makalah epid gizi

18
 Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. PENGERTIAN Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria. Fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani. Kelenjar prostat memproduksi cairan seminal dan sekresi lain yang membuat saluran uretra terjaga kelembabannya. Pada waktu lahir, kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi androgen meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa, kelenjar prostat masih stabil sampai umur 50 tahun yang selanjutnya mulai terjadi pembesaran. Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat dengan sel-sel kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Prostat adalah kelenjar seks pada pria, ukurannya kecil dan terletak dibawah kandung kemih, mengelilingi saluran kencing (uretra). Prostat memegang peranan penting dalam produksi cairan ejakulasi. ( Widjojo,2007) Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benigna prostat hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. ( Akbar M, 2008, Olumi AF,RichieJP, 2004).

Transcript of makalah epid gizi

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 1/18

 

 Page 1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. PENGERTIAN

Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria. Fungsi utamanya

adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua

pertiga bagian dari air mani. Kelenjar prostat memproduksi cairan seminal dan

sekresi lain yang membuat saluran uretra terjaga kelembabannya. Pada waktu lahir,

kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi

androgen meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa, kelenjar prostat masih

stabil sampai umur 50 tahun yang selanjutnya mulai terjadi pembesaran.

Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat dengan

sel-sel kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Prostat adalah

kelenjar seks pada pria, ukurannya kecil dan terletak dibawah kandung kemih,

mengelilingi saluran kencing (uretra). Prostat memegang peranan penting dalam

produksi cairan ejakulasi. ( Widjojo,2007)

Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benigna prostat hyperplasia

(BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan

prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. ( Akbar M, 2008, Olumi

AF,RichieJP, 2004).

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 2/18

 

 Page 2

 

2. PREVALENSI

Hasil diagnosa dalam tahun 2004 di Amerika Serikat menunjukan sebanyak

189.000 orang pria mengidap kanker prostat dan selama kurun waktu 2002 sampai

dengan 2004 dilaporkan 30.220 orang pria meninggal akibat kanker prostat

Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai

gambaran hospital prevalence di dua rumah sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan

Sumberwaras selama 3 tahun (1994-1997) terdapat 1040 kasus.( Raharjo D 1999)

3. CFR LN & DN, REGIONAL,MAKASSAR

B. TUJUAN

1. UNTUK MELIHAT PREVALENSI , CFR DI NEGARA MAJU, BERKEMBANG,

INDONESIA

2. DETERMINAN (FAKTOR PENYEBAB) KANKER PROSTAT

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 3/18

 

 Page 3

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM KANKER PROSTAT

1. Menurut Roland DN Pakan2005 dalam jurnalnya yang berjudul KESESUAIAN

ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DAN TRANSREKTAL  PADA

PENENTUAN KARAKTERISTIK PEMBESARAN PROSTAT Kelainan yang sering

terjadi pada kelenjar prostat adalah pembesaran kelenjar. Kelainan yang bersifat

 jinak disebut hipertrofi prostat (HP) atau benignin prostatic hyperplasia (BPH)

atau pembesaran prostat jinak (PPJ) sedangkan yang bersifat ganas disebut

karsinoma prostat (KaP). PPJ jinak merupakan tumor jinak yang sering

ditemukan pada pria yang berumur lebih dari 50 tahun.

2. Kanker prostat merupakan keganasan tersering pada laki-laki di Negara-negara

barat, sedangkan pada 10 tahun terakhir Negara asia menunjukan peningkatan

indisden,sebagai penanda tumor pada laki-laki dengan keluhan sumbatan

saluran kencing bagian bawah (Rainy umbas,2009).

Karsinoma atau tumor yang sangat ganas yang bersifat menular pada kelenjar

prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara keganasan system

urogenetelia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun,

diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari

80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia sebelum 45 tahun (Basuki B

Purnomo,2003).

