Makalah Kelompok 1

14
LAPORAN HASIL DISKUSI STUDY HADITS “Apa Bedanya?” Dosen pembimbing ACH. NASIHUDDIN,M.A Oleh: Aulia Rizky N.H. (12610001) Cholifatul Maulidiyah (12610004) Hedrik Widya P. (12610006) Ziyadatur R.F. (12610007) Ana Khairunnisa’ (12610008) Wasiatun Rizkiyah (12610009) Dwi Annisa P. (12610010) JURUSAN MATEMATIKA

description

free

Transcript of Makalah Kelompok 1

Page 1: Makalah Kelompok 1

LAPORAN HASIL DISKUSI STUDY HADITS

“Apa Bedanya?”

Dosen pembimbing

ACH. NASIHUDDIN,M.A

Oleh:Aulia Rizky N.H. (12610001)Cholifatul Maulidiyah (12610004)Hedrik Widya P. (12610006)Ziyadatur R.F. (12610007)Ana Khairunnisa’ (12610008)Wasiatun Rizkiyah (12610009)Dwi Annisa P. (12610010)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2014

Page 2: Makalah Kelompok 1

A. PERMASALAHAN

SKENARIO 1

Apa bedanya

SETELAH SHOLAT MAGRIB, SEPERTI BIASA, HASAN, HUSAIN DAN

HUSNI JAGONGAN DI TERAS MASJID SAMBIL MENUNGGU WAKTU ISYA’.

DI FORUM ITU, HASAN MENCERIKATAN KEBINGUNGANNYA TENTANG

ISTILAH-ISTILAH YANG ADA DALAM CERAMAH YANG DIA SAKSIKAN DI

TELEVISI TADI PAGI. CERAMAH TERSEBUT TENTANG DASAR HUKUM

ISLAM KEDUA .

SETAHU DIA, DASAR HUKUM ISLAM KEDUA ADALAH AL-HADIS, TAPI

DALAM CERAMAH ITU DIA MENDENGAR ISTILAH AS-SUNNAH , AL-ATSAR,

AL HADIS AN NABAWI DAN AL HADIS AL QUDSI. LEBIH BINGUNG LAGI,

KETIKA SANG PENCERAMAH MENGATAKAN BAHWA DALAM HADIS ADA

BEBERAPA TINGKATAN, ADA YANG KUAT, SEDANG DAN LEMAH. SAYANG,

SEBELUM HUSAIN DAN HUSNI MENANGGAPI, ADZAN ISYA’

DIKUMANDANGKAN.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Macam-macam hadits dilihat dari aspek kualitas sanad dan jumlah prowinya,beserta

contohnya ?

2. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara AL HADIS AN NABAWI DAN AL HADIS

AL QUDSI, beserta contohnya?

3. Jelaskan makna kata hadits, sunnah, atsar?

4. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara hadits, sunnah, atsar, beserta contohnya ?

5. Bagaimana kedudukan hadis di dalam hukum islam? Apakah semua hadis bisa

dijadikan sebagai landasan hukum!

Page 3: Makalah Kelompok 1

C. PEMBAHASAN

1) Macam-Macam Hadits dilihat dari Aspek Kualitas Sand dan Perowi

Macam hadits dilihat dari Aspek kualitas sanad nya menjadi dua bagian yaitu:

a. Hadits Maqbul

Maqbul menurut bahasa berarti makhus (yang di ambil) dan

musaddah (yang di benarkan atau diterima ) secara umum ketentuan hadits

maqbul dapat di bagi menjadi 2 golongan shahih dan hasan.

Shahih adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi Muhammad yang

sanadnya bersambung,diriwayatkan oleh perowi yang adil dan

diterima perowi yang adil pula, dan dhabbith hingga sampai akhir

sanad yaitu Nabi Muhammad Saw dan orang setelahnya baik dari

sahabat dan tabi’in dan tidak ada kejanggalan dan tidak ber illat.

Contoh: “telah diceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia

berkata:telah mengabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari

Muhammad bin Jubair bin Mat’ami dari ayahnya ia berkata:aku

pernah mendengar Rasulullah SAW membaca dalam sholat maghrib

dengan surat At-tur”( HR. Bukhori)

Hasan secara terminologi didefinisikan sebagai hadits yang

bersambung sanadnya dengan diterima perowi yangg kurang dhabith

tetapi selamat dari ilat dan syadz. Pada dasarnya hadits hasan dan

hadits shahih tidak ada perbedaan kecuali hanya dibidang hafalannya.

