Makalah Iad Kel 5 (2)
-
Upload
iskandarrizal -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
description
Transcript of Makalah Iad Kel 5 (2)
MAKALAH
PEMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PELAJARAN
ILMU ALAMIAH DASAR
OLEH :
KELOMPOK 5
HARINI PAWI (F1051131002)
MARIA DIAN NOVIANTI
MUHAMMAD RIFAI
YESI ELISA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemukiman dan Lingkungan Hidup”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.Amin.
Pontianak , 2 oktober 2013
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Permasalahan....................................................................................................................4
C. Maksud dan Tujuan...........................................................................................................4
D. Metode Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
A. Pengertian dan karakteristik permukiman kumuh............................................................6
B. Sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh......................................................7
C. Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh.......................................................................8
D. Masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh...............................................9
E. Upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.................................................................11
F. Lingkungan hidup............................................................................................................14
G. Masalah-Masalah Padalingkungan Hidup.......................................................................15
H. Penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkungan.................................15
I. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup......................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di
Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program telah dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi masih banyak kita temui pemukiman
masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan
mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan
yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan.
Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang
serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan
yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar
kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk
diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja
banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut kota yang
disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan. Misalnya yaitu,
pendirian rumah maupun kios dagang secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga
mengganggu ketertiban lalu lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota.
Masyarakat miskin di perkotaan itu unik dengan berbagai problematika sosialnya
sehingga perlu mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi
kesejahteraan mereka. Dapat dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi
sumber masalah bagi kota namun karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang
membuat mereka terpaksa menjadi ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin
tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang
mesti disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum
area sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat
merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainnya.
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu
berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.Sumber daya
alam yangutama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.Air sangat diperlukan oleh manusia
3
sebagaikomponen terbesar dari tubuh manusia.Untuk menjaga keseimbangan, air
sangatdibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.
Selainitu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan
manusia.Lingkunganyang sehat akanterwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam
kondisi yang baik.Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya
beberapa faktor yangmempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkunganhidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik
( sawah, air dan udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan
masyarakat)
Karena itulah kami tertarik untuk membahas tentang pemukiman dan lingkungan
hidup ini dalam upaya untuk mengatasi masalah di perkotaan ini. Kami mengharapkan
Pemerintah lebih memperhatikan masalah ini, agar semua lapisan masyarakat dapat
hidup lebih baik dengan lingkungan yang lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya.
B. Permasalahan1. Bagaimanakah pengertian dan karakteristik permukiman?
2. Bagaimanakah sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh?
3. Apa masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh?
4. Bagaimana upaya untuk mengatasi permukiman kumuh?
5. Masalah apa saja yang terjadi pada lingkungan hidup?
6. Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkunganhidup?
7. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup?
C. Maksud dan Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik permukiman kumuh.
2. Untuk mengetahui sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh.
4. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.
5. Memaparkan masalah yang ada pada lingkungan hidup
6. Penyebab dan dampak dari masalah lingkungan hidup.
7. Upaya mengatasi masalah lingkungan hidup.
D. Metode PenulisanMetode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Menentukan tema apa yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas adalah
“Pemukiman dan Lingkungan hidup”
2. Mencari dan mengembangkan materi yang didapat melalui browsing internet dan
beberapa referensi buku yang berhubungan dengan materi yang akan kami sampaikan.
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan karakteristik permukiman kumuhPemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan
perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia
dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya.
Pemukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang) atau suatu daerah dimana
penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat,
untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya.Pengertian pola dan sebaran
pemukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukiman membincangkan hal dimana
terdapat permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola
pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah
dan faktor budaya.
Pemukiman diseluruh dunia dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemukiman desa dan kota. Setiap
bentuk pemukiman memiliki pola dan bentuk masing-masing,sehingga untuk menggolongkan setiap
pemukiman tersebut dibutuhkan kriteria dan ciri tertentu. Pemukiman kota dan desa di setiap negara baik
itu negara berkembang atau negara maju juga memiliki karakteristik yang berbeda baik struktur atau
morfologinya.
Walaupun jika digambarkan secara umum memiliki karakteristik yang sama, namun jika dijabarkan
secara khusus setiap wilayah tidak ada yang memiliki karakteristik yang sama. Ini dipengaruhi oleh letak,
kondisi geografis wilayah, budaya masyarakatnya. Termasuk Indonesia sebagai negara berkembang
memiliki karakater pemukiman yang berbeda dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari beragam pola
pemukiman yang terdapat dari Sabang sampai Merauke.
