makalah leukimia

download makalah leukimia

If you can't read please download the document

description

makalah keperawatan anak dengan leukimia

Transcript of makalah leukimia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKIMIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKEMIA

DAN REUMATOID HEART DISEASE

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK: 3

NAMA ANGGOTA:

Alqna miftasyah

Elba habiburrahma

Nidya okdwiana

Nur asri wulan dari

Roy yini

KELAS: 2. AB

D\OSEN PEMBIMBING: ANTARINI INDRIANSARI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBNG

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Leukemia dan Rematoid heart Desease Pada Anak, yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Keperawatan Anak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini, demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Palembang, 28 oktober 2015

Penyusun

I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1.latar belakang................................................................................................................1

1.2 rumusan masalah............................................................................................................1

1.3 manfaat penulisan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN LEUKEMIA

2.1. Pengertian....................................................................................................................3

2.2. Etiologi.........................................................................................................................3

2.3. Gambaran klinis............................................................................................................4

2.4 Insiden...........................................................................................................................4

2.5 Patofisiologi...................................................................................................................4

2.6 Pemeriksaan laboratorium............................................................................................5

2.7 Penatalaksanaan medis.................................................................................................6

Konsep dasar keperawatan leukemia..................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN REUMATOID HEART DISEASE

3.1 Definisi........................................................................................................................17

3.2 Etiologi.........................................................................................................................17

3.3 Komplikasi..................................................................................................................18

3.4 Patofisiologi.................................................................................................................18

3.5 Prognosis.....................................................................................................................19

3.6 Klasifikasi...................................................................................................................19

3.7 Manifestasi klinis........................................................................................................20

3.8 Diagnosis banding.......................................................................................................21

3.9 Pemeriksaan diagnose................................................................................................22

3.10 Penatalaksanaan.......................................................................................................22

3.11 Pencegahan .............................................................................................................22

Konsep dasar keperawatan REUMATOID HEART DISEASE...24

KESIMPULAN.................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................33

II

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGLEUKEMIA

Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh sel darah putih. Proses terjadinya leukemia adalah ketika seldarah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol dan mengganggupembelahan sel darah normal. Di Indonesia kasus leukemia sebanyak 7000 kasus/tahun dengan angkakematian mencapai 83,6 % (Herningtyas, 2004). Data dari International CancerParent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120 anak yang mengidap kanker dan 60 % diantaranya disebabkan oleh leukemia(Sindo, 2007). Proses terjadinya leukemia adalah ketika seldarah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol dan mengganggupembelahan sel darah normal. Di Indonesia kasus leukemia sebanyak 7000 kasus/tahun dengan angkakematian mencapai 83,6 % (Herningtyas, 2004). Data dari International CancerParent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat120 anak yang mengidap kanker dan 60 % diantaranya disebabkan oleh leukemia(Sindo, 2007). Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian di AmerikaSerikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1971 (Katrin, 1997).Di Amerika Serikat setiap 4 menitnya seseorang terdiagnosa menderita leukemia.

REUMATOID HEART DISEASE

Kejadian demam rematik / penyakit jantung rematik rendah di Amerika Serikat dan egara-negara maju paling lainnya. Namun, terus menjadi penyebab utama kematian kardiovaskular selama lima egara pertama kehidupan di egara berkembang. Insidensi dan prevalensi penyakit jantung rematik pada 8 Rumah Sakit pendidikan Indonesia tahun1983-1985: kasus demam rematik dan jantung rematik rata-rata3,44% dariseluruh jumlah penderita yang dirawat. WHO memperkirakan demam rematik dan jantung rematik 25-40% darisemua penderita penyakitjantung yang dirawat di egara berkembang. Sedangkan menurut data RSUP dr. Sardjito tahun 1993: penyakit jantung rematik 8,3% dari seluruh kelainan jantung.

1

RUMUSAN MASALAH

1.2.1 . LEUKEMIA

Apa pengertian dari leukemia ?Apa etiologi dri leukemia ?Apa fatofisologi leukemia ? Bagaimana gambaran klinik leukemia ?Bagaimana penatalaksanaan medis ?Bagaimana askep pada pasien leukemia ?.REUMATOID HEART DISEASEApa definisi dari reumatoid heart disease ?Apa etiologi dari reumatoid heart disease ?Apa fatofisologi reumatoid heart disease ?Apa kompilikasi dari reumatoid heart disease ?Apa klasifikasi dari reumatoid heart disease ?Bagaimana askep dari reumatoid heart disease ?

