makalah Etika

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia,pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi mansusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. (UU No.20 tahun 2003). Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisi strategis maka setiap 1

description

Makalah Etika

Transcript of makalah Etika

Page 1: makalah Etika

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau

memanusiakan manusia,pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan

nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi

mansusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

(UU No.20 tahun 2003).

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang

terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya

mutu hasil pendidikan yang mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu

pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi

jumlah maupun mutunya.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan

formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan

menjadi tokoh identifikasi diri. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan

oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar

mengajar. Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dipandang perlu untuk

dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat memberikan gambaran yang jelas

faktor yang lebih berperan dan urgen yang mempengaruhi kinerja guru.

1

Page 2: makalah Etika

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut.

1) Apa yang dimaksud dengan sikap dan kinerja profesional guru?

2) Bagaimana sikap profesional guru?

3) Bagaimana kinerja profesional guru?

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENTINGNYA ETIKA PROFESI

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,

watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang

dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah

dikerjakananya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin (1993) etika

didefinisikan sebagai “the discipline can act as the performance index or reference for our

control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar

yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.

Dalam pengertian yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika

ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik secara

dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa

difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-

rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

Dengan demikian, etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,

karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial

(profesi) itu sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang

berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang

berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya

yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama

2

Page 3: makalah Etika

profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa

kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta

kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan

maupun penyalahgunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).

Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh

kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada

kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa

keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang

semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi

sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan

nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek

maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

2. PENGERTIAN ETIKA

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman

pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka

senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar

perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak

bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh

kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut Wikipedia etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan")

adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai

atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup

analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K, 1988), etika

dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut:

3

Page 4: makalah Etika

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/ masyarakat.

Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam

setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan di bidang keilmuan.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan

manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana

yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS

yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku

manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

· Drs. O.P. SIMORANGKIR:

Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai

yang baik.

· Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat:

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik

dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

· Drs. H. Burhanudin Salam:

Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang

menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika

memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan

sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara

tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil

keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama

bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan

demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi

kehidupan manusianya.

4

Page 5: makalah Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan

buruknya prilaku manusia :

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk

mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu

yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan

kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. ETIKA UMUM

Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral

dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai

baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan,

yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. ETIKA KHUSUS

Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang

khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak

dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara,

teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :

Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan

khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara

bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral

dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya

sendiri.

5

Page 6: makalah Etika

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia

sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu

sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota

umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia

baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis

terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat

manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau

terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat

ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi

SISTEM PENILAIAN ETIKA :

Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau jahat,

susila atau tidak susila.

Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah

mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya

dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu

budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa

angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga)

tingkat :

6

Page 7: makalah Etika

a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa rencana

dalam hati, niat.

b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan bidang

etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati atau niat biasa

juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, will. Dan isi dari karsa inilah yang akan

direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang

terjadi :

a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

3. PENGERTIAN PROFESI

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang

yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan

kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang

mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

Berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian profesi :

o De George: Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok

untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengaandalkan suatu keahlian.

o Wikipedia : Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris

"Profess", yang dalam bahasa Yunani bermakna: "Janji untuk memenuhi

kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap / permanen". Profesi

adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode

etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi

tersebut.

7

Page 8: makalah Etika

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi

mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar

karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga

tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan

mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang

berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.

2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh

para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.

Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi

anggotanya.

3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan

pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada

persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan

teoretis.

5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk

mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan

pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan

keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga

hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan

teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya

dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa

campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior,

praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.

10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya

dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan

dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

8

Page 9: makalah Etika

11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status

yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut

bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi

masyarakat.

Dengan melihat karakteristik profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum

profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-

rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu

kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat.

Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar

profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang

semakin baik.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :

1. Tanggung jawab

o Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

o Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat

pada umumnya.

2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang

menjadi haknya.

3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri

kebebasan dalam menjalankan profesinya.

4. PENGERTIAN SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila

dapat menunjukkan sikap yang baik sehingga dapat dijadikan panutan bagi lingkungannya,

yaitu cara guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan

dan dorongan kepada anak didiknya dan cara guru berpakaian, berbicara, bergaul baik dengan

siswa, sesama guru, serta anggota masyarakat.

9

Page 10: makalah Etika

Menurut Walgito (dalam Deden, 2011), sikap adalah gambaran kepribadian seseorang

yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu

objek, sedangkan Berkowitz (dalam Deden, 2011) mendefinisikan “sikap seseorang pada

suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah respon atau kecenderungan

untuk bereaksi”. Sebagai reaksi, maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu

senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau menghindari

sesuatu.

