makalah epid gizi
-
Upload
qiqi-yuqiqo -
Category
Documents
-
view
101 -
download
0
Transcript of makalah epid gizi
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 1/18
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. PENGERTIAN
Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria. Fungsi utamanya
adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua
pertiga bagian dari air mani. Kelenjar prostat memproduksi cairan seminal dan
sekresi lain yang membuat saluran uretra terjaga kelembabannya. Pada waktu lahir,
kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi
androgen meningkat pada masa puber. Pada saat dewasa, kelenjar prostat masih
stabil sampai umur 50 tahun yang selanjutnya mulai terjadi pembesaran.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat dengan
sel-sel kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Prostat adalah
kelenjar seks pada pria, ukurannya kecil dan terletak dibawah kandung kemih,
mengelilingi saluran kencing (uretra). Prostat memegang peranan penting dalam
produksi cairan ejakulasi. ( Widjojo,2007)
Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benigna prostat hyperplasia
(BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan
prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. ( Akbar M, 2008, Olumi
AF,RichieJP, 2004).
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 2/18
Page 2
2. PREVALENSI
Hasil diagnosa dalam tahun 2004 di Amerika Serikat menunjukan sebanyak
189.000 orang pria mengidap kanker prostat dan selama kurun waktu 2002 sampai
dengan 2004 dilaporkan 30.220 orang pria meninggal akibat kanker prostat
Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai
gambaran hospital prevalence di dua rumah sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan
Sumberwaras selama 3 tahun (1994-1997) terdapat 1040 kasus.( Raharjo D 1999)
3. CFR LN & DN, REGIONAL,MAKASSAR
B. TUJUAN
1. UNTUK MELIHAT PREVALENSI , CFR DI NEGARA MAJU, BERKEMBANG,
INDONESIA
2. DETERMINAN (FAKTOR PENYEBAB) KANKER PROSTAT
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 3/18
Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM KANKER PROSTAT
1. Menurut Roland DN Pakan2005 dalam jurnalnya yang berjudul KESESUAIAN
ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DAN TRANSREKTAL PADA
PENENTUAN KARAKTERISTIK PEMBESARAN PROSTAT Kelainan yang sering
terjadi pada kelenjar prostat adalah pembesaran kelenjar. Kelainan yang bersifat
jinak disebut hipertrofi prostat (HP) atau benignin prostatic hyperplasia (BPH)
atau pembesaran prostat jinak (PPJ) sedangkan yang bersifat ganas disebut
karsinoma prostat (KaP). PPJ jinak merupakan tumor jinak yang sering
ditemukan pada pria yang berumur lebih dari 50 tahun.
2. Kanker prostat merupakan keganasan tersering pada laki-laki di Negara-negara
barat, sedangkan pada 10 tahun terakhir Negara asia menunjukan peningkatan
indisden,sebagai penanda tumor pada laki-laki dengan keluhan sumbatan
saluran kencing bagian bawah (Rainy umbas,2009).
Karsinoma atau tumor yang sangat ganas yang bersifat menular pada kelenjar
prostat merupakan keganasan yang terbanyak diantara keganasan system
urogenetelia pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia diatas 50 tahun,
diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari
80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia sebelum 45 tahun (Basuki B
Purnomo,2003).
Kanker prostat dapat dicegah dengan memperbaiki life style pria yang telah
memasuki usia 50 tahun lebih sering memeriksa kondisi patofisiologisnya, olahraga
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 4/18
Page 4
yang teratur, hindari sters dan pola makan yang teratur sesuai yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT pada surah Al-Araf ayat 31 :
BAB III
PEMBAHASAN
A. FAKTOR DETERMINAN PENYAKIT KANKER PROSTAT
1) ETIOLOGI KANKER PROSTAT
Kanker merupakan neoplasma ganas yang penyebabnya multifaktorial. Secara
garis besar, penyebabnya ada dua, yaitu factor eksternal antara lain lingkungan,
budaya, karsinogenik (zat kimia, radiasi, karsinogen lainnya), mikroorganisme dan
factor internal antara lain genetic, hormonal, imunitas. Karsinogenesis terjadi secara
multihit dan multistep.