Kanker prostat dapat dicegah dengan memperbaiki life style pria yang telah

memasuki usia 50 tahun lebih sering memeriksa kondisi patofisiologisnya, olahraga

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 4/18

 

 Page 4

 

yang teratur, hindari sters dan pola makan yang teratur sesuai yang telah

diperintahkan oleh Allah SWT pada surah Al-Araf ayat 31 :

BAB III

PEMBAHASAN

A. FAKTOR DETERMINAN PENYAKIT KANKER PROSTAT

1) ETIOLOGI KANKER PROSTAT

Kanker merupakan neoplasma ganas yang penyebabnya multifaktorial. Secara

garis besar, penyebabnya ada dua, yaitu factor eksternal antara lain lingkungan,

budaya, karsinogenik (zat kimia, radiasi, karsinogen lainnya), mikroorganisme dan

factor internal antara lain genetic, hormonal, imunitas. Karsinogenesis terjadi secara

multihit dan multistep.

Terjadinya kanker sebenarnya merupakan mekanisme balancing homeostasis 

antara onkogen dan tumor supressor gen. Onkogen merupakan gen yang terdapat

pada setiap individu yang berasal dari aktivasi proonkogen oleh berbagai karsinogen

sehingga ekspresi berlebihan dari onkogen seluler tersebut dapat menginduksi

kanker (inisiator). Tumor supressor gen merupakan protein yang berfungsi sebagai

pengendali pertumbuhan tumor melalui kemampuannya dalam menginduksi

apoptosis dan DNA repair gen . Tahapan karsinogenesis ada tiga yaitu inisiasi,

promosi, dan progresi. Inisiasi sebagai tahap awal terjadinya kanker disebabkan

oleh agen penyebab kanker atau lebih dikenal dengan karsinogen, selanjutnya

dengan pajanan promoter secara bertubi-tubi yang berasal dari agen internal

maupun eksternal akan menyebabkan terjadinya kanker yang dapat tumbuh

progesif. Terjadinya kanker selalu diawali dengan inisiator, tanpa adanya promotor

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 5/18

 

 Page 5

 

apabila dosis inisiator efektif maka akan terjadi kanker. Pajanan promoter dengan

 jeda waktu cukup lama tidak akan menghasilkan kanker karena adanya mekanisme

DNA repair gen  di antara jeda waktu tersebut. Sedangakan promoter merupakan

agen nonkarsinogenik sehingga pajanan promotor saja tidak akan menimbulkan

kanker (Robins S dan Kumar V, 1995). Sampai saat ini, etiologi dari kanker itu

sendiri belum jelas, tetapi terdapat beberapa pendapat. Menurut hipotesis

penyimpangan diferensiasi epigenetik, terjadi penyimpangan diferensiasi sel normal

sehingga menghasilkan sel kanker yang bersifat embrionik, sedangkan menurut

hipotesis genetik, kanker terjadi karena ekspresi berlebihan dari onkogen yang

sudah tidak bisa dikendalikan oleh tumor supresor gen. Perubahan kuantitatif dan

kualitatif dalam ekspresi genom ini dapat disebabkan oleh pengaruh karsinogen

bahan kimia, virus, radiasi, dan mutasi spontan yang acak (Robins S dan Kumar V,

1995). Kedua hipotesis tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan etiologi kanker

prostat, sebagai berikut: Seperti kanker-kanker lain, etiologi dari kanker prostat

sampai saat ini masih belum jelas.

2. FAKTOR RISIKO

a) Pola Makan

Berdasarkan jurnal penelitian yang berjudul Risk Factors for Prostate Cancer

in Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre: A Case-Control Study oleh

Mohd Nizam Subahir, Shamsul Azhar Shah, Zulkifli Md Zainuddin menunjukan

adanya hubungan pola makan dengan risiko kanker prostat. Analisis lebih lanjut

didapatkan OR= 12,232 pada sampel yang mengkonsumsi lebih banyak daging.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 6/18

 

 Page 6

 

B. PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN

1. POLA HIDUP(KONSUMSI PANGAN, PERILAKU OLARAGA, LIFE STYLE)

a. Konsumsi Pangan

Dari jurnal penelitian tentang Aktivitas antioksidan bekatul lebih tinggi

dari pada jus tomat dan penurunan aktivitas antioksidan serum setelah

intervensi minuman kaya antioksidan oleh Evy Damayanthi, Lilik Kustiyah,

Mahani Khalid, dan Henry Farizal diketahui bahwa besarnya aktivitas antioksidan

total pada jus tomat dan bekatul berturut-turut adalah 60.74% dan 83.89%. Hal

ini mengindikasikan bahwa bekatul mempunyai kemampuan mereduksi radikal

bebas lebih besar (efektif) dibandingkan sari buah tomat. Aktivitas antioksidan

total bekatul lebih tinggi dibandingkan tomat dimana, rata-rata dalam 100 gram

 jus tomat mampu mereduksi radikal bebas DPPH setara dengan vitamin C

sebanyak 1.87 kali, sedangkan bekatul mampu mereduksi radikal bebas DPPH

yang setara dengan kemampuan vitamin C sebesar 28.74 kali.

2. PENGOBATAN

Jika terdeteksi menderita kanker prostat maka pengobatan yang dilakukan yaitu :

a) Pemberian obat untuk mengurangi pembesaran kelenjar prostat dan

mempelancar buang air kecil, ini hanya memberikan solusi sementara pada

penderita. Efek samping yang dirasakan sakit kepala,lemah,mual dan kurang

tenaga

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 7/18

 

 Page 7

 

b) Pembedahan yaitu mengangkat sel-sel kanker yang tumbuh pada kelenjar

prostat. Pembedahan memberikan efek pada penurunannya seksualitas

c) Terapi nutrisi yaitu penggunaan food supplement yang mencakup

vitamin,mineral,enzim,asam amino,antioksidan,hormone dan herba

C. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH 

Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang mendapatkan

perhatian serius dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa

program pengendalian pun telah disusun dan diterapkan sejak lima tahun yang lalu.

Program pengendalian kanker secara terorganisir sudah dilakukan sejak sekitar lima

tahun terakhir di Indonesia, sejalan dengan dibentuk dan aktifnya Direktorat

Pengedalian Penyakit Tidak Menular di DitJen P2PL. Di pihak lain, pengendalian

penyakit menular sudah jauh lebih lama banyak dikerjakan luas sejak Indonesia

merdeka," tutur Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE,

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

Kementerian Kesehatan RI. Beban ekonomi pengobatan kanker tidak hanya

berdampak terhadap sistem kesehatan, tetapi juga untuk individu dan rumah

tangga mereka yang terkena kanker. Dampak ini akan dirasakan paling kuat di

kelompok sosio ekonomi rendah, khususnya (meskipun tidak secara eksklusif) di

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana jaring pengaman

sosial, seperti asuransi kesehatan universal kurang tersedia. Sebagai

konsekuensinya, kanker bisa menjadi penyebab utama kemiskinan. Mengingat

pasien kanker membutuhkan perawatan jangka panjang, maka dibutuhkan

tambahan beban ekonomi tersendiri bagi diri pasien dan keluarga. Oleh karenanya,

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 8/18

 

 Page 8

 

diperlukan upaya pengendalian dari adanya penyakit ini. Berikut lima kegiatan

pengendalian kanker yang telah disusun dan dilaksanakan di Indonesia

1) Program Promotif dan Pencegahan

Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,

promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya

pengendalian kanker.

Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi pengendalian kanker di

berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker telah disusun untuk

petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang berisiko tinggi.

Program promotif dan pencegahan dilaksanakan Kementerian Kesehatan bekerja

sama dengan lintas program, lintas sektor, organisasi pemerintah, swasta, dan

masyarakat. Konten program promotif dan pencegahan yang telah dilaksanakan

meliputi Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan

advokasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian merokok,

peningkatan aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur buah telah terintegrasi

dalam program PHBS. Selain kampanye PHBS, program lainnya adalah advokasi

kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR telah dilakukan Kementerian

Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Setiap daerah diharapkan mempunyai

kebijakan KTR pada fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, tempat bermain anak,

dan tempat ibadah. Pada saat ini, sebanyak 43 Kabupaten/Kota di 21 provinsi telah

mempunyai peraturan penerapan KTR di daerah masing-masing.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 9/18

 

 Page 9

 

2) Program Deteksi dan Tindak Lanjut Dini

Program deteksi dini dilaksanakan untuk beberapa kanker yang dapat dideteksi

secara dini, seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker

orofaring, dan retinoblastoma.

