Makalah Kelompok Sains Kep

24
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan tugas makalah sains keperawatan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sains keperawatan. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pengantar dalam mata kuliah sains keperawatan sehingga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan telaah dalam mengikuti proses perkuliahan mata kuliah sains keperawatan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Saran dan masukan dari berbagai pihak untuk kemajuan makalah ini, sangat kami harapkan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya. Harapan kami makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya. i

description

sains

Transcript of Makalah Kelompok Sains Kep

Page 1: Makalah Kelompok Sains Kep

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan tugas

makalah sains keperawatan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sains

keperawatan. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pengantar dalam mata

kuliah sains keperawatan sehingga makalah ini dapat digunakan sebagai bahan telaah dalam

mengikuti proses perkuliahan mata kuliah sains keperawatan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah

ini masih banyak kekurangan. Saran dan masukan dari berbagai pihak untuk kemajuan

makalah ini, sangat kami harapkan untuk perbaikan pada penyusunan berikutnya. Harapan

kami makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya.

Depok, September 2015

Penulis

i

Page 2: Makalah Kelompok Sains Kep

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sains keperawatan merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan

perkembangan respon manusia terhadap lingkungannya. Perkembangan sains

keperawatan didasari oleh falsafah dan paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu

untuk meningkatkan pelayanan keperawatan secara holistik (bio, psiko, sosial, kultural

dan spiritual). Sains keperawatan memiliki falsafah berupa keyakinan dan kerangka

berpikir secara sistematis dan ilmiah yang mendasari suatu gambaran yang berdasarkan

pada realitas dan logika sehingga menjadi panduan perawat untuk memberikan

pelayanan asuhan keperawatan secara profesional. Ilmu keperawatan juga memiliki

paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu untuk berfokus pada pelaksanaan praktek

pelayanan keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan.

Pelayanan keperawatan profesional merupakan area yang dapat memunculkan

berbagai perkembangan ilmu dan teori keperawatan. Hal ini didukung dengan

perkembangan sains keperawatan yang diintegrasikan dalam pendidikan, pelayanan/

praktik, dan riset keperawatan. Ketiga hal tersebut memiliki peran masing-masing untuk

meningkatkan pelayanan keperawatan yang lebih baik dan memberikan manfaat kepada

masyarakat. Hasil dari pemberian pelayanan keperawatan profesional dengan

pendekatan sains keperawatan dapat menjadi solusi dari fenomena keperawatan yang

ada, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan sebagai bagian dari pelayanan

kesehatan. Oleh sebab itu, pengembangan sains keperawatan memiliki hubungan

interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset keperawatan sebagai ilmu

terapan yang memiliki otonomi profesional.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang perawat baik dalam pelayanan

maupun di pendidikan harus memahami, menganalisa dan mensintesis tentang berbagai

hal yang terkait dengan sains keperawatan baik falsafah maupun paradigma. Selain itu

juga hubungannya dengan tiga pilar dalam keperawatan yaitu pendidikan, pelayanan dan

penelitian, agar tercapai suatu keperawatan yang profesional. Untuk meningkatkan

Page 3: Makalah Kelompok Sains Kep

pemahaman tersebut maka penulis tertarik untuk membuat makalah untuk membahas

tentang falsafah dan paradigma sains keperawatan serta perkembangannya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisis tentang pengembangan sains keperawatan dan

bagaimana hubungan antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan

dalam pengembangan sains keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep sains secara umum, falsafah dan

paradigma sains serta mampu memahami konsep sains keperawatan.

2. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan

sains keperawatan dengan pendidikan

3. Mahasiswa mampu memahami hubungan interaktif antara pengembangan sains

keperawatan dengan pelayanan

4. Mahasiswa mampu memahami hubungan interaktif antara pengembangan sains

keperawatan dengan riset keperawatan

5. Mahasiswa mampu memahami pengembangan sains keperawatan dan

hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan

dalam pengembangan sains keperawatan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui,

menganalisis, dan menerapkan pengembangan sains keperawatan di pendidikan,

pelayanan, dan riset keperawatan sebagai bagian dari pelayanan keperawatan

profesional.

