) dari

tanaman inangnya ke dalam bakteri endofit sepanjang waktu evolusinya (Tan

& Zhou, 2001 dalam Radji, 2005). Sejumlah mikroba endofit yang telah

berhasil diisolasi dari bagian dalam beberapa tanaman pangan, yaitu pada

tanaman padi, jagung, sorgum dan tebu (James dan Olivares, 1996). Ada

beberapa bakteri penghasil hormon IAA yang terdapat pada tanaman tertentu

dan menghasilkan fitohormon yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman

tersebut (Hoflich, 1995 dalam Aryantha, 2005). Tumbuhan yang telah diteliti

bakteri endofitnya masih sedikit. Oleh karena itu, masih ada banyak

kesempatan untuk menemukan berbagai jenis, taksa endofit baru

(Prasetyoputri & Ines, 2006).

Bakteri endofit dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang

langka dan penting bagi tumbuhan inangnya, maka kebutuhan untuk

menumbuhkan tumbuhan yang masa hidupnya panjang dan mungkin termasuk

langka akan berkurang dan keanekaragaman hayati dunia juga terlindungi.

Bakteri digunakan sebagai sumber suatu produk hayati akan memudahkan

proses dan mengurangi biaya produksi, sehingga pada akhirnya menghasilkan

produk dengan harga lebih murah (Tan & Zhou, 2001 dalam Radji, 2005).

Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder

sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan

dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder (Radji, 2005).

Banyak penelitian yang mempelajari tentang kemampuan mikroba endofit

berada di dalam tumbuhan dan hubungannya dengan inang. Endofit ini di

dalam tanaman berada di ruang antarsel. Endofit awalnya, ada di luar tubuh

tanaman yang kemudian masuk jika terjadi luka pada tanaman. Jika sudah

berada dalam tanaman, endofit akan menetap. Endofit berkembang biak di

dalam tanaman tanpa menyebabkan penyakit bagi tanaman inangnya. Belum

Page 17: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

ada penelitian khusus tentang cara metabolisme bakteri endofit dan

kemampuan bakteri endofit menetap selamanya di tanaman. Masih belum ada

penelitian yang membuktikan apakah endofit memiliki spesifikasi tertentu,

misalnya apakah satu endofit selalu muncul pada jenis tumbuhan yang sama di

tempat yang berbeda. Banyak faktor luar seperti curah hujan dan polusi yang

mempengaruhi populasi endofit dalam tanaman (Prasetyoputri & Ines, 2006).

9. Bakteri penghasil auksin

Kelompok bakteri yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman secara

langsung adalah kelompok penghasil zat pengatur tumbuh. Kelompok ini

berperan penting pada pertanian di wilayah tropis. Azospirillum mempunyai

kemampuan menambat nitrogen baik sebagai mikroorganisme yang hidup

bebas atau berasosiasi dengan perakaran tanaman pangan seperti padi dan

jagung (Dobereiner & Day, 1976). Beberapa strain bakteri dari genus

Azospirillum memiliki kemampuan phytostimulatori (merangsang

pertumbuhan tanaman). Hal ini disebabkan karena bakteri tersebut mampu

memproduksi fitohormon, yaitu IAA (Lestari et al., 2007).

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa respon tanaman yang

disebabkan oleh adanya faktor lain selain fiksasi N2 diantaranya adalah

pengaruh hormon yang mampu mengubah metabolisme dan pertumbuhan

tanaman (Lestari et al, 2007). Strain-strain Azospirillum yang mampu

memproduksi IAA tinggi dalam kulturnya sangat mempengaruhi morfologi

tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar tanaman dan dapat memodifikasi

proses pertumbuhan inang (Jain & Patriquin 1985 dalam Lestari et al., 2007).

Azospirillum ini dapat tumbuh pada media yang memiliki komposisi seperti

triptofan (Akbari et al., 2007).

Azospirillum mampu meningkatkan hasil panen tanaman pada berbagai

jenis tanah dan iklim dan menurunkan kebutuhan pupuk nitrogen sampai 35%.

