MAKALAH LAPORAN KLINIK

46
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS Untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II Disusun oleh : Semester: V Program Studi S1 Keperawatan Asep Sihabul Millah Maulana Yusuf Ester Monika Nina Septianti Fevi wahyu Fitriana Rania Ardila Ika Pramita Arfiati Siti Suaebatul Aslamiah Lusi Farhani Sutisna

description

keperawatan

Transcript of MAKALAH LAPORAN KLINIK

Page 1: MAKALAH LAPORAN KLINIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

Untuk Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II

Disusun oleh :

Semester: V

Program Studi S1 Keperawatan

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2013

Asep Sihabul Millah Maulana Yusuf

Ester Monika Nina Septianti

Fevi wahyu Fitriana Rania Ardila

Ika Pramita Arfiati Siti Suaebatul Aslamiah

Lusi Farhani Sutisna

Page 2: MAKALAH LAPORAN KLINIK

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kesehatan Lingkungan

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis”.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Pamulang, September 2013

Penyusun

i

Page 3: MAKALAH LAPORAN KLINIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gastritis.....................................................................................3

B. Penyebab Gastritis.................................................................................4

C. Gejala Gastritis......................................................................................7

D. Patofisiologi............................................................................................8

E. Pengobatan Gastritis.............................................................................11

F. Pencegahan Gastritis.............................................................................14

BAB. III TINJAUAN KASUS

A. Identitas Diri Klien..................................................................................16

B. Riwayat Penyakit.....................................................................................16

C. Pengkajian Saat Ini.................................................................................17

D. Pemeriksaan Fisik...................................................................................18

E. Program Terapi.......................................................................................18

F. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium...............................19

G. Diagnosa Keperawatan...........................................................................19

H. Nusring Care Plan...................................................................................20

BAB. IV PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................26

B. Saran ........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: MAKALAH LAPORAN KLINIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya

diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan

mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan,

gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga

mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk

makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol

berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)

dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis

bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi

dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter

pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.

Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit

lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi

bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup

(Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan

Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan

diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori

(Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak

pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan

angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman

pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas

sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti

terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk

ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai

demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

1

Page 5: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan

akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak

lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut

penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis

yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah

kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?

2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?

3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?

4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?

5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?

6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)

3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis

6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

2

Page 6: MAKALAH LAPORAN KLINIK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi /

peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari

beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama

dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter

pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus

menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Secara histologis dapat dibuktikan dengan  inflamasi sel-sel radang pada

daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat  dibagi menjadi akut dan

kronik.

Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer)

dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak

orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan

pengobatan.

Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya

anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.

Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama

pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling

sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.

1. Jenis-jenis Gastritis

a. Gastritis  Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan

penyakit yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).

Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit  sembrono

(Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan

M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa

3

Page 7: MAKALAH LAPORAN KLINIK

ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri merupakan respon

mukosa lambung terhadap berbagai iritan  lokal.

b. Gastritis Kronik

Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat

disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh

bakteri Helicobacter pylory.  (Brunner dan Suddart 2001 : 1062)

Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa  Gastritis  kronik apabila

infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel

terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma.

B. Penyebab Gastritis

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri

atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang

berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau

minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan

melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan

mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap

melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus,

sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung

(esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke

lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri

dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding

lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama,

kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai

mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk

lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini

sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung

dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang

mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman

dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan

mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

4

Page 8: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :

1. Infeksi bakteri.

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter.

Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding

lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut

dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur

oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh

bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat

bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini

sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer (Lubang

siperut) dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu

yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian

mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu

perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-

kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan

bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun

yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara

sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari

kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H.

pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal

ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang

rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen

dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika

pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya

masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus

menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan

gastritis dan peptic ulcer.

5

Page 9: MAKALAH LAPORAN KLINIK

3. Penggunaan alkohol secara berlebihan.

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung

dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun

pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain.

Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan

dangastritis.

5. Stress fisik.

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi

berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada

lambung.