Terjadinya kanker sebenarnya merupakan mekanisme balancing homeostasis
antara onkogen dan tumor supressor gen. Onkogen merupakan gen yang terdapat
pada setiap individu yang berasal dari aktivasi proonkogen oleh berbagai karsinogen
sehingga ekspresi berlebihan dari onkogen seluler tersebut dapat menginduksi
kanker (inisiator). Tumor supressor gen merupakan protein yang berfungsi sebagai
pengendali pertumbuhan tumor melalui kemampuannya dalam menginduksi
apoptosis dan DNA repair gen . Tahapan karsinogenesis ada tiga yaitu inisiasi,
promosi, dan progresi. Inisiasi sebagai tahap awal terjadinya kanker disebabkan
oleh agen penyebab kanker atau lebih dikenal dengan karsinogen, selanjutnya
dengan pajanan promoter secara bertubi-tubi yang berasal dari agen internal
maupun eksternal akan menyebabkan terjadinya kanker yang dapat tumbuh
progesif. Terjadinya kanker selalu diawali dengan inisiator, tanpa adanya promotor
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 5/18
Page 5
apabila dosis inisiator efektif maka akan terjadi kanker. Pajanan promoter dengan
jeda waktu cukup lama tidak akan menghasilkan kanker karena adanya mekanisme
DNA repair gen di antara jeda waktu tersebut. Sedangakan promoter merupakan
agen nonkarsinogenik sehingga pajanan promotor saja tidak akan menimbulkan
kanker (Robins S dan Kumar V, 1995). Sampai saat ini, etiologi dari kanker itu
sendiri belum jelas, tetapi terdapat beberapa pendapat. Menurut hipotesis
penyimpangan diferensiasi epigenetik, terjadi penyimpangan diferensiasi sel normal
sehingga menghasilkan sel kanker yang bersifat embrionik, sedangkan menurut
hipotesis genetik, kanker terjadi karena ekspresi berlebihan dari onkogen yang
sudah tidak bisa dikendalikan oleh tumor supresor gen. Perubahan kuantitatif dan
kualitatif dalam ekspresi genom ini dapat disebabkan oleh pengaruh karsinogen
bahan kimia, virus, radiasi, dan mutasi spontan yang acak (Robins S dan Kumar V,
1995). Kedua hipotesis tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan etiologi kanker
prostat, sebagai berikut: Seperti kanker-kanker lain, etiologi dari kanker prostat
sampai saat ini masih belum jelas.
2. FAKTOR RISIKO
a) Pola Makan
Berdasarkan jurnal penelitian yang berjudul Risk Factors for Prostate Cancer
in Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre: A Case-Control Study oleh
Mohd Nizam Subahir, Shamsul Azhar Shah, Zulkifli Md Zainuddin menunjukan
adanya hubungan pola makan dengan risiko kanker prostat. Analisis lebih lanjut
didapatkan OR= 12,232 pada sampel yang mengkonsumsi lebih banyak daging.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 6/18
Page 6
B. PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
1. POLA HIDUP(KONSUMSI PANGAN, PERILAKU OLARAGA, LIFE STYLE)
a. Konsumsi Pangan
Dari jurnal penelitian tentang Aktivitas antioksidan bekatul lebih tinggi
dari pada jus tomat dan penurunan aktivitas antioksidan serum setelah
intervensi minuman kaya antioksidan oleh Evy Damayanthi, Lilik Kustiyah,
Mahani Khalid, dan Henry Farizal diketahui bahwa besarnya aktivitas antioksidan
total pada jus tomat dan bekatul berturut-turut adalah 60.74% dan 83.89%. Hal
ini mengindikasikan bahwa bekatul mempunyai kemampuan mereduksi radikal
bebas lebih besar (efektif) dibandingkan sari buah tomat. Aktivitas antioksidan
total bekatul lebih tinggi dibandingkan tomat dimana, rata-rata dalam 100 gram
jus tomat mampu mereduksi radikal bebas DPPH setara dengan vitamin C
sebanyak 1.87 kali, sedangkan bekatul mampu mereduksi radikal bebas DPPH
yang setara dengan kemampuan vitamin C sebesar 28.74 kali.