6
B. Sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh
Faktor-faktor Terbentuknya Permukiman Kumuh
Adapun timbulnya kawasan kumuh menurut Hari Srinivas (2003) dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1. Faktor internal: Faktor budaya, agama, tempat bekerja, tempat lahir, lama tinggal,
investasi rumah, jenis bangunan rumah.
2. Faktor eksternal: Kepemilikan tanah, kebijakan pemerintah
Penyebab utama tumbuhnya lingkungan kumuh menurut Khomarudin (1997) antara lain
adalah :
1. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat,
berpenghasilan rendah,
2. Sulit mencari pekerjaan,
3. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah,
4. Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,
5. Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta
6. Disiplin warga yang rendah.
7. Kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha,
8. Semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga tanah.
Dengan keadaan fisik yang substandar, penghasilan Kriteria Umum Permukiman
Kumuh:
1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu
dibenahi.
2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun
masih dapat ditingkatkan.
3. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian
tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah
4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling
bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka
peluang untuk mendorong mobilitas tersebut.
5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program
pembangunan kota pada umumnya.
7
6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi
tidak semua begitu saja dapat dianggap permanen.
Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:
1. Berada di lokasi tidak legal
penghuninya amat rendah (miskin)
3. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas kota
4. Tdak diingini kehadirannya oleh umum, (kecuali yang berkepentingan)
5. Permukiman kumuh selalu menempati lahan dekat pasar kerja (non formal), ada
sistem angkutan yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu
murah.
C. Proses Terbentuknya Permukiman KumuhDimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara
perorangan maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor
non-formal tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang
padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi
standar teknis dan kesehatan.
Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas
penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar
dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung
memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang
ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak
tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan
akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh
di perkotaan.
Latar belakang lain yang erat kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh
adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun
karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan
ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk
menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari
alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan
maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal
tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak
teratur dan tidak efisien.
8
D. Masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh
Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi pemerintahan,
pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani
pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial, dimana sebagian
masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan
ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan
ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.
Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area.Daerah ini
sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat
merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainnya.
Penduduk di permukiman kumuh tersebut memiliki persamaan, terutama dari segi
latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah, keahlian terbatas dan
kemampuan adaptasi lingkungan (kota) yang kurang memadai. Kondisi kualitas
kehidupan yang serba marjinal ini ternyata mengakibatkan semakin banyaknya
penyimpangan perilaku penduduk penghuninya.Hal ini dapat diketahui dari tatacara
kehidupan sehari-hari, seperti mengemis, berjudi, mencopet dan melakukan berbagai
jenis penipuan. Terjadinya perilaku menyimpang ini karena sulitnya mencari atau
menciptakan pekerjaan sendiri dengan keahlian dan kemampuan yang terbatas, selain itu
juga karena menerima kenyataan bahwa impian yang mereka harapkan mengenai
kehidupan di kota tidak sesuai dan ternyata tidak dapat memperbaiki kehidupan mereka.
Mereka pada umumnya tidak cukup memiliki kamampuan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak, disebabkan kurangnya keterampilan, tanpa modal usaha, tempat
tinggal tak menentu, rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, rendahnya
daya adaptasi sosial ekonomi dan pola kehidupan kota. Kondisi yang serba terlanjur,
kekurangan dan semakin memprihatinkan itu mendorong para pendatang tersebut untuk
hidup seadanya, termasuk tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Permukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota,
perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di
daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang sosial,
ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni permukiman ini adalah
kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari agar
9
tetap bertahan hidup, dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang menjadi
pengangguran. Sehingga tanggungjawab terhadap disiplin lingkungan, norma sosial dan
hukum, kesehatan, solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan kurang
diperhatikan.
