Laporan Hasil Diskusi Week 4 Klinik

69
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok Klinik SKENARIO “Adakah Yang Mudah Saya Pahami ? ” Minggu ke-4 Tanggal 13 - 19 Maret 2015 Grup H ZUNIA NGESTI R (125070300111005) DEWI NOORSYALI HANDAYANI (125070300111006) FINDY SIRATU PUTRI (125070300111012) RIZKI SATRIA A (125070300111023) AFRIELIA LAILY W (125070300111032) VIVIAN DEVI EKA E (125070300111043) RIZKA AYU RIFDAH I (125070300111047) REDY AMUKTI (125070300111050) SOFIE AYU MISRINA (125070301111001) DESAK MADE TRISNA U (125070301111002) RACHMI FARICHA (125070301111005) MAULIDATUL KHASANAH (125070301111020) MONISKA DWIJANTI LUKIS (125070302111001) RUDI NURYADI (125070307111002) JURUSAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1

description

week 4 klinik

Transcript of Laporan Hasil Diskusi Week 4 Klinik

LAPORAN HASIL DISKUSIPROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok KlinikSKENARIO Adakah Yang Mudah Saya Pahami ? Minggu ke-4Tanggal 13 - 19 Maret 2015

Grup HZUNIA NGESTI R(125070300111005)DEWI NOORSYALI HANDAYANI(125070300111006)FINDY SIRATU PUTRI(125070300111012)RIZKI SATRIA A(125070300111023)AFRIELIA LAILY W(125070300111032)VIVIAN DEVI EKA E(125070300111043)RIZKA AYU RIFDAH I(125070300111047)REDY AMUKTI(125070300111050)SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)DESAK MADE TRISNA U(125070301111002)RACHMI FARICHA(125070301111005)MAULIDATUL KHASANAH(125070301111020)MONISKA DWIJANTI LUKIS(125070302111001)RUDI NURYADI(125070307111002)

JURUSAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.1DAFTAR ISI.2ISI.3A. SKENARIO3B. DAFTAR UNCLEAR TERM.3C. DAFTAR CUES..4D. DAFTARPROBLEM IDENTIFICATION4E. HASILBRAINSTORMING5F. DAFTARLEARNING OBJECTIVE.9G. HIPOTESIS10H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE11KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.25REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.27TIM PENYUSUN.29

A. SKENARIOAdakah Yang Mudah Saya Pahami ? Ny. K usia 54 tahun datang kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS tempat dia bekerja. Ny. K merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latar belakang pendidikan SMEA. Saat datang ke poli, tampak Ny. K kesulitan untuk berjalan. Ny. K mengeluh sendi sendi kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. menurut Ny.K , beliau telah didiagnosis Osteoartritis sejak 4 tahun lalu . Rasa sakit tersebut ditambah pula dari hasil pemeriksaan asam urat yang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar , dimana berat badan Ny.K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi kelebihan berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny. K menyatakan bahwa dia mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini adalah 180/100mm Hg. Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny. K tidak pernah mencari tahu. Ny.K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat mengonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi furosemide 40 mg rutin setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan dokter untuk dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi , Ny. K sering menyampaikan adakah info yang harus saya ketahui? . Dan dengan masalah sulitnya dia memahami informasi medis, Ny. K mengatakn adakah info yang mudah untuk dipahami? dan apakahh media untuk memudahkan saya memahami informasi yang saya butuhkan?

B. DAFTAR UNCLEAR TERMS1. Osteoartritis penyakit degeneratif sendi noninflamatorik yang ditandai dengan degenerasi cartilago articularis, hipertrofi tulang pada tepi tepinya , dan perubahan pada membrana synovialis, disertai nyeri dan kekakuan ( Kamus Dorland )2. Asam UratHasil akhir dari metabolisme purin berbentuk kristal yang banyak terdapat di persendian sehingga menyebabkan penyakit asam urat dengan gejala sakit pada persendian. senyawa purin umumnya terdapat dalam jerohan ( Kamus Gizi)3. Hipertensitingginya tekanan darah arteri secara persisten, penyebabnya mungkin tidak diketahui atau mungkin disebabkan oleh penyakit lain. ( Kamus Dorland) tekanan darah arteri yang abnormal tinggi . pada keadaaan normal tekanan sistolik berkisar pada 120 mmHg dan tekanan diastolik 80mmHg. hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit ginjal. Pada masyarakat perkotaan menjadi masalah utama karena perubahan pola makan dan gaya hidup . ( Kamus Gizi)4. FurosemideDiuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi ( kamus dorland) dengan cara kerja dapat mengurangi absorbsi dari natrium atau cairan dalam tubuh5. CodeinAlkaloid narkotik yang diperoleh dari opium atau dibuat dari morfin melalui proses metilasi dan digunakan dalam bentuk basa atau garam fosfat/sulfatnya sebagai analgesik opoid, antitusif, dan antidiare ( Kamus Dorland)

C. DAFTAR CUESAhli gizi dapat memberikan informasi mengenai penyakit yang diderita oleh Ny.K yaitu osteoartritis, Hipertensi dan obesitas/ kegemukan serta diet yang sesuai yang dapat dipahami oleh pasien tsersebut dengan menggunakan media yang dapat memudahkan pasien dalam mendalami informasi yang dibutuhkan

D. DAFTAR PROBLEM IDENTIFICATION1. Bagaimana patofisiologi, sign symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari : osteoartritis Hipertensi2. Apa saja informasi yang perlu diketahui oleh pasien terkait penyakit yang dideritanya?3. Bagaimana hubungan dari penyakit hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?4. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?5. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi pasien?6. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?7. Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? Bahan makanan yang dianjurkan dan dihindari zat yg dibutuhkan Tujuan Diet Prinsip Diet

E. HASIL BRAIN STORMING1. Bagaimana patofisiologi, sign symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari osteoartritis patofisiologi : ujung ujung sendi tertutup tulang rawan oleh cairan sinofial antara tulang satu dengan tulang yang lain mengakibatkan menipis dan akhirnya ujung tulang bergesekan dan menimbulkan rasa nyeri dan kaku. sign symptoms: a. nyeri sendi karena adanya hipertrofi tulang rawanb. terjadi kesemutanc. kadar asam urat tinggi

manifestasi klinis:

etiologi : berhubungan dengan hormon estrogen (semakin tua usia, hormon estrogen semakin menurun )

faktor resiko : a. Faktor Usia ( terjadi pda usia lebih dari 55th)b. adanya kelebihan Berat Badan ( ada hubungan dengan tulang tulang yang menyangga badan. semakin berat BB, tulang akan sukar menopang tubuh dan akhirnya terjadi osteoartritis)

c. genetikd. adanya traumae. gangguan pertumbuhanf. pekerjaan/profesi ( atlet)