Contoh: ”telah menceritakan kepada kaum Qutaibah telah

menceritakan kepada kamu ja’far bin Sulaiman, dari Abu Imron Al-

Jauni dari Abu bakar bin Abi Musa AL’asyari ia berkata:aku

mendengar ayahku berkata ketika musuh datang,Rasulullah saw

berkata:sesungguhnya pintu-pintu surga dibawah bayangan pedang

(HR.At-tirmidzi)

b. Hadits Mardud

Menurut terminology didefinisikan hadits yang tidak memenuhi

syarat-syarat hadits maqbul. Tidak terpenuhi persyaratannya bisa terjadi

pada sanad dan matan. contohnya hadits mardud adalah hadits Dho’if.

Page 4: Makalah Kelompok 1

Hadits Dho’if adalah hadits yang lemah, apa yang sifat dari hadits hasan

tidak tercantum (terpenuhi) dengan cara hilangnya satu syarat-syarat

hadits hasan.

Kriteria hadits Dho’if:

sanadnya terputus

periwayatannya tidak adil,

dhabbith,

mengandung syadz

mengandung illat

Contohnya: apa yang diriwayatkan oleh tirmidzi dari jalur hakim al

athrami dari abi tamimah al Hujaimi dari Abi huroiroh dari Nabi

Muhammad SAW berkata: barangsiapa yang menggauli wanita haid atau

seorang perempuan nada duburnya atau seperti ini maka sungguh ia telah

mengingkari dari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW.

Macam-macam hadis dilihat dari aspek kuantitas atau jumlah perawi yang

menjadi sumber berita:

a. Hadist mutawatir

Mutawatir menurut bahasa berarti “mutatabi” yakni yang datang

berturut-turut dengan tidak ada jaraknya. Sedangkan menurut terminologi

terdapat diantaranya adalah

- Hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang dan diterima dari

banyak orang pula yang menurut adat mustahil mereka untuk

berdusta.

- Hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah besar orang yang tidak

mungkin mereka bersepakat untuk berdusta sampai akhir sanad.

Hadist yang diriwatkan itu didasarkan pada pengamatan

pancaindra (Untung Ranuwijaya, ilmu hadist, 124)

Hadist mutawatir terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:

Page 5: Makalah Kelompok 1

Hadits mutawatir lafdzi adalah hadits yang mutawatir baik lafadz

maupun makna diriwayatkan oleh banyak periwayat sejak awal sampai

akhir sanadnya dengan memakai redaksi yang sama.

Contoh: “barang siapa berdusta atas namaku maka hendak ia

menempati tempat duduknya dineraka”

Hadits mutawatir ma’nawi adalah hadits yang mutawatir maknanya

saja.

Contoh: Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Rosulluh SAW, tidak

pernah mengangkat kedua tangannya dalam berdoa hingga Nampak

putih kedua ketiaknya kesuali saat melakukan do’a dalam sholat

istisqa’ (HR. Bukhari dam Muslim).

Hadist mutawatir amali yaitu amalan Nabi Muhammad SAW,

kemudian diikuti oleh para sahabat, kemudian dikuti lagi oleh tabi’in,

diikuti oleh generasi sampai sekarang. Hadits yang diketahui dengan

mudah bahwa dia termasuk urusan agama dan telah mutawatir antara

umat islam bahwa Nabi Muhammad SAW mengerjakannya,

menyeruhnya dan dari selain itu.

Contoh: Hadits Nabi tentang sholat dan jumlah rokaatnya, sholat id

dan sholat jenazah.

b. Hadist Ahad.

Secara bahasa kata ahad atau wahid berarti satu. Sedangkan hadist

ahad menurut definisi singkat adalah “hadist yang tidak memenuhi syarat-

syarat mutawatir”. Ulama lain mendefinisikan dengan hadist dan sanadnya

shahih dan bersambung hingga kepada sumbernya (Nabi Muhammad)

tetapikandungannya memberikan pengertian zhanni dan tidak sampai

kepada qath’i. Menurut Jumhur ulama’ dari kalangan sahabat maupun

tabi’in maupun ahli ushul berpendapat bahwa hadist ahad yang shahih

dapat dijadikan hujjah yang wajib diamalkan dengan didasarkan atas

kewajiban syar’i bukan agli. Sedangkan golongan Qadariyah, Rafidhah,

dan sebagai ahli zhahir berpendapat bahwa beramal dengan dasar hadist

ahad hukumnya tidak wajib .

Page 6: Makalah Kelompok 1

Pembagian hadist ahad terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Hadist Masyur :hadist yang diriwayatkan dua orang atau lebih tetapi

tidak sampai batasan mutawatir.

