Kep. Maternitas
-
Author
miftia-yunanda-putri -
Category
Documents
-
view
54 -
download
3
Embed Size (px)
description
Transcript of Kep. Maternitas

Nama : Miftia Yunanda Putri
Prodi : Ilmu Keperawatan (S1 Keperawatan)
Tugas : Keperawatan Maternitas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perawatan ibu hamil berfokus pada perawatan wanita hamil dan keluarganya
pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa empat minggu pertama
setelah bayi lahir. Selama periode prenatal, perawat, perawat praktik dan bidan memberi
perawatan kepada wanita di klinik dan di praktik dokter dan mengajarkan materi untuk
membantu keluarga mempersiapkan diri menghadapi kelahiran. Mereka memperhatikan
juga keluarga usia subur selama masa bersalin, dan kadang-kadang di rumah.
Sejumlah besar perawat maternitas meluangkan waktu untuk mengajarkan
kehamilan, proses persalinan, proses melahirkan dan pemulihan, serta keterampilan
menjadi orangtua. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan selama masa
usia subur berpotensi membuat perbedaan yang signifikan, bukan saja dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya, tetapi juga kesehatan masyarakat.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Ilmu Keperawatan Maternitas.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perspektif dalam Keperawatan yang dibimbing
oleh Bpk Muadi, S.Kep, Ners, M.kep.
1

BAB II
ISI
2.1 Perkembangan Keluarga
Marcer (1989) merangkum esensi pendekatan perkembangan keluarga dalam
keperawatan keluarga dalam keperawatan keluarga :
Konsep perkembangan melibatkan pergerakan ke tingkat yang lebih tinggi. Ini
menyiratkan kemajuan yang kontinu dan menuju ke satu arah. Namun, selama periode
transisi dari satu tahap atau fase ke tahap atau fase berikutnya, terjadi disekuilibrium.
Selama waktu ini, individu dapat kembali ke tingkat respons perkembangan yang lebih
dini. Keluarga menghadapi transisi normatif tidak terduga dan menciptakan periode
disorganisasi, dimana keluarga berfungsi pada tingkat yang lebih rendah daripada
biasanya. Resolusi terhadap disekuilibrium atau krisis mempunyai potensi untuk
berkembang ke tingkat fungsi keluarga yang lebih tinggi.
Perspektif perkembangan memberi banyak pengertian yang dalam dan berguna
pada fungsi keluarga. Pengetahuan tentang jenis masalah yang diindetifikasi selama fase
siklus kehidupan tertentu dapat membantu perawat dalam memberi keluarga pedoman
antisipatif. Contohnya, membantu keluarga usia subur mempersiapkan kelahiran
neonatus dapat mengurangi perkembangan situasi krisis.
Teori perkembangan memberi perawat maternitas sebuah dasar untuk memahami
unit keluarga juga memberi suatu pendekatan yang familier melalui penggunaan proses
keperawatan untuk meningkatkan kesehatan keluarga usia subur.
2.2 Keyakinan dan Praktik Melahirkan
Perawat yang menangani keluarga usia subur di Amerika Serikat dan Kanada
merawat keluarga dari kelompok budaya dan etnik yang berbeda-beda. Dalam memberi
perawatan tingkat tinggi kepada seluruh keluarga, perawat harus menyadari keyakinan
dan praktik budaya yang penting bagi keluarga tersebut.
2