Hipertensipatofis : terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan naiknya tekanan darah, vasokontriksi disebabkan karena tingginya konsumsi Natriumsign symptoms: tekanan sistolik dan diastolik diatas 120/80mmHg

manifestasi : bisa menyebabkan jantung koroner dan stroke , penyakit ginjal

etiologi : a. suka konsumsi makanan yang berpengawet (tinggi natrium) b. kurangnya olahragac. obesitas

faktor resiko : lanjut usia ( fungsi organ menurun)

2. Apa saja informasi yang perlu diketahui oleh pasien terkait penyakit yang diderita? informasi : a. gambaran umum penyakit yang diderita ( Hipertensi dan osteoartritis) b. makanan yang dilarang dan yg dianjurkanc. aktifitas fisik yang disarankan d. penyebab pasien nyeri dan cara menanggulangie. IOM ( Interaksi Obat dan Makanan)f. informasi diet pasien

3. Bagaimana hubungan antar penyakit (Hipertensi, osteoartritis, obesitas dan asam urat)?Obese: berat badan bertambah, intoleransi glukagon menyebabkan DM , hormon IL 6 release menyebabkan Hipertensi menyebabkan osteoartritisobese bisa menyebabkan Hipertensi terkait dengan hormon. Menyebabkan osteoartritis karena BB bertambah (tulang terlalu berat menopang tubuh)Obese sel lemak merelease harmon proinflamatori menarik endotel pembluh darah dan dapat menyebabkan osteroklerosis menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Asam urat memperparah keadaan osteoartritis karena mengkristal pada persendian

4. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?a. stretching / pelemasan otot , frekuensi : ringan b. tidur berbaring menggerakkan kaki 300selama 30 mnitc. menggerkan tangan ( sendi2) dilakukan pda org yg sudah parah , freq disesuaikan dg rasa nyeri pasien, jika merasakn sakit , gerakan dihentikand. kondisi lbh baik jalan *aktivitas dilakukan dengan frekuensi ringan dan disesuaikan dengan nyeri pada pasien, minimal melakukan aktifitas fisik

5. Bagaimana Interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi pasien?a. furosemid: tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan bahan makanan tinggi natrium karena akan menghambat vitamin B12 dan Magnesium serta menyebabkan hipertensi.codein: bisa menyebabkan efek samping jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol *jika diberi obat anti HT apakah masih perlu mengurangi konsumsi Natrium?

6. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?a. leaflet: mudah dibawa pulang dan dipelajari dirumah, b. booklet: lebih rinci dan jelas, mudah dipahami bahasanyac. video: lebih mudah mejelaskan dan dimengerti pasiend. majalah: banyak konten gambar yang lebih disukai, lebih sering dibacae. food model: adanya contoh dari menu / porsi makan pasien

media yang sesuai dengan skenario := booklet lebih spesifik menjelaskan mengenai penyakit pasien, lebih banyak informasi yang dapat disampaikan= videodapat digunakan saat menyampaikan informasi ke pasien, pasien lebih bisa memahami, menggunakan bahasa yang mudah dipahami= food model contoh URT lebih jelas untuk dijelaskan, lebih dapat dipahami dan bisa diingat - ingat oleh pasien = bisa di follow up menggunakan sms*kelebihan dan kekurangan media7. Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? zat gizi yang dibutuhkan: kalsium 800mg Tujuan :a. mengurangi keluhan pasienb. meningkatkan kesehatanc. menurunkan tekanan darahd. menurunkan berat badan pasien hingga menjadi normal Prinsip : a. rendah lemak b. rendah garam (jika diperlukan)c. rendah purind. rendah energi*alasan

BM yg dihindari : Bahan makanan dengan kandungan natrium tinggi (hati, jeroan ,jantung, bebek ,ikan sarden ,kerang remis) , sosis , ketan , melinjo , cake BM yg dianjurkan : ikan laut , tinggi antioksidan untuk mencukupi serat ( sayur - sayuran, buah - buahan berwarna ), daging ayam fillet, susu skim, daging putih BM yg dibatasi : kacang - kacangan (25gr/ hari) , tahu & tempe (50gr/ hari), garam, batasi kecap, makanan digoreng (lebih baik dikukus/ rebus/ tumis) , susu fullkrim , daging merah*tips memilih / mengolah makanan

F. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Bagaimana patofisiologi, sign symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari : osteoartritis Hipertensi2. Bagaimana hubungan dari penyakit hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?3. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ?4. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi pasien?5. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?6. Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? Bahan makanan yang dianjurkan dan dihindari zat yg dibutuhkan Tujuan Diet Prinsip Diet

G. HIPOTESIS

1. hipotesis DK1

asam urat tinggiosteoartritisobesitashipertensi

etiologipatofisiologi

faktor resikosign symptomsmanifestasi klinis

media

dietaktifitas fisikgambaran umum penyakit

IOM

furosemidbahan makananprinsip

hindari Na

lemakdianjurkan

purinhambat vit B12 , Mg

dibatasi

energi

dihindaricodein

cukup serat

hindari alkohol

2. Hipotesis DK2

obesitas

asam urat patofisiologi (hormon , RAAS, plakpatofisiologi (beban , inflamasi

osteoartritishipertensi

obat

furosemidecodein

hypokalemiakonstipasi

magnesium

asam urat

prinsipaktifitas fisik diet

tujuan

bahan makanan yang dibatasiBahan makanan yang dianjurkan

media

yang dipilihtiruanmedia optikslide gambarbookletasli food modelH. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE1. Bagaimana patofisiologi, sign symptom, manifestasi klinis, etiologi dan faktor resiko dari : osteoartritis patofisiologiPatofisiologi penyakit osteoartritis adalah campuran antara proses degradasi dan inflamasi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya degradasi tulang rawan yang disertai dengan peningkatan angka leukosit dan sitokin pro inflamasi di dalam cairan sinovial sendi yang terserang osteoartritis. Sitokin pro inflamasi, seperti IL-1 dan TNF-a mampu meningkatkan sintesis enzim MMP (Matrix Metalloproteases) berupa collagenase, yang bertanggung jawab terhadap degradasi kolagen dan stromelysin serta aggrecanase, yang bertanggung jawab terhadap degradasi proteoglikan. Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai suatu proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif. Selain itu, terjadinya kerusakan matriks tulang rawan sendi dapat mengakibatkan perubahan arsitektur sendi dan penipisan rawan sendi. Perubahan arsitektur sendi mengakibatkan perubahan mekanika sendi yang menyebabkan bertambahnya tekanan terhadap sendi, kerusakan sendi lebih lanjut, pelepasan enzim MMP, dan terjadinya inflamasi sendi yang dapat menimbulkan nyeri (Kertia, 2011; Bachtiar, 2010; Aulia, 2013).