1.3 .MANFAAT PENULISAN

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatanLeukemia dan reumatoid heart disease . Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak.

2

BAB II

PEMBAHASAN LEUKIMIA

Pengertian

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495).

Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV).RadiasiObat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

3

Gambaran Klinik

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :

Pilek tidak sembuh-sembuhPucat, lesu, mudah terstimulasiDemam dan anorexiaBerat badan menurunPtechiae, memar tanpa sebabNyeri pada tulang dan persendianNyeri abdomenLumphedenopathyHepatosplenomegalyAbnormal WBC

(Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

Insiden

ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah.

ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).

Patofisiologi

Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.

4

Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.

Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.

Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175)

Patoflow.

2.6 Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.

Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat

Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

5

Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.

Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.

Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).

Penatalaksanaan Medis

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

LEUKEMIA

Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ). Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

6

Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)

Pengkajian pada leukemia meliputi :

Riwayat penyakitKaji adanya tanda-tanda anemia :PucatKelemahanSesakNafas cepatKaji adanya tanda-tanda leukopeniaDemamInfeksiKaji adanya tanda-tanda trombositopenia :

1).Ptechiae2).Purpura3).Perdarahan membran mukosa

Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :

1).Limfadenopati2).Hepatomegali3).Splenomegali

Kaji adanya pembesaran testisKaji adanya :HematuriaHipertensiGagal ginjalInflamasi disekitar rectalNyeri

(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17

Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

Proliferasi sel kanker

7

Sel kanker bersaing dengan sel normal

Untuk mendapatkan nutrisi

Infiltrasi

Sel normal digantikan dengan Sel kanker

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung jawab (Wong,D.L, 2004 :331).

Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah:

Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuhIntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemiaResiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombositResiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntahPerubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapiPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitisNyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemiaKerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia.Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.

Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai

tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk

8

perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004):

Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuhTujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Intervensi :

Pantau suhu dengan teliti

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme

Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemiaTujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Intervensi :

a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

b)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguanRasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau

9

penyambungan jaringan

c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkanRasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensid)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Intervensi :

a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemiab) Cegah ulserasi oral dan rectal

Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarahc) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Rasional : untuk mencegah perdarahan

d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Rasional : untuk mencegah perdarahan

e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahanf) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidungRasional : untuk mencegah perdarahan

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntahTujuan :

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan

- Pasien tidak mengalami mual dan muntah

Intervensi :

a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Rasional : untuk mencegah mual dan muntah

10

b)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

Rasional : untuk mencegah episode berulang

c)Kaji respon anak terhadap anti emetic

Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil

d)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah

e)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik

f)Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

g)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi

Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

Intervensi :

a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera

b)Hindari mengukur suhu oral

Rasional : untuk mencegah trauma

c)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang

dibalut kasa

Rasional : untuk menghindari trauma

d)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat

Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan

e)Gunakan pelembab bibir

Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang

g)Berikan diet cair, lembut dan lunak

Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak

h)Inspeksi mulut setiap hari

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

11

i)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

j)Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesiaRasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

k)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis

l)Berikan analgetik

Rasional : untuk mengendalikan nyeri

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitisTujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Intervensi :

a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi

b)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkatRasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

c)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas

Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

d)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makananRasional : untuk mendorong agar anak mau makan

e)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

f)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat

g)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,

12

khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal

Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia

Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat

yang dapat diterima anak

Intervensi :

a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi

b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman

c)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasiRasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat

d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepatRasional : sebagai analgetik tambahan

e)Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas

Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit

Intervensi :

a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianalRasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

b)Ubah posisi dengan sering

Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit

c)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

d)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi

dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi

e)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering

Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

f)Dorong masukan kalori protein yang adekuat

13

Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif

g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasiRasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif

Intervensi :

a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok

Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut

b)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin

Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

c)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halusRasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial

d)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan

penampilan rambut baru

e)Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik

Rasional : untuk meningkatkan penampilan

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukaemia

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi

Intervensi :

a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anakRasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

b)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staffRasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

c)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak

14

menjalani kehidupan yang normal

Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal

d)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup

Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis

e)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahanRasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

f)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang adaRasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga

Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anakTujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak

Intervensi :

a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga

Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinyab)Berikan kontak yang konsisten pada keluarga

Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasic)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminalRasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikand)Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermainRasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami

Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).

