ETIKA PROFESI

58
ETIKA PROFESI FIA UNBRA-MALANG 2011 Disajika oleh: NAFSI HARTOYO,SE.MAP 1

description

ETIKA PROFESI. Disajika oleh : NAFSI HARTOYO,SE.MAP. FIA UNBRA-MALANG 2011. Deskripsi Singkat :. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ETIKA PROFESI

Page 1: ETIKA PROFESI

1

ETIKA PROFESI

FIAUNBRA-MALANG

2011

Disajika oleh:NAFSI HARTOYO,SE.MAP

Page 2: ETIKA PROFESI

2

Deskripsi Singkat:

1. Pemahaman materi etika organisasi pemerintah diperlukan karena PNS bertugas dalam organisasi pemerintah, yang pada hakekatnya tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat.

2. Tugas PNS untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat melalui pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan serta sikap dan perilaku etis (Profesi apapun sama)

3.Untuk memudahkan pembelajaran Etika Profesi

Page 3: ETIKA PROFESI

3

Pokok-pokok Bahasan (UTS):1. Pendahuluan/Perkenalan ;2. Pemahaman Etika, Etiket, Etos dan

Moral ;3. Pemahaman Profesi & Kode Etik4. Etika Kehidupan Berbangsa5. Etika Organisasi Pemerintah6. Etika Pegawai Negeri Sipil7. Kode Etik di Lingkungan Kementerian

Keuangan8. Tugas Kuliah/Diskusi Kelas

Page 4: ETIKA PROFESI

4

Pokok-pokok Bahasan (UAS):

1. Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Larangan & Kewajiban) ;

2. Kode Etik Konsultan Pajak3. Anggaran Dasar/Rumah Tangga

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

4. Tugas Kuliah/Diskusi Kelas

Page 5: ETIKA PROFESI

5

Pemahaman Etika, Etiket, Moral dll

Etika Sebagai Cabang Filsafat

DISKUSI KELAS PEM

AHAM

ANTE

ORI

ETIK

A Pembagian & Prinsip Etika

TEORI ETIKA

1

2

3

4

5

KEGIATAN BELAJAR (TM 1 & 2)

Page 6: ETIKA PROFESI

6

PENGERTIAN-PENGERTIAN :

Etiket

Etos

MoralitasMORAL

Etika

Beda Etika & Etiket

Page 7: ETIKA PROFESI

7

PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA PAKAR• Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai

pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

• Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Page 8: ETIKA PROFESI

Pengertian-Pengertian (Etika)• Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga

pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

• Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

• Secara teori (K. Bertens) pengertian etika meliputi pengertian etika sebagai sistem nilai dan pengertian etika sebagai filsafat moral. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), etika diartikan sebagai sistem nilai, filsafat moral, dan sebagai kode etik

8

Page 9: ETIKA PROFESI

9

1.ETIKA SEBAGAI SISTEM NILAI

• Etika sebagai sistem nilai dipahami sebagai pedoman, petunjuk, arah bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia.

• Etika sebagai sistem nilai berisi nilai-nilai sebagai pedoman, petunjuk, perilaku yang baik, yaitu bagaimana berperilaku baik sebagai manusia.

• Etika sebagai sistem nilai berisi perintah yang harus dipatuhi karena tindakan tersebut baik dan/ benar dan larangan yang tidak boleh dilanggar karena tindakan tersebut akibatnya tidak baik atau merugikan.

Page 10: ETIKA PROFESI

10

2.ETIKA SEBAGAI FILSAFAT MORAL

• Etika sebagai filsafat moral mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian etika sebagai sistem nilai, karena pengertian etika sebagai filsafat moral adalah ilmu yang membahas dan mengkaji persoalan benar atau salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi konkret yang dilematis yaitu situasi yang sulit di mana kita harus memilih antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan. Dalam situasi yang dilematis ini, kita hanya dapat memilih salah satu nilai saja yang kita anggap paling baik dan paling benar.

• Disamping harus dievalusasi secara kritis juga bersifat situasional.

Page 11: ETIKA PROFESI

11

3.ETIKA SEBAGAI KODE ETIK

a. Pada hakekatnya kode etik diartikan sebagai nilai-nilai/norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1997).

b. Menurut Dr. A. Sonny Keraf (2002), kode etik adalah seperangkat aturan moral dalam sebuah organisasi mengenai bagaimana semua anggota organisasi harus bersikap dan berperilaku, di mana kode etik sebagai pedoman bersikap dan berperilaku (code of conduct).

c. Menurut Drs. Tony Rooswiyanto, M.Sc (2005:23), kode etik diartikan sebagai nilai-nilai, norma-norma, atau kaedah-kaedah untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang harus ditaati setiap anggota organisasi.

