bahan leukimia

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu sel- sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping- keping darah. Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel darah normal. Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia. Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan keperawatan pada konsep teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan pada kasus penyakit leukemia tersebut. 1.2 Tujuan Penulisan

Transcript of bahan leukimia

Page 1: bahan leukimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang

leukemia,  kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena

leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok

sel darah.  Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-

keping darah.

Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan

penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru

ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru.

Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi

leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada

leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang

terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti

layaknya sel darah normal.

Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan

asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien

dengan diagnosa leukemia.

Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk

memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang

kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan

dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat

terjadi. Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan keperawatan pada konsep

teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan  pada kasus penyakit leukemia tersebut.

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1        Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan leukemia

1.2.2   Tujuan khusus

a)      Mampu menjelaskan konsep teori penyakit leukemia

b)      Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemia

c)      Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemia

d)     Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit

leukemia

e)      Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang mengalami penyakit leukemia

Page 2: bahan leukimia

f)       Mampu menganalisa kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan aplikasi asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia

g)      Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

penyakit leukemia

1.3  Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu pembaca dan penulis

bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia dilihat dari perbandingan data di lahan

dan konsep teori yang sesungguhnya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Teori Penyakit2.1.1 Pengertian

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk

darah (Prof. Dr. Iman, 1997).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang

menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, 2002).

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel

hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel

darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain(Mansjoer, 2002).

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang

dan limfa nadi (Reeves, 2001).

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah

suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang

menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum adalah bahan yang

lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan sel darah yang disebut sel batang

dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di sumsum tulang dan kemudianpindah ke

pembuluh darah. Darah mengalir melalui pembuluh darah dan jantung disebut darah

perifer. Sumsum tulang membuat berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi khusus:

a)      Sel darah putih membantu melawan infeksi

b)      Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuh

c)       Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol perdarahan

Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm

tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di llllllhati, limpa

Page 3: bahan leukimia

dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus

gastrointesinal, ginjal dan kulit.2.1.2 Jenis-jenis Leukemia

1.      Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid:

monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena;

insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling

sering terjadi.

2.      Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel

normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMKjarang menyerang

individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala

lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit

kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3.      Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih

banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 LLA jarang terjadi.

Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga

mengganggu perkembangan sel normal..

4.      Leukemia Limfositik Kronis (LLC)

LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis

pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan

penyakit lain.2.1.2 Anatomi Fisiologia) Anatomi

Sel darah putih, leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini

berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak

secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan

normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia

dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah

terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia,

jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak

berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara

independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan

berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme

penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisamembelah diri atau bereproduksi dengan cara

Page 4: bahan leukimia

mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent

yang ada padasumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel

biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik. Ada

beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu:

1.       Basofil.

2.       Eosinofil.3.       Neutrofil.

dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:

1.       Limfosit

2.       Monosit.

(skema pembelahan sel darah putih)

b) FisiologiFisiologi sel darah manusia

1.      Leukosit 

Leukosit adalah sel darah  berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosit rata-rata

5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila

kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih

mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah

cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai

granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis

leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung

sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil

(eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan

asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan

pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel terdapat dalam

sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat

sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan.

(Effendi, 2003)

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat

asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi,

yakni bergerak ke  arah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan

melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan leukosit untuk

menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara

sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah

intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah

oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).

Page 5: bahan leukimia

Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu

lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai

jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4

tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).Fungsi sel Darah putih

Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap

mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka

memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya

dapat dijumpai sebanyak 10-20mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu

menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat

bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian

tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi ataucidera, menangkap

organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-

kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki

enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup,

menghancurkan dan membuangnya.

Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya

dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan

sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah.

Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya

disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan

ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan

disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.2.1.3 Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan

terjadinya leukemia yaitu :

1.      Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-

lymphoma virus/HTLV).

2.      Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.

3.       Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti

neoplastik.