15

Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :

Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksiBerpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntahMembran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanMasukan nutrisi adekuatAnak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.Kulit tetap bersih dan utuhAnak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.

16

BAB III

PEMBAHASAN REUMATOID HEART DISEASE

3. 1. DEFINISI

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalahsuatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993). Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub (LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994)

Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.

3.2 ETIOLOGI

Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa factor predisposisi lainnya,menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;83seperti :

1.Faktor Genetik

Banyak penyakit jantung rheumatic yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak kembar, meskipun pengetahuan tentang factor genetic pada penyakit jantung rheumatic ini tidak lengkap, namun pada umumnya disetujui bahwa ada factor keturunan pada penyakit jantung rheumatic, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan

2.Jenis Kelamin

Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita dibanding anak laki-laki, tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin.Kelainan katub sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukkan perbedaan jenis kelamin.Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral sering

17

didapatkan pada wanita. Sedangkan insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki

3.Golongan Etnik dan Ras

Di Negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah penyakit jantung rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan bahwa stenosis mitral organic yang berat sering kali tejadi dalam waktu yang singkat, hanya 6 bulan 3 tahun.

4.Umur

Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun, tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun

3.3.KOMPLIKASI

Komplikasi rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88adalah:

a.Kambuh demam reumatik

b.Gagal jantung

c.Endokarditis bakterial subakut

d.Fibrilasi atrium

e.Pembentukan trombus yang dapat lepas atau menimbulkan obstruksi

f.Robekan korda tendiena

3.4PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Rheumatic Heart Disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;83adalah: Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut. Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik akut. Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara infeksi streptokokus dengan gejala demam reumatik akut. Yang masih dianut dengan sekarang adalah teori autoimunitas. Produk

18

streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan

merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus, khususnya Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan jaringan tubuh. Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan khorea. Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.

Pathway :

3.5PROGNOSIS

Prognosis RHD terdiri dari lama penyakit, kesempatan komplikasi dari penyakit, kemungkinan hasil, prospek untuk pemulihan, pemulihan periode untuk penyakit, harga hidup, tingkat kematian, dan hasil kemungkinan lainnya dalam keseluruhan prognosa dari penyakit jantung reumatik.

3.6KLASIFIKASI

Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik dapat dibagi dalam 4 stadiummenurut Ngastiyah, 1995:99 adalah:

19

1.Stadium I

Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat

2.Stadium II

Stadium ini disebut juga periode laten,ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu,kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.

3.Stadium III

Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.

Gejala peradangan umum :Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung, Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit perut

4.Stadium IV

Disebut juga stadium inaktif.Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.

Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

3.7 MANIFESTASI KLINIS

Untuk menegakkan diagnose demam dapat digunakan criteria Jones yaitu:

a.Kriteria mayor:

1.Poliarthritis

Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah pindah, radang sendi sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (Poliartitis migran).

20

2.Karditis

Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis)

3. EritemaMarginatum

Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.

4.NodulSubkutan

Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan.

5.KhoreaSyndendham

Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.

b.Kriteria minor:

1.Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit jantung reumatik

2.Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang kadang sulit menggerakkan tungkainya

3.Demam tidak lebih dari 390C

4.Leukositosis

5.Peningkatan laju endap darah (LED)

6.C-Reaktif Protein (CRP) positif

7.P-R interval memanjang

8.Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur

9.Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

3.8DIAGNOSIS BANDING

Diagnosa banding penyakit reumatic heart diseasemenurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88adalah:

Kelainan jantung bawaan adalah suatu keadaan kelainan pada jantung bayi termasuk didalamnya struktur dan fungsi dari peredaran darah jantung bayi. Keadaan ini terjadi sejak awal masa pertumbuhan dan perkembangan hasil pembuahan dalam kandungan

21

3.9PEMERIKSAAN DIAGNOSIS / PENUNJANG

1.Pemeriksaan laboratorium

Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan laju endap darah ( LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunan hemoglobin.

