MAKALAH EVALUASI PEMB. ANALISIS BUTIR SOAL.pdf

22
MAKALAH ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Matakuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika Dosen: Dr. Rudy Kurniawan, M.Pd. Oleh: J MUHAMAD TAQIYUDIN (13510375) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2014

Transcript of MAKALAH EVALUASI PEMB. ANALISIS BUTIR SOAL.pdf

  • MAKALAH

    ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA

    Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Matakuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika

    Dosen: Dr. Rudy Kurniawan, M.Pd.

    Oleh:

    J MUHAMAD TAQIYUDIN (13510375)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

    SILIWANGI BANDUNG

    2014

  • i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Tujuan .......................................................................................................... 2

    C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3

    A. Pengertian Evaluasi ...................................................................................... 3

    B. Fungsi Evaluasi ............................................................................................ 4

    C. Prosedur Evaluasi ......................................................................................... 5

    D. Jenis Alat Evaluasi ....................................................................................... 5

    1. Teknik Non Tes ........................................................................................ 6

    2. Teknik Tes ................................................................................................ 7

    E. Analisis Soal................................................................................................. 7

    BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 12

    A. Kisi-kisi Soal .............................................................................................. 12

    B. Hasil dan Pembahasan................................................................................ 16

    BAB IV KESIMPULAN....................................................................................... 18

  • ii

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 18

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan, demikian halnya dengan kegiatan

    pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas perilaku

    peserta didik, termasuk prestasi belajarnya. Untuk mengetahui peningkatan ini,

    guru melakukan penilaian atau evaluasi. Terdapat beberapa komponen yang

    meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran

    yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Evaluasi pembelajaran

    dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan sehingga dapat diketahui tingkat

    keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar

    Nasional Pendidikan, evaluasi hasil belajar dilakukan dengan penilaian hasil

    belajar yang bertujuan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil

    belajar serta untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai bahan

    penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan untuk memperbaiki proses

    pembelajaran. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk ulangan harian,

    ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

    Salah satu alat yang digunakan sebagai sarana untuk penilaian hasil belajar adalah

    tes.

    Sax (1980 : 13) dalam Arifin(2012) menyatakan bahwa a test may be

    defined as a task or series of task used to obtain systematic observations

    presumed to be representative of educational or psychological traits or

  • 2

    attributes. (tes dapat didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas yang

    digunakan untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang dianggap

    mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis)

    B. Tujuan

    Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui validitas

    soal.

    C. Rumusan Masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:

    Bagaimana cara melakukan validitas soal ?

  • 3

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Evaluasi

    Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah komponen penting

    dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan

    pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru

    dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.

    Norman E. Gronlund (1976:3) dalam Suherman (2003:1) menyatakan bahwa

    Evaluation includes a number of techniques that are indispensable to the

    teacher.. . However, evaluation is not merely a collection of techniques

    evaluation is a process it is a continuous process which underlies all good

    teaching and learning. Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bias

    diabaikan oleh seorang guru. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata,

    tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari

    seluruh kegiatan belajar mengajar yang baik.

    Selanjutnya Norman E. Gronlund (1976:6) menyatakan dalam Suherman

    (2003:1) bahwa Evaluation may be difined as a systematic process of

    determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils.

    Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan

    tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa.

    Edwin dan Gerald W. Brown (1975:1) dalam Suherman (2003:1)

    menyatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to determing the value

    of something Evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk

  • 4

    menentukan nilai dari sesuatu. Dari pendapat di atas evaluasi pendidikan dapat

    diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari segala

    sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.

    Dari pengertianpengertian evaluasi yang telah dikemukakan

    menunjukkan bahwa evaluasi bersifat lebih luas dari pada pengukuran. Evaluasi

    meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi

    kuantitatif. Istilah pengukuran menunjuk pada segi kuantitas, istilah penilaian

    menunjuk pada segi kualitas, dan istilah evaluasi menyangkut keduanya, yaitu

    pengukuran dan penilaian.

    B. Fungsi Evaluasi

    Dalam Suherman (2003:6) fungsi evaluasi, yaitu

    1. Sebagai Alat Seleksi

    Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan penyaringan (seleksi)

    dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah.

    2. Sebagai Alat Pengukur Keberhasilan

    Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk

    mengukur seberapa jauh tujuan instruksional dapat dicapai setelah

    kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Selain itu melalui evaluasi dapat

    dilihat pula sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam

    menerapkan metode dan pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan

    dan kelemahan kurikulum yang dipakai.