Perawat perlu lebih mengenal setiap wanita sebagai individu dan memvalidasi
keyakinan budaya yang bermakna bagi wanita tersebut. Dengan pengetahuan ini,
perawat dapat mendukung dan memelihara keyakinan yang meningkatkan adaptasi fisik
dan emosinya terhadap kehamilan. Namun, jika keyakinan tertentu diidentifikasi dapat
membahayakan, perawat harus berhati-hati dalam menggali keyakinan tersebut dalam
proses reedukasi dan modifikasi.
2.3 Keluarga dan Krisis
Krisis dapat didefinisi sebagai suatu gangguan kebiasaan: suatu kerusakan
dalam cara individu dan keluarga dalam mempertahankan kendali terhadap suatu situasi.
Saat berhadapan dengan krisis, keluarga atau individu mula-mula menggunakan nilai dan
perilaku yang biasa digunakan untuk mengatasi krisis secara adekuat, pola perilaku yang
baru harus dikembangkan melalui intervensi krisis. Intervensi krisis berupaya menolong
pasien belajar cara baru dalam menghadapi konflik atau masalah. Strategi yang perawat
pelajari dapat diterapkan untuk mengatasi kesulitan di masa yang akan datang. Krisis
dapat ditemukan dalam peristiwa maturasi atau peristiwa situasional.
2.4 Krisis Maturasi
Krisis maturasi terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan yang
normal. Secara khas krisis ini berkembang seiring perjalanan waktu dan melibatkan
perubahan peran dan status. Krisis ini meliputi peristiwa, seperti kelahiran, masa bayi,
masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
Kelahiran dan perawatan anak membutuhkan kematangan orang tua,
kematangan psikologis, dan kematangan intelektual. Hal ini dapat merupakan penyebab
periode krisis dalam keluarga.
Perawat membantu kelahiran anak-anak dan dapat memberikan dukungan
sementara individu dewasa berperan aktif sebagai orang tua. Perawat dapat memberi
orangtua pengetahuan tentang perkembangan psikososial manusia, yang akan membantu
orangtua melihat anak-anak mereka secara realistis dan menetapkan kriteria yang sesuai
untuk perilaku anak-anak. Perawat dapat menggunakan hubungan yang unik dengan
3

keluarga ini untuk membuat kelahiran sebagai suatu peristiwa yang berpusat pada
keluarga. Secara ideal, kelahiran seorang anak dapat membantu pertumbuhan seluruh
anggota keluarga.
2.5 Krisis Situasional
Krisis situasional meliputi peristiwa, seperti kelahiran praterm, penyakit
mental atau fisik, kehilangan dukungan finansial atau sosial, perubahan citra tubuh,
pengalaman tindak kekerasan atau penyakit berat, perceraian, kematian, dan berduka.
Mencakup ancaman terhadap harga diri individu atau kehilangan obyek atau posisi yang
berharga. Ansietas dan depresi merupakan respons yang khas.
2.6 Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14
hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya rabas menstruasi ditetapkan sebagai hari
pertama siklus endometrium. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang
secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium,
kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan
uterus untuk kehamilan
Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase, yakni: fase menstruasi,
fase proliferasi, fase sekresi, dan fase iskemi. Fase proliferasi merupakan periode
pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya,
hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14 siklus 28 hari, atau hari ke-18 siklus 32 hari.
Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar 4 hari atau
menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat,
yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi bergantung kepada stimulasi estrogen yang
berasal dari folikel ovarium (Graaf)
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya.
Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretoris yang matang dengan
sempurna, mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium
4

menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi
dan memberi nutrisi ovum yang dibuahi.
Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar tujuh sampai 10 hari
setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum (badan
kuning), yang menyekresi estrogen dan progesteron menyusut. Selama fase iskemi,
suplai darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan
fungsional berpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai, menandai hari
pertama siklus berikutnya.
2.7 Konsep Kehamilan
Pengertian Kehamilan
Kehamilan : Peristiwa yang dimulai dari nkonsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan permulaan persalinan (Obstretric Fisiologi)
Kehamilan : Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka
Melanjutkan keturunan terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh di rahim ibu (Pinuwiroharjo, 2000)
Kehamilan : Merupakan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia
kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (DEPKES RI
1994)
Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal
adalah 280 hari (40 Minggu/9 Bulan 7 Hari) dihitung dari haid pertama sampai haid
terakhir (dimulai dari konsepsi) sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Saifudin, 2009)
Proses terjadinya kehamilan, karena bertemunya sel telur dengan sel sperma, maka
terjadi pembuahan (Mouchtar 1998)
Gejala Kehamilan tidak Pasti
Amenore (tidak mendapat haid) penting diketahui tanggal hari pertama haid
berakhir menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus
menurut naegele bila siklus haid kurang lebih 28 hari adalah
(tanggal +7, bulan-3).
5