Osteoartritis (OA) yang dalam bahasa awam masyarakat kita sering dinamakan pengkapuran sendi, adalah proses degenerasi atau penuaan sendi. Pada proses penuaan ini lapisan tulang rawan sendi yang terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga jarak antara dua tulang saling berdekatan. (Handbook of Clinical Nutrition and Aging, 2009)

Patofisiologi dari Osteoartritis juga disebabkan karena adanya stimulasi produksi Nitric Oxide (NO) yang dilakukan oleh IL-1 (Interleukin 1 beta) sehingga menyebabkan inflamasidan menghambar produksi kolagen dan sintesis proteoglikan yang akhirnya menyebabkan terjadinya osteoartritis (Sarz, Puttini et al, 2005 dalam Bachtiar, 2010).

sign symptomsign krepitusyaitu retak yang terdengar pada sendi saat melakukan gerakan aktif maupun pasif. gerakan sendi terbatas perubahan tulang dan deformitas sendi radang atrofi ototsymptoms nyeri sendi ketidakstabilan sendi kekakuan sendi(Keith, 2007)

1. nyeri sendi. nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat2. hambatan gerakan sendi. gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan pertambahan rasa nyeri3. kaku pagi. rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan banyak gerakan seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.4. krepitasi. rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit.5. pembesaran sendi. sendi yang terkena secara perlahan dapat membesar6. pembengkakan sendi yang asimetris. pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak atau karena adanya osteofit sehingga bentuk permukaan sendi berubah7. tanda - tanda peradangan. tanda - tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warnakemerahan) dapat dijumpai pada osteoarthritis karena adanya synovitis.8. perubahan gaya berjalan. keadaan ini berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama pada osteoarthritis lutut.(Rifhan, 2010)

Pada tahap awal akan hilang timbul, durasi dan keparahanmeningkat sejalan dengan bertambahnya beratnya penyakit tersebut.Olahraga, aktivitas fisik meningkat, duduk lama, naik tangga, jongkok sering menyebabkan kambuhnya penyakit tersebut.(Kelley, 2006)

manifestasi klinikManifestasi klinis dari osteoarthritis biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang lama.Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian, terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian digerakkan.Pada kasus-kasus yang lanjut terdapat pengurangan massa otot. Terdapatnya luka mencerminkan kelainan sebelumnya. Pergerakan selalu terbatas, tetapi sering dirasakan tidak sakit pada jarak tertentu; hal ini mungkin disertai dengan krepitasi.Beberapa gerakan lebih terbatas dari yang lainnya oleh karena itu, pada ekstensi panggul, abduksi dan rotasi interna biasanya merupakan gerakan yang paling terbatas. Pada stadium lanjut ketidakstabilan sendi dapat muncul dikarenakan tiga alasan: berkurangnya kartilago dan tulang, kontraktur kapsuler asimetris, dan kelemahan otot.Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda yang disebutkan diatas.(Depkes RI, 2006) (Lim, G.R., 2012)

Tampak penyempitan ruang sendi (joint space) pada foto Rontgen (Suriani, 2013)

Kekauan pada pagi hari sering dirasakan, biasanya dapat hilang dalam waktu 30 menit. (Haq et all, 2003)*degradasi dan inflamasi kolagen dan proteoglikan menyebabkan peradangan dan pembesaran pada sendi

etiologiTerdapat beberapa teori tentang etiologi penyakit OA, akan tetapi masih tetap menjadi perdebatan. (Depkes RI, 2006)

berdasarkan penyebabnya: Etiologi Osteoartritis primer ( idiopatik)Faktor genetik Etiologi Osteoartritis sekunder Metabolik, Kelainan anatomi/ struktur sendi, trauma, inflamasi ( Seliam 2009)osteoarthritis primer atau disebut osteoarthritis idiopatik tidak memiliki penyebab yang pasti dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. osteoarthritis sekunder disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), da imobilisasi yang terlalu lama. (Soeroso, 2006 ; dalam Rifhan 2010)

faktor resiko1. Faktor konstitusional Bertambahnya umur, obesitas, perempuan.2. Faktor Mekanik Aktifitas fisik yang berat, luka pada sendi3. Faktor genetik Mutasi pada gen kolagen tipe II, Akromegali4. Faktor Lainnya Kelemahan otot,Penyakit deposisi kristal kalsium, Hemokromatosis(Handbook of Clinical Nutrition and Aging, 2009)Orang yang kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D memiliki resiko 3 kali lipat menderita OA lutut(eka pratiwi, 2007 )Peradangan disebabkan karena sinovitas sekunder, penurunan ph jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang menyebabkan nyeri. Pembengkakan merupakan reaksi peradangan akibat pengumpulan cairan dalam ruang sendi. Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan(Rachmah laksmi ,- ; Depkes 2006 )Faktor demografi Usia sebuah studi menunjukkan bahwa resiko seseorang mengalami gejala Osteoarthritis adalah mulai 50 tahun.

Etnis/rasSuatu penelitian membuktikan bahwa etnis afrika-amerika dan asia lebih beresiko terkena osteoarthritis daripda kaukasia

(Maharani, 2007)

nutrisipaparan antioksidan yang terus menerus meningkatkan resiko osteoarthritis, konsumsi antioksidan yang tinggi dapat melindungi pasien dari osteoarthritis. kadar vitamin D yang rendah di jaringan juga dapat mengganggu kemampuan tulang merespon optimal terjadinga osteoarthritis kemungkinan vitamin D memiliki efek langsung terhadap kondrosit di kartilago yang mengalami osteoarthritis yang membentuk kembali reseptor vitamin D faktor hormonalpada kartilago terdapat reseprot estrogen yang berpengaruh pada penyakit inflamasi. perempuan yang menopause cenderung menderita asthritis inflamatorik (Rachmah Laksmi, -)

Hipertensi patofisiologi :Ginjal mengeluarkan angiotensin I, dalam angiotensin I akan mengeluarkan Angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE mengeluarkan Angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan meningkatnya sekresi hormon ADH dan menstimulasi sekresi aldosteron dari kortesk adrenal. meningkatnya sekresi hormon ADH dapat menyebabkan urin sedikit. Urin yuang sedikit ditandai dengan warna yang pekat dan meningkatnya osmolaritas, dan urin tersebut mengental. Urin yang mengental menyebabkan cairan intraseluler menarik ke cairan ekstraseluler sehingga membuat volume darah dan tekanan darah meningkat. sedangkan untuk yang stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal dapat menurunkan eksresi NaCL ( garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal, lalu dapat meningkatkan konsentrasi NaCL di pembuluh darah. Meningkatnya konsentrasi NaCl itu akan diencerkan sehingga akan membuat volume ekstraseluler meningkat. volume ekstraseluler yang meningkat dapat menyebabkan tekanan darah dan volume darah meningkat( Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009 dalam Dr.Dra. Nurhaedar Jafar, 2010)

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ.(Kartikasari, 2012)

Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap normalitas tekanan darah. Peningkatan curah jantung terjadi melalui dua cara, yaitu peningkatan volume cairan atau preload dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebihan. peningkatan volume plasma menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik. Sedangkan, peningkatan resistensi perifer disebabkan oleh resistensi garam (hipertensi tinggi renin) dan sensitif garam (hiertensi rendah renin). Penderita hipertensi tinggi renin memiliki kadar renin yang tinggi kibat jumlah natrium dalam tubuh yang menyebabkan pelepasan angiotensin II. Kelebihan angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi dan memacu hipertrofi dan proliferasi otot polos vaskular. Sedangkan, pada penderita hipertensi rendah renin akan mengalami retensi natrium dan air yang mensupresi sekresi renin. Hipertensi rendah renin akan diperburuk dengan asupan tinggi garam. Pada peningkatan Total Peripheral Resistance, jantung harus memompa secara kuat dan menghasilkan tekanan lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit. Keadaan ini disebut peningkatan afterload jantung yang berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Peningkatan afterload yang berlangsung lama menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi. Terjadinya hipertrofi mengakibatkan kebutuhan oksigen ventrikel semakin meningkat, sehingga vrntrikel harus mampu memompa darah lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrrofi, serat-serat otot jantung mulai menegang melebihi panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Kartikasari, 2012).

