Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

35
PENDAHULUAN Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi keadaan hepar, pankreas dan saluran cerna serta mendeteksi adanya gangguan atau kelainan pada hepar, pankreas dan saluran cerna dapat berupa pemeriksaan yang tidak spesifik dan pemeriksaan yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium klinik yang tidak spesifik antara lain adalah pemeriksaan untuk mengetahui akibat dari kelainan pada proses di hepar, pankreas dan saluran cerna, misalnya pemeriksaan hematologi untuk mengetahui adanya anemia karena perdarahan saluran cerna. Pemeriksaan yang spesifik antara lain pemeriksaan enzim pankreas untuk mengetahui adanya pankreatitis. TUJUAN : 1. Mengetahui berbagai pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan antara lain dalam menegakkan diagnosa, memonitor terapi, mengetahui prognosa dan epidemiologik. 2. Mengetahui jenis pemeriksaan yang akan digunakan untuk penanganan penderita. 3. Mengetahui cara persiapan pasien sebelum pengambilan bahan laboratorium, cara pengambilan bahan dan transportasinya ke laboratorium. 4. Dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.

description

modul gastrointestinal

Transcript of Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Page 1: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

PENDAHULUAN

Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi keadaan hepar, pankreas dan

saluran cerna serta mendeteksi adanya gangguan atau kelainan pada hepar,

pankreas dan saluran cerna dapat berupa pemeriksaan yang tidak spesifik dan

pemeriksaan yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium klinik yang tidak spesifik

antara lain adalah pemeriksaan untuk mengetahui akibat dari kelainan pada proses

di hepar, pankreas dan saluran cerna, misalnya pemeriksaan hematologi untuk

mengetahui adanya anemia karena perdarahan saluran cerna. Pemeriksaan yang

spesifik antara lain pemeriksaan enzim pankreas untuk mengetahui adanya

pankreatitis.

TUJUAN :

1. Mengetahui berbagai pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan

antara lain dalam menegakkan diagnosa, memonitor terapi, mengetahui

prognosa dan epidemiologik.

2. Mengetahui jenis pemeriksaan yang akan digunakan untuk penanganan

penderita.

3. Mengetahui cara persiapan pasien sebelum pengambilan bahan

laboratorium, cara pengambilan bahan dan transportasinya ke

laboratorium.

4. Dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.

5. Mengetahui keterbatasan interpretasi pemeriksaan laboratorium.

JENIS PEMERIKSAAN :

1. Pemeriksaan hematologi (Darah Perifer Lengkap, hitung retikulosit)

2. Pemeriksaan urinalisa (Urin lengkap, tes pembebanan)

3. Pemeriksaan enzim dan kimia klinik (enzim pankreas, tes fungsi hati)

4. Pemeriksaan cairan tubuh (cairan asites)

5. Pemeriksaan tinja

Page 2: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

PERSIAPAN PENDERITA

Parameter Persiapan pasien Bahan. penampung dan

pengiriman

Darah Perifer Lengkap,

hitung retikulosit

Puasa

Stat : sewaktu

Sebelum terapi atau

transfusi

Vena

K3-EDTA

Sampai di lab < 1 jam

setelah pengambilan

Urinalisis Urin pagi segar Botol tutup ulir

Sampai di lab < 1 jam

setelah pengambilan

Pemeriksaan enzim dan

kimia klinik

Puasa 8-10 jam

Profil lipid 10-12 jam

Vena

Tanpa antikoagulan

Pemeriksaan cairan tubuh

(cairan asites)

Sewaktu bersamaan dengan

darah

Botol/tabung steril

Bila hemoragik, gunakan

antikoagulan

Sampai di lab < 1 jam

setelah pengambilan

Pemeriksaan tinja Sewaktu Botol tutup ulir

Page 3: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

ALAT, BAHAN, dan CARA KERJA :

A. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Eosin

Cara ini digunakan untuk pemeriksaan bentuk trofozoit dan kista. Dengan

diberi larutan eosin maka bidang penglihatan akan berwarna merah jambu muda,

bila sediaannya cukup baik (cukup tipis). Parasit yang masih hidup tidak tercat

merah sehingga tampak kontras dengan dasar bidang pemandangan.