Page 12: ETIKA PROFESI

Pengertian-Pengertian (Moral)• Moral berasal dari Bahasa Latin “mos” (jamak:

“mores”) yang berarti: kebiasaan, adat.• Secara etimologi kata “moral” berarti adat istiadat

kebiasaan. • Moral dapat diartikan sebagai semangat atau

dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini, sebagai sesuatu yang baik atau buruk oleh seseorang atau organisasi sehingga dapat membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan

12

Page 13: ETIKA PROFESI

Pengertian-Pengertian (Moralitas)

• Moralitas merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan norma-norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.

• Moralitas merupakan salah satu instrumen kemasyarakatan apabila suatu kelompok sosial menghendaki adanya penuntun tindakan (action guide) untuk segala pola hidup dan perilaku yang dikenal sebagai pola sikap dan perilaku yang bermoral.

• Selanjutnya moralitas dimaksudkan untuk menentukan sejauh mana seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip etika-etika moral (Desi Fernanda, 2006:4-5.)

•   13

Page 14: ETIKA PROFESI

Pengertian-Pengertian (Etos)• Dalam bahasa Inggris “ethos” berarti ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat, atau budaya terhadap kegiatan tertentu. Apabila ada istilah etos kerja, maka ini dimaksudkan sebagai ciri-ciri atau sikap seseorang atau sekelompok  orang terhadap kerja. Dalam etos kerja terkandung nilai-nilai positif dari pribadi atau kelompok yang melaksanakan kerja, seperti disiplin, tanggungjawab, dedikasi, integritas, transparansi, dan sebagainya

• Menurut Magnis Suseno SJ (1992:120), etos dipandang sebagai semangat  dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang terhadap kegiatan tertentu yang di dalamnya termuat nilai-nilai moral tertentu. Etos kerja merupakan sifat dasar seseorang dan sekelompok orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat pada saat seseorang tersebut mengalami hambatan atau tantangan dalam pekerjaannya

• Etos Kerja individu bisa dipengaruhi oleh Etos Kerja Kelompok14

Page 15: ETIKA PROFESI

Pengertian-Pengertian (Etiket)• Kata lain yang hampir sama dengan etika, yaitu etiket.

Etiket berasal dari bahasa Inggris “etiquette” yang berarti aturan untuk hubungan formal atau sopan santun. Pemakaian kata etiket, misalnya tampak pada kombinasi etiket pergaulan, etiket makan, dan sebagainya.

• Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada kaitannya. Kaitan antara etiket dan etika adalah sama-sama mengacu pada norma atau aturan. Etika mengacu pada norma moral, sedangkan etiket mengacu pada norma kelaziman.

• Perbedaan mendasar antara etiket dan etika, K. Bertens (2000:8-11) sbb:

15

Page 16: ETIKA PROFESI

16

Perbedaan mendasar antara etiket dan etika, K. Bertens (2000:8-11)

No Etiket Etika1 Menunjukkan cara (yang dianggap tepat atau

diterima) suatu tindakan harus dilakukan dalam suatu kalangan tertentu

Sebaliknya, etika berkaitan dengan apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak

2 Hanya berlaku ketika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu tindakan

Etika berlaku baik ketika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan maupun tidak. Larangan-larangan korup, mencuri, mencontek, dan sebagainya berlaku kapan saja dan apakah disaksikan orang lain atau tidak.

3 Etiket sangat tergantung pada persepsi kalangan atau budaya yang memberlakukan etiket

Etika lebih bersifat universal. Larangan-larangan korup,mencuri, mencontek, dan sebagainya berlaku pada semua kalangan dan budaya

Page 17: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 17Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

•Etika menurut K. Bertens  (2000) dibedakan :1)Etika deskriptif,(anggapan/gambaran)2)Etika normatif,  dan3)Metaetika.(filsafat)  Tidak semua pendekatan ini dapat dikelompokkan dalam etika sebagai cabang filsafat. 