Dalam bahasa awam Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana tek darah di atas normal 120/80 mmHg. (Krause , 2004)

Analogi Hipertensi Orang Minum Cincau. Orang dianalogikan sebagai jantung. Cincau sebagai faktor penyebab hipertensi dan sedotan sebagai pembuluh darah. Apabila kita minum cincau pasti cincau dan air akan melewati sedotan. Semakin banyak cincau yang disedot maka semakin sulit air melewati sedotan. Sehingga orang tersebut harus berusaha lebih keras untuk meminum cincau melalui sedotan tersebut. Sama halnya seperti tekanan darah tinggi. Apabila kita makan lemak berlebih (faktor penyebab hipertensi) lama kelamaan lemak tersebut akan menyumbat pembuluh darah sehingga darah yang tadinya alirannya lancar menjadi sulit melewati pembuluh darah, akhirnya kerja jantung semakain bertamabah dan tekanan darah pun naik.

sign symptoms :

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah :

1. Sakit kepala2. perdarahan dari hidung3. pusing4. wajah kemerahan dan 5. kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: 1. sakit kepala 2. kelelahan 3. mual 4. muntah 5. sesak nafas 6. gelisah 7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.(Dr.Sadeli Ilyas,- )

Terdapat peningkatan tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg (Kartikasari, 2012)

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula diteukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus) (Sagala, 2009)

Denyut jantung kuat, cepat atau tidak teratur(LIPI, 2009)Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun berupa: a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan darah intrakranium. b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi. c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf. d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus. e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

(Aris Sugiharto , 2007)

manifestasi klinik

1. stroke. stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah non otak yang terpajan tekanan tinggi2. infark miokard. infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak dapat menyupla cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah3. gagal ginjal. gagal ginjal dapat terjadi karena kerusaan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler - kapiler ginjal glomerulus4. ensefalopati. ensefalopati dapat terjadi karena tekanan yang tinggi. pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susuna saraf pusat. (Crowin, 2000 dalam Sagala, 2009)

Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan. (Kartikasari, 2012) etiologiHipertensi dibagi menjadi dua primer dan skunder.pada anak usia pra remaja hipertensi lebih sering terjadi adalah sekunder karena adanya penyakit dasar yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu kelainan parenkim ginjal merupakan penyebab tersering. Hipertensi primer ditemukan di anak dibawah 10 tahun. Disebabkan riwayat keluarga dngn hipertensi(Sarawati Indira.2010)

Menurut Sunarta Ann dan peneliti lain, berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu : a. Hipertensi Primer Artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor yang diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90 % pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. Pengobatan hipertensi primer sering dilakukan adalah membatasi konsumsi kalori bagi mereka yang kegemukan (obes), membatasi konsumsi garam, dan olahraga. Obat antihipertensi mungkin pula digunakan tetapi kadang-kadang menimbulkan efek samping seperti meningkatnya kadar kolesterol, menurunnya kadar natrium (Na) dan kalium (K) didalam tubuh dan dehidrasi.

b. Hipertensi Sekunder Artinya penyebab boleh dikatakan telah pasti yaitu hipertensi yang diakibatkan oleh kerusakan suatu organ. Yang termasuk hipertensi sekunder seperti : hipertensi jantung, hipertensi penyakit ginjal, hipertensi penyakit jantung dan ginjal, hipertensi diabetes melitus, dan hipertensi sekunder lain yang tidak spesifik.( Aris Sugiharto, 2007)

A. Hipertensi primer 90% terjadi dimasyarakat namun belum diketahui secara pasti patogenesisnya , hipertensi dapat diturunkan secara turun temurun dalam suatu keluarga, dan faktor genetik memiliki peranan penting dalam hipertensi primer. Apabila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik maka memiliki kecenderungan timbulnya hipertensi sekunder

B. Hipertensi sekunder 10% terjadi pada masyarakat biasanya karena adanya komorbidi/ obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat dari penyakit ginjal kronis/ penyakir renivaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering terjadi. (Depkes RI, 2006)

Jenis hipertensi primer sering turun temurun dalam suatu keluarga, setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang perana penting pada patogenesis hipertensi primer ini.Banyak karakteristik genetik dari gen-gen yang memepengaruhi keseimbangan natrium. (Depkes, 2006)

Stres atau ketegangan jiwa (rawa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat (Gunawan, 2001). faktor resikoFaktor risiko ada dua yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. faktor yang dapat dimodifikasi: stress, obesitas, dan nutrisi faktor yang tidak dapat dimodifikasi: faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis( Yogiantoro M, 2006)

Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas: a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol 1) Umur Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun.38 Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan . Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi.2) Jenis Kelamin Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% wanita. Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk peningkatan darah sistolik. Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk, pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya hipertensi Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita.

3) Riwayat Keluarga Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.4) Genetik Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol 1) Kebiasaan Merokok Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi.Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari. 2) Konsumsi Asin/Garam Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi. Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari. Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah.3) Konsumsi Lemak Jenuh Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. 4) Penggunaan Jelantah Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ. Penggunaan minyak goreng sebagai media penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya minyak tersebut menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian dipakai untuk menggoreng kembali, karena komposisi ikatan rangkapnya telah rusak.Minyak goreng terutama yang dipakai oleh pedagang goreng-gorengan pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak peduli apakah warnanya sudah berubah menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan yang dikemukakan cukup sederhana yaitu demi mengirit biaya produksi. Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak menginginkan menderita hiperkolesterolemi dianjurkan untuk membatasi penggunaan minyak goreng terutama jelantah karena akan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.3 5) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena survei menunjukkan bahwa 10 % kasus hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah.Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum-minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ lain. 6) Obesitas Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa tubuh> 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat. Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya hipertensi dikemudian hari. Pada penelitian lain dibuktikan bahwa curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah terjadinya hipertensi.Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan lebih.38 7) Olahraga Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi.Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri. 8) Stres Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Menurut Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Menurut Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap.6 Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat dipastikan. 9) Penggunaan Estrogen Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara epidemiologi belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi hormonal estrogen.Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya pemakaian kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut), akan meningkatkan tekanan darah perempuan. Oleh karena hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu maka pencegahan hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.(Aris Sugiharto,2007)

Garam : Asupan garam yang kurang dari 3 gr/hari akan menyebabkan hipertensi yang rendah. Sedangkan jika mengkonsumsi garam 5 -15gr/hari, akan meningkat menjadi 15-20%(Basha, 2004 dalam Sagala, 2009).Aktivitas fisik: Aktivitas fisik yang tinggi menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung sehingga otot jantung akan bekerja lebih keras semakin besar tekanannya yang dibebankan pada arteri (Amir, 2002 dalam Sagala (2009).

