Makalah Etika Profesi Hubungan Etika Profesi Dengan Moral ...
Transcript of Makalah Etika Profesi Hubungan Etika Profesi Dengan Moral ...
Makalah Etika Profesi
Hubungan Etika Profesi Dengan Moral, Norma, Kesusilaan, Hukum,
Agama, Dan Akhlak
DISUSUN OLEH :
Akbar Bagas Taradifa (16101081)
Dosen Pengampu:
Imam Muhammadi Pradono Budi, S.T., M.T
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK
TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
PURWOKERTO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika kita membahas tentang norma, etika, dan hukum tentunya kita tidak dapat
melepaskannya dari segi moral. Dari arti kata, etika dapat disamakan dengan moral.
Moral berasal dari bahasa latin mos yang berarti adat kebiasaan.
Dalam masa kini banyak kehilangan nilai norma, etika, dan moral. Sebenarnya
norma sosial itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi
untuk menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini norma, etika,
dan moral sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam
masyarakat. Karena dengan ketiga hal tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia
berdasarkan norma yang ada, etika kita, dan moral yang kita miiki. Tapi dalam akhir-
akhir ini ketiga hal tersebut sudah mulai menghilang karena itu kami disini membuat
makalah tentang Norma, Etika, dan Moral
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral
pada dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia. Hasil-
hasil kegiatan keilmuan memberikan alternative untuk membuat keputusan politik
dengan berkiblat kepada pertimbangan moral.
Ilmuwan juga memikul tanggung jawab profesional, yang meliputi etika, moral,
norma, dan kesusilaan. Ilmuwan dalam menyampaikan ilmu atau pengetahuan harus
melihat sisi etika cara penyampaiannya. Norma tidak kalah pentingnya karena
menyangkut pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana hubungan antara etika dengan moral, hukum, norma, kesusilaan,
akhlak dan agama?
2. Apa perbedaannya?
3. Bagaimana implemtasi etika dalam kehidupan masyarakat sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ETIKA
Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat
istiadat ( kebiasaan ), kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan[1]. Secara
terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah
sikap manusia yaitu yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-
kata dan sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau
tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan
yang dikerjakan dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk. Dalam kehidupan
sehari-hari etika sangat penting dalam berkomunikasi karena menyangkut perasaan dan
harga diri seseorang.
Oleh karena itu kita diharapkan dapat memahami makna etika itu sendiri.
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskritif dan etika normatif.
Etika deskritif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak
memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat. Contohnya
sejarah etika. Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik dan yang
buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak. Etika normatif dapat dibagi menjadi etika
umum dan etika khusus.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Para ahli memiliki pendapat yang cukup beragam mengenai pengertian etika. Berikut
ini adalah beberapa pendapat para ahli dalam memaknai etika tersebut :
1. Prof Robert Salemon
Etika merupakan suatu karakter individu serta suatu hukum yang di dalamnya
mengatur, mendalikan serta mengulas tentang perilaku manusia.
2. Kattsoff
Etika sesungguhnya lebih berhubungan dengan prinsip dasar dari pembenaran
atas pola tingkah laku manusia.
3. James J. Splillane SJ
Etika merupakan pertimbangan atau perhatian atas tingkah laku dari manusia
dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan nilai moral. Etika di sini
lebih mengarah kepada pemanfaatan akal budi dengan objektivitas tertentu untuk
menentukan benar tidaknya perbuatan manusia atas manusia yang lain.
4. Burhanudin Salam
Etika adalah suatu cabang dari filsafat yang membahas tentang nilai dan norma
moral yang nantinya akan menentukan perilaku kehidupan manusia.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Etika merupakan suatu ilmu yang mempelajari baik dan buruk serta hak dan
kewajiban secara moral. Ia juga dimaknai dengan sekumpulan nilai atau asas yang
berhubungan dengan akhlak seseorang mencakup benar dan salahnya.
6. Sumaryono
Etika adalah pembelajaran mengenai kebenaran dan ketidakbenaran
berdasarkan kepada kodrat dari manusia yang diwujudkan melalui keinginan
manusia dalam bertingkah laku.
7. Frans Magnis Suseno
Etika merupakan suatu ilmu yang mencoba menemukan orientasi atau ilmu
yang memberikan suatu arah dan juga pijakan dalam tingkah laku manusia.
8. Sidi Gajabala
Etika yaitu suatu teori tentang tingkah laku manusia dilihat dari aspek baik dan
buruknya berdasarkan akal manusia itu sendiri.