2. PENGOBATAN
Jika terdeteksi menderita kanker prostat maka pengobatan yang dilakukan yaitu :
a) Pemberian obat untuk mengurangi pembesaran kelenjar prostat dan
mempelancar buang air kecil, ini hanya memberikan solusi sementara pada
penderita. Efek samping yang dirasakan sakit kepala,lemah,mual dan kurang
tenaga
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 7/18
Page 7
b) Pembedahan yaitu mengangkat sel-sel kanker yang tumbuh pada kelenjar
prostat. Pembedahan memberikan efek pada penurunannya seksualitas
c) Terapi nutrisi yaitu penggunaan food supplement yang mencakup
vitamin,mineral,enzim,asam amino,antioksidan,hormone dan herba
C. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang mendapatkan
perhatian serius dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa
program pengendalian pun telah disusun dan diterapkan sejak lima tahun yang lalu.
Program pengendalian kanker secara terorganisir sudah dilakukan sejak sekitar lima
tahun terakhir di Indonesia, sejalan dengan dibentuk dan aktifnya Direktorat
Pengedalian Penyakit Tidak Menular di DitJen P2PL. Di pihak lain, pengendalian
penyakit menular sudah jauh lebih lama banyak dikerjakan luas sejak Indonesia
merdeka," tutur Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE,
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan RI. Beban ekonomi pengobatan kanker tidak hanya
berdampak terhadap sistem kesehatan, tetapi juga untuk individu dan rumah
tangga mereka yang terkena kanker. Dampak ini akan dirasakan paling kuat di
kelompok sosio ekonomi rendah, khususnya (meskipun tidak secara eksklusif) di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana jaring pengaman
sosial, seperti asuransi kesehatan universal kurang tersedia. Sebagai
konsekuensinya, kanker bisa menjadi penyebab utama kemiskinan. Mengingat
pasien kanker membutuhkan perawatan jangka panjang, maka dibutuhkan
tambahan beban ekonomi tersendiri bagi diri pasien dan keluarga. Oleh karenanya,
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 8/18
Page 8
diperlukan upaya pengendalian dari adanya penyakit ini. Berikut lima kegiatan
pengendalian kanker yang telah disusun dan dilaksanakan di Indonesia
1) Program Promotif dan Pencegahan
Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,
promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya
pengendalian kanker.
Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi pengendalian kanker di
berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker telah disusun untuk
petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang berisiko tinggi.
Program promotif dan pencegahan dilaksanakan Kementerian Kesehatan bekerja
sama dengan lintas program, lintas sektor, organisasi pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Konten program promotif dan pencegahan yang telah dilaksanakan
meliputi Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan
advokasi kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian merokok,
peningkatan aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur buah telah terintegrasi
dalam program PHBS. Selain kampanye PHBS, program lainnya adalah advokasi
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR telah dilakukan Kementerian
Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Setiap daerah diharapkan mempunyai
kebijakan KTR pada fasilitas pelayanan kesehatan, sekolah, tempat bermain anak,
dan tempat ibadah. Pada saat ini, sebanyak 43 Kabupaten/Kota di 21 provinsi telah
mempunyai peraturan penerapan KTR di daerah masing-masing.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 9/18
Page 9
2) Program Deteksi dan Tindak Lanjut Dini
Program deteksi dini dilaksanakan untuk beberapa kanker yang dapat dideteksi
secara dini, seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker
orofaring, dan retinoblastoma.