Nusea (Mual) dengan atau tanpa formitus (muntah) sering terjadi pagi hari pada
bulan-bulan pertama kehamilan disebut Morning Sickness.
Mengidam/menginginkan makanan/minuman tertentu.
Konstipasi/Obsteprasi (kesulitan BAB)
Pingsan dan mudah lelah
Anoreksia (tidak nafsu makan)
Tanda Kehamilan tidak Pasti
Pigmentasi kulit (perubahan warna kulit saat hamil)
Leokore, secret servik meningkat karena pengaruh peningkatan hormon
progesterone.
Perubahan payudara.
Pembesaran abdomen (perut) jelas terlihat setelah kehamilan 14 Minggu
Suhu meningkat 37,2 - 37,80C
Tanda Pasti Kehamilan
Pada palpasi dirasakan bagian janin serta gerak janin
Pada Auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ)
Pada USG dan Scanning gambaran janin
Pada pemeriksaan sinar-X dapat dilihat kerangka janin.
Clusma napigarum (topeng kehamilan)
Secret (cairan kental yang keluar dari rahim)
Catatan : - Inspeksi : dilihat
Palpasi : diraba
Perkusi : diketuk
Auskultasi : didengarkan
Yang Dilakukan Ibu Hamil
1) Periksa kehamilan secara rutin sesering mungkin sesuai anjuran petugas
2) Timbang berat badan setiap kali periksa kehamilan
3) Minum 1tablet darah setiap hari [Fe zat besi]
4) Minta imunisasi tetanus taksoid [2x]
Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
1.mandi setiap pagi >sore
2.Gosok gigi 2x setelah makan
6

3.Istrahat berbaring min 1jam pada siang hari dan kurangi berat badan
4.Jangan merokok
5.Boleh melakukan hubungan suami istri
Makan Yang Baik Untuk Ibu Hamil
1.Makan makan yang bergizi
2.Makan 1piring lebih banyak dari pada sebelum hamil
3.Tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil
Bahaya Pada Ibu Hamil
1.Pendarahan
2.Bengkak dikaki
3.Kepala pusimg
4.Demam tinggi
5.Keluar air ketuban sebelum waktunya
6.Bayi dalam kandungan geraknya berkurang / tidak bergerak
7.Ibu muntah terus dan tidak makan
Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil
1.Dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bln
Alat-alat untuk perawatan payudara ;
-Siapkan air hangat dan air dingin di wadah terpisah
-Minyak kelapa/ baby oil
-Handuk,Kapas
Caranya :
-Bersihkan payudara dengan air hangat ,Caranya pijat dengan 2 tangan sekeliling
payudara payudara di urut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik
arah ,setelah itu lakukan pengurutan dari pangkal menuju puting .Namun puting tak
perlu dipijat ,setelah itu perkusi payudara memakain ujung jari ,selanjutnnya
bersihkan puting menggunakan kapas dan minyak . Terakhir bersihkan payudara dan
puting memakai air hangat dan dingin .selanjutnya keringkan payudara dengan
handuk lembut [dipijat dan diperkusi sekitar ±15menit]
7

Perubahan Badan Ibu Hamil
1) Uterus bertambah besar dari alat yang beratnya 30gr menjadi 1000gr dengan ukuran
panjang 32cm, lebar 24cm. Pembesaran ini disebabkan pembesaran hipertropi otot rahim
tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru. Dalam bulan pertama
pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif karena dinding rahim menjadi tebal,
disebabkan pengaruh hormone estrogen. Dalam pertumbuhan rahim juga bentuknya
berubah, mulai bentuknya seperti bola lampu kemudian menjadi bundar dan setelah
bulan keempat (pertumbuhan pasif) sampai akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi
lonjong. Mula-mula rahim ada di tengah-tengah rongga panggul tetapi pada bulan
keempat naik hingga terletak di dalam rongga perut.
2) Vagina, pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput lendirnya
membiru (tanda hadwick). Kekenyalan (elastisitet) vagina bertambah.
3) Ovarium, pada salah satu ovarium dapat diketemukan corpus leuteum graviditalis tetapi
setelah bulan keempat corpus luteum ini mengisut.
4) Pada kehamilan lanjut pada grimi gravida timbul garis-garis memanjang/serong pada
perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarium, kadang-kadang garis-garis itu terdapat
juga pada buah dada/paha. Pada seorang primi gravida warnanya membiru disebut striae
lividne pada seorang multi gravida di samping striae yang biru terdapat garis-garis putih
agak mengkilat ialah parut (ucatrix) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu
striae yang putih ini disebut striae Albicans.
5) Kulit, selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi antara lain pada
areola mamae, papilla mamae, dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut
linea nigia. Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut
Chlasma Gravidarum, pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini
menghilang sebab terjadinya hyperpigmentasi belum jelas. Mungkin ada hubungan
dengan Hypertrofi dan Hyperfungsi dari korteks GL Suprarenalis atau dari Hypophisis.
6) Buah dada,biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari alfiola. Hal
ini sering menyebabkan hypersensitifitas pada mamae, di bawah kulit buah dada sering
nampak gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan acap kali mengeluarkan yang melengket disebut colostrum untuk mencari
tanda kehamilan areola mamae dapat dipijat untuk melihat apakah keluar colostrums atau
tidak. Areola mamae melebar dan lebih tua warnanya. Perubahan-perubahan pada buah
8