4.      Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

5.      Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

6.      Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G(Sindrom

Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia

Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan mudah

atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa sakit atau nyeri

pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati,

Page 6: bahan leukimia

maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab

yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan

terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari

sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan

bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko

terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down

dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.2.1.4 Manisfestasi klinis

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :

a.       Pilek tidak sembuh-sembuh

b.      Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c.       Demam dan anorexia

d.      Berat badan menurun

e.       Ptechiae, memar tanpa sebab

f.       Nyeri abdomen

g.      Lumphedenopathy

h.      Hepatosplenomegaly

Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai

penyakit rematik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh

seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral(Iman, 1997).2.1.5 Patofisiologi

Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan

menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan

menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.Manifestasi

akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.

Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada

penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya

infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan

nyeri persendian (Iman, 1997).Sel mesenkim, stem sel, sel retikularSumsum tulangJaringan mieloidSel blas, mioblastPoliferasi SDP immaturMekanisme imun tergangguHematopoesis tergangguakumulasi imun tergangguResiko infeksi

Page 7: bahan leukimia

inflamasiHatiTulangSSPLimpaHepatomegaliNyeri tulangLimfatomegali Sist neorologis trgannguNyeri tekanGg. nutrisiSakit kepala, nausea, penglihatan kabur, diplopea,Prod. SDM trganggutrombositopeniaAnemiaPembekuan  trgangguSuplai o2 menurunPucat, lesu, letargi, dispneaPerdarahan spontan Resiko syok hipovolemik  

Risiko injuri Gg pola nafas   

(http://nursungscib.com/pathophysiology/pathofisiology-of-leukemia/)2.1.6 Penatalaksanaan Medis1. Pelaksanaan kemoterapi2.  Irradiasi cranial3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :a. Fase induksi

Page 8: bahan leukimia

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid

(prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda

penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang

dari 5%.b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk

mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien

leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.c. Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi

jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan

dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan.

Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat

dikurangi.

4. Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:

a)      Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi

perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi

trombosit.

-  Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

b)  Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada

kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai

berikut:

- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut

sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-

sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi

gejala-gajala yang tampak.

- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri

lagi.

- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi

c) Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat

sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

2.2 Konsep Dasar Askep

Page 9: bahan leukimia

2.2.1 Pengkajiana. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20

tahun khususnya pada orang dewasa.b. Riwayat Kesehatana) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala,

anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.b) Riwayat penyakit

Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat,

kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya

infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran

mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali,

splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal,

inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).c)Riwayat Kesehatan Keluarga

     Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.d)      Riwayat kebiasaan sehari-hari

Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.

e)   Riwayat psikososiala.       Psikologi

Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita.

Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.

b.      Sosial Ekonomi

Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar

rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam

keadaan ekonomi yang sederhana.

f)       Data penunjang

Data laboratorium pada klien dengan leukemia :

-          Anemi normokrom normositer

-          Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)

-          Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada kromosom 6, 11

-          Hb                 : 7,3  mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).

-          Trombosit      : 100.000 (150.000-400.000/mm3)

-          SDP : 60.000/cm (50.000)

-          PT/PTT : memanjang

-          Copper serum : meningkat

-          Zink serum : menurun 

Page 10: bahan leukimia

g)    PenatalaksanaanTerapi dan obat yang diberikan pada klien dengan leukemia :- Transfusi bila perlu- Klorambusil

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen

kemoterapi

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise,

mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi,

imobilitas.

9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.

