makalah etika

13
Makalah Etika “BIOETIKA” KELAS A Kelompok 1 Disusun oleh : Afi Fajriatul L 2011-11-002 Agitha Maulina 2011-11-004 Agung Maulana 2011-11-005 Andini Yuandhaniasti 2011-11-010 Anindita Rahmayanti 2011-11-014 Annasia Rizka Amalia 2011-11-019 RK Nesya

description

etika kedokteran susu

Transcript of makalah etika

Makalah Etika

“BIOETIKA”

KELAS A

Kelompok 1

Disusun oleh :

Afi Fajriatul L 2011-11-002

Agitha Maulina 2011-11-004

Agung Maulana 2011-11-005

Andini Yuandhaniasti 2011-11-010

Anindita Rahmayanti 2011-11-014

Annasia Rizka Amalia 2011-11-019

RK Nesya

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bioetika” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan dan hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada drg. Tuti Alawiyah selaku dosen mata kuliah Etika dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik konstruktif dan saran yang sifatnya sangat membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Jakarta, Mei 2013

Penulis

PENDAHULUAN

Masyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Mereka bisa

mendapatkan informasi-informasi dengan mudah lewat berbagai media untuk memperkaya

pengetahuan mereka. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi membuat mereka giat mencari informasi

tertentu, baik itu informasi yang bersifat umum maupun informasi yang bersifat khusus. Banyak dari

mereka yang juga giat mencari informasi seputar masalah-masalah kesehatan.

Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar

kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah

dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus

dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku

sesuai dengan etika kedokteran.

Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar, masyarakat akan lebih percaya terhadap

dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan oleh seorang dokter. Pada makalah saya

kali ini, saya akan membahas kaidah-kaidah dasar bioetika.

Definisi Bioetika

Perkem bangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika

kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan

kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama

hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak

tiga decade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut juga dengan etika biomedis.

Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma – norma

atau nilai – nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan

oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa

kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu – isu sosial, agama, ekonomi, dan hokum bahkan

politik. Boietika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ,

teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetic, membahas pula masalah kesehatan, faktor

budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan

tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar

pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan. Masalah bioetika diteliti

pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New

York pada tahun 1969.

Kini terdapat berbagai isu etika biomedik, di Indonesia bietika baru berkembang sekitar satu

decade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta.

Perkembangan ini sangat menonjol setelah Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan

pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan

Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan

center of Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II

Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan

Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora

Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002, duharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan

tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa dating.

Humaniora merupakan pemikiran yang berkaitan dengan martabat dan kodrat manusia,

seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.

Di dalam uraian mengenai bioetika, Etika dibedakan menjadi 3 pengertian :

a. Etika sebagai nilai – nilai dan azas – azas moral yang dipakai seseorang atau suatu kelompok

sebagai pegangan bagi tingkah lakunya.

b. Etika sebagai kumpulan azas dan nilai yang berkenaan dengan moralitas ( apa yang dianggap

baik atau buruk )

c. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari sudut – sudut norma – norma

dan nilai – niai moral.

Prinsip – prinsip Dasar Bioetika

Prinsip – prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudahkan etik. Prinsip –

prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip – prinsip lainnya atau yang disebut spesifik. Tetapi

pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk

digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Fcies.

Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, ,menetapkan

bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut

kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain :

1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter

tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan sehata. Dalam suatu

prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence menbawa arti

menyediakan kemudahan dan kesenengan kepada pasien mengambil langkah positif untuk

memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri – ciri prinsip ini, yaitu :

Mengutamakan Alturisme

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak yang hanya

menguntungkan seorang dokter

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengann suatu

keburukannya

Menjamin kehidupan baik – minimal manusia

Memaksimalisasi hak – hak pasien secara keseluruhan

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan

Memberi suatu resep

2. Non – malficence

Non – malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan

perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi

psien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence

mempunyai cirri – ciri :

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang terluka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak dari pada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Tidak melakukan White Collar Crime

3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata

dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi,

pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan

kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri –

ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus

diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini

pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud

menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.

Autonomy mempunyai ciri-ciri :

Menghargai hak memnentukan nasib sendiri

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Melaksanakan Informed consent

PEMBAHASAN KASUS

Dokter Bagus berugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di sebuah

Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter Bagus bertugas dari pagi sampai sore

hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari ada 5

orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2 hari lalu

disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus. Setelah

memeriksa pasien tersebut, Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta

nasehat agar istirahat cukup.