Beberapa jenis kanker yang telah diadakan program deteksi dini oleh pemerintah

adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Deteksi dini dan skrining kanker

leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan jika

ditemukan IVA positif, maka dilakukan krioterapi dengan metode kunjungan tunggal.

Pertimbangan menggunakan metode IVA didasarkan pada efisiensi, efektivitas, dan

fisibilitas dalam pelaksanaan skrining kanker leher rahim di seluruh pelosok Tanah

Air, yang umumnya belum terjangkau fasilitas pemeriksaan patologi anatomi. Pada

daerah perkotaan yang mempunyai atau dekat dengan fasilitas pemeriksaan

patologi anatomi, sebagian masyarakat melakukan deteksi dini kanker leher rahim

dengan pemeriksaan pap smear . Deteksi dini kanker payudara menggunakan

metode pemeriksaan klinis payudara oleh petugas terlatih/Clinical Breast

Examination (CBE) dan SADARI. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas, praktik

dokter, bidan swasta, dan rumah sakit. Provider kegiatan ini adalah dokter umum

dan bidan. Mammografi digunakan untuk pemeriksaan lanjutan kanker payudara

pada fasilaitas kesehatan lebih tinggi (rumah sakit). Program deteksi dan tindak

lanjut dini kanker payudara dan kanker leher rahim telah dikembangkan oleh

Kementerian Kesehatan melalui kerja sama dengan berbagai profesi dan pihak

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 10/18

 

  Page

10 

lainnya. Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan prevalensi

kanker di masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya. Program deteksi

dini kanker telah dicanangkan oleh Ibu Negara Indonesia sebagai program nasional

pada 21 April 2008. Sampai 2011, program telah dikembangkan di 310 Puskesmas

pada 84 kabupaten/kota di 17 provinsi, yaitu provinsi Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat,

DKI Jakarta, Bali, Kaimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimanatan Selatan,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Lampung, dan Banten.

Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan prevalensi kanker di

masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya. Selain deteksi dini, buku

saku untuk masyarakat untuk dapat melakukan deteksi dini sendiri pun dibagikan,

3) Surveilans dan registrasi kanker

Surveilans dan registrasi kanker merupakan langkah penting lainnya dalam program

pengendalian kanker. "Registrasi kanker telah dimulai sejak 1970-an. Pertama kali,

dilakukan survai frekuensi kanker di Semarang pada 1970. Kemudian

dikembangkan registrasi kanker berbasis populasi di Kota Semarang sampai 1989.

Terdapat juga beberapa registrasi kanker berbasis rumah sakit yang mempunyai

sarana patologi anatomi. Lebih lanjut, salah satu upaya dalam program surveilans

pada 2006, Yayasan Kanker Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Ahli Patologi

Anatomi Indonesia mengembangkan registrasi kanker berbasis data patologi

anatomi yang didapat dari 13 RS di Indonesia yang memiliki unit kanker. Walaupun

baru diterapkan di DKI Jakarta, Rumah Sakit Kanker Dharmais telah

mengembangkan Sistim Registrasi Kanker di Indonesia atau disebut Srikandi.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 11/18

 

  Page

11 

Pada 2007 Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan World health

Organization (WHO) Indonesia mengembangkan suatu model registrasi kanker,

berbasis rumah sakit dan populasi di DKI Jakarta. Untuk kepentingan validnya dan

komprehensifnya data kanker, kegiatan registrasi kanker berbasis rumah sakit dan

populasi perlu dilaksanakan secara berkesinambungan. Data tersebut akan menjadi

sumber informasi untuk mengembangkan dan mengevaluasi program pengendalian

kanker. Kegiatan tersebut perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait.

