makalah evaluasi

30
MAKALAH EVALUASI KEPERAWATAN DISUSUN OLEH : 1. YUMNI RUMIWANG 2. RAMDINA EKA YANTI 3. KETUT CHRISSELDA A.P. 4. SUHAINI 5. LAELA BADARIA 6. ROLY YULI A.M.P. 7. DEBI ANANDA 8. NOVAN CAHAYA 9. M. IRWAN SURYADI 10. I WAYAN ARIANA YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT 1

Transcript of makalah evaluasi

MAKALAH EVALUASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

1. 16

2. YUMNI RUMIWANG 3. RAMDINA EKA YANTI4. KETUT CHRISSELDA A.P.5. SUHAINI 6. LAELA BADARIA7. ROLY YULI A.M.P.8. DEBI ANANDA9. NOVAN CAHAYA 10. M. IRWAN SURYADI 11. I WAYAN ARIANA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAMJURUSAN KEPERAWATAN PRODI S1 KEPERAWATANTAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.Kami membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas agar mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang kami miliki, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah kami yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTARiiDAFTAR ISI iiiBAB 1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan 2BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA32.1 Pengertian Evaluasi 32.2 Proses Evaluasi 42.3 Langkah-Langkah Evaluasi 62.4 Macam-Macam Evaluasi92.5 Dokumentasi Evaluasi 11BAB 3 PENUTUP153.1 Simpulan 153.2 Saran 15DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengakajian pasien dilakukan untuk mendapatkan data-data penting yang diperlukan untukmengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan pasien yang berprioritas tinggi. Kemudian dilakukan pembuatan dan pendokumentasian rencana perawatan. Rencana perawatan merupakan kerangka kerja tertulis pemberian perawatan.Evaluasi merupakan langkah akhir dariproses keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana perawatan.Standar American Nurses Association (ANA, 1991), mencantumkan antisipasi bahwa perawatakan mengevaluasi perkembangan pasien dengan tetap mengacu pada pencapaian hasil. Evaluasi dalam standar ANA berisi persyaratan-persyaratan yang mengharuskan perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi dan revisi diagnosis, hasil, serta rencana perawatan.Standar Joint Commission for the Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) mencakup persyaratan bahwa rekam medis pasien berisi dokumentasi respon pasien terhadapperawatan yang diberikan (JCAHO, 1996).Faktor social memberi penekanan baru dalam pencapaian hasil yang meningkat dandilakukannya penelitian yang cermat terhadap dokumentasi evaluasi. Definisi dan evaluasi hasi lmerupakan aktifitas pokok diberbagai tipe organisasi, termasuk lembaga pelayanan kesehatan. Dahulu, hasil tidak mendapat penekanan yang kuat dalam pelayanan kesehatan, karena adanya kesulitan yang berhubungan dengan pendefinisian dan pengukuran baik proses perawatan maupun hasil. Organisasi pelayanan kesehatan sering bersembunyi dibalik rasionalisasi yang menyatakanbahwa proses pemberian perawatan yang terlalu kompleks untuk diukur dan variable manusia yang mempengaruhi hasil, seperti penyakit sebelumnya, tidak dapat dikendalikan. Lingkungan pelayanan kesehatan yang terbaru memaksa kita untuk memeriksa lebih cermat efektifitas pengobatan baik di tingkat individu maupun masyarakat. Semakin tinggi biaya perawatan kesehatan, semakin meningkat pula perhatian yang diberikan pada evaluasi hasil perawatan pasien, yaitu sebagai cara untuk menetapkan kualitas perawatan kesehatan. Upaya-upaya untuk menurunkanjumlah staf keperawatan juga telah meningkatkan penekanan pada penilaian pencampuran ketenagaan (perbandingan antara staf yang berlisensi dengan yang tidak) dan pendidikan staf.Alasan paling umum mengevaluasi dan mendokumentasikan pencapaian hasil adalah untukmenentukan hasil perawatan yang spesifik dan pengobatan individu dan keluarga. Tujuan lainnya adalah menguji dan memperbaiki efektifitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi pelayanan kesehatan kepada populasi pasien tertentu. Area ini diatur oleh manajemen pendayagunaan danprogram perbaikan/penjaminan mutu, yang mengijinkan suatu fasilitas untuk mengurangi lama rawat sambil terus mempertahankan kualitas hasil. Perbandingan antara suatu hasil organisasi dengan hasil-hasil organisasi lainnya memungkinkan didapatkannya pemahaman yang lebih baik dan perbaikan sistem organisasi. Semakin cermat penelitian yang dilakukan terhadap hasil, semakin nyata terlihatbahwa hasil-hasil tersebut dipengaruhi oleh berbagai variable kompleks.1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi keperawatan ?2. Apa saja langkah-langkah dalam evaluasi keperawatan ?3. Apa saja macam-macam evaluasi keperawatan ?4. Apa itu dokumentasi evaluasi ?1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi keperawatan2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam evaluasi keperawatan3. Untuk mengetahui macam-macam evaluasi keperawatan4. Untuk mengetahui tentang pendokumentasian evaluasi

