Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

54
DISUSUN OLEH: Eka Lamar Syari (06111011006) Fitriani (06111011007) Hevi Wulandari (06111011010) Lini Windari (06111011018) Nurul R.A. (06111011042) Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Sriwijaya

Transcript of Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Page 1: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

DISUSUN

OLEH:

• Eka Lamar Syari (06111011006)

• Fitriani (06111011007)

• Hevi Wulandari (06111011010)

• Lini Windari (06111011018)

• Nurul R.A. (06111011042)

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Sriwijaya

2012

Page 2: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Permulaan Sains Zaman Yunani Kuno

Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan tonggak awal berkembangnya ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat manusia. Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan pola pikir yang berkembang saat itu. Ilmu pada zaman Yunani abad ke 6-7 SM lahirlah filsafat yang dikenal dengan the greek miracle. Dengan paradigma ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap mitologi atau tahayul yang irrasional.. Pada tahap animisme, manusia menjelaskan. Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani yaitu:

1. Mitologi Yunani Kuno

Pada bangsa Yunani, seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite-mite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari mana dunia kita? Dari mana kejadian dalam alam? Apa sebab matahari terbit, lalu terbenam lagi? Melalui mite-mite, manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di dalamnya. Mite jenis pertama yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Khusus pada bangsa Yunani ialah mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa Yunani. Karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan untuk mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak dapat dicocokkan dengan mite lain.

2. Puisi Homeros “Ilias dan Odysea”

Kedua karya puisi Homeros yang masing-masing berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusasteraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut lama sekali digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Pada dialog yang bernama Foliteia, Plato mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisi Homeros pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu terluang dan serentak juga mempunyai nilai edukatif.

3. Pengaruh Ilmu Pengetahuan dari Timur Kuno

Orang Yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung sebagian berasal dari Mesir dan Babylonia pasti ada pengaruhnya dalam perkembangan ilmu

Page 3: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

astronomi di negeri Yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Baru pada bangsa Yunani ilmu pengetahuan mendapat corak yang sungguh-sungguh ilmiah.

Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.

A. Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.

Zaman Yunani Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu.

Beberapa filsuf pada masa itu antara lain :

Thales (624-548 SM),

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula

Page 4: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).

Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.

Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.

Pemikiran-Pemikiran Thales :

Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.

Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.

Pandangan tentang Jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.

Page 5: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Teorema Thales

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.[ Teorema Thales berisi sebagai berikut:

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku

Teorema Thales :

1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan

akan sama.4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan

dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.

Anaximandros

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.

Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan

Page 6: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.

Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.

Pemikiran-Pemikiran Anaximandros :

To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.

To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.

Pandangan tentang Alam Semesta

Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.

Page 7: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.

Pandangan tentang Makhluk Hidup

Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.

Anaximenes (590-528 SM)

Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros. Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.

Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui. Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. ]

Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.

Pemikiran-Pemikiran Anaximenes :

Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.

Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu,

Page 8: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.

Tentang Alam Semesta

Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.

Tentang Jiwa

Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernapas untuk mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.

Phytagoras (532 SM),

Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.

Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.

Page 9: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Phytagoras berusaha menemukan kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah maupun sosial, dan personalitas bilangan. Ia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Jasa Phytagoras sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada pendekatan matematika.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat

legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa , hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.

Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis.

Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan tertua mengenai teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou Pei Suan Ching (sekitar 500-200 SM), satunya lagi dalam buku Elemen Euklides.

Teorema Pythagoras menyatakan bahwa :

Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus.

Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:

Page 10: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas bujur sangkar:

Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur sangkar ungu. Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:

Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:

Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' = c

Herakleitos (535-475 SM)

Herakleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes, dan Hekataios. Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu.

Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka. Akan tetapi, Herakleitos lebih tua usianya dari Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf tersebut.

Selain bahwa ia berasal dari keluarga terhormat di Efesus, tidak ada informasi lain mengenai riwayat hidupnya, sebab kebanyakan adalah cerita fiksi. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah meninggalkan kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari kekaisaran Persia.

Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya, tampak bahwa watak Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela filsuf-filsuf di atas, ia juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan menegaskan bahwa kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga negara Efesus.

Pemikiran-Pemikiran Herakleitos :

Segala Sesuatu Mengalir

Page 11: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."

Perubahan yang tidak ada henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos dengan dua cara:

Pertama, seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. "Engkau tidak dapat turun dua kali ke sungai yang sama," demikian kata Herakleitos. Maksudnya di sini, air sungai selalu bergerak sehingga tidak pernah seseorang turun di air sungai yang sama dengan yang sebelumnya.

Kedua, ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Maksud api di sini lain dengan konsep mazhab Miletos yang menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Bagi Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri. Api senantiasa mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap, namun api tetaplah api yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan kesatuan dalam perubahan.

Logos

Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan konsep logos pada mazhab Stoa. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Logos juga dipahami sebagai sesuatu yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani dan yang materi.

Segala Sesuatu Berlawanan

Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu. Anaximenes juga memiliki pandangan seperti ini, namun perbedaan dengan Herakleitos adalah Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut sebagai ketidakadilan, sedangkan Herakleitos menyatakan bahwa pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan. Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu 'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas 'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun. Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang terkenal: "Perang adalah bapak segala sesuatu." Perang yang dimaksud di sini adalah pertentangan.

Page 12: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Melalui ajaran tentang hal-hal yang bertentangan tetapi disatukan oleh logos, Herakleitos disebut sebagai filsuf dialektis yang pertama di dalam sejarah filsafat.

Xenophanes

Xenophanes dari Kolophon adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides. Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia menulis puisi dengan tema-tema tradisional, seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah. Ia juga berani mengkritik Homeros dan Hesiodos, penyair Yunani yang terkenal pada waktu itu.

Karya filsafatnya dalam bentuk puisi telah hilang. Di masa kemudian, karya itu diberi nama "Perihal Alam" (Concerning Nature).

Xenophanes berasal dari Kolophon, Ionia, di Asia Kecil. Dikatakan di dalam salah satu fragmen puisinya sendiri bahwa ia meninggalkan kota asalnya pada usia 25 tahun. Ia meninggalkan kota tersebut setelah Kolophon direbut bangsa Persia pada tahun 545 SM. Dengan demikian ia lahir sekirar tahun 570 SM. Kemudian dikatakannya pula bahwa ketika ia menulis puisi tersebut, ia telah berusia 67 tahun. Diketahui Xenophanes berusia di atas 100 tahun, Karena itu, tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 480 SM.

Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat. Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota Messina dan Katania di pulau Sisilia. Selain itu, ia juga pernah singgah di Malta, Pharos, dan Syrakusa. Akhirnya ia tiba di Elea, Italia Selatan, dan menetap di sana. Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.

Pemikiran-Pemikiran Xenophanes :

Tentang Pengetahuan

Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan. Hal itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:

"Dewa-dewi tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya sendiri."(fragmen 18).

"Tidak ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya,

Page 13: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

maka sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala sesuatu."(fragmen 34).

Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari pengetahuan melalui penelitian. Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan manusia mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang menurut Xenophanes sulit. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara kebenaran, pengetahuan, dan kepercayaan.

Tentang "Satu yang Meliputi Semua"

Xenophanes menentang cara pandang orang Yunani pada waktu itu terhadap dewa-dewi. Ia memberikan kritik terutama kepada Herodotos dan Hesiodos yang memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Yunani. Menurut kedua penyair itu, dewa-dewi melakukan pelbagai perbuatan yang memalukan, seperti pencurian, zinah, dan penipuan satu sama lain. Di sini, Xenophanes membantah antropomorfisme dewa-dewi, maksudnya penggambaran dewa-dewi dalam rupa manusia. Menurut Xenophanes, manusia selalu menaruh sifat-sifat manusia kepada dewa-dewi sesuai kehendak mereka. Misalnya saja, dewa-dewi dilahirkan sebab manusia juga dilahirkan, dan bahwa dewa-dewi memakai pakaian, suara, dan rupa seperti manusia. Xenophanes memberikan argumentasi sesuai bukti yang ia temukan:

"Seandainya sapi, kuda, dan singa mempunyai tangan dan pandai menggambar seperti manusia, tentunya kuda akan menggambarkan dewa-dewi menyerupai kuda, sapi akan menggambarkan dewa-dewi menyerupai sapi, dan dengan demikian mereka akan menggambarkan tubuh dewa-dewi serupa dengan tubuh mereka."

"Orang Etiopia mempunyai dewa-dewi yang berkulit hitam dan berhidung pesek, sedangkan orang-orang Thrake mengatakan bahwa dewa-dewi mereka bermata biru dan berambut merah."

Xenophanes dapat menyimpulkan bahwa antropomorfisme terhadap dewa-dewi tidaklah tepat sebab ia telah melakukan perjalanan ke berbagai tempat dan melihat pelbagai kepercayaan mereka. Karena itu, ia menjadi yakin bahwa semua itu bukanlah konsep dewa-dewi yang tepat. Ia menyatakan bahwa sebenarnya hanya ada "Satu yang meliputi Semua". Maksudnya di sini serupa dengan konsep "Tuhan" namun tidak sama dengan monoteisme sebab ia juga menyebutnya dalam bentuk jamak.

Menurut Xenophanes, "yang Satu meliputi Semua" ini tidak dilahirkan dan tidak memiliki akhir, artinya bersifat kekal. Hal ini berbeda dengan konsep dewa-dewi yang dilahirkan dan dapat mati. Ia tidak menyerupai makhluk duniawi mana pun, baik manusia ataupun binatang. Ia juga tidak memiliki organ seperti manusia, namun mampu melihat, berpikir, dan mendengar. Ia juga senantiasa menetap di tempat yang sama namun menguasai segala sesuatu dengan pikirannya saja.

Page 14: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Tentang Alam Semesta

Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan terus dengan gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan matahari jatuh ke dalam lubang. Ia juga memandang bintang-bintang sebagai awan-awan yang berapi sehingga bersinar ketika malam. Sinar itu seperti batu bara yang memerah dan ketika pagi hari api dari awan itu padam kembali. Segala sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi pula yang menjadi tujuan akhir segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi dan air. Sedangkan laut adalah sumber dari segala air dan juga angin. Samudra yang luas menghasilkan awan-awan, angin, dan juga sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang berwarna-warni.

Kemudian bumi berada dalam proses peredaran terus-menerus. Tanah menjadi lumpur, lalu menjadi air laut. Sebaliknya, laut menjadi lumpur, lalu menjadi tanah. Untuk membuktikan teori ini, Xenophanes menunjukkan bahan bukti empiris, yakni fosil-fosil kerang laut. Fosil-fosil tersebut berada dalam batu. Hal itu menunjukkan bahwa dulu batu tersebut merupakan lumpur.

Parmenides (540-475 SM)

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.

Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi. Ada ratusan baris puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini. Puisi Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut masing-masing berjudul "Jalan Kebenaran" dan "Jalan Pendapat". Bagian prakata dan "Jalan Kebenaran" tersimpan secara lengkap, yakni 111 ayat. Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan", hanya tersimpan sebanyak 42 ayat.

Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat di Elea. Parmenides juga menyusun suatu konstitusi untuk Elea.

Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak mengikuti pandangan-pandangan gurunya. Pengaruh Xenophanes terhadap Parmenides hanyalah di dalam penggunaan puisi di dalam menyampaikan filsafatnya. Selain itu, ia juga amat dipengaruhi oleh Ameinias, seorang dari mazhab Pythagorean.

Menurut kesaksian Plato, Parmenides pernah mengunjungi Sokrates di Athena bersama Zeno, muridnya. Pada waktu itu, Sokrates masih muda sedangkan Parmenides telah berusia 65 tahun.

Page 15: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Zeno (490-430 SM) adalah filsuf Yunani pra-Socrates dan anggota Sekolah Eleatic yang didirikan oleh Parmenides. Aristotles menjulukinya penemu dialektik, dan Bertrand Russell menyatakan ia telah menyebabkan didirikannya logika modern. Ia paling terkenal untuk paradoksnya. Sedikit yang diketahui mengenai kehidupannya.

Pemikiran Parmenides tentang "Yang Ada"

Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah keyakinan bahwa "hanya 'yang ada' itu ada". Parmenides tidak mendefinisikan apa yang dimaksud "yang ada", namun menyebutkan sifat-sifatnya. Menurut Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Selain itu, "yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal.

Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak mungkin disangkal. Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan oleh Parmenides. Pertama, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu tidak ada. Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada. Kedua pengandaian ini mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada" tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak ada" tidak dapat dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan pandangan dari Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian kedua menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada, padahal pengandaian pertama terbukti mustahil. Dengan demikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada.

Untuk lebih memahami pemikiran Parmenides, dapat digunakan contoh berikut ini. Misalnya saja, seseorang menyatakan "Tuhan itu tidak ada!" Di sini, Tuhan yang eksistensinya ditolak orang itu sebenarnya ada, maksudnya harus diterima sebagai dia "yang ada". Hal ini disebabkan bila orang itu mengatakan "Tuhan itu tidak ada", maka orang itu sudah terlebih dulu memikirkan suatu konsep tentang Tuhan. Barulah setelah itu, konsep Tuhan yang dipikirkan orang itu disanggah olehnya sendiri dengan menyatakan "Tuhan itu tidak ada". Dengan demikian, Tuhan sebagai yang dipikirkan oleh orang itu "ada" walaupun hanya di dalam pikirannya sendiri. Sedangkan penolakan terhadap sesuatu, pastilah mengandaikan bahwa sesuatu itu "ada" sehingga "yang tidak ada" itu tidaklah mungkin. Oleh karena "yang ada" itu selalu dapat dikatakan dan dipikirkan, sebenarnya Parmenides menyamakan antara "yang ada" dengan pemikiran atau akal budi.

Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai kebenaran, Parmenides juga menyatakan konsekuensi-konsekuensinya:

Pertama-tama, "yang ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan pluralitas tidak mungkin. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan "yang ada".

Kedua, "yang ada" tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata lain, "yang ada" bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu merupakan konsekuensi logis,

Page 16: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

sebab bila "yang ada" dapat berubah, maka "yang ada" dapat menjadi tidak ada atau "yang tidak ada" dapat menjadi ada.

Ketiga, harus dikatakan pula bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti sebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Menurut Parmenides, "yang ada" itu bulat sehingga mengisi semua tempat.

Keempat, karena "yang ada" mengisi semua tempat, maka disimpulkan bahwa tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya menerima bahwa di luar "yang ada" masih ada sesuatu yang lain. Konsekuensi lainnya adalah gerak menjadi tidak mungkin sebab bila benda bergerak, sebab bila benda bergerak artinya benda menduduki tempat yang tadinya kosong.

Pemikiran Parmenides membuka babak baru dalam sejarah filsafat Yunani. Dapat dikatakan bahwa dialah penemu metafisika, cabang filsafat yang menyelidiki "yang ada". Filsafat di masa selanjutnya akan bergumul dengan masalah-masalah yang dikemukakan Parmenides, yakni bagaimana pemikiran atau rasio dicocokkan dengan data-data inderawi. Plato dan Aristoteles adalah filsuf-filsuf yang memberikan pemecahan untuk masalah-masalah tersebut.

Melissos

Melissos adalah filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Para filsuf lain dari mazhab ini adalah Parmenides dan Zeno. Pemikiran Melissos mirip dengan Parmenides di dalam hal menyangkal adanya "perubahan" dan "pluralitas" di alam semesta. Ada beberapa fragmen yang tersimpan dari buku yang ditulis Melissos dalam bentuk prosa.

Tidak banyak yang dapat diketahui mengenai riwayat hidupnya. Melissos berasal dari pulau Samos. Ia hidup pada abad ke-5 SM. Hal tersebut didapatkan berdasarkan sumber yang menyatakan bahwa ia menjadi panglima armada laut Samos yang melakukan penyerangan ke Athena pada tahun 440 SM. Pada peperangan tersebut, Melissos pada awalnya berhasil meraih kemenangan atas armada laut Athena yang dipimpin Pericles. Akan tetapi, pada akhirnya Melissos dan armada laut Samos dikalahkan oleh Athena.

Melissos dikatakan hidup sezaman dengan Zeno, namun berusia lebih muda dari Zeno. Ia dikatakan sebagai murid Parmenides. Buku yang ditulisnya merupakan buku yang merevisi dan memodifikasi buku karangan Parmenides. Selain itu, menurut Diogenes, Melissos adalah seorang negarawan yang dihormati pada masanya.

Pemikiran tentang "Yang Ada"

Menurut Melissos, "yang ada" itu bersifat:

Abadi (omnitemporal) Tak terbatas

Page 17: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Satu Homogen Tidak berubah

Abadi

Argumen Melissos mengenai "yang ada" bersifat abadi sama dengan argumen Parmenides. Melissos mengatakan bahwa jika sesuatu "tidak ada", apa yang dapat dikatakan dikatakan tentang itu? Manusia hanya dapat mengatakan sesuatu bila sesuatu itu "ada". Kemudian, "tidak ada" tidaklah mungkin hancur menjadi tidak ada. Karena itu, "yang ada" bersifat abadi.

Tak Terbatas

Parmenides menyatakan bahwa "yang ada" bersifat abadi, namun berhingga di dalam ruang. Hal itu ditolak oleh Melissos yang menyatakan bahwa "yang ada" tak terbatas oleh ruang. Argumentasi Melissos adalah jika "yang ada" itu terbatas di dalam ruang, maka harus dikatakan bahwa di luar "yang ada" terdapat "yang tidak ada". Itu berarti "yang tidak ada" ada sehingga premis keabadian "yang ada" menjadi hilang. Karena itu, tidak mungkin "yang ada" itu terbatas, juga menurut ruang.

Yang Satu

Melissos mengemukakan "yang ada" itu satu, sehingga "yang ada" itu disebut juga "yang satu". Argumentasi Melissos adalah jika "yang ada" berjumlah lebih dari satu, maka ia tidak lagi tak terbatas sebab ada batas antara satu dengan lainnya untuk berhubungan.

Homogen

Melissos juga menyatakan bahwa "yang ada" pastilah homogen. Jika "yang ada" bersifat heterogen, maka pasti terdapat pluralitas, sedangkan pluralitas berarti tidak lagi satu.

Tidak Berubah

Terakhir, Melissos juga menyatakan bahwa "yang ada" itu tidak berubah. Argumentasi terhadap hal ini berhubungan dengan sifat abadi dari "yang ada". Bila "yang ada" dapat berubah, maka ada kemungkinan ia tidak abadi. Karena itu, pastilah "yang ada" itu tidak berubah.