4) Diagnosis dan pengobatan

Pada saat ini berbagai rumah sakit di Indonesia sudah mempunyai kemampuan

untuk diagnosis dan pengobatan berbagai jenis kanker. "Diagnosis pasti kanker

dengan pemeriksaan patologi anatomik dapat dilakukan di banyak laboratorium di

negara kita. Pembedahan kanker dan pemberian kemoterapi juga sudah lama

dilakukan di berbagai rumah sakit di Indonesia. Saat ini Indonesia telah mempunyai

21 pusat radiasi, dengan 16 LINAC, 17 telecobalt, dan 45 radiologis kanker yang

tersebar di beberapa rumah sakit yang mempunyai unit kanker. Kendati demikian,

bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya dan fasilitas diagnostik dan

pengobatan masih perlu ditingkatkan. Tentu kita masih memerlukan lebih banyak

lagi kelengkapan fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan kanker, serta sumber

daya manusia untuk menangani kanker di banyak rumah sakit, terutama di luar

pulau Jawa.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 12/18

 

  Page

12 

5) Pelayanan paliatif

Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang

berada pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala

dan mencukupi kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi

penting. Pada saat akhir kehidupannya, penderitaan terhadap rasa sakit, nyeri, atau

hal-hal lainnya perlu segera dicarikan jalan keluarnya. Kementerian Kesehatan telah

mengembangkan pedoman pelayanan paliatif di rumah sakit. Ikatan pelayanan

paliatif yang berkontribusi dalam pelayanan paliatif sudah dibentuk. Namun,

pelayanan paliatif untuk terus meningkatkan kegiatan maka diperlukan

pengembangan program pelayanan paliatif baik di rumah sakit maupun di

masyarakat.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 13/18

 

  Page

13 

BAB IV

METODE PENULISAN

Berdasarkan jurnal penelitian tentang Risk Factors for Prostate Cancer in

Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre: A Case-Control Study yang

dilakukan di malaysia pada tahun 2008 diketahui bahwa sejarah keluarga yang

mempunyai penyakit kanker,seringnya mengkonsumsi daging dalam waktu satu minggu

dan pajanan pestisida secara statistik meningkatkan faktor risiko kanker prostat.

Sementara sering melakukan hubungan seksual,olahraga dan aktivitas fisik yang berat

adalah secara signifikan mengurangi risiko kanker prostat yang ditunjukan oleh

seringnya mengkonsumsi sayuran, buah dan tomat. Namun, dalam jangka dari

sosiodemografi maslah medis dan gaya hidup lainnya seperti merokok, dan konsumsi

alkohol tidak ada risiko signifikan yang ditemukan.

Dari hasil penelitian Screening for Prostate Cancer: An Update of the

Evidence for the U.S. Preventive Services Task Force oleh Russell Harris, MD,

MPH, and Kathleen N. Lohr, PhD dengan menggunakan metode USPSTF (5) dapat

diketahui bahwa tidak ada bukti langsung yang meyakinkan bahwa skrining mengurangi

angka kematian prostat. Beberapa tes skrining dapat mendeteksi kanker prostat pada

tahap awal deteksi klinis.

Hasil penelitian tentang Risk Profiles and Treatment Patterns Among Men

Diagnosed as Having Prostate Cancer and a Prostate-Specific Antigen Level

Below 4.0 ng/mL oleh Yu-Hsuan Shao, PhD; Peter C. Albertsen, MD; Calpurnyia B.

Roberts, PhD; Yong Lin, PhD; Amit R. Mehta, MD; Mark N. Stein, MD; Robert S.