Page 18: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 18Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Etika  deskriptif  mempelajari  perilaku  moral  yang  dilandasi  oleh anggapan-anggapan tertentu tentang apa yang baik atau dibolehkan dan apa yang buruk atau tidak dibolehkan, yang dilakukan oleh kalangan atau kelompok masyarakat tertentu. Karena etika deskriptif bersifat hanya menggambarkan, ia tidak  mengevaluasi  secara  moral.  Ia  tidak  menilai  apakah  adat  mengayau (memenggal kepala) yang dilakukan oleh suatu suku primitif bisa diterima atau ditolak. Ia juga tidak menilai apakah abortus yang sangat permisif/diijinkan di Cina bisa diterima atau ditolak. 

Page 19: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 19Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Etika  deskriptif  tampak  pada  ilmu-ilmu  sosial,  seperti  Antropologi, Sosiologi, Psikologi, Sejarah, dan sebagainya. Ilmu-ilmu ini hanya membatasi diri pada pengalaman atau peristiwa inderawi. Ilmu-ilmu ini tidak secara kritis mengevaluasi pengalaman atau peristiwa yang diungkapkan. Karena alasan ini, etika deskriptif tidak dapat dimasukkan dalam kelompok filsafat umumnya dan filsafat moral khususnya 

Page 20: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 20Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Etika normatif mengevaluasi apakah perilaku tertentu bisa diterima atau tidak berdasarkan norma-norma moral yang menjunjung tinggi martabat manusia. Oleh karenanya, etika normatif itu bersifat memerintahkan atau menentukan benar atau tidaknya perilaku atau  asumsi moral tertentu berdasarkan argumentasi yang mengacu pada norma-norma moral yang tidak bisa ditawar-tawar. Dengan ungkapan lain, etika normatif itu terfokus pada  perumusan  prinsip-prinsip  moral  yang  dapat  dipertanggungjawabkan secara rasional. Pada etika normatif perilaku-perilaku seperti abortus, korupsi, dan pelecehan seksual tidak bisa diterima, karena bertentangan dengan martabat manusia yang harus dijunjung tinggi. 

Page 21: ETIKA PROFESI

21

Pembagian Etika

EtikaEtika Umum

Etika Khusus Etikaindividual

EtikaSosial

EtikaLingkungan

Page 22: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 22Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Etika normatif lebih lanjut dibagi dalam etika umum dan etika khusus. Etika umum  memfokuskan  pada  kajian-kajian  umum,  seperti  apa  yang dimaksud dengan norma moral, mengapa norma moral berlaku umum, apa perbedaan antara  hak  dan  kewajiban,  apa  persyaratan  agar  manusia  dapat dikatakan memiliki kebebasan, dan sebagainya. Di lain pihak, etika khusus menitikberatkan pada prinsip-prinsip atau norma-norma moral pada perilaku manusia yang khusus, misalnya  perilaku  manusia di bidang-bidang bisnis, kedokteran, politik, dan sebagainya. Karena etika khusus terkait dengan perilaku manusia yang khusus, etika khusus sering juga disebut sebagai etika terapan. 

Page 23: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 23Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Etika khusus biasanya memulai pengkajian dengan menyatakan premis (pernyataan) normatif, kemudian membandingkannya dengan premis faktual, dan akhirnya sampai pada kesimpulan etis yang juga bersifat normatif.

• Berikut ini perhatikan suatu contoh argumentasi dalam etika khusus: a) Uang milik negara tidak boleh dicuri (premis normatif)b) Korupsi  yang  dilakukan  oleh  pejabat/pegawai  negeri  adalah  tindakan pencurian uang milik negara (premis faktual)

c) Jadi, korupsi tidak diperbolehkan (kesimpulan). 

Page 24: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 24Medio Juli 2008

4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT

• Metaetika  membahas  mengenai  bahasa  atau  logika  khusus  yang digunakan di bidang moral, sehingga perilaku  etis tertentu  dapat diuraikan secara analitis. Dalam metaetika, suatu perilaku dikatakan baik dari sudut moral bukan sekedar karena perilaku itu membantu atau meningkatkan martabat orang lain,  tetapi  juga  perilaku  itu  memenuhi  suatu  persyaratan  moral  tertentu. Misalnya, menjadi donor organ tubuh untuk transplantasi itu baik dari sudut moral. Kegiatan ini menjadi tidak baik apabila donor menjual organnya kepada pasien  yang  akan  ditransplantasi.  Karena  fungsinya  yang  menganalisis, metaetika sering juga disebut sebagai etika analitis. Karena alasan itu metaetika juga dapat dimasukkan dalam kelompok filsafat umumnya dan filsafat moral khususnya. 