Inokulasi Azospirillum lipoferum pada tanaman jagung menyebabkan

peningkatan hasil panen sekitar 10%. Di samping itu, Azospirillum dapat

Page 18: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

meningkatkan jumlah serabut akar padi, tinggi tanaman, dan menambah

konsentrasi fitohormon asam indol asetat (AIA) dan asam indol butirat (AIB)

bebas di daerah perakaran. Azospirillum Brasilense memberi pengaruh

terhadap perkembangan akar gandum (Bottini et al, 1989; Okon et al, 1988;

Barbieri et al, 1986; Barbieri & Galli, 1993 dalam Lestari et al, 2007).

Azospirillum yang menghasilkan IAA mampu mempercepat pertumbuhan

tanaman, perkembangan akar lateral, merangsang kerapatan dan panjang

rambut akar, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan serapan hara pada

tanaman padi sehingga meningkatkan tinggi tanaman padi dan menjadikan

bakteri ini berfungsi sebagai pupuk bakteri (Lestari et al, 2007).

Beberapa mikroorganisme tanah yang menghasilkan IAA seperti

Azospirillum sp., Enterobacter sp., Azotobacter sp., Klebsiella sp., Alcaligenes

faecalis, Azoarcus sp., Serratia sp., Cyanobacteria dan bakteri sulfur dapat

mendorong pertumbuhan tanaman (Rubio et al, 2000). Azotobacter

chroococcum, A. vinelandii dan A. paspali mampu menghasilkan auksin

(Azcon & Barea, 1975). Efek Azotobacter dalam meningkatkan biomassa akar

disebabkan oleh penghasilan asam indol asetat di daerah perakaran. Hal ini

didukung bukti bahwa eksudat akar mengandung triptofan atau senyawa

serupa yang dapat digunakan oleh mikroorganisme tanah untuk memproduksi

asam indol asetat (Dewan & Subba Rao, 1979). Bakteri tersebut dapat

diisolasi dari akar padi. Identifikasi dengan menggunakan metode kalorimeter,

densitomery dan bioassays dapat mengidentifikasi bakteri penghasil hormon

IAA (Rubio et al, 2000). Bakteri endofit penghasil IAA yang berhasil diisolasi

dari akar tanaman adalah Agrobacterium tumafaciens dan Azotobacter

vinelandii (Khan & Sharon, 2008).

B. Bakteri yang Merugikan dalam kehidupan Sehari-hari di Bidang

Agroindustri

1. Bakteri perusak makanan

Page 19: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah

makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun).

Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:

Clostridium botulinum , menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat

pada makanan kalengan

Pseudomonas cocovenenans , menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada

tempe bongkrek

Leuconostoc mesenteroides , penyebab pelendiran makanan

2. Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi,

yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak

yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang

menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan

Pseudomonas denitrificans.

3. Bakteri patogen

Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada

manusia, hewan dan tumbuhan.

Bakteri penyebab penyakit pada manusia:

No

.Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Salmonella typhosa Tifus

2. Shigella dysenteriae Disentri basiler

3. Vibrio comma Kolera

4. Haemophilus influenza Influensa

5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru)

6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru

Page 20: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

7. Clostridium tetani Tetanus

8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak)

9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing nanah)

10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja singa

11. Mycobacterium leprae Lepra (kusta)

12. Treponema pertenue Puru atau patek

Bakteri penyebab penyakit pada hewan:

No

.Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Brucella abortus Brucellosis pada sapi

2. Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi (radang payudara)

3. Bacillus anthracis Antraks

4. Actinomyces bovis Bengkak rahang pada sapi

5. Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan

Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:

No

.Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi

2. Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis

3. Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terung-terungan

4. Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-buahan

5. Agrobacterium tumafaciens Penyebab tumor pada tumbuhan

Page 21: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

2.3 Fermentasi

Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern.

Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi

pada substratborganik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat

menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahn

kandungan-kandungan bahan pangan tersebut. Jika cara-cara pengawetan

pangan yang lainya misalnya pemanasan, pendinginan, pengeringan dan lain-

lain ditunjukkan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi

sebaliknya, yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan

metabolismenya di dalam makanan. Tetapi jenis mikroba yang digunakan

sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang dikehendaki.

