MALNUTRISI - KEP
-
Author
vrilisda-sitepu -
Category
Health & Medicine
-
view
4.934 -
download
9
Embed Size (px)
Transcript of MALNUTRISI - KEP

KELOMPOK B – 10
STAMBUK -2011
MALNUTRISI

Group TUTOR B-10• ANDIKO A.NAINGGOLAN ( 211 210 236 )
• YESSICAMAI M.E.PAKPAHAN ( 211 210 238 )
• SALLY M.E SIHOMBING ( 211 210 240 )
• FITRI DEBORA HAREFA ( 211 210 242 )
• VRILISDA BR SITEPU ( 211 210 244 )
• MASRO SIMAMORA ( 211 210 246 )
• AYU NOPITA S. MANURUNG ( 211 210 248 )
• LANY DIANA ( 211 210 250 )
• RATNA DEWI S. ARUAN ( 211 210 254 )
• ANASTASIA L.V SARAGIH ( 211 210 256 )
• OLIVIA M. PURBA ( 211 210 258 )
• INDRA WAWAN PURBA ( 211 210 260 )

Seorang anak perempuan 3 tahun dibawa ibunya
periksa ke Puskesmas, dengan keluhan badan lemah, udem
muka dan kedua ekstremitas inferior sejak 2 bulan.
Penderita anak seorang buruh tani di desa. Nafsu makan
menurun, sehari – hari makan 2 kali dengan nasi dan sayur
seadanya. Sejak 2 tahun yang lalu mengalami diare kronis
jika minum susu formula berlaktosa. Konsistensi feses cair,
berbuih, keluar menyemprot, frekuensi 5-6 x/hari dan
dirawat di RS dengan diagnosis intoleransi laktosa. Orang
tua anak tidak dapat memberikan susu formula bebas
laktosa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rambut
kemerahan, tumbuh jarang, mudah dicabut, dan tidak
terasa sakit. Abdomen membucit, ada pitting udem di
ekstremitas inferior. Dokter menyarankan anak tersebut
PEMICU

Klarifikasi istilah
• Intoleransi laktosa
→ ketidakmampuan tubuh
mencerna latosa protein
melalui mukosa usus halus
yang permeable

Definisi masalah
• Badan lemah
• Udem pada muka, ekstremitas inferior, dan
abdomen
• Nafsu makan menurun/anoreksia
• Diare
• Rambut kemerahan disertai kelainan lainnya
• Intoleransi laktosa

Analisa masalah
•Malnutrisi

Gali konsep
• Malnutrisi – kwashiorkor
• Cacingan
• Infeksi TBC

Learning issue
• Definisi dan klasifikasi malnutrisi
• Etiologi malnutrisi
• Gejala
• Diagnosa
• Komplikasi
• Penatalaksanaan

Kumpulan informasi
A. Definisi dan Klasifikasi malnurisi
→ WHO : ketidakseimbangan seluler
antara pasokan nutrisi dan energi dan
kebutuhan tubuh terhadap mereka
untuk menjamin pertumbuhan,
pemeliharaan, dan fungsi tertentu.

Klasifikasi Malnutrisi
a) Kurang Energi Protein (KEP) , meliputi :
1) Kwashiorkor : keadaan kekurangan protein
2) Marasmus : keadaan kekurangan karbohidrat
3) Marasmik – Kwashiorkor : merupakan gabungan
keduanya.
b) Kurang Vitamin A (KVA)
c) Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
d) Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Etiologi
Masukan makanan yang berkurang
Ketidaktahuan orangtua/Ignorence
Infeksi yang berat
Kelainan struktur bawaan
Prematuritas dan penyakit pada masa
neonatus
Gangguan metabolik
Sosial ekonomi rendah
Lingkungan

Patofisiologi
Intake kurang
Defisiensi protein
Kekurangan asam amino
Kurang produksialbumin di hepar
Edema dan hepatomegali