Page 25: ETIKA PROFESI

Prinsip-Prinsip Etika

• Dalam buku Adler tertuang 6 prinsip dasar yang merupakan landasan prinsipil dari etika. Adler dalam bukunya “The Great Ideas” menetapkan 6 prinsip dasar tersebut merupakan 6 Ide Agung (The Six Great Ideas) yang merupakan landasan prinsipil dari etika, yang selanjutnya dikenal sebagai prinsip-prinsip etika.

• Prinsip-prinsip etika tersebut yang tertulis dalam modul etika birokrasi (Supriyadi,2001) secara garis besarnya adalah sebagai berikut.

25

Page 26: ETIKA PROFESI

Prinsip Etika• Prinsip Keindahan (Beauty)

• Prinsip Persamaan (Equality)

• Prinsip Kebaikan (Goodness)

• Prinsip Keadilan (Justice)

• Prinsip Kebebasan (Liberty)

• Prinsip Kebenaran (Truth)• Sumber pustaka : Prajab Gol.III -2010 26

?

Page 27: ETIKA PROFESI

Hubungan Etika dengan Moral

• Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat.

• Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat.

• Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di perusahaan ini tidak bermoral…..” -> melangar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi.

27

Page 28: ETIKA PROFESI

• Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik”.

• Kesimpulan :

28

Etika Moral

Etika = moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakatPerbedaan moral dan etika:- Moral menekankan pada cara menekankan sesuatu.- Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut.

Etika-moral

Page 29: ETIKA PROFESI

Hubungan Etika dengan Filsafat • Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia.

• Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral.• Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan manusia.

• Kesimpulan :• suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk manusia berdasarkan kehendak dalam mengambil keputusan yang mendasari hubungan antar sesama manusia.

29

Page 30: ETIKA PROFESI

Faktor-Faktor Tindakan Melanggar Etika• Kebutuhan Individu

• Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan.

• Tidak ada pedoman• Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu.

• Perilaku dan kebiasaan Individu• Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.

30

Page 31: ETIKA PROFESI

Macam-Macam Etika

• Ada dua jenis yaitu:• Etika deskriptif

• Etika yang berbicara tentang suatu fakta• Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

• Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai.

• Etika normatif• Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

• Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. 31

Page 32: ETIKA PROFESI

Penjelasan Selanjutnya yad ttg Etika pd OrgA. Arti Pentingnya Etika pada OrganisasiB. Unsur yg menentukan Keberhasilan Perwujudan Etika Organisasi1. Etos Kerja2. Moralitas Pribadi3. Kepemimpinan yang bermutu4. Kondisi-kindisi yang sistemik

32

Page 33: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 33Medio Juli 2008

1

2

3

Balik Topik Utama

1. Etika Deontologi

2. Etika Teleologi

4. Etika Keutamaan

KB 1

5

3.TEORI – TEORI ETIKA

Page 34: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 34

• Teori-teori etika berikut : etika deontologi, etika teleologi, dan etika keutamaan berkaitan langsung dengan etika sebagai refleksi kritis sebagaimana disebutkan dan dirinci oleh Sonny Keraf (2002). Garis besar dari ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut.

Medio Juli 2008

Teori-teori etika

Page 35: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 35

Etika Deontologi • Etika Deontologi • Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti

kewajiban. Etika deontologi memberikan pedoman moral agar manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada. Jadi, suatu perilaku dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma moral. Berderma dan membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan adalah tindakan yang baik, karena ini merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya. Sebaliknya, pelecehan seksual dan korupsi adalah tindakan buruk dan kewajiban manusia untuk menghindarinya.

• Dari uraian di atas tampak bahwa etika deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi perilaku itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan

Medio Juli 2008

Page 36: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 36Medio Juli 2008

Etika deontologi

• Etika deontologi adalah etika yang memberikan

pedoman moral agar manusia berperilaku atau bertindak

sesuai dengan kewajiban atas dasar nilai atau norma

moral yang ada. Bagi etika deontologi, memberikan

sumbangan bencana alam merupakan kewajiban

sehingga hal ini harus dilakukan.