Page 4: Makalah Kelompok Sains Kep

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB 1 . PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1. Latar Belakang..............................................................................................................

1.2. Tujuan...........................................................................................................................

1.4. Manfaat.........................................................................................................................

BAB 2. TINJAUAN TEORI...............................................................................................

2.1. Definisi Falsafah dan Paradigma Sains .......................................................................

2.1.1. Filosofi Sains .....................................................................................................

2.1.2. Paradigma Sains ................................................................................................

2.2. Sains Keperawatan.......................................................................................................

2.2.1.Sifat-Sifat/ Karakteristik Sains Keperawatan......................................................

2.2.2. Filosofi Dasar Sains Keperawatan......................................................................

2.2.3. Paradigma Sains Keperawatan...........................................................................

2.2.4. Falsafah Sains Keperawatan ..............................................................................

2.3. Pengembangan Sains Keperawatan dan Hubungan Interaktif Dalam Pengembangan Sains Keperawatan ......................................................................................................

2.3.1. Pendidikan ........................................................................................................

2.3.2. Pelayanan ..........................................................................................................

2.3.3. Riset ..................................................................................................................

2.3.4. Hubungan Interaktif Antara Pendidikan, Pelayanan/Praktik dan Riset Keperawatan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan .............................

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Makalah Kelompok Sains Kep

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Falsafah dan Paradigma Sains

2.1.1 Filosofi Sains

Menjelaskan keberhasilan dari sains itu sendiri (bagaimana sains itu digunakan, apa manfaat

ilmu tersebut untuk masyarakat) (Hood, 2014; pg.63). Sains atau ilmu adalah pengetahuan

tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode- metode tertentu, yang

dapat digunakan untuk menerangkan gejala- gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut

(KBBI).

a. Ontologi

Menganalisa issu/objek dari apa yang ingin diketahui (McEwen, 2011).

b. Epistemologi :

Mempelajari tentang teori pengetahuan, termasuk apa yang kita ketahui, sejauh mana

kita mengetahuinya, bagaimana kita mengetahui bahwa kita tahu/, apa kriteria

pengetahuan, apa ciri- ciri pengetahuan (Schultzn Meilis dalam Melani McEwen, 2011).

Sangat penting untuk mengetahui perjalanan perkembangan pengetahuan keperawatan

untuk menyediakan isi, menilai secara tepat pengetahuan keperawatan dan metode yang

digunakan perawat untuk perkembangan pengetahuan (Streubert-Spezialen Carpenter

dalam Melani McEwen, 2011).

Menurut Hood, Lucy J (2014) bahwa secara epistemologi yaitu ilmu yang mempelajari

tentang apa itu pengetahuan dan bagaimana orang- orang memperoleh pengetahuan itu.

c. Axiologi (menurut KKBI kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia)

Axiology adalah nilai terkait pengetahuan yaitu merupakan pemanfaatan dan cara

penggunaan ilmu pengetahuan untuk keuntungan manusia. Secara axiologi keperawatan

merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang tidak hanya memiliki

tanggungjawab profesional tetapi juga tanggung jawab sosial yang disertai sikap moral

yang luhur.

2.1.2 Paradigma Sains

Menurut Kuhn, 1962 dalam Melani McEwen (2011) bahwa paradigma sains merupakan

pandangan secara menyeluruh terhadap disiplin ilmu. Kehidupan tampak universal, daripada

hanya model atau prinsip teori.

Page 6: Makalah Kelompok Sains Kep

Menurut Thomas Kuhn (2002), paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai- nilai,

metode- metode, prinsip dasar atau memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu

masyarakat ilmiah pada suatu tertentu.

2.2 Sains Keperawatan

Sains keperawatan adalah substansi, disiplin ilmu yang spesifik yang berfokus pada manusia,

proses kesehatan, dalam lingkup kerja keperawatan (Barred, 2002 dalam Melani McEwen,

2011).