dada sedemikian rupa hingga dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan kehamilan
pada hamil muda. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal.
7) Pertukaran Zat
Wanita yang hamil bertambah berat
Dalam triwulan pertama penambahan berat ± 1kg
Dalam triwulan kedua penambahan berat ± 5kg
Dalam triwulan ketiga penambahan berat ± 5,5kg
Penambahan berat ini disebabkan :
Berat janin (3kg), plasenta (0,5kg), air ketuban (1kg)
Berat rahim (dari 30gr menjadi 1kg)
Penimbunan lemak seperti di buah dada, pantat dll (1,5kg)
Penimbunan zat putih telur (2kg)
Retensi air (1,5kg) : pemasukan air
Seluruhnya (10,5kg)
Papilla mamma : putting susu
Areola mamma : warnanya coklat atau agak hitam yang mengelilingi putting susu
8) Darah, volume darah bertambah baik plasma maupun eritrosit. Jantung lebih berat
bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan volume darah. Kegiatan paru-paru,
bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu, juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan O2.
Prenatal Care (Antepartum Care)
Antepartum Care adalah perawatan sebelum anak lahir, jadi perawatan dalam
kehamilan dan lebih ditujukan kepada keadaan ibu.
Prenatal Care berarti perawatan sebelum anak lahir. Jadi perawatan yang utama
ditujukan pada anak dalam kehamilan.
Tujuan Antepartum Care :
Untuk mengurangi penyulit-penyulit masa antepartum
Mempertahankan kesehatan jasmaniah maupun rohaniah dari ibu.
Supaya persalinan dapat berlangsung dengan aman
Supaya ibu sesehat-sehatnya postpartum (setelah persalinan)
Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin
Mengurangi prematuritasi kelahiran mati dan kematian neonates.
9

Kesehatan yang optimal dari bayi (pada waktu dilahirkan)
DIET dalam KEHAMILAN
Makanan wanita hamil harus sering dperhatikan dari pada di luar kehamilan karena;
1) Untuk memperhatikan kesehatan dan kekuatan badan
2) Untuk tumbuhnya janin
3) Supaya luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
4) Guna mengadakan cadangan untuk masa lactation (menyusui)
Yang diperlukan ialah: zat putih telur , zat tepung , lemak, garam, terutama garam
kapur, fosfor , besi, vitamin & air .
-Makanan hendaknya beraneka ragam , jangan selalu menu yang sama , maksudnya
supaya kekurangan menu hari ini dapat di imbangi oleh menu berikutnya juga cara
pengolahan makanan harus diperhatikan , karena dapat mengurangi nilai makanan
kebutuhan beberapa zat yang penting pada wanita yang belum hamil & menyusukan
anaknya.
Tidak Hamil Hamil Laktasi
Kalori 2500 2500 2500
Protein (g) 60 85 100
Calcium (g) 0,8 1,5 2
Ferrum (mg) 12 15 15
Vit. A (SI) 5000 6000 8000
Vit. B (mg) 1,5 1,8 2,3
Vit. C (mg) 10 100 150
Kidoflavin (mg) 2,2 2,5 3
Asnicotin (mg) 15 18 23
Vit. D (SI) 4 400-800 400-800
2.8 Konsep Melahirkan
10