Sebaliknya, korupsi bukan merupakan kewajiban

manusia sehingga hal ini harus ditinggalkan

Page 37: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 37

Etika Teleologi• Etika Teleologi

o Etika teleologi adalah etika yang tidak mementingkan kewajiban tetapi tujuan sebagai acuan perilaku manusia.

o Dalam etika ini, suatu perilaku dinilai baik apabila bertujuan baik. Etika ini membuka peluang timbulnya subyektivitas, yaitu suatu tujuan dianggap baik, bagi siapa: diri sendiri, orang lain, atau banyak orang? karena subyektivitas ini, etika teleologi dapat dikelompokkan menjadi egoisme etis dan utilitarianisme

Page 38: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 38

KB 3

• Etika keutamaan tidak mengacu pada kewajiban atau akibat dari suatu tindakan, karena ia memfokuskan pada pengembangan watak dan keutamaan moral melalui keteladanan moral yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam masyarakat.

• Keunggulan etika keutamaan adalah bahwa moralitas dalam suatu masyarakat dikembangkan melalui sejarah atau cerita, yang mengandung pesanpesan dan nilai-nilai moral, bukan melalui indoktrinasi, perintah, atau larangan.

Medio Juli 2008

Etika keutamaan

Page 39: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 39

KB 3

• Etika keutamaan juga mengapresiasi kebebasan dan rasionalitas manusia. Di sini, manusia dapat mengandalkan kebebasan dan rasionalitasnya untuk menginternalisasi dan menyaring pesan-pesan dan nilai-nilai moral itu.

• Sebaliknya, kelemahan etika keutamaan adalah apabila ada berbagai kelompok masyarakat yang memunculkan keutamaan dan nilai-nilai moral yang berbeda beda. Hal ini dapat membingungkan.

• Kelemahan lain dari etika keutamaan adalah apabila dalam suatu masyarakat tidak ada keteladanan moral.

• Yang ada adalah contoh-contoh buruk, seperti mencari nafkah melalui korupsi, berbuat curang untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

Etika keutamaan

Page 40: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo40

1

2

3

Balik Topik Utama

1.PROFESI

2.CIRI CIRI PROFESI

4.KODE ETIK

KB 3PROFESI DAN KODE ETIK

Page 41: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 41

PENGERTIAN PROFESI

Profesi Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang

dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam (Keraf 1998:35).

Profesi dalam arti sempit adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan melibatkan komitmen moral yang mendalam. Dalam arti luas profesi berarti kelompok moral yang memiliki ciri-ciri dan nilai-nilai bersama yang harus dijunjung tinggi.

Page 42: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 42

P R O F E S I

1. Profesi juga dapat dipandang secara lebih luas, sebagai kelompok moral yang memiliki ciri-ciri dan nilai-nilai bersama yang harus dijunjung tinggi (Cominish 1983:48).

2. Dengan demikian orang dan kelompok profesional adalah orang yang secara khusus bekerja penuh (purna waktu) dan hidup dari pekerjaan ini dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilannya yang tinggi dan memiliki komitmen pribadi yang menjunjung tinggi pekerjaannya. Kalau : Paranormal, Mak Erot dsb ?

Page 43: ETIKA PROFESI

43

PERBEDAAN ?PROFESI

1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL

1. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

3. Hidup dari situ.4. Bangga akan

pekerjaannya.

Page 44: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 44

CIRI-CIRI PROFESI Sejalan dengan pengertian profesi di atas, profesi (orang atau

kelompok profesional) minimal memiliki enam ciri berikut:

1) Keahlian dan ketrampilan khusus;2) Komitmen moral yang tinggi;3) Penghasilan yang memadai;4) Pengabdian pada masyarakat;5) Izin khusus untuk menjalankan profesi;6) Anggota organisasi profesi.

Page 45: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 45

IJIN KHUSUS PROFESI

• Ada tiga hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan izin khusus untuk menjalani profesi.

1. Pertama, izin khusus untuk menjalani profesi perlu dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah sebagai wakil masyarakat atau bisa juga organisasi profesi. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi profesi diharapkan sebagai organisasi yang laik dan kompeten untuk mengeluarkan izin itu.

2. Kedua, karena profesi terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan, seperti keadilan, kesehatan, keselamatan, kejujuran, kenyamanan, dan sebagainya. Izin khusus harus diberikan kepada mereka yang benar-benar memiliki kemampuan, keahlian, dan komitmen moral yang dapat diandalkan. Dengan ini masyarakat tidak perlu ragu dan dapat menyerahkan semua masalah yang sedang dihadapinya pada para profesional di bidangnya.

3. Ketiga, izin khusus ini dapat diwujudkan dalam bentuk surat izin, sertifikat, sumpah, kaul, atau bahkan pengukuhan resmi di depan umum.