Setelah para filosof alam ini, kemudian muncul beberapa filosof Sofis sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan mereka terhadap jawaban dari para filosof alam dan mengalihkan penelitian mereka dari alam ke manusia. Bagi mereka, manusia adalah ukuran kebenaran sebagaimana diungkapkan oleh Protagoras (490-420 SM), tokoh utama mereka.

Page 18: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Protagoras

Protagoras adalah seorang filsuf yang termasuk golongan sofis. Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal. Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung. Ditambah lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.

Protagoras berasal dari Abdera yang terletak di pantai utara Laut Aegea. Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM. Ia seringkali melakukan perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke Athena. Di Athena, Protagoras diminta oleh Perikles untuk turut ambil bagian dalam menyusun konstitusi bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM. Menurut kesaksian dari Diogenes Laertios, pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama. Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum. Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke Sisilia, namun perahu yang ditumpanginya tenggelam.

Protagoras mengarang banyak buku, namun hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan. Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya. Plato merupakan sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul Theaitetos dan Protagoras. Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (Aletheia).

Pemikiran-Pemikiran Protagoras :

Tentang Pengenalan

Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan bahwa :

"Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."

Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu. Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya. Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin. Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas. Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut. Pandangan seperti ini dapat dikatakan relativisme sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.

Seni Berdebat

Di dalam karya lain yang berjudul "Pendirian-Pendirian yang Bertentangan" (Antilogiai), Protagoras mengemukakan bahwa :

"Tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan".

Page 19: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran tentang relativitas pengenalan manusia. Jikalau kebenaran ditentukan oleh setiap orang, maka disimpulkan bahwa satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya. Konsekuensi hal ini adalah terhadap seni berpidato. Seorang orator haruslah berhasil meyakinkan para pendengarnya mengenai kebenaran yang dianutnya. Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk membuat argumentasi-argumentasi yang meyakinkan para pendengar.

Tentang Negara

Menurut Protagoras, negara diadakan oleh manusia. Tujuan pembentukan sebuah negara adalah supaya manusia dapat terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam yang buas. Untuk itulah, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lainnya dan membentuk negara. Akan tetapi, kemudian manusia menyadari bahwa hidup bersama manusia lain tidaklah mudah. Dengan sebuah mitos, Protagoras menyatakan bahwa manusia diberikan dua hal oleh dewa untuk dapat hidup bersama sesamanya. Kedua hal tersebut adalah keinsyafan akan keadilan (dike) dan hormat terhadap orang lain (aidos). Dengan adanya dua hal ini, manusia dapat hidup bersama sesamanya. Hal itu dilakukan manusia dengan membuat undang-undang atau konstitusi. Dengan demikian, undang-undang tertentu tidak lebih benar dari undang-undang lain. Ada undang-undang yang cocok untuk masyarakat tertentu namun tidak cocok dengan masyarakat lainnya.

Tentang Dewa-Dewi

Di dalam karya yang berjudul "Perihal Dewa-Dewi" (Peritheon), Protagoras menyatakan bahwa :

"Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakekat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek."

Pandangan Protagoras ini merupakan suatu skeptisisme, artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran. Hal itu cocok sekali dengan pandangan relativistis yang dianutnya dalam bidang pengenalan.

Pengaruh Protagoras

Selama masa hidupnya, Protagoras mempengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan. Ia juga memengaruhi Demokritos dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik. Selain itu, ia juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator. Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.

Page 20: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Gorgias

Gorgias adalah seorang filsuf yang termasuk sebagai kaum sofis. Di antara kaum Sofis, hanya Protagoras yang lebih terkenal darinya. Selain sebagai filsuf, ia terkenal di bidang retorika. Seperti kaum sofis lainnya, ia juga mengajar dan mengumpulkan murid-murid.

Gorgias menulis sebuah buku berjudul "Tentang yang Tidak Ada atau Tentang Alam" (On Not Being or On Nature). Selain itu, ia juga menulis beberapa buku tentang retorika, yang mana hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan. Dua karya yang diketahui ditulis oleh Gorgias adalah Encomium of Hellen dan Defence of Palamedes.

Georgias lahir di Leontinoi, Sisilia. Ia lahir sekitar tahun 483 SM dan meninggal dunia tahun 375 SM pada usia 108 tahun. Ia adalah murid dari filsuf Empedokles dan dipengaruhi juga oleh dialektika Zeno. Pada tahun 427 SM, ia datang ke Athena sebagai duta dari kota asalnya untuk meminta bantuan melawan kota Syrakusa. Ia mengelilingi kota-kota Yunani, terutama Athena. Di Athena Gorgias mengalami sukses besar sebagai orator.

Pemikiran-Pemikiran Gorgias :

Tentang Pengetahuan

Di dalam karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", Gorgias menyatakan pandangannya tentang ketidakmungkinan manusia mengetahui sesuatu. Ada tiga tesis yang menjadi dasar argumentasinya:

Tidak ada sesuatupun. Jikalau sesuatu itu ada, maka sesuatu itu tidak dapat dikenal. Seandainya sesuatu itu ada dan dapat dikenal, sesuatu itu tidak dapat dikomunikasikan

dengan orang lain.

Apa yang dimaksudkan oleh Gorgias di sini bukanlah suatu skeptisisme ataupun nihilisme. Ia menggunakan metode berargumentasi Mazhab Elea, khususnya Zeno dan Melissos, untuk memperlihatkan bahwa cara berargumentasi mereka dapat diteruskan hingga menjadi mustahil.

Retorika

Setelah Gorgias mengarang karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", ia meninggalkan filsafat dan menekuni retorika. Menurut Gorgias, ia tidak mengajarkan suatu nilai tertentu.[3] Setiap manusia memiliki pandangan tentang nilai secara berbeda. Misalnya, apa yang dianggap bernilai oleh laki-laki, dapat dianggap tidak bernilai bagi perempuan. Karena itu, amatlah penting bagi seorang orator untuk dapat meyakinkan orang lain tentang suatu hal, sehingga orang lain mengikuti pendapat orator tersebut. Inilah kekuatan terbesar yang dapat dimiliki manusia. Dengan demikian, retorika adalah seni untuk meyakinkan orang lain. Hal itu ditunjang dengan gaya bahasa tertentu, serta pentingnya mengemukakan alasan-

Page 21: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

alasan yang tidak hanya menyentuh akal budi, tetapi juga hati pendengarnya. Sebagai contoh keberhasilan retorika, ia memakai tokoh Helen yang berhasil dipersuasi untuk meninggalkan Menelaus dan ikut dengan Jason.