10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

leukemia (Simon, 2003).2.2.3 Intervensi dan Rasional            a) Dx. 1Tujuan : pasien bebas dari infeksiKriteria hasil :a. Normotermiab. Hasil kultur negativec. Peningkatan penyembuhanIntervensi :

1.      Pantau suhu dengan teliti (TTV)

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

2.      Tempatkan klien dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi

3.      Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan

dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

4.      Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif

Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

5.      Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan

jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

Page 11: bahan leukimia

6.      Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme

7.      Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

8.      Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

9.      Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

b) Dx. 2Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitasKriteria hasil : - klien tidak pusing

-  Klien tidak lemah-  HB 12 gr/%-  Leukosit normal-  Tidak anemis

Intervensi :

1.      Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas

sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

2.      Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan

3.      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

4.      Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

5.      Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah

Rasional : transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah klien.c) Dx. 3

Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

Kriteria hasil : HB 12gr/%

                                    Tidak anemis

Intervensi :

1.      Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia

2.      Cegah ulserasi oral dan rectal

Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

3.      Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Rasional : untuk mencegah perdarahan

4.      Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Page 12: bahan leukimia

Rasional : untuk mencegah perdarahan

5.      Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan

6.      Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

7.      Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung

Rasional : untuk mencegah perdarahan

d) Dx. 4

Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak mengalami mual dan muntah

Kriteria hasil : - klien tidak lemah dan anemis

-  Turgor kulit baik

-  Mukosa bibir lembab, tidak sianosis

Intervensi :

1.      Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Rasional : untuk mencegah mual dan muntah

2.      Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi

Rasional : untuk mencegah episode berulang

3.      Kaji respon klien terhadap anti emetic

Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil

4.      Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah

5.      Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6.      Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

e)      Dx. 5

Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral

Kriteria hasil : - kesehatan oral klien baik

Intervensi :

1.      Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera

2.      Hindari mengukur suhu oral

Rasional : untuk mencegah trauma

3.      Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa

Rasional : untuk menghindari trauma

4.      Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat

Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan

Page 13: bahan leukimia

5.      Gunakan pelembab bibir

Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)

6.      Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko

aspirasi dan dapat menyebabkan kejang

7.      Berikan diet cair, lembut dan lunak

Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi klien

8.      Inspeksi mulut setiap hari

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

9.      Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional : untuk membantu melewati area nyeri

10.  Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia

Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat

penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

11.  Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis

12.  Berikan analgetik

Rasional : untuk mengendalikan nyeri

f)       Dx. 6

Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat

Kriteria hasil : - klien tidak pucat

-  Klien tidak anemis

-  Mukosa bibir lembab

-  Nafsu makan meningkat

-  Bb meningkat

Intervensi :

1.      Dorong klien  untuk tetap rileks saat makan

Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah

serta kemoterapi

2.      Izinkan klien  memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk

memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat

Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

3.      Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang

dijual bebas

Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

4.      Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan

Rasional : untuk mendorong agar klien mau makan

Page 14: bahan leukimia

5.      Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik

6.      Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa

suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein

yang adekuat

7.      Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB kurang dari

normal

g)      Dx. 7

Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima klien

Kriteria hasil : - skala nyeri 3

Intervensi :

1.      Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi

2.      Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman

3.      Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat

4.      Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat

Rasional : sebagai analgetik tambahan

5.      Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

h)      Dx. 8

Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas kulit

Kriteria hasil : - klien bersih

-  Klien merasa nyaman

Intervensi :

1.      Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal

Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi

2.      Ubah posisi dengan sering

Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit

3.      Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

4.      Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada

beberapa agen kemoterapi

5.      Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering

Page 15: bahan leukimia

Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit

6.      Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative

7.      Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi

Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

i)        Dx. 9

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif

Kriteria hasil : - keluarga tidak cemas

-  Klien memahami instruksi dari perawat

Intervensi :

1.      Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin

Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut

2.      Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus

Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial

3.      Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau

teksturnya agak berbeda

Rasional : untuk menyiapkan klien dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru

4.      Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata

rias, dan pakaian yang menarik

Rasional : untuk meningkatkan penampilan

j)        Dx. 10

Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi

Kriteria hasil : - klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang disampaikan perawat

-       Klien dan keluarga tidak cemas

Intervensi :