Oleh karena para pemukim pada umumnya terdiri dari golongan-golongan yang tidak
berhasil mencapai kehidupan yang layak, maka tidak sedikit menjadi pengangguran,
gelandangan, pengemis, yang sangat rentan terhadap terjadinya perilaku menyimpang
dan berbagai tindak kejahatan, baik antar penghuni itu sendiri maupun terhadap
masyarakat lingkungan sekitanya. Kondisi kehidupan yang sedang mengalami benturan
antara perkembangan teknologi dengan keterbatasan potensi sumber daya yang tersedia,
juga turut membuka celah timbulnya perilaku menyimpang dan tindak kejahatan dari
para penghuni pemukiman kumuh tersebut. Kecenderungan terjadinya perilaku
menyimpang (deviant behaviour) ini juga diperkuat oleh pola kehidupan kota yang lebih
mementingkan diri sendiri atau kelompokya yang acapkali bertentangan dengan nilai-
nilai moral dan norma-norma sosial dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang pada umumnya sering dijumpai pada permukiman kumuh
adalah perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan kelaziman
yang berlaku sebagaimana kehendak sebagian besar anggota masyarakat.Wujud perilaku
menyimpang di permukiman kumuh ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan
seperti membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat.Kecuali itu, juga termasuk
perbuatan menghindari pajak, tidak memiliki KTP dan menghindar dari kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong-royong dan kegiatan sosial lainnya. Bagi
kalangan remaja dan pengangguran, biasanya penyimpangan perilakunya berupa mabuk-
mabukan, minum obat terlarang, pelacuran, adu ayam, bercumbu di depan umum,
memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir jalan dengan musik keras sampai
pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas umum, dan lain-lain. Akibat lebih lanjut
perilaku menyimpang tersebut bisa mengarah kepada tindakan kejahatan (kriminal)
seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, penodongan, pembunuhan, pengrusakan
fasilitas umum, perkelahian, melakukan pungutan liar, mencopet dan perbuatan
kekerasan lainnya.Keadaan seperti itu cenderung menimbulkan masalah-masalah baru
yang menyangkut: (a) masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah
permukiman untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan
pekerjaan di daerah perkotaan sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku
menyimpang, (b)
10
masalah adanya kekaburan norma pada masyarakat migran di perkotaan dan adaptasi
penduduk desa di kota, (c) masalah perilaku menyimpang sebagai akibat dari adanya
kekaburan atau ketiadaan norma pada masyarakat migran di perkotaan. Disamping itu
juga pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan lapangan pekerjaan di wilayah perkotaan
mengakibatkan semakin banyaknya pertumbuhan pemukiman-pemukiman kumuh yang
menyertainya dan menghiasi areal perkotaan tanpa penataan yang berarti.
Masalah yang terjadi akibat adanya permukiman kumuh ini, khususnya dikota-kota besar
diantaranya wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, planologi penertiban
bangunan sukar dijalankan, banjir, penyakit menular dan kebakaran sering melanda
permukiman ini. Disisi lain bahwa kehidupan penghuninya terus merosot baik
kesehatannya, maupun sosial kehidupan mereka yang terus terhimpit jauh dibawah garis
kemiskinan (Sri Soewasti Susanto, 1974)
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah:
1. ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni
2. rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya
kebakara.
3. sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
4. jaringan listrik yang semrawut
5. fasilitas MCK yang tidak memadai
E. Upaya untuk mengatasi permukiman kumuhPemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, diantaranya :
1. Peremajaan Kota
Pendekatan konvensional yang paling populer adalah menggusur permukiman kumuh
dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat.
Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang
berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.
Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan
tetapi tidak dengan menggusur masyarakat telah bermukim lama di lokasi tersebut.
Menggusur adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi
11
baru dan kemiskinan tidak berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini
akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan
lokasi permukimannya yang baru.
Dari artikel tentang Kemiskinan dan Pemukiman Kumuh yang diambil dari blog
Wordpress.com, di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada
tahun 1950 dan 1960-an. Pada saat itu permukiman-permukiman masyarakat miskin di
pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih
baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi
sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin
yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap
pekerjaan semakin sulit.
Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering disesali oleh para ahli perkotaan
saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan
yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan
masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak
melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi
menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.
2. Aktivitas Hijau oleh Masyarakat Miskin
Aktivitas hijau yang dilakukan oleh masyarakat saat ini amatlah jarang dilakukan,
mengingat kurangnya kepedulian masyarakat itu sendiri maupun dari pihak pemerintah
selaku pendorong kegiatan tersebut.Mestinya ini perlu adanya kerjasama dari kedua
belah pihak.
Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Baru Babakan, yang berusaha
mengelola sampah yang biasanya dibuang begitu saja, menjadi salah satu sumber
penghidupan mereka. Sampah-sampah ini dimanfaatkan dengan cara memisahkan
sampah organic dan non organic. Walaupun saat ini mereka baru bisa memanfaatkan
sampah non organic seperti, plastik, maupun sisa-sisa karet dan kertas saja, namun
mereka sudah memberikan manfaat baik dalam kehidupan masyarakat kota pada
umumnya, maupun masyarakat Kampung Baru Babakan sendiri.
Pemanfaatan sumber daya hayati di kali Cisadanepun menjadi salah satu contoh
aktivitas hijau yang dilakukan masyarakat Kampung Baru Babakan.Mereka mencari
cacing untuk menafkahi keluarganya.Ini juga menjadikan sumber penghidupan mereka.
Aktivitas hijau lainnya adalah memanfaatkan lahan yang mereka tempati sebagai budi
daya ikan lele.Dengan begitu lahan menjadi bermanfaat.