    3. Sebagai Alat Penempatan

  • 5

    Penempatan yang cocok dengan kondisi masing-masing siswa lebih

    memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya

    secara optimal, sehingga hasil belajarnya akan mencapai tujuan dengan

    baik.

    4. Sebagai Alat Diagnostik

    Adanya diagnostik ini guru bisa mengetahui letak kelemahan dan

    kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah

    diajarkan. Dengan adanya diagnostik ini guru dapat mengambil langkah

    untuk memberikan upaya peningkatan keberhasilan pada siswa.

    C. Prosedur Evaluasi

    Muchtar Buchari (1972:24) dalam Suherman (2003:13) menyebutkan

    bahwa langkah-langkah pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi

    terdiri dari

    1. Perencanaan (Planning),

    2. Pengumpulan data (Collecting),

    3. Verifikasi data (Verification),

    4. Analisis data (Analysis), dan

    5. Penafsiran (Interpretation).

    D. Jenis Alat Evaluasi

    Secara garis besar alat evaluasi yang dapat digunakan digolongkan

    menjadi 2 jenis, yaitu non tes dan tes. Penjelasan dari kedua teknik tersebut adalah

    sebagai berikut,

  • 6

    1. Teknik Non Tes

    Teknik non tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang afektif

    atau psikomotor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,

    a. Angket

    Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus

    dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden). Angket tidak

    dimaksudkan untuk menguji responden, tetapi lebih mengutamakan

    pencarian atau pengungkapan dari responden.

    b. Wawancara

    Wawancara merupakan teknik non tes secara lisan. Pertanyaan yang

    diungkapkan umumnya menyangkut segi-segi sikap dan kepribadian

    siswa dalam proses belajarnya.

    c. Observasi

    Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang

    menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam

    kegiatan belajarnya. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan

    dan prilaku siswa secara langsung.

    d. Inventori

    Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan angket.

    Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka

    mengetahui tentang sikap, pendapat dan perasaan siswa terhadap

    kegiatan proses penyelenggaraan belajar mengajar.

    e. Daftar Cek

  • 7

    Daftar cek adalah sederetan pertanyaan atau pernyataan yang dijawab

    oleh responden dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada tempat yang

    telah disediakan.

    2. Teknik Tes

    Ada beberapa pengertian tes menurut para ahli. Dalam Websters

    Collegiate (Suherman, 2003:65) dinyatakan bahwa tes adalah serangkaian

    pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

    keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

    oleh individu atau kelompok. Teknik tes atau cara melaksanakan tes dapat

    digolongkan kedalam 3 cara, yaitu:

    i) Tes Tertulis

    ii) Tes Lisan, dan

    iii) Tes Perbuatan

    E. Analisis Soal

    Untuk menentukan kualitas soal yang baik dilakukan beberapa hal berikut:

    1) Validitas

    Suatu instrumen tes dikatakan valid menurut Ruseffendi (2010 :148)

    apabila instrumen itu untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang

    semestinya diukur ; derajat ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.

    Untuk mendapatkan instrumen yang baik peneliti melakukan validitas

    empirik butir soal ditentukan berdasarkan nilai koefisien validitas dengan

    menggunakan rumus korelasi dari Pearson, dengan rumus yaitu

    (dalam Ruseffendi, 2010:166)

  • 8

    Keterangan:

    N = Banyaknya pasangan nilai

    X = Nilai rata-rata soal-soal tes pertama perorangan

    Y = Nilai rata-rata soal-soal tes kedua perorangan

    XY = Perkalian nilai-nilai X dan Y perorangan

    = Jumlah perkalian nilai X dan Y = Jumlah nilai-nilai X = Jumlah nilai-nilai Y = Jumlah kuadrat nilai-nilai X = Jumlah kuadrat nilai-nilai Y

    Adapun interpretasi mengenai menurut Guilford (dalam Ruseffendi,

    2010 :160) disajikan dalam tabel berikut,

    Tabel 3.1 interpretasi korelasi Nilai

    Nilai Interpretasi Korelasi Kriteria Validitas

    0,90 - 1,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi

    0,70 - 0,90 Tinggi Tinggi

    0,40 - 0,70 Sedang Sedang

    0,20 - 0,40 Rendah Rendah

    0,00 - 0,20 Kecil Kecil

    2) Reliabilitas Tes

    Reliabilitas yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. (Ruseffendi,

    2010:158) menyatakan reliabilitas instrument atau alat evaluasi adalah ketetapan

    alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi

    itu. Kalau alat evaluasi itu reliabel, maka hasil dari dua kali atau lebih

    pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (ekivalen) pada

    masing-masing pengetesan diatas akan serupa. Menurutnya hasil pengevaluasian

    akan serupa meskipun diberikan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda

    dan tempat yang berbeda.