Contoh : “barang siapa yang hendak pergi melaksanakan shalat

jum’at. Hendaklah dia mandi”

2. Hadist Auz: didefinisikan hadist yang diriwayatkan oleh sedikitnya

dua orang perowi dari dua orang pula

Contoh: “tidaklah beriman seseorang diantara kamu hingga aku lebih

dicintai dari pada dirinya, orang tuanya, anaknya, dan semua

manusia.(HR. Al-bukhari muslim).

3. Hadist Gharib jika dilihat secara terminologi didefinisikan dengan

hadist yang diriwayatkan oleh seorang perowi yang menyendiri dalam

meriwayatkan. Hadist Gharib dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

- Dilihat dari sudut bentuk penyendirian perawinya.

- Dilihat dari sudut kaitannya antara penyendirian pada sanad dan

matan.

Contoh: “sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja,

melainkan Dia mencabutnya.” (syaikhah, Tirmidzi, Ibn Majah dan

Ahmad).

2) Perbedaan dan persamaan antara AL HADIS AN NABAWI DAN AL HADIS AL

QUDSI

Perbedaan Dari segi bahasa dan makna

– Hadits Qudsi Rasulullah menyandarkan kepada Allah SWT sedangkan

hadits Nabawi Rasulullah menjadi sumber sandaran dalam

pemberitaanya.

– Hadits Qudsi merupakan hadits yang maknanya dari Alloh sedangkan

lafadznya dari Rasulullah, sedangkan Hadits Nabawi adalah hadits yang

lafadz dan maknanya dari Rasulullah.

Page 7: Makalah Kelompok 1

– Pada hadits qudsi Nabi SAW hanya memberitakan perkataan atau Qowli,

sedangkan hadits Nabawi pemberitaanya meliputi perkataan, perbuatan

(fi’li) dan persetujuan (taqriri).

– Hadits Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan whyu (baik

langsung maupun tidak langsung). Sedangkanhadits qudsi adalah wahyu

langsung dari Alloh.

– Hadits Qudsi selalu mengatakan atau menggunakan ungkapan orang

pertama (Dhamir Mutakallam): Aku (Allah SWT), sedangkanhadits

nabawi tidak menggunakan ungkapan tersebut.

Persamaan hadist Qudsi dan hadits nabawi adalah : As-syayid Ahmad bin

Mubarok di buku Ibris berkata: ‘ Saya bertanya kepadanya. Maksudnya

kepada Ustadznay Assyayid Abdul Aziz Addibayah tentang masalah ini. Yang

disimpulkan bahwa persamaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi yaitu bahwa

semuanya keluar dari mulut Nabi Muhammad SAW. Dan semuanya

mengandung anwar (cahaya-cahaya) dari anwarnya Nabi Muhammad SAW.

Beliau juga menambahkan bahwa semua yang dikatakan Nabi adalah wahyu.

Contoh

– Hadits Qudsi: “dari Abu huroiroh ra, bahwa Rasulullah Saw

berkata”Allah ta’ala berfirman,aku menurut sangkaan hambaku

terhadapku, aku bersamanya bila ia menyebutku. Bila menyebutku di

dalam dirinya, maka akupun menyebutnya dalam diriku,dan bila ia

menyebutku di kalangan orang banyak, maka aku pun menyebutnya di

kalangan orang banyak lebih dari itu.”

– Hadits Nabawi: “Sholatlah kamu seperti aku melakukan sholat”

3) Makna Kata Hadits, Sunnah, Atsar

Hadist berasal dari bahasa Arab “Al-Hadist” bentuk jamalenya adalah Al-hadist,

Al-hidsan dan Al-hudsan. Secara etimologi hadist dapat berarti al-jadid (sesuatu yang

baru) yang merupakan lawan dari Al-qadim (sesuatu yang lama). Hadist juga dapat

berarti Al-khabar yaitu kabar atau berita. Secara terminologi hadist merupakan segala

sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW. baik ucapan, perbuatan, maupun ketetapan

Page 8: Makalah Kelompok 1

dan karakter Rasulullah SAW yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-

ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia.

Sunnah (Jamak:sunan) berasal dati bahasa arab: sana, yasunu, sunatan yang

berarti perilaku yang mentradisi. Sunnah secara etimologi berarti perbuatan,

perjalanan yg pernah dilalui baik maupun buruk. Adapun secara Terminologi sunnsah

merupakan semua hal yang berasal dari Nabi SAW baik berupa perkataan,

perbuatan ,taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik sebelum Nabi

sebelum diangkat menjadi Rasul atau sesudahnya.