Beberapa contoh makanan hasil fermentasi adalah tempe, tauco, dan kecap

yang dibuat daari kedelai, nata de coco dari kelapa, nata de pina dari nanas,

nata de cassava dari tapioka, dan lain-lain,

Produk nata merupakan produk fermentasi yang memanfaatkan

keberadaan mikroba dalam proses produksinya. Mikroba yang digunakan

adalah bakteri nata (Acetobacter xylinum). Ketangguhan bakteri nata dalam

proses fermentasi merupakan salah satu faktor untuk menghasilkan nata

dengan ketebalan yang optimal. Pada dasarnya bakteri merupakan makhluk

hidup yang membutuhkan asupan energi untuk melakukan aktivitasnya dan

faktor lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan

bakteri nata.

Fermentasi khususnya dalam pembuatan nata de cassava melibatkan

Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum yang termasuk genus Acetobacter

yang mempunyai ciri antara lain berbentuk batang, gram negatif, bersifat

aerobik dan merupakan asam asetat. Lihatlah pada lampiran gambar,

Gambar- 4 Acetobacter xylinum

Adapun klasifikasi dari Acetobacter xylinum adalah:

Page 22: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Divisi : Protophyta

Class : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Acetobacter

Spesies : Acetobacter xylinum

Acetobacter xylinum ini memiliki sifat yang unik, yaitu bila ditambahkan

pada medium gula akan membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan

“Selulosa ekstraselluler”. Selain itu mempunyai aktivitas oksidasi lanjutan

atau “over oxydizer”, yaitu mampu mengoksidasi lebih lanjut asam asetat

menjadi CO2 dan H2O.

Bioteknologi khususnya fermemntasi (produksi nata de cassava)

merupakan salah satu bentuk peran biotek khususnya dibidang pertanian,

terutama pemanfaatan limbah tumbuhan (limbah padat singkong) menjadi

bentuk produk yang bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk alternatif

sumber pangan.

2.4 Nata de Cassava

Nata adalah suatu produk olahan makanan yang berupa padatan yang

kenyal (jelly) yang berasal dari endapan yang disaringkan. Bahan baku yang

sering digunakan dalam pembuatan nata adalah air kelapa yang nanti hasilnya

adalah nata de coco. Proses pembuatan nata cukup mudah dan tidak

memerlukan biaya yang besar.

Salah satu kreasi dari hasil olahan nata/ produk nata adalah nata de

cassava. Nata de cassava adalah nata yang dihasilkan dari limbah padat

singkong/ ketela pohon. Dengan menggunakan singkong sebagai bahan

utamanya, maka dapat meningkatkan kegunaan limbah padat (ampas)

singkong yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak menjadi suatu

produk olahan yang bernilai gizi tinggi dan juga bernilai jual tinggi. Dengan

menggunakan bahan baku singkong ini, maka para perajin singkong dapat

meningkatkan penghasilannya dengan cara memanfaatkan limbah padatnya

Page 23: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

menjadi sesuatu yang lebih berharga. Air singkong dapat menjadi bahan

alternatif pengganti air kelapa yang sekarang ini jumlahnya terbatas dan belum

mampu memenuhi seluruh permintaan pasar nata.

Nata merupakan produk fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang

berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat pada substrat

(umumnya air kelapa tetapi dapat pula dari bahan lain) menjadi pelikel

selulosa. Nata ini kandungan utamanya adalah air dan serat sehingga baik

untuk diet dan sering digunakan dalam pembuatan dessert atau sebagai

tambahan substansi pada koktail, es krim dan sebagainya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pembuatan nata di antaranya adalah bakteri, gula dan

nitrogen, selain itu harus pula diperhatikan suhu dan pH serta jangan

tergoyang agar pembentukan pelikel berlangsung baik.