Faktor resiko yang dapat dimodifikasia. Konsumsi LemakKebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah.

b. MerokokMerokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin.(Kartikasari, 2012)Nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002 dalam Sagala, 2009)Jenis kelamin ini sangat erat kaitannya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun (Sagala, 2009)genetik hipertensi lebih banyak terjadi pada anak kembar monozigot (satu sel telur) daripada kembar heterozigot (dua sel telur). Riwayat keluarga menurut sheps jika orang tua memiliki hipertensi maka keturunannay akan memiliki risiko penyakit tersebar sebesar 60% (sugiharto,2007)

Usia Hipertensi akan meningkat resikonya karena pertambahan usia, disebabkan oleh perubahan alamiah yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan hormon (Kartikasari,2012)2. Bagaimana hubungan dari penyakit hipertensi, osteoartritis dan obesitas/ kegemukan?a. Hubungan Obesitas Dan Osteoartritis Obesitas merupakan penyebab yang mengawali OA, bukan sebaliknya bahwa obesitas disebabkan immobilitas akibat rasa sakit karena OA. Pembebanan lutut dan panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen dan dukungan struktural lain. Setiap penambahan berat +kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar +11 kg. Setiap penambahan 1 kg meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi orang yang obes, setiap penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi fakorrisiko OA di kemudian hari sebesar 50%.(depkes, 2006)Obesitas dapat menyebabkan terjadinya stres abnormal pada pasien, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan biofisika yang berupa fraktur jaringan kolagen dan degradasi proteoglikan, dan adanya fraktur pada jaringan kolagen memungkinkan cairan sinovial mengisi celah yang terdapat pada jaringan kolagen dan membentuk kista subkondrial, dengan kata lain osteoartritis pada orang obesitas terjadi karena adanya sebab mekanik ( Sara Listyani, 2010)

b. Hubungan Asam Urat Dan Osteoartritis OA sekunder penyebabnya adalah karena kerusakan sendi yang ada sebelumnya (artritis rematik, gout, artritis sepsis, penyakit Paget, spondiloartropati seronegatif), penyakit metabolik (kondrokalsinosis, hemokromatosis bawaan, akromegali) dan penyakit sistemik (hemofilia, hemoglobinopati, neuropati). (Kumar, P., & Clark, M., 2005)

c. Hubungan Obesitas Dan HipetensiPada obesitas terjadi peningkatan massa sel lemak yang menyebabkan peningkatan produksi angiotensi di jaringan lemak, yang berperan penting dalam peningkatan tekanan darah. Telah dibuktikan bahwa renin angiotesin system (RAS) pada jaringan lemak terlibat dalam patofisiologi obesitas dan penyakit yang berhubungan denga obesitas. Kadar RAS lokal di dalam jaringan lemak berperan dalam meningkatkan aktivitas RAS sistemik sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darahSelain itu pada obesitas terjadi resistensi insulin dan gangguan fungsi endotel pembuluh darah yang menyebabkan vasokonstriksi dan reapsorbsi natrium di ginjal yang mengakibatkan hipertensi. Resistensi insulin dapat meningkatkan tekanan darah melalui penurunan nitric oxide yang menimbulkan vasodilatasi, peningkatan sensitivitas garam atau peningkatan volume plasma (syafruddin,2009)

Seiring dengan obesitas, terjadi kelebihan komposisi lemak tubuh. dimana lemak ini dapat menyumbat aliran darah pada pembuluh darah. pembuluh darah akan menyempit, maka resistensi dan tekanan darah meningkat. (Krause , 2004)

Sel lemak yang tinggi pada orang obesitas dapat mempengaruhi beberapa hal yaitu tingginya angiotensin, tingginya leptin, rendahnya adiponektin dan perubahan hormon lain. Tingginya angiotensin dapat meningkatkan ras pada tubuh yang kemudian meningkatkan reabsorbsi na dan kemudian menyebabkan hipertensi.Sedangkan rendahnya adiponektin dapat menurunkan sensitivitas insulin yang kemudian mempengaruhi beberapa hormon yang menyebabkan disfungsi endotel. Terjadinya disfungsi endotel ini dapat meningkatkan vasokonstriksi arteri dan langsung menyebabkan hipertensi. Tingginya leptin dapat mempengaruhi kerja hipotalamus dan meningkatkan reabsorbsi na yang kemudian menyebabkan terjadinya hipertensi

(Kotsis et al, 2010)*bahasa awam (gunakan bahasa obesitas menjadi kegemukan, hipertensi menjadi tekanan darah tinggi, osteroarthritis jadi pengapuran sendi): kegemukan adanya penyumbatan tek darah menyebabkan tekanan darah tinggi konsumsi obat2an HT dpt beri resiko asam urat . Badan akan ditopang oleh tubuh , jika obese, semakin berat kerja tulang menopang dan akan terkikis sendi sendi yang mnyebabkan osteoartritis

d. Asam Urat Dengan HipertensiTingginya kadar asam urat dalam darah dapat disebabkan karena tubuh memproduksi terlalu banyak uric acid/ ginjal tidak dapat mengeliminasi uric acid. Namun ada berbagai faktor yang mempengaruhi tingginya kadar asam urat dalam darah yaitu genetic, alkohol, konsumsi makanan tinggi purin, ketidak mampuan ginjal, serta obat diuretik.Tingginya kadar asam urat pada pasien kemungkinan karena efek dari konsumsi obat hipertensi yaitu furosemid yang termasuk dalam golongan obat diuretik. Furosemid ini obat yang menghambat reabsorpsi air dan elektrolis untuk menurunkan tekanan darah. Efek sampingnya berupa hiperglikemi, hiperurikemi, hiponatremi, hipokalemi. Karena adanya efek tersebut, selama peberian perlu dilakukan monitoring ketat terhadap tekanan darah, kadar elektrolit serum, kadar BUN dan kadar asam urat serum (www.mayoclinic.org)

Analogi obesitas dengan oseteoarthritis kaki kursi dianalogikan sbg tulang rawan dan sendi. apabila kursi tersebut didudukin oleh orang yang gemuk lama kelamaan kursi tersebut tertekan dan patah. sama halnya seperti tulang dan sendi. apabila sendi dan tulang menopang tubuh yang kelebihan berat badan maka sendi dan tulang lama kelamaan akan rapuh dan aus.

