makalah komkep

download makalah komkep

of 10

description

makalah

Transcript of makalah komkep

  • 5/19/2018 makalah komkep

    1/10

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada

    individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep

    yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling

    (counseling) kita kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara

    awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada

    pihak lain. Konseling sebagai proses, berarti konseling tidak dapat dilakukan

    sesaat. Dalam beberapa hal konseling tidak hanya dilakukan sekali pertemuan

    untuk membantu klien yang memiliki masalah cukup berat dan komplek. Jadi

    konseling dapat dilakukan beberapa kali pertemuan secara berkelanjutan.

    Konseling sebagai Hubungan Spesifik, berarti hubungan antara konselor dengan

    klien merupakan unsur penting dalam konseling, hubungan yang dibangun

    konselor selama proses konseling dapat menuju keberhasilan konseling,

    meningkatkan keberhasilan konseling dan di lain pihak dapat pula membuat

    konseling gagal. namun demikian, hubungan konseling harus dibangun secara

    spesifik dan berbeda dengan pola hubungan sosial biasa, karena konseling

    membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan, pemahaman,

    penghargaan secara positif, tanpa syarat dan empati. Konseling adalah membantu

    klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan

    klien kepada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab

    terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling untuk mencapai

    tujuan hidup, berarti bahwa konseling diselenggarakan untuk mencapai

    pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif

    menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang

    dirinya sesuai dengan kualitas dan kuantitas. Tujuan akhir konseling adalah

    aktualisasi diri klien. Batasan konseling sebagai penegasan atas batasan konseling,

    Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat

    membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu: dalam konseling, klien tidak

    dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang sebagai orang yang

  • 5/19/2018 makalah komkep

    2/10

    2

    memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan secara

    umum menerima tangguang jawab dari tingkah laku dan perkembangannya

    dikemudian hari. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus

    pada pengalaman masa lalunya. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor

    bukan figur yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner

    klien sebagimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.

    Konselor secara moral, tidak netral, tetapi memiliki nilai, perasan yang standar

    untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar

    itu dari klien, dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien. Sebagai

    pekerjaan profesional dalam layanan keperawatan, konseling tentu memiliki

    fungsi dan cara kerja yang khas sesuai dengan bidang keilmuannya. Konseling

    keperawatan merupakan pekerjaan yang sama pentingnya dengan bidang

    pekerjaan profesional lainnya, seperti kedokteran, kerja sosial, pendidikan dan

    lain-lain. Konseling keperawatan dikatakan pekerjaan profesional karena memiliki

    ciri khusus sebagai ciri keprofesian dalam bidang keperawatan. Sebagai pekerjaan

    professional, seorang Konselor Keperawatan mempunyai kriteria essensial: dapat

    mendefinisikan perannya secara jelas, menawarkan layanan yang unik, memiliki

    pengetahuan dan ketrampilan khusus, memiliki kode etik yang jelas, memiliki hak

    untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan deskripsi profesinya.

    Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya konseling di bidang

    institusi dan sasaran Konseling Pendidikan Keperawatan, adalah untuk mencapai

    maksud dan tujuan pendidikan, masalah yang dihadapi beragam diantaranya:

    masalah pribadi, sosial, ekonomi, agama dan moral, belajar dan vokasional dalam

    proses pendidikan keperawatan. Konseling keluarga, adalah bermaksud

    membantu menyelesaikan masalah-masalah psikologis (konteks keperawatanjiwa ) dan pentingnya keperawatan mandiri (self care) yang dihadapi keluarga.

    Konseling Agama (spiritual), membantu klien yang mengalami masalah yang

    berhubungan dengan spiritualnya (agamanya). Konseling Rehabilitasi, konseling

    yang dilakukan terhadap orang-orang yang saling berhubungan dalam proses

    rehabilitasi, misalnya: rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami perawatan

    dan layanan medis. Konseling rehabilitasi juga dimaksudkan untuk membantu

  • 5/19/2018 makalah komkep

    3/10

    3

    klien yang cacat secara fisik untuk mengembalikan persepsi dan emosi,

    menandakan dirinya secara positif serta berbuat lebih tepat sesuai potensi diri.

    1.2

    Rumusan Masalah

    a. Definisi Konseling ?

    b. Tujuan dan Fungsi Konseling ?

    c. Syarat Seorang Konselor ?

    d. Ciri dan Langkah dalam Konseling?

    e. Kendala dalam Pemberian Konseling ?

    1.3

    Tujuan Pembuatan Makalah

    a. Mengetahui Definisi Konseling

    b. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Konseling

    c. Mengetahui syarat menjadi seorang Konselor

    d. Mengetahui Ciri dan Langkah dalam Konseling

    e. Mengetahui Kendala dalam Pemberian Konseling

    1.4

    Manfaat Pembuatan Makalah

    Makalah Konseling dengan Pasien ini dibuat untuk memberikan informasi

    kepada pembaca tentang pelayanan konseling pada pasien, diharapkan dengan

    melakukan pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan

    peran dan citra tenaga perawat di masyarakat luas.