Bakteri Acetobacter xylinum adalah bekteri Gram negatif yang dapat

mensintesis selulosa dari fruktosa. Selulosa ini memiliki pori melintang pada

kristal mini glukan yang kemudian terkoalisi ke dalam mikrofibril. Cluster

mikrofibril yang ada dalam struktur senyawa yang terbentuk seperti pita-pita

dapat diamati secara langsung dengan menggunakan mikroskop. Acetobacter

xylinum merupakan suatu model sistem untuk mempelajari enzim dan gen

yang terlibat dalam biosintesis selulosa. Jumlah inokulum yang diberikan 10 –

20 % dari bakteri umur 6 hari.

Pembuatan nata pada prinsipnya adalah pembentukan selulosa sintesis

melalui fermentasi gula oleh bakteri Acetobacter xylinum. Semua organisme

untuk hidup membutuhkan sumber energi, energi diperoleh dari metabolisme

bahan pangan dimana organisme hidup didalamnya. Bahan baku yang paling

banyak digunakan oleh mikroba adalah glukosa. Dengan adanya oksigen

beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air,

karbondioksida dan sejumlah besar Adenin Tri Posfat (ATP) yang digunakan

untuk tumbuh (Winarno, 2002).

Page 24: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Setiap satu kilogram ampas singkong, setelah diproduksi menjadi lima

kilogram lembaran nata. Selain bernilai ekonomis, produk nata dari singkong

baik untuk kesehatan. Produk nata yang dihasilkan berserat tinggi, sehingga

dapat membantu melancarkan pencernaan. Namun, pembuatan nata ini

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hidrolisis karbohidrat menjadi

gula melalui proses fermentasi. Produk nata dari singkong ini mengandung

gula 5-7 % sehingga tidak diperlukan penambahan gula kembali. Selama ini

pembuatan nata de coco masih membutuhkan penambahan gula, sehingga

untuk skala produksi nata dari ampas singkong ini lebih ekonomis dan efisien.

Selain itu nata yang dihasilkan lebih kenyal, tebal dan lebih putih.

Upaya pengolahan ampas singkong menjadi suatu makanan bernilai gizi

ini dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan oleh limbah atau

proses samping dari singkong yang selama ini hanya dimanfaatkan oleh petani

sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja ke sungai atau parit. Selain itu

upaya pengelolaan ampas singkong ini dapat menghasilkan produk makanan

yang benilai gizi bagi masyarakat.

2.5 Singkong

Singkong atau tapioka merupakan bahan pangan yang banyak diproduksi

di Indonesia. Indonesia termasuk sebagai negara penghasil ubi kayu terbesar

ketiga (13.300.000 ton) setelah Brazil (25.554.000 ton), Thailand (13.500.000

ton) serta disusul negara-negara seperti Nigeria (11.000.000 ton), India

(6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton per tahun.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Page 25: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Upafamili: Crotonoideae

Bangsa: Manihoteae

Genus: Manihot

Spesies: M. esculenta

Nama binomial: Manihote sculenta Crantz

Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik

rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis

singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-

kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari

pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap

akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.

Kandungan nutrisi pada singkong ( per 100 gram )

Kalori 146 kal Air 62,5 gram Phosphor 40 mg

Karbohidrat 34 gram Kalsium 33 mg Vitamin C 30 mg

Protein 1,2 gram Besi 0,7 mg Lemak 0,3 gram

Vitamin B1 0,06 mg

Berat dapat dimakan 75 gram.

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun

sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun

singkong karena mengandung asam amino metionin. Dari proses pengolahan

singkong menjadi tepung tapioka, dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau

sekitar 75% dari bahan mentahnya.

Page 26: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Secara ringkas proses pembuatan tepung tapioka dalam skala industri

dapat dijelaskan pada bagan berikut :

Proses produksi tepung tapioka dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut :

Tahap I : Singkong segar (maksimal 2 hari setelah panen) dimasukkan ke

dalam mesin pengupas kulit.

Tahap II : Singkong yang telah dikupas dibersihkan dalam mesin pembersih

untuk memisahkan dari kotoran-kotoran yang melekat.