Gejala
1. Kekurangan Energi Protein (KEP) :a) KEP – Kwashiorkor : Edema , umumnya pada bagian ekstremitas
inferior Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
Perabuhan status mental : cengeng, rewel, apatis
Hepatomegali
Hipotrofi otot
Kelainan kulit, berupa bercak merah muda yang meluas dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Sering disertai infeksi, anemia, diare

b) KEP – Marasmus : Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus
kulit
Wajah seperti orangtua
Cengeng, rewel
Kulit keriput
Sering disertai penyakit kronik, diare kronik.
c) KEP – Marasmik – Kwashiokor Gambaran klinik merupakan campuran dai
keduanya.

2) Kurang Vitamin A (KVA) Gangguan penglihatan/xeroftalmia
Nafsu makan menurun
Gangguan pertumbuhan
Imunitas menurun
3) Gangguan Akibat Kurang Iodium(GAKI) Pembesaran kelenjar gondok
Gangguan fungsi mental
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kerusakan saraf pusat
Retardasi mental

4) Anemia Defisiensi besi (ADB)
Badan lemah dan lesu
Mata berkunang-kunang
Telinga mendenging
Koilonychia
Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis
disfagia

Diagnosa
1) Anamnesis Survei konsumsi makanan
Faktor ekonomi
Faktor ekologi
Gejala klinis penyakit
Riwayat penyakit bawaan/kongenital
Riwayat penyakit terdahulu

2) Pemeriksaan Fisik Vital sign
Status mental
Gangguan gastrointestinal
Perubahan warna rambut serta kelainanrambut lainnya
Keluaran urin
Perubahan pola eliminasi
Asupan makanan
Gerakan refleks dan sensorik

3) Antropometrik Berat badan dibandingkan umur anak
Tinggi badan dibandingkan umur anak
Berat badan dibandingkan tinggi anak
*NB : Parameter pengukuran tersebutdibandingkan dengan tabel standard dan menggunakan rumus standard deviasi yang telah ditetapkanberdasarkan WHO – NCHS .

4) Laboratorium Pemeriksaan kadar hemoglobin
Pemeriksaan darah tepi
Pemeriksaan kadar protein darah (albumin, globulin)
Pemeriksaan faal hati (bilirubin)
Pemeriksaan gula darah : biasanya menurun
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan immunoglobulin
5) Radiologi Kenampakan osteoporosis ringan

Penatalaksanaan
Atasi/cegah hipoglikemiao Pemberian makanan pada anak dengan porsi ringan
setiap 2-3 jam sekali
Atasi/cegah hipotermiao Anak tidur didekapan ibu atau orang dewasa
lainnya dan dengan menggunakan selimut
Atasi/cegah dehidrasio Bayi menyusui : berikan ASI setiap 30 menit sekali
o Jiak anak tidak dapat minum : beikan cairan ringer laktat/glukosa 5% IV

Koreksi gangguan keseimbangan elektrolito Pemberian kalium
o Pemberian magnesium
Obati/cegah infeksio Antibiotika
Koreksi defisiensi nutrien mikroo Berikan multivitamin
o Asam folat
o Seng (Zn)
o Zat besi
Pemberian makanano Protein : 2 – 2,5 gr/KgBB/hari
o Kalori : 150 200 kkal/KgBB/hari
o Cairan : 130 ml/KgBB/hari

Fasilitasi tumbuh kembang
Sediakan stimulasi sensorik dandukungan emosi/mental
Siapkan dan rencanakan tindak lanjutsetelah sembuh
Atasi penyakit penyerta
o Cacingan/parasit : mebendazol 100 mg per
oral , 2 x 1 selama 3 hari
o Diare melanjut : metronidazol 7,5
mg/KgBB setiap 8 jam selama 7 hari
o Tuberculosis : obati sesuai dengan
pedoman TB

Komplikasi
anemia
Gangguan pertumbuhan
Gangguan perkembangan
Infeksi

SEKIANDAN
TERIMAKASIH