2.Radiologi

Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.

3.Pemeriksaan Echokardiogram

Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi

4.Pemeriksaan Elektrokardiogram

Menunjukan interval P-R memanjang.

5.Hapusan tenggorokan

Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

3.10.PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan penyakit jantung reumatik terdiri dari 2 tahapmenurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88adalah:

1.Pengobatan/ pencegahan medical

2.Pembedahan

Pengobatan medikal penderita penyakit jantung reumatik ditujukan pada penyulit yag timbul.

a.Tanda keluhan/komplikasi:tidak perlu pengobatan

b.Gagal jantung

Tirah baringDiit rendah garam,tinggi kaloriDigitalisasiDeuretikaVasodilator

c.Endokarditis bacterial subakut:

Antibiotika yang disesuaikan dengan kuman penyebabnya

d.Fibrilasi atrium:

Obat antiaritma

Defibrilasi DC

22

Bila pengobatan katup medical telah optimal, perlu dipertimbangkan tindakan invasive/pembedahan untuk mengoreksi kelainan anatomic katup:

1.Valvuloplasti balon untuk stenosis mitral murni

2.pembedahan secara terbuak untuk mengoreksi atau mengganti katup mitral dan/atau katup aorta bila katup sudah sangat rusak atau mengalami perkapuran.

3.11PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;89adalah:

1.Penisilin Benzatin 600.000 U untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg dan 1,2 juta U bila berat badan lebih dari 30 kg diberikan sekali dalam 4 minggu.

2.Sulfadiazin 1 x 500 mg/hari untuk anak dibawah 30 kg dan 1 g untuk anak lebih dari 30 kg. Pencegahan diberikan sekurang-kurangnya sampai 5 tahun bebas serangan ulang demam reumatic. Pada penderita dengan penyakit jantung reumatik dengan gagal jantung atau katup buatan dianjurkan pemberian pencegahan seumur hidup.

BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

3.1Pengkajian

1.Identitas Klien

Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1

Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial juga ikut berpengaruh.

2.Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.

3.Riwayat penyakit sekarang

Demam, sakit persendian, kardits, nodu noktan timbul minggu, minggu pertama, entena marginatun timbul pada akal penyakit, cloera, timbul gerakan yang tiba-tiba.

4.Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.

5.Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung

6.ADL

a.Aktifitas

Keletihan, malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot, kontraktur/ kelainan pada sendi otot.

b.Cardio vaskuler

Fenomena reynoud jari tangan/ kaki misalnya pusat intermitten sianosis, kemerahan pada jari

c.Integritas ego

Faktor stres akut/ kronis seperti finansial,pekerjaan, ketidakmampuan, ancaman pada konsep diri.

d.Nutrisi

Penurunan berat badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi, kesulitan mengunyah, mual, anoreksia.

e.Higiene

Ketergantungan pada orang lain, berbagai kesulitn untuk melaksanakan aktifitas perawatan pribadi.

f.Interaksi social

24

Perubahan peran, isolasi.

7.Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum lemah

Suhu : 38 390

Nadi cepat dan lemah

BB: turun

TD: sistol, diastole

b.Pemeriksaan fisik

a.Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.

b.Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta takhikardi

c.Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.

d.Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah

Astopiter

LED

Hb

Leukosit

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan hapus tenggorokan.

3.2Diagnosa Keperawatan

1.Penurunan curah jantung berhubungandenganadanya gangguan pada penutupan katup mitral ( stenosiskatup )

2.Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.

3.Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis

25

3.3. Intervensi

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

Diagnosa I

Penurunan curah jantung berhubungandenganadanya gangguan pada penutupan katup mitral ( stenosiskatup )

Tujuan:

Setelahdiberikan asuhan keperawatan,penurunan curah jantung dapat diminimalkan.

Kriteria hasil:

1.Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang).

2.bebas gejala gagal jantung (mis : parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urine adekuat).