Tahap III : Singkong yang telah bersih diparut atau dihancurkan dengan

mesin penghancur.

Tahap IV : Hasil pemarutan dicampur dengan air dan diaduk dalam sebuah

mesin pengaduk.

Tahap V : Hasil adukan diperas untuk memisahkan pati dengan ampasnya.

Page 27: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Tahap VI : Pati yang bercampur air diendapkan untuk memisahkan cairan pati

yang kental dan berat dengan cairan yang ringan atau air limbah.

Tahap VII : Cairan pati kental dan berat tersebut kemudian dimasukkan ke

dalam tangki pati dan ditambahkan sulfur (belerang) agar hasil produksinya

bersih dari kotoran.

Tahap VIII : Dari tangki pati cairan tersebut selanjutnya dikeringkan menjadi

tepung. Hasil pengeringan ini masih berupa gumpalan tepung kasar, yang

kemudian diayak untuk mendapatkan tepung tapioka yang halus sebagai

produk jadi.

Tahap IX : Pada tahap yang paling akhir, tepung tapioka dimasukkan ke

dalam karung plastik dan diangkut dengan mesin khusus dan selanjutnya

disimpan dalam gudang sebelum di jual.

Dalam proses produksi tersebut dihasilkan tiga jenis limbah, yaitu :

1. Kulit singkong, limbah ini tidak memiliki nilai ekonomi akan tetapi dapat

dimanfaatkan untuk bahan kompos oleh penduduk yang ada di sekitarnya.

2. Ampas singkong (onggok), merupakan ampas basah hasil pemisahan dengan

pati. Ampas ini mempumyai nilai ekonomi dengan harga basah sekitar Rp 40

000/ton) dan dapat digunakan untuk pakan ternak dan pabrik asam sitrat.

3. Air limbah cair, yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang karena

mengandung sianida yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Selama ini orang hanya memanfaatkan daging singkong sebagai bahan

pangan, namun limbahnya tidak diolah kembali. Bagi kebanyakan orang

limbah tapioka hanyalah sampah dan polutan yang mencemari lingkungan.

Limbah tapioka oleh para petani hanya digunakan sebagai pakan ternak atau

dibuang begitu saja ke sungai atau parit-parit. Hal tersebut dapat

membahayakan lingkungan karena dapat merubah kandungan oksigen di air

menjadi berkurang.

Dengan inovasi teknologi yang diterapkan, limbah tapioka ini dapat diolah

lebih lanjut dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan produk nata yang

Page 28: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

berbahan dasar ampas singkong. Dimana Indonesia merupakan penghasil

singkong terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun). Sehingga untuk

ketersediaan bahan baku, nata dari ampas singkong ini tidak akan menjadi

masalah. Seperti nata de coco, yang selama ini telah beredar di pasaran dan

banyak digemari masyarakat, diharapkan produk nata dari ampas singkong ini

dapat menjadi sumber alternative bahan pangan untuk masyarakat dengan

penciptaan nilai tambah pada limbah tapioca yang sangat berlimpah daripada

hanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau hanya digunakan sebagai pakan

ternak saja.

2.6 Cara Pengolahan Nata de Cassava

Nata de Cassava dibuat dengan fermentasi bertingkat secara

mikrobiologis. Bahan baku yang digunakan dapat berupa singkong, limbah

padat maupun limbah cair. Pada limbah cair untuk pembuatan nata dapat

langsung ditambahkan sedikit gula dan stater Acetobacter xylinum karena

sudah mengandung gula (glukosa). Sedangkan untuk limbah padat

difermentasi terlebih dahulu dengan Kapang dan khamir selama 3 hari untuk

menghidrolisis pati pada onggok menjadi molekul lebih sederhana berupa gula

yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata oleh Acetobacter

xylinum.

Larutan yang telah mengandung kadar gula 5-7% sudah dapat digunakan

untuk fermentasi lebih lanjut menjadi nata de cassava selama 7 hari. Proses

pembuatan nata de cassava membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 8 hari

karena dibutuhkan waktu 1 hari untuk membuat air kelapa dari singkong dan 7

hari untuk proses fermentasi.