3. Sosialisasi Tentang Masalah Lingkungan Sehat
12
Menyadari pentingnya lingkungan sehat pemerintah bukan malah memberikan
sosialisasi kepada warga di pemukiman kumuh, malah sering kali langsung memberi
tindakan kepada pihak terkait dengan melakukan penggusuran pemukiman yang
dianggap mengganggu pemandangan kota, dan merubah pemukiman kumuh tersebut
menjadi bangunan-bangunan baru yang mereka anggap lebih terlihat rapi dan bersih.
Ini menjadikan sosialisasi tentang lingkungan sehat dan bersih perlu dilakukan baik
dari pihak pemerintah, maupun pihak masyarakat kota yang ingin menjadikan kota
terlihat rapi dan bersih. tentang bagaimana menjadikan lingkungan kumuh ini menjadi
lingkungan yang sehat dan rapi, sehingga tidak lagi menjadi lingkungan yang kotor dan
kumuh. Contohnya lewat media massa maupun elektronik dengan menayangkan iklan
tentang himbauan-himbauan bagainmana menjadikan lingkungan yang sehat dan rapi.
Satu hal lagi agar penyelesaian masalah ini dapat terselesaikan pada masyarakat, maka
perlu diujicobakan pada sekelompok kecil sasaran, disempurnakan dan selanjutnya dapat
diterapkan pada masyarakat yang lebih luas
Meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilaku mereka bukan
perkara mudah untuk diselesaikan.Perlu adanya kerjasama kita semua.Ini juga perlu
dilakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi agar permasalahan tersebut dapat
terselesaikan dengan efektif dan efisien.
Aktivitas Pelatihan & Ketrampilan
Dengan memberikan pelatihan & ketrampilan kepada masyarakat miskin di
pemukiman kumuh, setidaknya bisa membantu mengurangi masalah pengangguran dan
kemiskinan yang timbul akibat pendatang yang tidak mempunyai skill dalam bekerja,
maupun rendahnya pendidikan yang mereka dapat.
Program pemerintah yang kini sedang diupayakan adalah program PNPM Mandiri.
Masyarakat Kampung Baru Babakan juga ingin merasakan program pemerintah
tersebut.Selain program koperasi yang sudah ada, mereka juga ingin lebih mengetahui
tentang pelatihan yang mungkin nantinya diharapkan bisa menambah pengetahuan
maupun skill yang menunjang pekerjaan mereka saat ini.Seperti pengelolaan sampah,
budi daya cacing, serta budi daya ikan lele.
6. Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan kumuh.
Peremajaan yang bersifat progresif oleh kekuatan sektor swasta seperti munculnya super
blok (merupakan fenomena yang menimbulkan banyak kritik dalam aspek social.
13
yaitu penggusuran, kurang adanya integrasi jaringan dan aktifitas trafik yang sering
menciptakan problem diluar super blok). Faktor tunggalnya adalah pihak swasta besar.
Pemerintah juga telah membentuk institusi yaitu Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas). Tugas Pokok dan Fungsi Bappenas diuraikan sesuai dengan
Keputusan Presiden Nomor 4 dan Nomor 5 Tahun 2002 tentang Organisasi dan tata kerja
Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, tugas pokok dan fungsi tersebut tercermin dalam struktur
organisasi, proses pelaksanaan perencanaan pembangunan nasional, serta komposisi
sumber daya manusia dan latar belakang pendidikannya. Dalam melaksanakan tugasnya,
Kepala Bappenas dibantu oleh Sekretariat Utama, Staf Ahli dan Inspektorat Utama, serta
7 deputi yang masing-masing membidangi bidang-bidang tertentu.
Yang di usahakan adalah: perkembangan ekonomi makro, pembangunan ekonomi,
pembangunan prasarana, pembangunan sumber daya manusia, pembangunan regional
dan sumber daya alam, pembangunan hukum, penerangan, politik, hankam dan
administrasi negara, kerja sama luar negeri, pembiayaan dalam bidang pembangunan,
pusat data dan informasi perencanaan pembangunan, pusat pembinaan pendidikan dan
pelatihan perencanaan pembangunan (pusbindiklatren), program pembangunan
nasional(propenas), badan koordinasi tata ruang nasional, landasan/acuan/dokumen
pembangunan nasional, hubungan eksternal.
F. Lingkungan hidupKehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial.Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung.Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian
berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, Bapak Ibu guru,
serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja, kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
macam benda mati yang ada di sekitar.
14
Lingkungan hidup sangat berpengaruh pada tempat hidup seseorang, karena ia dapat
mempengaruhi kesehatan, kejiwaan dan banyak hal yang dapat dipengaruhi opleh
lingkungan yang tidak tepat.