3.Melaporkan penurunan episode dispnea,angina. Ikut serta dalam akyivitas yang mengurangi beban kerja jantung.

1.Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.

2.Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.

3.Batasi aktifitas secara adekuat.

4.Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang.

5.Kolaborasi untuk pemberian oksigen

6.Kolaborasi untuk pemberian digitalis

1.Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin dan terjadinya takikardia-disritmia sebagai kompensasi meningkatkan curah jantung

2.Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.

3.Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.

4.Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

5.Meningkatkan sediaan oksigen untuk fungsi miokard dan mencegah hipoksia.

6.Diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban kerja jantung.

Diagnosa II

Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.

Tujuan : nyeri dapat berkurang/hilang

Kriteria hasil:

1)Menunjukkan nyeroi berkurang/hilang

2)Terlihat rileks, dapat tidur/istirahat

3)Berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan.

1.Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas ( skala 0-10).Catat faktor yang memcepat dan tanda sakit non verbal.

2.Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman.

3.Beri obat sebelum aktifitas/latihan yang direncanakan.

4.Observasi gejala kardinal.

1.R/ membantu dalam memetukankebutuhan dan manajemen nyeri dan keefektifan program.

2.Pada penyakit yang berat torah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri/cidera berlanjut.

3.Menigkatkan relaksasi, mengurangi ketegangan otot/spasme.

4.Gejala kardinal menunjukkan keadaan fisik dari organ-organ vital tubuh, juga dapat memberikan gambaran kondisi pasien.

Diagnosa III

Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi.

Kriteria hasil:

Klien mengatakan mual dan anoreksia berkuarang / hilang, masukan makanan adekuat dan kelemahan hilang. BB dalam rentang normal.

1.Kaji status nutrisi( perubahan BB< pengukuran antropometrik dan nilai HB serta protein

2.Kaji pola diet nutrisi klien( riwayat diet, makanan kesukaan)

3.Kaji faktor yang berperan untuk menghambat asupan nutrisi ( anoreksia, mual)

4.Anjurkan makan dengan porsi sedikit tetapi sering dan tidak makan makanan yang merangsang pembentukan Hcl seperti terlalu panas, dingin, pedas

5.Kolaborasi untuk pemberian obat penetral asam lambung seperti antasida

6.Kolaborasi untuk penyediaan makanan kesukaan yang sesuai dengan diet klien

1.Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi

2.Membantu dalam mempertimbangkan penyusunan menu sehingga klien berselera makan

3.Menyediakan informasi mengenai faktor yang harus ditanggulangi sehingga asupan nutrisi adekuat.

4.Membantu mengurangi produksi asam lambnung/HCl akibat faktor-faktor perangsang dari luar tubuh

5.Membantu mengurangi produksi HCL oleh epitel lambung

6.Mendorong peningkatan selera makan.

3.4Implementasi

Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.

3.5Evaluasi

1.Interview dengan keluarga pasien tentang pengetahuan dalam menghindari faktor pencetus terjadinya jantung reumatik

2.Observasi gejala dan serangan kelemahan kontrktilitas jantung.

3.Observasi klien dan bicarakan dengan keluarga tentang macam macam permasalahan yang dihadapi dan komplikasi lain

4.Interview dengan klien tentang kegiatan sehari-dari

5.Tentukan persetujuan dimana keluarga dan klien mengerti kondisi klien dan perpanjangan terapi yang dilaksanakan.

31

BAB IV

PENUTUP

4.1KESIMPULAN

4.1.1 leukemia

Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh sel darah putih. Proses terjadinya leukemia adalah ketika seldarah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol dan mengganggupembelahan sel darah normal.

Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik(LMK), Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik(LLK) (Medicastore, 2009).

4.1.2 rheumatoid heart disease

Rheumatic Heart Disease (RHD) adalahsuatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A. Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.

32

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.

Doengoes, Marylin E. (1989)Nursing Care Plans.F.A Davis Company. Philadelphia. USA.

Jumiarni Ilyas,dkk (1993),Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,PusatPendidikan Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (1994),Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya

http://catatanperawat.byethost15.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-anak-leukimia.

33

Sumber:

Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife Wells, 1998, Standar Perawatan Pasien, volume 4, EGC.

Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.

Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC.

Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta

Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.