Beberapa jenis kanker yang telah diadakan program deteksi dini oleh pemerintah
adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Deteksi dini dan skrining kanker
leher rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan jika
ditemukan IVA positif, maka dilakukan krioterapi dengan metode kunjungan tunggal.
Pertimbangan menggunakan metode IVA didasarkan pada efisiensi, efektivitas, dan
fisibilitas dalam pelaksanaan skrining kanker leher rahim di seluruh pelosok Tanah
Air, yang umumnya belum terjangkau fasilitas pemeriksaan patologi anatomi. Pada
daerah perkotaan yang mempunyai atau dekat dengan fasilitas pemeriksaan
patologi anatomi, sebagian masyarakat melakukan deteksi dini kanker leher rahim
dengan pemeriksaan pap smear . Deteksi dini kanker payudara menggunakan
metode pemeriksaan klinis payudara oleh petugas terlatih/Clinical Breast
Examination (CBE) dan SADARI. Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas, praktik
dokter, bidan swasta, dan rumah sakit. Provider kegiatan ini adalah dokter umum
dan bidan. Mammografi digunakan untuk pemeriksaan lanjutan kanker payudara
pada fasilaitas kesehatan lebih tinggi (rumah sakit). Program deteksi dan tindak
lanjut dini kanker payudara dan kanker leher rahim telah dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan melalui kerja sama dengan berbagai profesi dan pihak
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 10/18
Page
10
lainnya. Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan prevalensi
kanker di masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya. Program deteksi
dini kanker telah dicanangkan oleh Ibu Negara Indonesia sebagai program nasional
pada 21 April 2008. Sampai 2011, program telah dikembangkan di 310 Puskesmas
pada 84 kabupaten/kota di 17 provinsi, yaitu provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat,
DKI Jakarta, Bali, Kaimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimanatan Selatan,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Lampung, dan Banten.
Program deteksi dini kanker dapat dikembangkan berdasarkan prevalensi kanker di
masing-masing daerah dan ketersediaan sumber daya. Selain deteksi dini, buku
saku untuk masyarakat untuk dapat melakukan deteksi dini sendiri pun dibagikan,
3) Surveilans dan registrasi kanker
Surveilans dan registrasi kanker merupakan langkah penting lainnya dalam program
pengendalian kanker. "Registrasi kanker telah dimulai sejak 1970-an. Pertama kali,
dilakukan survai frekuensi kanker di Semarang pada 1970. Kemudian
dikembangkan registrasi kanker berbasis populasi di Kota Semarang sampai 1989.
Terdapat juga beberapa registrasi kanker berbasis rumah sakit yang mempunyai
sarana patologi anatomi. Lebih lanjut, salah satu upaya dalam program surveilans
pada 2006, Yayasan Kanker Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Ahli Patologi
Anatomi Indonesia mengembangkan registrasi kanker berbasis data patologi
anatomi yang didapat dari 13 RS di Indonesia yang memiliki unit kanker. Walaupun
baru diterapkan di DKI Jakarta, Rumah Sakit Kanker Dharmais telah
mengembangkan Sistim Registrasi Kanker di Indonesia atau disebut Srikandi.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 11/18
Page
11
Pada 2007 Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan World health
Organization (WHO) Indonesia mengembangkan suatu model registrasi kanker,
berbasis rumah sakit dan populasi di DKI Jakarta. Untuk kepentingan validnya dan
komprehensifnya data kanker, kegiatan registrasi kanker berbasis rumah sakit dan
populasi perlu dilaksanakan secara berkesinambungan. Data tersebut akan menjadi
sumber informasi untuk mengembangkan dan mengevaluasi program pengendalian
kanker. Kegiatan tersebut perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait.
4) Diagnosis dan pengobatan
Pada saat ini berbagai rumah sakit di Indonesia sudah mempunyai kemampuan
untuk diagnosis dan pengobatan berbagai jenis kanker. "Diagnosis pasti kanker
dengan pemeriksaan patologi anatomik dapat dilakukan di banyak laboratorium di
negara kita. Pembedahan kanker dan pemberian kemoterapi juga sudah lama
dilakukan di berbagai rumah sakit di Indonesia. Saat ini Indonesia telah mempunyai
21 pusat radiasi, dengan 16 LINAC, 17 telecobalt, dan 45 radiologis kanker yang
tersebar di beberapa rumah sakit yang mempunyai unit kanker. Kendati demikian,
bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya dan fasilitas diagnostik dan
pengobatan masih perlu ditingkatkan. Tentu kita masih memerlukan lebih banyak
lagi kelengkapan fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan kanker, serta sumber
daya manusia untuk menangani kanker di banyak rumah sakit, terutama di luar
pulau Jawa.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 12/18
Page
12
5) Pelayanan paliatif
Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang
berada pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala
dan mencukupi kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi
penting. Pada saat akhir kehidupannya, penderitaan terhadap rasa sakit, nyeri, atau
hal-hal lainnya perlu segera dicarikan jalan keluarnya. Kementerian Kesehatan telah
mengembangkan pedoman pelayanan paliatif di rumah sakit. Ikatan pelayanan
paliatif yang berkontribusi dalam pelayanan paliatif sudah dibentuk. Namun,
pelayanan paliatif untuk terus meningkatkan kegiatan maka diperlukan
pengembangan program pelayanan paliatif baik di rumah sakit maupun di
masyarakat.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 13/18
Page
13
BAB IV
METODE PENULISAN
Berdasarkan jurnal penelitian tentang Risk Factors for Prostate Cancer in
Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre: A Case-Control Study yang
dilakukan di malaysia pada tahun 2008 diketahui bahwa sejarah keluarga yang
mempunyai penyakit kanker,seringnya mengkonsumsi daging dalam waktu satu minggu
dan pajanan pestisida secara statistik meningkatkan faktor risiko kanker prostat.
Sementara sering melakukan hubungan seksual,olahraga dan aktivitas fisik yang berat
adalah secara signifikan mengurangi risiko kanker prostat yang ditunjukan oleh
seringnya mengkonsumsi sayuran, buah dan tomat. Namun, dalam jangka dari
sosiodemografi maslah medis dan gaya hidup lainnya seperti merokok, dan konsumsi
alkohol tidak ada risiko signifikan yang ditemukan.
Dari hasil penelitian Screening for Prostate Cancer: An Update of the
Evidence for the U.S. Preventive Services Task Force oleh Russell Harris, MD,
MPH, and Kathleen N. Lohr, PhD dengan menggunakan metode USPSTF (5) dapat
diketahui bahwa tidak ada bukti langsung yang meyakinkan bahwa skrining mengurangi
angka kematian prostat. Beberapa tes skrining dapat mendeteksi kanker prostat pada
tahap awal deteksi klinis.
Hasil penelitian tentang Risk Profiles and Treatment Patterns Among Men
Diagnosed as Having Prostate Cancer and a Prostate-Specific Antigen Level
Below 4.0 ng/mL oleh Yu-Hsuan Shao, PhD; Peter C. Albertsen, MD; Calpurnyia B.
Roberts, PhD; Yong Lin, PhD; Amit R. Mehta, MD; Mark N. Stein, MD; Robert S.
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 14/18
Page
14
DiPaola, MD; Grace L. Lu-Yao, PhD menggunakan metode survailens, epidemiologi
dan hasil akhir sistem untuk menggambarkan karakteristik pasien dan pola pengobatan
dalam kasus 123.934 pria dengan kanker prostat baru di diagnose dari tahun 2004
sampai 2006 diketahui bahwa Pria dengan tingkat PSA dari 4.0 ng / ml atau lebih
rendah mewakili 14% kasus kanker prostat insiden. Lima puluh empat
persen pria didiagnosa menderita kanker prostat dan kadar PSA lebih rendah dari 4,0
penyakit ng / mL berisiko rendah pelabuhan (Panggung, T2a,? PSA,? 10 ng / mL, dan
Gleason skor, 6)?, tetapi lebih dari 75% dari mereka menerima RP atau RT. Pria
dengan layar-terdeteksi kanker prostat dan PSA nilai yang lebih rendah dari 4 ng / mL
1,49 (95% confidence interval [CI], 1,38-1,62) dan 1,39 (95% CI, 1,30-1,49) kali lebih
mungkin untuk menerima RP dan RT, masing-masing, dan kurang
cenderung memiliki grade tinggi penyakit daripada pria yang memiliki
non-layar-terdeteksi kanker prostat (OR, 0,67, 95% CI, 0,60-0,76).
