Makalah Iad Kel 5 (2)

37
MAKALAH PEMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR OLEH : KELOMPOK 5 HARINI PAWI (F1051131002) MARIA DIAN NOVIANTI MUHAMMAD RIFAI YESI ELISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

description

tugas kampus

Transcript of Makalah Iad Kel 5 (2)

Page 1: Makalah Iad Kel 5 (2)

MAKALAH

PEMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PELAJARAN

ILMU ALAMIAH DASAR

OLEH :

KELOMPOK 5

HARINI PAWI (F1051131002)

MARIA DIAN NOVIANTI

MUHAMMAD RIFAI

YESI ELISA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2013/2014

Page 2: Makalah Iad Kel 5 (2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pemukiman dan Lingkungan Hidup”.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman

yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh

sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan semoga

dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.

Pontianak , 2 oktober 2013

Kelompok 5

1

Page 3: Makalah Iad Kel 5 (2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................................................3

B. Permasalahan....................................................................................................................4

C. Maksud dan Tujuan...........................................................................................................4

D. Metode Penulisan.............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6

A. Pengertian dan karakteristik permukiman kumuh............................................................6

B. Sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh......................................................7

C. Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh.......................................................................8

D. Masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh...............................................9

E. Upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.................................................................11

F. Lingkungan hidup............................................................................................................14

G. Masalah-Masalah Padalingkungan Hidup.......................................................................15

H. Penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkungan.................................15

I. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup......................16

BAB III PENUTUP...................................................................................................................19

A. Kesimpulan......................................................................................................................19

B. Saran...............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21

2

Page 4: Makalah Iad Kel 5 (2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di

Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program telah dilakukan

untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi masih banyak kita temui pemukiman

masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan

mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan

yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan.

Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang

serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan

yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar

kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk

diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja

banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut kota yang

disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan. Misalnya yaitu,

pendirian rumah maupun kios dagang secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga

mengganggu ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota.

Masyarakat miskin di perkotaan itu unik dengan berbagai problematika sosialnya

sehingga perlu mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi

kesejahteraan mereka. Dapat dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi

sumber masalah bagi kota namun karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang

membuat mereka terpaksa menjadi ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.

Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin

tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang

mesti disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum

area sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat

merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan

sumber penyakit sosial lainnya.

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu

berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.Sumber daya

alam yangutama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat

manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.Air sangat diperlukan oleh manusia

3

Page 5: Makalah Iad Kel 5 (2)

sebagaikomponen terbesar dari tubuh manusia.Untuk menjaga keseimbangan, air

sangatdibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.

Selainitu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan

manusia.Lingkunganyang sehat akanterwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam

kondisi yang baik.Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya

beberapa faktor yangmempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai

keadaan lingkunganhidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai

daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik

( sawah, air dan udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan

masyarakat)

Karena itulah kami tertarik untuk membahas tentang pemukiman dan lingkungan

hidup ini dalam upaya untuk mengatasi masalah di perkotaan ini. Kami mengharapkan

Pemerintah lebih memperhatikan masalah ini, agar semua lapisan masyarakat dapat

hidup lebih baik dengan lingkungan yang lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya.

B. Permasalahan1. Bagaimanakah pengertian dan karakteristik permukiman?

2. Bagaimanakah sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh?

3. Apa masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh?

4. Bagaimana upaya untuk mengatasi permukiman kumuh?

5. Masalah apa saja yang terjadi pada lingkungan hidup?

6. Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkunganhidup?

7. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup?

C. Maksud dan Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik permukiman kumuh.

2. Untuk mengetahui sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh.

3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh.

4. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.

5. Memaparkan masalah yang ada pada lingkungan hidup

6. Penyebab dan dampak dari masalah lingkungan hidup.

7. Upaya mengatasi masalah lingkungan hidup.

Page 6: Makalah Iad Kel 5 (2)

D. Metode PenulisanMetode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Menentukan tema apa yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas adalah

“Pemukiman dan Lingkungan hidup”

2. Mencari dan mengembangkan materi yang didapat melalui browsing internet dan

beberapa referensi buku yang berhubungan dengan materi yang akan kami sampaikan.

5

Page 7: Makalah Iad Kel 5 (2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan karakteristik permukiman kumuhPemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan

perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung  perikehidupan dan penghidupan. Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia

dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya.

Pemukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu daerah dimana

penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat,

untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya.Pengertian pola dan sebaran

pemukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukiman membincangkan hal dimana

terdapat permukiman dan atau tidak terdapat  permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola

pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah

dan faktor budaya.

Pemukiman diseluruh dunia dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemukiman desa dan kota. Setiap

bentuk pemukiman memiliki pola dan bentuk masing-masing,sehingga untuk menggolongkan setiap

pemukiman tersebut dibutuhkan kriteria dan ciri tertentu. Pemukiman kota dan desa di setiap negara baik

itu negara berkembang atau negara maju juga memiliki karakteristik yang berbeda baik struktur atau

morfologinya.

Walaupun jika digambarkan secara umum memiliki karakteristik yang sama, namun jika dijabarkan

secara khusus setiap wilayah tidak ada yang memiliki karakteristik yang sama. Ini dipengaruhi oleh letak,

kondisi geografis wilayah, budaya masyarakatnya. Termasuk Indonesia sebagai negara berkembang

memiliki karakater pemukiman yang berbeda dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari beragam pola

pemukiman yang terdapat dari Sabang sampai Merauke.

6

Page 8: Makalah Iad Kel 5 (2)

B. Sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh

Faktor-faktor Terbentuknya Permukiman Kumuh

Adapun timbulnya kawasan kumuh menurut Hari Srinivas (2003) dapat dikelompokan

sebagai berikut:

1. Faktor internal: Faktor budaya, agama, tempat bekerja, tempat lahir, lama tinggal,

investasi rumah, jenis bangunan rumah.

2. Faktor eksternal: Kepemilikan tanah, kebijakan pemerintah

Penyebab utama tumbuhnya lingkungan kumuh menurut Khomarudin (1997) antara lain

adalah :

1. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat,

berpenghasilan rendah,

2. Sulit mencari pekerjaan,

3. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah,

4. Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,

5. Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta

6. Disiplin warga yang rendah.

7. Kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha,

8. Semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga tanah.

 Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan Kriteria Umum Permukiman

Kumuh:

1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu

dibenahi.

2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun

masih dapat ditingkatkan.

3. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian

tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah

4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling

bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka

peluang untuk mendorong mobilitas tersebut.

5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program

pembangunan kota pada umumnya.

7

Page 9: Makalah Iad Kel 5 (2)

6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi

tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.

Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:

1. Berada di lokasi tidak legal

penghuninya amat rendah (miskin)

3. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota

4. Tdak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan)

5. Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada

sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu

murah.

C. Proses Terbentuknya Permukiman KumuhDimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara

perorangan maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor

non-formal tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang

padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi

standar teknis dan kesehatan.

Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas

penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar

dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung

memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang

ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak

tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan

akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh

di perkotaan.

Latar belakang lain yang erat kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh

adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun

karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan

ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk

menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari

alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.

Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan

maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal

tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak

teratur dan tidak efisien.

8

Page 10: Makalah Iad Kel 5 (2)

D. Masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh

Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi pemerintahan,

pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani

pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial, dimana sebagian

masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan

ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan

ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.

Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area.Daerah ini

sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat

merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan

sumber penyakit sosial lainnya.

Penduduk di permukiman kumuh tersebut memiliki persamaan, terutama dari segi

latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah, keahlian terbatas dan

kemampuan adaptasi lingkungan (kota) yang kurang memadai. Kondisi kualitas

kehidupan yang serba marjinal ini ternyata mengakibatkan semakin banyaknya

penyimpangan perilaku penduduk penghuninya.Hal ini dapat diketahui dari tatacara

kehidupan sehari-hari, seperti mengemis, berjudi, mencopet dan melakukan berbagai

jenis penipuan. Terjadinya perilaku menyimpang ini karena sulitnya mencari atau

menciptakan pekerjaan sendiri dengan keahlian dan kemampuan yang terbatas, selain itu

juga karena menerima kenyataan bahwa impian yang mereka harapkan mengenai

kehidupan di kota tidak sesuai dan ternyata tidak dapat memperbaiki kehidupan mereka.