Faktor Esensial Persalinan
1. Penumpang
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni:
Ukuran Kepala Janin
Karena ukuran dan sifatnya relatif kaku, kepala janin sangat
mempengaruhi proses persalinan. Sutura dan frontanel membuat
tengkorak fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap otak bayi,
yang beberapa lama setelah lahir akan terus bertumbuh.
Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Tiga
persentasi janin yang utama ialah; kepala (kepala lebih dahulu)96%,
sungsang (bokong lebih dahulu) 3%, dan bahu 1%.
Bagian persentasi adalah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh
jari pemeriksa saat melakukan periksa dalam. Faktor-faktor yang
menentukan bagian persentasi ialah: letak janin, sikap janin, dan ekstensi
atau fleksi kepala janin
2. Jalan Lahir
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus(lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,
khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul, ikut menunjang keluarnya
bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan.
3. Kekuatan
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk
menegluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter
yang disebut kekuatan primer menandai di mulainya persalinan. Apabila
11

servik berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut
kekeuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kntraksi involunter.
4. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi, fisiologi persalinan. Posisi tegak
memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang,
memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi
posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya
gravitasi, membantu penurunan janin. Posisi tegak juga menguntungkan
curah jantung ibu yang dalam kondisi normal meningkat selama persalinan
seiring kontraksi uterus mengembalikan darah ke pembuluh darah
2.9 Proses Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem
reproduksi wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
Tahap persalinan
Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi
kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap. Tahap pertama biasanya
jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga.
Tahap pertama persalinan dibagi dalam tiga bagian, fase laten, fase aktif, dan fase
transisi.
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi servik lengkap sampai janin lahir.
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Plasenta
biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat, yakni setelah bayi
lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya. Namun, kelahiran
plasenta setelah 45 sampai 60 menit masih dianggap normal.
Tahap ke empat persalinan di tetapkaqn berlangsung kira-kira dua jam setelah
plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika
homeostasis berlangsung dengan baik. Masa ini merupakan periode yang penting
untuk membantu adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal.12

Mekanisme Persalinan
Bentuk dan diameter panggul wanita berbeda pada ketinggian yang berbeda dan
bagian presentasi janin menempati jalan lahir dalam proporsi yang besar. Supaya
dapat dilahirkan janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses penurunan.
Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia disebut
mekanisme perasalinan. Tujuh gerakan kardinal presentasi puncak kepala pada
mekanisme persalinan adalah Engagement, penurunan, fleksi, putaran paksi dalam,
ekstensi, putaran paksi luar(restitusi), dan akhir kelahiran melalui ekspulsi.
Adaptasi terhadap Persalinan
1. Adaptasi Janin
Denyut Jantung Janin
Pemantauan denyut jantung janin memberi informasi yang dapat dipercaya
dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan
oksigenasi. Stres pada unit uteroplasenta akan tercermin dalam pola denyyut
jantung janin yang khas. Penting bagi perawat untuk memiliki pengetahuan
dasar tentang faktor-faktor yang terlibat dalam oksigenasi janin dan tentang
respon janin yang menunjukan oksigenasi janin yang adekuat.
Sirkulasi Janin
Dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya ialah posisi ibu, kontraksi
uterus, tekanan darah, dan aliran darah tali pusat. Kontraksi uterus selama
persalinan cenderung mengurangi sirkulasi melalui arteriol spiralis, sehingga
mengurangi perfusi melalui ruang intervilosa.
Pernapasan dan Perilaku Janin
Perubahan-perubahan tertentu menstimulasi kemoreseptor pada aorta dan
badan karotid guna mempersiapkan janin untuk memulai pernapasan setelah
lahir.
Perubahan-perubahan meliputi:
13