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian EvaluasiEvaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan. Dengan cara evaluasi, perawat dapat memberikan pendapat pada kuantitas dan kualitas asuhan yang di berikan. Evaluasi adalah aktifitas terus menerus yang memainkan peran penting selama seluruh fase proses keperawatan. Evaluasi kontinu asuhan adalah satu-satunya cara menentukan apakah asuhan yang di perlukan telah mencapai hasil yang sesuai. Terminasi hubungan perawat yang berarti diakhiri dengan wawancara pemulangan, yang secara jelas berfungsi evaluatif.Evaluasi keperawatan menunjukkan penilaian tentang keefektifan atau keberhasilan struktur, proses dan hasil aktivitas keperawatan dengan menggunakan standar atau nilai berdasarkan norma atau berdasarkan kriteria. Seperti yang digunakan disini istilah standar menunjukkan tingkat pencapaian yang diharapkan yang biasanya dapat diukur. Namun, nilai yang didapat kadang-kadang tidak dapat di ukur dan harus ditanyakan dengan deskriptor (deskripsi pencapaian yang di harapkan dinyatakan dalam kata-kata). Tujuan dari evaluasi antara lain :1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.4. Mendapatkan umpan balik.5. Sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.Perawat menggunakan berbagai kemampuan dalam memutuskan efektif atau tidaknya pelayanan keperawatan yang diberikan. Untuk memutuskan hal tersebut dalam melakukan evaluasi seorang perawat harus mempunyai pengetahuan tentang standar pelayanan, respon klien yang normal, dan konsep model teori keperawatan.2.2 Proses Evaluasi1. Mengukur pencapain tujuan kliena. Kognitif (Pengetahuan)Lingkup evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala-gejalanya, pengoatan, diet, aktivitas, persedian alat-alat, resiko komplikasi, gejala yang dilaporkan dan pencegahan. Evaluasi kognitif dapat di peroleh melalui interview atau tes tertulis. Dalam proses interview perawat menggunakan beberapa strategi untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, strategi tesebut mencakup:1) Recal knowledge : menanyakan kepada klien untuk mengetahui beberapa fakta.2) Komprehensif : menanyakan kepada klien untuk mengenai informasi yang spesifik dengan kata-kata anda sendiri.3) Aplikasi fakta : mengajak klien pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat terhadap apa yang ditanyakan.b. Afektif (status emosional)Cenderung ke penilaian yang subyektif dan sangat sukar di evaluasi. Hasil evaluasi ditulis dalam bentuk perilaku yang akan memberikan suatu indikasi terhadap status emosi klien. Perawat mengobservasi ekspresi wajah, postur tubuh dan nada suara serta isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara.c. PsikomotorHal ini bisa dilakukan melalui observasi secara langsung dengan melihat apa yang telah di lakukan klien sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu cara yang terbaik untuk mengevaluasi psikomotor klien.d. Perubahan fungsi tubuh dan gejalaMencakup beberapa aspek status kesehatan klien yang bisa di observasi secara langsung, misalnya interview dan pemeriksaan fisik.2. Penentuan keputusan pada tahap evaluasia. Klien mencapai hasil yang di tentukan dalam tujuan.b. Klien masih dalam proses pencapain hasil yang di tentukan.c. Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah di tentukan.3. Komponen Evaluasia. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi1) KriteriaKriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan data dan sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul, sedangkan standar keperawatan digunakan lebih luas sebagai dasar evaluasi praktek keperawatan.2) Standar praktekSuatu standar menyatakan apa yang harus dilaksanakan dan digunakan sebagai suatu model. Untuk kualitas pelayanan standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori dan dapat diterima oleh praktek klinik keperawatan saat sekarang.3) Evaluasi questions Pengkajian: apakah pengkajian dapat di laksanakankepada klien. Diagnosa: apakah diagnosa disusun bersama denganklien. Perencanaan : apakah tujuan diidentifikasi dalamperencanaan Pelaksanaan: apakah klien diberi tahu terhadap tindakanyang diberikan Evaluasi: apakah modifikasi tindakan keperawatandiperlukan.b. Mengumpulkan data mengenai situasi saat sekarangPada tahap ini perlu mempertimbangkanbeberapa pertanyaan. Siapa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data, kapan data di kumpulkan dan alat apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. c. Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar1) Perawat memerlukan suatu keterampilan dalam berfikir kritis2) Apakah tindakan keperawatan diberikan sesuai standar keperawatan3) Dapat mengidentifikasi faktorfaktor yang mungkin bisa mempengaruhi efektifitas pelayanan keperawatand. Merangkum hasil dan membuat kesimpulanTahap ini adalah menyimpulkan efektifitas terhadap semua tindakan yang telah di laksanakan. Kemudian menentukan suatu kesimpulan pada setiap diagnosa yang telah dilakukan intervensi. Perlu di ingat disini tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil. Memerlukan suatu perbaikan atau perubahan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang ada 100 % salah.e. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan 1) Perawat melakukan suatu tindakan berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah di perbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil dan rencana tindakan keperawatan.2) Pengkajian di laksanakan secara rutin dan berkesinambungan.3) Aspekaspek khusus perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu tindakan keperawatan.2.3 Langkah-langkah dalam Evaluasi Evaluasi keperawatan harus di lakukan secara kontinu, di lakukan sepanjang proses keperawatan. Pada evaluasi, seseorang harus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi atau kondisi atau hasil apa yang telah tercapai, dan dengan derajat optimal menyesuaikan kualiatas yang diidentifikasi. Terdapat lima langkah untuk diikuti selama evaluasi proses keperawatan aktual, yaitu :1. Menentukan kriteria yang harus di penuhi asuhan keperawatan.Kriteria yang harus di penuhi dalam asuhan keperawatan yang sesuai dengan perumusan kriteria evaluasi. Hubungan menunjukkan pentingnya definisi spesifik yang jelas pada objektif keperawatan untuk menentukan kriteria evaluasi.2. Membandingkan objektif keperawatan dengan pemberian asuhan aktualIni adalah evaluasi asuhan yang di berikan. Penyelidikan berpusat pada rentang dimana objektif keperawatan sesuai dengan hasilnya, proses ini di lakukan melalui :a. Pengumpulan data kontinu :1) Menentukan sejauh mana intervensi yang direncanakan, dalam hubungannya dengan objektif, dalam mencapai hasil yang di harapkan.2) Memeriksa bagaimana pasien beraksi pada asuhan yang di berikan.b. Membandingkan situasidan perilaku pasien dengan kriteria dan memeriksa apakah terdapat perbedaan antara kriteria dan hasil.3. Mengkaji hasil evaluasiSaat mengkaji hasil evaluasi, maka kemungkinan yang ada adalah :a. Hasil yang di harapkan belum tercapai pada suatu objektif keperawatan.b. Beberapa objektif telah tercapai, sementara masalah kesehatan lain dapat muncul atau akan terjadi dalamwaktu singkat.c. Semua masalah kesehatan telah selesai.Pengkajian paling baik dilakukan dengan mengumpulkan data baru dari pasien, perawat lain, dan pemberi asuhan lain jika perlu. Kemudian pertanyaan yang berikut harus dijawab :a. Apakah perumusan masalah keperawatan semula sama dengan masalah kesehatan yang terjadi selama proses pemberian asuhan ?b. Apakah pengkajian yang di buat benar sesuai dengan sifat, frekuensi dan intensitas masalah keperawatan ?c. Apakah terjadi masalah keperawatan baru ?4. Mengenali faktor yang mempengaruhi implementasi rencana keperawatanSaat menentukan apakah objektif keperawatan telah dicapai, maka akan sangat berguna untuk menentukan bagaimana hingga dapat tercapai dan faktor apa yang mempengaruhi dan berperan pada pencapaiannya. Dalam melakukannya, ikuti langkah berikut :a. Susun data objektif keperawatan dan kriteria evaluasi yang relevan.b. Tentukan apakah pasien mampu mendemonstrasikan perilaku yang di harapkan.c. Tanyakan pasien apakah ia merasa mampu merealisasikan atau berperan terhadap realisasi tujuan yang ditentukan.d. Diskusikan dengan pasien dan keluarganya tentang persepsi mereka mengapa tujuan dapat atau belum tercapai.e. Jika tujuan keperawatan tidak keseluruhan atau bahkan sebagian tercapai, tentukan apa yang salah.f. Catat temuan dalam tulisan.5. Pemulangan dan rencana setelah perawatanRencana pemulangan harus di pertimbangkan sepanjang proses pemberian asuhan. Saat pasien meninggalkan institusi perawatan, wawancara untuk pulang. Wawancara ini menilai bagi perawat dan pasien. Wawancara ini biasanya berfokus pada evaluasi asuhan keperawatan dan perencanaan setelah perawatan.Kriteria hasil dalam evaluasi terdiri dari :1. Tujuan tercapai/masalah teratasi, yaitu jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.2. Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian, yaitu jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan.3. Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi, yaitu jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP/SOAPIERdengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.S : Subjektif, yakni data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali padaklien yang afasia.O : Objektif, yakni data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tanda-tanda akibat penyimpanan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.A :Analisis/assessment, yakni masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis/dikaji dari data subjektif dan data objektif. Karena status klien selalu berubah yang mengakibatkan informasi/data perlu pembaharuan, proses analisis/assessment bersifat dinamis. Oleh karena itu sering memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan perubahan diagnosis, rencana dan tindakan.P : Perencanaan/planning, yakni perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang (hasil modifikasi rencana keperawatan) dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien. Proses ini berdasarkan kriteria tujuan yang spesifik dan periode yang telah ditentukan.I : Intervensi, yakni tindakan keperawatan yang digunakan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah klien. Karena status klien selalu berubah, intervensi harus dimodifikasi atau diubah sesuai rencana yang telah ditetapkan.E : Evaluasi, yakni penilaian tindakan yang diberikan pada klien dan analisis respons klien terhadap intervensi yang berfokus pada kriteria evaluasi tidak tercapai, harus dicari alternatif intervensi yang memungkinkan kriteria tujuan tercapai.R : Revisi, yakni tindakan revisi/modifikasi proses keperawatan terutama diagnosis dan tujuan jika ada indikasi perubahan intervensi atau pengobatan klien. Revisi proses asuhan keperawatan ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.2.4 Macam-macam EvaluasiMenurut Ziegler (2000), evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :1. Evaluasi strukturEvaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.2. Evaluasi proses(formatif)Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan dan kemampuan tekhnikal perawat.Fokus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan.Evaluasi formatif terus menerus dilakukan sampai tujuan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi formatif ini terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan,pertemuan kelompok, interview dan observasi dengan klien dan menggunakan form evaluasi. Sistem penulisan bisa menggunakan system SOAP atau model dokumentasi lain.3. Evaluasi hasil (sumatif)Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.Fokus evaluasihasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapaun metode pelaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari interview akhir pelayanan, pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kepadaklien langsung dan keluarga. Meskipun informasi pada tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, sumatif evaluasi bisa menjadisuatu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang telah diberikan.