B. HUBUNGAN ETIKA
Dengan Moral, Norma Dan Hukum
Etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin mos yang
berarti adat kebiasaan. Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tantang
hubungan antara moral dan etika. Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan
antara moral dengan etika. menurut Lawrence Konhberg pendidikan moral merupakan
dasar dari pembangunan etika. Pendidikan moral itu sendiri terdiri dari ilmu sosiologi,
budaya, antropologi, psikologi, filsafat,pendidikan, dan ilmu poitik. Pendapat Lawrence
Konhberg berbeda dengan pendapat Sony Keraf.
Soni Keraf membedakan antara moral dengan etika. Nilai-nilai moral mengandung
nasihat, wejangan, petuah, peraturan, dan perintah turun temurun melalui suatu budaya
tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan
norma manusia yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia.
Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan
yang erat dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda namun
tujuannya tetap sama yaitu mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana
yang mendukung dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya
Hukum berperan sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap
etika,moral, dan norma maka hukum akan berperan sebagai pemberi sanksi. Sanksi
tersebut dapat berupa sanksi sosial sebagai akibat dari pelanggaran norma-norma sosial
masyarakat dan sanksi hukum apabila norma-norma yang dilanggar juga termasuk dalam
wilayah peraturan hukum yang berlaku.
Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan norma dan etika. Dalam pengertian
inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah laku
manusia.
Dengan Kesusilaan
Kesusilaan merupakan baik-buruknya tingkah laku manusia. Norma-norma
kesusilaan ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis. Kesusilaan mengatur perilaku
manusia serta masyarakat, yang di dalamnya manusia tersebut ada. Berhubung dengan
itu manusia tidak boleh semaunya sendiri berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Perilakunya
diatur atau ditentukan oleh norma kesusilaan.
Dapat juga dikatakan bahwa manusia dibentuk oleh kesusilaan. Ini berarti bahwa
kehidupan alaminya, seperti nafsunya, kecenderungan, cita-cita, dan sebagainya, seolah-
olah disalurkan atau tertuang ke dalam bentuk tertentu. Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
Sistem-sistem kesusilaan yang berasal dari para pendiri agama yang besar atau para
pembentuk hukum kesusilaan yang besar, biasanya bersifat tertulis. Lazimnya yang
demikian itu bersangkutan dengan hal-hal pokok belaka, meskipun dapat saja terjadi
bahwa kitab-kitab hukum keagamaan bersifat agak panjang lebar.
Dengan Akhlak dan Agama
Etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus dipertentangkan. Antara etika dan
agama adalah dua hal yang saling membutuhkan, atau dalam bahasa Sudiarja “agama
dan etika saling melengkapi satu sama lain”. Agama membutuhkan etika untuk secara
kritis melihat tindakan moral yang mungkin tidak rasional. Sedangkan etika sendiri
membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa dalam dirinya.
Etika menjadi berbahaya ketika memutlakan racio, karena racio bisa merelatifkan
segala tindakan moral yang dilihatnya termasuk tindakan moral yang ada pada agama
tertentu.
Hubungan etika dan agama akan membuat keseimbangan, di mana agama bisa
membantu etika untuk tidak bertindak hanya berdasarkan racio dan melupakan
kepekaan rasa dalam diri manusia, pun etika dapat membantu agama untuk melihat
secara kritis dan rasional tindakan –tindakan moral. Bahwa kepelbagaian agama
adalah salah satu hal yang membuat kita juga menjadi sadar betapa pentingnya etika
dalam kehidupan manusia. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana kehidupan
manusia yang berbeda agama tanpa etika di dalamnya. Kebenaran mungkin justru
akan menjadi sangat relatif, karena kebenaran moral hanya akan diukur dalam
pandangan agama kita. Diluar agama kita maka tidak ada kebenaran. Etika dapat
dikatakan telah menjadi jembatan untuk mencoba menghubungkan dan mendialogkan
antara agama-agama.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk
memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan
dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat
memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Etika mendasarkan diri pada
argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh
karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan
etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan
pemikiran. Sedangkan etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan
keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai
tujuannya yang merupakan perbuatan.
Jika moral adalah suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum
diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.Yang menjadi sumber akhlak
adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.. Jika dalam etika
untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan
atau sumbernya adalah akal pikiran atau rasio (filsafat), akhlak terbagi menjadi dua
macam, yaitu: akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
Keterkaitan antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan ini bisa kita lihat dari segi
fungsi dan perannya, yakni sama-sama menentukan hukum atau nilai dari suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk ditentukan baik dan buruknya, benar
dan salahnya sehingga dengan ini akan tercipta masyarakat yang baik, teratur, aman,
damai, dan tenteram serta sejahtera lahir dan batin. Dari uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa antara akhlak dengan etika, moral, kesusilaan Agama mempunyai
kaitan yang sangat erat
C. PERBEDAAN
Perbedaan antara etika, moral, akhlak dengan kesusilaan dapat kita lihat pada sifat
dan kawasan pembahasannya, di mana etika lebih bersifat teoritis dan memandang
tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila lebih bersifat praktis,
yang ukurannya adalah bentuk perbuatan. Serta sumber yang dijadikan patokan untuk
menentukan baik dan buruk pun berbeda, di mana akhlak berdasarkan pada al-Qur’an
dan al-Sunnah, etika berdasarkan akal pikiran, sedangkan moral, kesusilaan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku pada masyarakat. Jika masyarakat menganggap perbuatan itu
baik, baik pulalah nilai perbuatan itu.
