Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

31
Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan dalam RPJP dan RPJM Disampaikan dalam Rapat Koordinasi KLHS Tahun 2012 Putri Duyung Cottage , 10 Juli 2012 Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

Transcript of Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Page 1: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan

dalam RPJP dan RPJM

Disampaikan dalam Rapat Koordinasi KLHS Tahun 2012

Putri Duyung Cottage , 10 Juli 2012

Direktur Lingkungan HidupKementerian PPN/Bappenas

Page 2: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Kerangka Paparan

I. PendahuluanII. Pengarusutamaan

Pembangunan Berkelanjutan dalam Perencanaan Pembangunan Nasional

III. Langkah-langkah Menuju Pembangunan Berkelanjutan

IV. Implementasi KLHS dalam Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 3: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

I. Pendahuluan

Page 4: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Istilah Pembangunan

Berbagai istilah Pembangunan

Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan Hijau

Pembangunan Rendah Karbon

Page 5: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

PRINSIP UTAMA

Daya dukung dan Daya TampungKeberlanjutan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Keadilan antar generasi (intergenerational

equity) Keadilan dalam satu generasi

(intragenerational equity) Prinsip pencegahan dini (precautionary

principle) Perlindungan keanekaragaman hayati

(conservation of biological diversity) Internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme

insentif (internalisation of environment cost and incentive mechanism)

Page 6: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Tiga Pilar Pembangunan

• Ekonomieconomically viable• Sosial

socially acceptable• Lingkungan environmentally sustainable

+ Tata Kelola (Governance)

Page 7: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

II. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan dalam Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 8: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

8 Misi Pembangunan:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

8

VISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN BERKEADILAN

KEBERLANJUTAN MERUPAKAN JALAN KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA DAN SECARA EKSPLISIT DINYATAKAN SEBAGAI VISI

BANGSA

Page 9: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

2010 2011 RKP 2012 RKP 2013 Proyeksi 2014

Pertumbuhan Ekonomi 6,1% 6,4 % 6,5%-6,9% sekitar 7% 7,0%-7,7%Pengangguran 7,1% 7,0 % 6,4%-6,6% 5,8%-6,1% 5%-6%Kemiskinan 13,3% 12,5% 10,5%-11.5% 9,5%-10,5% 8%-10%

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH(RPJMN) 2010-2014

RKP 2010 RKP 2011 RKP 2012 RKP 2013 RKP 2014

Pemulihan Ekonomi dan Mempertahankan Kesejahteraan Rakyat

Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang merata didukung oleh Pemerintahan yang kuat dan sinergi antara pembangunan Pusat dan Daerah

Percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara inklusif dan merata

Memperkuat Perekonomian Domestik bagi peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat

Untuk ditentukan selanjutnya

RPJMN 2010-2014

Page 10: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Perspektif Pembangunan Berkelanjutan dalam RPJMN 2010-2014

Sasaran

• Pengintegrasian isu pembangunan berkelanjutan ke dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dalam semua sektor dan daerah

• Perbaikan Kualitas Lingkungan dengan target indikator peningkatan kualitas lingkungan dalam 5 tahun ke depan

• Mengembangkan, menyepakati dan menggunakan Indeks Kualitas Lingkungan sebagai salah satu instrumen mengukur keberhasilan pembangunan

• Merupakan upaya terintegrasi antara sektor dan daerah

• Tidak mengindikasikan tambahan anggaran, merupakan kegiatan yang terintegrasi/terarusutamakan dalam perencanaan

• Mempertimbangkan aspek lingkungan (daya dukung) dan aspek sosial

• Diprioritaskan untuk kegiatan strategis dan yang utamanya memberikan dampak pada lingkungan

Indikator

• Program dan Kegiatan yang mendukung upaya kelestarian lingkungan baik air, udara maupun lahan.