Mereka pada umumnya tidak cukup memiliki kamampuan untuk mendapatkan

pekerjaan yang layak, disebabkan kurangnya keterampilan, tanpa modal usaha, tempat

tinggal tak menentu, rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, rendahnya

daya adaptasi sosial ekonomi dan pola kehidupan kota. Kondisi yang serba terlanjur,

kekurangan dan semakin memprihatinkan itu mendorong para pendatang tersebut untuk

hidup seadanya, termasuk tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Permukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota,

perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di

daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang sosial,

ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni permukiman ini adalah

kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari agar

9

Page 11: Makalah Iad Kel 5 (2)

tetap bertahan hidup, dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang menjadi

pengangguran. Sehingga tanggungjawab terhadap disiplin lingkungan, norma sosial dan

hukum, kesehatan, solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan kurang

diperhatikan.

Oleh karena para pemukim pada umumnya terdiri dari golongan-golongan yang tidak

berhasil mencapai kehidupan yang layak, maka tidak sedikit menjadi pengangguran,

gelandangan, pengemis, yang sangat rentan terhadap terjadinya perilaku menyimpang

dan berbagai tindak kejahatan, baik antar penghuni itu sendiri maupun terhadap

masyarakat lingkungan sekitanya. Kondisi kehidupan yang sedang mengalami benturan

antara perkembangan teknologi dengan keterbatasan potensi sumber daya yang tersedia,

juga turut membuka celah timbulnya perilaku menyimpang dan tindak kejahatan dari

para penghuni pemukiman kumuh tersebut. Kecenderungan terjadinya perilaku

menyimpang (deviant behaviour) ini juga diperkuat oleh pola kehidupan kota yang lebih

mementingkan diri sendiri atau kelompokya yang acapkali bertentangan dengan nilai-

nilai moral dan norma-norma sosial dalam masyarakat.

Perilaku menyimpang pada umumnya sering dijumpai pada permukiman kumuh

adalah perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan kelaziman

yang berlaku sebagaimana kehendak sebagian besar anggota masyarakat.Wujud perilaku

menyimpang di permukiman kumuh ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan

seperti membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat.Kecuali itu, juga termasuk

perbuatan menghindari pajak, tidak memiliki KTP dan menghindar dari kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong-royong dan kegiatan sosial lainnya. Bagi

kalangan remaja dan pengangguran, biasanya penyimpangan perilakunya berupa mabuk-

mabukan, minum obat terlarang, pelacuran, adu ayam, bercumbu di depan umum,

memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir jalan dengan musik keras sampai

pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas umum, dan lain-lain. Akibat lebih lanjut

perilaku menyimpang tersebut bisa mengarah kepada tindakan kejahatan (kriminal)

seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, penodongan, pembunuhan, pengrusakan

fasilitas umum, perkelahian, melakukan pungutan liar, mencopet dan perbuatan

kekerasan lainnya.Keadaan seperti itu cenderung menimbulkan masalah-masalah baru

yang menyangkut: (a) masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah

permukiman untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan

pekerjaan di daerah perkotaan sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku

menyimpang, (b)

10

Page 12: Makalah Iad Kel 5 (2)

masalah adanya kekaburan norma pada masyarakat migran di perkotaan dan adaptasi

penduduk desa di kota, (c) masalah perilaku menyimpang sebagai akibat dari adanya

kekaburan atau ketiadaan norma pada masyarakat migran di perkotaan. Disamping itu

juga pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan lapangan pekerjaan di wilayah perkotaan

mengakibatkan semakin banyaknya pertumbuhan pemukiman-pemukiman kumuh yang

menyertainya dan menghiasi areal perkotaan tanpa penataan yang berarti.

Masalah yang terjadi akibat adanya permukiman kumuh ini, khususnya dikota-kota besar

diantaranya wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, planologi penertiban

bangunan sukar dijalankan, banjir, penyakit menular dan kebakaran sering melanda

permukiman ini. Disisi lain bahwa kehidupan penghuninya terus merosot baik

kesehatannya, maupun sosial kehidupan mereka yang terus terhimpit jauh dibawah garis

kemiskinan (Sri Soewasti Susanto, 1974)

Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah:

1. ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni

2. rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya

kebakara.