  • 9

    Penelitian yang menggunakan instrument tes uraian (subjektif),

    perhitungan reliabilitas dengan cara Alpha (Cronbach Alpha). Dengan rumus

    (dalam Ruseffendi, 2010:172),

    (

    ) (

    )

    Keterangan:

    = Banyaknya soal

    = Variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan

    = Variansi skor soal tertentu (soal ke-i)

    = Jumlah variansi skor seluruh soal menurut skor soal

    tertentu

    Dimana,

    (

    )

    Keterangan: = Jumlah skor kuadrat setiap item = Jumlah subjek

    Dalam hal ini nilai diartikan sebagai nilai reliabilitas, menurut Guilford

    (dalam Ruseffendi, 2010:160) kriterianya disajikan dalam tabel 3.2

    Tabel 3.2 interpretasi Reliabilitas nilai

    Nilai Interpretasi

    Kecil

    Rendah

    Sedang

    Tinggi

    Sangat tinggi

    3) Daya Pembeda Soal

    Pengertian daya pembeda (DP) menurut (Suherman, 2003:159) adalah

    untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara siswa yang berkemampuan tinggi

  • 10

    dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda memiliki nilai yang

    berkisar antara 0 dan 1. Jika semakin besar nilai DP, maka semakin besar pula

    nilai pembeda antara siswa pandai dan siswa kurang pandai.

    Penelitian yang menggunakan instrumen tes uraian (subjektif), untuk

    menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus (Ruseffendi, 2010:181),

    Keterangan:

    = Daya Pembeda = Banyaknya siswa dari 25% siswa pandai yang

    memilih jawaban benar

    = Banyaknya siswa dari 25% siswa lemah yang memilih jawaban benar

    = Banyaknya siswa yang 25%

    Nilai DP diartikan sebagai nilai daya pembeda, sehingga kriterianya

    (Suherman, 2003: 161) disajikan dalam tabel 3.4

    Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP

    Nilai Interpretasi

    DP 0,00 Sangat jelek

    Jelek

    Cukup

    Baik

    Sangat baik

    4) Indeks Kesukaran

    Menurut Suherman (2003) dalam konteks indeks kesukaran (IK) tidak

    dikenal soal baik dan soal buruk, karena soal yang mudah dapat dianggap sebagai

    soal yang baik atau soal yang buruk begitu pula dengan soal yang sukar,

  • 11

    tergantung pada kondisi serta tujuan tes tersebut. Hanya ada soal yang buruk yaitu

    soal yang terlalu mudah maupun soal yang terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah

    menyebabkan semua siswa dapat menjawab benar termasuk siswa yang berada di

    kelompok bawah kemampuannya. Soal yang terlalu sulit menyebabkan semua

    siswa tidak dapat menjawab dengan benar termasuk siswa terpandai dikelas

    tersebut.

    Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa uraian (subjektif), untuk

    menghitung IK kita gunakan rumus (Ruseffendi, 2010:180),

    Keterangan:

    = Indeks Kesukaran = Banyaknya siswa dari 25% siswa pandai yang memilih

    jawaban benar

    = Banyaknya siswa dari 25% siswa lemah yang memilih jawaban benar

    = Banyaknya siswa yang 25%

    Nilai IK diartikan sebagai nilai indeks kesukaran, sehingga kriterianya

    (Suherman, 2003:170) disajikan dalam tabel 3.3

    Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Kesukaran Nilai IK

    Nilai Interpretasi

    IK = 0,00 Sangat sukar

    Sukar

    Sedang

    Mudah

    Sangat mudah

  • 12

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Kisi-kisi Soal

    Kompet

    ensi

    Dasar

    Indik

    ator

    Kema

    mpua

    n

    Kone

    ksi

    Mate

    matis

    Indikato

    r Soal Soal Langkah Penyelesaian

    S

    k

    o

    ri

    n

    g

    Menggu

    nakan

    theorema

    phytagor

    as untuk

    menentu

    kan

    panjang

    sisi-sisi

    segitiga

    siku-siku

    Kone

    ksi

    antra

    topic

    mate

    matik

    a

    Peserta

    didik

    dapat

    menentu

    kan

    biaya

    membeli

    benih

    dengan

    mengapli

    kasikan

    rumus

    phytagor

    as, luas

    segitiga

    dan

    persegi

    panjang,

    dan

    aritmatik

    a.