Dari Hasil penelitian tentang Aktivitas Antioksidan Bekatul Lebih Tinggi
Daripada Jus Tomat dan Penurunan Aktivitas Antioksidan Serum Setelah
Intervensi Minuman Kaya Antioksidan oleh Evy Damayanthi, Lilik Kustiyah, Mahani
Khalid, dan Henry Farizal menyatakan bahwa konsumsi saus tomat sebanyak 2 kali per
minggu dapat menurunkan resiko kanker prostat (Giovannucci et al., 2002). Metode
penelian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental dengan percobaan lapang
(field experiment) dan menggunakan pendekatan one group pretest posttest. Contoh
terdiri atas dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok nonkista (wanita bukan penderita
kista payudara) dan kelompok kista (wanita penderita kista payudara). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2010. Penelitian dilakukan di tiga lokasi
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 15/18
Page
15
yaitu untuk pembuatan jus tomat dan bekatul awet dilakukan di pilot plan SEAFAST
Centre, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penelitian tentang Postoperative Radiotherapy after Radical
Prostatectomy oleh Pirus Ghadjar, Daniel Zwahlen, Daniel M. Aebersold, and F.
Zimmermann melakukan Adjuvant Radioterapi yaitu tiga acak fase III uji telah
membahas manfaat ajuvan RT ke prostat tempat tidur dalam periode pasca operasi
segera [10-12]. Itu penelitian dirangkum dalam Tabel 1 dan 2 serta di bawah ini. Dua uji
coba telah dimulai di akhir tahun delapan puluhan dan awal sembilan puluhan abad
terakhir, dengan menggunakan teknik lama 2 D radiasi, dan tidak ada uji coba ini
memberikan rincian dilakukan diseksi kelenjar getah bening. Selain itu, dua dari tiga uji
memungkinkan dimasukkannya pasien dengan pasca operasi PSA tinggi nilai-nilai di
luar 0,2 ng / mL, yang saat ini sudah didefinisikan sebagai kekambuhan PSA dan
karena itu merupakan awal menyelamatkan RT dibandingkan dengan ajuvan RT. Oleh
karena itu, data dan diskusi uji coba ini harus ditafsirkan dengan hati-hati, dan hanya
dapat ditransfer onkologi radiasi intomodern. Metode penelitian dilakukan dengan
mengidentifikasi dengan pencarian dari MEDLINE,Current Contents, PubMed, dan
referensi yang relevan dari artikel menggunakan judul subjek medis termasuk prostat
kanker, pasca operasi, radioterapi, ajuvan, dan penyelamatan.
Hasil penelitian tentang Synergistic Effect of Geranylgeranyltransferase
Inhibitor, GGTI, and Docetaxel on the Growth of Prostate Cancer Cells oleh Bin
Han, Naohiro Fujimoto,Mizuki Kobayashi, and TetsuroMatsumoto yaitu dengan
melakukan Pertumbuhan Supresi oleh Zol. Tes pertumbuhan sel menunjukkan bahwa
Zol menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada dengan cara yang tergantung
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 16/18
Page
16
dosis.Bifosfonat mengerahkan aktivitas biologis dengan menghambat dari sintesis
pirofosfat farnesyl dan geranylgeranylpirofosfat, dan penghambatan geranylgeranylation
tampaknya menjadi penting untuk kegiatan Zol [, 9 10]. Untuk mengevaluasi peran
penghambatan geranylgeranylation, kami meneliti apakah pengisian sel dengan
pirofosfat geranylgeranyl analog, GGOH, bisa membalikkan pertumbuhan efek
penghambatan disebabkan oleh Zol. Meskipun GGOH sendiri tidak mempengaruhi
pertumbuhan, itu hampir sepenuhnya memulihkan efek penghambatan pertumbuhan
yang disebabkan oleh Zol Ini pengamatan menunjukkan bahwa geranylgeranylation
tampaknya menjadi utama target Zol dalam sel kanker prostat.