Pengaruh Gorgias

Gorgias memiliki seorang murid bernama Isokrates. Isokrates adalah seorang orator ternama. Di kemudian hari, ia membuka suatu sekolah ilmu retorika di Athena yang menjadi saingan berat dari Akademia Plato.

Pandangan para filosof Sofis tersebut, disanggah oleh para filosof setelahnya seperti Socrates (470-399 SM), Plato (429-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Sehingga terjadilah Perkembangan ilmu (sains) ZAMAN YUNANI setelah abad ke 6 SM, yaitu perkembangan keemasan filsafat yunani.

B. Zaman Keemasan Filsafat Yunani

Zaman ini disebut dengan zaman keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian keilmuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh Prothagoras, Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.

Socrates

Socrates (Yunani: Σωκράτης, Sǒcratēs) (470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.

Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.

Page 22: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.

Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.

Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.

Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus Kristus.

Page 23: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Filosofi Socrates :

Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.

Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

Plato

Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 429 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).

Ciri-ciri Karya-karya Plato

Bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.

Berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.

Page 24: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Adanya mite-mite

Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi. Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.

Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi :

Idea-idea

Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.

Dunia Indrawi

Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

Dunia Idea

Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".

Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan

Pandangan Plato tentang Karya Seni

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut

Page 25: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.

Pandangan Plato tentang Keindahan

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

Dalam filsafatnya Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide. Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret. “Ide manusia” tidak terdapat dalam kenyataan.

Aristoteles

Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Page 26: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Pemikiran-Pemikiran Aristoteles :

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.

Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.

Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis) :

Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor). Sokrates adalah manusia (premis minor) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.

Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia

Page 27: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Pengaruh Aristoteles

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.

Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis.

Abstraksi yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk mencapai kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek menangkap unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut abstraksi matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang hakiki dengan mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi metafisis.

Teori Aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini merupakan prinsip-prinsip metafisis, Materi adal.ah prinsip yaug tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan sebutan Hylemorfisyme.

Page 28: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno  

Teknologi Yunani Kuno berkembang maju pada saat abad ke-5 SM, dan sampai dengan zaman Roma dan seterusnya. Penemun yang dianggap dihasilkan oleh Yunani Kuno termasuk gir, skrup, obeng, jam air, ketapel, teknik pembuatan barang dari perunggu dan penggunaan uap untuk menggerakkan mesin dan mainan. Kebanyakan ciptaan ini berlaku di akhir zaman Yunani, sering kali diinspirasikan untuk memperbaiki senjata dan taktik dalam peperangan. Dan juga diterapkannya teknologi kincir air untuk alat eksloitasi oleh orang-orang Roma. Mereka juga mempunyai sistem pensurveian dan matematika tahap tinggi, dan banyak kemajuan mereka, diterbitkan oleh ahli falsafah seperti Archimedes dan Hero.

Teknologi air

Sumber air adalah antara sumbangan terpenting dari Yunani kuno kepada banyak teknologi modern. Banyak bidang yang bergantung kepada sumber air, terutama di kawasan pelabuhan, seperti penggunaan air bawah tanah, perpipaan untuk saluran air, tanggul dan saluran air hujan, air mancur, air untuk kebutuhan rumah tangga dan serta air untuk tujuan rekreasi.

Pertambangan

Orang Yunani membangun tambang-tambang perak sampai di Laurium, dan keuntungannya digunakan untuk pembangunan Athena sebagai sebuah pelabuhan dan negara. Bijih-bijih yang ditambang dari dalam tanah dibersihkan dan kemudiannya dileburkan untuk menghasilkan logam perak asli. Tempat-tempat pembersihan bijih ini, yang dipercantik. Pertambangan tersebut dilengkapi tangki-tangki yang menampung air hujan atau salju ketika musim dingin.

Teknologi

Perkembangan teknologi yunani Kuno agak terhambat karena pandanganya terhadap buruh, menurut mereka buruh adalah hina dan tidak boleh mengaplikasikan teknologi. Namun, akhirnya pada abad ke-6SM oleh Eupalinos di Samos telah memberi pandangan baru bahwa buruh harus mempunyai skill dan boleh mengakplikasinya.

Teknologi Yunani Kuno

Teknologi Tahun Keterangan

Kartografysekitar 600 SM

Penggabungan peta geografi pertama dibuat oleh Anaximander dan Erasthothenes

Dereksekitar 515 SM

Alat penghemat tenaga yang membuat pekerjaan menjadi lebih efisien. Kemudian pemakaian roda ditambah untuk pekerjaan yang lebih berat.

pasak sekitar abad ke-5

Pasak dengan jenis yang lain, diperkenalkan di Yunani pada abad 5 SM

Page 29: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

SM

Gearsekitar abad ke-3 SM

Perkembangan dari zaman prasejarah untuk tujuan yang praktis

Sistem Pipasekitar abad ke-5 SM

Saluran pipa digunakan untuk mencukupi kebutuhan air yang biasa digunakan sehari-hari

Perencanaan Kota

sekitar abad ke-5 SM

Miletus adalah orang yang pertama kali merencanakan tata kota yang mempunyai batas dan ruang terbuka

Lighthousesekitar abad ke-3 SM

Lighthouse di Alexandriaas didesain oleh Sostratus dari Cnidus.

Astrolabesekitar 300 SM

Digunakan pertama kali pada tahun 200SM, ditemukan oleh Ctesitius

Odometersekitar abad ke-3 SM

Odometer adalah alat untuk menentukan jarak perjalanan, ditemukan pada abad 3 SM oleh Archimedes

Meriamsekitar abad ke-3 SM

Ctesibius dari Alexandria mencipta sebuah bentuk meriam primitif, dioperasi oleh tekanan angin.

Dermagasekitar 200 SM

Ditemukan oleh Athenaeus dari Naucratis.