3. sarana jalan yang sempit dan tidak memadai

4. jaringan listrik yang semrawut

5. fasilitas MCK yang tidak memadai

E. Upaya untuk mengatasi permukiman kumuhPemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, diantaranya :

1. Peremajaan Kota

Pendekatan konvensional yang paling populer adalah menggusur permukiman kumuh

dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat.

Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang

berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.

Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan

tetapi tidak dengan menggusur masyarakat telah bermukim lama di lokasi tersebut.

Menggusur adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi

11

Page 13: Makalah Iad Kel 5 (2)

baru dan kemiskinan tidak berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini

akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan

lokasi permukimannya yang baru.

Dari artikel tentang Kemiskinan dan Pemukiman Kumuh yang diambil dari blog

Wordpress.com, di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada

tahun 1950 dan 1960-an. Pada saat itu permukiman-permukiman masyarakat miskin di

pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih

baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi

sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin

yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap

pekerjaan semakin sulit.

Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering disesali oleh para ahli perkotaan

saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan

yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan

masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak

melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi

menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.

2. Aktivitas Hijau oleh Masyarakat Miskin

Aktivitas hijau yang dilakukan oleh masyarakat saat ini amatlah jarang dilakukan,

mengingat kurangnya kepedulian masyarakat itu sendiri maupun dari pihak pemerintah

selaku pendorong kegiatan tersebut.Mestinya ini perlu adanya kerjasama dari kedua

belah pihak.

Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Baru Babakan, yang berusaha

mengelola sampah yang biasanya dibuang begitu saja, menjadi salah satu sumber

penghidupan mereka. Sampah-sampah ini dimanfaatkan dengan cara memisahkan

sampah organic dan non organic. Walaupun saat ini mereka baru bisa memanfaatkan

sampah non organic seperti, plastik, maupun sisa-sisa karet dan kertas saja, namun

mereka sudah memberikan manfaat baik dalam kehidupan masyarakat kota pada

umumnya, maupun masyarakat Kampung Baru Babakan sendiri.

Pemanfaatan sumber daya hayati di kali Cisadanepun menjadi salah satu contoh

aktivitas hijau yang dilakukan masyarakat Kampung Baru Babakan.Mereka mencari

cacing untuk menafkahi keluarganya.Ini juga menjadikan sumber penghidupan mereka.

Aktivitas hijau lainnya adalah memanfaatkan lahan yang mereka tempati sebagai budi

daya ikan lele.Dengan begitu lahan menjadi bermanfaat.

3. Sosialisasi Tentang Masalah Lingkungan Sehat

12

Page 14: Makalah Iad Kel 5 (2)

Menyadari pentingnya lingkungan sehat pemerintah bukan malah memberikan

sosialisasi kepada warga di pemukiman kumuh, malah sering kali langsung memberi

tindakan kepada pihak terkait dengan melakukan penggusuran pemukiman yang

dianggap mengganggu pemandangan kota, dan merubah pemukiman kumuh tersebut

menjadi bangunan-bangunan baru yang mereka anggap lebih terlihat rapi dan bersih.

Ini menjadikan sosialisasi tentang lingkungan sehat dan bersih perlu dilakukan baik

dari pihak pemerintah, maupun pihak masyarakat kota yang ingin menjadikan kota

terlihat rapi dan bersih. tentang bagaimana menjadikan lingkungan kumuh ini menjadi

lingkungan yang sehat dan rapi, sehingga tidak lagi menjadi lingkungan yang kotor dan

kumuh. Contohnya lewat media massa maupun elektronik dengan menayangkan iklan

tentang himbauan-himbauan bagainmana menjadikan lingkungan yang sehat dan rapi.

Satu hal lagi agar penyelesaian masalah ini dapat terselesaikan pada masyarakat, maka

perlu diujicobakan pada sekelompok kecil sasaran, disempurnakan dan selanjutnya dapat

diterapkan pada masyarakat yang lebih luas

Meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilaku mereka bukan

perkara mudah untuk diselesaikan.Perlu adanya kerjasama kita semua.Ini juga perlu

dilakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi agar permasalahan tersebut dapat

terselesaikan dengan efektif dan efisien.

Aktivitas Pelatihan & Ketrampilan

Dengan memberikan pelatihan & ketrampilan kepada masyarakat miskin di

pemukiman kumuh, setidaknya bisa membantu mengurangi masalah pengangguran dan

kemiskinan yang timbul akibat pendatang yang tidak mempunyai skill dalam bekerja,

maupun rendahnya pendidikan yang mereka dapat.