Yang membedakan etika dan moral adalah etika dengan dasar objektif dan moral
dengan dasar subjektif. Jadi, pada saat saat membicarakan tingkah laku beretika maka
tingkah laku itu dilakukan atas dasar akal budi dan pada tingkah laku bermoral maka
tingkah laku itu dilakukan atas dasar hati nurani.
Etika keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hokum negara. Etika bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan
hukum bersifat obyektif dan tegas. Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan
vonis, sebaliknya hukum memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis. Etika bersifat
memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut. Etika tidak memerlukan alat
untuk menjamin pelaksanaannya, hukum memerlukan alat penegak hukum untuk
pelaksanaannya. Selain itu etika juga mengajarkan pemahaman tentang tanggung jawab
dan kewajiban.
Etika adalah kepercayaan yang tidak mengandung pengabdian, sedangkan agama
adalah kepercayaan yang mengandung pengabdian kepada Tuhan. Etika
mempersoalkan kehidupan moral manusia di dunia, sedangkan agama mengajarkan
adanya dua macam kehidupan yaitu dunia dan akhirat. Etika bersumber dari hasil
pemikiran dan pengalaman manusia sedangkan agama bersumber dari Tuhan. Tidak
semua ajaran etika diterima agama, sedangkan ajaran agama dapat memperkuat atau
melengkapi ajaran etika.
Pada dasarnya norma lebih mengacu kepada upaya membimbing, mengarahkan,
memandu, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan aturan-
aturan dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat juga menggambarkan orang yang
selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik. Ini sama halnya dengan moral.
Norma ini didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Norma adalah nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat yang dianggap sebagai peraturan dan dijadikan pedoman
dalam bertingkah laku. Norma dipatuhi oleh seseorang agar terbentuk akhlak pribadi
yang mulia.
D. Implementasinya
Dalam pelaksanaannya, moral dan etika menuntut adanya perilaku baik dan benar
sesuai dengan ajaran dan tuntunan. Dalam hal ini, norma menjadi batasan yang
mengarahkan manusia pada terciptanya moral serta etika yang baik dan berakhlak. Di
sini semua jenis norma memainkan peran masing – masing dalam menciptakan manusia
yang baik dan berakhlak. Utamanya norma agama yang memberikan ajaran mengenai
moral dan etika bagi umat manusia.
Contoh-contoh penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari :
1. Berkata jujur
2. Bersikap dewasa dalam menghadapi masalah
3. Ramah dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang dengan baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang sesuai dengan norma kesopanan
10. Bertingkah laku yang baik
Contoh dari etika
A. Etika Pribadi
Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi
seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia lupa
akan diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-
keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka
mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil
mengembangkan usahanya sehinnga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam
emngembangkan etika pribadinya.
B. Etika Sosial
Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola
uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut
ternyata melakukan penggelapan uang Negara utnuk kepentingan pribadinya, dan
tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah.
Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social.
C. Etika moral
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan
kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang
tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut
moral.
Jenis – Jenis Etika
Etika memiliki banyak jenisnya bila dilihat dari berbagai sudut pandang.
Berikut ini adalah jenis-jenis etika menurut banyak sisi.
1. Etika Filosofis
Merupakan etika yang dilihat dari sudut ilmu filsafati. Etika ini memberikan
gambaran tentang pokok-pokok etika ataupun moral menurut pandangan dari
cabang ilmu filsafat, baik itu baik-buruk, masalah hak-kewajiban, dan juga
termasuk masalah nilai-nilai moral yang paling mendasar. Dalam etika filosofis ini,
akan ditinjau pula adanya suatu hubungan antara moral dengan kemanusiaan
menggunakan rasio yang dijadikan dasar untuk melakukan analisa.
2. Etika Teologis
Merupakan etika yang mengajarkan hal baik dan juga mana hal yang buruk
berdasarkan agama dan kepercayaan. Orang yang beragama, tentunya
mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin ada moral yang dibangun tanpa
adanya peran serta dari agama. Sumber pengetahuan dan kebenaran dari etika
teologis adalah kitab suci dari masing masing agama dan kepercayaan.