Page 46: ETIKA PROFESI

46

Prinsip-prinsip Profesi1. Tanggung jawab

a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Page 47: ETIKA PROFESI

47

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :

1. Melibatkan kegiatan intelektual.2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan

sekedar latihan.4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan.5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin

erat.8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah

kode etik.

Page 48: ETIKA PROFESI

48Sumber : Modul Etika Profesi (2008)

Page 49: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 49

KODE ETIK1. Kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah

untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota profesi.

2. Kode etik bisa dilihat sebagai etika terapan karena dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis pada profesi tertentu.

3. Kode etik bukan merupakan pengganti pemikiran etis, tetapi sebaliknya ia selalu didampingi dengan pemikiran etis.

4. Oleh karenanya, kode etik yang sudah ada setiap saat harus dinilai kembali dan bahkan perlu diadakan revisi atau penyesuaian.

Page 50: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 50

KODE ETIK (2)• Supaya kode etik dapat berfungsi sebagaimana mestinya, minimal ada dua

syarat mutlak yang harus dipenuhi. 1) Pertama, kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri. Kode etik

tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau instansi di luar profesi itu, karena tidak dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam profesi itu sendiri. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik harus merupakan hasil pengaturan sendiri oleh suatu profesi.

2) Kedua, pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus. Setiap kasus pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan atau komisi yang khusus dibentuk untuk itu. Di dalam kode etik antara lain juga berisi ketentuan agar setiap anggota profesi saling mengawasi dan melaporkan apabila teman sejawatnya melanggar kode etik. Akan tetapi dalam praktik sering terjadi sesama teman sejawat tidak mengawasi dan melaporkan pelanggaran kode etik karena alasan “solidaritas”. Perilaku semacam ini dapat menggagalkan pencapaian tujuan kode etik.

Page 51: ETIKA PROFESI

Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo 51

RANGKUMAN KODE ETIK• Kode etik adalah nilai-nilai untuk mengatur perilaku moral dari suatu profesi yang dinyatakan secara tertulis.

• Kode etik bisa dipandang sebagai etika terapan karena dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis pada suatu profesi. Kode etik harus berisi tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang harus didahulukan dan apa yang boleh dikorbankan oleh profesi ketika menghadapi situasi dilematis, tujuan, atau cita-cita luhur profesi, dan bahkan sanksi yang akan dikenakan kepada anggota profesi yang melanggar kode etik.

• Dua tujuan utama dari kode etik adalah melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan tindakan pelanggaran oleh anggota profesi dan melindungi keluhuran profesi. Supaya kode etik dapat berfungsi, dua syarat minimal yang harus dipenuhi adalah kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri dan kode etik harus diawasi secara terus-menerus.

Page 52: ETIKA PROFESI

52

Ragam Kode Etik• Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup

banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya :1) Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI),2) kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia,3) Kode Etik Jurnalistik Indonesia,4) Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)5) Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.6) Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan

yang telah memiliki kode etik.

Page 53: ETIKA PROFESI

53

Kode Etik Profesi ?• Dengan demikian kode etik profesi adalah

sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

Page 54: ETIKA PROFESI

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

54

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota

profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan

terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Page 55: ETIKA PROFESI

Fungsi dari kode etik profesi adalah :

55

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

4. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

Page 56: ETIKA PROFESI

56

Direktorat Sistem Penganggaran

Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010

Bersambung… Tugas Kelompok !!

1.Etika Bisnisa. Pengertianb. Prinsip-prinsip E-Bc. Isu-isu Umum E-B

Realisasi masalah yg dibahas !!

Page 57: ETIKA PROFESI

57

Tugas Lanjutan !!2. Tipe dan Gaya Kepemimpinana) Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinanb) Tipe dan gaya kepemimpinanc) Kelebihan dan kekurangan masing-masing gaya kepemimpinan

3. Etika Pelayanan Publika) Pengertian Pelayanan Publikb) Urgensi Pelayanan Publikc) Prinsip-prinsip etika yanblikd) Kualitas Yanblike) Netralisasi PNS

4. Etika Kerjaa) Pengertian Etika Kerjab) Perbedaan etika kerja dan etika profesic) Berbagai etika kerja PNS

Realisasi masalah yg dibahas !!

Caranya buat matriks !!

Page 58: ETIKA PROFESI

58

POKOK BAHASAN BERIKUT ..

PENGERTIAN KORUPSI,PRINSIP, FAKTOR PENYEBAB & PENCEGAHAN KORUPSI ?

UAS !!