Bahan dan alat yang diperlukan :

(a) Larutan Eosin 2%

(b) Kertas pengisap

(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut

(d) Preparat kaca

(e) Penutup preparat

(f) Lidi atau tusuk gigi

Cara kerja :

(1) Dengan pipet diambil dan diteteskan satu tetes larutan Eosin di atas

preparat kaca yang bersih dan kering.

(2) Ambil sedikit tinja dengan lidi yang sudah disediakan, dicampur rata

dengan tetesan larutan Eosin tadi, dan benda-benda yang kasar dibuang.

(3) Ambil gelas penutup dan diletakkan diatasnya dengan hati-hati sehingga

cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung udara.

Jika preparat ini cukup tipis/cukup baik maka sediaan ini akan berwarna

merah jambu muda. Jika warnanya merah tua atau jingga, itu berarti

sediaan tersebut tebal.

(4) Diperiksa dibawah mikroskop seperti pada butir (1).

Page 4: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

B. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Iodium (Lugol)

Bahan dan alat yang diperlukan :

(a) Larutan Lugol

(b) Kertas pengisap

(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut

(d) Preparat kaca

(e) Penutup preparat

(f) Lidi atau tusuk gigi

Cara pembuatan sediaan sama dengan teknik pemeriksaan larutan Eosin,

hanya tak perlu tipis-tipis.

Indikasi: Cara ini digunakan untuk memeriksa & mengidentifikasi Protozoa

bentuk trofozoit maupun sista. Dalam pemeriksaan dengan cara ini dapat terlihat

jelas susunan inti, butir-butir khromatin dan karyosoma.

Begitu pula adanya vakuola glikogen yang terlihat kuning coklat. Bentuk

trofozoit dalam larutan ini segera mati dan membulat, oleh karena itu pada

pemeriksaan bentuk sista dan bentuk trofozoit sering menjadi sukar dibedakan

satu sama lain.

Page 5: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

C. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Sudan III

Bahan dan alat yang diperlukan :

(a) Larutan Sudan III

(b) Kertas pengisap

(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut

(d) Preparat kaca

(e) Penutup preparat

(f) Lidi atau tusuk gigi

Cara kerja :

(1) Dengan pipet diambil dan diteteskan satu tetes larutan sudan III di atas

preparat kaca yang bersih dan kering.

(2) Ambil sedikit tinja dengan lidi yang sudah disediakan, dicampur rata

dengan tetesan larutan Sudan III tadi, dan benda-benda yang kasar

dibuang.

(3) Ambil gelas penutup dan diletakkan diatasnya dengan hati-hati sehingga

cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung udara.

(4) Diperiksa dibawah mikroskop seperti pada butir (1).

Page 6: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

HASIL dan PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan laboratorium serta interpretasinyas :

1. Seorang wanita usia 46 tahun, datang dengan keluhan lemas, mual, panas, diare

dan berak darah lendir. Perhatikan hasil leukosit yang meningkat.

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

2. Penderita dewasa, wanita, 30 tahun, sering mual, serta ada rasa sakit di ulu hati.

Perhatikan pada pemeriksaan didapatkan adanya perdarahan GI sehingga anemia:

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

3. Penderita Hepatitis A Akut : Gambarkan warna kecoklatan karena bilirubin.

Page 7: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

Gambar Hasil

4. Pasien Hemokromatosis/ Iron overload/ kelebihan besi : Laporkan warna besi

Page 8: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

kebiruan.

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

5. Penderita Hepatitis B Akut , Interpretasi hasil fungsi hati.

Page 9: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

6. Penderita sirosis hati, perhatikan hasil dan interpretasi protein total dan albumin.

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

7. Penderita Perlemakan Hati, perhatikan Profil Lipid :

Page 10: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

8. Penderita Pankreatitis akut, perhatikan hasil enzim pancreas :

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

9. Penderita sirosis dengan hipertensi portal, perhatikan cairan ascites :

Page 11: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

10. Penderita asites masif, laporkan hasil :

Page 12: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

11. Penderita asites curiga keganasan, hemoragik :

Page 13: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

12. Penderita asites dengan TBC peritoneum

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

13. Penderita asites, chylus :

Page 14: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

14. Seorang bayi dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare berulang terutama setelah

minum susu formula. Pada pemeriksaan tinja dijumpai : ph tinja 4.5. Laporkan

hasil tes reduksi

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

15. Tinja berasal dari seorang laki-laki usia 52 tahun, datang dengan keluhan diare

Page 15: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

berulang dengan tinja berwarna hijau. sebelumnya ia sakit panas dan mendapat

antibiotika selama 2 minggu. Laporkan hasil pemeriksaan tinja bilirubin

Persiapan : -

Hasil dan Pembahasan :