    1)Pak Budi memiliki sebuah

    kebun seperti pada gambar

    dibawah ini. Kebun tersebut

    akan ditanami jagung.

    Setiap meter persegi lahan

    diperlukan 5 gram benih

    jagung dengan harga Rp.

    7.000,00 tiap 1 kg.

    berapakah biaya yang

    dikeluarkan pak Budi untuk

    membeli benih Jagung ?

    Luas daerah I(luas BCD)

    BD2 = BC

    2 + CD

    2

    BD2 = 5

    2+12

    2

    BD2 =169

    BD = 13 m

    Luas BCD = x BC x CD

    Luas BCD = x5x12

    Luas BCD = 30 m2

    1

    Luas daerah II (luas ABDE)

    Luas ABDE = ABxBD

    Luas ABDE = 14x13

    Luas ABDE = 182 m2

    Luas Lahan = luas I + luas

    II

    Luas Lahan = 30+182

    1

    Luas Lahan = 212 m2

    Biaya membeli benih =

    212x Rp.35,00 = Rp.

    7.420,00

    Jadi, biaya yang dikeluarkan

    pak Budi untuk membeli

    benih jagung adalah Rp.

    1

  • 13

    7.420,00

    Peserta

    didik

    dapat

    menentu

    kan luas

    segitiga

    siku-siku

    dengan

    mengapli

    kasikan

    sistem

    persamaa

    n linear

    dua

    variabel

    2)Gambar berikut

    menunjukkan panjang sisi

    sebuah persegi panjang

    dalam centimeter. Berpakah

    luas segitiga siku-siku

    ABD?

    AB = DC

    2y-4x = 2x+y

    2y-y = 2x+4x

    y= 6x

    AD = BC

    4x-2 = y-3x

    4x+3x=y+2

    7x=(6x)+2

    7x-6x=2

    x=2

    maka y=6(2)=12 ..(1) AB=2y-4x

    =2(12)-4(2)

    =24-8

    =16cm

    AD=4x-2

    =4(2)-2

    =6cm.(1) Luas ABD= xABxAD

    = x16x6

    =48 cm2(1)

    Jadi luas segitiga siku-siku

    ABD adalah 48cm2

    3

    Kone

    ksi

    denga

    n

    disipli

    n ilmu

    lain

    (bidan

    g

    studi

    lain)

    Peserta

    didik

    dapat

    mengide

    ntifikasi

    keterkait

    an antara

    jarak

    pendeng

    ar

    dengan

    sumber

    bunyi,

    serta

    beda

    lintasan

    kedua

    gelomba

    ng bunyi.

    3)Dua jam beker suara

    koheren, A dan B,

    dipisahkan pada jarak 3,60

    m. seorang pendengar

    berada sejauh 2,70m dari

    pengeras suara B. Segitiga

    ABC adalah segitiga siku-

    siku, berapa beda lintasan

    kedua gelombang bunyi

    yang bertemu di C ?

    Kita hitung dahulu jarak AC

    dengan menggunakan

    teorema phytagoras dalam

    segitiga siku-siku ABC

    AC2 = AB

    2+BC

    2

    AC2 = 3,60

    2+2,70

    2

    AC2 = 12,96+7,29

    AC2 = 20,25m

    AC = =4,5m .(2) Beda lintasan kedua

    gelombang bunyi yang

    bertemu di C adalah

    =4,5-2,70=1,80m(1) Jadi, beda lintasan kedua

    gelombang bunyi yang

    bertemu di C adalah 1,80m

    3

    Peserta 4)Sebuah kapal dari Jarak yang ditempuh kapal 3

  • 14

    didik

    dapat

    menentu

    kan jarak

    terpende

    k yang

    ditempuh

    kapal

    pelabuhan A berlayar ke

    arah utara menuju

    pelabuhan B dengan

    menempuh jarak 3.000 km.

    Setelah tiba di pelabuhan B

    kapal berlayar lagi ke arah

    timur menuju pelabuhan C

    dengan menempuh jarak

    4.000 km. Berapakah jarak

    yang ditempuh kapal

    apabila kapal untuk kembali

    ke pelabuhan A langsung

    dari pelabuhan C?

    untuk kembali ke pelabuhan

    A langsung ke pelabuhan C

    = panjang AC, (1) AC

    2 = AB

    2+BC

    2

    AC2 =3000

    2+4000

    2

    AC2 =25.000.000

    AC =5000 km .(2) Jadi, jarak yang ditempuh

    kapal apabila kapal untuk

    kembali kepelabuhan A

    langsung dari pelabuhan C

    adalah 5000km

    Kone

    ksi

    denga

    n

    dunia

    nyata

    atau

    kehid

    upan

    sehari

    -hari

    Peserta

    didik

    dapat

    mengide

    ntifikasi

    keterkait

    an antara

    keramik,

    luas

    lantai,

    dan

    biaya

    membeli

    keramik.