Kincir Angin dan pompa air

sekitar abad ke-2 SM

Ditemukan oleh Ctesibius yang sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan

Komputer analog

150 SMKomputer analog sebagai alat hitung sederhana dan ditemukan oleh archimedes

Pintu otomatis

Abad 1SM

Ditemukan oleh Alexandria, Pintu otomatis untuk kuil.

Arsitektur Yunani Kuno

Arsitektur ( bangunan yang dikerjakan menjadi suatu desain yang estetik) mulai berakhir di Yunani dari akhir periode Mycenaean ( sekitar 1200 SM) sampai abad ke 7 SM, manakala kehidupan kota dan kemakmuran kembali dan sampai batas di mana gedung pemerintah dapat dikerjakan. Tetapi sejak bangunan Yunani kuno berada di Archaic dan awal periode klasik dibuat dari kayu atau tanah liat, tidak ada apapun sisa reruntuhan di antara bangunan tersebut kecuali tanah dan di sana hampir tidak ada sumber tertulis tentang awal arsitektur atau uraian dari bangunan tersebut. Kebanyakan pengetahuan tentang Arsitektur Yunani datang dari minoritas bangunan yang menyangkut gaya klasik,Hellenistic dan periode

Page 30: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Roma (sejak arsitektur roma mengikuti gaya Yunani). Ini berarti hanya kuil yang bangunannya kuat yang bertahan.

Arsitektur, seperti lukisan dan pahatan tidak dilihat sebagai suatu " seni" pada Periode Yunani jaman kuno. Arsitek adalah seorang tukang yang ahli yang dipekerjakan oleh bangsawan atau orang kaya. Tidak ada perbedaan antara arsitek dan pemborong bangunan. Arsitek merancang bangunan, menyewa tenaga kerja dan tenaga ahli untuk membangun dan bertanggung jawab atas anggaran dan penyelesaian tepat waktu kedua-duanya. Ia tidak menikmati statusnya, tidak seperti arsitek pada bangunan modern. Bahkan nama arsitek tidak dikenal sebelum abad ke 5. Seorang arsitek seperti Iktinos, yang merancang Parthenon, yang hari ini dinilai sebagai seorang arsitektur yang genius, diperlakukan pada waktu itu dalam seumur hidupnya tidak lebih daripada seorang pedagang.

Bentuk standar Gedung pemerintah Yunani dikenal mempunyai bantuk yang sama dari Parthenon, dan bahkan bangsa Roma membangun bangunan mereka ,engikuti gaya Yunani, seperti Kuil untuk semua dewa di Roma. Bangunan pada umumnya membentuk suatu dadu atau kubus ataupun suatu segiempat panjang dan dibuat dari batu gamping. Pualam adalah suatu material bangunan mahal di Yunani: pualam mutu tinggi datang hanya dari Mt Pentelus di Attica dan dari beberapa pulau seperti Paros, dan jalur transportasinya sangat sulit. Batu pualam digunakan dalam pahatan dekorasi, tidak berstruktur, kecuali di dalam bangunan paling agung periode zaman Klasik seperti Parthenon.

Titik dari atap Yunani yang rendah membuat suatu bentuk persegi tiga pada masing-masing tepi bangunan, pediment, yang mana pada umumnya diisi dengan dekorasi pahatan. Sepanjang sisi dari bangunan, antara kolom dan atap, adalah suatu baris blok sekarang dikenal sebagai entablature, yang permukaannya menyajikan suatu ruangang untuk memahat, dekorasi yang dikenal sebagai metopes dan triglyphs. Tidak ada yang dapat menyelamatkan bagunan Yunani dari keruntuhan, tetapi bangunan aslinya dapat dilihat pada beberapa tiruan dari bangunan modern Yunani, seperti Yunani Akademi Nasional yang membangun di Athena,

Format Arsitektur umum lainnya yang digunakan dalam arsitektur Yunani adalah tholos, suatu struktur lingkaran dimana contoh yang terbaik adalah pada Delphi (lihat gambar 1.3) dan tujuan religiusnya adalah melayani pemuja kuil, propylon atau serambi, yang mengapit pintu masuk ke ruangan terbuka dan cagar alam ( contoh yang terbaik yang dikenal adalah pada Acropolis Athens), dan stoa, suatu aula yang sempit panjang dengan suatu colonnade terbuka pada satu sisi yang digunakan untuk mengatur barisan kolom kuil Yunani. Suatu stoa yang telah dipugar adalah Stoa Attalus dapat dilihat di Athena.

Dasar dari segiempat panjang atau kubus pada umumnya diapit oleh colonnades ( baris kolom) pada bagian atas baik dua maupun pada keempat sisinya. Ini adalah format dari Parthenon. Sebagai alternatif, suatu bangunan berbentuk kubus akan membuat suatu serambi bertiang-tiang ( atau pronaos dalam) istilah Yunani) sebagai pembentukan pintu masuknya, seperti terlihat pada setiap Kuil untuk semua dewa. Yunani memahami prinsip dari pekerjaan

Page 31: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

menembok bangunan lengkung tetapi penggunaannya sangat sedikit dalam bangunan Yunani dan bangunan Yunani tidak meletakkan kubah pada atas bangunan mereka tetapi mengatapi bangunan mereka dengan balok kayu yang ditutup dengan terra cotta ( atau adakalanya batu pualam).

Kuil adalah tempat terbaik yang dikenal umum dalam dunia arsitektural. Kuil tidak mempunyai fungsi yang sama dalam melayani seperti pada gerja modern. Untuk satu hal, altar memikul langit yang terbuka di dalam temenos atau tempat pengorbanan suci. Kuil bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda yang dianggap berhubungan langsung dengan dewa yang dipuja. Kuil adalah suatu tempat untuk pemuja dewa untuk meninggalkan sesaji yang memenuhi nazar mereka, seperti persembahan patung, Pada bagian dalam kuil, cella, begitu para pemuja sebagian besar menyimpan barang pemujaan mereka dalam ruangan besi dan gudang. Dan bangunan itu pada umumnya dilapisi oleh baris kolom yang lain .