Guru sebagai suatu profesi dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1

ayat (1) tentang guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Lebih lanjut, Sagala (dalam Deden, 2011), menegaskan bahwa, guru yang

memenuhi standar adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dan

memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di dalam maupun di luar kelas.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, guru yang profesional adalah guru

yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk

memahami beratnya profesi guru karena harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian

dalam bidang pendidikan dan keahlian dalam bidang studi yang diajarkan, maka Kellough

(dalam Deden, 2011) mengemukakan profesionalisme guru antara lain sebagai berikut.

i. Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.

ii. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional,

melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran metodologi, membina

siswa dan materi pelajaran.

iii. Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-

harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.

iv. Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan.

v. Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan kelas.

vi. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko, dan siap

bertanggung jawab.

vii. Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat.

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan

dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan

10

Page 11: makalah Etika

profesinya. Hal ini berhubungan dengan pola tingkah laku dalam memahami,

menghayati serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola

tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan

sasarannya.

5. SASARAN SIKAP PROFESIONAL

Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan tetapi, hal

tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru sebagai seorang

tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No. 14

Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik

professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di sekelilingnya. Berikut

dijelaskan tujuh sikap profesional guru (dalam Ady, 2009).

1. Sikap Terhadap Peraturan perundang-Undangan

Pada butir sembilan Kode etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: ”Guru

melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pandidikan” (PGRI, 1973).

Kebijaksanaan pendidikan di Negara kita dipegang oleh pemerintah,dalam hal ini oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan

di Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan ketentuan-ketentuan

dan Peraturan-praturan yang merupakan kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh

aparatnya yang meliputi antar lain: pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan

kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar, peningkatan mutu

pendidikan, pembinaan generasi muda dengan menggiatkan kegiatan karang taruna, dan lain-

lain.

11

Page 12: makalah Etika

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu Organisasi PGRI

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Organisasi professional harus membina dan

mengawasi para anggotanya. Kewajiban membina organisasi profesi merupakan kewajiban

semua anggota profesi bersama pengurusnya. setiap anggota harus memberikan sebagian

waktunya untuk kepentingan pembinaan profesinya dan semua waktu dan tenaga yang

diberikan oleh para anggota ini dikoordinasikan oleh para pejabat organisasi tersebut

sehingga pemanfaatannya menjadi efektif dan efisien. dengan kata lain setiap anggota

profesi, apakah ia sebagai pengurus atau anggota biasa, wajib berpartisipasi guna

memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi profesi dalam rangka mewujudkan

cita-cita organisasi.

3. Sikap tehadap Teman Sejawat

Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan

tugas kedinasan.sedangkan hubungan kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu

dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka

menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai

pendidik bangsa.

a. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja

Sikap professional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah sikap ingin bekerja

sama, saling harga menghargai, saling pengertian dan dipenuhi rasa tanggung jawab. jika ini

sudah berkembang, akan tumbuh rasa senasib sepenanggungan serta menyadari akan

kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dengan mengorbankan

kepentingan orang lain.

b. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan

Kalau kita ambil sebagai contoh profesi kedokteran, maka dalam sumpah dokter yang

diucapkan pada upacara pelantikan dokter baru, antara lain terdapat kalimat yang menyatakan

bahwa setiap dokter akan memperlakukan teman sejawatnya sebagai saudara kandung.

dengan ucapan ini para dokter menganggap profesi mereka sebagi suatu keluarga yang harus

dijunjung tinggi dan dimuliakan.

12

Page 13: makalah Etika

Sekarang apa yang terjadi pada profesi kita, profesi keguruan? dalam hal ini kita harus

mengakui dengan jujur bahwa sejauh ini profesi keguruan masih memerlukan pembinaan

yang sungguh-sungguh. rasa persaudaraan seperti tersebut, bagi kita masih perlu di

tumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita kita lihat bahwa hubungan guru dengan teman

sejawatnya berlangsung seperti halnya dengan profesi kedokteran.

4. Sikap Terhadap Anak Didik

Dalam kode etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa: Guru berbakti

membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa

pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru

dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni; tujuan pendidikan nasional, prinsip

membimbing dan prinsip pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Prinsip yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar atau mendidik

saja. pengertian membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. tiga

kalimat padat terkenal yang dikeluarkan oleh Ki Hajar Dewantara yakni; Ing Ngarso Sung

Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Ketiga kalimat itu mempunyai

arti bahwa pendidikan harus dapat memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh dan

harus dapat mengendalikan peserta didik. dalam tut wuri terkandung maksud membiarkan

peserta didik menuruti bakat dan kodratnya sementara guru memperhatikannya. Dalam

handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti membimbing atau

mengajarnya.

5. Sikap Terhadap Tempat Kerja

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di tempat kerja akan

meningkatkan produktivitas. hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru dan guru

berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dalam lingkungannya. untuk menciptakan

suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu;

(a) guru sendiri,

(b) hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekelilingnya.

6. Sikap Terhadap Pemimpin

13

Page 14: makalah Etika

Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan mempunyai

kebikaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana tiap organisasi itu

dituntut berusaha untuk bekerja dalam melaksanakan tujuan organisasi tersebut.

Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan kritik yang

membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi.

oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus

positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah

disepakati, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

7. Sikap Tehadap Pekerjaan

Profesi guru berhubungan dengan anak didik, yang secara alami mempunyai persamaan

dan perbedaan. tugas melayani orang yang beragam sangat memerlukan kesabaran dan

ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan dengan peserta didik yang masih kecil.

Orang yang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan berhasil baik, bila dia

mencintai kariernya dengan sepenuh hati. Artinya,ia akan berbuat apapun agar kariernya

berhasil baik, ia commited dengan pekerjaannya. Ia harus mau dan mampu melaksanakan

tugasnya serta mampu melayani dengan baik pemakai jasa yang membutuhkannya.

Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri, guru dapat melakukannya

secara formal maupun informal.secara formal, artinya guru mengikuti berbagai pendidikan

lanjutan atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas, keinginan, waktu dan kemampuannya.

Secara informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalu mass

media seperti televisi, radio, majalah, ilmiah, koran dan sebagainya, ataupun membaca buku

teks dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya.

6. PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL

Dalam meningkatkan mutu baik mutu profesional maupun layanannya, guru harus

meningkatkan sikap profesionalnya. Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam pendidikan

prajabatan maupun setelah bertugas, yaitu :

1. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan

14

Page 15: makalah Etika

Calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Merupakan pendidikan persiapan mahasiswa untuk

meniti karir dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Menurut Page & Thomas pendidikan prajabatan merupakan sebuah istilah yang paling

lazim digunakan lembaga pendidikan keguruan, yang merujuk pada pendidikan dan pelatihan

yang dilakukan oleh lembaga jenjang universitas pendidikan untuk menyiapkan mahasiswa

berkarir dalam bidang pengajaran.

2. Pengembangan sikap selama dalam jabatan

Pengembanagn sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai

mendapatkan pedidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dengan cara formal

mlalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegitan ilmiah lainnya.

7. PROFESIONALISME KERJA

1. PENDIDIK SEBAGAI PROFESI

Di Indonesia, beberapa profesi masih pada taraf sedang berkembang, termasuk profesi

pendidik. Dalam praktek di lapangan, tidak semua okupasi didukung dengan kemampuan

profesi, karena kondisi pasar tenaga kerja, belum dirumuskannya standar profesi, lemahnya

organisasi dalam mengontrol pengisian okupasi, dan penerapan pengetahuan dan

keterampilan yang lebih dikontrol oleh profesi lain. Kondisi semacam ini akan semakin

berbahaya apabila dibiarkan karena tidak ada kepastian kemampuan minimal yang harus

dipenuhi dalam mengisi okupasi, jeleknya layanan publik, dan biasanya cenderung

berdampak kepada penyalahgunaan kewenangan (malpraktek).

Menurut Saudagar dan Idrus (2009: 87-88), suatu jabatan dapat termasuk kategori

profesi apabila memenuhi setidak-tidaknya lima syarat, yaitu sebagai berikut :

1. Didasarkan atas sosok ilmu pengetahuan teoretik (body of theoretical

knowledge) yang disepakati bersama.

2. Komitmen untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam

praktek secara otonom dan berkekuatan monopoli.

15

Page 16: makalah Etika

3. Adanya kode etik profesi sebagai instrumen untuk memonitor tingkat ketaatan

anggotanya dan sistem sanksi yang perlu diterapkan.

4. Adanya organisasi profesi yang mengembangkan, menjaga, dan melindungi

profesi.

5. Sistem sertifikasi bagi individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

untuk dapat menjalankan profesi tersebut.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, jelas membedakan

antara pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dipastikan merupakan tenaga profesional,

yaitu yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembibingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Karena sebagai tenaga professional, pendidik harus memiliki

kualifikasi minimal dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajarnya. Tidak

semua tenaga kependidikan merupakan jabatan yang memerlukan keahlian profesional,

karena termasuk dalam pengertian ini adalah tenaga administrasi dan penyelenggara

pendidikan.

2. PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL GURU

1. Akuntabilitas Publik

Otonomi pengelolaan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,

pemerintah, dan stakeholder lainnya, seperti dana yang diterima, kualitas SDM guru, dan

sumber daya lainnya harus diimbangi dengan meningkatnya tanggung jawab sosial terhadap

institusi.

Otonomi dalam pengelolaan guru seharusnya lebih fleksibel. Kompensasi yang

diterima guru seharusnya tidak mengacu pada sistem kompensasi PNS, tetapi didasarkan

pada prestasi kerja dalam kurun waktu guru mempertahankan kinerja prima.

2. Pengembangan Total Quality Management dalam Pendidikan

Implementasi Total Quality Management (TQM) di bidang pendidikan secara

fungsional dalam struktur organisasi lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai

berikut.

16

Page 17: makalah Etika

a. Quality control, yang diperankan oleh guru sebagai lini depan pelaksanaan

proses pembelajaran.

b. Quality assurance, yang dijalankan oleh para pemimpin menengah.

c. Quality management, yang merupakan tanggung jawab pucuk pimpinan.

TQM sebagai roh peningkatan mutu dalam pendidikan ada lima unsur, yaitu sebagai

berikut.

a. Quality first, semua pikiran dan yindakan pengelola pendidikan harus

memprioritaskan mutu.

b. Stakeholders-in, semua tindakan pengelola pendidikan ditujukan kepada kepentingan

stakeholders.

c. The next process is our stakeholders, target utama dari proses pendidikan adalah

kepuasan pengguna akhir.

d. Speak with data, setiap kebijakan atau keputusan dalam pengelolaan pendidikan harus

berdasarkan hasil data yang teruji kebenarannya.

e. Upstream management, semua pengambilan keputusan dalam proses pendidikan

dilakukan secara partisipatif.

4. Kompetensi Dan Keterampilan Profesional Guru

Kompetensi merupakan kemampuan personal yang diperlukan pada suatu profesi

tertentu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Secara professional,

kompetensi guru mengandung dua bidang kajian pokok, yaitu kompetensi akademik dan

kompetensi etika profesi atau perilaku profesi.

Secara operasional, keterampilan perilaku profesi keguruan terwujud dalam bentuk

tindakan atau perilaku pendidik dalam berkomunikasi dengan peserta didik, baik berupa kata-

kata maupun dalam bentuk bahasa tubuh. Menurut Widana (2003:19) Ada beberapa

keterampilan perilaku professional keguruan dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai

berikut.

a. Keterampilan bertanya

b. Keterampilan membimbing

17

Page 18: makalah Etika

c. Keterampilan menjelaskan

d. Keterampilan merangkum

e. Keterampilan memotivasi

f. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

g. Keterampilan Mengelola kelas

h. Keterampilan memberi rangsangan (stimulus)

i. Keterampilan memberi penguatan

Setiap tindakan yang ditampilkan oleh pendidik atau guru merupakan cermin peserta

didik dan konsekuensinya dapat berdampak positif atau negatif dalam pembentukan

kepribadian dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, penerapan beberapa keterampilan

perilaku professional keguruan perlu dilandasi nilai-nilai etika profesi yang selalu

mengedepankan nilai dan martabat peserta didik.

BAB III

PENUTUP

3. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa guru yang

profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan

kemampuan tinggi. Guru juga hendaknya memiliki kinerja profesional yaitu hasil kerja yang

dicapai dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya

pada suatu periode tertentu. Sasaran sikap profesianal guru yang harus dimiliki guru yaitu 1)

Sikap pada peraturan, 2) sikap terhadap operasi profesi, 3) sikap terhadap teman sejawat, 4)

sikap terhadap anak didik, 5) sikap tempat kerja, 6) sikap terhadap pemimpin, 7) sikap

terhadap pekerjaan. Sikap profesional dapat dikembangkan ke dalam dua hal yaitu

pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan dan pengembangan sikap selama dalam

jabatan. Kinerja profesional guru juga perlu diperhatikan.

18

Page 19: makalah Etika

DAFTAR PUSTAKA

Saondi,Suherman Aris.2010.EtikaProfesiKeguruan.Bandung:PT.Refika Aditama.

Soejipto, Raflis Kosasi.1999.Profesi Keguruan.Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Heriati, Tati ,Aas Saraswati.2007.Modul Profesi Keguruan.Bandung.

19