3. Etika Sosiologis
Merupakan etika yang berkaitan erat dengan keselamatan dan
kesejahteraan hidup. Etika ini lebih fokus pada pembicaraan mengenai bagaimana
seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam bermasyarakat.
4. Etika Deskriptif
Etika jenis ini mengajarkan sudut pandang untuk melihat sesuatu secara
rasional (kritis) terhadap perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari, supaya kehidupannya lebih bernilai. Etika ini hanya
berupa pemaparan, karenanya dikatakan bersifat deskriptif.
5. Etika Normatif
Etika normatif mengajarkan kita untuk menetapkan pola perilaku (sikap)
yang ideal dan seharusnya dimiliki / dilakukan oleh setiap manusia. Jadi, etika ini
membahas tentang norma-norma atau aturan yang tidak tertulis tetapi diakui
sebagai hukum disuatu tempat. Etika jenis ini sangat penting karena mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup bermasyarakat.
6. Etika Deontologis
Etika ini mengajarkan dan menetapkan kewajiban-kewajiban yang harus
dilakukan oleh manusia untuk hidup yang lebih baik. Dasar pemikiran ini ialah
sebuah tindakan baik dinilai jika tindakan itu baik pada dirinya sendiri atau tidak
dinilai dari akibat/tujuannya
7. Etika Teleologis
Berbeda dengan etika deontologis, etika teleologis lebih memandang bahwa
tujuan / dampak / efeknya yang diukur baik buruknya sebuah tindakan. Artinya
sebuah tindakan dinilai baik, jika tujuannya baik.
Manfaat Etika
Keberadaan etika yang dijunjung tinggi dan juga dihormati tentunya
mempunyai suatu alasan penting yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa
manfaat etika mengapa hal ini harus ada dalam suatu profesi yang terdapat dalam
sebuah perusahaan ataupun organisasi, yaitu :
1. Memberi rasa tanggung jawab.
2. Dapat dijadikan pedoman.
3. Meningkatkan kredibilitas perusahaan ataupun organisasi.
4. Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.
5. Dapat digunakan sebagai kontrol sosial.
6. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.
7. Dapat mencegah campur tangan dari pihak luar.
8. Dapat melindungi hak-hak anggota dan pekerja, serta
9. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyelesaian berbagai masalah, baik
itu masalah internal maupun eksternal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap
manusia yaitu yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan
sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau tingkah
laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang
dikerjakan dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
Etika merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma manusia yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup manusia. Karena etika dan
moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang erat dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan moral yang tumbuh dan berkembang
di masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah
lainnya. Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda namun tujuannya tetap
sama yaitu mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana yang mendukung
dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya
Hukum berperan sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap
etika,moral, dan norma maka hukum akan berperan sebagai pemberi sanksi.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk
memberikan orientasi moral.
B. SARAN
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya. Sebagai dasar
penataan hubungan dengan manusia lain itu diperlukan aturan yang merupakan
cerminan dari sistem nilai. Aturan dalam bentuk konkret yang bersumber pada sistem
nilai disebut dengan norma hukum. Sistem nilai menjadi dasar kesadaran masyarakat
untuk mematuhi norma hukum yang diciptakan.
Sebagai manusia yang hidup dalam lingkungan Negara, mempunyai kewajiban
mematuhi, melaksanakan apa yang telah diatur dalam hukum Negara sebagai tata aturan
dalam bernegara. Agama juga menyarakan melaksanakan kewajiban yang telah diatur
Negara dalam hidup di masyarakat dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
[1] C. S. T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 1997. Pokok – Pokok Etika Profesi Hukum.
Jakarta: Pradnya Paramita. Diakses pada tanggal 29 Maret 2020.
[2] https://anton44n.wordpress.com/2009/02/01/hubungan-antara-etika-norma-dan-hukum/
Diakses pada tanggal 29 Maret 2020.
[3] http://prasko17.blogspot.co.id/2012/09/persamaan-dan-perbedaan-etika-dan-hukum.html
diakses pada tanggal 29 Maret 2020.
[4] http://wicaksonoaidil.blogspot.co.id/2013/01/penerapan-etika-dalam-kehidupan-
sehari.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2020.
[5] http://santoson111.blogspot.co.id/2015/02/persamaan-dan-perbedaan-serta.html.
Diakses pada tanggal 29 Maret 2020.
[6] http://yohanalissogara.blogspot.co.id/2015/03/moral-etika-norma-nilai-dan-akhlak.html
Diakses pada tanggal 29 Maret 2020