Tiap-Tiap Kota di Yunani dengan segala ukurannya juga mempunyai suatu palaestra atau ruang olah raga. Ruangan ini sangat terbuka dengan atap terbuka menghadap ke langit dan dilapisi dengan colonnades, digunakan untuk kejuaraan atletik dan latihan juga sebagai pusat perkumpulan kegiatan sosial dan juga tempat perkumpulan kaum pria. Kota Yunani juga perlu sedikitnya satu bouleuterion atau sidang, suatu bangunan yang besar yang sebagai ruang pertemuanyang menempatkan dewan kota ( boule) dan sebagai gedung pengadilan. Karena Yunani tidak menggunakan bangunan lengkung atau kubah, mereka tidak bisa membangun ruang besar tanpa didukung oleh atap, bouleuterion adalah baris tiang dan kolom internal yang digunakan untuk menopang atap atas.

Terakhir, tiap-tiap Kota di Yunani mempunyai suatu teater. Ini digunakan untuk pertemuan-pertemuan publik atau drama. Acara di dalam teater berkisar pada abad ke 6 BC ( lihat Teater Yunani). Teater pada umumnya yang ditetapkan dalam suatu lereng bukit di luar kota itu , dan mempunyai tempat duduk berupa barisan yang ditetapkan dalam suatu seperdua lingkaran di sekitar area pusat orkes atau acara. Di belakang orkes adalah suatu bangunan rendah yang disebut skene, yang mana bertindak sebagai suatu gudang, suatu kamar ganti, dan juga sebagai latar belakang pada tindakan yang berlangsung di dalam orkes atau pertunjukkan tersebut. Sejumlah Teater Yunani hampir tetap utuh, yang terbaik yang dikenal adalah teater Epidaurus.

Ada dua gaya utama dalam Arsitektur Yunani, yaitu Doric dan Ionik. Nama ini digunakan hanya untuk bangsa Yunani sendiri. dan mencerminkan kepercayaan mereka pada Ionic dan Doric dari zaman kegelapan, tetapi ini tidak sepenuhnya benar. gaya Doric digunakan di tanah daratan Yunani dan tersebar dari sana pada wilayah jajahan Yunani di Italia. gaya Yang bersifat ionik digunakan di kota besar Ionia ( sekarang pantai barat Turki) dan sebagian dari pulau Aegean. Gaya Doric jadi lebih keras dan formal, yang bersifat ionik jadi lebih longgar dan dekoratif. Gaya Corinthian yang mempunyai banyak hiasan adalah perkembangan akhir dari gaya ionik. Gaya ini dikenal hingga ke ibu kota, tetapi ada perbedaan banyak dalam poin-poin desain dan dekorasi antara gaya tersebut. Lihatlah artikel yang terpisah pada golongan klasik.

Page 32: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Matematika Yunani Kuno

Pengaruh matematika Yunani berlanjut selama beraba-abad. Aritmatika, Geometri dan aljabar yang masih banyak digunakan saat ini. Sebagai contoh, Phytagoras memiliki gagasan bahwa segala sesuatu di semesta dapat dinyatakan dengan angka.

Ilmuwan penting dalam bidang ini:

a. Phytagoras: Teorema Phytagoras, bilangan irrasional, b. Archimedes: Menyumbangkan kombinatorik & persamaan kubik.c. Aristoteles: Menyumbangkan logika matematika.d. Plato: Menyumbangkan matriks, invers, dan teorema dasar aljabar (bersama Ababar).

Astronomi Yunani kuno

Astronomi Yunani cukup maju setelah berabad-abad pengamatan Yunani Kuno untuk pertama kalinya model matematika. Dalam ilmu ini, heliosentris mengalami perdebatan yang cukup panjang.

Beberapa ilmuwan yang mengambil peranan dalam astronomi Yunani antara lain:

Archimedes Pythagoras Chios Methodorus Democritus Empedokles Epicurus Copernicus Ptolomeus Newton

Geologi dan Seismologi

Gempa Bumi yang berasal dari bawah tanah telah berhasil diteliti oleh orang Yunani kuno. Banyak pendapat yang muncul sehingga menjadikan topik ini terus berlanjut. Christopher L Linier adalah orang yang meneliti hal tersebut.

Fisika dan Meteorologi

Perkembangan ini dimulai saat Archimedes yang menemukan tekanan Hidrostatis. Dan Democratus, Leocippus, dan beberapa ilmuwan lainnya menemukan teori model atom. Plato juga turut menyumbangkan sumbangsihnya lewat Polihedron dan Segitiga. Hal lainnya yang ditemukan adalah listrik, magnet, siklus air dan lainnya.

Socrates juga menjelaskan mengenai fenomena alam dan bagaimana terjadinya alam dan bgaimana terjadinya fenomena atmosfer.

Page 33: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Kimia Yunano mempunyai teori atom dan selanjutnya Thales meneliti air. Anaximenes menelaah udara, helicratus meneliti api sebagai sumber substansial bumi.

Empedocles menambahkan bahwa bumi terkombnasi oleh unsur elemen yang bekerja sama dengan cinta dan kekejaman. Teori ini yang dikembangkan Aristoteles,dia juga ikut mengkritik model atom Leocippus dan Democritus.

Obat-obatan dan psikologi

Obat-obatan, memegang peranan penting selama 1500 tahun. Penemuan ini telah ada sebelum Hipocrates mengembangkannya. Dan di Alexandria telah terkumpul 20.000 teks halaman masalah psikologi

Pada zaman Yunani kuno ini ada banyak macam perkembangan dan banyak pula ilmuwan yang mengembangkannya. Hal tersebut menggambarkan, betapa penuh misterinya dunia seisinya ini. Meskipun, beberapa teori zaman ini sebagagian terbantahkan dan terpatahkan namun, tetap saja beberapa ilmu yang banyak lainnya tetap sebagai dasar ilmu-ilmu danpenelitian lain. Masa Yunani telah ter;ebih dahulu berlalu, akankah berlalu tanpa arti? Inilah tantangan generasi muda dan ilmuwan untuk tetap berinovasi, berkreasi, bercipta, rasa, karsa untuk sebuah kemauan ilmu denagn logika yang berasional dan berbudaya.

TAMBAHAN :

Pada zaman prasejarah, manusia menganggap bumi itu datar, luas. Pada zaman mesir kuno, para astronom belum membicarakan mengenai bentuk bumi

itu seperti apa. Yang pertama kali mengemukakan teori bahwa bumi itu bulat adalah Phytagoras,

karena berdasarkan perkembangan ilmu ukur. Meskipun kebanyakan orang mengatakan bahwa Phytagoras yang pertama kali

mengemukakan bahwa bumi itu bulat, namun sebenarnya Parmenides lah yang pertama kali mencetuskannya.