1.      Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klien

Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu

2.      Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff

Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan

3.      Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu klienmenjalani

kehidupan yang normal

Rasional : untuk meningkatkan perkembangan klien yang optimal

4.      Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan kliensebelum

diagnosa dan prospek klien untuk bertahan hidup

Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis

5.      Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu klien tentang hasil tindakan dan

kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan

Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur

Page 16: bahan leukimia

6.      Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada

Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga (Doenges, 1999).2.2.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat

untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan

keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang

diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat

tercapai.2.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :

a. Klien  tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan

peningkatan toleransi aktifitas.c. Klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

d. Klien menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah

e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf. Masukan nutrisi adekuat

g. Klien  beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti

ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.h. Kulit tetap bersih dan utuh

i. Klien mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, klienmembantu

menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini

dan klien tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.

j. Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan

pengetahuan tentang penyakit klien dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta

kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama klien.

k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga

dan klienmendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap

terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat (Wong. D.L, 2004).

Page 17: bahan leukimia

BAB III

TINJAUAN KASUSNo. Reg                       : 111234Tanggal masuk            : 10-11-2010Tanggal Dikaji : 10-11-2010Ruangan                      : MelatiDiagnosa Medis          : Leukemia

3.1 Pengkajiana. Identitas KlienNama               : Tn. ZUmur               : 27 tahunJenis Kelamin  : Laki-lakiAlamat             : SukamerinduPendidikan      : SMAAgama             : IslamAnak ke           : 1Penanggung JawabNama                           : Ny.KUmur                           : 50 tahunJenis Kelamin              : PerempuanAlamat                         : SukamerinduPekerjaan                     : WiraswastaHub dengan klien        : Ibu kandungb.Keluhan Utama

Klien datang dengan keluhan utama demam, lemah, tidak bertenaga dan nafsu makan menurun

disertai mual dan muntah.

c.       Riwayat Kesehatan

1.      Riwayat Kesehatan sekarang

Klien Tn. Z masuk IGD Rumah sakit M. Yunus Bengkulu pada tanggal 10 Desember 2010

diantar keluarga pukul 12.45 WIB dengan keluhan utama demam, lemah disertai dengan nafsu

makan menurun dan rasa mual muntah. Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 bulan

terakhir, dan akhir-akhir ini sering disertai dengan suka pingsan. Pada saat perawat melakukan

pengkajian tanggal 10 Desember 2010 pukul 13.30 Wib di ruangan Melati didapatkan bahwa 

klien tampak pucat, lemah, pusing, berkunang saat berdiri  dan nafsu makan menurun, klien

tampak gelisah.

2.      Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang dialami klien saat

ini.

Page 18: bahan leukimia

3.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam anggota keluarga klien, kakek klien pernah menderita penyakit yang sama dengan

penyakit yang sedang diderita klien saat ini dan tidak ada yang mengalami penyakit menular.

d.      Pemeriksaan Fisik

a)      Keadaan Umum   : Lemah

b)      Kesadara              : Compos Mentis

c)      TTV                      :

TD            : 110/70 mmHg

N             : 108x/menit

S               : 38,50C

RR            : 18x/menit

GCS,    :   E          = 4

M         = 6

V         = 5

JUMLAH : 15d)     Kepala :

Inspeksi      : Warna rambut hitam, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe/kotoran.Palpasi        : Tidak terdapat benjolan.

e)      Mata :                                                                            Inspeksi    : Tidak terdapat sekret, konjungtiva anemis, penglihatan baik.

f)       Hidung :                                                                                 

Inspeksi    : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak terdapat secret.g)      Mulut :                                                                                    

Inspeksi : Mukosa bibir kering, pucat, tidak terdapat lesi.h)      Telinga :

Inspeksi    : Bersih tidak terdapat serumen, tidak ada lesi.

 Palpasi     :  Tidak terdapat benjolan, tidak ada peradangan, pendengaran baik.i)        Leher :

 Inspeksi   : warna kulit merata, tidak terdapat lesi. Palpasi     : tidak terdapat pembesaran venajugolaris pada leher

j)        Dada/Thorak :Inspeksi    : Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi, warna kulit sama dengan sekitar.Palpasi      : Tidak terdapat benjolan, pengembangan paru kiri & kanan tidak sama.