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 14/18

 

  Page

14 

DiPaola, MD; Grace L. Lu-Yao, PhD menggunakan metode survailens, epidemiologi

dan hasil akhir sistem untuk menggambarkan karakteristik pasien dan pola pengobatan

dalam kasus 123.934 pria dengan kanker prostat baru di diagnose dari tahun 2004

sampai 2006 diketahui bahwa Pria dengan tingkat PSA dari 4.0 ng / ml atau lebih

rendah mewakili 14% kasus kanker prostat insiden. Lima puluh empat

persen pria didiagnosa menderita kanker prostat dan kadar PSA lebih rendah dari 4,0

penyakit ng / mL berisiko rendah pelabuhan (Panggung, T2a,? PSA,? 10 ng / mL, dan

Gleason skor, 6)?, tetapi lebih dari 75% dari mereka menerima RP atau RT. Pria

dengan layar-terdeteksi kanker prostat dan PSA nilai yang lebih rendah dari 4 ng / mL

1,49 (95% confidence interval [CI], 1,38-1,62) dan 1,39 (95% CI, 1,30-1,49) kali lebih

mungkin untuk menerima RP dan RT, masing-masing, dan kurang

cenderung memiliki grade tinggi penyakit daripada pria yang memiliki

non-layar-terdeteksi kanker prostat (OR, 0,67, 95% CI, 0,60-0,76). 

Dari Hasil penelitian tentang Aktivitas Antioksidan Bekatul Lebih Tinggi

Daripada Jus Tomat dan Penurunan Aktivitas Antioksidan Serum Setelah

Intervensi Minuman Kaya Antioksidan oleh Evy Damayanthi, Lilik Kustiyah, Mahani

Khalid, dan Henry Farizal menyatakan bahwa konsumsi saus tomat sebanyak 2 kali per

minggu dapat menurunkan resiko kanker prostat (Giovannucci et al., 2002). Metode

penelian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan percobaan lapang

(field experiment) dan menggunakan pendekatan one group pretest posttest. Contoh

terdiri atas dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok nonkista (wanita bukan penderita

kista payudara) dan kelompok kista (wanita penderita kista payudara). Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2010. Penelitian dilakukan di tiga lokasi

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 15/18

 

  Page

15 

yaitu untuk pembuatan jus tomat dan bekatul awet dilakukan di pilot plan SEAFAST

Centre, Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian tentang Postoperative Radiotherapy after Radical

Prostatectomy oleh Pirus Ghadjar, Daniel Zwahlen, Daniel M. Aebersold, and F.

Zimmermann melakukan Adjuvant Radioterapi yaitu tiga acak fase III uji telah

membahas manfaat ajuvan RT ke prostat tempat tidur dalam periode pasca operasi

segera [10-12]. Itu penelitian dirangkum dalam Tabel 1 dan 2 serta di bawah ini. Dua uji

coba telah dimulai di akhir tahun delapan puluhan dan awal sembilan puluhan abad

terakhir, dengan menggunakan teknik lama 2 D radiasi, dan tidak ada uji coba ini

memberikan rincian dilakukan diseksi kelenjar getah bening. Selain itu, dua dari tiga uji

memungkinkan dimasukkannya pasien dengan pasca operasi PSA tinggi nilai-nilai di

luar 0,2 ng / mL, yang saat ini sudah didefinisikan sebagai kekambuhan PSA dan

karena itu merupakan awal menyelamatkan RT dibandingkan dengan ajuvan RT. Oleh

karena itu, data dan diskusi uji coba ini harus ditafsirkan dengan hati-hati, dan hanya

dapat ditransfer onkologi radiasi intomodern. Metode penelitian dilakukan dengan

mengidentifikasi dengan pencarian dari MEDLINE,Current Contents, PubMed, dan

referensi yang relevan dari artikel menggunakan judul subjek medis termasuk prostat

kanker, pasca operasi, radioterapi, ajuvan, dan penyelamatan.

Hasil penelitian tentang Synergistic Effect of Geranylgeranyltransferase

Inhibitor, GGTI, and Docetaxel on the Growth of Prostate Cancer Cells oleh Bin

Han, Naohiro Fujimoto,Mizuki Kobayashi, and TetsuroMatsumoto yaitu dengan

melakukan Pertumbuhan Supresi oleh Zol. Tes pertumbuhan sel menunjukkan bahwa

Zol menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada dengan cara yang tergantung

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 16/18

 