CONTOH-CONTOH PERNYATAAN EVALUASI

1. Formatif (evaluasi respons klien saat itu):Berjaga-jaga dan orientasi setelahrangkaian G1. Tidak adaepigastric distress. Prosedur yang ditolerir baik. Minum dan makan roti setelahprosedur.2. Sumatif (evaluasi kumulatif perkembangan klien terhadap hasil yang diharapkan):Menghadiri tiga sisi sekelompok PKMRS terhadap penaganan diabetes kembali demonstarasi 1:1 teknik pemberi insulin, walaupun gelisah ketika pertama kali memegang syringe,merasa nyaman dengan alat tersebut pada hari kedua. Menunjukkan pemakaian insulin secara mandiri selama tiga hari : rotasi tempat-tempat injeksi, menggunakan teknik aseptik, dan menghitung dosis insulin yang benar.3. Kombinasi sumatif dan formatif :Tranfer dari ruang emergency ke CCU dengan O2 porteble.Tetesan lidocaine IV pada 4 mg/jam untuk mengontrol PVCs. Mencurigai adanya atrialfibrilasi setelah pemeriksan EKG. Morfin sulfate 3 mg diberikan IV x/mnt dengan occ. PVC (kurang dari 6/mnt). RR. 20-24 x/mnt, 100.20f, TD 180/92 mmHg.D.Tinjauan Periodik SumatifTidak ada perubahan penting sejak peninjauan akhir. Bingung dimalam hari memerlukan bantuan untuk semua aktivitas sehari-hari (activity daily living-ADL). Keluarga tetap mendukung dan sering mengunjungi. Masalah utama adalah inkotinensia urine berhubungan dengan terjadinya infeksi kandung kemih berulang. Antibiotik dua kali dalam 3 bulan terakhir. Infeksi Urinary sudah ada. Klien menolak cairan oral bahkan dengan bantuan. Metamucil diberikan q.d (setiap hari).Hasil sulit, terbentuk stool q (setiap) 3-4 hari. Tujuan memfungsikan ADL dan meningkatkan fungsi bowel dan bladder.

2.5 Dokumentasi EvaluasiPernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi dalam perencanaan perawatan atau dimasukkan pada ringkasan khusus dan dalam implementasi bentuk perencanaan.Evaluasi formatif biasanya ditulis dalam catatan perkembangan. Data ini dapat membantu perawat untuk menilai respons klien terhadap suatu intervensi bersama-sama ditulis dalam dokumentasi intervensi. Contohnya, pemasukkan pernyataan yang menjelaskan kateter Foley tanpa mengevaluasi respons klien sehubungan dengan kenyamanannya dan hasilnya pun tidak tepat. Abdomen bagian bawah kembung tidak bisa BAK selama 6 jam, tidak ada rasa nyaman, kateter Foley dimasukkan menggunakan teknik steril, hasil yang didapat urine keruh, kuning dan diamankan dengan plester L dengan kuat.Urinary meatusmembengkak dan memerah (M. Bratton R. N).Contoh dari dokumentasi yang tepat, sering buang air kecil 50-100 cc setiap 1 sampai 2 jam, kultur urine ke laboratorium. Sangat mengantuk tetapi mudah bangun; posisi fowler ada ditempat tidur (90o) dan dipasang selama 15 menit pada jam 08.00 dan 11.00.Dalam mengajarkan situasi, penjelasan yang diajarkan tanpa dokumentasi respons klien terhadap pengalaman ini juga tidak benar dan tidak lengkap. Intervensi pendidikan perlu untuk menunjukkan hasil pengetahuan, juga diperlukan sikap dan keterampilan ketika mendokumentasi evaluasi formatif.Evaluasi sumatif juga tampak catatan naratif. Beberapa instansi pelayanan kesehatan juga mengembangkan dalam bentukchartuntuk keadaan evaluasi sumatif khusus, termasuk juga laporan ringkasan mingguan atau bulanan. Namun, bentuk evaluasi khusus yang paling umum adalah laporan ringkasan pelaksanaan. Ketegori yang umum mengenai hal ini adalah alasan, status kesehatan klien sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, masalah, perkembangan