7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-paru (selama
persalinan pervaginam)
Tekanan oksigen janin menurun
Tekanan karbondioksida arteri meningkat.
pH arteri menurun
gerakan janin masih sama seperti pada masa hamil, tetapi menurun
setelah ketuban pecah.
2. Adaptasi ibu
Pemahaman yang mendalam tentang adaotasi ibu selama masa hamil akan
membantu perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita selama
bersalin. Ada pun perubahan yang terjadi yaitu perubahan kardiovaskuler,
pernapasan, ginjal, integumen, muskuloskeletal, neurologi, pencernaan dan
endokrin.
2.9 Kebutuhan Nutrien Bayi
Energi (kalori)
Kebutuhan energi bayi dapat dibagi kedalam tiga bagian : (1) kebutuhan energi basal
untuk membangun fungsi metabolik organ, (2) kebtuhan energi untuk aktifitas fisik
dan pencernanmakan, (3) kebutuhan energi untuk pertumbuhan. Selama bulan
pertama kehidupan, 50%-60% energi dipakai untuk metabolisme basal, 25%-40%
untuk pertunbuhan, dan 10%-15% untuk aj=ktifitas dab[n kebutuhan lain.
Karbohidrat
Karbohidrat sekurang-kurannya harus memenuhi 40%-45% kebutuhan kalori
didalam makanan bayi baru laghir. Laktosa adalah karbohidrat primer ddidalam
susu. Yang merupakan jenis karbohidrat yang jumlahnya paling banyak dalam diet
bayi sampai usia 6 bulan. Laktosa mengandung kalori dalam bentuk yang lebih
mudah diolah
Lemak
14

Pada bayi, untuk memperoleh kalori yang adekuat dari susu ibu atau formula
dikonsumsi dalam jumlah terbatas, sekurang-kurang 50% kalori harus berasal dari
lemak. Lemak harus dicerna dengan mudah. Lemak pda susu ibu nudh dicerna dan
diabsorsi dari pada didalam susu sapi.
Protein
Kandungan protein dalam asi, yang lebih rendah dari pada kandungan protein dalam
susu sapi yang belum dimodivikasi cukup untuk bayi lahir. Susu mengandung jauh
lebih banyak laktalbumin dari pada kasein, tetapi laktanbuminlebih mudah dicerna
dari pada kasein. Komposisi asam amino susu ibu sangat sesuai untuk kemamouan
metabolisme bayi baru lahir.
Cairan
Kebutuhan cairan untuk bayi normal kira-kira 150-180 ml pr kilogram per 24 jam.
Cairan ini diperoleh dari asi atau dari susu formula yang dibuat dengan benar. Bayi
yang meminum cairan dalam jumlah tersebut akan mengeluarkan urine sebesar kira-
kira 100ml per 24 jam.
Mineral dan Vitamin
Susu ibu memiliki kandungan kalsium yang rendah, dibandingkan susu sapi dan
formula, tetapi rasio kalsium terhadap fosfat adalah 2:1. Rasio ini merupakan rasio
yang optimal untuk mineralisasi tulang. Akibatnya, bayi cukup bulan yang disusui
ibunya mendapat banyak kalsium. Susu sapi sangat kaya akan kalsium, tetapi rasio
kalsium terhadap posfat rendah karena ketidakseimbangan, hipokalsemia, tetani, dan
kejang yang sering terjadi pada bayi-bayi kecil. Semua jenis susu memiliki
kandungan besi yang rendah. Akan tetapi, besi pada susu ibu dapat diabsorpsi
dengan lebih baih dari pada besi dalam susu sapi, dan formula yang diperkaya
dengan besi. Selain itu, janin dan bayi baru lahir menyimpan besi untuk digunakan
selam beberapa bulan pertama khidupannya.
2.10 Laktasi15

Laktasi terjadi dibawah pengaruh dari berbagai kelenjar endokrin,
terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini diperoleh
dari hisapan bayi dan emosi ibu. Laktasi pada manusia dipertahankan oleh sekurang-
kurangnya 4 faktor: (1)struktur anatomi kelenjar mamae dan perkembangan alveoli,
duktus, dan puting. (2)inisiasi dan sekresi susu, (3)ejeksi susu atau propulsi susu dari
alveoli ke puting dan (4) pengeluaran susu dari peyudara secara reguler dan efisien.
Proses Laktasi
Menyusui tergantung pada gabungan kerja hormon, refleks, dan perilaku yang
dipelajari ibu dan bayi baru lahir, terdiri dari faktor laktogenesis, produksi susu,
ejeksi susu, kolostrum, dan susu ibu.
Menyusui
Air susu ibu ialah makan pilihan utama untuk bayi. Menyusui memberi banyak
keuntungan: nutrisi, imunologi, dan psikologis. Menurut Worthington Roberts
(1993), menyusui memiliki keuntungan-keuntungan berikut.
Bayi mendapat imunoglobulin untuk melindunginya dari banyak penyakit
dan infeksi.
Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan atas.
Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain.
Resiko bayi mendapat diabetes juvenile menurun.
Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe
tertentu.
Jenis protein yang ditelan mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi.
Bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makan
yang berlebihan akibat ”harus menghabiskan susu di botol”
Insiden bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada masa dewasa
menurun.
16