G. Masalah-Masalah Padalingkungan HidupDalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,
tanahdan hutan yaitu sebagai berikut:1. Pencemaran Sungai dan lautSungai dan laut
dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat,
pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas.Secara biologis, fisik dan
kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan.Di berbagai sektor industridan
rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.2.Pencemaran TanahTanah
bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan
pestisida.Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanahmenjadi kering
dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang
terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga dapat disebabkanoleh sampah
plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran
secara sempurna.3. Pencemaran HutanHutan juga bisa mengalami kerusakan apabila
dalam pemanfaatannya tidak terkendalidengan baik.Hutan merupakan salah satu sumber
daya alam yang dapat diperbaharui.Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan
adalah adanya penebangan secaraliar.Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-
menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.
H. Penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkunganHidupPerubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku
masyarakatyang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka
memenuhikebutuhan hidupnya.Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan
ekosistem.Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan
masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga
dapat mengurangiluas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam
memanfaatkanlingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam
suatu ekosistem.Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan
kebakaran hutandapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal
hutanmerupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi
sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.Jumlah kerusakan
flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam penggunaannya
masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistemlingkungan. Dampak
15
dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakatmengetahui dan memahami
fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistemmembawa dampak bukan
hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna jugadapat mmbawa pengaruh lain
terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir danerosi. Selain itu kerusakan
lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah.Sampah yangsemakin banyak dapat
menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yangsangat dibutuhkan bagi
mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat puladisebabkan dari pembuangan
limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat
menimbulkan laut menjadi tercemar
I. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup
Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan HidupPada umumnya permasalahan
yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikandaya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
dayaalam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaansumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukandengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan
lingkunganhidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang
sudahada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkunganglobal.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan
BerkelanjutanUntuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan
perlu diadakankonservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara
lingkunganmulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.Pengelolaan
sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggalisumber daya
alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya
harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam
tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksitidak perlu
mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.Apabila
lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan darikeberadaan
sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat.Dalam
pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya denganlingkungan.
Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yangsifatnya relatif
sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alamagar
berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa
menghambatkemajuan.
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutanDalam pengelolaan sumber daya alam
agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasahaatau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus
selaluhijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia
air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai
reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap
pembuanganair limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman
penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemarantinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan
dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk
usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi
lajuerosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangikarena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian
Pelestarian Flora dan FaunaUntuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat
dilakukan adalahmendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan
khusus yaitu sebagai berikut:
1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk
melindungialam hayati.
2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam
yangtujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak
punah.
3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai
tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat
rekreasi.
4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai
tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di
dalamnyameliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk
kepentingnkebudayaan dan ilmu pengetahuan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan
kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
2.Penyebab terjadinya pemukiman kumuh dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok
masyarakat, berpenghasilan rendah,Sulit mencari pekerjaan, sulitnya mencicil
atau menyewa rumah, kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,
perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta
disiplin warga yang rendah, kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi
para pengusaha, semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga
tanah.
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya pemukiman kumuh
yaitu dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni : peremajaan kota, Aktivitas Hijau oleh
Masyarakat Miskin, Sosialisasi Tentang Masalah Lingkungan Sehat, Aktivitas Pelatihan &
Ketrampilan, Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan kumuh, Peremajaan
yang bersifat progresif,
4.lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, Bapak Ibu guru, serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan
yang ada di sekitarnya
5.Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan
masyarakatseperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dankebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran
terhadap sungai dan laut, tanah,hutan sehingga banyak flora dan fauna yang
punah.
6.Upaya mengatasi masalah lingkungan hidup : Menerapkan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan, hukum yang tegas, kesadaran individu
maupun kelompok terhadap lingkungan dan sebagainya yang mana dapat
19
menunjang keberlangsungan lingkungan hidup yang indah, asri dan nyaman
serta lestari.
B. SaranPemukiman adalah suatu tempat yang harus di tata agar pemukiman sehat dan
indah dapat terpenuhi dan terhindar dari pemukiman kumuh yang dapat merugikan
dan menimbulkan masalah baru.
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan
sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber
daya tersebutterhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan lingkunganhiduplan
DAFTAR PUSTAKAAnonim.2011.Lingkungan Hidup dan
Pemukiman.(online).(http://blogspot.com/2011/02/10/lingkungan-hidup-dan-
pemukiman)
Bertenas,K.1997.Lingkungan Hidup.Jakarta:Kompas
Keraf, A.Sonny.2002.Pemukiman Kmuh.Jakarta:Kompas
Indi, amalia.2012.Pemukiman.(online).http://blogspot.com/2012/03/12/Pemukiman
(di akses tanggal 12 November )
21