2.2.1 Sifat- Sifat/ Karakteristik Sains Keperawatan

Menurut Silva (1977) dalam Melani McEwen (2011) bahwa Sifat / karakteristik Sains terdiri

dari :

a. Sains harus menunjukkan koherensi

b. Sains fokus pada suatu bidang ilmu tertentu

c. Sains harus bersifat universal dan dipahami secara luas

d. Sains harus bersifat logis

e. Sains harus menjelaskan

f. Sains harus melalui penelitian dan berbagai pendapat

Menurut Carper, 1978, 1992 dalam McEwen (2011) dan Hood (2014) bahwa sain

keperawatan memiliki karakteristik yaitu :

a. Empiris

Pengetahuan empiris adalah suatu hal yang bersifat objektif, abstrak, dapat diukur,

dicontoh, disesuaikan/ berubah- ubah, dan dapat dirumuskan.

b. Estetika

Pengetahuan yang bersifat estetika merupakan suatu yang menggambarkan ekpresi/

ungkapan, bersifat subjektif, unik dan merupakan pengalaman daripada suatu yang

normal atau deskriptif. Estetika adalah kejadian melalui peristiwa, perilaku, sikap, dan

interaksi dari respon perawat terhadap orang lain (klien).

c. Pengetahuan individu

Pengetahuan individu lebih kepada bagaimana cara perawat dalam melihat/menilai pada

diri mereka dan klien yang bersifat subjektif, dan mempromosikan serta integritas diri

yang digabungkan secara utuh.

d. Etik

Lebih kepada kode etik keperawatan dan kewajiban terhadap pelayan serta kepedulian

untuk kehidupan manusia.

Page 7: Makalah Kelompok Sains Kep

e. Sosiopolitik

“Merupakan penambahan dari pola asli yang telah diidentifikasi” oleh Carper (1978).

Pola ini mengetahui konteks yang lebih luas mencakup perawat, klien dan praktek

profesi (White, 1995 dalam Hood, 2014). Dengan keadaan ini, pemahaman sosiopolitik

membingkai semua pola lainnya yang kita ketahui sebagai bagian penting dari masa

depan keperawatan dalam meningkatkan ekonomi dunia.

f. Emansipasi

Merupakan kemampuan manusia mengenali masalah sosial dan politik dari

ketidakadilan, untuk mewujudkan sesuatu yang berbeda untuk bersama- sama

melengkapi pengalaman dan mengubah situasi yang dapat meningkatkan kehidupan

masyarakat.

g. Ketidaktahuan

Menurut Munhall (1993) dalam Hood (2014) bahwa keadaan “ketidaktahuan”

merupakan kondisi keterbukaan sehingga dapat memahami dunia pasien dari berbagai

macam persepsi pengalaman klien tersebut.

2.2.2 Filosofi Dasar Sains Keperawatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), filosofi merupakan pengetahuan dan

penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan

hukumnya; teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; ilmu yang berintikan

logika, estetika, metafisika, dan epistemologi. Filosofi keilmuan harus menunjukkan

bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan

pengetahuan alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filosofi

keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung

pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama

berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.

Sistem kepercayaan seseorang sangat penting untuk menentukan sumber dan metode

menemukan pengetahuan, pemahaman tentang pendekatan filosofis yang berbeda yang saat

ini mempengaruhi ilmu keperawatan adalah sangat penting. Berdasarkan konsep plato,

pengetahuan dianggap keyakinan yang telah dibenarkan melalui akal (Stumpf, 1993 dalam

Hood, 2014).

Tiga proses utama untuk menemukan pengetahuan adalah rasionalisme, empirisme, dan

intuisi (Hood, 2014).

Page 8: Makalah Kelompok Sains Kep

1. Rasionalisme melibatkan kepercayaan dalam kemungkinan mengetahui kebenaran

dengan berpikir dan dengan menggunakan alasan yang berdasarkan teori daripada

kenyataan yang sebenarnya, atau berasal dari pengalaman individu.

2. Empirisme melibatkan keyakinan bahwa satu-satunya sumber kepastian tentang

pengetahuan adalah pengalaman langsung. Namun, karena pengalaman tergantung pada

persepsi individu, penekanan harus berada di verifikasi dan konfirmasi atau bantahan

dari pengamatan.