Teori menurut Einstein, bahwa bumi itu tidak terlalu bulat tapi oval (pepat di ujungnya). Teori ini merupakan teori modern.

Sebenarnya perkembangan ilmu di Yunani tidak lebih unggul dari Mesir, karena semuanya itu memiliki kelebihan di masing-masing bidang. Selain itu, pada zaman Mesir penemuan itu belum dicatat atau diarsipkan. Pada zaman Yunani lah mulai dilakukan pendataan, sehingga masyarakat sekarang lebih mengenal perkembangan ilmu dari Yunani.

Thales: saudagar asal Yunani yang sering berlayar ke Mesir. Ia mempelajari ilmu ukur yang kemudian dibawanya ke Yunani. Ia bisa membuat piramida dengan bayangannya. Thales lebih dikenal saat terjadinya gerhana Matahari

Page 34: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Tycho Brahe (lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember 1546 – meninggal di Praha, Bohemia (sekarang Ceko), 24 Oktober 1601 pada umur 54 tahun) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog (kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu) dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven, di Selat Øresund yang menjadi "lembaga penelitian" awalnya.

Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu.

Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler. Setelah kematiannya, catatan-catatannya mengenai gerak Planet Mars membuat Kepler menemukan tiga hukum pergerakan planet yang menyokong teori heliosentris.

Johannes Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Dia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya. Dia kadang dirujuk sebagai "astrofisikawan teoretikal pertama", meski Carl Sagan juga memanggilnya sebagai ahli astrologi ilmiah terakhir.

Orang Eropa abad ke-16 sangat mengagumi komet. Maka, pada suatu malam, sewaktu sebuah komet yang dipopulerkan oleh astronom Denmark Tycho Brahe terlihat di langit, Katharina Kepler membangunkan putranya, Johannes, yang berusia enam tahun untuk menyaksikan komet itu. Lebih dari 20 tahun kemudian, sewaktu Brahe meninggal, siapakah yang dilantik Kaisar Rudolf II untuk menggantikan jabatan Barahe sebagai matematikawan kekaisaran? Pada usia 29 tahun, Johannes Kepler menjadi matematikawan kekaisaran untuk Kaisar Romawi Suci, beserta ahli astrologi kerajaan Jendral Wallenstein, suatu jabatan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Kepler juga seorang profesor matematika di Universitas Graz. Karier Kepler juga bersamaan dengan karier Galileo Galilei. Pada awal kariernya, Kepler adalah asisten Tycho Brahe.

Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika. Ia menjadi sangat terkenal di bidang optik dan astronomi. Kepler, meski perawakannya kecil, memiliki kecerdasan yang memukau dan juga kepribadian yang gigih. Ia didiskriminasi sewaktu tidak mau pindah agama ke Katolik Roma, sekalipun di bawah tekanan hebat.

Hukum Kepler tentang Gerakan Planet

Pada tahun 1609, Kepler menerbitkan buku New Astronomy (Astronmi Baru), yang diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu buku terpenting yang pernah ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat dua hukum Kepler yang pertama tentang gerakan planet. Hukumnya yang ketiga diterbitkan dalam buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada tahun 1619, sewaktu ia tinggal di

Page 35: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Linz, Austria. Tiga hukum ini mendefinisikan dasar-dasar gerakan planet: bentuk orbit planet yang mengitari matahari, kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran.

Bagaimana reaksi para astronom rekan-rekan Kepler? Mereka tidak memahami betapa pentingnya hukum Kepler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya. Mungkin mereka tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Kepler telah menyelubungi karyanya dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami laksana lapisan awan tebal yang menyelubungi Venus yang nyaris tak tertembus. Tetapi, seraya waktu berlalu, hukum-hukum Kepler akhirnya diakui. Kira-kira 70 tahun kemudian, Isaac Newton menggunakan karya Kepler sebagai dasar untuk hukumnya tentang gerakan dan gravitasi. Dewasa ini, Kepler diakui sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa—tokoh yang turut menyeret astronomi keluar dari Abad Pertengahan ke zaman modern. “ Intoleransi keagamaan sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa keharmonisan di antara planet-planet seharusnya terdapat juga di antara umat manusia”

DAFTAR PUSTAKA

Anaximandros. http://id.wikipedia.org/wiki/Anaximander. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Anaximenes. http://id.wikipedia.org/wiki/Anaximenes. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Page 36: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani

Anggims. 9 September 2009. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Aristoteles. http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Fadeli, M. Khoirul. 14 Maret 2012. Ilmu Pengetahuan dan Perkembangannya. http://blog.uin-malang.ac.id/fadeli/2012/03/14/ilmu-pengetahuan-dan-perkembangannya. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Fathurrahman, Ayief. 3 September 2011. Perkembangan Ilmu dari Masa ke Masa. http://id.shvoong.com/humanities/history/2207999-perkembangan-ilmu-dari-masa-ke/#ixzz1oM1pvTPo. (diakses tanggal 8 Maret 2012).

Gorgias. http://id.wikipedia.org/wiki/Gorgias. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Herakleitos. http://id.wikipedia.org/wiki/Herakleitos. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Johannes Kepler. http://id.wikipedia.org/wiki/Johannes_Kepler. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Melissos. http://id.wikipedia.org/wiki/Melissos. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Parmenides. http://id.wikipedia.org/wiki/Parmenides. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Phytagoras. http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Plato. http://id.wikipedia.org/wiki/Plato. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Protagoras. http://id.wikipedia.org/wiki/Protagoras. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Sains di Yunani. 11 Mei 2008. http://www.budakfisika.net/2008/11/sains-di-yunani.html (diakses tanggal 8 Maret 2012).

Socrates. http://id.wikipedia.org/wiki/Socrates. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Thales. http://id.wikipedia.org/wiki/Thales. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Thyco Brahe. http://id.wikipedia.org/wiki/Tyco_Brahe. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Xenophanes. http://id.wikipedia.org/wiki/Xenophanes. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Zamzawi, M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Zeno dari Elea. http://id.wikipedia.org/wiki/Zeno_dari_Elea. (diakses tanggal 15 Maret 2012).

Page 37: Makalah Kelompok 3 Permulaan Sains Di Yunani