Dalam menjalankan praktiknya terdapat seorang anak balita tampak lemah digendong oleh

ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si

anak, Dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena

masalah biaya, si ibu menolak. Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta

berencana untuk mampir ke rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.

Pada suatu hari saat doker bagus mempersilahkan masuk pasien yang telah mengantri

untuk dilakukan pemerikasaan, Dokter Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk

sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan

pasien keempat untuk menunggu di luar karena ia akan lebih dulu memberi pertolongan pada

pemuda tersebut.

Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan padi

dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin

penggilingan padi. Dokter Bagus mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur

sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di dekat

si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan berkaitan dengan

keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat

persetujuan, Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien

yang baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi beberapa

macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.

Prinsip-prinsip bioetika yang terkandung dalam kasus tersebut

1. Beneficence

1) Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih) :

Bersedia bekerja di desa terpecil dan melayanani masyarakat disana hingga malam

hari. Dengan peralatan dan tenagga pembantu medis seadanya

Bersedia mengunjungi rumah si anak yang menderita diare setelah kesibukan

rutinitas kerjanya.

2) Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak yang hanya

menguntungkan seorang dokter :

Dokter Bagus memberikan obat dan vitamin yang tidak berlebihan karena ia merasa

beberapa macam obat saja sudah cukup untuk menyembuhkan pasien. Ia tidak mengambil

keuntungan dari menjual obat.

3) Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya :

Memberi rujukan ke Rumah Sakit pada saat itu dirasa lebih perlu, akan tetapi

terbentur persoalan biaya sang dokter tidak melakukannya tetapi memberinya obat dirasa

sudah cukup baik

Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi terhadap seorang pria yang telapak

tangan nya sudah tidak bisa ditolong lagi akibat terkena mesin penggilingan padi, hal

tersebut dilakukan demi kebaikan si pria tersebut.

4) Menjamin kehidupan baik-minimal manusia :

Melaksanakan proses amputasi membuat kondisi pasien yang baik dan stabil,

meskipun mengorbankan salah satu organ tubuhnya yang terpaksa harus di amputasi

2. Non - Malficence

1) Menolong pasien emergensi :

Mempersilahkan masuk serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong

seorang pemuda yang tidak sadarkan diri padahal pasien lain sudah menunggu giliran antri.

2) Mengobati pasien yang terluka

Dokter Bagus lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda yang terluka karena

salah satu lengannya masuk kedalam penggilingan padi.

3. Justice

1) Menghargai hak sehat pasien :

Melayani si ibu dengan baik dengan memberi nasehat agar istirahat yang cukup

demi kesembuhan sakit nya.

4. Autonomy

1) Menghargai hak menentukan nasib sendiri :

Menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit.

2) Menjaga rahasia pasien ;

Si ibu tidak membawa anaknya ke rumah sakit karena alasan biaya.

3) Melaksanakan Informed consent

Dokter bagus meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di dekat si

pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan berkaitan

dengan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan mengenai kasus-kasus yang dihadapi Dokter Bagus, dapat ditarik

kesimpulan bahwa dari beberapa kasus Dokter Bagus telah menerapkan prinsip bioetika. Prinsip-

prinsip yang diterapkan oleh Dokter Bagus antara lain beneficence (pasien memperoleh kepuasan

tertinggi), non-maleficence (seorang dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang

dapat memperburuk pasien), justice (seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk

semua pasiennya) dan autonomy (wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama hak

untuk menentukan nasibnya sendiri).

Menerapkan prinsip bioetika dan etika kedokteran dalam menjalankan tugas profesi sangat

penting bagi seorang dokter. Dengan mempertahankan prinsip-prinsip bioetika dan etika kedokteran

maka akan memperlancar tindakan perawatan terhadap pasien sehingga menghasilkan apa yang

diharapkan oleh pasien dan tidak memperburuk keadaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. dr. M. Jusuf Hanafilah, Sp.OG(K) & Prof. dr. Amir Amir, Sp.F(K), SH. Etika Kedokteran dan

Hukum Kesehatan Ed.4: J

Gunandji J S.H. Etika dan Hukum Kedokteran.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

http://bolehtahusemua.blogspot.com/2012/10/kaidah-kaidah-dasar-bioetik.html

worldmeister.wordpress.com/…/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/