    5)Lita sangat menyukai

    warna pink dan ungu, dia

    ingin mengganti warna

    lantai di kamarnya dengan

    keramik warna pink dan

    ungu yang berbentuk

    segitiga siku-siku. Harga

    satu keramik segitiga siku-

    siku berwarna ungu Rp.

    3.000,00, sedangkan warna

    pink Rp. 2.500,00 perbuah.

    Bantulah Lita menghitung

    berapa biaya yang dia

    perlukan untuk membeli

    keramik lantai kamarnya ?

    Lantai terdiri dari keramik

    berbentuk segitiga siku-siku

    sama kaki, sudut sama

    kakinya yaitu masing-

    masing 450 adalah sama

    besar yaitu 30cm. jumlah

    keramik berwarna pink dan

    ungu adalah sama.

    Luas = x alas x tinggi Luas = x 30x30 Luas = x 900 Luas = 450 cm2 Luas persegi panjang =alas

    x tinggi

    =360x300

    =108.000 cm2

    .(2)

    Banyaknya segitiga warna

    pink

    = x 240

    =120 buah .(1)

    4

  • 15

    Total biaya = jumlah keramik pink x

    2.500 + jumlah keramik ungu x 3.000

    = 120 x 2.500 + 120 x 3.000

    = 300.000 + 360.000 = 660.000 .(1) Jadi, total biaya untuk membeli

    keramik adalah Rp. 660.000,00

    Peserta

    didik

    dapat

    menentu

    kan luas

    dan

    keliling

    kebun

    Pak

    Hasan

    6)Pak Hasan ingin menjual

    kebun warisan miliknya

    yang berbentuk seperti

    gambar dibawah ini. Namun

    dia tidak mengetahui berapa

    luas dan keliling kebun

    tersebut, bantulah Pak

    Hasan menentukan luas dan

    keliling kebunnya !

    Kebun berbentuk trapezium

    dibagi menjadi dua bagian

    bangunan datar,

    =1350+900 = 450 Karena , maka merupakan segitiga siku-siku sama kaki.

    DE = DC = AB = 20cm

    Menurut perbandingan

    panjang CE adalah .(1) Luas I

    Luas = DE.DC Luas = 202 Luas = 200cm2 Luas II

    Luas ABED = AB.AD

    Luas ABED = 20.6

    Luas ABED = 120cm2

    Luas kebun = luas I + luas II

    Luas kebun = 200+120

    Luas kebun = 320 cm2

    Jadi, luas kebun pak Hasan

    adalah 320cm2 (3)

    4

  • 16

    B. Hasil dan Pembahasan

    1. Reliabilitas

    Berdasar hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbachs Alpha sebesar 0.882

    hal ini termasuk pada rentang reliabilitas tinggi (baik).

    2. Daya Pembeda Soal

  • 17

    3. Tingkat Kesukaran

    No Butir Soal

    Skor Total Tiap Butir Siswa Skor Maks Skor Maks n=17 P

    1 37 3 51 0.73

    2 32 3 51 0.63

    3 33 3 51 0.65

    4 34 3 51 0.67

    5 41 4 68 0.60

    6 34 4 68 0.50

  • 18

    BAB IV

    KESIMPULAN

    A. Kesimpulan

    Berdasar pada hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan sebagai

    berikut,

    1. Soal yang telah dibuat memiliki nilai Cronbachs Alpha sebesar 0.882 hal

    ini termasuk pada rentang reliabilitas tinggi (baik),

    2. Indek kesukaran dari soal ini masuk dalam rentang,

    yaitu sedang, dan

    3. Daya pembedanya masuk dalam kategori baik.

    Maka dapat disimpulkan secara umum soal yang dibuat memiliki validitas yang

    baik untuk digunakan sebagai instrumen tes.

    Adapun langkah-langkah analisis butir soal ini dapat disimpulkan, yaitu uji

    reliabilitas/validitas, uji indek kesukaran/tingkat kesukaran dan uji daya pembeda

    soal.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

    Islam Kementerian Agama.

    Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Individual Textbook.

    Bandung: FPMIPA UPI.

    Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-

    Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.