  • 5/19/2018 makalah komkep

    4/10

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Konseling

    Konseling berasal dari kata counselyang artinya saran, melakukan diskusi

    dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan

    berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang

    memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien

    memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah.

    Pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan keperawatan yang mempunyai

    tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan

    edukasi mengenai masalah pada pasien. Perawat memiliki posisi yang startegis

    dalam memberikan pendidikan kesehatan/ konseling terhadap klien/konseli.

    Konseling dalam bidang pelayanan kesehatan sangatlah penting, sesuai dengan

    penilaian Notoatmodjo bahwa, para praktisi konselor kesehatan telah bekerja

    keras untuk memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan

    teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat maumelakukan hidup sehat seperti yang diharapkan. Tetapi pada kenyataanya

    perubahan perilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga dampaknya

    terhadap perbaikan kesehatan sangatlah kecil.

    2.2Tujuan dan Fungsi Konseling

    Tujuan dari dilakukannya konseling adalah :

    Untuk membantu seseorang dalam memecagkan masalah.

    Membantu untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan individu

    dalam mengambil keputusan.

    Membantu seseorang untuk mengurangi dan mengendalikan perasaan

    takut, tertekan demi mencapai kesehatan mental.

    Mengubah perilaku negatif menjadi positif dan segala perilaku yang

    merugikan seseorang dan lingkungannya.

    Fungsi dari dilakukannya konseling adalah :

  • 5/19/2018 makalah komkep

    5/10

    5

    Pelayanan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui

    pelaksanaan kegiatannya untuk semua klien atau pengguna. Fungsi-fungsi

    tersebut adalah:

    1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan

    pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan

    kepentingan individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan;

    pemahaman itu meliputi pemahaman tentang diri sendiri, lingkungan dan

    berbagai informasi yang diperlukan.

    2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

    bagi tercegahnya atau terhindarnya individu dan/atau kelompok yangmendapat pelayanan dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul,

    yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan

    dan kerugian-kerugian tertentu dalam kehidupan dan proses

    perkembangannya.

    3. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

    bagi terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan dalam

    kehidupan dan/atau perkembangannya yang dialami oleh individu dan/atau

    kelompok yang mendapat pelayanan.

    4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi konseling yang

    menghasilkan terpelihara dan terkembangannya berbagai potensi dan

    kondisi positif individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan

    dalam rangka perkembangan diri/kelompok secara mantap dan

    berkelanjutan.

    5.

    Fungsi advokasi, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

    pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan

    pendidikan/ perkembangan yang dialami klien atau pengguna pelayanan

    konseling.

    Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui terselenggarakannya berbagai jenis

    layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mencapai hasil sebagaimana

    terkandung di dalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan

  • 5/19/2018 makalah komkep

    6/10

    6

    pendukung konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada

    satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut di atas agar hasil-hasil yang hendak

    dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

    2.3 Syarat Seorang Konselor

    Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain :

    1.Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita.

    2.Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit.

    3.Menguasai dasardasar teknis konseling.

    4.Memiliki keterampilan.

    Keperibadian serta sikap yang kondesif untuk terciptanya interaksi yang

    adekuat antara konselor dengan klien sangat diperlukan didalam mempermudah

    melakukan proses pelayanan keperawatan secara profesional.

    Sikap Yang Diperlukan Konselor

    Sikap seorang konselor didalam melakukan pelayanan terhadap kilen

    diwaktu terjadinya komseling anrata lain : sabar, ramah, empati dan terbuka,

    menghargai pendapat klien, duduk sejajar dan memposisikan dirinya sejajar

    dengan klien, menggunakan behasa yang sederhana dan mudah mengerti, tidak

    menilai dan bisa menerima klien apa adanya, mempu membina hubungan antara

    konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari klien yang

    dibantunya, memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien,

    menghindari pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang

    dibutuhkan oleh klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat.

  • 5/19/2018 makalah komkep

    7/10

    7

    2.4Ciri dan Langkah-Langkah dalam Konseling

    Ciri dari konseling:

    Suatu bentuk wawancara berbentuk rahasia atau confidential, maksudnya

    hal-hal yang bersifat pribadi yang dibicarakan dalam konseling tidak dapat

    dijadikan bahan informasi untuk orang lain dan menjaga kerahasiaan ini

    penting untuk memelihara kepercayaan konseli terhadap konselor.

    Konseling biasanya dilakukan di tempat tersendiri artinya bukan di tempat

    ramai.

    Adanya komunikasi yang mendalam antara konselor dan konseling, jadi

    bukan sekedar berbicara. Bukan hanya pemberian nasihat, informasi atau saran walaupun hal itu

    kadang diperlukan.

    Tanpa paksaan karena ini akan mengakibatkan perlawanan dan rasa

    terpaksa dari konseling yang menjadi hambatan dalam proses konseling

    karena konseling tidak akan terbuka.

    Mendengarkan dengan penuh perhatian diperlukan dalam proses

    konseling. Konseling yang efektif tidak akan terjadi apabila konselor

    menerima konseling sambil mengerjakan sesuatu.