Program pemerintah yang kini sedang diupayakan adalah program PNPM Mandiri.

Masyarakat Kampung Baru Babakan juga ingin merasakan program pemerintah

tersebut.Selain program koperasi yang sudah ada, mereka juga ingin lebih mengetahui

tentang pelatihan yang mungkin nantinya diharapkan bisa menambah pengetahuan

maupun skill yang menunjang pekerjaan mereka saat ini.Seperti pengelolaan sampah,

budi daya cacing, serta budi daya ikan lele.

6. Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan kumuh.

Peremajaan yang bersifat progresif oleh kekuatan sektor swasta seperti munculnya super

blok (merupakan fenomena yang menimbulkan banyak kritik dalam aspek social.

13

Page 15: Makalah Iad Kel 5 (2)

yaitu penggusuran, kurang adanya integrasi jaringan dan aktifitas trafik yang sering

menciptakan problem diluar super blok). Faktor tunggalnya adalah pihak swasta besar.

Pemerintah juga telah membentuk institusi yaitu Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas). Tugas Pokok dan Fungsi Bappenas diuraikan sesuai dengan

Keputusan Presiden Nomor 4 dan Nomor 5 Tahun 2002 tentang Organisasi dan tata kerja

Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, tugas pokok dan fungsi tersebut tercermin dalam struktur

organisasi, proses pelaksanaan perencanaan pembangunan nasional, serta komposisi

sumber daya manusia dan latar belakang pendidikannya. Dalam melaksanakan tugasnya,

Kepala Bappenas dibantu oleh Sekretariat Utama, Staf Ahli dan Inspektorat Utama, serta

7 deputi yang masing-masing membidangi bidang-bidang tertentu.

Yang di usahakan adalah: perkembangan ekonomi makro, pembangunan ekonomi,

pembangunan prasarana, pembangunan sumber daya manusia, pembangunan regional

dan sumber daya alam, pembangunan hukum, penerangan, politik, hankam dan

administrasi negara, kerja sama luar negeri, pembiayaan dalam bidang pembangunan,

pusat data dan informasi perencanaan pembangunan, pusat pembinaan pendidikan dan

pelatihan perencanaan pembangunan (pusbindiklatren), program pembangunan

nasional(propenas), badan koordinasi tata ruang nasional, landasan/acuan/dokumen

pembangunan nasional, hubungan eksternal.

F. Lingkungan hidupKehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.Baik lingkungan alam

maupun lingkungan sosial.Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.Kita

makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

langsung.Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian

berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, Bapak Ibu guru,

serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan

yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun

lingkungan abiotik berupa udara, meja, kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai

macam benda mati yang ada di sekitar.

14

Page 16: Makalah Iad Kel 5 (2)

Lingkungan hidup sangat berpengaruh pada tempat hidup seseorang, karena ia dapat

mempengaruhi kesehatan, kejiwaan dan banyak hal yang dapat dipengaruhi opleh

lingkungan yang tidak tepat.

G. Masalah-Masalah Padalingkungan HidupDalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,

tanahdan hutan yaitu sebagai berikut:1. Pencemaran Sungai dan lautSungai dan laut

dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat,

pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas.Secara biologis, fisik dan

kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan.Di berbagai sektor industridan

rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.2.Pencemaran TanahTanah

bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan

pestisida.Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanahmenjadi kering

dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang

terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkanoleh sampah

plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran

secara sempurna.3. Pencemaran HutanHutan juga bisa mengalami kerusakan apabila

dalam pemanfaatannya tidak terkendalidengan baik.Hutan merupakan salah satu sumber

daya alam yang dapat diperbaharui.Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan

adalah adanya penebangan secaraliar.Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-

menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.

H. Penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkunganHidupPerubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku

masyarakatyang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka

memenuhikebutuhan hidupnya.Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan

ekosistem.Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan

masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga

dapat mengurangiluas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam

memanfaatkanlingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam

suatu ekosistem.Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan

kebakaran hutandapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal

hutanmerupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi

sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.Jumlah kerusakan

flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam penggunaannya

masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistemlingkungan. Dampak

15

Page 17: Makalah Iad Kel 5 (2)

dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakatmengetahui dan memahami

fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistemmembawa dampak bukan

hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna jugadapat mmbawa pengaruh lain

terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir danerosi. Selain itu kerusakan

lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah.Sampah yangsemakin banyak dapat

menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yangsangat dibutuhkan bagi

mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat puladisebabkan dari pembuangan

limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat

menimbulkan laut menjadi tercemar

I. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup

Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan HidupPada umumnya permasalahan

yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan

sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan

memperhatikandaya dukung dan daya tampungnya.