16. Seorang laki-laki datang dengan keluran sering diare sejak beberapa bulan

Page 16: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

terakhir disertai penurunan berat badan. Dicurigai adanya perdarahan saluran

cerna akibat keganasan. anjuran : pemeriksaan CEA dan endoskopi saluran cerna

bawah. Laporkan hasil darah samar tinja :

Persiapan : -

Hasil dan Pembahasan :

17. Penderita hematoschizia. Pemeriksaan makroskopik : Tinja dengan darah

Persiapan : -

Hasil dan Pembahasan :

18. Penderita diare : Tinja darah lendir

Page 17: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Persiapan : -

Hasil dan Pembahasan :

19. Test Obermeyer (bacterial overgrowth)

Urine + reagen Obermeyer warna

Page 18: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Interpretasi : biru tua positif kuat

1. BIRU SAMAR-SAMAR POSITIF LEMAH

2. KUNING HIJAU NEGATIF

Laporkan hasil :

Persiapan : Rak tabung

Hasil dan Pembahasan :

20. Tinja infeksi GI, Polymorphonuclear Leucocytes (PMN) Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

Page 19: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

21. Tinja malabsorpsi, serat (eosin) :

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

22. Tinja diare, makroskopik :

Persiapan : -

Page 20: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

23. Tinja malabsorpsi lemak, butir lemak (Sudan III) :

Persiapan : mikroskop

Page 21: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

24. Tinja malabsorpsi, butir amilum :

Persiapan : mikroskop

Hasil dan Pembahasan :

25. Tinja penderita kolera, seperti air cucian beras :

Persiapan : -

Page 22: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

26. Tinja eritrosit (eosin) :

Persiapan : mikroskop

Page 23: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

Perbesaran 10x

27. Tinja diare + darah , makroskopik :

Persiapan : -

Pembahasan :

- Warna : Kuning

- Kosistensi : agak lembek

- Darah : ada

- Lendir : ada

- Bau : Khas

28. Tinja laktosa intoleransi, strip pH :

Persiapan : -

Serat Sayur

Eritrosit

Gelembung Udara

Page 24: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

29. Infeksi C. difficile :

Persiapan : -

Hasil dan Pembahasan :

30. Tinja bilirubin :

Persiapan : -

Page 25: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Hasil dan Pembahasan :

Hasil Mikroskopik Dari Pembuatan Larutan Eosin, Lugol, dan Sudan III

Page 26: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Eosin

Perbesaran 10x

Lugol

Perbesaran 10x

Sudan III

Serat Sayur

Eritrosit

Gelembung Udara

Butir Amilum

Lugol :

Biru hitam

Page 27: Laporan patologi klinik-gastrointestinal.docx

Perbesaran 10x

KESIMPULAN

Dari praktikum patologi klinik ini, dapat mengetahui berbagai

pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa seperti yang termasuk

dalam kategori diare berdarah. Selain itu, dapat mengetahui jenis pemeriksaan

yang akan digunakan untuk penanganan penderita seperti pemeriksaan tinja yang

menggunakan larutan eosin, lugol, dan sudan III. Kemudian dapat mengetahui

cara persiapan pasien sebelum pengambilan bahan laboratorium, cara

pengambilan bahan dan transportasinya ke laboratorium, dapat menginterpretasi

hasil pemeriksaan laboratorium, dan dapat mengetahui keterbatasan interpretasi

pemeriksaan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

1. Swartz, Mark H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC. 1995

2. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture Notes : Kedokteran Klinis.

Edisi Keenam. Surabaya: PT Gelora Aksara Pratama. 2003

Butir Lemak