Page 11: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Prioritas Nasional RPJMN 2010-2014

Kebijakan pembangunan yang berkelanjutan melalui internalisasi dan integrasi 3 +1 (kelembagaan) pilar utama pembangunan dan perbaikan daya dukung untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan

Strategi 4 Jalur

•Pro-growth•Pro-job•Pro-poor•Pro-environment

Prioritas Nasional1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

2 Pendidikan

3 Kesehatan

4 Penanggulangan Kemiskinan

5

6 Infrastruktur

7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

8 Energi

9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12

13

14

Ketahanan PanganBidang Politik, Hukum dan Keamanan

Bidang Kesejahteraan Rakyat

Bidang Perekonomian

Page 12: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Sasaran Pembangunan Berkelanjutan RKP 2013

Meningkatnya pelaksanaan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

Terpadunya pelaksanaan program-program pembangunan yang mengarah kepada perwujudan pembangunan berkelanjutan, yaitu: MDGs, Ekonomi Hijau, serta penerapan KLHS dalam perencanaan pembangunan

Ditetapkannya satu alat untuk mengukur pencapaian pembangunan berkelanjutan

Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparat pemerintah di Indonesia untuk penerapan Pembanguan Berkelanjutan

Page 13: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Komposisi Anggaran APBN

Perbandingan antara seluruh belanja negara dalam APBN dengan belanja bidang Lingkungan Hidup (APBN dalam triliun rupiah) perlunya internalisasi (pengarusutamaan) pertimbangan lingkungan dalam anggaran sektor terkait

Page 14: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pengembangan Instrumen Menuju Pembangunan BerkelanjutanValuasi (nilai) lingkungan dan sumber daya alam dan

mengintegrasikannya ke dalam perencanaanKLHS (kajian lingkungan hidup strategis), analisa

dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana dan program untuk penguatan perencanaan pembangunan

Pengembangan Indikator Pembangunan yang memasukkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup (PDB Hijau, Genuine Savings, Indikator Kualitas Lingkungan Hidup dan Indikator lain)

Pengembangan insentif dan disinsentif (pricing, pajak, payment for environmental services dsb) bagi daerah, swasta dan masyarakat agar pertimbangan lingkungan hidup terinternalisasi dalam perilaku perusahaan, pemda dan masyarakat

Page 15: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Indikator Pembangunan tahun 2009 PROVINSI PDRB TOTAL

(Miliar RP.)PDRB/CAPITA

(Juta RP.) HDIHDI Rangking

EQI

(1) (2) (3) (5) (6) (7)N.A.D 70 758 16.22 71.31 17 72.47Sumatera Utara 236 354 17.84 73.80 8 62.48Sumatera Barat 76 295 15.80 73.44 9 87.04Riau 319 511 60.21 75.60 3

51.65Kep.Riau 63 893 42.17 74.54 6Jambi 42 816 15.11 72.45 13 75.04Sumatera Selatan 136 558 18.91 72.61 10 69.30Bangka Belitung 22 614 19.87 72.55 11 52.15Bengkulu 15 533 9.32 72.55 12 79.58Lampung 88 322 11.79 70.93 21 73.64DKI Jakarta 757 023 82.08 77.36 1 41.73Jawa Barat 652 029 15.71 71.64 15 49.69Banten 133 029 13.60 70.06 23 50.86Jawa Tengah 392 984 11.96 72.10 14 55.40D.I. Yogyakarta 41 427 11.83 75.23 4 53.52Jawa Timur 684 231 18.35 71.06 18 59.01Kalimantan Barat 53 866 12.47 68.79 28 71.92Kalimantan Tengah 36 224 17.37 74.36 7 45.70Kalimantan Selatan 51 177 14.64 69.30 26 48.25Kalimantan Timur 281 414 88.92 75.11 5 68.63Sulawesi Utara 32 050 14.38 75.68 2

88.21Gorontalo 7 083 7.20 69.79 24Sulawesi Tengah 32 057 12.93 70.70 22 68.51Sulawesi Selatan 99 905 12.63 70.94 20

67.62Sulawesi Barat 8 672 8.28 69.18 27Sulawesi Tenggara 25 656 12.11 69.52 25 60.53Bali 57 579 16.22 71.52 16 85.50N.T.B 41 786 9.42 64.66 32 73.69N.T.T 24 139 5.23 66.60 31 66.61Maluku 7 069 5.28 70.96 19

78.80Maluku Utara 4 688 4.81 68.63 29Papua 66 652 31.78 64.53 33

75.30Papua Barat 14 548 19.56 68.58 30INDONESIA 5 613 442 24.26 71.76 - 59.79

Page 16: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Indikator PDB dan PDB Hijau