  Page

16 

dosis.Bifosfonat mengerahkan aktivitas biologis dengan menghambat dari sintesis

pirofosfat farnesyl dan geranylgeranylpirofosfat, dan penghambatan geranylgeranylation

tampaknya menjadi penting untuk kegiatan Zol [, 9 10]. Untuk mengevaluasi peran

penghambatan geranylgeranylation, kami meneliti apakah pengisian sel dengan

pirofosfat geranylgeranyl analog, GGOH, bisa membalikkan pertumbuhan efek

penghambatan disebabkan oleh Zol. Meskipun GGOH sendiri tidak mempengaruhi

pertumbuhan, itu hampir sepenuhnya memulihkan efek penghambatan pertumbuhan

yang disebabkan oleh Zol Ini pengamatan menunjukkan bahwa geranylgeranylation

tampaknya menjadi utama target Zol dalam sel kanker prostat.

Hasil penelitian tentang Factors Implicated in Radiation Therapy Failure and

Radiosensitization of Prostate Cancer oleh Helmut Bonkhoff yaitu melakukan

Persiapan Implikasinya dalam Kegagalan Radioterapi dengan Jalur utama terlibat

dalam kegagalan RT pada tumor padat merujuk proliferasi sel tumor, ketahanan

terhadap kematian sel apoptosis, pertumbuhan menyimpang reseptor faktor ekspresi,

dan hipoksia. Dalam PCa, tiga yang pertama jalur erat dilibatkan untuk

reseptor androgen (AR) sinyal, yang memainkan penting peran dalam pengembangan

menjadi pengebirian tahan PCa (CRPCa). Dalam review ini kita beradaptasi model saat

ini diusulkan untuk patogenesis CRPCa [13-16] untuk membahas mekanisme dasar

terlibat dalam RRPCa. Konsep patogenetik saat ini mengimplikasikan CRPCa proses

penyakit multifaktorial dan heterogen melibatkan beberapa jalur [13-23] termasuk

berikut. Faktor anatomi Implikasinya dalam radioterapi Kegagalan: penanda endotel D2-

40 merupakan faktor risiko utama getah bening simpul metastasis pada saat

prostatektomi, independen faktor risiko kekambuhan PSA dan kematian kanker pada

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 17/18

 

  Page

17 

pasien diobati dengan prostatektomi, dan merupakan faktor risiko independenuntuk

kekambuhan penyakit setelah penyelamatan RT [7-11].Sel tumor yang menyebar

(metastasis okultisme) yang terdeteksi dengan spidol imunohistokimia (keratins, PSA,

reseptor androgen) pada kelenjar getah bening memenuhi syarat sebagai negatifpada

pemeriksaan histologis (Gambar 1 (b)) (pN0). Dalam terakhir studi 180 pasien dengan

stadium patologis PT3, pN0, okultisme metastasis kelenjar getah bening (OLN +)

ditemukan di 13,3%. Kehadiran OLN + secara signifikan terkait dengan kekambuhan

meningkat dan kelangsungan hidup menurun dibandingkan dengan pasien OLN negatif

(P <0,001 dan P = 0,019, program tabungan pendidikan, risiko relatif kekambuhan,

2,27;. risiko relatif kematian 2,07, resp.). Kehadiran kelenjar getah bening gaib

metastasis adalah prediktor independen kekambuhan dan kematian dalam multivariabel

analisis. Hasil untuk pasien dengan OLN + penyakit mirip dengan yang untuk pasien

dengan histologi bukti metastasis kelenjar getah bening (pN1) [12]. Oleh karena itu,

adanya sel-sel tumor diseminata (gaib metastasis) di kelenjar getah bening memenuhi

syarat sebagai negatif (pN0) bukan peristiwa langka di PT3, pN0 penyakit, dan

merupakan faktor risiko penting dari terapi kegagalan setelah penyelamatan RT. Perlu

dicatat bahwa baik invasi limfatik (PL1) maupun disebarluaskan sel tumor pada kelenjar

getah bening (OLN +) adalah dipertimbangkan dalam nomogram saat ini, dan dengan

demikian melarikan diri klinis risiko evaluasi. 

5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 18/18

 

  Page

18 

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA