Makalah ergonomi dan faal kerja

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi,antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman 1 | Page

Transcript of Makalah ergonomi dan faal kerja

Page 1: Makalah ergonomi dan faal kerja

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangManusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan

makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak

cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut,

dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan

dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi,antropologi, faal

kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain

(Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-

lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia

yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan

rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu

yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan

meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada

alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal

kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya

untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat

batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar

genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan

pemakaiannya.

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga

peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan

pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang

yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai

jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak

negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial

yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi

pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai

risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja,

1 | P a g e

Page 2: Makalah ergonomi dan faal kerja

Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat

Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi

ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian

antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini

dikenal sebagai pendekatan ergonomik. 

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi

ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat

dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan

dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang

akan dihadapi. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang

memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang

ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama

yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).

Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”. Pembahasan

tentang ergonomi membutuhkan studi tentang sistem manusia, di

mana manusia, fasilitaskerja, dan lingkungan saling berinteraksi

dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan

manusianya. Penerapan ergonomi umumnya meliputi aktivitas

rancang bangun (design) maupun rancang ulang (re-design). Hal ini

dapat mencakupperangkat keras seperti perkakas kerja (tools),

bangku kerja (benches), platform,kursi, pegangan alat kerja

(workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga(displays),

jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-

lain.Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada

suatu organisasi,desain perangkat lunak, meningkatkan faktor

keselamatan dan kesehatan kerja,serta desain dan evaluasi produk

(Nurmianto, 2003).

2 | P a g e

Page 3: Makalah ergonomi dan faal kerja

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah dalam penulisan ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ergonomi?

2. Apa yang dimaksud Faal Kerja?

3. Apa solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja?

C. TujuanTujuan dalam penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui yang dimaksud dengan Ergonomi

2. Mengetahui yang dimaksud Dengan Faal Kerja

3. Mengatahui solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja

3 | P a g e

Page 4: Makalah ergonomi dan faal kerja

BAB IIPEMBAHASAN

A. Ergonomi1. Definisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos

(aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang

berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang

dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:

a. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang

bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya,

sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat,

aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).

b. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk

menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas

yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat

dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik

maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan

menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).

c. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk

meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto,

1996).

d. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha

untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang

atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan

efisiensi yang setinggi-tingginya melalui manfaatan manusia

seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).

e. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan

rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan

tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).

4 | P a g e

Page 5: Makalah ergonomi dan faal kerja

Dari berbagai pengertian diatas, dapat diintepretasikan

bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi

adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan

kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah

cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan

dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan

manusia.

Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara

menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai

ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya

disebutkan sebagai berikut:

a. Secara focus

Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan

interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan

lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.

b. Secara tujuan

Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan

efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai

kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,

pengurangan rasa lelah dan sebagainya.

c. Secara pendekatan

Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi

mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan,

karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang

prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut

sehari-hari.

5 | P a g e

Page 6: Makalah ergonomi dan faal kerja

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi

ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan

Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan

mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia,

kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk

merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan

untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan

efektifitas pekerjaan manusia.

2. Sejarah Ergonomi

Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi

aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan

tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan

sebagai berikut:

a. C.T. Thackrah, England, 1831

Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang

meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini,

dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para

operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada

saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat

itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan

posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara

antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga

mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera

penglihatan.

b. F.W. Taylor, U.S.A., 1989

Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika

yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang

terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

6 | P a g e

Page 7: Makalah ergonomi dan faal kerja

c. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911

Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja,

dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan

dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang

diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur

membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem

meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable).

d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique

Research Board), England, 1918

Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang

terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka

menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat

dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

e. Elton Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933

Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai

beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya

adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik

seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap

faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

f. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A

Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer

yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat

terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan

dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas

alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan

karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk

suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan

pengaruhnya pada kinerja operator.

7 | P a g e

Page 8: Makalah ergonomi dan faal kerja

g. Pembentukan Kelompok Ergonomi

Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the

Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949

melibatkan beberapa profesional yang telah banyak

berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal

(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada

November 1957.

Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International

Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human

Factors Society di Amerika pada tahun yang sama.

Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang

pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini

mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan

New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New

Zealand).

3. Aplikasi/Penerapan Ergonomi

Terdapat beberapa aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan

ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:

a) Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk

dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil

selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang

belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang

pada dua kaki.

b) Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai

dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran

anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat

dan timur.

8 | P a g e

Page 9: Makalah ergonomi dan faal kerja

c) Tata Letak Tempat Kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan

aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara

internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.

d) Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,

dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang

terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,

jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

4. Metode Ergonomi

Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu

ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:

a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,

inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,

ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.

Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai

kompleks.

b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data

dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti

merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang

sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif,

subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian

badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala

dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk

yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

9 | P a g e

Page 10: Makalah ergonomi dan faal kerja

5. Prinsip Ergonomi

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi

setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam

ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan

dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah

pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut

Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi

yaitu:

a) Bekerja dalam posisi atau postur normal;

b) Mengurangi beban berlebihan;

c) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;

d) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;

e) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;

f) Minimalisasi gerakan statis;

g) Minimalisasikan titik beban;

h) Mencakup jarak ruang;

i) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;

j) Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;

k) Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;

l) Mengurangi stres.

6. Pengelompokkan Bidang Kajian Ergonomi

Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara

lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979)

sebagai berikut:

a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi

manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan

bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang

dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat

bekerja.

10 | P a g e

Page 11: Makalah ergonomi dan faal kerja

b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan

dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan

dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai

dengan pemakainya.

c. Biomekanika, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan

dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan,

misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan

sebagainya.

d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya

dengan masalah penginderaan manusia, baik indera

penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.

e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan

dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap

pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.

Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja

secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara

sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga

seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi

yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia

pekerjanya.

7. Spesialisasi Bidang Ergonomi

Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik,

ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi

lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi

merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem

kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan

keergonomikan yang terbaik.

11 | P a g e

Page 12: Makalah ergonomi dan faal kerja

a) Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,

anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang

berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan

dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan

material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja,

keselamatan dan kesehatan.

b) Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,

termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai

akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen

sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara

lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-

computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.

c) Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem

sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses.

Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ;

komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu

kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi,

kultur organisasi, organisasi virtual, dll.

d) Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan,

temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan

dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang

kerja, sistem akustik,dll.

8. Kasus Ergonomi

Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu

ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:

1) Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan

ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari

gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang

dilakukan dengan berdiri atau duduk.

12 | P a g e

Page 13: Makalah ergonomi dan faal kerja

2) Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika

dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau

operator komputer.

3) Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari

menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak

nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa

tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada

bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.

4) Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering

sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat

mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL)

B. Faal Kerja1. Defenisi Faal Kerja

Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi

manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan

bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang

dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja

(Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, 1979).

Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan

manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan

yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara

kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi yang kaitannya dengan

kerja manusia dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan

merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan, agar

dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga

kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya

Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam

koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba,

perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan

perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang

13 | P a g e

Page 14: Makalah ergonomi dan faal kerja

diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah

ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus,

dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.

Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-

alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-

upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga

kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan

menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis.

Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai

semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah

ketrampilan seseorang.

Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama

untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan

melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-

seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum

kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar

pembuluh-pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah,

jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab

kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi

pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya

otot-otot.

Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal,

sepeda, memutar. roda, memukul lonceng, mencangkul dan

lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat

dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk

pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja

atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik

antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02,

dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme

kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan

terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar

14 | P a g e

Page 15: Makalah ergonomi dan faal kerja

pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya

kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later

kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot

gemetar (tremor).

Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting

dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada

tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan

lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu

kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang

gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan,

agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja

sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-

pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada

penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan,

kaki, jari-jari dan sebagainya.

Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi

ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun

bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula

kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu

serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-

besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut Antropometri,

yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis,

ataupun dinamis, yang sangat penting bagi pekerjaan adalah

ukuran-ukuran:

a) Tinggi badan berdiri

b) Tinggi bahu

c) Tinggi siku

d) Tinggi pinggul, depan

e) Panjang lengan.

f) Panjang lengan atas

g) Panjang lengan bawah dan tangan

15 | P a g e

Page 16: Makalah ergonomi dan faal kerja

h) Tinggi lutut

i) Jarak lekuk lutut-garis punggung

j) Jarak lekuk lutut telapak kaki.

2. Pembagian Kerja

Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan

atau bisa disebut juga sebagai pembagian kerja. Secara umum

jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan

kerja mental.

1) Kerja Fisik

Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan

kerja mental membutuhkan usaha dan energi yang cukup

besar dan kerja fisik dibedakan atau dibagi menjadi dua

macam, yaitu:

a) Kerja statis

i. Tidak menghasilkan gerak

ii. Kontraksi otot bersifat isometris

iii. Kelelahan lebih cepat terjadi

b) Kerja dinamis

i. Menghasilkan gerak

ii. Kontraksi otot bersifat isotonos

iii. Kontraksi otot bersifat ritmis

iv. Kelelahan relatif lebih lama terjadi

2) Kerja mental

Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif

lebih ringan dibandingkan dengan kerja fisik yang

membutuhkan energi lebih besar dan cukup sulit untuk

mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh

berbagai faktor, antara lain:

16 | P a g e

Page 17: Makalah ergonomi dan faal kerja

a) Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis

kelamin, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan

sebagainya.

b) Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin,

peralatan, metode kerja, dan sebagainya.

Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan

terhadap manusia dalam suatu sistem kerja. Kriteria-kriteria

tersebut adalah:

a) Kriteria Faal

Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen,

tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh,

komposisi kimia dalam darah dan air seni, dst. Tujuannya

adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh

selama bekerja.

b) Kriteria Fisiologis kerja

Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan

seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan

kejiwaan yang timbul selama berkerja.

c) Kriteria Hasil kerja

Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari

pekerja selama berkerja. Tujuannya adalah untuk

mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melihat hasil

kerja yang diperoleh dari kerja.

3. Pemecahan Maslah Dalam Berbagai Kasus Di Bidang Ergonomi

Masalah-masalah yang terjadi di bidang Ergonomi dapat

dipecahkan dengan hal berikut :

a) Dengan cara Melakukan Pengukuran Performansin misalnya

pada Atlit, agar tidak terjadi kesalahan pada Atlit saat

melakukan perkjaan

17 | P a g e

Page 18: Makalah ergonomi dan faal kerja

b) Pengukuran Variabilitasi kerja misalnya pada Operator

Komputer atau Juru Ketik sehingga pekerjaan yang dilakukan

tidak monoton

c) Dengan Merenggangkan Otot seperti halnya berdiri sambil

menggerakkan Anggota Badan

d) Dengan Cara Memngurangi Beban yang di Angkut atau

menggunakan Alat Bantu seperti gerobak, dll

18 | P a g e

Page 19: Makalah ergonomi dan faal kerja

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan1. Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan

informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan,

keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk

merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan

untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan

dan efektifitas pekerjaan manusia. Pusat dari ergonomi adalah

manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,

keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.

2. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap

dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yaitu

Faal Kerja, Antropometri, Biomekanika, Penginderaan, dan

Psikologi kerja.

3. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi

manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan

bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang

dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat

bekerja.

4. Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja

saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat,

produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,

perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari

semua pihak.

19 | P a g e

Page 20: Makalah ergonomi dan faal kerja

B. Saran 1. Sebagai Pekerja agar semua pekerjaan dan lingkungan kerja

baik maka sebaiknya menerapkan Ergonomi, karena dengan

menerapkan ergonomi tidak akan terjadinya masalah-maslah

yang dapat menghambat dalam pekerjaan

2. Agar pekerjaan seorang pekerja baik dan berjalan efektif maka

diperlukannya perhitungan energi yang keluar saat bekerja

sehingga kita sebagai pekerja bisa mengukur kadar

kemampuan kita pada saat proses pekerjaan.

20 | P a g e