3. Intuisi digambarkan sebagai "hanya mengetahui". Sumber mengetahui (pengetahuan)

disini adalah dari internal pribadi (individu) dan pengalaman atau alasan sering dianggap

terjadi secara independen. Hal ini bersifat subjektif karena berasal dari pribadi, meskipun

dapat divalidasi melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

Sebagai ilmu yang muncul, keperawatan menggunakan dan membangun pengetahuan yang

dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu melalui abad evolusi. Pemahaman body of

knowledge keperawatan penting untuk praktek profesional yang kompeten. Pengetahuan

dapat diperoleh dari sejumlah sumber, termasuk pengalaman, refleksi, dan nilai-nilai.

Menurut Meleis (2007), sains adalah "kesatuan body of knowledge tentang fenomena yang

didukung oleh bukti yang telah disepakati" (Hood, 2014). Selama bertahun-tahun, sarjana

keperawatan telah memperdebatkan apakah praktik keperawatan profesional adalah ilmu,

seni atau keduanya. Menurut Rogers (1992), "Sejak keperawatan profesi dipelajari yaitu baik

ilmu dan seni. Praktek perawat, adalah penggunaan kreatif dari pengetahuan dalam pelayanan

manusia.” (Hood, 2014).

Konsep keilmuan yang tidak dapat dipelajari secara langsung atau diobservasi. Filosofi

keperawatan diartikan sebagai alasan, dasar dan kecenderungan perawat dalam menghasilkan

suatu tindakan keperawatan yang profesional (Hood, 2014). Tujuan filosofi sains

keperawatan adalah membantu untuk menentukan arti dari sains melalui pemahaman dan

pemeriksaan konsep keperawatan, teori, hukum, dan sasaran mereka dalam praktek

keperawatan (Nyatanga, Polifroni & Welch, 1999 dalam dalam Melani McEwen, 2011) .

Terdapat 6 hal dalam filosofi keperawatan itu sendiri, yaitu

1. Menjelaskan hubungan antara manusia, lingkungan dan kesehatan

2. Pendekatan keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu

3. Mengintegrasikan suatu nilai kedalam praktek

4. Mengerti tentang elemen estetika keperawatan yang berkontribusi ke dalam kesehatan

dan kesejahteraan

Page 9: Makalah Kelompok Sains Kep

5. Menggambarkan tugas perawat

6. Mengartikan sistem kepercayaan seseorang terkait dengan manusia, lingkungan,

kesehatan dan keperawatan.

2.2.3 Paradigma Sains Keperawatan

Paradigma keperawatan menurut Gaffar (1997) adalah cara pandang yang mendasar atau cara

kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap

berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan

berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat

professional. Dengan dasar tersebut, sesuatu yang mungkin terjadi di mana dua orang dengan

paradigma yang berbeda akan memandang suatu fenomena dengan cara berbeda sehingga

menimbulkan penarikan kesimpulan yang berbeda pula. Hal ini juga berlaku dalam

keperawatan, dengan objek observasi yang sama perawat dengan latar belakang atau bidang

yang berbeda mungkin akan melihat masalah yang timbul berbeda dan menuntun pada

perbedaan diagnosa serta perencanaan keperawatan.

Paradigma keperawatan mencakup empat sistem yang saling terkait:

a. Manusia (person)

Manusia merupakan sebuah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan lingkungan

eksternalnya yang selalu berusaha mencapai keadaan homeostatis. Manusia juga dipandang

sebagai makhluk biopsikososiokultural spiritual yang utuh, unik, mandiri, dinamis, rasional

dan memiliki kemampuan beradaptasi guna memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga

bertahan hidup dan berkembang (Kozier,  Erb, Berman &Snyder, 2010).