Atsar dari segi bahasa memiliki arti beka atau sisa. Sedangkan menurut istilah,

yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat dan boleh juga disandarkan pada

perkataan Nabi SAW. Jumhur ulama mengatakan bahwa atsar sama dengan khabar

yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, sahabat dan tabi’in, sedangkan

menurut ulama khurasan bahwa atsar untuk yang mauguf dan khabar untuk yang

marfu’.

4) Perbedaan dan Persamaan Antara Hadits, Sunnah, Atsar, Beserta Contohnya.

Perbedaan antara hadits dan sunnah

Hadits terbatas pada perkataan , perbuatan, taqrir yang bersumber dari

Nabi sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi berupa perkatan,

perbuatan, taqrir, tabiyat dan budi perkerti atau jalan kehidupan baik sebelum

diangkat menjadi rasul atau sesudahnya. Sunnah pada dasarnya sama dengan

hadits. Namun dapat dibedakan dalam pemaknaanya, bahwa sunnah berarti model

kehidupan Nabi SAW. Sedangkan hadits adalah periwayatan dari model

kehidupan Nabi SAW.

Perbedaan hadits dan atsar

Jumlah ulama berpendapat bahwa atsar sama dengan hadits. Ada juga para

ulama perpendapat bahwa atsar sama dengan khabar yaitu sesuatu yang

disandarakan pada nabi , sahabat dan tabi’in.

Persamaan Hadits, Sunnah, dan Atsar

Pada dasarnya hadits, sunnah dan atsar semuanya memiliki makna maksud

yakni yang menunjukan segala sesuatu yang datang dari nabi baik berupa

Page 9: Makalah Kelompok 1

perkataan, perbuatan dan taqrir. Ditinjau dari sumber asalnya adalah sama-sama

berasal atau bersumber dari Rasulullah SAW.

Ditinjau dari segi kualitas dan amaliahnya, dan periwayatannya, maka

hadits berada dibawah sunnah. Sebab hadits merupakan berita suatu peristiwa

yang disandarkan kepada nabi walaupun hanya sekali saja beliau melakukannya

dan hanya diriwayatkan oleh satu orang saja, sedangkan sunnah merupakan suatu

amaliah yang terus menerus dilaksanakan oleh hati, beserta para sahabatnya

kemudian seterusnya diamalkan oleh generasi- generasi berikutnya dan sampai

kepada kita.

Ditinjau dari segi kekuatan hukumnya maka hadits berada dibawah sunnah

oleh karena itu apabila lafadz hadits sengaja dipisahkan dari sunnah, kemudian

diadakan urutan secara kronologis tentang sumber-sumber hukum islam, maka

urut-urutannya adalah : 1. Al-Quran, 2. Sunnah, 3. Hadits.

5) Kedudukan Hadits dalam Hukum Islam

Seluruh umat islam telah sepakat bahwa hadits merupakan salah satu sumber

ajaran islam. Hadits menempati kedudukan kedua setelah Al-quran. Keharusan

mengikuti hadits bagi umat islam baik yang berupa perintah maupun larangannya.

Sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-Quran. Hal ini karena hadits

merupakan mubayyin bagi Al-Quran yang karenanya, siapapun yang tidak bisa

memahami Al-Quran tanpa dengan memahami danmenguasai hadits. Begitu pula

halnya menggunakan hadits tanpa dalamnya menggunakan hadits tanpa Al-Quran.

Karena Al-Quran merupakan dasar hukum pertama yang didalamnya berisi garis

besar syari’at. Dengan demikian antara hadits dan Al-Quran memeiliki kaitan erat

yang untuk mengimani dan mengamalkannya tidak bisa terpisahkan atau berjalan

dengan sendiri.

Keberlakuan hadits sebagai sumber hukum islam diperkuat pula dengan

kenyataan bahwa Al-Quran hanya memberikan garis-garis besar dan petunnjuk umum

yang memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam

kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan hadits sebagai sumber hukum kedua

secara logika dapat diterima.

Page 10: Makalah Kelompok 1

Hadits sebagai sumber hukum setelah Al-Quran, posisi hadit sebagai penguat atau

memperkuat Al-Quran. Hadis memberi penjelasan terperinci dari ayat-ayat Al-Quran,

mengkhususkan ayat-ayat Ai-Quran yg umum. Hadis membuat hukum syariat yang

belum dijelasakan dalam Al-Quran. Hadist juga sebagai nasikh mansuh dan sebagai

pegangan hidup setelah Al-Quran. Namun tidak semua hadis bisa dijadikan sebagai

sumber hukum islam yang bisa digunakan sebagai pegangan sumber hukum islam

hanya hadits shahih dan hadits hasan.