Tidak perlu mencuci botol, menyiapkan formula dan menyimpannya di
lemari es.
Organ-organ ibu akan lebih cepat kembali ke keadaan sebelum hamil.
Menyusui meningkatkan kontak dekat ibu anak.
Posisi dan Teknik Menyusui
Ada beberapa posisi yang digunakan dalam pemberian makan bayi. Ibu harus
menemukan posisi yang paling sesuai baginya. Bayi harus berada dalam posisi yang
nyaman untuk mempermudah keadaan dan tidak harus memutar kepala atau
meregangkan lehernya untuk dapat menjangkau puting. Ketika ibu menyentuh
lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi akan memberi respon dengan refleks
rooting alami dan berpaling ke puting dan membuka mulutnya. Puting dan sebagian
besar areola harus berada di dalam mulut bayi. Apabila hidung bayi kelihatan
tertutup oleh payudara, ibu dapat mengangkat panggul bayi, sehingga memberikan
lebih banyak ruang untuk bernapas. Menekan payudara biasanya akan membuat
puting terlepas dari mulut bayi. Ketika ibu sudah siap untuk membuat bayi
bersendawa, ia harus dengan lembut memasukan jari tangannya kesudut mulut bayi,
diantara kedua gusi untuk mnghentikan isapan.
Menyusui pada Bayi Kembar
Sebuah catatan tentang waktu menyusui, payudara yang dipakai oleh bayi A dan
yang dipakai oleh bayi B dan sisi yang lebih dahulu dipakai perlu dibuat selama
minggu pertama. Apabila salah satu bayi lebih siap untuk menyusu dari pada bayi
yang lain, upayakan supaya bayi tersebut menyusu secara bergantian pada payudara
yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk membuat rangsangan pada kedua payudara
seimbang. Apabila memberi makan bayi secara stimultan, ibu harus mencoba
berbagai posisi. Kedua bayi dapat digendong dalam posisi cradle. Apabila kedua
bayi digendong seperti menggendong bola kaki, mungkin agak sukar bagi ibu untuk
melepaskan isapan tanpa bantuan orang lain. Secara nyata, ibu yang memiliki bayi
kembar memerlukan bantuan ekstra dari keluarganya, membutuhkan gizi ekstra
(500kalori setiap hari untuk setiap bayi), dan istirahat ekstra.
17

Menyusui Bayi Preterm
Apabila seorang ibu ingin memberi makan bayi preterm, ia harus diajari untuk
menggunakan pompa susu setiap 3 sampai 4 jam untuk merangsang produksi susu,
sehingga suplai air susu dapat dipertahankan. Air susu ini dapat ditampung di dalam
botol, dibekukan, dan dibawa ke ruang rawat untuk diberikan kepada bayinya
melalui selang atau botol. Ketika keadaan bayi mengizinkan, bayi akan disusui
langsung pada payudara.
18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan maternitas dan keperawatan kesehatan wanita menawarkan
kombinasi unik tantangan dan kesempatan. Perawat ditantang untuk mengasimilasi
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan teknis dan berpikir kritis yang
diperlukan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut ke dalam praktek, khususnya
dalam bidang maternitas. Setiap wanita menghadirkan tantangan baru karena
kebutuhannya harus diidentifikasi dan dipenuhi. Untuk itu dalam keperawatan
maternitas diajarkan berbagai konsep yaitu kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
3.2 Saran
Mahasiswa perawat perlu mempelajari materi ilmu keperawatan maternitas,
diharapkan setelah mempelajari ilmu keperawatan maternitas. Mahasiswa mampu
mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari kepada klien. Dalam hal ini mampu
menghadapi klien dalam proses kehamilan, melahirkan dan menyusui.
19