Manusia membuat keputusan yang rasional dan berupaya menolong dirinya sendiri dan

orang lain dengan bertindak mandiri untuk memenuhi kebutuhannya melalui belajar,

menggali serta menggerakkan semua sumber yang tersedia dan terjangkau untuk mencapai

keadaan sehat dan sejahtera secara optimal. Manusia melalui interaksi dengan lingkungan di

sepanjang siklus kehidupannya sehingga terbentuk pola tumbuh kembang yang unik, pola

pikir, keyakinan, nilai dan budaya yang menuntun manusia untuk berperilaku. Sehinnga

konsep manusia dalam paradigma keperawatan sebagai sistem terbuka, sistem adaptif,

mandiri dan berinteraksi satu dengan yang lainnya secaraholistik (Kozier,  Erb, Berman

&Snyder, 2010).

b. Lingkungan

Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan eksternal

yang meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan  spiritual. Faktor internal

Page 10: Makalah Kelompok Sains Kep

manusia seperti: faktor genetik, struktur anatomis, fisiologis, psikologis, nilai, keyakinan

berpotensial mempengaruhi perubahan sistem pada manusia. Faktor eksternal manusia yang

terdiri dari: keadaan fisik, demografis, ekologis, hubungan interpersonal dan nilai sosial

budaya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari juga berpotensial mempengaruhi

perubahan pada sistem manusia termasuk kesehatan didalamnya (Kozier,  Erb, Berman

&Snyder, 2010).

c. Kesehatan

Sehat menurut WHO (1947) adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan tidak

hanya terbebas dari kecacatan dan kelemahan. Sehat dipandang sebagai suatu keadaan

seimbang biopsikososiospiritual dan bersifat dinamis dengan berbagai faktor yang

mempengaruhinya sehingga dapat berfungsi optimal dalam menjalankan perannya dalam

keluarga, kelompok dan komunitas (Kozier,  Erb, Berman &Snyder, 2010).

Sehat meliputi berbagai tingkat, individu, keluarga, komunitas dan masyarakat. Status

kesehatan seseorang terletak dalam rentang sehat - sakit. Pola rentang sehat sakit tersebut

bersifat dinamis.Status sehat dikatakan optimal jika individu dapat meningkatkan potensi

yang dimilikinya guna mencapai keadaan yang sejahtera secara biopsikososiokultural dan

spiritual. Apabila individu berada dalam area sehat, maka dilakukan upaya pencegahan

primer (Kozier,  Erb, Berman &Snyder, 2010).

d. Keperawatan

Merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

biopsikososiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup seluruh siklus hidup

manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan

atau mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan

sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan

utama dalam upaya mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga

memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif (Kozier,  Erb, Berman

&Snyder, 2010).

2.2.4 Falsafah Sains Keperawatan

Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dan keperawatan sebagai kerangka

dasar pelaksanaan perawatan baik kepada orang sehat maupun sakit. Falsafah ini memiliki

empat komponen dasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

Page 11: Makalah Kelompok Sains Kep

Beberapa ahli dalam Potter & Perry (2013) memiliki pendekatan spesifik sesuai dengan hasil

kesimpulan masing-masing terhadap keperawatan, berikut ini beberapa contohnya:

1. Jean Watson

Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan merupakan

sains yang menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan seni sebagai dasar

dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui human care. Dalam hal ini, perawat

dituntut untuk mampu memahami perilaku dan respon manusia dalam menghadapi setiap

masalah kesehatan baik yang bersifat aktual maupun potensial.

2. Ida Jean Orlando

Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang meliputi komunikasi

perawat-klien, identifikasi permasalahan yang ditemui pada klien, dan validasi maupun

perbaikan. Orlando lebih menekankan pada perilaku klien yang kemudian akan

menimbulkan reaksi perawat yang dimunculkan dalam bentuk tindakan keperawatan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut akan mempengaruhi tingkat

kesehatan klien baik saat itu juga maupun yang jangka panjang dimana setelah

mendapatkan tindakan keperawatan klien akan berusaha memenuhi kebutuhan untuk

mengatasi stres yang timbul akibat adanya ketimpangan kebutuhan dan lingkungan.

3. Callista Roy

Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia pasti memiliki suatu potensi untuk dapat

beradaptasi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang berbeda pada

berbagai tingkatan usia.