Perkusi                 : Bunyi jantung mur mur, bunyi paru resonances.Auskultasi : Pernapasan bronchovesiculer.

k)      Abdomen :Inspeksi   : Tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi, warna sama dengan sekitar.Palpasi     : terdapat hepatomegali dan splenomegali.Auskultasi : Bising usus 20x/menit.        Perkusi     : Bunyi tympani.

l)        Genetalia :Inspeksi    : Tidak terdapat lesi, warna sama dengan sekitar, tidak terdapat iritasi,bentuk simetris.

Page 19: bahan leukimia

Palpasi      : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah perineal.m)    Extremitas :

Atas    : Tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep & trisep baik. Bawah : Pergerakan lemah, reflek patela baik, reflek bisep & trisep baik.

n)      Kulit : pucat , turgor buruk, texture halus.

e.       Riwayat Psikososial1.      Psikologi

Klien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya. Hubungan klien dengan  keluarga baik.

Terlihat keluarga ramai menjenguk klien di Rumah Sakit.2.      Sosial dan ekonomi

Klien bekerja sebagai wiraswasta, banyak kerabat klien mengunjungi klien ketika dirawat.3.      Data Spiritual

Kepercayaan dan keyakinan klien terhadap agama cukup, sebelum sakit klien sering beribadah.f.       Data Penunjang

Hb                   : 9,3  mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL).            Leukosit          : 24000 / mm3 (5000-10000/ mm3)            Trombosit        : 100.000 (150.000-400.000/mm3)

            SDP                 : 60.000/cm (50.000)

PT/PTT            : memanjang

Copper serum  : meningkat

Zink serum : menurun

Kebiasaan Sehari-hariNo KEBIASAAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT1.

2.

A. Nutrisi- Makanan       Frekuensi       Jenis       Masalah- Minum       Frekuensi       Jenis       Kebiasaan minum kopiPola EliminasiBAB     Frekuensi     Konsistensi     Warna     Bau

3X sehari1 porsi

Nasi + sayurTidak ada

6-7 gelas / hariAir putihTidak ada

1x sehariLembekKuningKhas

3X sehari1/2 porsi

Nasi + Sayurada

2-3 gelas / hariAir putihTidak ada

1x sehariAgak keras

KuningKhas

Page 20: bahan leukimia

3.

4.

5.

BAK     Frekuensi     Warna     Gangguan BAK     Jumlah     Bau              Istirahat dan tidur     Tidur siang     Tidur malam     Gangguan tidur     Personal Hygiene

  MandiFrekuensiPakai Sabun- Cuci Rambut

   Frekuensi   Pakai shampo     

- Sikat gigi   Frekuensi   Pakai pasta

KebersihanAktivitas sehari-hari

2 x sehariKuning

Tidak ada1500 cc

Khas

Jarang6-7 jam / hari

Tidak ada

2x / hariYa

3x / mingguYa

2x / hariYa

Aktivitas klien dilakukan secara

mandiri

1x sehariKuning

Tidak ada1000 cc

Khas

4-5 jam / hari5-6 jam / hari

Tidak ada

Hanya di LapTidak

Tidak pernahTidak

Tidak pernahTidak pernah

Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan

perawat

ANALISA DATANama               : Tn. Z                                                             Ruangan          : MelatiUmur               : 27 Tahun                                                       No. Register    : 111234

No. Data Senjang Interpretasi Data Masalah1.DS :

-   Klien mengeluh badannya terasa

lemah

-  Klien mengatakan tidak nafsu makan

Sel mesenkim↓

Sel blast, mioblast↓

Proliferasi SDP

Gangguan nutrisi

Page 21: bahan leukimia

2.

- klien mengatakan mual dan muntah

DO :

        Klien tampak gelisah

        Klien tampak pucat dan lemah

        Turgor kulit jelek

        Mukosa bibir kering

        BB awal 55kg

        BB sekarang 49kg

        TB 160cm

DS :

        Kilen mengatakan pusing

        Klien mengatakan badannya lemah

        Klien mengatakan berkunang saat

berdiri

        Klien mengatakan mengalami

tanda-tanda ini sejak  5 bulan

terakhir.