6. Kelainan autoimmune.

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh

menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini

mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,

menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu

produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi

vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious

anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi

seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama

pada orang tua.

7. Crohn's disease.

Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada

dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan

peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-

gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan)

tampak lebih menyolok daripada gejala-gejalagastritis.

8. Radiasi and kemoterapi.

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat

mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat

berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah

kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar

6

Page 10: MAKALAH LAPORAN KLINIK

akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis

dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

9. Penyakit bile reflux.

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak

dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan

melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi

normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan

mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak

bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan

mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10. Faktor-faktor lain.

Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti

HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

C. Gejala Gastritis

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda

– tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut

antara lain :

1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih

baik atau lebih buruk ketika makan

2. Mual

3. Muntah

4. Kehilangan selera

5. Kembung

6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

7. Kehilangan berat badan

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan

sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara

bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas

dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak

menyebabkan apapun.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini

jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada

7

Page 11: MAKALAH LAPORAN KLINIK

lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat

darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.

Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan

dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan

penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit lainnya seperti :

1. Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya

terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan

mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala

dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan

untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

2. Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini

biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan

masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan

dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa

sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali ke mulut.

3. Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan

parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam

lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang

terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang

menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang

kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang

sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan

terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.

4. Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada

penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan

terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan

berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada

perut atas, kembung dan mual.

D. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya

obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para

yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus

8

Page 12: MAKALAH LAPORAN KLINIK

vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam

lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa

mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel

epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan

sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan

mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus)

dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.

Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh

karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat

penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel

mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel

mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan.

Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat

juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam

waktu 24-48 jam setelah pendarahan.

2. Gastritis Kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori.

Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui

oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala

(asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di

perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang

terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau usus

duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari

daripada di lambung.

Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang

berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat

minim. BakteriHelicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung

dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter

9

Page 13: MAKALAH LAPORAN KLINIK

pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi

rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.

Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka Helicobacter

pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi

antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein

membran sel-sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam

menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA.

Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui

berbagai cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom,

peningkatan permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma,

atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel).

Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan

mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi

pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian

distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas

lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar

di usus duabelas jari.

Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian

badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang

lebih luas yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung

tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung merupakan kanker penyebab

kematian kedua di dunia.

Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus

tumor limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma

MALT (mucosa associated lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait

dengan lendir). InfeksiHelicobacter pylori berperan penting dalam menjaga

kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu

dibasmi dengan antibiotik.

Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan

diri di lingkungan lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi

berkembang menjadi penyakit lambung. Bakteri Helicobacter pylori sendiri

sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan

ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.

10

Page 14: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori

tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri

terhadap perubahankondisi-kondisi di lambung.

Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan

produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri

dan peradangan kronis lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren

menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri

dibasmi dari lambung dengan antibiotik.

Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan

masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena

itu, penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien

yang tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi.

E. Pengobatan Gastritis

Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi

lambung. Dalam banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan

perawatan medis. Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus

menerus selama seminggu atau lebih, segera temui dokter. Dan pastikan untuk

menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila anda merasakan sakit

setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau yang lainnya.

Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter

untuk menemukan penyebabnya.

1. Screening dan diagnosa

Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan

dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

Pemeriksaan tersebut meliputi :

a. Pemeriksaan darah.

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam

darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak

dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak

menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga

dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan

lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan pernapasan

11

Page 15: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH.

pylori atau tidak.

c. Pemeriksaan feces.

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak.

Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan

juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan

adanya pendarahan pada lambung.

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran

cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini

dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel

(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan

bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan

(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa

nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang

terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari

jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk

diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien

biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus

menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua

jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi

adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

e.  Rongent saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih

dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna

dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

2. Komplikasi

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic

ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat

meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara

terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding

lambung.

12

Page 16: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula

pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi

akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H.

pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker

ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding

lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

3. Terapi

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan

mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam

kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.