Cara pengolahan nata de cassava sebenarnya tak sulit. Hanya saja,

pengolahannya butuh proses selama tujuh hari. Hari pertama, limbah cair

tapioka direbus bersama dengan ampas singkong. Hari kedua, rebusan tersebut

disaring lalu dituang dalam nampan. Hari ketiga, bibit nata dicampurkan ke

dalamnya. Cairan fermentasi tersebut akan menjadi nata pada hari kelima atau

ketujuh. Lihatlah pada lampiran gambar, Gambar- 5 Nata de Cassava.

Page 29: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

Untuk penyajian Setelah nata dipotong-potong kecil sebaiknya direbus dua

kali dengan air yang berbeda. Tujuannya agar nata benar-benar bersih dan bau

bibit natanya hilang. Setelah itu, nata bisa segera direbus dengan air gula atau

dicampur dengan air sirop.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Nata De Cassava

Nata de Cassava, demikian nama yang mereka berikan terhadap nata

berbahan dasar limbah tapioka ini, juga memiliki beberapa kelebihan lain.

Pertama, prospek bisnisnya lebih bagus ketimbang nata yang terbuat dari

berbagai bahan baku lain. Sebab, Indonesia merupakan negara penghasil

singkong terbanyak ketiga di dunia setelah Brasil dan Thailand, dengan

kapasitas produksi 13,3 juta ton/tahun. Dengan demikian, bahan baku tersedia

secara melimpah dan murah.

Kedua, limbah tapioka yang selama ini hanya digunakan sebagai pakan

ternak, bahkan limbah cairnya mendatangkan dampak yang merugikan bagi

lingkungan, dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga memberi nilai

tambah baik dari segi ekonomis maupun lingkungan.

Ketiga, nata dari limbah tapioka hanya mampu bertahan seminggu setelah

dipanen. Tapi, bila disimpan dalam larutan gula, masa kadaluarsanya dapat

diperpanjang.

Keempat, Nata de Cassava memiliki citarasa yang mirip dengan Nata de

Coco, sehingga masa pengenalan produk tersebut di pasaran akan lebih cepat.

Bahkan Nata de cassava lebih kenyal, tebal, dan putih. Selain itu, juga dapat

menjadi pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan berbasis nata untuk

bekerja sama.

Kelima, Nata de cassava lebih kenyal karena kandungan serat/selulosa

yang lebih tinggi (dibuktikan dengan hasil uji laboratorium). (Russanti Lubis,

2009)

Selain memilik kelebihan yang begitu banyak, nata de cassava juga

memiliki beberapa kekurangan yaitu: Nata de cassava membutuhkan biaya

bahan bakar yang lebih tinggi daripada nata de coco karena nata de cassava

Page 30: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

harus direbus 2x. Rebusan pertama untuk membuat air kelapa dari singkong

dan rebusan kedua dengan penambahan Za (1 liter air singkong diberi 2 gram

Za) untuk membuat media nata de cassava. (Ardianzzz, 2010)

Page 31: Makalah Mikrobiologi ( Bakteri Pada Tanaman )

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Cara memanfaatkan bakteri pada tumbuhan yaitu dengan cara mengolah

hasil dari tumbuhan tersebut menjadi sebuah bahan pangan. Melalui

fermentasi yang dibantu dengan mikroba salah satunya bakteri, agar bahan

pangan tersebut dapat disimpan lebih lama.

Proses pembuatan nata dari limbah tapioka tidak jauh berbeda dengan

proses pembuatan nata dari kelapa. Hanya saja, pengolahannya butuh proses

selama tujuh hari. Hari pertama, limbah cair tapioka direbus bersama dengan

ampas singkong. Hari kedua, rebusan tersebut disaring lalu dituang dalam

nampan. Hari ketiga, bibit nata dicampurkan ke dalamnya. Cairan fermentasi

tersebut akan menjadi nata pada hari kelima atau ketujuh.

3.2 Saran

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, maka kami

menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut guna kelayakan untuk

dikonsumsi oleh masyarakat.