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

PDB 1389.8 1684.3 1821.8 2013.6 2295.8 2774.3 3339.2 3950.9 4951.4

PDB HIJAU 1163 1429.7 1561.6 1733.9 1951.8 2322.1 2810.2 3333.6 4140.5

Genuine Saving 261.6 333.8 266.2 276.4 317 416.8 555.4 646 909.3

500

1500

2500

3500

4500

5500

triliu

n r

upia

h

Sumber: BPS dan Pengolahan Bappenas

Page 17: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

III. Langkah-langkah Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Page 18: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pilar Lingkungan Hidup (1)

Penurunan emisi gas rumah kaca (RAN GRK) sebesar 26 persen – upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan kerjasama internasional.

Pelaksanaan RAN GRK: Pembangunan pilar lingkungan dengan indikator

terukur dan valuasi yang tepat kesempatan memberikan “return” atau imbalan yang tepat atas jasa lingkungan penyediaan jasa lingkungan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.

Mempermudah internalisasi pertimbangan lingkungan ke dalam pilar ekonomi untuk membentuk apa yang disebut dengan ekonomi hijau (green economy).

18

Page 19: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pilar Lingkungan ..... (2) RAN GRK dituangkan dalam Peraturan Presiden (Prepres) No. 61

Tahun 2011 Berisi tentang:

Alokasi target penurunan emisi 5 (lima) sektor utama yaitu: kehutanan dan lahan gambut; pertanian; energi dan transportasi; industri dan pengelolaan limbah;

Identifikasi program pembangunan untuk melaksanakan dan memfasilitasi pelaksanaan penurunan emisi GRK.

Untuk mempermudah pelaksanaan oleh K/L dan para pihak Pelaksanaan di tingkat daerah Rencana Aksi Daerah penurunan

emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Saat ini sedang dilakukan bimbingan dan pendampingan untuk

penyusunan RAD GRK) untuk 33 provinsi.

Cerminan penerapan strategi pro-environment untuk pengembangan konsep pembangunan

berkelanjutan, khususnya pilar lingkungan hidup.

19

Page 20: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pilar Sosial (1) Capaian: Indonesia telah cukup sukses dalam pencapaian

indikator Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals/MDGs).

Evaluasi MDG 2011: On-track: (i) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; (ii)

mencapai pendidikan dasar untuk semua; (iii) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (iv) menurunkan angka kematian anak; (v) meningkatkan kesehatan ibu (kecuali untuk angka kematian ibu per 100 kelahiran); (vi) memerangi HIV/AIDs, malaria, dan penyakit menular lainnya (kecuali mengendalikan penyebaran kasus baru HIV/AIDs dan akses terhadap pengobatan HIV/AIDs); (vii) memastikan kelestarian lingkungan hidup (kecuali rasio luas kawasan 11 tertutup pepohonan, jumlah emisi CO2, dan proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak); dan (viii) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Sebagian besar tujuan diharap tercapai pada tahun 2015. 20

Page 21: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pilar Sosial (2) Pembangunan ekonomi yang inklusif:

Perluasan kesempatan kerja dan penurunan angka kemiskinan. Wujud: akses yang lebih luas kepada semua kelompok

masyarakat dalam pelayanan pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.

Wujud: program-program pro-rakyat yang bersifat affirmative untuk kelompok rakyat miskin 4 (empat) klaster sebagai berikut:

(i) Klaster 1, Program Bantuan dan Jaminan Sosial - mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar;

(ii) Klaster 2, Program Pemberdayaan Masyarakat - meningkatkan kapasitas, kemandirian, dan keterlibatan penduduk miskin dalam pembangunan;

(iii) Klaster 3, Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

(iv) Klaster 4, Program Pro-Rakyat - melengkapi berbagai program dan kegiatan tiga klaster – khususnya wilayah perikanan/nelayan

21

Page 22: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Pilar Ekonomi (perluasan) Percepatan pembangunan ekonomi yang lebih merata

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

MP3EI meliputi: Pembangunan ekonomi di 6 (enam) koridor ekonomi; Peningkatan konektivitas domestik; dan Pembangunan SDM, penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta kapasitas untuk melakukan inovasi.Pertumbuhan ekonomi lebih merata antar daerah dan antar lapisan masyarakat mengurangi kesenjangan dan ketidakadilan.