Dalam konsep Roy ini perawat dituntut untuk mampu membuat analisa mengenai klien

dalam hal kebutuhan fisiologis, konsep diri, peran sosial maupun keseimbangan antara

kemandirian dan ketergantungan sehingga dapat melihat kemungkinan-kemungkinan

yang ada pada klien dan melakukan pengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang

ditimbulkan dan mekanisme adaptasi yang dilakukan klien.

4. Betty Neumann

Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistik dan

pendekatan sistem terbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stress dengan

memperkuat garis pertahanan diri.

Neumann melihat bahwa klien harus dilihat secara menyeluruh termasuk dengan

lingkungannya baik yang internal maupun eksternal. Pencegahan sebagai respon

terhadap tingkatan reaksi yang diberikan oleh klien terhadap stresor menjadi perhatian

utama dalam teori yang dikemukakan oleh Neumann.

Page 12: Makalah Kelompok Sains Kep

5. Florence Nightingale

Manipulasi dari lingkungan eskternal membantu proses perbaikan atau pergantian dan

kesehatan klien merupakan pokok pikiran Florence Nightingale yang memandang

interkasi klien dangan lingkungan sebagai hal yang pokok dalam proses keperawatan.

Nightingale menempatkan perawat sebagai agen penting dalam memodifikasi lingkungan

klien di luar medikasi tindakan medis lain. Dengan melakukan intervensi terhadap

lingkungan sebagai hasil dari observasi dan pengumpulan data perawat akan mampu

membuat peningkatan ststus kesehatan klien.

6. Hildegard Peplau

Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan perasaan dan

perawata hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga. Dengan kapasitas

profesionalnya perawat harus mampu membangun proses yang sifatnya interpersonal dan

terapeutik sebagai gagasan utama teori Peplau, mendampingi asumsi bahwa setiap

individu memiliki kebutuhan perasaan.

2.3 Pengembangan Sains Keperawatan Dan Hubungan Interaktif Dalam

Pengembangan Sains Keperawatan

2.3.1 Pendidikan

Pendidikan khusus berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, penataan jenjang

pendidikan keperawatan, penyusunan kurikulum pendidikan, metode pembelajaran yang

digunakan dan penyusunan kompetensi perawat di pendidikan tinggi merupakan

pengembangan sains keperawatan dalam pendidikan hingga diharapkan mampu menjadi

mitra kerja dalam memberikan standar pelayanan kesehatan yang profesional

(Mariano,2009).

2.3.2 Pelayanan

Sturgeon (2008), dari Departemen Keperawatan dan Terapan Ilmu Klinis, Canterbury Christ

Church University, Canterbury tentang “Skills for caring: valuing knowledge of applied

science in nursing” atau ‘Keterampilan untuk merawat: Nilai pengetahuan sebagai aplikasi

dari sains keperawatan. Peneliti mengkaji alasan perawat meremehkan pengetahuannya ke

ilmu terapan yang ada di praktik keperawatan (Sturgeon, 2008).

Teori keperawatan sering tidak digunakan dalam penelitian atau teori praktek keperawatan.

Hal ini menyebabkan ada beberapa teori keperawatan yang tidak dikenali oleh perawat itu

Page 13: Makalah Kelompok Sains Kep

sendiri, sehingga perawat cenderung menggunakan teori dari disiplin ilmu lain (Cowen,

2006)

Kini perawat secara aktif menghasilkan, mempublikasikan, dan menerapkan penelitian pada

praktik guna meningkatkan asuhan klien dan meningkatkan dasar pemahaman ilmiah

keperawatan. Standards of Clinical Nursing Practice yang diterbitkan ANA 1998

menyertakan penelitian sebagai salah satu standart kinerja professional (Kozzier, 2010).

Ketetapan ANA mengenai standar kinerja professional yang terkait dengan penelitian,

dengan kriteria pengukuran:

1. Perawat menggunakan bukti terbaik yang tersedia, lebih dipilih data penelitian, untuk

menyusun asuhan dan rencana intervensi.