3. Apa aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien dalam kasus dan berapa frekuensi aktifitas fisik tersebut dilakukan ? latihan berdiri dari kursi untuk menguatkan sendi kaki the rocking horse aquatic exerciseuntuk menguatkan kaki dan pantat latihan berjalan di tembok dengan tumpuan tangan untuk menguatkan sendi bahu hip hinging V exercisefrekuensi 3-4 kali per hari, bila terasa sakit kurangi pengulangan. (Depkes 2006)

Untuk pasien yang berusia di atas 65 tahun, penurunan fungsi gerak, terbatas melakukan kegiatan, atau memilik kondisi kronik selain arthritis (misalnya diabetes, kanker, penyakit jantung), dianjurkan setiap minggu melakukan aktivitas fisik untuk kesehatan dengan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang (misalnya: bersepeda) selama 2 jam 30 menit per minggu, aerobik intensitas tinggi 1 jam 15 menit (misalnya: berenang), atau keduanya dengan aturan umum: 1 menit aktivitas intensitas tinggi = 2 menit aktivitas intensitas rendah. Selain itu, pasien juga disarankan melakukan aktivitas penguatan otot minimal 2 hari per minggu dan aktivitas mendukung keseimbangan minimal 3 hari per minggu.(CDC, 2015)

( Rachmah Laksmi , - )Aktivitas fisik yang dipilih ditujukan untuk mengembalikan fleksibilitas sendi, meningkatkan jangkauan gerak sendi tanpa rasa nyeri, serta memperkuat otot-otot pendukung persendian (Arovah, 2006).kesimpulan : aktfitas yang sesuai untuk pasien dalam fase pemulihan yaitu dengan terapi manual, latihan flexibiltas dan kekuatan otot, jika keadaan/ kondisi pasien sudah memungkinkan untuk melakukan kegiatan yang lebih berat dan sudah tidak merasakan nyeri yang terlalu sakit bisa melakukan gerakan aerobik

4. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat yang dikonsumsi pasien?Apabila menggunaan obat furosemide dalam jangka yang panjang akan menyebabkan tubuh kekurangan asam folat, kalium dan magnesium. sedangkan apabila kekurangan asam folat dalam darah menyebabkan folat rendah akan menyebabkan homosistein dimanan darah, maka dari itu pasien yang mengonsumsi furosemid harus ditambahkan dengan suplemen asam folat. selain itu pasien akan kekurangan magnesium sedangkan magnesium itu bekerja sama dengan kalium, apabila magnesium dalam darah turun maka akan membuat kalium juga akan turun, maka dari itu harus di tambahkan sumplemen magnesium 300-400 mg per hari codein: tidak diperbolehkan meminum obat ini dengan minuman yang mengandung tanin seperti teh hijau dan teh hitam dikarenakan dapat menyebabkan terganggunya proses penyerapan codein itu sendiri ( Alan R Gaby, 2006)

Orang yang ditreatment loop diuretic furosemid kemungkinan memiliki resiko defisiensi vitamin B1. Untuk mencegah tejadinya defisiensi tersebut erlu diberikannya supplementasi vitamin B1Codein biasanya menyebabkan gastrointestinal upset. Codein dan produk yang mengandung codein harus dibarengi dengan makan untuk mencegah terjadinya gastrointestinal upset. Selain itu efek samping dari codein ini bisa menyebabkan konstipasi, karena hal tersebut perlu meningkatkan intake serta dan air minum (Alan R Gaby, 2006)Furosemid dapat meningkatkan calcium, tidak boleh diminum bersamaan alcohol dapat meningkatkan hipotensi ortostatik konsentrasi furosemide akan turun dengan adanya makanan. Hindari ginseng memperparah Hipotensi, bawang putih meningktkan efek hipertensi. (FDA, 2010)Codein sebaikanya jangan dikonsumsi dengan minuman alkohol karena kodein merupakan anakgesik narkotik yang apabila diminum bersama alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya, koma atau meninggal (FDA, 1933)

Furosemid dipengaruhi oleh asupan makanan. bioavailabilitas berkurang 16-45%. Jika dikonsumsi bersamaan denagn makanan. furosemid merupakan obat diuretik, dapat meningkatkan eksresi kalium , kalsium , natrium , klorida, dan magnesium. oleh karena itu diperlukan makanan sumber kalium , misalnya kentang, buah jeruk , pisang.(Handbook of food drug interaction, 2003)

Furosemid sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan atau susu untuk mengurangi iritasi pada GI tract. Ada kemungkinan hipokalemia ketika mengonsumsi furosemid, sehingga dibutuhkan tambahan asupan kalium dalam makanan (Mancano, 2012). Untuk pasien yang mendapatkan furosemid, tidak perlu mengurangi asupan garam karena telah dilakukan terapi farmakologis. Jika pasien telah mengurangi garam dan berat badannya, dapat membebaskan pasien dari penggunaan obat-obatan antihipertensi, seperti furosemid (Depkes RI, 2006).

Dalam mengonsumsi codein sebaiknya bersamaan dengan makanan atau susu agar dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada GI tract(Acosta, 2010).

Obat DiuretikObat golongan ini bekerja dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit (natrium, kalium dan klorida) dari dalam tubuh. Beberapa contoh obat golongan ini adalah, Furosemid, Triamteren, Hidroklorothiazid. Interkasi dengan Makanan: diuretik dapat menyebabkan kehilangan kalium, kalsium dan magnesium. Tetapi sebaliknya, triamteren akan menghambat pengeluaran kalium dari tubuh hingga dapat mengakibatkan terjadinya hiperkalemia yang ditandai dengan denyut jantung cepat dan tidak beraturan (palpistasi jantung). Oleh karena itu saat mendapat Triamteren, hindari makanan yang mengandung banyak kalium seperti pisang, jeruk, sayuran berwarna hijau atau garam pengganti yang mengandung kalium.(Ikatan Dokter Avasinolog Indonesia , -)

Hindari konsumsi seledri bersamaan dengan furosemid karena seledri memiliki indikasi medis yaitu sebagai diuretik dan antihipertensi. Jika digunakan secara bersamaan akan menyebabkan cairan tubuh dan kadar ion dalam tubuh menurun sehingga terjadi penurunan keseimbangan (Avasinmedicalcenter.com)

5. Apa saja media yang dapat memudahkan untuk memberikan informasi ke pasien? Dan media apa yang sesuai dengan kasus?macam-macam media yang dapat digunakan : benda asli: benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Kelebihannya: Merupakan alat peraga yang paling baik karena cepat dikenali, bentuk dan ukuran nya yang tepat. Kelemahannya : tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana. benda tiruan: benda yang ukuran nya dan bahan bakunya berbeda dari benda asli. bisa digunakan jika benda asli terlalu berat, terlalu besar, cepat rusak, dll. gambar/media grafis : Jenis media cetak (poster, leaflet, booklet, flip chart) gambar alat optik : Photo, film, video, slide (Aini, 2011)

Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus melalui lembaran yang dilipatKelebihan : lebih menarik untuk dilihat, mudah dimengerti, merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet, lebih ringkasKelemahan : tidak cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama, mudah hilang, menjadi percuma jika sasaran tidak terlibat aktif

Booklet adalah media untuk menyimpan pesan kesehatan dalam bentuk tullisan dan gambar.Kelebihan : dapat dipelajari setiap saat karena didesai dalam bentuk buku, memuat informasi relatif lebih banyak dan detail dibandingkan dengan poster atau leafletKelemahan : tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat karena keterbatasan penyebaran, tidak langsung proses penyampaiannya sehingga umpan balik tertunda, butuh banyak tenaga dalam penyebarannya. (lucie,2005)

* Melihat dari kelebihan dan kekurangan booklet dan leaflet, kelemahan leaflet sendiri tidak dapat diatasi untuk memberikan edukasi gizi perindividu, sedangkan kelemahan dari booklet dapat teratasi jika penyebarannya hanya diberikan untuk satu individu dibarengi dengan penyampaian langsung kepada responden. leaflet hanya digunakan dalam satu topik penyakit saja, namun diskenario terdapat banyak topik sehingga kurang efektif apabila menggunakan leaflet. namun apabila menggunakan booklet lebih efektif dan efisien karena terangkum dalam satu buku/ media.

Video merupakan media pembelajran yang didalamnya terdapat audio-visual , merupakan seperangkat alat yang memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. kelebihannya : menyajikan objek belajar secara konkret dan realistis, sangat baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman belajar sifatnya yang audio-visual memiliki daya tarik dan jadi motivasi pembelajar untuk terus belajar sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik portable dan mudah didistribusikan mengurangi kejenuhan belajar menambah daya tahan ingatan/ retensi tentang obyek yang dipelajarikekurangannya : pengadaannya memerlukan biaya yang cukup mahal tergantung pada energi listrik sifat komunikasi searah, sehingga tidak berikan peluang terjadinya umpan balik(Sanaky, 2010) video mempunyai kelebihan yaitu memberikan realita (gerak,suara,tempat,emosi), dapat memacu diskusi, cocok untuk sasaran jumlah kecil, dapat dihentikan dan dihidupkan lagi untuk memungkinkan diskusi di antara episodenya (Nasution, 2010)

Media elektronik (gambar alat optik)Contoh: slide,film,video,foto Media GrafisContoh: Leaflet Alat bantuFood model, laptop , tab ,komputer

Slide: Pada umumnya digunakan sangat efektif untuk membahas suatu topik tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengan seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang. (DEPKES RI , 2004)6. Bagaimana preskripsi diet yang sesuai dengan penyakit pasien? Bahan makanan yang dianjurkannasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie/bihun. kue kering, puding, susu, telur( Penuntun Diet, Instalasi Gizi RSCM dan Assosiasi Dietesien Indonesia.2011 )

Untuk mencegah hipokalemia makanan yang dianjurkan pisang , apel , jeruk , tomat(depkes, 2011) bahan makanann yg dbatasi susu fullkrim mentega mayonaise margarin bumbu (kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco) purin sedang (ikan, unggas, daging, kerang tahu tempe ) (Depkes, 2002) dan (Krause, 2004)

Bahan makanan yang dihindari a. jeroan, otak ,sarden , kerang, bebek (krause ,2004)b. alkohol dan sumber bahan makanannya seperti brem, durian, tape, dsb.(Depkes, 2002)c. keju (Kemenkes Ri, 2011)d. makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)(Chairiah,2012)

Tujuan Diet1. mencecegah terjadinya komplikasi2. menghambat progresifitas dari osteoarthritis3. menurunkan Berat badan sampai mencapai ideal(buku penatalaksanaan OA,- ) dan (Kuswardhani,et.al, -)

1. Menurunkan berat badan hingga mencapai normal, karena keadaan obesitas dapat memperparah osteoartritis akibat menahan beban tubuh yang berat.2. Menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin, karena asam urat pasien tinggi sehingga perlu diturunkan agar tidak memperparah keadaan osteoartritis (Almatsier, 2010).3. Mencegah hipokalemia, karena pasien mengonsumsi obat furosemid yang dimungkinkan terjadi kehilangan kalium, sehingga perlu penambahan asupan kalium untuk mencegah hipokalemia (Almatsier, 2010 dan Mancano, 2012).

4. Menurunkan tekanan darah hingga mencapai normal(Kemenkes, 2011)

Prinsip Diet1. Rendah energi, karena pasien mengalami obesitas sehingga perlu diturunkan kebutuhan energinya (Almatsier, 2010).2. Tinggi omega 3, karena dimungkinkan pasien mengalami inflamasi sendi yang ditandai dengan nyeri pada sendi pasien, sehingga diperlukan omega 3 untuk mengontrol inflamasi dan mengganggu sinyal (mRNA) yang mendorong produksi enzim-enzim degradatif, seperti collagenase, stromelysin, dan aggrecanase. Pasien dapat diberikan omega 3 berupa minyak ikan dengan dosis 1000-1500 mg sehari (Integrative Medicine Communications, 2000).

3. Tinggi kalium, karena dimungkinkan pasien mengalami hipokalemia akibat mengonsumsi furosemid (Almatsier, 2010; Holistic Health Solution, 2011).4. Tinggi antioksidan, meliputi vitamin C (1000 mg/hari), vitamin E (400-800 IU/hari), vitamin A (5000 IU/hari), zink (20-30 mg/hari), dan selenium (200 mcg/hari). Fungsi dari antioksidan ini untuk melindungi dan menghambat degradasi kartilago dan menurunkan inflamasi berkelanjutan (Integrative Medicine Communication, 2000).

Rendah lemak jenuh karena pasien obesitas dan untuk menurunkan berat badan, serat sedang untuk mencegah konstipasi dari efek obat furosemidterkait osteoarthritis tidak ada diet khusus, asupan bervariasi yang sesuai disarankan. Kemungkinan efek antiinflamasi dari asam lemak n-3 dan n-6 tidak menunjukkan hasil yang konsisten pada beberapa penelititan (Gandy dkk, 2011)

Tinggi kalsium dan kalium untuk memperbaiki tulang rawan sendi pada pasien osteoarthritis (Buku penatalaksanaan Osteoarthritis)

Tips dalam memilih / mengolah makanan1. Dalam memasak menggunakan minyak yang sedikit2. Tidak terlalu sering mengolah makanan dengan cara deep frying3. Mengutamakan makanan dengan pengolahan direbus, dikukus atau ditumis4. Jangan makan camilan berlebihan5. Jangan makan di atas jam 19.00, bila lapar makanlah buah6. Minum air putih dulu sebelum makan7. Gunakan piring kecil8. Dalam membeli makanan memperhatikan nutrition fact9. mempertahankan asupan kalsium dan Mg10. menghilangkan stress dan OR secara teratur sesuai yg dianjurkan (WHO dan Kemenkes) , (sugiharto,2007) dan (koswardhani,et.al, t.th)

Karena adanya pembatasan garam, nantinya akan menurunkan nafsu makan, maka dari itu perlu langkah alternatif, yaitu: Pada proses pemasakanBisa dikukus dengan dibungkus menggunakan daun pisang, bisa juga dimasukkan dalam bambu lalu dibakar Penambahan bumbuDengan menambahkan daun, biji atau bahan yang dapat menimbulkan aroma sedap dan menarik, yaitu daun salam, penambahan bawang merah dan putih, jahe, kunir, kencur, dsb.(Depkes, 2002)

unggas ( tanpa lemak/ hilangkan kulit) , minyak memakai minyak kelapa/ virgin oil, produk susu pilihlah yang rendah lemak. (Krause , 2004)

Daftar Pustaka

Acosta, W Renee. 2010. LWWs Foundations in Pharmacology for Pharmacy Technicians. Philadelphia : Wolters Kluwer Health.Aini, Fadilah. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Media Booklet terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Santri tentang Kesehatan Reproduksi di Pesantren Darul Hikmah dan Pesantren Tadib Al-Syakirin di kota Medan tahun 2010. Sumatera: USU. Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka UtamaArovah, Novita I. 2006. Pemrograman Latihan Fisik Pada Penyakit Kronis. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.Aulia, Nurul. 2013. Tingkat Kejadian Nyeri Perut pada Penggunaan NSAIDs Tunggal Dibandingkan NSAIDs Kombinasi pada Pasien Osteoarthritis di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. Tesis. Tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber Offianale) terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang. Jakarta : Universitas Indonesia.CDC. 2015. Physical Activity and Arthritis Overview. http://www.cdc.gov/arthritis/pa_overview.htm. Diakses tanggal 16 Maret 2015.Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan KlinikFDA. 2010. Avoid Food drug interaction. A guide from The National Consumers Leagueand US food and Drug AdministrationGunawan, Lany. 2001. Hipertensi. Yogyakarta : Kanisius.Haris, Syafruddin dan Taralan Tambunan. 2009. Hipertensi Pada Sindrom Metabolik. Journal of Sari Pediatri:11 (4): 257-63Holistic Health Solution. 2011. Stroke di Usia Muda. Jakarta : PT Grasindo.Integrative Medicine Communications. 2000. Quick Access Patient Information on Conditions, Herbs, and Supplements. USA : Integrative Medicine Communications.Kartikasari, A. N. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Gunung Kidul , Kab. Rembang. Universitas DiponegoroKementrian Kesehatan RI, 2011. Diet Rendah Lemak dan Kolesterol. Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. JakartaKementrian Kesehatan RI, 2011. Diet Rendah Purin. Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. Jakarta.Kertia, Nyoman et all. 2011. Berbagai Keluhan Fisik yang Dialami Pasien Osteoartritis Akibat Terapi Natrium Diklofenak Dibandingkan Kurkuminoid Ekstrak Rimpang Kunyit. Buletin Penelitian Kesehatan, 39 (3): 145-153.Lim, G.R. 2012. Osteoartritis. Universitas IndonesiaLucie Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. BogorMancano, Michael A dan Jason Gallagher. 2012. Frequently Prescribed Medications: Drugs You Need to Know. USA : Jones & Bartlett Learning.Sagala, Lam Murni BR. 2009. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Sumatera: USU.WHO dan Kemenkes RI. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas. Jakarta Gaby, Alan R. 2006. A-Z Guide to Drug-Herb-Vitamin Iteraction. Three Rivers Press: New YorkMaharani, Eka P. 2007. Faktor-faktor risiko osteoartritis lutut. Undip. Semarang.Koentjoro, Sara L.2010. HUbungan IMT dengan Derajat Osteroartritis. Universitas Diponegoro. Semarang.Kuswardhani, RA Tuty,et al.tanpa tahun. Penatalaksanaan Hipertensi pada lanjut Usia. Denpasar :FK UNUD Chairiah. 2012. Pengaruh Pola Makan dan Status Gizi Terhadap Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di RSU Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Tesis. Medan: USUBuku Diagnosa dan Penatalaksanaan OsteoarthritisSugiharto, Aris. 2007. Faktor-faktor hipertensi grade II pada masyarakat. Semarang : UNDIPRachmah, Laksmi Ambardini. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu Osteoarthritis. Universitas Negeri YogyakartaRifhan, Zanurul. 2010. Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoarthritis Lutut pada Pasien di RSUP H Adam Malik. Medan : USUKotsis, Vasilios et al. 2010. Mechanism of Obesity - Induced Hypertension. [online] dari www.nature.com/hr. [15 Maret 2015]Nasution, Nova Adriani Husni. 2010. Efektivitas Media Promosi Kesehatan (leaflet) dalam Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010. Medan : USUGandy, Joan Webster dkk. 2011. Gizi dan Dietetika. Jakarta : EGCwww.mayoclinic.org/symptoms/high-uric-acid-level/basics/cause/symp-20050607Suriani, Sri dan S I Lesmana. 2013. Latihan Theraband Lebih Baik Menurunkan Nyeri Daripada Latihan Quadricep Bench pada Osteoarthritis Genu. Jurnal Fisioterapi, 13 (1): 46-54.Sugiharto, Aris .2007 . FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI GRADE II PADA MASYARAKAT (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro SemarangIndira, Sarawati. 2010 . Hipertensi dan Obesitas Pada Anak

TIMPENYUSUNA. KETUAAFRIELIA LAILY W(125070300111032)

B. SEKRETARISRIZKA AYU RIFDAH I(125070300111047)REDY AMUKTI(125070300111050)

C. ANGGOTA1. ZUNIA NGESTI R(125070300111005)2. DEWI NOORSYALI HANDAYANI(125070300111006)3. FINDY SIRATU PUTRI(125070300111012)4. RIZKI SATRIA A(125070300111023)5. VIVIAN DEVI EKA E(125070300111043)6. SOFIE AYU MISRINA(125070301111001)7. DESAK MADE TRISNA U(125070301111002)8. RACHMI FARICHA(125070301111005)9. MAULIDATUL KHASANAH(125070301111020)10. MONISKA DWIJANTI LUKIS(125070302111001)11. RUDI NURYADI(125070307111002)

a. FASILITATORBu Leny Budhi Harti

b. PROSES DISKUSI

1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI Mampu mengarahkan mahasiswa dalam memenuhi kompetensi yang akan dicapai. Mampu mengarahkan agar mahasiswa tidak keluar dari topik pembahasan dengan kompetensi atau permasalahan yang terdapat dalam kasus atau pembahasan yang sebenarnya. Mampu mengarahkan mahasiswa agar tetap fokus dalam mengikuti diskusi. Mampu memancing mahasiswa agar lebih mengkritisi hal hal yang dianggap belum jelas Mampu memberikan informasi yang bermanfaat dalam diskusi

2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI Mahasiswa mampu membuat media yang sesuai dengan sasaran Mahasiswa mampu mendesain media yang digunakan dalam menjelaskan informasi ke sasaran dengan metode dan cara meringkas dan dikemas dengan sebaik baiknya agar mudah dipahami dan diingat ingat oleh sasaran yang harapannya dapat membantu pasien dalam mengetahui hal hal yang penting

1