2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber

dayaalam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.

3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap

pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup.

4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat

dilakukandengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi

5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan

lingkunganhidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.

6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang

sudahada sebelumnya.

7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan

lingkunganglobal.

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan

BerkelanjutanUntuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan

perlu diadakankonservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara

lingkunganmulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.Pengelolaan

sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggalisumber daya

alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya

harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam

Page 18: Makalah Iad Kel 5 (2)

tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksitidak perlu

mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.Apabila

lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan darikeberadaan

sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat.Dalam

pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya denganlingkungan.

Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yangsifatnya relatif

sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alamagar

berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa

menghambatkemajuan.

Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutanDalam pengelolaan sumber daya alam

agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasahaatau upaya sebagai berikut:

1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus

selaluhijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.

2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia

air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai

reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.

5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap

pembuanganair limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.

6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman

penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.

7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat

pencemarantinggi sehingga menimbulkan polusi.

8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan

dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.

9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk

usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.

10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi

lajuerosi.

11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.

12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu

dikurangikarena dianggap kurang efisien.

13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian

Page 19: Makalah Iad Kel 5 (2)

Pelestarian Flora dan FaunaUntuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat

dilakukan adalahmendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan

khusus yaitu sebagai berikut:

1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk

melindungialam hayati.

2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam

yangtujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak

punah.

3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai

tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat

rekreasi.

4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai

tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di

dalamnyameliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk

kepentingnkebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Page 20: Makalah Iad Kel 5 (2)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan

kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung  perikehidupan dan penghidupan.

2.Penyebab terjadinya pemukiman kumuh dipengaruhi oleh beberapa hal

diantaranya Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok

masyarakat, berpenghasilan rendah,Sulit mencari pekerjaan, sulitnya mencicil

atau menyewa rumah, kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,

perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta

disiplin warga yang rendah, kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi

para pengusaha, semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga

tanah.

3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya pemukiman kumuh

yaitu dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni : peremajaan kota, Aktivitas Hijau oleh

Masyarakat Miskin, Sosialisasi Tentang Masalah Lingkungan Sehat, Aktivitas Pelatihan &

Ketrampilan, Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan kumuh, Peremajaan

yang bersifat progresif,

4.lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.

Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman

sekolah, Bapak Ibu guru, serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,

juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan

yang ada di sekitarnya

5.Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan

masyarakatseperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,

penebangan dankebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap sungai dan laut, tanah,hutan sehingga banyak flora dan fauna yang

punah.

6.Upaya mengatasi masalah lingkungan hidup : Menerapkan penggunaan

teknologi yang ramah lingkungan, hukum yang tegas, kesadaran individu

maupun kelompok terhadap lingkungan dan sebagainya yang mana dapat

19

Page 21: Makalah Iad Kel 5 (2)

menunjang keberlangsungan lingkungan hidup yang indah, asri dan nyaman

serta lestari.

B. SaranPemukiman adalah suatu tempat yang harus di tata agar pemukiman sehat dan

indah dapat terpenuhi dan terhindar dari pemukiman kumuh yang dapat merugikan

dan menimbulkan masalah baru.

Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan

sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber

daya tersebutterhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau

kerusakan lingkunganhiduplan

Page 22: Makalah Iad Kel 5 (2)

DAFTAR PUSTAKAAnonim.2011.Lingkungan Hidup dan

Pemukiman.(online).(http://blogspot.com/2011/02/10/lingkungan-hidup-dan-

pemukiman)

Bertenas,K.1997.Lingkungan Hidup.Jakarta:Kompas

Keraf, A.Sonny.2002.Pemukiman Kmuh.Jakarta:Kompas

Indi, amalia.2012.Pemukiman.(online).http://blogspot.com/2012/03/12/Pemukiman

(di akses tanggal 12 November )

21