Upaya menghijauan MP3EI berdasarkan aturan UU Lingkungan Hidup, Penataan Ruang, REDD, RAN-RAD GRK

22

Page 23: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

IV. Implementasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] dalam Perencanaan Pembangunan

Page 24: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Dasar Hukum

Undang-undang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 pasal 15-18

Permen Lingkungan Hidup No. 09/2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Peraturan Pemerintah (PP) mengenai KLHS sedang dalam penyusunan

Page 25: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Urgensi Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS]

Sumber masalah degradasi SDA dan LH berawal dari proses pengambilan keputusan upaya penanggulangan degradasi SDA dan LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula.

Sebagai alat pengikat antar para pelaku perencana pembangunan berinteraksi secara sinergis

Page 26: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Kriteria Acuan Studi KLHSKLHS memuat kajian antara lain:

1.Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;

2.Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;

3.Kinerja layanan/jasa ekosistem; 4.Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 5.Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi

terhadap perubahan iklim; dan6.Tingkat ketahanan dan potensi

keanekaragaman hayati.

UU PPLH Pasal 16

Page 27: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

KLHS Melahirkan Alternatif KRP dan Meningkatkan Mutu Perencanaan

KLHS harus mampu mendorong alternatif –alternatif baru pembangunan melalui:

◦ Identifikasi isu-isu utama lingkungan atau pembangunan berkelanjutan yang perlu dipertimbangkan dalam KRP (Kebijakan, Rencana, Program).

◦ Analisis dampak setiap alternatif strategi pembangunan dari KRP, khususnya isu-isu yang relevan dan memberikan masukan untuk optimalisasi dampak positif dan reduksi dampak negatif.

◦ Keterlibatan para pemangku kepentingan (stakeholders), baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam perumusan alternatif-alternatif pembangunan.

◦ Bukan hanya sekedar dokumen atau pemenuhan prosedur/ peraturan

Page 28: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Bagaimana mengintegrasikan KLHS/SEA dalam

pengambilan keputusan?

Dua pilihan pendekatan integrasi KLHS [Verheem, 2007]:

Perencanaan

KLHS

Proses Terintegrasi

Proses Menyatu

Ke depan diharapkan implementasi KLHS menyatu dengan proses perencanaan pembangunan

Page 29: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Empat Langkah KLHS untuk RPJM[diusulkan sebagai panduan implementasi KLHS terhadap RPJMN/Renstra]

1. Persiapan KLHS Penentuan dan penjelasan elemen perencanaan Identifikasi kemungkinan dampak lingkungan dari KRP serta melakukan

pertemuan dengan pemangku kepentingan Penyusunan Kerangka Acuan Kerja KLHS

2. Baseline/Data dasar Rona lingkungan hidup awal pembangunan tanpa Rencana/Program (KRP)

3. Analisis Penjelasan mengenai dampak jangka pendek dan panjang serta mitigasi

untuk mengurangi dampak negatif Penjelasan mengenai aspek-aspek yang akan dipantau dalam

implementasi Rencana (indikator lingkungan)

4. Rekomendasi Penyusunan dan evaluasi rekomendasi termasuk alternatif Laporan KLHS dipublikasikan atau dijadikan bagian yang terintegrasi

dengan Rencana (KRP) Semua pemangku kepentingan mempunyai kemungkinan untuk

memberikan masukan tambahan

Page 30: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Kendala dan Tantangan Implementasi KLHS untuk RPJMN Otoritas Sektor (Kementerian/Lembaga) terhadap

Perencanaan di masing-masing sektor Proses perencanaan waktu dan muatan yang

tersegregasi Proses perencanaan yang sudah mapan tidak

mudah menambah beban prosedur perencanaan Banyak/bervariasinya KRP pembangunan yang

harus dikaji Proses politik dalam perencanaan pembangunan

dan penganggaran Tingginya pertimbangan ekonomi dalam

perencanaan pembangunan Kapasitas SDM dalam mengarusutamakan

pertimbangan lingkungan hidup dalam perencanaan

Page 31: Pemb berkelanjutan pengarusutamaan bappenas

Terima Kasih