terhadap hasil asuhan keperawatan yang diharapkan, dan perencanaan keperawatan yang berlanjut. Catatan pendidikan klien juga diperlukan untuk meringkas respon klien terhadap segi pengajaran.Pedoman dalam mendokumentasian pernyataan evaluasi, antara lain :1. Sebelum kesimpulan evaluasi dengan data yang mendukung penilaian perawat. Contoh data pendukung (untuk klien dengan miocardiac infarc): tidak ada dispncaectopic beat, klien tampak nyaman. Penilaian perawatan: toleransi aktivitas meningkat atau status cardiac stabil.2. Mengikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan pernyataan evaluasi formatif yang menjelaskan respon cepat klien tehadap intervensi keperawatan atau prosedur. Contohnya, mengantuk setelah minum obat. Klien tenang, beristirahat di tempat tidur, tidak ada tekanan setelah kateterisasi bladder: 300 ml, urine jernih, kuning, dan mengalir.3. Menggunakan pernyataan evaluasi sumatif ketika klien dipindah ke fasilitas lain atau dipulangkan. Contoh lain adalah rangkaian mingguan atau bulanan yang diperlukan dalam keadaan perawatan jangka panjang.4. Catatan evaluasi sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan diidentifikasikan pada perencanaan keperawatan klien. Contoh, hasil yang diharapkan: bisa berjalan 500 kaki dan menaiki 12 tangga tanpa bantuan pada waktu pulang. Kemampuan untuk berjalan sepanjang koridor. Evaluasi sumatif: dapat berjalan 200 kaki tanpa alat bantu berjalan, atau bantuan perawat, dapat naik turun 6 tangga tanpa bantuan. Menghadiri lima terapi fisik dalam seminggu.5. Menulis pernyataan evaluasi yang merefleksikan keadaan perkembangan klien terhadap tujuan. Contoh, pemasukan yang sesuai didokumentasikan sebagai berikut: kontrol sakit yang tidak efektif setelah medikasi: terus tanpa henti, penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30 menit, agak batuk, dan napas dalam.6. Melalui suatu penilaian atau modifikasi intervensi, mengawali, dan mendokumentasikan perawat dapat mengubah kondisi klien. Contoh, ketika status kesehatan klien memburuk: jam 09.00, mengeluh sakit dipusar seperti ditikam. Pada skala 1 (paling kecil) 10 (paling besar), tingkat sakit pada = 10. Pada jam 07.00 tingkat sakit klien = 5. Peristaltik usus tidak terdengar. Dokter memberikanNasogastric tubedengan 50 ml NSS.Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu, semua perkembangan klien harus dicatat dalam format yang telah ditetapkan. Catatan perkembangan klien memberikan gambaran perkembangan klien dan analisis kebutuhan klien, masalah klien, hasil yang diharapkan, hasil pengkajian ulang, aktivitas dan intervensi yang diberikan. Catatan perkembangan klien ini dapat diambil dari flow sheet ataucheck listperkembangan klien, atau langsung dari observasi perawat. Hal-hal yang dicatat, antara lain sebagai berikut :1. Perkembangan masalah lama, setelah melewati waktu yang ditentukan, baik perkembangan menuju kearah kebaikan/sehat ataupun kearah yang memburuk.2. Masalah lama yang tidak terpecahkan setelah sampai batas waktu yang ditentukan.3. Timbul masalah baru selama proses asuhan keperawatan.Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut :1. Kartu SOAP (data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan perencanaan/plan) dapat dipakai untuk mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang.2. Kartu SOAPIER sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai penilaian diagnosis keperawatan dan penyelesaiannya.