        HB 9,3 gr / %

        Leukosit 24000/mm3

DO :

        Klien tampak lemah

        Klien tampak pucat

        Klien tampak anemis

        Aktivitas klien tampak dibantu

immatur↓

Akumulasi↓

Infiltrasi↓

Hati↓

Hematomegali↓

Gg nutrisi

Kegagalan sumsum tulang belakang

↓Produksi eritrosit

menurun↓

Transfor nutrisi kejaringan menurun

↓Kelemahan

↓Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

Page 22: bahan leukimia

DIAGNOSA KEPERAWATANNama               : Tn. Z                                                             Ruangan          : MelatiUmur               : 27 Tahun                                                       No. Register    : 111234

No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan

Paraf Tanggal teratasi

Paraf

1.

2.

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

yang berhubungan dengan

anoreksia, malaise, mual

dan muntah, efek samping

kemoterapi dan atau

stomatitis

Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan akibat anemia

10-11-10

10-11-10

ji

ji

INTERVENSI KEPERAWATANNama               : Tn. Z                                                             Ruangan          : MelatiUmur               : 27 Tahun                                                       No. Register    : 111234

Nodx

Tgl/jam

Tujuan dan kriteria hasil Rencana Tindakan Rasional Paraf

1 10-11-10/ 14.00

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam diharapkan kebutuhan

nutrisi terpenuhi dengan

kriteria hasil :

1.      Dorong klien  untuk

tetap rileks saatmakan

2.      Izinkan klien memaka

1.      Jelaskan bahwa

hilangnya nafsu

makan adalah

akibat langsung

dari mual dan

ji

Page 23: bahan leukimia

        Klien  tidaktampak gelisah

        Klien tidakpucat dan lemah

        Turgor kulit baik

        Mukosa bibir lembab

        Tidak anoreksia

        BB meningkat

n semua makanan yang

dapat ditoleransi,

rencanakan untuk

memperbaiki kualitas

gizi pada saat selera

makanklien meningkat

3.      Berikan makanan yang

disertai suplemen

nutrisi gizi, seperti

susu bubuk atau

suplemen yang dijual

4.      Izinkan klien untuk

terlibat dalam

persiapan dan

pemilihan makanan

5.      Dorong masukan

nutrisi dengan jumlah

sedikit tapisering

6.      Dorong klien untuk

makan diet tinggi

kalori kaya nutrient

7.      Timbang BB, ukur TB

muntah serta

kemoterapi

2.      Untuk

mempertahankan

nutrisi yang

optimal

3.      untuk

memaksimalkan

kualitas intake

nutrisi

4.      Untuk mendorong

agar klien mau

makan

5.      Karena jumlah

yang kecil biasanya

ditoleransi dengan

baik

6.      kebutuhan jaringan

metabolik

ditingkatkan begitu

juga cairan untuk

menghilangkan

produk sisa

suplemen dapat

memainkan

peranan penting

dalam

mempertahankan

masukan kalori dan

protein yang

adekuat

7.      membantu dan

Page 24: bahan leukimia

mengidentifikasika

n malnutrisi kalori,

khususnya bila BB

kurang dari normal2 11-10-

1015.00

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam diharapkan klien dapat

melakukan aktivitasnya secara

mandiri. DenganKriteria hasil 

:

        Kilen tidak pusing

        Klien tidak lemah

        Klien tidak berkunang saat

berdiri

        HB 12 gr / %

        Leukositnormal

        Klien tidak tampak pucat

        Klien tidak tampak anemis

1.      Evaluasi laporan

kelemahan, perhatikan

ketidakmampuan

untuk berpartisipasi

dalam aktifitas sehari-

hari

2.      Berikan lingkungan

tenang dan perlu

istirahat tanpa

gangguan

3.      Kaji kemampuan

untuk berpartisipasi

pada aktifitas yang

diinginkan atau

dibutuhkan

4.      Berikan bantuan

dalam aktifitas sehari-

hari dan ambulasi

5.      Kolaborasikan dengan

pemberian transfusi

darah

1.      Menentukan

derajat dan efek

ketidakmampuan

2.      Menghemat energi

untuk aktifitas dan

regenerasi seluler

atau

penyambungan

jaringan

3.      Mengidentifikasi

kebutuhan

individual dan

membantupemeliha

raan intervensi

4.      Memaksimalkan

sediaan energi

untuk tugas

perawatan diri

Pemberian transfusi

darah akan

meningkatkan

kadar hemoglobin

di dalam darah

ji

Page 25: bahan leukimia

IMPLEMENTASI KEPERAWATANNama               : Tn. Z                                                             Ruangan          : MelatiUmur               : 27 Tahun                                                       No. Register    : 111234Tgl/jam No Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf

10-11-1014.30

15.30

1

2

1.      Mendorong klien  untuk tetap

rileks saat makan

2.      Mengizinkan klien  memakan

semua makanan yang dapat

ditoleransi, merencanakan

untuk memperbaiki kualitas

gizi pada saat selera

makanklien meningkat

3.      Memberikan makanan yang

disertai suplemen nutrisi gizi,

seperti susu bubuk atau

suplemen yang dijual

4.      Mengizinkan klien untuk

terlibat dalam persiapan dan

pemilihan makanan

5.      Mendorong masukan nutrisi

dengan jumlah sedikit

tapisering

6.      Mendorong klien untuk

makan diet tinggi kalori kaya

nutrient

7.      Menimbang BB dan

mengukur TB

        Klien makan dengan

rileks

        Klien hanya

menghabiskan 3/4 porsi

makanannya

        Nutrisi klien tercukupi

        Klien memilih sendiri

makanan yang ia

inginkan sesuai dengan

diit yang telah

disarankan

        Klien ingin memakan

makanannya

        Nutrisi klien tercukupi

        BB klien 52kg dan TB

160cm

        Klien tampak masih

berbaring di tempat tidur

ji 

ji 

Page 26: bahan leukimia

1.      Mengevaluasi laporan

kelemahan,memperhatikan

ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dalam aktifitas

sehari-hari

2.      Memberikan lingkungan

tenang

dan memerlukanistirahat tanpa

gangguan

3.      Mengkaji kemampuan untuk

berpartisipasi pada aktifitas

yang diinginkan atau

dibutuhkan

4.      Memberikan bantuan dalam

aktifitas sehari-hari dan

ambulasi

5.      Mengkolaborasikan

pemberian transfusi darah

        Lingkungan tenang,

klien merasa nyaman

        Klien tampak

bersemangat

        Klien mengikuti

instruktur yang diberikan

        Hb klien meningkat

EVALUASINama               : Tn. Z                                                             Ruangan          : MelatiUmur               : 27 Tahun                                                       No. Register    : 111234

Tgl No dx

Perkembangan Paraf

13-11-10

13-11-10

1

2

S = -  Klien mengatakan sudah ada nafsu makan tapi

sedikit- klien mengatakan tidak mual dan muntahO =- Klien masih tampak pucat dan lemah        Turgor kulit baik        Mukosa bibir lembab        BB awal 55kg        BB sekarang 52kg        TB 160cm

A = Masalah teratasi sebagianP = Intervensi dilanjutkan 

S = - Kilen mengatakan pusing

        HB 10 gr / %

        Leukosit 12.000/mm3

ji

ji

Page 27: bahan leukimia

TD       : 120/70 mmHg

N          : 95x/menit

S          : 37,50CRR       : 18x/menitO =- Klien tampak lemah

        Klien tampak pucat

        Konjungtiva tampak anemis

        Aktivitas klien tampak dibantuA = masalah teratasi sebagianP = intervensi dilanjutkan