4. Terapi terhadap asam lambung

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan

menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi

sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi

atau menetralkan asam lambung seperti :

a. Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan

atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk

mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat

menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa

sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti

cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah

asam lambung yang diproduksi.

c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi

asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel

lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam

dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat

golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan

esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi

jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke

dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat

AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan

13

Page 17: MAKALAH LAPORAN KLINIK

untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang

lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H.

pylori.

5. Terapi terhadap H. Pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang

paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat

pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik

berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk

meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan

efektifitas antibiotik.

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk

membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang

digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif

daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi

selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan

efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan

kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan

feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan

sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang

positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya

bakteri tersebut sudah hilang

F. Pencegahan Gastritis

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran

untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :

1. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama

makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya

dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana

cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan

lakukan dengan santai.

2. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan

mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

14

Page 18: MAKALAH LAPORAN KLINIK

3. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung,

membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga

meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan

merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat

berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan

dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

4. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan

pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga

membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

5. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan

kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan

kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari,

maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang

bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

6. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS,

obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan

membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan

penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.

7. Ikuti rekomendasi dokter.

15

Page 19: MAKALAH LAPORAN KLINIK

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Diri Klien

Nama : Ny. Saida Sihombing

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Pamulang

Status perkawinan : Belum kawin

Agama : Kristen

Suku : -

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Mahasiswa

Lama bekerja : -

Tgl masuk klinik : 5 September 2013

Tgl pengkajian : 5 September 2013

Sumber informasi : Pasien dan rekam medis.

B. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama saat masuk klinik

Pasien mengeluhkan mual, pasien, muntah, serta nyeri dibagian perut

dikarenakan pasien sedang masa datang bulan dihari ke 2

2. Riwayat penyakit sekarang

Sudah sejak pagi pasien merasakan mual-mual, muntah dan pusing. Pasien juga

merasakan nyeri dibagian perut, ini adalah hari ke 2 pasien dalam masa datang

bulan.

3. Riwayat penyakit dahulu

Pasien sudah sering merasakan nyeri dibagian perutnya ketika setiap datang

bulan bahkan terkadang disertai mual dan muntah.

4. Diagnosa Medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan

yang telah dilakukan (informasi tentang pemeriksaan penunjang dan

kesimpulan hasilnya serta tindakan yang telah dilakukan dari saat MRS

sampai hari pengambilan klien sebagai kasus kelolaan)

16

Page 20: MAKALAH LAPORAN KLINIK

- GASTRITIS

C. Pengkajian Saat Ini

1. Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan

Pengetahuan tentang penyakit / perawatan: pasien belum paham akan

penyakitnya, yang pasien tahu penyakit yang dideritanya disebabkan karena ia

sedang dalam masa datang bulan.

2. Pola Nutrisi / Metabolik

Program dirumah sakit:

Intake makanan: pasien menyatakan asuapan makanan pasien tidak teratur.

Intake cairan: pasien menyatakan kuang asupan cairan.

3. Pola Eliminasi

a. Buang air besar

Pasien menyatakan konsistensi fecesnya encer, tetapi tidak ada pendarahan .

b. Buang air kecil

Tidak adanya nyeri saat mengeluarkan urin.

4. Pola Aktivitas dan Latihan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas ditempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM √

5. Pola Tidur dan Istirahat

( lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur )

Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur.

6. Pola Perceptual

( penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi )

Pengecap: pasien merasakaan pahit di lidah saat makan atau minum.

17

Page 21: MAKALAH LAPORAN KLINIK

7. Pola Persepsi Pasien

( pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri )

Pasien mengalami kecemasan karena dengan penyakit yang sedang dideritanya

dapat mengganggu aktivitas terutama dalam perkuliahannya.

8. Pola Seksualitas dan Reproduksi

( fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll. )

Pasien tidak mengalami gangguan dalam seksualitas maupun reproduksinya.

9. Pola Peran dan Hubungan

( komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan )

Pasien masih dapat berkomuniaksi dengan baik kepada perawat maupun tim

kesehatan lainnya.