    Keputusan terakhir yang mengambil adalah konseling. Karena konseling

    harus merasa bahwa yang dihadapi adalah masalahnya bukan masalah

    konselor karena itu dialah yang bertanggungjawab untuk mengatasinya.

    Ada kepercayaan antara konseling pada konselor.

    Ada sikap yang tulus dalam membantu dan kerjasama antara konselor dan

    konseling.

    Sehingga, perlu pula mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

    proses konseling:

    1. Membangun hubungan antara konselor dengan konseling.

    2. Mengingat bahwa seluruh proses konseling itu ditujukan bukan untuk

    sekedar melayani dan pemberian nasihat, tetapi lebih lagi untuk

    membimbing ke arah keutuhan manusiawi, maka proses konseling demi

  • 5/19/2018 makalah komkep

    8/10

    8

    pertumbuhan itu tidak sesederhana seperti yang diduga. Maka, untuk

    memberikan pelayanan yang lebih efektif, haruslah diketahui antara lain:

    Jangan terburu-buru dengan tidak mengikuti prosedur konseling yang

    bertanggung jawab.

    Jangan mengadakan diagnosa dan analisa berdasarkan intuisi semata-mata.

    Jangan memaksakan seorang konseling untuk mengikuti apa yang

    disarankan seorang konselor.

    Jangan terlalu banyak melibatkan diri dengan perasaannya sendiri dalam

    masalah atau persoalan konseling sehingga dapat menjadi dewa atau ilah

    bagi seorang konseling. Selalu harus mengenal dan memegang rahasiajabatan.

    Jangan mencoba menangani semua persoalan dengan tidak menghargai

    profesional-profesional yang lain.

    2.5Kendala dalam Pemberian Konseling

    Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada proses

    pengobatan dan pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain

    adalah perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan

    bersikap empathy, mencari sumber timbulnya masalah tersebut, tetap bersikap

    terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang berasal dari Latar belakang

    pendidikan, budaya dan bahasa, kendala dapat diatasi dengan menggunakan

    istilah sederhana dan dapat dipahami. Berhati-hati dalam menyampaikan hal yang

    sensitif, atau menggunakan penterjemah. Untuk kendala yang berasal dari fisikdan mental dapat diatasi dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau

    melibatkan orang yang merawatnya. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya

    adalah dengan memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya

    dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya

    didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya dan sikap

    badan yang cenderung ke arah pasien.

  • 5/19/2018 makalah komkep

    9/10

    9

    BAB III

    PENUTUPAN

    3.1 Kesimpulan

    Berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan

    pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan ( compliance) pasien untuk

    mengikuti terapi yang telah di tentukan. Kapatuhan pasien ditentukan oleh

    beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati

    sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga ),

    adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, interaksi dengan tenaga kesehatan

    (dokter, apoteker dan perawat). Akibat dari ketidak patuhan pasien pada terapi

    obat yang diberikan adalah kegagalan terapi, terjadinya resistensi antibiotika, dan

    yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksistas. Adapun penyebab dari

    ketidakpatuhan pasien adalah : usia lanjut, regimen yang kompleks, lamanya

    terapi, hilangnya gejala (symptom), takut akan efek samping, takut

    ketergantungan obat, rasa obat yang tidak enak, masalah ekonomi, kurangnya

    pengetahuan tentang penyakit, pentingnya terapi dan petunjuk penggunaan obat.

    Faktor tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga

    kesehatan dengan pasien . Biasanya karena kurangnya informasi mengenai hal -

    hal di atas, pasien melaukan self - regulation terhadap terapi obat yang

    diterimanya.

    3.2Saran

    Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya

    kelamahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya

    kemampuan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari

    hari secara mandiri. Pada hakikarnya kegiatan/tindakan keperawatan bersifat

    membantu (assistive in nature). Maka dari itu perlu adanya konseling dengan

    pasien.

  • 5/19/2018 makalah komkep

    10/10

    10

    DAFTAR PUSTAKA

    http://intannursingcenter.wordpress.com/2009/04/30/konseling-bagi-perawat/

    http://super-andi.blogspot.com/2008/01/perawat-sebagai-konselor.html

    http://jakarta-bahagia.blogspot.com/

    http://indobeta.com/tujuan-dan-fungsi-konseling/10546/

    http://intannursingcenter.wordpress.com/2009/04/30/konseling-bagi-perawat/http://intannursingcenter.wordpress.com/2009/04/30/konseling-bagi-perawat/http://super-andi.blogspot.com/2008/01/perawat-sebagai-konselor.htmlhttp://super-andi.blogspot.com/2008/01/perawat-sebagai-konselor.htmlhttp://jakarta-bahagia.blogspot.com/http://jakarta-bahagia.blogspot.com/http://indobeta.com/tujuan-dan-fungsi-konseling/10546/http://indobeta.com/tujuan-dan-fungsi-konseling/10546/http://indobeta.com/tujuan-dan-fungsi-konseling/10546/http://jakarta-bahagia.blogspot.com/http://super-andi.blogspot.com/2008/01/perawat-sebagai-konselor.htmlhttp://intannursingcenter.wordpress.com/2009/04/30/konseling-bagi-perawat/