2. Perawat ikut serta dalam kegiatan penelitian yang sesuai dengan pendidikan dan posisi

perawat. Kegiatan tersebut dapat berupa :

a. Mengidentifikasi masalah klinik yang sesuai dengan penelitian keperawatan

b. Berpartisipasi dalam pengumpulan data

c. Berpartisipasi dalam bagian, organisasi, atau komite atau program penelitian

komunitas

d. Berbagi kegiatan penelitian dengan pihak lain

e. Melakukan penelitian

f. Memberikan kritik terhadap penerapan penelitian dalam praktik

g. Memanfaatkan temuan riset dalam menyusun kebijakan , prosedur, dan panduan

praktik untuk asuhan pasien

2.3.3 Riset

Filosofi ilmu telah mengembangkan gagasan bahwa riset dapat muncul dari perspektif

ontologi, paradigma dan teoritis. (Tomey, 2006). Riset keperawatan sering tidak

diinformasikan secara terbuka dan juga jarang diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

Beberapa sarjana keperawatan yang melakukan riset menggunakan teori non keperawatan

atau meminjam teori disiplin ilmu lain sehingga sains keperawatan tidak berkembang.

Ketidakpedulian terhadap riset dan teori ini berasal dari para peneliti itu sendiri.

Strategi implementasi keperawatan terfokus pada individu yang profesional dan pendekatan

pada pelaksanaan penelitian. Adapun strategi yang digunakan yaitu saling mengingatkan,

adanya dukungan dalam pemberian keputusan, penggunaan teknologi informasi dan

Page 14: Makalah Kelompok Sains Kep

komunikasi, penghargaan, dan strategi gabungan yang efektif dalam mendorong pelaksanaan

sebagai bukti dan inovasi dengan menghubungkan strategi berbasis teori sehingga dapat

memfasilitasi rencana implementasi yang optimal.(Van Achterberg, Schoonhoven, & Grol,

2008)

2.3.4 Hubungan Interaktif antara Pendidikan, Pelayanan/Praktik dan Riset

Keperawatan dalam Pengembangan Sains Keperawatan

Pelayanan keperawatan juga memiliki hubungan interaksi dengan pendidikan dan riset.

Dalam pendidikan, sains keperawatan menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum

sehingga dapat memberikan kerangka ilmiah dan pemikiran analitis untuk menjawab

fenomena-fenomena yang ditemukan di pelayanan/praktik. Pelayanan dapat dijadikan sumber

fenomena keperawatan yang terjadi, sehingga dapat menghasilkan model praktik

keperawatan yang sesuai dengan teori dan metode ilmiah yang dikembangkan di pendidikan

dan telah dibuktikan melalui riset keperawatan yang berulang-ulang sehingga dapat

bermanfaat untuk dipraktikkan di pelayanan kesehatan. Ketiga aspek tersebut saling

berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya dan hal ini terus terjadi seiring

pengembangan sains keperawatan dilakukan.

Page 15: Makalah Kelompok Sains Kep

Referensi

Cowen, Perle Slavic and Moorhead Sue. 2006. Current Issue in Nursung. Missouri:

Mosby Elseiver.

Gaffar, Laode J. 1997. Pengantar Keperawata Profesional. Jakarta: EGC

Hood, Lucy J. 2014. Conceptual Bases of Profesional Nursing. Philadelphia: Lippincott

Wiliams & Wilkins

Kozier, B., Erb., & Oliver, R.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktek, Edisi 7. Jakarta: EGC

McEwen,M and Evelyn M.Wills. 2011. Theorretical Basis for Nursing. Philadelphia:

Lippincott Wiliams & Wilkins

Potter, Patricia A and Perry, Anne Griffin. 2013. Fundamental of Nursing, Edisi 8.

Missouri: Elsevier Mosby

Sturgeon, D. (2008). Skills for caring: valuing knowledge of applied science in nursing.

The British Journal of Nursing.

Thomas S. Kuhn.2002. The Structure of Scientific Revolution. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya

Tomey, Ann Marriner, Martha Raile Alligood. 2006. Nursing Theorists and Their Work.

Missouri : Mosby Elsevier

Van Achterberg, T., Schoonhoven, L., & Grol, R. (2008). Nursing implementation

science: How evidence-based nursing requires evidence-based implementation.

Journal of Nursing Scholarship, 40(4), 302–310. http://doi.org/10.1111/j.1547-

5069.2008.00243.x