10. Pola Managemen Koping Stress

( perubahan terbesar dalam hidup akhir-akhir ini )

Tidak ada perubahan yang signifikan.

11. Sistem Nilai dan Kepercayaan

( pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll. )

Pasien tidak mengalami gangguan dalam kegiatan keagamaan.

D. Pemeriksaan Fisik

Keluhan yang dirasakan saat ini :

Sudah sejak pagi pasien merasakan mual-mual, muntah dan pusing. Pasien juga

merasakan nyeri dibagian perut, ini adalah hari ke 2 pasien dalam masa datang

bulan.

TD: 110/80 mmHg P: 20 x/menit N: 80 x/menit S: 360C

E. Program Terapi

- Terapi Farmakologi

Pasien diberikan terapi obat berupa:

1. Ranitidin = 10 tablet

2. Molagiat = 10 tablet

3. Spasminal = 10 tablet

- Terapi Non Farmakologi

Pasien diberikan terapi non farmakologi berupa:

Pemberian kompres air hangat dan minyak kayu putih.

18

Page 22: MAKALAH LAPORAN KLINIK

F. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium

(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelola, cantumkan tanggal pemeriksaan

dan kesimpulan hasilnya)

Pasien tidak menggunakan pemeriksaan penunjang dan laboratorium.

G. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan masukan

nutrient yang tidak adekuat.

3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak

cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

19

Page 23: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Nusring Care Plan

A. INTERVENSI

Nama : Ny. Saida Sihombing

Umur : 25 tahun

Tgl / jam Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional

5-9-2013

08.15

I Pain Control

Diharapkan pasien setelah mendapatkan

perawatan dari perawat atau tenaga

kesehatan lainnya selama 3 x 24 jam, pasien

akan :

1. Pasien dapat mengenali onset nyeri

2. Pasien mampu mengenali faktor

penyebab nyeri

3. Pasien dapat menggunakan terapi

analgesic maupun non analgesic untuk

mengurangi nyeri.

1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Kaji nyeri pada pasien secara

keseluruhan meliputi lokasi nyeri,

karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau tingkat

keparahan nyeri, faktor pencetus nyeri.

3. Observasi secara nonverbal tentang

ketidaknyamanan yang dirasakan pada

pasien.

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

1. Untuk mengetahui berapa berat

nyeri yang dialami pasien.

2. Pemahaman pasien tentang

penyebab nyeri yang terjadi

akan mengurangi ketegangan

pasien dan memudahkan pasien

untuk diajak bekerjasama dalam

melakukan tindakan.

3. Rangsangan yang berlebihan

dari lingkungan akan

memperberat rasa nyeri.

20

Page 24: MAKALAH LAPORAN KLINIK

Pain Level

Diharapkan pasien setelah mendapatkan

perawatan dari perawat atau tenaga

kesehatan lainnya selama 3 x 24 jam, pasien

akan :

1. Pasien dapat melaporkan nyeri yang

dirasakannya kepada perawat atau

tim kesehatan lainnya.

2. Pasien dapat mengekspresikan

nyerinya dengan meringis.

3. Pasien dapat menghilangkan mual

dan muntah yang dirasakannya.

sesuai keinginan pasien.

6. Kontrol faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien terhadap

keridaknyamanan (seperti: temperature

ruangan, pencahayaan, dan

kebisingan).

7. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgesik.

4. Teknik distraksi dan relaksasi

dapat mengurangi rasa nyeri

yang dirasakan pasien.

5. Posisi yang nyaman akan

membantu memberikan

kesempatan pada otot untuk

relaksasi seoptimal mungkin.

6. Obat-obatan analgesik dapat

membantu mengurangi nyeri.

II Nutritional Status:

Diharapkan pasien setelah mendapatkan

perawatan dari perawat atau tenaga

kesehatan lainnya selama 3 x 24 jam, pasien

akan :

1. Pasien dapat memenuhi pemasukan

nutrisinya.

1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Kaji status nutrisi dan kebiasaan

makan.

3. Identifikasi perubahan pola makan.

4. Tentukan kolaborasi makanan yang

sesuai, jumlah kalori dan tipe nutrisi

yang dibutuhkan untuk mendapatkan

1. Untuk mengetahui tentang

keadaan dan kebutuhan nutrisi

pasien sehingga dapat diberikan

tindakan dan pengaturan diet

yang adekuat.

2. Untuk mengetahui pola makan

yang sesuai dengan pasien.

21

Page 25: MAKALAH LAPORAN KLINIK

nutrisi yang sesuai.

5. Berikan informasi yang sesuai tentang

nutrisi yang dibutuhkan untuk pasien .

III Nausea and Vomiting :

Diharapkan pasien setelah mendapatkan

perawatan dari perawat atau tenaga

kesehatan lainnya selama 3 x 24 jam, pasien

akan :

1. Pemasukan cairan dan makanan

dapat terpenuhi dengan baik.

2. Pasien dapat mencapai

keseimbangan cairan.

3. Pasien dapat mencapai status nutrisi

yang dibutuhkan.

1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Pelihara pemasukan dan pengelauran

pada cairan pada pasien.

3. Monitor pemasukan cairan pada pasien

yang sesuai.

4. Monitor status nutrisi

1. Untuk mengetahui

kebutuhan cairan yang

dibutuhkan oleh pasien.

2. Agar kebutuhan cairan pada

pasien dalam kondisi yang

seimbang.

22

Page 26: MAKALAH LAPORAN KLINIK

B. IMPLEMENTASI

Nama :Ny. Saida

Umur : 25 thn

Tgl / Jam Dagnosa Implementasi

5-9-2013

08.15

I 1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Kaji nyeri pada pasien secara keseluruhan meliputi lokasi nyeri, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau tingkat keparahan nyeri, faktor pencetus nyeri.

3. Observasi secara nonverbal tentang ketidaknyamanan yang dirasakan pada pasien.

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

6. Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap keridaknyamanan

(seperti: temperature ruangan, pencahayaan, dan kebisingan).

7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

II 1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

3. Identifikasi perubahan pola makan.

4. Tentukan kolaborasi makanan yang sesuai, jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan untuk

23

Page 27: MAKALAH LAPORAN KLINIK

mendapatkan nutrisi yang sesuai.

5. Berikan informasi yang sesuai tentang nutrisi yang dibutuhkan untuk pasien.

III 1. Kaji tanda-tanda vital pada pasien.

2. Pelihara pemasukan dan pengelauran pada cairan pada pasien.

3. Monitor pemasukan cairan pada pasien yang sesuai.

4. Monitor status nutrisi

C. EVALUASI

Nama :Ny. Saida

Umur :25 thn

Tgl / Jam Diagnosa Evaluasi

5-9-2013

08.15

I S : Pasien mengataka nyeri berkurang pada bagian perut.

O :Saat dilakukan perawatan ekspresi wajah klien menjadi tenang.

A: Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi

II S : Pasien mengatakan nafsu makan mulai bertambah.

O : - mual, muntah berkurang.

24

Page 28: MAKALAH LAPORAN KLINIK

- porsi makan bertambah ½ porsi

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

III S : Pasien mengatakan asupan cairan bertambah.

O : - Kelembaban kulit kembali normal

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi.

25

Page 29: MAKALAH LAPORAN KLINIK

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi

terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan

pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung

yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan

mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan

sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara

bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian

atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian

orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi

mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram

negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori)

menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu

ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang

penyakit gastritis. Setelah mengetahui pengetahuan tentang penyakit gastritis

beserta ASKEP pada pasien gastritis yang telah diuraikan dalam makalah ini,

diharapkan mahasiswa mampu memahami materi ini, karena materi ini sangat

penting bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatannya.

26

Page 30: MAKALAH LAPORAN KLINIK

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:

EGC.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed:

Ke-6. Jakarta: EGC.

NANDA International Nursing Diagnoses tahun 2012-2014

NOC ( Nursing Outcomes Classification) tahun 2012-2014

NIC ( Nursing Interventions Classification) tahun 2012-2014