Hasil penelitian tentang Factors Implicated in Radiation Therapy Failure and
Radiosensitization of Prostate Cancer oleh Helmut Bonkhoff yaitu melakukan
Persiapan Implikasinya dalam Kegagalan Radioterapi dengan Jalur utama terlibat
dalam kegagalan RT pada tumor padat merujuk proliferasi sel tumor, ketahanan
terhadap kematian sel apoptosis, pertumbuhan menyimpang reseptor faktor ekspresi,
dan hipoksia. Dalam PCa, tiga yang pertama jalur erat dilibatkan untuk
reseptor androgen (AR) sinyal, yang memainkan penting peran dalam pengembangan
menjadi pengebirian tahan PCa (CRPCa). Dalam review ini kita beradaptasi model saat
ini diusulkan untuk patogenesis CRPCa [13-16] untuk membahas mekanisme dasar
terlibat dalam RRPCa. Konsep patogenetik saat ini mengimplikasikan CRPCa proses
penyakit multifaktorial dan heterogen melibatkan beberapa jalur [13-23] termasuk
berikut. Faktor anatomi Implikasinya dalam radioterapi Kegagalan: penanda endotel D2-
40 merupakan faktor risiko utama getah bening simpul metastasis pada saat
prostatektomi, independen faktor risiko kekambuhan PSA dan kematian kanker pada
5/17/2018 makalah epid gizi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-epid-gizi 17/18
Page
17
pasien diobati dengan prostatektomi, dan merupakan faktor risiko independenuntuk
kekambuhan penyakit setelah penyelamatan RT [7-11].Sel tumor yang menyebar
(metastasis okultisme) yang terdeteksi dengan spidol imunohistokimia (keratins, PSA,
reseptor androgen) pada kelenjar getah bening memenuhi syarat sebagai negatifpada
pemeriksaan histologis (Gambar 1 (b)) (pN0). Dalam terakhir studi 180 pasien dengan
stadium patologis PT3, pN0, okultisme metastasis kelenjar getah bening (OLN +)
ditemukan di 13,3%. Kehadiran OLN + secara signifikan terkait dengan kekambuhan
meningkat dan kelangsungan hidup menurun dibandingkan dengan pasien OLN negatif
(P <0,001 dan P = 0,019, program tabungan pendidikan, risiko relatif kekambuhan,
2,27;. risiko relatif kematian 2,07, resp.). Kehadiran kelenjar getah bening gaib
metastasis adalah prediktor independen kekambuhan dan kematian dalam multivariabel
analisis. Hasil untuk pasien dengan OLN + penyakit mirip dengan yang untuk pasien
dengan histologi bukti metastasis kelenjar getah bening (pN1) [12]. Oleh karena itu,
adanya sel-sel tumor diseminata (gaib metastasis) di kelenjar getah bening memenuhi
syarat sebagai negatif (pN0) bukan peristiwa langka di PT3, pN0 penyakit, dan
merupakan faktor risiko penting dari terapi kegagalan setelah penyelamatan RT. Perlu
dicatat bahwa baik invasi limfatik (PL1) maupun disebarluaskan sel tumor pada kelenjar
getah bening (OLN +) adalah dipertimbangkan dalam nomogram saat ini, dan dengan
demikian melarikan diri klinis risiko evaluasi.