BAB 3PENUTUP

3.1 Simpulan Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya yang sudah behasil di capai. Evaluasi sendiri merupakankegiatan yang disengaja dan terus menerus dilakukan dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan denganmengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan yang dapat menyelesaikan masalah klien.Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi dalam perencanaan perawatan atau dimasukkan pada ringkasan khusus dan dalam implementasi bentuk perencanaan. Catatan perkembangan klien memberikan gambaran perkembangan klien dan analisis kebutuhan klien, masalah klien, hasil yang diharapkan, hasil pengkajian ulang, aktivitas dan intervensi yang diberikan.3.2 Saran 1. Bagi PembacaDengan adanya makalah evaluasi keperawatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, namun tidak hanya berpatokan pada makalah ini, yakni dapat termotivasi untuk mencari materi ini dari berbagai sumber dan pembaca dapat melakukan evaluasi keperawatan sesuai dengan kriteria yang harus dipenuhi dalam asuhan keperawatan.

2. Bagi PenulisDiharapkan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis tentang cara melakukan evaluasi keperawatan yang benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T. 2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek. Edisi 3. Jakarta : EGC. Arwan Muhlis. 2013. Makalah Evaluasi dan Dokumentasi Keperawatan. http://arwanninsimuhlis.blogspot.com/2013/05/evaluasi-dan-dokumentasi-keperawatan.html dikutip pada 20 Maret 2014.Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.Syeh Najed. 2010. Tahap-tahap dalam Evaluasi Keperawatan. http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-evaluasi-keperawatan/ dikutip pada 20 Maret 2014.Yeni Aryeni. 2008. Evaluasi Keperawatan. http://yenibeth.wordpress.com/2008/06/19/evaluasi-keperawatan/ dikutip pada 20 Maret 2014.